Kanan
Kanan
DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
MEILINA ESTIANI,SKM,M.KES
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan karunia Nya, kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktunya. Makalah ini berjudul “Gagal
Jantung dan Syok Kardiogenik” untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi.
Makalah ini dibuat dengan menjadi Kesatuan yang sistematis. Terima kasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. kami selaku
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.3 TUJUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................3
3.2 SARAN.............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................3
3
BAB I
PENDAHULUAN
Satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam jiwa penderitanya
adalah syok kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan
yang diakibatkan oleh karena tidak cukupnya curah jantung untuk
mempertahankan fungsi alat-alat vital tubuh akibat disfungsi otot jantung. Hal
ini merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan penanganan yang
cepat dan tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka
kematiannya tetap tinggi yaitu antara 80-90% Penanganan yang cepat dan
tepat pada penderita syok kardiogenik ini mengambil peranan penting di
dalam pengelolaan penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari
ancaman kematian.
4
Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung
akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan
komplikasi infark yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang
sangat tinggi. Walaupun akhir-akhir ini angka kematian dapat diturunkan
sampai 56% (GUSTO), syok kardiogenik masih merupakan penyebab
kematian yang terpenting pada pasien infark yang dirawat di rumah sakit.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian gagal jantung.
2. Untuk mengetahui patofisiologi gagal jantung.
3. Untuk mengetahui etiologi gagal jantung.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gagal jantung.
5. Untuk mengetahui cara pengobatan gagal jantung.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan gagal jantung.
7. Untuk mengetahui pengertian syok kardiogenik.
8. Untuk mengetahui patofisiologi syok kardiogenik.
9. Untuk mengetahui tanda dan gejala syok kardiogenik.
10. Untuk mengetahui cara pengobatan syok kardiogenik.
11. Untuk mengetahui cara pencegahan syok kardiogenik
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 PENGERTIAN
Kelainan primer pada gagal jantung adalah berkurang atau hilangnya sebagian
fungsi miokardium yang menyebabkan penurunan curah jantung.
Ada beberapa definisi gagal jantung, namun tidak ada satu pun yang
benar-benar dapat memuaskan semua pakar atau klinisi yang menangani
masalah gagal jantung. Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung
tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh,
meskipun tekanan pengisian vena normal. Namun, definisi- definisi lain
menyatakan bahwa gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada
satu sistem organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung
yang ditandai dengan suatu bentuk respons hemodinamik, renal, neural dan
hormonal, serta suatu keadaan patologis di mana kelainan fungsi jantung
menyebabkan kegagalan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
jaringan, atau hanya dapat memenuhinya dengan meningkatkan tekanan
pengisian Saat ini dikenal beberapa istilah gagal jantung, yaitu:
6
Gagal jantung kanan: ditandai dengan adanya edema perifer, asites,
dan peningkatan tekanan vena jugularis.
Gagal jantung kongestif: adalah gabungan kedua gambaran tersebut.
7
2.1.2 PATOFISIOLOGI Iskemia Miokard
Infark Miokard
Aritmia
Ventrikular Curah Jantung↓ Tekanan hidrostatik
tekanan asmotik
Ketidak seimbangan
Me ↓ GFR vasokontriksi Pengeluaran Pengisian
suplai dan kebutuhan
nefron ginjal Aldosteron LV↓ (LVEDP)
Tekanan Darah
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis
penyakit jantung kongenital maupun yang didapat. Mekanisme fisiologis
yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang
meningkatkan beban awal, beban akhir, atau menurunkan kontraktilitas
miokardium.
9
mendadak dapat berupa: (1) aritmia, (2) infeksi sistemik dan infeksi paru-
paru, dan (3) emboli paru-paru.
10
mempertahankan fungsi vertrikel kiri, lebih sedikit klien yang mungkin
akan mengalami gagal jantung setelah serangan infark.
Mortalitas
Morbiditas
11
1. Tanda/gejala gagal jantung gawat darurat Hubungi unit gawat darurat jika
pasien mengalami
a. Nyeri dada lebih dari 15 menit dan tidak berkurang dengan istirahat atau
pemberian ISDN.
b. Sesak nafas yang menetap dan berat.
c. Pingsan.
2. Tanda/gejala gagal jantung urgen Ajarkan pasien untuk segera hubungi
dokter jika mengalami gejala berikut ini (Hollenberg Steven M. et al.,
2019):
a. Sesak nafas yang bertambah parah dari sebelumnya atau terdapat sesak
nafas saat beraktivitas.
b. Mengalami kesulitan tidur karena sesak nafas. Contohnya, sering
terbangun tiba-tiba di waktu malam karena sesak nafas.
c. Harus tidur dengan duduk atau perlu tambahan bantal lebih dari biasanya
untuk bisa tidur.
d. Denyut nadi yang cepat atau berdebar-debar yang terus terjadi dan
membuat pasien merasa pusing atau nggeliyeng merasa seperti akan
pingsan.
