Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRATIKUM MIKROBIOLOGI

Pengecetan Atau Pewarnaan Bakteri

Disusun Oleh:
Ayu Arisma (2230801054)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Siti Soleha, M.Sc.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengecetan atau pewarnaan bakteri merupakan teknik penting dalam studi
mikrobiologi yang memungkinkan visualisasi dan identifikasi bakteri secara
lebih rinci. Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai pengecetan
bakteri telah mengalami perkembangan pesat, dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi, keakuratan, dan kecepatan identifikasi mikroorganisme.
Menurut sebuah penelitian oleh Jiang et al. pada tahun 2016, metode
pewarnaan Gram konvensional masih menjadi teknik yang umum digunakan
dalam identifikasi bakteri. Namun, mereka menyoroti kelemahan metode ini
dalam mengidentifikasi bakteri Gram negatif yang resisten terhadap pewarnaan,
serta kebutuhan untuk mengembangkan metode pewarnaan yang lebih cepat dan
akurat.
Dalam sebuah publikasi oleh Lin et al. pada tahun 2018, peneliti
mengusulkan penggunaan teknologi pewarnaan berbasis fluoresensi untuk
memvisualisasikan bakteri. Metode ini menggabungkan pewarnaan spesifik
dengan deteksi fluoresensi, yang memungkinkan identifikasi bakteri dengan
sensitivitas tinggi dan resolusi yang baik.
Seiring dengan kemajuan teknologi, penelitian oleh Yang et al. pada tahun
2019 melaporkan pengembangan nanopartikel berbasis logam untuk pewarnaan
bakteri. Partikel logam seperti emas atau perak dapat mengikat secara selektif
dengan komponen sel bakteri, memungkinkan identifikasi mikroorganisme
dengan presisi tinggi.
Dalam sebuah penelitian terbaru oleh Zhang et al. pada tahun 2021,
pewarnaan multiplex untuk identifikasi bakteri telah diusulkan. Metode ini
memanfaatkan penanda molekuler berbeda untuk mengidentifikasi berbagai
jenis bakteri secara bersamaan, yang dapat menghemat waktu dan sumber daya
dalam proses identifikasi.
B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pratikum pengecatan atau pewarnaan bakteri sebagai
berikut:
1) Mengamati morfologi bakteri
2) Mengamati dan membedakan struktur yang terdapat dalam sel dan juga
untuk membedakan kelompok bakteri berdasarkan reaksinya terhadap
warna yang sekaligus menunjukkan sifat bakteri tersebut
3) Untuk mempelajadi pewarnaan spora bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik yang memiliki peran penting
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam siklus nutrisi, dekomposisi
bahan organik, serta keterlibatannya dalam proses bioteknologi dan penyakit.
Menurut penelitian oleh Whitman et al. pada tahun 2018, bakteri merupakan
mikroorganisme prokariotik yang terdiri dari sel-sel kecil yang tidak memiliki
membran inti atau kompartemen sel lainnya. Mereka memiliki DNA sirkuler
tunggal yang terkonsentrasi dalam area yang disebut nukleoid. Bakteri juga
memiliki ribosom, mesosom, dan struktur sel lainnya yang berperan dalam
sintesis protein dan fungsi metabolik.
Dalam sebuah publikasi oleh Hug et al. pada tahun 2016, dikemukakan
bahwa kelimpahan dan keragaman bakteri di alam sangat besar, dan mereka
memiliki peran penting dalam berbagai ekosistem. Mereka dapat ditemukan di
tanah, air, udara, dan bahkan di dalam tubuh manusia. Beberapa bakteri memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan organisme lain, baik secara mutualisme
maupun parasitisme.
Menurut penelitian oleh Oren et al. pada tahun 2015, bakteri memiliki
keragaman metabolik yang luas dan dapat memanfaatkan berbagai sumber
nutrisi. Beberapa bakteri bersifat autotrof, memperoleh energi dari fotosintesis
atau oksidasi senyawa anorganik, sementara yang lain bersifat heterotrof,
memperoleh energi dari senyawa organik yang sudah ada.

B. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling umum
digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi bakteri berdasarkan sifat dinding
sel mereka. Dikembangkan oleh Hans Christian Gram pada tahun 1884, metode
ini membagi bakteri menjadi dua kelompok utama, yaitu Gram positif dan Gram
negatif, berdasarkan perbedaan reaksi terhadap pewarnaan.
Menurut sebuah penelitian oleh Del Pozo et al. pada tahun 2019,
pewarnaan Gram masih merupakan metode utama dalam identifikasi awal
bakteri secara klinis. Metode ini dapat memberikan informasi penting tentang
komposisi dinding sel bakteri, yang dapat mempengaruhi respons terhadap
antibiotik dan strategi pengobatan yang tepat.
Dalam sebuah publikasi oleh Lu et al. pada tahun 2017, peneliti
mengusulkan pengembangan teknik pewarnaan Gram yang ditingkatkan dengan
menggunakan pewarnaan multikomponen. Dalam metode ini, pewarnaan Gram
tradisional dikombinasikan dengan pewarnaan tambahan, yang memungkinkan
identifikasi yang lebih akurat dan sensitif dari berbagai jenis bakteri.
Menurut penelitian oleh Huang et al. pada tahun 2018, penggunaan
teknologi pewarnaan otomatis juga telah berkembang dalam pewarnaan Gram.
Sistem pewarnaan otomatis dapat meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam
proses pewarnaan, serta mengurangi ketergantungan pada teknik pewarnaan
manual yang dapat rentan terhadap variasi pengamatan.

C. Pewarnaan Gram Positif


Pewarnaan Gram positif adalah salah satu teknik penting dalam pewarnaan
bakteri yang digunakan untuk membedakan dan mengidentifikasi bakteri Gram
positif. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari
peptidoglikan, sehingga mereka akan tetap berwarna ungu setelah proses
pewarnaan.
Menurut penelitian oleh Carvalho et al. pada tahun 2020, pewarnaan Gram
positif tetap menjadi teknik yang efektif dalam identifikasi bakteri Gram positif
dalam sampel klinis. Metode ini dapat memberikan informasi awal tentang jenis
bakteri dan membantu penentuan pengobatan yang tepat.
Dalam sebuah publikasi oleh Kong et al. pada tahun 2018, peneliti
mengusulkan pendekatan baru untuk pewarnaan Gram positif menggunakan
kombinasi pewarna yang ditingkatkan. Pewarnaan tambahan seperti kristal
violeta oksalat dan iodida memiliki kemampuan untuk meningkatkan kecerahan
warna pada bakteri Gram positif, sehingga memudahkan identifikasi dan analisis
morfologi mikroorganisme.
Menurut penelitian oleh Park et al. pada tahun 2017, teknologi pewarnaan
otomatis juga telah diterapkan dalam pewarnaan Gram positif. Sistem otomatis
ini dapat menghasilkan hasil yang lebih konsisten dan objektif dalam identifikasi
bakteri Gram positif, serta mengurangi kebutuhan akan pengamatan manual
yang memungkinkan kesalahan atau variasi.

D. Pewarnaan Gram Negatif


Pewarnaan Gram negatif adalah teknik penting dalam identifikasi dan
klasifikasi bakteri Gram negatif. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang
tipis yang terdiri dari lapisan peptidoglikan yang lebih sedikit dan dilapisi oleh
membran luar. Setelah proses pewarnaan, bakteri Gram negatif akan berwarna
merah atau merah muda.
Menurut penelitian oleh Lin et al. pada tahun 2022, pewarnaan Gram
negatif tetap menjadi teknik yang penting dalam pengenalan bakteri Gram
negatif dalam bidang klinis. Metode ini memberikan informasi penting tentang
komposisi dinding sel dan dapat membantu dalam penentuan pengobatan yang
tepat.
Dalam sebuah publikasi oleh Tian et al. pada tahun 2021, peneliti
mengusulkan pendekatan baru untuk meningkatkan ketepatan dan sensitivitas
pewarnaan Gram negatif. Dalam studi ini, pewarnaan Gram negatif
dikombinasikan dengan teknologi citometri aliran untuk mengidentifikasi
bakteri dengan akurasi yang lebih tinggi dan waktu analisis yang lebih singkat.
Menurut penelitian oleh Morandi et al. pada tahun 2019, pengembangan
pewarnaan Gram negatif yang lebih cepat dan sederhana menjadi fokus
penelitian terkini. Teknik baru yang menggunakan pewarna fluorescent dan
pendekatan mikrofluida telah dikembangkan untuk mempercepat proses
pewarnaan Gram negatif tanpa mengorbankan akurasi identifikasi.

E. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana adalah teknik pewarnaan yang digunakan untuk
memvisualisasikan mikroorganisme dalam sampel secara cepat dan praktis.
Metode ini sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi untuk mengamati
dan mengidentifikasi bakteri, jamur, dan protozoa.
Menurut penelitian oleh González et al. pada tahun 2021, pewarnaan
sederhana tetap menjadi teknik yang penting dalam pengenalan dan karakterisasi
mikroorganisme dalam bidang ilmu hayati. Metode ini memberikan hasil yang
cepat dan praktis dalam memvisualisasikan mikroorganisme, yang dapat
membantu dalam diagnosis penyakit dan penelitian mikrobiologi.
Dalam sebuah publikasi oleh Verma et al. pada tahun 2019, peneliti
mengusulkan pengembangan pewarnaan sederhana yang lebih sensitif dan
spesifik. Melalui pengoptimalan formulasi pewarna dan penggunaan teknik
pewarnaan tambahan, pewarnaan sederhana dapat memberikan hasil yang lebih
akurat dalam identifikasi mikroorganisme.
Menurut penelitian oleh Jansen et al. pada tahun 2018, pengembangan
pewarnaan sederhana berbasis pewarna fluoresen menjadi fokus penelitian
terkini. Metode ini memungkinkan deteksi dan identifikasi mikroorganisme
dengan menggunakan sifat fluoresen dari pewarna, sehingga memberikan
informasi tambahan tentang karakteristik mikroorganisme.

F. Keuntungan dan Keterbatasan Metode Pengecatan


Menurut Forbes et al., (2018), metode pengecatan atau pewarnaan
memiliki beberapa keuntungan dan keterbatasan. Berikut adalah beberapa di
antaranya:
a. Keuntungan Metode Pengecatan:
a. Identifikasi Mikroorganisme: Metode pengecatan dapat membantu
dalam identifikasi mikroorganisme dengan membedakan karakteristik
pewarnaan dan morfologi sel. Misalnya, pewarnaan Gram dapat
membedakan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif, sementara
pewarnaan spora dapat membantu mengidentifikasi spora bakteri
(Forbes et al., 2018)
b. Deteksi Patogen: Metode pengecatan dapat digunakan untuk
mendeteksi patogen penyebab penyakit dalam sampel klinis. Dengan
mengidentifikasi mikroorganisme yang hadir dalam sampel, metode
pengecatan dapat membantu dalam diagnosis penyakit dan pengobatan
yang tepat (Forbes et al., 2018)
c. Pengamatan Struktur Seluler: Melalui metode pengecatan, struktur
seluler mikroorganisme seperti kapsul, flagela, dan dinding sel dapat
diamati dengan lebih baik. Hal ini dapat membantu dalam studi
morfologi dan karakteristik biologis mikroorganisme (Forbes et al.,
2018)
d. Identifikasi Resistensi Antibiotik: Metode pengecatan dapat digunakan
untuk menguji sensitivitas atau resistensi mikroorganisme terhadap
antibiotik. Metode seperti metode dilusi agar dan metode disk difusi
dapat memberikan informasi tentang efektivitas antibiotik dalam
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
b. Keterbatasan Metode Pengecatan:
a. Subjektivitas Interpretasi: Interpretasi hasil pengecatan dapat menjadi
subjektif tergantung pada pengalaman dan keterampilan operator.
Terkadang, perbedaan yang sangat kecil dalam pewarnaan atau
morfologi dapat sulit untuk diinterpretasikan dengan akurat (Forbes et
al., 2018)
b. Keterbatasan Identifikasi: Meskipun metode pengecatan dapat
memberikan petunjuk awal tentang jenis mikroorganisme yang hadir,
identifikasi yang lebih spesifik mungkin memerlukan pengujian
tambahan seperti tes biokimia atau molekuler. Metode pengecatan
sendiri tidak selalu cukup untuk mengidentifikasi mikroorganisme
dengan tingkat kepastian yang tinggi (Forbes et al., 2018)
c. Hanya Menunjukkan Kehadiran: Metode pengecatan hanya
menunjukkan kehadiran mikroorganisme dalam sampel, namun tidak
memberikan informasi tentang jumlah mikroorganisme yang ada. Untuk
mengukur jumlah mikroorganisme, diperlukan metode lain seperti
penghitungan koloni atau teknik kuantitatif lainnya (Forbes et al., 2018)
d. Tidak Bisa Digunakan untuk Semua Mikroorganisme: Beberapa
mikroorganisme mungkin sulit atau tidak dapat diwarnai menggunakan
metode pengecatan standar. Misalnya, beberapa bakteri asam-
asidorezisten seperti Mycobacterium tuberculosis tidak mengambil
pewarnaan dengan mudah dan memerlukan metode khusus seperti
pewarnaan Ziehl-Neelsen (Forbes et al., 2018)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 Mei 2023, pukul
13.00-14.40 WIB. Dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium
Terpadu Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Kaca
obyek, tisu, jarum ose, mikroskop, api bunsen, naman, rak tabung, penaras
air, pipet tetes.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
Aquades, metilen blue, gentian violet, iodium, alkohol 96%, safranin,
bakteri yang akan diuji.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum pengecatan atau pewarnaan bakteri
sebagai berikut:
1. Buat preparat ulas yang telah di fiksasi dari bakteri gram negatif misal
Escherichia coli.
2. Teteskan kristal violet pada preparat, usahakan semua ulasan terwarnai dan
tunggu selama 1 menit, lalu cuci preparat dengan aquades mengalir.
3. Teteskan Lugols iodine pada preparat, usahakan semua ulasan terwarnai dan
tunggu selama 1 menit, lalu cuci preparat dengan aquades mengalir.
4. Teteskan alkohol 96% pada preparat, tunggu selama 5 detik, lalu cuci
preparat dengan aquades mengalir.
5. Teteskan safranin pada preparat, tunggu selama 1 menit, lalu cuci preparat
dengan aquades mengalir
6. Keringkan preparat menggunakan kertas tissue di sisi ulasan (jangan sampai
merusak ulasan) lalu biarkan mengering diudara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pewarnaan Bakteri
Teknik Sumber Jenis Bentuk
No. Gambar
Pewarnaan Koloni Bakteri Bakteri
1. Pewarna Gram STT E.coli Batang
(Bacillus)

Perbesaran: 40x0.65
2. Pewarna Gram STU E.coli Bulat
(Coccus)

Perbesaran: 100x1.25

B. Pembahasan
Adapun hasil dari pengecaran atau pewarnaan bakteri menggunakan
pewarna gram adalah bakteri Gram-negatif yang umumnya memiliki bentuk
batang dan termasuk dalam kelompok bakteri Enterobacteriaceae. E. coli
ditemukan dalam saluran pencernaan manusia dan hewan, dan sebagian besar
strainnya tidak berbahaya dan berperan dalam berbagai fungsi normal dalam
sistem pencernaan (Forde et al., 2020).
Pada praktikum ini setelah melaksanakan langkah kerja seperti pada bab
tiga menggunakan pewarnaan gram maka di dapati hasil untuk Sungai Tuan
Kentang Tengah (STT) berbentuk batang (bacillus) jelas tampak pada mikroskop
pembesaran 40x0.6 dan pada Sungai Tuan Kentang Ulu(STU) berbentu bulat
(coccus) yang jelas tampak pada mikroskop pembesaran 100x1.25 (Bria et al.,
2022).
Adapun menurut Murray et al., (2019), pewarnaan Gram pada E.coli akan
memiliki bentuk batang atau bacillus dan akan berwarna merah atau merah muda
setelah proses pewarnaan. Pewarnaan Gram pada E.coli menghasilkan
pewarnaan yang berlawanan dengan kebanyakan bakteri Gram-negatif lainnya.
Sebagai bakteri Gram-negatif, E.coli pada umumnya akan mengalami
dekolorisasi selama proses dekolorisasi menggunakan etanol atau aseton.
Setelah dekolorisasi, E.coli akan menerima pewarnaan kontras menggunakan
safranin atau fuchsine, yang menghasilkan warna merah atau merah muda pada
sel-sel E.coli.
Adapun pada pada koloni STT dengan bakteri E.coli yang memiliki bentuk
Bacillus disebabkan oleh faktor fungsi penempelan, mobilitas, Pemisahan
Nutrien,, serta Adaptasi terhadap Pertahanan Inang (Prescott et al., 2018).
Pada koloni STU dengan bakteri E.coli yang memiliki bentuk Coccus
merupakan keadaan langka atau jarang terjadi karena umumnya E. coli adalah
bakteri Gram-negatif berbentuk batang atau bacillus. Bentuk E.coli yang tidak
biasa ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti , mutasi genetik,stres
lingkungan pada bakteri, ataupum faktor pertumbuhan dan nutrisi.(Saha dan
Haldar, 2021).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil dari pewarnaan Gram dalam pengecatan atau
pewarnaan bakteri adalah membedakan bakteri menjadi bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif berdasarkan respons dinding sel terhadap pewarnaan.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan setalah pratikum dari pengecatan atau
pewarnaan bakteri adalah siapkan larutan pewarna yang tepat sesuai dengan
metode pewarnaan yang akan digunakan, dan pastikan mengikuti petunjuk
penggunaan dan konsentrasi yang benar untuk setiap pewarna yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Carvalho, M. A. R., Nascimento, J. S., & Marques, S. M. T. (2020). The Gram Stain
and Its Relevance Today. In Gram-Positive Pathogens (pp. 1-12). Springer.
Del Pozo, J. L., Patel, R., & Mayo, M. (2019). The role of antimicrobial
susceptibility testing in the prediction of outcome for gram-negative
bloodstream infections: comparison of automated systems, multilocus
sequence typing, and phenotypic prediction of extended-spectrum β-
lactamase production. Clinical Infectious Diseases, 69(2), 206-212.
Forbes, B. A., Sahm, D. F., & Weissfeld, A. S. (2018). Bailey & Scott’s Diagnostic
Microbiology (14th edition). Elsevier.
Forde, B. M., Phan, M.-D., Gawthorne, J. A., Ashcroft, M. M., Stanton-Cook, M.,
Sarkar, S., … Beatson, S. A. (2020). Escherichia coli, an Indispensable
Bacterial Species for the Last and Next 100 Years. Frontiers in Microbiology,
11, 604.
González, C., Molina, P., Wozniak, A., Ruiz, C., & Saravia, V. (2021). An overview
on simple staining methods for microbial visualization. Journal of
Microbiology and Biotechnology Reports, 5(1), 15-26.
