Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRATIKUM MIKROBIOLOGI

Teknik Isolasi Mikroba

Disusun Oleh:
Ayu Arisma (2220801054)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Siti Soleha, M.Sc.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroba, yang mencakup bakteri, virus, dan jamur, merupakan organisme
yang sangat kecil dan sulit untuk diamati secara langsung. Oleh karena itu,
teknik isolasi mikroba sangat penting dalam dunia mikrobiologi untuk
memperoleh informasi tentang jenis mikroorganisme yang ada di lingkungan
tertentu atau dalam sampel biologis tertentu, serta karakteristik mereka seperti
morfologi, sifat metabolik, dan pola pertumbuhan (Putri, 2021).
Teknik isolasi mikroba adalah proses memisahkan atau mengisolasi
mikroorganisme individu dari populasi campuran dalam sampel biologis atau
lingkungan tertentu. Teknik ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
media kultur yang mengandung nutrisi untuk memelihara dan mendukung
pertumbuhan mikroba. Dalam teknik isolasi mikroba, sampel biologis atau
lingkungan yang diambil dipanen dan dimasukkan ke dalam media kultur,
kemudian dibiarkan tumbuh selama beberapa waktu. Setelah itu, koloni mikroba
yang terisolasi dapat diidentifikasi dan dipelajari lebih lanjut (Sabbathini, 2017)
Teknik isolasi mikroba memiliki banyak aplikasi praktis dalam berbagai
bidang, termasuk pembuatan obat-obatan dan antibiotik, pengolahan makanan
dan minuman, serta pengendalian kualitas lingkungan dan sanitasi. Misalnya,
teknik isolasi mikroba digunakan untuk mengisolasi dan mempelajari
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk membuat antibiotik seperti
penisilin. Di bidang pengolahan makanan dan minuman, teknik isolasi mikroba
digunakan untuk memeriksa kontaminasi mikroba dalam produk makanan dan
minuman, dan untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi.
Teknik ini juga digunakan dalam pengendalian kualitas lingkungan dan sanitasi
untuk memantau tingkat kontaminasi mikroba di lingkungan dan untuk
memastikan kualitas air dan udara (Sabbathini, 2017).
Selain aplikasi praktis, teknik isolasi mikroba juga digunakan dalam
penelitian fundamental untuk mempelajari sifat-sifat dan karakteristik mikroba,
serta untuk memahami peran mikroba dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai
contoh, teknik isolasi mikroba dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
metabolik dan pertumbuhan mikroba tertentu, serta interaksi antara mikroba
dengan lingkungan dan organisme lainnya (Wibisana, 2022).
Meskipun teknik isolasi mikroba cukup sederhana, ada beberapa tantangan
yang harus dihadapi selama proses isolasi, seperti kontaminasi dari
mikroorganisme lain dan kesulitan dalam mengisolasi mikroba yang tumbuh
dengan sangat lambat atau tidak tumbuh dengan cara yang umum. Oleh karena
itu, penting bagi peneliti untuk memahami teknik isolasi mikroba dengan baik
dan memiliki pengetahuan tentang strategi untuk mengatasi masalah yang
mungkin timbul selama proses isolasi (Wibisana, 2022).

B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pada pratikum teknik isolasi mikroba yaitu melatih
mahasiswa agar mampu memisahkan mikroorganisme dari suatu substrat ke
substrat lain atau dari suatu biakan campuran hingga diperoleh biakan murni.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Isolasi Mikroba


Isolasi mikroba adalah teknik dasar dalam bidang mikrobiologi yang
digunakan untuk memisahkan mikroorganisme dari populasi campuran dalam
sampel lingkungan atau sampel biologis. Teknik isolasi mikroba sangat penting
karena mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, umumnya sangat
kecil dan sulit untuk diamati secara langsung. Oleh karena itu, isolasi mikroba
digunakan untuk memperoleh informasi tentang jenis mikroorganisme yang ada
dalam lingkungan atau sampel biologis tertentu, serta karakteristik mereka
seperti morfologi, sifat metabolik, dan pola pertumbuhan (Fachrial, 2022)
Proses isolasi mikroba umumnya melibatkan penggunaan media kultur
yang mengandung nutrisi untuk memelihara dan mendukung pertumbuhan
mikroorganisme. Sampel lingkungan atau sampel biologis diambil dan ditanam
pada media kultur, kemudian dibiarkan tumbuh selama beberapa waktu. Setelah
itu, koloni mikroba yang terisolasi dapat diidentifikasi dan dipelajari lebih lanjut
(Lestari, 2017).
Teknik isolasi mikroba sangat penting dalam berbagai bidang, termasuk
pengembangan obat-obatan dan antibiotik, pengolahan makanan dan minuman,
serta pengendalian kualitas lingkungan dan sanitasi. Dalam pengembangan obat-
obatan dan antibiotik, teknik isolasi mikroba digunakan untuk mengisolasi dan
mempelajari mikroorganisme yang dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang
dapat digunakan sebagai obat-obatan atau antibiotik. Dalam pengolahan
makanan dan minuman, teknik isolasi mikroba digunakan untuk memeriksa
kontaminasi mikroba dalam produk makanan dan minuman, serta untuk
memastikan bahwa produk tersebut aman dikonsumsi. Teknik ini juga digunakan
dalam pengendalian kualitas lingkungan dan sanitasi untuk memantau tingkat
kontaminasi mikroba di lingkungan dan untuk memastikan kualitas air dan udara
(Wardani, 2017).
Selain aplikasi praktis, teknik isolasi mikroba juga digunakan dalam
penelitian fundamental untuk mempelajari sifat-sifat dan karakteristik mikroba,
serta untuk memahami peran mikroba dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai
contoh, teknik isolasi mikroba dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat
metabolik dan pertumbuhan mikroba tertentu, serta interaksi antara mikroba
dengan lingkungan dan organisme lainnya (Sumampouw, 2019)
Namun, meskipun teknik isolasi mikroba cukup sederhana, ada beberapa
tantangan yang harus dihadapi selama proses isolasi, seperti kontaminasi dari
mikroorganisme lain dan kesulitan dalam mengisolasi mikroba yang tumbuh
dengan sangat lambat atau tidak tumbuh dengan cara yang umum. Oleh karena
itu, penting bagi peneliti untuk memahami teknik isolasi mikroba dengan baik
dan memiliki pengetahuan tentang strategi untuk mengatasi masalah yang
mungkin timbul selama proses isolasi (Sumampouw, 2019)

B. Macam-Macam Teknik Isolasi Mikroba


Teknik isolasi mikroba adalah teknik dasar dalam bidang mikrobiologi
yang digunakan untuk memisahkan mikroorganisme dari populasi campuran
dalam sampel lingkungan atau sampel biologis (Effendi, 2020). Menurut Pujiati,
2022. Beberapa macam teknik isolasi mikroba yang umum digunakan:
1. Teknik kultur tunggal (single colony isolation)
Teknik kultur tunggal digunakan untuk memperoleh koloni tunggal dari
mikroorganisme tertentu dalam sampel campuran. Teknik ini melibatkan
penanaman sampel pada media kultur dan menunggu hingga koloni mikroba
tumbuh. Setelah itu, koloni mikroba yang terisolasi dipindahkan ke media
kultur baru untuk diidentifikasi dan dipelajari lebih lanjut. Teknik kultur
tunggal sangat penting untuk memperoleh populasi mikroba yang murni dan
untuk mempelajari sifat-sifat mikroba secara terpisah.
2. Teknik filtrasi (filtration)
Teknik filtrasi digunakan untuk memisahkan mikroorganisme dari
sampel air atau cairan biologis dengan menggunakan filter. Sampel diambil
dan disaring melalui filter dengan pori-pori yang cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme, tetapi memungkinkan air atau cairan lainnya untuk
melewati filter. Setelah itu, filter diambil dan dipindahkan ke media kultur
untuk menumbuhkan mikroba yang terperangkap di dalamnya.
3. Teknik dilusi (dilution)
Teknik dilusi digunakan untuk mengurangi kepadatan mikroorganisme
dalam sampel lingkungan atau sampel biologis yang padat. Sampel diambil
dan dicampur dengan cairan steril yang disebut pengencer. Campuran ini
kemudian diencerkan dengan cara yang berulang, biasanya hingga mencapai
faktor dilusi tertentu. Setelah itu, sejumlah kecil campuran diambil dari setiap
pengencer dan ditanam pada media kultur untuk menumbuhkan koloni
mikroba. Teknik dilusi sangat penting untuk mengisolasi mikroba yang
mungkin sangat sedikit atau tidak tumbuh dengan cara yang umum.

C. Teknik streak plate


Teknik streak plate atau teknik pewarnaan garis adalah salah satu teknik
dasar dalam mikrobiologi untuk mengisolasi mikroorganisme dari campuran
mikroorganisme yang lebih kompleks. Teknik ini biasanya digunakan untuk
mengisolasi mikroorganisme yang tumbuh dengan lambat, atau yang tidak dapat
diisolasi menggunakan teknik isolasi lainnya (Apriyanto, Dkk, 2022).
Prinsip dasar teknik streak plate adalah membuat garis-garis
mikroorganisme pada permukaan media kultur yang lebih tipis dari garis
sebelumnya, sehingga setiap garis mewakili mikroorganisme yang lebih murni.
Dalam teknik ini, sampel mikroorganisme diambil dari suatu sumber dan
ditanamkan pada bagian ujung media kultur yang steril dengan menggunakan
alat seperti loop, pisau ose, atau jarum. Kemudian, alat tersebut digunakan untuk
menyebar mikroorganisme dengan gerakan zig-zag pada permukaan media
kultur. Setelah itu, alat tersebut dibersihkan dan digunakan untuk menyebar
mikroorganisme pada garis-garis yang telah terbentuk, di mana garis-garis
tersebut mewakili populasi mikroorganisme yang lebih murni. Proses ini
diulangi beberapa kali dengan menggunakan alat yang bersih setiap kali
menyebar mikroorganisme pada garis-garis yang lebih murni (Apriyanto, Dkk,
2022).
Teknik streak plate memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah
mudah dilakukan, relatif murah, dan dapat digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme dengan spesies yang berbeda. Selain itu, teknik ini juga dapat
digunakan untuk memperoleh mikroorganisme yang bersifat anaerob, meskipun
dengan beberapa modifikasi (Zahro, 2017)
Namun, teknik streak plate juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya adalah teknik ini memerlukan keahlian dalam melakukan teknik
streaking yang benar, sehingga dapat memakan waktu yang lebih lama untuk
memperoleh koloni mikroorganisme yang murni. Selain itu, teknik ini juga dapat
menghasilkan koloni mikroorganisme yang tidak homogen, karena setiap koloni
yang terbentuk mungkin mewakili jenis mikroorganisme yang berbeda (Zahro,
2017)
Teknik streak plate merupakan teknik isolasi mikroorganisme yang
penting dalam laboratorium mikrobiologi. Teknik ini dapat digunakan untuk
memperoleh mikroorganisme yang murni dengan cara membuat garis-garis pada
permukaan media kultur yang lebih tipis dari garis sebelumnya, sehingga setiap
garis mewakili mikroorganisme yang lebih murni. Meskipun teknik ini
memerlukan keahlian dalam melakukan teknik streaking yang benar, teknik ini
relatif mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk memperoleh
mikroorganisme dengan spesies yang berbeda (Pikoli, Dkk, 2021)

D. Teknik Spread Plate


Teknik spread plate atau teknik pewarnaan meluas adalah salah satu teknik
isolasi mikroba dalam mikrobiologi. Teknik ini digunakan untuk mengisolasi
mikroba dari sampel yang dicampur. Pada dasarnya, teknik ini melibatkan
penyebaran atau pelapisan sampel mikroba pada permukaan media padat dengan
tujuan memperoleh koloni mikroba yang terisolasi (Rahmi, 2021).
Proses teknik spread plate dimulai dengan mempersiapkan media padat
dalam cawan petri steril. Kemudian, sampel yang akan diisolasi dicampur dalam
jumlah kecil dengan media padat. Setelah itu, sampel dicampur dengan media
padat dengan menggunakan pipet atau loop ose steril. Setelah campuran
disiapkan, 10-100 mikroliter dari campuran ini diambil dan diletakkan pada
permukaan media padat di cawan petri. Selanjutnya, sampel diinkubasi pada
suhu dan kondisi yang sesuai dengan jenis mikroba yang diharapkan muncul
(Rahmi, 2021).
Selama inkubasi, mikroba dalam sampel yang digunakan untuk teknik
spread plate tumbuh dan membentuk koloni pada permukaan media padat.
Koloni ini kemudian terisolasi dan dapat dihitung untuk mengetahui jumlah
mikroba dalam sampel. Koloni ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
jenis mikroba yang terdapat dalam sampel dengan menggunakan teknik
identifikasi mikroba seperti pewarnaan Gram, tes biokimia, atau tes DNA
(Rahmi, 2021).
Teknik spread plate memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah
teknik ini relatif mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk memperoleh
koloni mikroba yang terisolasi dengan mudah. Teknik ini juga memungkinkan
kita untuk menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel dan
mengidentifikasi jenis mikroba yang ada. Selain itu, teknik ini juga
memungkinkan kita untuk mempelajari karakteristik pertumbuhan mikroba
seperti kecepatan pertumbuhan dan ukuran koloni (Pujiati, 2022).
Meskipun begitu, teknik spread plate juga memiliki beberapa kelemahan,
di antaranya adalah teknik ini memerlukan persiapan media padat dan
memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama. Selain itu, teknik ini juga dapat
menyebabkan kontaminasi silang jika teknik yang digunakan tidak steril (Pujiati,
2022).
Teknik spread plate adalah teknik isolasi mikroba yang penting dalam
laboratorium mikrobiologi. Teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh
koloni mikroba yang terisolasi dengan mudah dan memungkinkan kita untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel serta mengidentifikasi
jenis mikroba yang ada. Teknik ini memiliki kelemahan, namun kelebihannya
lebih besar, oleh karena itu teknik ini menjadi salah satu teknik yang paling
sering digunakan dalam isolasi mikroba dalam laboratorium mikrobiologi
(Pujiati, 2022).
E. Teknik Pour Plate
Teknik pour atau teknik tuangkan adalah salah satu teknik isolasi mikroba
dalam mikrobiologi. Teknik ini digunakan untuk mengisolasi mikroba dari
sampel yang dicairkan. Pada dasarnya, teknik ini melibatkan tuangan sampel
mikroba yang telah dicairkan pada permukaan media padat dan kemudian
dibiarkan membeku (Radiati, Dkk, 2019).
Proses teknik pour dimulai dengan mempersiapkan media padat dalam
cawan petri steril. Kemudian, sampel yang akan diisolasi dicairkan dengan
menempatkannya dalam tabung reaksi dan dipanaskan pada suhu yang sesuai
untuk melelehkan media padat. Setelah media padat dan sampel dicampur,
campuran ini dituangkan pada permukaan media padat di dalam cawan petri
dengan menggunakan teknik yang aseptik. Kemudian, sampel diinkubasi pada
suhu dan kondisi yang sesuai dengan jenis mikroba yang diharapkan muncul
(Radiati, Dkk, 2019).
Selama inkubasi, mikroba dalam sampel yang digunakan untuk teknik
pour tumbuh dan membentuk koloni pada permukaan media padat. Koloni ini
kemudian terisolasi dan dapat dihitung untuk mengetahui jumlah mikroba dalam
sampel. Koloni ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis mikroba
yang terdapat dalam sampel dengan menggunakan teknik identifikasi mikroba
seperti pewarnaan Gram, tes biokimia, atau tes DNA (Radiati, Dkk, 2019).
Teknik pour memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah teknik ini
relatif mudah dilakukan dan dapat digunakan untuk memperoleh koloni mikroba
yang terisolasi dengan mudah. Teknik ini juga memungkinkan kita untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel dan mengidentifikasi
jenis mikroba yang ada. Selain itu, teknik ini juga memungkinkan kita untuk
mempelajari karakteristik pertumbuhan mikroba seperti kecepatan pertumbuhan
dan ukuran koloni (Radiati, Dkk, 2019).
Meskipun begitu, teknik pour juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya adalah teknik ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk proses
solidifikasi media padat setelah dituangkan. Selain itu, teknik ini juga dapat
menyebabkan kontaminasi silang jika teknik yang digunakan tidak steril
(Radiati, Dkk, 2019).
Teknik pour adalah teknik isolasi mikroba yang penting dalam
laboratorium mikrobiologi. Teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh
koloni mikroba yang terisolasi dengan mudah dan memungkinkan kita untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel serta mengidentifikasi
jenis mikroba yang ada. Teknik ini memiliki kelemahan, namun kelebihannya
lebih besar, oleh karena itu teknik ini menjadi salah satu teknik yang paling
sering digunakan dalam isolasi mikroba dalam laboratorium mikrobiologi
(Radiati, Dkk, 2019).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat pada pukul 08.30 - 10.10
WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Kampus B Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembng, Jakabaring Kota Palembang.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
Media Potato Dextrose Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), koloni bakteri
campuran praktikum sebelumnya, cawan petri, Laminar Air Flow (LAF),
incubator, jarum inokulasi, alkohol 70%, plastik wrap, kertaslabel.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum pembiakan mikroorganisme ini
sebagai berikut :
1. Cairkan media NA dan PDA.
2. Tuangkan media ke dalam cawan petri steril, biarkan membeku.
3. Pilihlah 3 macam koloni bakteri dan fungi yang berasal dari biakan
campuran (praktikum topik sebelumnya). Tulislah nomor koloni yang
saudara pilih pada medium padat dalam cawan petri dan medium
miring.
4. Ambilah sedikit bakteri dari biakan yang dipilih dengan menggunakan
jarum ose.
5. Goreskan pada medium padat dalam cawan petri. Goresan dapat
dilakukandengan teknik goresan kuadran.
6. Ambil bakteri dengan cara yang sama seperti langkah 4, lalu goreskan
pada agar miring yang steril.
7. Inkubasi semua biakan pada suhu kamar/ruang selama 1x24 jam.
8. Lakukan pengamatan dan catat bentuk koloni bakteri tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Morfologi koloni bakteri hari pertama
Sumber Morfologi
Koloni Warna Bentuk Ukuran Tekstur Sketsa atau
Koloni Koloni Koloni Koloni Gambar

