Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FILSAFAT PANCASILA
Dosen Pengampu: Muchdar,S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

Yuli Kristianti Sologi A 401 23 149

Vhirly Ma’rifatullah A 401 23 135

Shanti Veronica A 401 23 138

Ahmad Ramadhan A 401 23 150

Rachel A.Palandung A 401 23 130

Afrianto A 401 21317

Muhammad Faisal A 401 23 155

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEJURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Filsafat Pancasila” guna memenuhi tugas pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami berharap semoga makalah kami dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Demikian makalah ini kami buat,apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Palu, 24 Februari 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Nilai-Nilai Pancasila ........................................................................ 6
2.2 Menjelaskan Pengertian Ideologi .................................................................... 10
2.3 Menyebutkan Karakteristik Ideologi .............................................................. 11
2.4 Menguraikan Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara ................................. 13
2.5 Menjelaskan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ......................................... 15
2.6 Menguraikan Makna Nilai Pancasila .............................................................. 17
2.7 Menjelaskan Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara .............. 18
BAB III ........................................................................................................................... 20
PENUTUP ...................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat Pancasila adalah sebuah konsep pemikiran filosofis yang berfokus
pada nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Filsafat Pancasila menggabungkan aspek-
aspek filosofis dengan nilai-nilai kearifan lokal dan prinsip-prinsip demokrasi yang
diakui secara universal. Istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti
“lima prinsip” atau “lima asas”.
Sementara itu, pada hakikatnya, Pancasila memiliki sistem nilai yang didapat
dari pengertian nilai-nilai dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia. Dari unsur-unsur
kebudayaan tersebut berakar dan mengalir sehingga membuat secara keseluruhan
menjadi terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Melalui penjelasan tersebut
bisa disimpulkan, Pancasila sebagai suatu produk filsafat yang digunakan sebagai
suatu pandangan hidup.
Filsafat Pancasila juga memiliki fungsi dan peran sebagai pedoman dan
pegangan sikap, tingkah laku serta perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk bangsa Indonesia. Setiap nilai-nilai
yang ada dalam sila Pancasila perlu dijadikan sebagai dasar dalam hidup berbangsa
dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan nilai?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi?
3. Apa saja karakteristik dari ideologi?
4. Bagaimana makna pancasila sebagai dasar negara?
5. Bagaimana pancasila sebagai ideologi terbuka?
6. Bagaimana makna nilai pancasila?
7. Bagaiaman pengalaman pancasila dalam kehidupan bernegara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nilai
2. Untuk mengetahui pengertian ideologi
3. Untuk menyebutkan karakteristik ideologi
4. Untuk menguraikan makna pancasila sebagai dasar negara
5. Untuk menjelaskan pancasila sebagai ideologi terbuka
6. Untuk menguraikan makna nilai pancasila
7. Untuk menjelaskan pengmalan pancasila dalam kehidupan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai-Nilai Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu di implementasikan untuk
membangkitkan karakter bangsa yang semakin menurun.Pancasila merupakan refleksi kritis
dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh. Pancasila
sebagai ideologi baik dalam pengertian ideologi negara atau ideologi bangsa masih
dipertahankan. Namun, seiring kesalahan tafsir bahwa Pancasila dipergunakan untuk
memperkuat otoritarianisme negara. Salah satu ciri kekuasaan yang otoriter di manapun
adalah selalu menganggap ideologi sebagai maha penting yang berhubungan erat dengan
stabilitas atau kohesi sosial. Tetapi asumsi bahwa usaha menyeragamkan ideologi penting
demi menciptakan stabilitas dan memperkuat kohesi masyarakat adalah menyesatkan.

Bagaimanapun sejarah telah membuktikan bahwa nilai materil Pancasila merupakan


sumber kekuatan bagi perjuangan bangsa Indonesia.Nilai-nilai Pancasila merupakan
pengikat sekaligus pendorong dalam usaha menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan
sehingga menjadi bukti bahwa Pancasila sesuai dengan kepribadian dan keinginan bangsa
Indonesia.Pancasila merupakan sublimasi nilai-nilai budaya yang mernyatukan masyarakat
Indonesia yang beragam suku,ras,bahasa,agama,pulau,menjadi bangsa yang satu.Nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila merupakan jiwa kepribadian, dan pandangan hidup
masyarakat di wilayah nusantara sejak dahulu.

Selama ini nilai-nilai dan prinsip-prinsip UUD 1945 dan Pancasila telah diwariskan
dan telah menjadi kesepakatan seluruh rakyat seperti Proklamasi Kemerdekaan, lima sila
dalam Pancasila, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam pembukaan
UUD 1945. Sementara prinsip-prinsip penjelmaan Pancasila yang tercantum dalam UUD
1945 mengenai negara kesatuan yang berbentuk republik,menjunjung tinggi hak asasi
manusia, sistem Bhineka Tunggal Ika, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah,
sistem ekonomi sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan, sistem pembelaan negara
berdasarkan hak dan kewajiban semua warga negara,pemerintahan presidentil dan
pengawasan oleh DPR.

Melihat nilai-nilai dan prinsip-prinsip UUD 1945 tersebut, maka pendidikan karakter
yang dikembangkan memang mengarah kepada nilai dan prinsip tersebut yang intinya untuk
membentuk bangsa yang tangguh,kompetitif,berakhlak mulia,bermoral,bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa

Berikut ini ialah nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara:

1. Nilai Ketuhanan pada sila pertama Pancasila


Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.Sila pertama Pancasila
memiliki lambang bintang emas dengan latar hitam.Sila pertama Pancasila
mengandung nilai ketuhanan.Contoh-contoh penerapan nilai-nilai ketuhanan dalam
kehidupan sehari-hari adalah:
 Membina kerukunan hidup antara sesama manusia
 Tidak melakukan penistaan agama.Penistaan terhadap agama adalah
perilaku menghina atau merendahkan agama, seperti melakukan
pembakaran rumah ibadah.
 Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang
dalam beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.Menjalankan
kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan dalam agama
dan keyakinan.
 Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain
 Mengembangkan sikap saling menghormati,bekerja sama,dan tolong-
menolong tanpa mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang
dianutnya.
 Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.
 Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan
hari raya agama atau keyakinannya.
2. Nilai Kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila
Sila kedua Pancasila berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua
Pancasila memiliki lambang rantai emas bermata persegi dan bulat yang berkaitan
satu sama lain dengan latar warna merah.Sila kedua Pancasila mengandung nilai
kemanusiaan.Contoh penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari hari
adalah:
 Mengakui persamaan derajat,hak,dan kewajiban asasi setiap manusia
tanpa membedakan suku, keturunan, agama,kepercayaan, jenis kelamin,
warna kulit, kedudukan sosial, dan lainnya,
 Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.
 Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
 Tidak bersikap semena-mena.
 Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti
sosial,membantu korban bencana alam,berbagi makanan pada yang
membutuhkan, membantu panti asuhan dan panti jompo,dan lainnya.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
 Membela kebenaran
 Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.
3. Nilai Persatuan dalam sila ketiga Pancasila
Sila ketiga Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia.Sila ketiga Pancasila memiliki
lambang pohon beringin dengan latar warna putih.Sila kedua Pancasila mengandung
nilai persatuan.Contoh pengamalan sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari:
 Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya.
 Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
 Mengembangkan persatuan asal dasar
 Bhinneka. Tunggal Ika, yaitu 'berbeda-beda tetapi satu.
 Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
 Mengembangkan sikap bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.
4. Nilai Kerakyatan dalam sila keempat Pancasila
Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.Sila keempat Pancasila memiliki
lambang kepala banteng warna hitam dan putih dengan latar warna merah. Sila kedua
Pancasila mengandung nilai kerakyatan.Contoh pengamalan sila ke-4 Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
 Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dalam
menyelesaikan permasalahan.
 Menghargai hasil musyawarah.
 Menjalankan hasil musyawarah dengan sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.
 Tidak memaksakan kehendak atau pendapat pada orang lain.
 Menghargai masukan orang lain.
 Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan melalui
musyawarah.
 Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan musyawarah.
 Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres,pilkada.
 Memberikan kepercayaan pada wakil rakyat yang dipilih.
 Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.
 Menghindari hasil walk out dalam musyawarah.
5. Nilai Keadilan dalam sila kelima Pancasila
Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sila
kelimaPancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan latar warna putih.Sila
kelima Pancasila mengandung nilai keadilan. Contoh sikap yang mencerminkan sila
kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
 Tidak bergaya hidup mewah.
 Tidak bersifat boros.
 Bekerja keras.
 Menghormati hak-hak orang lain.
 Peduli dan membantu mengurangi penderitaan yang dialami orang lain.
 Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong.
 Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

2.2 Menjelaskan Pengertian Ideologi


Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, eidos yang
berarti bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat diartikan sebagai cita-cita, yaitu
cita-cita yang bersifat tetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, cita-
cita ini pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau faham yang diyakini
kebenarannya. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu
pengetahuan tentang ide-ide (the sciene of ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar.
Istilah “ideologi” pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf Perancis,Antoine
Destutt de Tracypada tahun 1796 sewaktu Revolusi Perancis tengah menggelora
(Christenson, et.al., 1971: 3). Tracy menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi
tentang asal mula, hakikat, dan perkembangan ide-ide manusia, atau yang sudah dikenal
sebagai “Science of Ideas”. Gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan institusional
dalam masyarakat Perancis.Namun,Napoleon mencemoohnya sebagai suatu khayalan yang
tidak memiliki nilai praktis. Pemikiran Tracy ini sebenarnya mirip dengan impian Leibnitz
yang disebut one great system truth (Pranarka, 1987).Kajian mengenai ideologi lahir pada
abad 19 yang disebut abad ideologi.Pokok-pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai
ideologi adalah sebagai berikut:

 Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku
manusia.Kecuali itu,ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang berkaitan
dengan tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau
mempertahankan tertib sosial dan politik yang bersangkutan.
 Bahwa ideologi,disamping mengemukakan program juga menyertakan strategi guna
merealisasikannya.
 Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat
mempersatukan manusia,kelompok,atau masyarakat,yang selanjutnya diarahkan
pada terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politik.
 Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran
itu dalam berbagai lembaga politik dan kemasya-rakatan.

2.3 Menyebutkan Karakteristik Ideologi


Beberapa karakteristik suatu ideologi, antara lain:

1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis


Situasi krisis,di mana cara pandang,cara berpikir dan cara bertindak yang sebelumnya
dianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap sebagai suatu yang
sudah tidak dapat diterima lagi.Keadaan semacam ini biasanya akan mendorong
munculnya suatu ideologi.Jika manusia,kelompok,ataupun masyarakat mulai
merasakan bahwa berbagai kebutuhan dan tujuan hidupnya tidak dapat direalisasikan,
maka kesalahan pertama seringkali ditimpakan kepada ideologi yang ada atau sedang
dikembangkan.Biasanya ideologi yang ada dianggap tidak mampu lagi berbuat,baik
dalam menjelaskan eksistennya atau justifikasi terhadap situasi yang sedang terjadi,
ataupun dalam melaksanakan aturan main yang dicanangkan sebelumnya.Pendek
kata,mereka tidak dapat menerima batasan-batasan mengenai apa yang harus
dijunjung tinggi dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.Berangkat dari
kondisi yang serba kalut,yang dicirikan oleh menghebatnya ketegangan sosial, maka
ketidakpuasan terhadap masa lampau dan ketakutan menghadapi masa depan menjadi
pendorong muncul dan bangkitnya suatu ideologi yang mampu menjanjikan
kehidupan yang lebih baik.
2. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis
Ideologi pada dasarnya merupakan ide atau gagasan yang dilemparkan atau
ditawarkan ke tengah-tengah arena perpolitikan.Oleh karena itu,ideologi harus
disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara
rasional.Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan masyarakat,maka
ideologi biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak
diwujudkan.Di samping itu, ideologi sering menampakkan sifat “self-contained” dan
“self-sufficient”.Ini mengandung pengertian bahwa ideologi merupakan suatu pola
pemikiran yang terintegrasi antara beberapa premis dasar yang memuat aturan-aturan
perubahan dan pembaharuan.Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola
pemikiran yang sistematis,namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan
konsep yang abstrak.Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan deologi yang kurang
mampu menggambarkan tentang realitas dan lebih menggambarkantentang model
atas dasar persepsi tentang realitas yang ideal.Dengan demikian,tidak mengherankan
apabila ideologi cenderung menjadi reduksionis,dalam arti cenderung
mengetengahkan penjelasan dan rekomendasi yang sederhana,umum,dan lebih
mudah dipahami.
3. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas,namun beragam
Dilihat dari dimensi horisontal,ideologi mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas,mulai dari penjelasan-penjelasan yang parsial sifatnya sampai pada gagasan-
gagasan atau panangan-pandangan yang komperehensif (misalnya:weltanschauung).
Sebenarnya, sifat serba mencakup dari suatu ideologi sangat tergantung pada ruang
lingkup kekuasaan yang dapat dicakupnya.Ideologi-ideologi yang totaliter dapat
dikatakan lebih komprehensif dibandingkan dengan ideologi-ideologi yang
demokratis karena senantiasa mendambakan kekuasaan mutlak untuk mengatur
semua aspek kehidupan.Dengan demikian,ideologi dapat memberikan gambaran
tentang masyarakat bangsa yang akan direalisasikan dengan berbagai pola
perilakunya.Ideologi dapat menjadi indikator dalam menentukan keberhasilan suatu
negara dalam membangun masyarakatnya.dengan demikian,ideologi dapat menjadi
parameter dalam mengukur keberhasilan suatu bangsa.
4. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan
Dilihat dari dimensi vertikal,ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan
panutan,mulai dari konsep yang kompleks dan sophisticated sampai dengan slogan
atau simbol-simbol sederhana yang mengekspresikan gagasan-gagasan tertentu
sesuai dengan tingkat pemahaman dan perkembangan masyarakatnya,berangkat dari
tataran pemikiran semacam ini,dapat dikatakan bahwaideologi berada pada
keragaman landasan yang akhirnya akan membuahan berbagai pemahaman dan
penerimaan dari para pengikutnya.ketertarikan seseorang pada suatu ideologi bisa
didasarkan pada rangsangan intelektual, emosional, atau yang paling sering adalah
kepentingan pribadi.Disamping itu,unsur pengikat dapat didasarkan pada daya tarik
pemimpin yang kharismatik Dengan demikian,tidak mengherankan apabila para
“ideolog” cenderung menunjukkan militansi dan fanatisme terhadap doktrin ideologi
sehingga menjadi sumber dukungan yang aktif dan sangat loyal dengan pasif
menerima ideologi apa adanya.

2.4 Menguraikan Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara


Latar belakang Pancasila sebagai dasar Negara tidak dapat dilepaskan dari perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa yang berlangsung selama
berabad-abad.Pada tanggal 1 juni 1945,Ir Soekarno menyampaikan pertanyaan dan
pemikiran tentang dasar negara apa yang akan dijadikan dasar Indonesia merdeka.Pertanyaan
dan pemikiran tersebut tergambar dalam kutipan Pidato Ir Soekarno sebagai berikut "Saja
mengerti apakah yang paduka Tuan ketua kehendaki! Paduka tuan ketua minta dasar,minta
philosophi grondslag,atau djikalau kita boleh menggunakan perkataan jang muluk-
muluk,Paduka tuan ketua yang mulia meminta suatu "weltanschauung" diatas mana kita
mendirikan Negara Indonesia itu…Apakah "weltanschauung" kita,djikalau kita hendak
mendirikan Indonesia yang merdeka”.
Pertanyaan dan pemikiran para pendiri Negara mengenai apakah dasar Negara
Indonesia merdeka berhasil dijawab oleh para pendiri negara dalam sidang BPUPKI dan
PPKI dengan merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara termaktub didalam Pembukaan UUD Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945. Didalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat terdapat
rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila disebut juga sebagai dasar
falsafah negara ( Philosophische grondslag ) dan ideologi negara ( staatsidee ).Dalam hal
ini,Pancasila berfungsi sebagai dasar yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara dinyatakan secara jelas didalam pembukaan UUD
1945 yang berbunyi "...Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar negara indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada...".

Rumusan Pancasila yang terdapat di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945
secara yuridis-konstitusional sah berlaku dan mengikat seluruh lembaga negara, lembaga
masyarakat, dan setiap warga negara tanpa kecuali. Rumusan lengkap sila dalam Pancasila
telah dimuat dalam Instruksi Presiden RI Nomor 12 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968
tentang Tata Urutan dan Rumusan dalam Penulisan/Pembacaan/Pengucapan sila-sila
Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Peneguhan Pancasila
sebagai dasar negara sebagaimana terdapat pada pembukaan, juga dimuat dalam ketetapan
MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa) dan
Penetapan Tentang penegasan Pancasila sebagai dasar Negara. Status ketetapan MPR
tersebut saat ini sudah masuk dalam kategori ketetapan MPR yang tidak perlu dilakukan
tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat einmalig (sekali),telah dicabut,maupun
telah selesai dilaksanakan.

Selain itu, juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber Hukum Negara. Penetapan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
Hukum Negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pancasila ditetapkan sebagai dasar dan ideologi Negara serta secara
sekaligus dasar filosofi bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung didalam
Pancasila. Lebih lanjut, dijelaskan Pancasila sebagai dasar negara menurut Notonegoro
seperti dikutip oleh Darji Darmodihardjo,SH(1995:8) dinyatakan bahwa "diantara unsur-
unsur pokok kaidah negara yang fundamental asas kerohanian Pancasila adalah mempunyai
kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia. Norma hukum
yang pokok disebut pokok kaidah fundamental dari negara itu dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap,kuat dan tak berubah bagi negara yang dibentuk,dengan
perkataan lain dengan jalan hukum tidak dapat diubah".

Dari pernyataan diatas,dapat disimpulkan bahwa makna dan kedudukan Pancasila


adalah sebagai kaidah negara yang fundamental atau dengan kata lain sebagai dasar negara.

2.5 Menjelaskan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa Indonesia yang
mengandung nilai dasar dan nilai instrumental yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
zaman dan dinamika secara internal. Ideologi terbuka merupakan bentuk ideologi yang tidak
dimutlakkan dan terlahir dari hasil kesepakatan masyarakat.Pancasila sebagai ideologi
terbuka senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran, dan
akselerasi dari masyarakat. Tujuannya adalah mewujudkan cita-cita untuk hidup berbangsa
dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan. Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
perkembangan aspirasi masyarakat.
Hal ini dikarenakan Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat aktual,dinamis,dan
antisipatif.Meski Pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat dinamis,namun hal itu tidak
mengubah sedikitpun nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya.Pancasila sebagai
ideologi terbuka dapat menerima dan mengembangkan pemikiran baru dari luar dan dapat
berinteraksi dengan perkembangan/perubahan zaman. Pancasila sebagai ideologi terbuka
memiliki peran penting dalam konteks sosial,politik,dan budaya di Indonesia.Beberapa peran
utama Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:

1. Menjaga keberagaman dan persatuan


Pancasila sebagai ideologi terbuka mengakui dan menghormati keberagaman
masyarakat Indonesia. Dalam kerangka ini, Pancasila memainkan peran penting
dalam mempromosikan persatuan, menghormati perbedaan, dan menciptakan
kerukunan antarindividu dan kelompok.Dengan pendekatan terbuka,Pancasila
memfasilitasi dialog,pengertian,dan kerjasama antara berbagai kelompok dalam
masyarakat.
2. Fleksibilitas dan adaptabilitas
Pancasila sebagai ideologi terbuka memungkinkan nilai-nilainya untuk berkembang
dan beradaptasi dengan perubahan zaman, tantangan, dan perkembangan sosial.Ini
memungkinkan Pancasila untuk tetap relevan dan memberikan arahan yang
bermanfaat dalam menghadapi perubahan dan transformasi sosial yang terjadi.
3. Sebagai landasan kebijakan publik
Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat digunakan sebagai landasan untuk
merumuskan kebijakan publik yang inklusif dan berkeadilan.Nilai-nilai Pancasila,
seperti keadilan sosial,demokrasi,dan kemanusiaan yang adil,dapat diintegrasikan ke
dalam kebijakan dan program pemerintah untuk memastikan pemerataan
kesempatan, peningkatan kesejahteraan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia.
4. Pedoman dalam pengambilan keputusan
Pancasila sebagai ideologi terbuka memberikan panduan dan kerangka kerja dalam
pengambilan keputusan di berbagai bidang,seperti politik,ekonomi,dan sosial.Dalam
konteks ini,Pancasila dapat membantu mempromosikan keputusan yang berpihak
pada kepentingan publik,menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan,dan memastikan
partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembuatan keputusan.

5. Sumber inspirasi dan motivasi


Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi
individu dan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.Nilai-nilai Pancasila,seperti
persatuan,keadilan,dan kebhinekaan,dapat memotivasi individu untuk bekerja
sama,membangun kerjasama,dan mengatasi perbedaan untuk mencapai
kesejahteraan dan kemajuan bersama.
6. Pendidikan dan pembelajaran
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki peran penting dalam pendidikan dan
pembelajaran.Konsep ini memungkinkan siswa dan masyarakat untuk mempelajari
dan memahami nilai-nilai Pancasila dengan cara yang terbuka dan inklusif.Melalui
pendidikan,Pancasila dapat menjadi landasan moral dan etika dalam membentuk
generasi yang bertanggung jawab, demokratis, dan berkeadilan.

2.6 Menguraikan Makna Nilai Pancasila


1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa atheis.Nilai
ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama,tidak ada paksaan serta tidak berlaku
diskriminatif antar umat beragama.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai moral-moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan,yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang Adil dan
Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan
Pnormatif.Karena sifatnya abstrak dan normatif,isinya belum dapat
dioperasionalkan.Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke
dalam nilai instrumental.Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan
peraturan perundang-undangan lainnya.

2.7 Menjelaskan Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara


Secara umum, pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a) Pengamalan secara objektif


Pengamalan objektif dilakukan dengan menataati peraturan perundang-
undangan sebagai norma hukum negara yang berdasarkan
Pancasila.Pengamalan Pancasila yang obyektif yaitu aktualisasi Pancasila
dalam berbagai bidang kehidupan bernegara yang meliputi kelembagaan
negara dan bidang-bidang lainnya seperti ekonomi,politik,hukum terutama
penjabarannya dalam undang-undang.
Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan kekuasaan negara dalam
menerapkannya. Setiap warga negara atau penyelenggara negara tidak boleh
menyimpang dari peraturan perundang-undangan,jika menyimpang maka
akan dikenakan sanksi.Pengamalan secara objektif bersifat memaksa artinya
jika ada yang melanggar aturan hukum maka akan dikenakan sanksi.
Pengamalan secara objektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan
nilai pancasila sebagai norma hukum negara.
b) Pengamalan secara subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila
secara pribadi atau kelompok dalam berperilaku atau bersikap pada kehidupan
sehari-hari. Pengamalan secara subjektif dilakukan oleh siapa saja baik itu
warga negara biasa,aparatur negara,kalangan elit politik maupun yang
lainnya.
Pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.Melanggar norma etik tidak mendapat sanksi hukum
namun akan mendapat sanksi dari diri sendiri.Adanya pengamalan secara
subjektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar Pancasila
sebagai norma etik bangsa dan negara
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat Pancasila adalah sebuah konsep pemikiran filosofis yang berfokus pada nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia Filsafat Pancasila menggabungkan aspek-aspek filosofis dengan nilai-nilai
kearifan lokal dan prinsip-prinsip demokrasi yang diakui secara universal. Istilah “Pancasila”
berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “lima prinsip” atau “lima asas”.

Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu di implementasikan untuk


membangkitkan karakter bangsa yang semakin menurun.Pancasila merupakan refleksi kritis
dan rasional sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.Pancasila
sebagai ideologi baik dalam pengertian ideologi negara atau ideologi bangsa masih
dipertahankan.

3.2 Saran
Kita harus lebih memahami Pancasila sebagai sistem filsafat yang mengandung
pemikiran pendiri negara yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan
nilai-nilai, norma,sikap,dan perilaku yang bersumber dari Pancasila dalam konteks berbangsa
dan bernegara,dan bisa menerapkan etika Pancasila, mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila
dalam berbagai aspek kehidupan, serta mempraktekkan kemampuan hidup bersama dalam
harmoni dan gotong royong.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.iainkudus.ac.id

https://staff.universitaspahlawan.ac.id

https://etheses.iainkediri.ac.id

https://an-nur.ac.id/penengertian-karakteristik-dan-fungsi-ideologi/

Anda mungkin juga menyukai