Disusun Oleh:
Ayu Arisma (2220801054)
A. Latar Belakang
Mikroba, yang mencakup bakteri, virus, dan jamur, merupakan organisme
yang sangat kecil dan sulit untuk diamati secara langsung. Oleh karena itu,
teknik isolasi mikroba sangat penting dalam dunia mikrobiologi untuk
memperoleh informasi tentang jenis mikroorganisme yang ada di lingkungan
tertentu atau dalam sampel biologis tertentu, serta karakteristik mereka seperti
morfologi, sifat metabolik, dan pola pertumbuhan (Putri, 2021).
Teknik isolasi mikroba adalah proses memisahkan atau mengisolasi
mikroorganisme individu dari populasi campuran dalam sampel biologis atau
lingkungan tertentu. Teknik ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
media kultur yang mengandung nutrisi untuk memelihara dan mendukung
pertumbuhan mikroba. Dalam teknik isolasi mikroba, sampel biologis atau
lingkungan yang diambil dipanen dan dimasukkan ke dalam media kultur,
kemudian dibiarkan tumbuh selama beberapa waktu. Setelah itu, koloni mikroba
yang terisolasi dapat diidentifikasi dan dipelajari lebih lanjut (Sabbathini, 2017)
Teknik isolasi mikroba memiliki banyak aplikasi praktis dalam berbagai
bidang, termasuk pembuatan obat-obatan dan antibiotik, pengolahan makanan
dan minuman, serta pengendalian kualitas lingkungan dan sanitasi. Misalnya,
teknik isolasi mikroba digunakan untuk mengisolasi dan mempelajari
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk membuat antibiotik seperti
penisilin. Di bidang pengolahan makanan dan minuman, teknik isolasi mikroba
digunakan untuk memeriksa kontaminasi mikroba dalam produk makanan dan
minuman, dan untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi.
Teknik ini juga digunakan dalam pengendalian kualitas lingkungan dan sanitasi
untuk memantau tingkat kontaminasi mikroba di lingkungan dan untuk
memastikan kualitas air dan udara (Sabbathini, 2017).
Selain aplikasi praktis, teknik isolasi mikroba juga digunakan dalam
penelitian fundamental untuk mempelajari sifat-sifat dan karakteristik mikroba,
serta untuk memahami peran mikroba dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai
contoh, teknik isolasi mikroba dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
metabolik dan pertumbuhan mikroba tertentu, serta interaksi antara mikroba
dengan lingkungan dan organisme lainnya (Wibisana, 2022).
Meskipun teknik isolasi mikroba cukup sederhana, ada beberapa tantangan
yang harus dihadapi selama proses isolasi, seperti kontaminasi dari
mikroorganisme lain dan kesulitan dalam mengisolasi mikroba yang tumbuh
dengan sangat lambat atau tidak tumbuh dengan cara yang umum. Oleh karena
itu, penting bagi peneliti untuk memahami teknik isolasi mikroba dengan baik
dan memiliki pengetahuan tentang strategi untuk mengatasi masalah yang
mungkin timbul selama proses isolasi (Wibisana, 2022).
B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pada pratikum teknik isolasi mikroba yaitu melatih
mahasiswa agar mampu memisahkan mikroorganisme dari suatu substrat ke
substrat lain atau dari suatu biakan campuran hingga diperoleh biakan murni.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum pembiakan mikroorganisme ini
sebagai berikut :
1. Cairkan media NA dan PDA.
2. Tuangkan media ke dalam cawan petri steril, biarkan membeku.
3. Pilihlah 3 macam koloni bakteri dan fungi yang berasal dari biakan
campuran (praktikum topik sebelumnya). Tulislah nomor koloni yang
saudara pilih pada medium padat dalam cawan petri dan medium
miring.
4. Ambilah sedikit bakteri dari biakan yang dipilih dengan menggunakan
jarum ose.
5. Goreskan pada medium padat dalam cawan petri. Goresan dapat
dilakukandengan teknik goresan kuadran.
6. Ambil bakteri dengan cara yang sama seperti langkah 4, lalu goreskan
pada agar miring yang steril.
7. Inkubasi semua biakan pada suhu kamar/ruang selama 1x24 jam.
8. Lakukan pengamatan dan catat bentuk koloni bakteri tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Morfologi koloni bakteri hari pertama
Sumber Morfologi
Koloni Warna Bentuk Ukuran Tekstur Sketsa atau
Koloni Koloni Koloni Koloni Gambar
B. Pembahasan
Adapun hasil dari teknik isolasi mikroba menggunakan spread plate
method adalah berupa koloni-koloni mikroba yang terisolasi dengan baik pada
permukaan media padat. Koloni-koloni ini muncul sebagai titik-titik berbeda
pada permukaan media padat dan dapat dihitung untuk menentukan jumlah
mikroba dalam sampel (Lestari, 2018).
Koloni-koloni mikroba ini terbentuk dari satu sel atau beberapa sel
mikroba yang berasal dari sampel yang diletakkan pada media padat. Sel-sel
mikroba ini tumbuh dan membelah diri pada permukaan media padat untuk
membentuk koloni-koloni baru yang terisolasi. U.kuran, bentuk, dan warna
koloni dapat bervariasi tergantung pada jenis mikroba yang terisolasi dan kondisi
inkubasi yang digunakan (Wardani, Dkk, 2022).
Dalam praktikum isolasi mikroba, hasil dari teknik spread plate method
dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang terdapat dalam
sampel. Jumlah koloni mikroba yang terisolasi dihitung dan dinyatakan dalam
satuan koloni pembentuk unit (CFU) per volume sampel. Nilai ini digunakan
untuk menentukan tingkat kontaminasi sampel atau konsentrasi mikroba dalam
sampel (Wardani, Dkk, 2022).
Selain itu, hasil dari teknik isolasi mikroba menggunakan spread plate
method juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis mikroba yang
terisolasi. Koloni-koloni yang terisolasi dapat diambil dan dianalisis
menggunakan teknik identifikasi mikroba seperti tes biokimia atau tes DNA.
Identifikasi ini dapat membantu dalam menentukan jenis mikroba yang terdapat
dalam sampel dan karakteristiknya, termasuk kemampuan pertumbuhan dan
potensi patogenitas (Wardani, Dkk, 2022).
Secara keseluruhan, hasil dari teknik isolasi mikroba menggunakan spread
plate method sangat penting dalam laboratorium mikrobiologi. Teknik ini
memungkinkan kita untuk memperoleh koloni mikroba yang terisolasi dengan
baik pada permukaan media padat, dan hasilnya dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam sampel dan mengidentifikasi jenis mikroba
yang terdapat dalam sampel (Lailiya, 2021).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran