Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PRAKTIKUM FALAK TERSTRUKTUR

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pada


Mata Kuliah Praktikum Falak

Disusun Oleh
DINDA ATHIRAH YASMIN
DWI BIDARIKA

DOSEN PENGAMPU
IFROHATI, M.H.I

HUKUM PIDANAISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2024
A. LATAR BELAKANG
Menurut bahasa (etimologi) falak merujuk kepada jalur atau trajektori
objek-objek langit seperti bintang-bintang, serta pergerakan dan garis orbit
objek langit dan bumi. Istilah ini berasal dari bahasa Arab dan memiliki
makna yang mirip dengan "madar nujum" atau "orbit" dalam bahasa Inggris.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, falak dijelaskan sebagai lengkungan
langit, cakrawala, atau pengetahuan tentang pergerakan dan keadaan bintang-
bintang. Berdasarkan penjelasan etimologis tersebut, ilmu falak merupakan
kajian tentang jalur dan pergerakan benda langit seperti matahari, bulan,
bintang, dan planet lainnya dalam orbitnya masing-masing. Ilmu falak sudah
dikenal oleh masyarakat sekitar 4500 tahun sebelum Masehi, terutama oleh
bangsa Babilonia yang tinggal di wilayah antara sungai Tigris dan Efrat.
Ayat-ayat dalam al-Qur'an yang berbicara tentang kosmos menjadi
motivasi bagi umat Islam untuk mengamati, mempelajari, dan meneliti langit.
Dalam rangka mewujudkan penelitian mereka terhadap ayat-ayat al-Qur'an
dan usaha keras mereka, sejumlah ilmuwan Muslim muncul dalam bidang
ilmu falak (astronomi), mulai dari abad ketujuh Masehi hingga saat ini.
Puncak perkembangan dan kemajuan ilmu falak (astronomi) terjadi pada
masa pemerintahan Abbasiyah, terutama pada masa kekuasaan Khalifah al-
Masur dan al-Makmun.
Secara khusus, ilmu falak membahas mengenai orbit dan posisi matahari,
bumi, bulan, dan objek langit lainnya yang berhubungan dengan penetapan
arah kiblat, waktu salat, dan awal bulan Kamariah dalam konteks ibadah.
Ilmu yang secara spesifik menangani aspek waktu pelaksanaan ibadah seperti
penetapan arah kiblat, waktu salat, dan awal bulan disebut Ilmu falak Syar’iy.
Di sisi lain, istilah hisab berasal dari bahasa Arab "al-hisab" yang secara
harfiah berarti "perhitungan, estimasi, atau menghitung bintang di langit".
Ahli hisab adalah mereka yang mengkaji hal-hal seperti penetapan arah kiblat,
waktu salat, dan awal bulan Kamariah (Ramadan dan Syawal) berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu falak (astronomi). Sedangkan ahli rukyat menentukan
arah kiblat, waktu salat, dan awal bulan Kamariah (Ramadan dan Syawal)
dengan cara mengamati hilal.

2
Pembahasan ilmu falak juga terkait erat dengan kebutuhan ibadah umat
Islam, seperti menentukan arah kiblat dari berbagai wilayah di bumi,
menetapkan waktu-waktu salat baik melalui perhitungan matematis tertentu
atau dengan observasi langsung, dan menetapkan awal bulan Kamariah
(Ramadan dan Syawal) untuk memulai ibadah puasa Ramadan dan Idul Fitri.
Oleh karena itu, belajar ilmu falak memiliki dua tujuan. Pertama, untuk
menguasai dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang falak (astronomi),
yang menghasilkan ahli falak (astronom Muslim) terkenal yang berpengaruh
di dunia. Mereka mengembangkan ilmu falak dengan mempelajari karya-
karya terdahulu dalam berbagai bahasa dan melakukan penelitian terhadap
objek langit seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang. Hasil penelitian
mereka memberikan kontribusi penting bagi perkembangan sains modern
dalam bidang ilmu falak (astronomi), baik di Timur maupun di Barat.
Kedua, belajar ilmu falak untuk kebutuhan praktis terkait dengan
pelaksanaan ibadah, seperti menetapkan arah kiblat, waktu shalat, dan awal
bulan Kamariah. Studi falak dalam konteks ini berfokus pada aplikasi praktis
dan menjadi bagian penting dari ibadah karena menentukan validitas suatu
ibadah.
B. TUJUAN
Sesuai dengan pendahuluan di atas, Praktek Falak Terstruktur ini bertujuan:
a. Untuk membuktikan secara empirik ketepatan hitungan awal waktu
Zhuhur dan awal waktu Ashar.
b. Untuk memberikan pengalaman secara langsung tentang cara penentuan
arah Kiblat di lapangan.
C. WAKTU DAN TEMPAT
Praktek Falak Terstruktur ini akan dilaksanakan pada hari minggu, 21
April 2024, dari Pukul 10.00 – 17.20 WIB, bertempat di rooftop kosan
(belakang Fakuktas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang)

3
D. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Peralatan yang digunakan dalam Praktek Terstruktur ini, antara lain:
1. Scientific Calculator
2. Compass dan Waterpass
3. Pelataran dan Tongkat Istiwa'
4. Jam dan Radio
5. Mistar, Segitiga Siku-siku, Busur dan Segitiga Kiblat
6. Pena, pensil dan spidol tiga warna (biru, hitam dan merah)
7. Tali, paku dan martil
E. PELAKSANAAN
Praktek Falak ini akan dilaksanakan oleh : Dinda Athirah Yasmin dan Dwi
Bidarika
F. KEGIATAN
1. Meletakkan pelataran pada tempat yang memungkinkan mendapat sinar
Matahari secara langsung, dari pagi hingga petang.
2. Pelataran diletakkan pada posisi datar dengan menggunakan waterpass dan
arah Utara pelataran diletakkan menunjuk ke arah Utara dengan
menggunakan Kompas.
3. Menancapkan tongkat Istiwa’ tegak lurus di pusat pelataran dengan
menggunakan Waterpass
4. Mengamati pergerakan bayang-bayang tongkat Istiwa' pada pelataran.
Memberi tanda (X) setiap kali bayang-bayang tongkat Istiwa' menyentuh
lingkaran dan mencatat waktunya pada pelataran.
5. Mengamati ketepatan perhitungan awal waktu Zhuhur dengan melihat
apakah bayang-bayang tongkat Istiwa' telah bergesar ke sebelah Timur.
6. Mengamati ketepatan perhitungan awal waktu Ashar dengan melihat
apakah bayang-bayang tongkat Istiwa' telah lebih panjang dari panjang
tongkat.
7. Memberi tanda (X) dan mencatatkan waktunya pada pelataran saat
terjadinya bayang-bayang tongkat Istiwa' yang menunjuk ke Kiblat.
8. Mencabut tongkat Istiwa' dalam keadaan pelataran masih tetap berada
pada posisi yang mantap.

4
9. Menentukan Titik Utara Sejati (TUS) guna menentukan Arah Kiblat Titik
Utara Sejati (AKTUS) dengan cara sebagai berikut:
10. Menentukan atau memilih satu di antara ketiga lingkaran yang paling tepat
untuk digunakan menetapkan Arah Kiblat Titik Utara Sejati (AKTUS)
11. Menghubungkan dua titik pada lingkaran yang sama yang telah dipilih
sebelumnya dengan sebuah garis lurus.
12. Membuat garis yang tegak lurus pada garis hubung tersebut (b) yang
melewati titik tengah pelataran
13. Membuat garis Arah Kiblat Titik Utara Sejati dengan menggunakan
Segitiga Kiblat atau
14. Busur dari titik tengah pelataran
15. Menentukan Arah Kiblat Kompas (AKK) dengan menggunakan Segitiga
Kiblat atau Busur dari titik tengah pelataran.
16. Menentukan Arah Kiblat Bayang-bayang (AKB) dengan membuat garis
lurus dari titik bayang-bayang Kiblat dan melewati titik tengah pelataran.
17. Memproyeksikan Arah Kiblat yang telah diperoleh ke tempat yang akan
ditentukan Arah Kiblatnya.
H. PENUTUP
Setelah melakukan ketiga metode tersebut dapat kami simpulkan bahwa
arah kiblat gelora jakabaring sport city centre itu mengarah utara barat (taman
jakabaring, di dekat pintu masuk) dan kurang lebih arah kiblat itu berada pada
titik azimut.
Demikian laporan dan hasil kegiatan dari pratikum falak, menentukan
arah kiblat. Laporan kegiatan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Kami
menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulisan
laporan ini menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Kami juga tidak lupa menyampaikan terima kasih banyak kepada dosen
pembimbing dan kerjasama teman-teman sekalian yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan praktik ini, sehingga kegiatan ini berjalan
dengan amat baik.

5
I. LAMPIRAN
1. Perhitungan Awal Waktu Zhuhur
2. Perhitungan Awal Waktu Ashar
3. Perhitungan Arah Kiblat
4. Perhitungan Bayang-bayang Kiblat

6
PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT
A. PENENTUAN AWAL WAKTU SHOLAT DZUHUR
1. Diketahui :
Kota Palembang
P = -02o 59’ LU/LS
L = 104o 47’ BB/BT
SB = BS-BW = ...... /15
= 105o - 104o 47’
= 0o 13’ 0” / 15
= 0o 0’ 52”
2. Ditanya :
Tentukan awal waktu shalat Dzuhur untuk kota Palembang pada
Tanggal 21 April 2024, jika :
d = 12 o07’24”
e = 1m 24s
MP = 12j -e
= 12j – (-0j 01m 24d)
= 12j 01m 24d
3. Jawab : MP + SB + Ihtiati
MP = 12j 01m 24d
SB = 0o 0’ 52” +
12j 2m 16d (60-16=44)
Ihtiati = 0j 1m 44d +
12j 4m 0d
Jadi, awal sholat Zhuhur untuk kota Palembang pada tangga 21 April
2024 adalah 12j 04m 0d WIB.

7
B. PENENTUAN AWAL WAKTU SHOLAT ASHAR
1. Diketahui :
Kota Palembang
P = -02o 59’ LU/LS
L = 104o 47’ BB/BT
Tinggi matahari di waktu ashar (h) dicari dengan rumus :
Cotan hashar = tan zm + 1
= tan (p-d) + 1
SB = BS-BW = ...... /15
= 105o - 104o 47’ 0o 13’ 0” / 15
= 0o 0’ 52”
2. Ditanya :
Tentukan awal waktu shalat Ashar untuk kota Palembang pada tanggal
21 April 2024, Jika :
d = 12o 07’ 24”
e = 1m 24s
MP = 12j 01m 24d
3. Jawab :
MP + TJ + SB + Ihtiati
Cotan hashar = tan zm + 1
= tan (p-d) + 1
= tan (-2o 59’) – (-12o 07’ 24”) + 1
= tan 9o 8’ 24” + 1
= 0.16089017175741 + 1
hashar = 40° 44’ 30.73”
cos t = tan p tan d + sec p sec d sin h
= -tan -2o 59’ x tan -12o 07’24” + sec -2o 59’ x sec -12o 07’ 24” x
sin 40o 44’ 30.73”
= 0.052 x -0,215 + 1.001 x 1.023 x 0.653
= 0.657507019
to = 48o 53’ 23.93” : 15o

8
tj = 3j 15m 33.51d
MP=12j 01m 24d +

LMT = 15j 16m 57.51d


SB = 0 o 0’ 52 ” +

15j 17m 49.51d


Ihtiati = 0j 1m 10,49d +

15j 19m 0d
Jadi, awal sholat Ashar untuk kota Palembang pada tangga 21 April
2024 adalah 15j 19m 0d WIB.

9
PENENTUAN AZIMUT KIBLAT
1. Diketahui :

Kota Palembang Kota Mekkah


P tempat = -2o 59’ LS P mekkah = 21o 25’LU
L = 104o 47’ BT L = 39o 50’ BT

2. Ditanya :
Tentukan arah kiblat kota Palembang !
3. Jawab :
Ca = 90o - Ppalembang
= 90o - (-2o 59’)
= 92o59’
Cb = 90o – PMekkah
= 90o – 21o 25’
= 68o 35’
DC = LT-LM
= 104
o
47’ – 39o 50’
=
64o 57’ 0”
Cotan B = Cotan b . Sin a _ - Cos a . Cotan C
Sin C
= Cotan 68o 35’. Sin 92o59’- Cos 92 59ʹ. Cotan
64° 57’
Sin 64o 57’
= 0,3922. 0,9986 –(-0,0520). 0,4674
0,9059
= 0, 3917 +(0,0243)
= 0, 9059
= 0, 4324+ 0,0243
= 0, 4567
= 24o 32’ 46,25” BU atau
= 65o 27’13,75” UB

10
PENENTUAN BAYANG-BAYANG ARAH KIBLAT

1. Diketahui : Kota Palembang


P = -2° 59" LS/LU
L = 104 ° 47" BB/BT
2. Ditanya :
Tentukan saat terjadinyan bayang-bayang arah kiblat di Kota
Palembang pada tanggal 21 April 2024 jika :
d= 12o 07’ 24”
e= 1m 24s
MP = 12j 1m 24d
A = 65° 27' 13.75" (U-B)
3. Jawab :
a. = 90° deklinasi
= 90 ( 12o 07’ 24")
= 77° 52' 36”
b. = 90 P
= 90 (-2° 59")
= 92° 59' 0"
Rumus 1 :
Cotan P = cos b . tan A
= cos 92° 59' 0" x tan 65° 27' 13.75"
= -0.113959848

P = -83° 29' 54.73"

Rumus 2

Cos ( c p)

= cotan a . tan b . cos P


= cotan 77° 52' 36”. tan 92° 59' 0" . cos -83° 30' 7.25"
= - 0.546126109

11
(c p) = 123° 6' 5.95"

Kemungkinan I Kemungkinan II

(c-p)1 = 123° 6' 5.95" (c-p)2 = -123° 6' 5.95"


p1 = -83° 30' 7.25" + p2 = -83° 30' 7.25" +
c1 = 39° 35' 58.7" : 15 c2 = -206 ° 36' 13.2": 15
= 2° 38' 23.91" = -13° 46' 24.88"
MP = 12° 01' 24" +
MP = 12° 1' 24" +
LMT = 14° 39' 47.91"
SB = 0° 1' 52" + LMT = 1° 45' 0.88"
= 14°41'39.91" SB = 0° 0’ 52” +
( Mungkin/ Tidak Mungkin) = 1° 44' 8.88"
( Mungkin/Tidak Mungkin )

Jadi, bayang-bayang Arah Kiblat untuk Kota Palembang pada tanggal 21


April 2024 adalah pada waktu 14:41 WIB.

12
LAMPIRAN HASIL PRAKTIKUM

13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai