Anda di halaman 1dari 8

Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021

Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180


Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

PERBANDINGAN DETEKSI BAKTERI Nisseria gonorrhoeae PADA URINE PSK


MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE PCR (Polymerase
Chain Reaction) DI PUSKESMAS PERUMNAS KOTA KENDARI

Satriani Syarif1,Fenny Putri Allo Latorumo2


satrianisyarif@gmail.com1,putriallolatorumo@gmail.com
D-IV TLM Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Mandala Waluya

ABSTRAK
Penyakit menular seksual adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
parasit atau jamur. Penegakan diagnosis secara tepat dan pemilihan metode sangat penting
berdasarkan tingkat sensitivitas dan spesifitas. Metode pewarnaan Gram mempunyai
sensitifitas 50-70% dan spesifisitas 95-100% Metode (PCR) adalah metode in vitro untuk
mengaplikasikan DNA spesifik secara enzimatis dengan target primer, tes ini memiliki
sensitivitas 92,96% dan spesifitas 94%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Perbandingan Deteksi Bakteri Nisseria gonorrhoeae Pada Urine (PSK) Menggunakan
Metode Konvensional dan Metode (PCR) di Puskesmas Perumnas Kota Kendari.
Jenis penelitian adalah penelitian observasional analitik yakni dilakukan pemeriksaan
bakteri Nisseria gonorhoeae metode Pewanaan Gram dan metode Polimerase Chain Reaction
(PCR) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah urin Pekerja Seks Komersial
(PSK) berjumlah 6 sampel. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik parametrik (Paired
Samples Test).
Hasil pemerikaan dari 6 sampel penelitian didapatkan 3 sampel (50%) yang terdapat
bakteri Nisseria gonorhoeae yang berbentuk seperti biji kopi (diplokokus), sedangkan 3
sampel (50%) tidak terdapat Nisseria gonorhoeae Hasil uji hipotesis memiliki nilai sig 1,000
> α (0,05) maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Hasil Pemeriksaan Bakteri
Nisseria gonorrhoeae Pada Urine PSK Menggunakan Metode Konvensional dan Metode
PCR (Polymerase Chain Reaction) di Puskesmas Perumnas Kota Kendari.
Disarankan agar menggunakan metode konvensional (pewarnaan gram) dan metode
PCRsebaiknya dilakukan bersama-sama untuk menegakkan diagnosis dan memantau
keberhasilan pengobatan.

Kata Kunci : PSK, Nisseria gonorrhoeae, Pewarnaan Gram, Polimerase Chain

Reaction (PCR)

8
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

PENDAHULUAN Teknik laboratorium sederhana dapat


dilakukan dengan pewarnaan Gram untuk
Penyakit menular seksual (PMS) melihat adanya diplokokus Gram negatif
adalah salah satu penyakit infeksi yang intraseluler leukosit polimorfonuklear
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau (PMN). Teknik ini sering digunakan di
jamur, yang penularannya terutama melalui fasilitas laboratorium mikrobiologi karena
hubungan seksual dari seseorang yang waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan
terinfeksi kepada mitra seksualnya. Selain sekitar 5 menit, sehingga metode pewarnaan
itu, ibu yang terinfeksi penyakit menular gram ini banyak digunakan untuk diagnosis
seksual ini juga bisa menularkannya pada presumtif gonore karena memberikan hasil
bayi saat melahirkannya.(Sarwono, 2011). cepat.(Beveridge,2001:Chapin:2007:Manavi:
2003)
Gonore merupakan salah satu
Penyakit Menular Seksual yang disebabkan Metode pewarnaan Gram mempunyai
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yaitu sensitifitas 50-70% dan spesifisitas 95-100%
bakteri diplokokus Gram negatif. Penularan untuk specimen yang berasal dari endo
penyakit ini melalui kontak seksual dan servik. 6,12 Sensitifitas teknik laboratroium
bakteri ini dapat menginfeksi permukaan pewarnaan Gram menggambarkan kepekaan
mukosa pada organ urogenital (leher rahin, metode ini dalam mendeteksi infeksi gonore
uretra, rektum) (Casey dkk, 2010). (Tsou, 2011)
Gonorrhea disebabkan oleh bakteri Pengecatan Gram adalah sebuah
gram negatif Neisseria gonorrhoeae. Famili metode yang digunakan untuk
Neisseriaceae meliputi spesies Neisseria dan mengklasifikasikan bakteri menurut bentuk,
Moxarella catarralis seperti Acinetobacter ukuran, dan morfologi selnya. Tes ini
dan Kingella serta spesies Moxarella awalnya dikembangkan oleh Christian Gram
lainnya. Neisseria adalah cocci gram negatif pada tahun 1884 yang kemudian
yang biasanya berpasangan (Ernawati, 2010). disempurnakan oleh Hucker pada tahun
1921. Pengecatan Gram banyak mengalami
Bakteri Neisseria gonorrhoeae modifikasi sesuai dengan bakteri yang diuji
berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8μ, dan hasil yang diharapkan. Namun
panjang 1,6 μ dan bersifat tahan terhadap pengecatan gram dengan modifikasi hucker
suasana asam akan tetapi tidak tahan lama adalah yang paling sering digunakan.
berada pada udara bebas, bakteri ini akan (Garcia, 2010)
cepat mati pada keadaan kering dan tidak
tahan terhadap suhu sekitar 39°C (Afriana, Pada pengecatan gram, gonore
2012). dikatakan positif bila dijumpai adanya
diplokokus gram negative dengan bentuk
Diagnosis infeksi bakteri Neisseria morfologinya yang khas dan biasanya
gonorrhoeae dapat dilakukan dari hasil terdentifikasi di dalam sel leukosit
pemeriksaan laboratorium. Metode polimorfonuklear (intraselular) maupun
pemeriksaan untuk mendeteksi Neisseria dekat di sekitar sel leukosit (ekstraselular)
gonorrhoeae adalah metode pewarnaan gram (Gonore, Wanita, Sek, & Di,2012).
dan metode PCR (Mursalim, 2017).
Dalam upaya penegakan diagnosis
secara tepat maka pemilihan metode sangat

9
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

penting berdasarkan tingkat sensitivitas dan Gel elektroforesis adalah suatu teknik
spesifitas untuk mengurangi human eror, untuk memisahkan molekul menggunakan
felse negatife, false positive. Beberapa medan listrik berdasarkan ukurannya.
penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas Didalam medan listrik DNA akan menuju
dan spesifisitas pemeriksaan menggunakan elektroda yang bermuatan positif karena
deteksi Nucleic Acid Amplification Test DNA mengandung gugus fosfat yang
(NAAT) atau Polymerasi Chain Reaction bermuatan negatif (Dawndkk, 2000).
(PCR) lebih tinggi dibandingkan metode
konvensional (Gonore et al.,2012). Elektroforesis gel agarosa digunakan
untuk memisahkan fragmen DNA yang
PCR (Polymerase Chain Reaction) berukuran lebih besar dari 100 pb dan
adalah teknik in vitro yang dapat dijalankan secara horizontal, sedangkan
mengamplifikasi bagian DNA spesifik yang elektroforesis poliakrilamid dapat
terletak di antara dua bagian DNA yang telah memisahkan 1 pb dan dijalankan secara
diketahui. PCR merupakan teknik biokimia vertikal. Elektroforesis poliakrilamid
dan biologi molekuler untuk isolasi dan biasanya digunakan untuk menentukan
amplifikasi secara eksponensial fragmen atau urutan DNA (Gaffar, 2007).
urutan sasaran DNA melalui replikasi
enzimatik, atau tanpa menggunakan mahluk Penelitian ini bertujuan untuk
hidup (seperti Escherichia coli atau ragi). mengetahui Perbandingan Deteksi Bakteri
Karena PCR merupakan teknik in vitro, Nisseria gonorrhoeae Pada Urin PSK
teknik ini dapat digunakan tanpa memotong Menggunakan Metode Konvensional dan
DNA dan dapat dimodifikasi secara ekstensif Metode PCR (Polymerase Chain Reaction)
untuk mengikuti aturan luas manipulasi di Puskesmas Perumnas Kota Kendari
genetik (Fatchiyah, dkk, 2012).
METODE PENELITIAN
PCR merupakan cara amplifikasi
DNA, dalam hal ini DNA Neisseria Jenis penelitian yang digunakan
gonorrhoeae, secara in vitro. Proses ini dalam penelitian ini adalah observasional
memerlukan DNA cetakan (template) untai analitik, untuk melihat hasil pada sampel
ganda yang mengandung DNA target, enzim penelitian yakni pemeriksaan menggunakan
DNA polymerase, nukleotida trifosfat,dan metode Konvensional (Pewanaan Gram) dan
sepasang primer.Prinsip dasar dari metode metode Polimerase Chain Reaction(PCR)
ini adalah amplifikasi materi genetik yang untuk mendeteksi bakteri Nisseria
terkandung dalam setiap organise hidup. gonorhoeae. Populasi dalam penelitian ini
adalah diambil dari data seluruh pasien
Amplifikasi DNA dilakukan dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang
metode PCR menggunakan primer melakukan pemeriksaan di Puskesmas
oligonukleotida (primer forward Perumnaspada bulan januari-maret sebanyak
5'CAACTATTCCCGATTGCGA-3' dan 6 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
primer reverse 5'- pasien Pekerja Seks Komersial (PSK) yang
GTTATACAGCTTCGCCTGAA-3') dengan melakukan pemeriksaan di Puskesmas
target gen orf1. Karena orf1 ini adalah salah Perumnas. Pengambilan sampel dlakukan
satu primer yang dapat membaca koding dengan teknik total sampling yakni seluruh
dalam penggunaan PCR untuk mendeteksi populasi penelitian dijadikan sebagai objek
bakteri Nisseria gonorhoeae tersebut. pengamatan.
(Sexually Transmitted Infections, 2002).

10
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

media tersebut kemudian diinkubasi dengan


memasukan media kedalam sungkup lilin
dengan tujuan agar tercipta suasana yang
lembab dan mengandung CO2 3%.

Gambar koloni pada kultur


Gambar hasil pewarnaan gram

Koloni Neisseria
gonorhoeae
Diplokokus

(Data primer:2020).
Gambar 7. Menunjukan bahwa koloni
bakteri Nisseria gonorhoeae yang ditemukan (Data primer:2020).
pada media agar coklat. Pada gambar diatas
koloni yang baik untuk diambil pada Gambar 8. Hasil pewarnaan gram pada
pertumbuhan bakteri Nisseria gonorhoeae bakteri Nisseriae gonorheae. Pada hasil
yaitu dengan ciri-ciri bentuk koloni kecil pewarnaan gram semua koloni yang telah
bulat, berwarna abu-abu berkilau, dan dipilih yaitu sebanyak 6 sampel merupakan
bersifat mukoid serta berdiameter 1-5 mm. bakteri gram negatif, kemudian pada
Koloni yang transparan atau pekat tidak pengamatan morfologi bakteri Nisseria
berpigmen dan tidak bersifat hemolitik gonorhoeae sebagai bakteri gram negatif
(Bala, 2012). Pada penelitian ini bakteri akan tampak berwarna merah yang
Nisseria gonorhoeae ditumbuhkan pada merupakan kokus gram negatif dengan ciri-
media agar coklat karena media ini dapat ciri berbentuk seperti biji kopi berpasangan
digunakan untuk bakteri an aerob dengan (Diplokokus) dengan sisi rata, dari ke 6
cara mempetahankan kelangsungan hidup sampel tersebut didapatkan ciri-ciri seperti
bakteri tersebut serta komposisi dari media Nisseria gonorhoeae yaitu pada sampel 1, 2
ini juga dapat menjaga bakteri Neisseria dan 6. Hal ini sejalan dengan pernyataan
bertahan untuk jangka waktu yang cukup Halimatussa (2017) yang menyatakan bahwa
lama (Stuart 1959 dalam HiMedia 2016). Gonore dikatakan positif bila dijumpai
Pembuatan media agar coklat ini dengan adanya diplokokus gram negatif dengan
melarutkan media Blood Agar Base 2 bentuk morfologinya yang khas dan biasanya
menggunakan aquadest lalu media di terdentifikasi di dalam sel leukosit
sterilisasi kedalam autoclave dengan suhu polimorfonuklear (intraselular) maupun
121 derajat selama 15 menit. Kemudian dekat di sekitar sel leukosit (ekstraselular).
didiamkan beberapa saat dan media Pernyataan yang sama juga dikatakan oleh
ditambahkan dengan 5% darah manusia. Brooks (2013) yang menyatakan bahwa
Lalu media yang telah berisikan darah gram bakteri Neisseria gonorrhoeae pada
disterilisasi ke dalam waterbath selama 1 jam pewarnaan gram akan terlihat berwarna
untuk mendapatkan darah yang lisis agar merah (Gram negatif) dan berbentuk
warna media menjadi warna coklat sehingga gonokokus
agar darah ini disebut sebagai agar
coklat(Aulia 2012). Setelah ditanam pada

11
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

dan yang terdeteksi negatif sebanyak 3


sampel.
2. Hasil Pemeriksaan Bakteri Nisseria
Gambar hasil pewarnaan gram gonorrhoeae diperiksa dengan
menggunakan metode polymerase chain
reaction yang terdeteksi positif sebanyak
3 sampel, dan yang terdeteksi negatif
sebanyak 3 sampel.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Sampel positif DNA antara hasil pemeriksaan Hasil
target 260 bp pada
sampel 1,2 dan 6.
Pemeriksaan Bakteri Nisseria
gonorrhoeae Pada Urine PSK
(Data primer:2020). Menggunakan Metode Konvensional dan
Gambar 9. Pada gambar diatas Metode PCR (Polymerase Chain
menunjukan bahwa pada ke 6 sampel Reaction) di Puskesmas Perumnas Kota
penelitian hanya terdapat 3 sampel yang Kendari.
terbentuk adanya pita DNA sesuai target
yaitu pada sampel 1, 2 dan 6 dengan target DAFTAR PUSTAKA
DNA 260 bp. Pada pemerikaan bakteri
Neisseria gonorrhoeae metode PCR dengan Afriana, N., 2012, Faktor-Faktor Yang
menggunakan primer dengan target gen orf1 Berhubungan Dengan Kejadian
ditemukan hasil yang positif pada 3 sampel Infeksi Gonore Pada Wanita Penjaja
yang ditandai dengan adanya pita DNA yang Seks Komersial Di 16 Kabupaten /
berukuran 260 bp. Hal ini sejalan dengan Kota Indonesia (Analisis Data
pernyataan Chaundry (2002). yang Sekunder Survei Terpadu Biologi
menyatakan bahwa gen pasangan primer orf1 Dan Perilaku 2011, Tesis, Program
merupakan gen yang khas untuk bakteri Studi Epidemologi Komunitas,
Nisseria gonorrhoae dan tidak didapatkan Universitas Indonesia, Depok.
pada spesies Neisseria lainya termasuk
N.meningitidis, pasangan primer ini Bala M. 2012. Standard Operative
mempunyai spesifitas yang tinggi Procedures for Laboratory Diagnosis
untuk Nesseria gonorrhoae. of Gonorrhoeae (Draft Version-1.2)

KESIMPULAN Bignell C, Unemo M, Jensen JS.


2012.European Guideline on the
Berdasarkan tujuan penelitian tentang Diagnosis and Treatment of
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Bakteri Gonorrhoea in Adults. Department of
Nisseria gonorrhoeae Pada Urin PSK Microbiological Surveilance and
Menggunakan Metode Konvensional dan Research, Staten Serum Institut,
Metode PCR (Polymerase Chain Reaction) Copenhagen, Denmark.
di Puskesmas Perumnas Kota Kendaridapat
disimpulkan yaitu sebagai berikut : Brooks, G., Carrol, K., Butel, J., Morse, S.,
1. Hasil Pemeriksaan Bakteri Nisseria & Mietzner, T. 2013. Jawetz,
gonorrhoeae diperiksa dengan Melnick, Adelberg Mikrobiologi
menggunakan metode pewarnaan gram Kedokteran edisi 25. Jakarta: EGC.
yang terdeteksi positif sebanyak 3 sampel,
Sarwono, S. W., 2011. Psikologi Remaja.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

12
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

Calonge, N. 2005. Screening for Gonorrhea : Eryna, 2017. Uji Beda Sensitivitas Bakteri
Recommendation Statement. Annals Neisseria gonorrhoeae Terhadap
ofFamily Medicine, 3, pp. 263–267. Levofloksasin Dan Kanamisin Secara
doi: 10.1370/afm.337.SUMMARY. In Vitro. Jurnal Kedokteran
Diponegoro, Volume 6, Nomor 2,
Casey, C. G., Rutledge, T. F., Johnson, D. April 2017, Issn Online : 2540-8844
C., Boyd, M. F. and Starr, T. M.
2010. Morbidity and Mortality Fatchiyah, dkk. 2012. Buku Praktikum
Weekly Report Sexually Transmitted Teknik Analisis Biologi Molekuler.
Diseases Treatment Guidelines. Malang: Jurusan Biologi. Fakultas
department of health and human Matematika dan Ilmu Pengetahuan
services. Alam. Universitas Brawijaya

Centers for Disease Control and Prevention Fatchiyah, et al. 2011. Biologi Molekular:
(CDC), 2008. SexuallyTransmitted Prinsip Dasar Analisis. Jakarta:
Disease Surveillance. Atlanta: Erlangga.
Centers for Disease Control and
Prevention. Available from: Farida Asifatul, 2010. Mantan Pelacur.
http://www.cdc.gov/std/statsdefault.ht Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
m. Diakses 2 Mei 2020 UMS. Surakarta (Skripsi : Tidak
Dipublikasikan).
Chatterjea, MN, dan Shinde, Rana. 2012.
Medical Biochemistry Eighth Edition. Gaffar, S. 2007. Pengunaan PCR
New Delhi: Jaypee Brothers Medical (Polymerase Chain Reaction) untuk
Publishers (P) Ltd deteksi Retrovirus HTLV (Human T-
Cell Lymphotropic Virus). Bandung:
Dawn, K, 2000. "Immediate Visualization of Universitas Pandjajaran.
Proteins in Dedocyl Sulfate-
Polyacrylamide Gels by Prestaining Hamid, 2014. Uji Sensitivitas Neisseria
with Remazol Dyes,"Analytical gonorrhoeae terhadap Beberapa
Biochemistry, pp. 402-4012. Antibiotik Pada Wanita Penjaja Seks
(WPS) di Lokalisasi Tanjung Elmo
Ernawati. 2010. Uretritis Kabupaten Jayapura. Jurnal Biologi
Gonore. Available at Papua Volume 6, Nomor 2
: Halaman: 60–69
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archiev
e/jurnal/Vol%20Edisi%20Khusus%2 Handoyo, D dan Rudiretna, A. 2001.Prinsip
0Desember%202010/URETRITIS%2 Umum dan Pelaksanaan Polymerase
0GONORE.pdf. Diakses pada Chain Reaction (PCR). Unitas, vol.9,
tanggal 01 Mei 2020 No.1.

Erpi Nurdin, 2017. Identifikasi Neisseria Kartono, Kartini. 2009. Patologi Sosial Jilid
gonorrhoeae Pada Penderita Dengan 1. Depok: Raja Grafindo Persada.
Gejala Klinis Infeksi Penyakit
Menular Seksual Di Puskesmas Siko Kartika, 2012. Kejadian infeksi gonore pada
Kota Ternate Tahun 2016. Jurnal pekerja seks komersial di eks
Riset Kesehatan, 6 (1), 2017,50- 53 lokalisasi Pembatuan Kecamatan
Landasan Ulin Banjarbaru.Jurnal

13
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

Epidemiologi dan Penyakit (WPS).Departemen/SMF Ilmu


Bersumber Binatang (Epidemiology Kesehatan Kulit dan Kelamin
and Zoonosis Journal) Fakultas Kedokteran Universitas
SumateraUtara/Rumah Sakit Umum
Khariri, 2018. Penerapan Teknik Pusat Haji Adam Malik Medan
Labratorium Sederhana Dengan
Pewarnaan Gram Untuk Deteksi Notoatmodjo,S. 2002, MetodologiPenelitian
Cepat Infeksi Neisseria gonorrhoeae Kesehatan, RinekaCipta, Jakarta
Pada Wanita Penjaja Seks (WPS).
IJMS – Indonesian Journal On Puspandari, 2016. Prevalensi dan Pola
Medical Science – Volume 6 No. 1 Resistensi N.gonorrhoeae Terhadap
Beberapa Antibiotik pada Wanita
Lazaro, David Rodriguez, dan Hernandez, Penjaja Seks di Jakarta Timur,
Marta. 2013. Real-time PCR in Food Tangerang dan Palembang Tahun
Science: Introduction. Curr Issue Mol 2012. Fakultas Kedokteran
Bio. 15: 25-38. Universitas Indonesia,

Leboffe, M. J. and Pierce, B. E. 2011. A Satya, 2008. Infeksi Neisseria gonorrhoeae


Photographic Atlas for the Akibat Sexual Abuse Pada Seorang
Microbiology Laboratory 4th edn. Anak Perempuan. Majalah
Kedokteran Andalas No.2. Vol.32.
Manuselis G, Mahon G. Bacterial Cell
Culture, Physiology, Metabolism, and Sulistyaningsih, E. 2007. Polymerase Chain
Genetics, 2011. Texbook od Reaction (PCR): Era Baru Diagnosis
Diagnostic Microbiology. Edisi Ke-4. dan Manajemen Penyakit Infeksi.
Missouri: Saunders-Elsevier 2-13. Biomedis. 1(1): P. 17-25.

Mursalim,2017. Identifikasi Neisseria Tsou T, Su W, Chen C, Ho T, Lee W, Yu


gonorrhoeae Pada Pekerja Seks Ye, 2011. Are We Satisfied with The
Komersial di Panti Sosial Tools for Diagnosis of Gonococcal
Mattirodeceng Makassar. Media Infection in Female? J Chin Med
Kesehatan Politeknik Kesehatan Asoc. 74: 430-4.
Makassar Vol. XII No. 2
World Health Organization, 2013. Seksual
Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Bebas pada Remaja.
Genetika, Edisi Kedua. Bogor: IPB. https://www.google.com/searchpdf
seksual bebas pada remaja menurut
Nasir, M., 2002.Bioteknologi Potensi Dan WHO.
Keberhasilannya Dalam Bidang
Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Wulan, A.S. Ekstraksi DNA, Reaksi Berantai
Persada Polimerase PCR dan Electroforesis.
Laporan Praktikum Biomolekular.
Nadeak, 2019.Uji Diagnostik Sampel Urin, Manokwari: Universitas Negeri
Apusan Vagina, Kombinasi Urin Papua, 2013.
dengan Apusan Vagina untuk
Identifikasi Chlamydia trachomatis Widyastuti, Y., dkk. 2009. Kesehatan
dengan Polymerase Chain Reaction Reproduksi. Yogyakarta: Fitrimaya.
(PCR) pada Wanita Pekerja Seksual

14
Jurnal MediLab Mandala Waluya Vol 5 No 1, Juli 2021
Doi : 10.36566/JMMW/Vol.5 ISSI/180
Website : http//:analiskesehatan-mandalawaluya.ac.id/ index.php/JMMedilab)
p-ISSN : 2580-4073
e-ISSN: 2685-1113

WHO, 2013. Sexually Transmitted Infections


(STIs). Switzerland

15

Anda mungkin juga menyukai