3. Tanda/gejala awal gagal jantung
Beberapa tanda/gejala gagal jantung tidak bersifat gawat darurat, tetapi dapat
memburuk jika pasien tidak waspada. Jangan bersikap mengabaikan gejala
awal gagal jantung. Hubungi dokter atau perawat jika pasien mengalami gejala
berikut ini, sehingga dapat ditangani sebelum menjadi gejala yang urgen
(Hollenberg Steven M. et al., 2019; Ponikowski et al., 2016):
a. Peningkatan berat badan atau penurunan berat badan lebih dari 1 kg per
hari atau lebih dari 2 kg per minggu.
b. Bengkak di kaki, telapak kaki, tangan, atau perut.
c. Batuk yang terus-menerus atau adanya penumpukan cairan di paru-paru.
d. Rasa lelah yang terus-menerus atau kehilangan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
e. Kehilangan nafsu makan atau mual.
12
2.1.5 PENGOBATAN
Metode pengobatan gagal jantung akan disesuaikan dengan usia pasien, penyebab
dan tingkat keparahannya, serta penyakit lain yang menyertai. Metode pengobatan
gagal jantung dapat berupa:
1. Obat-obatan
Tolvaptan, untuk mengembalikan kadar natrium darah yang dapat menurun pada
pasien gagal jantung
Empagliflozin, untuk menurunkan tekanan darah dan beban kerja jantung pada
pasien yang juga memiliki diabetes tipe 2.
2. Operasi
13
Selain obat-obatan, dokter juga dapat melakukan tindakan operasi untuk
menangani penyebab kerusakan jantung. Prosedur operasi yang dapat dilakukan
antara lain:
Dokter juga dapat menanam alat yang dapat membantu kerja jantung agar
mampu memompa darah secara efisien. Berikut ini adalah beberapa jenis alat
tersebut:
Alat pacu jantung bekerja dengan cara memberikan rangsangan listrik pada
jantung agar dapat memompa darah secara efisien. Alat ini dipasang di balik kulit
area dada.
Perangkat ini dihubungkan ke jantung untuk memonitor detak jantung. Jika detak
jantung melemah atau berhenti, maka ICD akan mengirim sinyal kejut agar
jantung dapat berdetak kembali.
Perangkat ini dipasang di bagian luar jantung untuk membantu jantung memompa
darah. LVAD umumnya digunakan pada pasien yang sedang menunggu donor
untuk transplantasi jantung.
14
2.1.6 PENCEGAHAN
15
sistolik <120 mmHg menurunkan risiko gagal jantung di kemudian hari
dibandingkan dengan <140 mmHg. Meskipun terdapat semakin banyak bukti
mengenai efektivitas penurunan tekanan darah intensif dalam pencegahan
gagal jantung, penurunan tekanan darah intensif juga dapat menyebabkan
peningkatan efek samping yang serius. Oleh karena itu, memaksimalkan
manfaat dan meminimalkan dampak buruk dengan memperkirakan risiko
gagal jantung dapat memandu pemilihan penurunan tekanan darah secara
intensif. Analisis post hoc terbaru dari Uji Coba Intervensi Tekanan Darah
Sistolik menunjukkan penurunan risiko yang lebih besar pada mereka yang
memiliki risiko dasar tertinggi (risiko rendah: HR: 0,86 [95% CI: 0,29, 2,56];
risiko menengah: 0,54 [0,23, 1,30]; risiko tinggi: 0,45 [0,23, 0,86]). Meskipun
terdapat manfaat penurunan tekanan darah intensif dalam pencegahan gagal
jantung, masih terdapat perdebatan mengenai efektivitas komparatif berbagai
terapi antihipertensi. Terapi yang muncul untuk pengobatan GJ, seperti
sacubitril-valsartan, belum diteliti dalam pencegahan GJ namun mungkin
menawarkan manfaat terkait dengan penurunan tekanan darah serta
membalikkan remodeling jantung. Sebuah penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa diuretik, penghambat enzim pengonversi angiotensin,
dan penghambat reseptor angiotensin lebih efektif.
c. Inhibitor natrium-glukosa
co-Transporter-2 (SGLT2i) SGLT2i adalah obat baru yang menurunkan
glukosa darah dengan menurunkan laju reabsorpsi glukosa dan meningkatkan
ekskresi glukosa. SGLT2i mengurangi risiko kejadian kardiovaskular yang
merugikan pada penderita diabetes. SGLT2i juga mengurangi risiko kematian
kardiovaskular atau rawat inap akibat gagal jantung pada pasien diabetes.
pasien dengan dan tanpa diabetes dengan penyakit ginjal kronis, HFrEF, dan
HFpEF. Manfaat SGLT2i juga telah diamati pada pasien yang berisiko tinggi
terkena gagal jantung namun tidak memiliki riwayat gagal jantung yang
diketahui dan menunjukkan adanya peran SGLT2i dalam pencegahan primer
GJ. Hasilnya, SGLT2i telah diusulkan untuk digunakan dalam algoritma
berbasis risiko untuk pencegahan gagal jantung, serupa dengan peran statin
dalam pencegahan risiko penyakit kardiovaskular aterosklerotik.
d. Telemedis dalam pencegahan HF
Terdapat kesenjangan yang signifikan antara desa dan kota dalam hal
kesehatan jantung dan kematian akibat gagal jantung. Salah satu pendekatan
16
potensial untuk fokus pada strategi pencegahan yang adil adalah telemedis,
yang mencakup pemantauan jarak jauh di rumah dan pemantauan yang
didukung telepon. Telemedis telah terbukti efektif dalam mengurangi angka
kematian dan angka rawat inap di rumah sakit pada penderita GJ. Prevalensi
intervensi telemedis meningkat pesat sebagai akibat dari pandemi Covid-19,
ketika sistem medis dengan cepat beralih ke metode pemberian layanan
nonkontak untuk perawatan rawat jalan karena lockdown sosial, karantina, dan
persepsi risiko infeksi mengakibatkan penurunan kontak antara pasien GJ dan
kontak medis. Penelitian di masa depan diperlukan untuk mengevaluasi efek
telemedis dalam pencegahan gagal jantung.
17
2.2.2 PATOFISIOLOGi
18
PATHWAY SYOK KARDIOGENIK
Kardiak Output
preload, stroke
Systemic &
volume &Hete Rate,
Pulmonary edema
TD
kebutuhan oksigen
Diaforesis Dispnea
otot jantung
Perubahan mental
Menghasilkan 2 Kematian selular
(gelisah, cemas)
ATP + asam Laktat
MK : Kecemasan
Nyeri dada
MK : Nyeri
2.2.1 ETIOLOGI
Menurut (Wayan Wita, 2012) Etiologi dari Shock kardiogenik bisa
dikarenakan gangguan fungsi jantung secara mendadak atau bisa juga karena
gangguan kontraktilitas dari otot jantung. Hal ini bisa disebabkan karena infark
miokard akut dan komplikasinya, myocarditis, tamponade jantung, endokarditis,
trauma jantung, ruptur korda tendinea, kardiomiopati tingkat akhir, stenosis
valvular berat dan komplikasi bedah jantung.
Menurut (Budhi Subekti, 2011) Syok kardiogenik sebenarnya adalah gagal
jantung kongestif ekstrem yang disebabkan oleh penurunan fungsi kontraktil
jantung yang parah. Penyebab terbanyak kejadian syok kardiogenik adalah infark
miokard ventrikel kiri yang ekstensif.
2.2.2 TANDA DAN GEJALA
Kebanyakan pasien dengan syok kardiogenik memiliki gejala yang sama
dengan Mi akut. Manifestasi klinis syok kardiogenik mencerminkan gagal jantung
dan perfusi jaringan yang tidak adekasat dan sering dikaitkan dengan gejala
iskemia jantung akut.
Nyeri dada iskemik atau angina equivalents
Sumbatan paru termasuk takipnea, ronki, dan kemungkinan edema paru
Frank
Sinus takikardia dan disritmia jantung lainnya
S, bunyi hati
Tingkat perubahan kesadaran
Pucat, dingin, kulit lembab dan dingin dengan tertunda kapiler waktu isi
ulang
Output urine minimal (kecil)
Hipotensi (tekanan darah sistolik <90 mm Hg
Ekokardiogram untuk mengidentifikasi penyebab struktural dari syok
kardiogenik
Hitung darah lengkap (complete blood count (CBC) dan hitung trombosit
untuk mengidentifikasi kemungkinan koagulopati
Laboratorium rutin darah (elektrolit, ginjal dan hati tes fungsi) untuk
menilai fungsi organ vital
Tingkat-tinggi serum laktat di hadapan hipoperfusi jaringan
Nilai SvO, 65% Peningkatan sekanan jantung hagian kiri (PAP, PAOP)
jika kateter arteri pulmonari dimasukkan
2.2.3 PENGOBATAN
1. Bantuan Hidup Darurat
Kebanyakan orang yang mengalami syok kardiogenik membutuhkan oksigen
ekstra. Jika perlu, dokter juga akan menghubungkan pengidap kondisi ini ke
mesin pernapasan (ventilator). Nantinya seseorang yang mengalami kondisi ini
juga akan menerima obat-obatan dan cairan melalui infus pada lengan.
2. Obat-Obatan
Obat yang dokter gunakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung
memompa dan mengurangi risiko penggumpalan darah.
Berikut adalah pilihan obat yang dapat dokter berikan:
Vasopresor. Obat ini dapat kamu gunakan untuk mengobati tekanan darah
rendah.
Agen inotropik. Obat ini berfungsi untuk membantu meningkatkan fungsi
pemompaan jantung, dapat dokter iberikan sampai pengobatan lain mulai
bekerja.
Aspirin. Aspirin biasanya dokter segera berikan untuk mengurangi
pembekuan darah dan menjaga agar darah tetap mengalir melalui arteri
yang menyempit.
Obat antiplatelet. Dokter ruang gawat darurat mungkin memberi pengidap
syok kardiogenik obat yang mirip dengan aspirin untuk membantu
mencegah pembentukan gumpalan baru.
3. Prosedur Medis
Prosedur medis untuk mengobati syok kardiogenik biasanya berfokus pada
pemulihan aliran darah melalui jantung, seperti:
Angioplasti dan stenting. Jika dokter menemukan sumbatan selama
kateterisasi jantung, dokter dapat memasukkan tabung tipis panjang
(kateter) dengan balon khusus melalui arteri. Biasanya pada kaki, ke arteri
yang tersumbat pada jantung. Ketika tabung tipis ini berada pada
posisinya, balon digelembungkan sebentar untuk membuka sumbatan.
Pompa balon. Dokter dapat memasukkan pompa balon pada arteri utama
jantung (aorta). Pompa mengembang dan mengempis dalam aorta,
membantu aliran darah dan mengurangi sebagian beban kerja jantung.
Oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO). ECMO membantu
meningkatkan aliran darah dan memasok oksigen ke tubuh. Pada
prosedurnya, darah akan dipompa ke luar tubuh untuk dialirkan pada
mesin jantung-paru. Adapun mesin ini berfungsi untuk menghilangkan
karbon dioksida dan mengirimkan darah berisi oksigen kembali ke
jaringan dalam tubuh.
2
4. Prosedur Operasi
Jika obat-obatan dan prosedur lain tidak berhasil mengatasi syok kardiogenik,
dokter mungkin merekomendasikan operasi, seperti:
Operasi bypass arteri koroner. Operasi ini menggunakan pembuluh
darah yang sehat di kaki, lengan, atau dada untuk membuat jalur
baru agar darah dapat mengalir pada sekitar arteri yang tersumbat
atau menyempit.
Pembedahan untuk memperbaiki cedera pada jantung. Terkadang
cedera, seperti robekan pada salah satu bilik jantung atau katup
jantung yang rusak, dapat menyebabkan syok kardiogenik.
Pembedahan mungkin memperbaiki masalah.
Alat bantu ventrikel (VAD). Alat mekanis ini penggunaannya
dengan menanamkan ke dalam perut dan memasangnya ke jantung
untuk membuatnya memompa. VAD dapat memperpanjang dan
meningkatkan kehidupan beberapa orang dengan gagal jantung
stadium akhir.
Transplantasi jantung. Jika jantung sangat rusak dan tidak ada
perawatan lain yang berhasil, transplantasi jantung mungkin
merupakan pilihan terakhir.
2.2.4 PENCEGAHAN
Syok kardiogenik dapat dicegah dengan menjaga kesehatan jantung melalui gaya
hidup sehat, seperti:
Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi), melakukan latihan, mengelola
stres, dan membatasi garam, alkohol untuk menjaga tingkat hipertensi.
Selain itu, dokter juga mungkin meresepkan obat untuk mengobati
hipertensi.
Tidak merokok dan hindari paparan asapnya.
Menjaga berat badan yang sehat akan menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan kadar kolesterol.
Kurangi makanan kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh. Sebab, hal
ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Berolahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah, meningkatkan
tingkat high-density lipoprotein (HDL) kolesterol dan meningkatkan
kesehatan pembuluh darah dan jantung secara keseluruhan.
3
BAB III
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu
mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun
tekanan pengisian vena normal.
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis
penyakit jantung kongenital maupun yang didapat. Mekanisme fisiologis yang
menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan
beban awal, beban akhir, atau menurunkan kontraktilitas miokardium.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan saran serta kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun agar penulisan makalah – makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kas
4
DAFTAR PUSTAKA
Agung Wibowo, dan Arif Sugitanata. (2023). Teori Pertingkatan Norma Dan
Semesta Media.
Nindita Fadlilah Ningtias. (2022). Nilai-Nilai Budaya Dalam Novel “Di Bawah
Langit Yang Sama” Karya Helga Rif: Kajian Budaya Clyde Kluckhohn.