Tugas Propesi Pendidikan (SEPULUH PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA)
Tugas Propesi Pendidikan (SEPULUH PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA)
PENDAHULUAN
2. Tujuan
Mengetahui pentingnya perubahan yang diperlukan di bidang pendidikan di
Indonesia.
3. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas dan tujuan, maka rumusan masalahnya yaitu
perubahan-perubahan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya
manusia?
BAB II
PEMBAHASAN
Seberapa jauh pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap para peserta didik untuk
dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dapat dilihat dari hasil pendidikan
tersebut. Apabila yang diperoleh dari proses pendidikan tersebut kurang dari yang kita
harapkan maka diperlukan suatu adanya perubahan dalam bidang pendidikan. Paradigma-
paradigma yang berkembang di masyarakat menimbulkan suatu tanggapan-tanggapan
terhadap pendidikan tersebut. Adapun paradigma tersebut antara lain :
1. Pendidikan sebagai proses pemblengguan atau pembebasan,
2. Pendidikan sebagai proses pembodohan atau pencerdasan,
3. Pendidikan sebagai proses perampasan hak-hak anak atau justru menjunjung tinggi
hak anak,
4. Pendidikan menghasilkan tindak kekerasan atau tindakan perdamaian,
5. Pendidikan sebagai proses pengebirian potensi manusia atau pemberdayaan potensi
manusia,
6. Pendidikan sebagai wahana disitegrasi atau pemersatu bangsa,
7. Pendidikan menghasilkan manusia yang otoriter atau manusia demokratis,
8. Pendidikan menghasilkan manusia yang apatis terhadap lingkungan atau responsif
dan peduli terhadap lingkungan, dan
9. Pendidikan hanya terjadi di sekolah atau di mana-mana.
C. Pendidikan sebagai proses perampasan hak-hak anak atau justru menjunjung tinggi hak
anak,
Pendidikan di zaman ini terutama di Negara kita tidak menjunjung tinggi hak-hak anak-
anak atau peserta didik malah terkesan merampas, hai ini di sebabkan oleh masyarakat yang
menjadikan sebagai panggung pentas melaikan bukan sebagai tempat latihanmaupun
laboratorium belajar.
Pembelajaran di sekolah diharapkan oleh orang tua siswa untuk memperoleh ranking atas,
sehingga anak diharuskan mendapatkan nilai yang baik.
Menciptakan pemimpin dari sikap otoriter itu sangat mustahil karena seseorang yang
diciptakan dari sikap tersebut hanya mengganggap dirinya sangat berkuasa dan yang paling
benar sehingga berhak mengoreksi, memberi petunjuk, berhak menyalahkan bawahan, dll.
Pada kenyataanya justru informasi dari bawahan umumnya membawa kebenaran. Guru
sebagai sumber informasi yang mentransfer pendidikan ke satu arah vertikal dan
pembelajaran jarang didudukkan sebagai sumber informasi alternatif sehingga menyebabkan
tidak terjadi interaksi horizontal.
Kesimpulan :
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada pembahasan di atas maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu untuk dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui
pendidikan maka sistem pendidikan harus ada perubahan. seharusnya pendidikan tidak
bersifat membelenggu karena membuat manusia tidak mandiri, menjadi beban sosial dan
bahkan tidak memiliki jati diri. Pendidikan juga masih dirasakan sebagai proses pembodohan
terjadi dari praktik instruksional yang sama, yakni dengan interaksi verbal vertikal. Peserta
didik juga tidak mendapatkan hak-haknya sebagai seorang siswa karena pendidikan bersifat
otoriter. Peserta didik juga tidak bisa berkembang dikarenakan terjadinya sikap otoriter yang
hanya mengarah pada satu arah yaitu arah vertikal dan jarang sekali mengarah pada arah
horizontal. Bahan pembelajaran juga seperti pembelajaran sejarah dan geografi seharusnya
mampu kesadaran dan pendekatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://x3100.wordpress.com/perubahan-pendidikan-untuk-meningkatkan-sdm/
http://forum.dudung.net/index.php?topic=5751.0
http://trisakti.staff.umm.ac.id/files/2010/03/FILOSOFI-PENDIDIKAN-13.pps
https://evakoohyesun.blogspot.com/2011/09/10-perubahan-pendidikan-untuk.html