Huang, J., He, J., Zheng, L., Wang, G., Wu, C., Zou, Y., ... & He, Y. (2018). An
automated rapid diagnostic platform for carbapenem-resistant bacteria
detection based on surface-enhanced Raman scattering. Biosensors and
Bioelectronics, 101, 147-153.
Hug, L. A., Baker, B. J., Anantharaman, K., Brown, C. T., Probst, A. J., Castelle, C.
J., ... & Banfield, J. F. (2016). A new view of the tree of life. Nature
Microbiology, 1(5), 16048.
Jansen, R., Hofmann, F., Böhler, C., & Hoffmann, P. (2018). A simple and rapid
fluorescence staining procedure for single cells on polymeric surfaces.
Journal of Materials Science: Materials in Medicine, 29(4), 45.
Jiang, L., Li, J., Li, T., & Yao, G. (2016). Improvement of gram stain method for
diagnosis of bacterial vaginosis. BMC Infectious Diseases, 16(1), 642.
Kong, H., Xie, Y., Zhu, X., Li, W., Lu, Y., Xu, H., ... & Wang, L. (2018).
Optimization of Gram staining for enhanced detection of bacterial cells in the
yeast biofilms of Saccharomyces cerevisiae. FEMS Yeast Research, 18(2),
foy011.
Lin, Y., Wu, S., & Guo, X. (2022). Research advances in Gram-negative bacterial
staining. Experimental Biology and Medicine, 247(1), 16-22.
Lin, Y., Xie, S., Chen, Y., Liu, P., Zhang, W., Su, W., ... & Jin, J. (2018). Rapid and
high-throughput detection of Gram-negative bacteria by using fluorescent
nanoparticles. Analytical chemistry, 90(4), 2777-2783.
Lu, C., Zhai, Z., Hu, S., He, Y., Yang, Q., Ma, L., ... & Luo, J. (2017).
Multicomponent staining improves Gram staining for bacterial infection
diagnosis. ACS Infectious Diseases, 3(8), 564-569.
Morandi, S., Ghidini, V., & Brasca, M. (2019). Recent advances in the study of the
microbiota of raw-milk, long-ripened cheeses using molecular methods.
Dairy Science & Technology, 99(1), 53-66.
Murray, P. R., Rosenthal, K. S., & Pfaller, M. A. (2019). Medical Microbiology (8th
ed.). Elsevier.
Oren, A., Garrity, G. M., & Whitman, W. B. (Eds.). (2015). Bergey's Manual of
Systematics of Archaea and Bacteria. John Wiley & Sons.
Park, Y., Moon, B., Cho, S., Son, M., Chung, B. H., & Moon, M. W. (2017).
Development of an automated bacterial culture system for gram staining
using image processing. Journal of clinical microbiology, 55(7), 1997-2004.
Prescott, L. M., Harley, J. P., & Klein, D. A. (2018). Microbiology (10th ed.).
McGraw-Hill Education.
Saha, S., & Haldar, S. (2021). Effect of Temperature on Escherichia coli
Morphology: An In Vitro Study. Journal of Pure and Applied Microbiology,
15(1), 240-250.
Tian, J., Li, W., Li, Y., Xiong, Z., & Guo, Q. (2021). Improved identification of
Gram-negative bacteria using flow cytometry based on Gram staining.
Frontiers in Microbiology, 12, 1197.
Verma, H. K., Chauhan, A., Singh, A., & Purohit, R. (2019). Current and emerging
trends in simple staining techniques for microbial detection and observation.
Microbiology Insights, 12, 1178636119860560.
Whitman, W. B., Coleman, D. C., & Wiebe, W. J. (2018). Prokaryotes: The unseen
majority. Proceedings of the National Academy of Sciences, 95(12), 6578-
6583.
Yang, M., Zhang, J., & Zhou, J. (2019). Metal-based nanomaterials for bacterial
detection. Journal of Materials Chemistry B, 7(24), 3700-3713.
Zhang, X., Wang, T., He, Z., & Zhang, Y. (2021). Multiplex staining for
identification of bacteria by combining molecular markers with Raman
spectroscopy. Journal of Biophotonics, 14(1), e202000201.
LAMPIRAN

Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi,


Sumber: Doc. Pribadi,
2023 2023
2023

Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi,


2023 2023 2023

Sumber: Doc. Pribadi,


Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi,
2023
2023 2023

Anda mungkin juga menyukai