Udara Shiny Irregular 1 cm Dry

Belum Belum Belum Belum


Mulut terbentuk terbentuk terbentuk terbentuk

Debu Dull Spindle 1 cm Dry

Rambut Translucent Irregular 0,5 cm Tetes


dan dull mentega

Tabel 2. Morfologi koloni jamur hari pertama


Sumber Morfologi
Koloni Warna Bentuk Ukuran Tekstur Sketsa atau
Koloni Koloni Koloni Koloni Gambar

Udara Shiny Irregular 1 cm Mucoid

Belum Belum Belum Belum


Mulut terbentuk terbentuk terbentuk terbentuk
Debu Dull Punctiform 1 cm Dry

Rambut Shiny Punctiform 0,5 cm Tetes


mentega

B. Pembahasan
Adapun hasil dari teknik isolasi mikroba menggunakan spread plate
method adalah berupa koloni-koloni mikroba yang terisolasi dengan baik pada
permukaan media padat. Koloni-koloni ini muncul sebagai titik-titik berbeda
pada permukaan media padat dan dapat dihitung untuk menentukan jumlah
mikroba dalam sampel (Lestari, 2018).
Koloni-koloni mikroba ini terbentuk dari satu sel atau beberapa sel
mikroba yang berasal dari sampel yang diletakkan pada media padat. Sel-sel
mikroba ini tumbuh dan membelah diri pada permukaan media padat untuk
membentuk koloni-koloni baru yang terisolasi. U.kuran, bentuk, dan warna
koloni dapat bervariasi tergantung pada jenis mikroba yang terisolasi dan kondisi
inkubasi yang digunakan (Wardani, Dkk, 2022).
Dalam praktikum isolasi mikroba, hasil dari teknik spread plate method
dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang terdapat dalam
sampel. Jumlah koloni mikroba yang terisolasi dihitung dan dinyatakan dalam
satuan koloni pembentuk unit (CFU) per volume sampel. Nilai ini digunakan
untuk menentukan tingkat kontaminasi sampel atau konsentrasi mikroba dalam
sampel (Wardani, Dkk, 2022).
Selain itu, hasil dari teknik isolasi mikroba menggunakan spread plate
method juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis mikroba yang
terisolasi. Koloni-koloni yang terisolasi dapat diambil dan dianalisis
menggunakan teknik identifikasi mikroba seperti tes biokimia atau tes DNA.
Identifikasi ini dapat membantu dalam menentukan jenis mikroba yang terdapat
dalam sampel dan karakteristiknya, termasuk kemampuan pertumbuhan dan
potensi patogenitas (Wardani, Dkk, 2022).
Secara keseluruhan, hasil dari teknik isolasi mikroba menggunakan spread
plate method sangat penting dalam laboratorium mikrobiologi. Teknik ini
memungkinkan kita untuk memperoleh koloni mikroba yang terisolasi dengan
baik pada permukaan media padat, dan hasilnya dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam sampel dan mengidentifikasi jenis mikroba
yang terdapat dalam sampel (Lailiya, 2021).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa teknik isolasi


mikroba adalah metode yang penting dalam penelitian mikrobiologi dan dapat
digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi mikroorganisme tertentu
dari campuran mikroorganisme di lingkungan. Teknik ini berguna untuk
mempelajari sifat dan karakteristik dari mikroorganisme tertentu dan juga
digunakan dalam pengembangan obat dan vaksin.

B. Saran

Adapun saran yang didapat pada praktikum teknik isolasi mikoba


yaitu perhatikan teknik pengambilan sampel mikroba yang baik dan benar untuk
menghindari kontaminasi dari lingkungan sekitar. Gunakan teknik aseptik dan
hindari sentuhan langsung dengan mikroba.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, M., Novitasari, R., & Mardesci, H. (2022). DASAR MIKROBIOLOGI


PANGAN. Mulono Apriyanto.
Effendi, I. I. (2020). Identifikasi Bakteri: Metode Identifikasi dan Klasifikasi
Bakteri (Vol. 1). Oceanum.
Fachrial, E. (2022). Pengantar Teknik Laboratorium Mikrobiologi Dan Pengenalan
Bakteri Asam Laktat. Publish Buku Unpri Press Isbn, 1-78.
Lailiya, N. R. (2021). Isolasi dan identifikasi bakteri toleran terhadap logam berat
Pb pada air dan sedimen di sungai Porong Sidoarjo Jawa Timur (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Lestari, P. B., & Hartati, T. W. (2017). Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Penerbit
Gunung Samudera [Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia].
Pikoli, M. R., Rahmah, F. A., Sari, A. F., Astuti, P., & Solihat, N. A. (2021).
Memancing Mikroba Dari Sampah: Isolasi Mikroorganisme Pendegradasi
Mikroplastik: Isolasi Mikroorganisme Pendegradasi Mikroplastik dari
Tempat Pembuangan (TPA) Sampah. Buku Amal Jariyah & Kinzamedia.
Putri, M. H. (2021). Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Penerbit NEM.
Radiati, L. E., Andriani, R. D., Apriliyani, M. W., & Rahayu, P. P. (2019).
Mikrobiologi Dasar Hasil Ternak. Universitas Brawijaya Press.
Rahmi, S. P. (2021). Mikrobiologi Akuatik. Nas Media Pustaka.
Sabbathini, G. C., & Pujiyanto, S. (2017). Isolasi dan identifikasi bakteri genus
Sphingomonas dari daun padi (Oryza sativa) di area persawahan Cibinong.
Jurnal Akademika Biologi, 6(1), 59-64.
Sumampouw, O. J. (2019). Mikrobiologi Kesehatan. Deepublish.
Wardani, A. K., Wijayanti, S. D., & Widyastuti, E. (2017). Pengantar Bioteknologi.
Universitas Brawijaya Press.
Wibisana, A., & Akmalina, R. (2022). Teknologi Bioproses.
Zahro, F. (2017). Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat asal fermentasi karkisa
ungu (Passiflora edulis var. sims) sebagai penghasil eksopolisakarida
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
LAMPIRAN

(Utami, 2023) (Utami, 2023)

(Utami, 2023) (Utami, 2023)

(Utami, 2023) (Utami, 2023)

Anda mungkin juga menyukai