Pendidikan Di Indonesia Telah Melewati Berbagai Proses Perkembangan
Pendidikan Di Indonesia Telah Melewati Berbagai Proses Perkembangan
kurikulum. Perubahan kurikulum di Indonesia mulai didirikan sejak sebelum merdeka dan terjadi
perubahan beberapa kali. Meski begitu, perubahan kurikulum memang tidak bisa dihindari akibat
belum ditemukannya wujud sejati pendidikan di Indonesia, pengaruh sosial, budaya, sistem politik,
ekonomi, dan IPTEK. Inovasi kurikulum memang sudah seharusnya dilaksanakan secara dinamis,
agar dapat sesuai dengan perubahan serta tuntutan di masyarakat. Kurikulum merdeka adalah
kurikulum yang dilaksanakan dan didasarkan pada pengembangan profil peserta didik agar
mempunyai jiwa serta nilai-nilai yang terkandung pada sila Pancasila dalam kehidupannya.
Kurikulum merdeka tetaplah mengutamakan pendidikan karakter melalui profil pelajar pancasila.
Pendidikan karakter sangat penting dan wajib dilaksanakan, karena membentuk karakter bangsa yang
merupakan salah satu tujuan dari adanya suatu pendidikan nasional, pendidikan karakter terus
diupayakan hingga masa kini, pendidikan karakter terus dilaksanakan, diperkuat, dan terus
dikembangkan termasuk dalam kurikulum merdeka melalui profil pelajar pancasila. Profil pelajar
pancasila yang tercantum di dalam kurikulum merdeka berguna untuk mengembangkan
karakter dan kemampuan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar. Secara filosofis,
pembentukan karakter melalui pendidikan karakter dibutuhkan dan perlu diberikan pada peserta didik
guna mencapai tujuan pendidikan bangsa. Sejalan dengan pandangan Ki Hajar Dewantara yakni
pendidikan tidak akan terlepas dari nilai-nilai karakter (budi pekerti), fisik, dan pikiran peserta didik
yang kelak akan menjadi ‘manusia’ di masyarakat. Sehingga pendidikan karakter memiliki peran
penting untuk mengembangkan potensi peserta didik dan menjadi masyarakat Indonesia yang berbudi
luhur
Pendidikan bagaikan taman bunga yang penuh warna, di mana setiap murid
bagaikan bunga unik dengan kebutuhannya sendiri. Di sinilah pembelajaran
berdiferensiasi hadir bagaikan sang penjaga taman, yang memahami dan merawat
setiap bunga agar mekar dengan indah.
Memahami profil belajar murid termasuk menggali minat, bakat, dan gaya belajar
mereka. Hal ini bagaikan mempelajari kebutuhan air, sinar matahari, dan pupuk
yang optimal bagi setiap bunga.
Dunia pendidikan bagaikan taman bunga yang penuh warna, di mana setiap
murid bagaikan bunga unik dengan kebutuhannya sendiri. Diferensiasi
pembelajaran hadir bagaikan sang penjaga taman, yang memahami dan merawat
setiap bunga agar mekar dengan indah.
Memahami profil belajar murid termasuk menggali kesiapan belajar, minat, dan
gaya belajar mereka. Hal ini bagaikan mempelajari kebutuhan air, sinar matahari,
dan pupuk yang optimal bagi setiap bunga.
Carol Ann Tomlinson, pakar pendidikan ternama, melanjutkan jejak ini dengan
penelitiannya tentang diferensiasi. Dalam bukunya The Differentiated Classroom
(1999), beliau menegaskan bahwa "satu cara pengajaran tidak akan cocok untuk
semua."
Diferensiasi memandang murid sebagai individu, meskipun berada dalam kelas
yang sama. Guru didorong untuk mengakomodasi perbedaan ini melalui diferensiasi
konten, proses, dan produk.
Diferensiasi merupakan strategi yang adaptif dan responsif dalam menjawab keragaman
kemampuan murid dalam pembelajaran bahasa. Dengan memahami kebutuhan dan minat
murid, guru dapat merancang pembelajaran yang efektif dan optimal, mengantarkan setiap
murid menuju gerbang kesuksesan dalam menguasai bahasa.
Sebagai seorang mahasiswa, refleksi terhadap keragaman peserta didik dan target kurikulum sangat
penting untuk dilakukan
Sebagai calon pendidik, refleksi menjadi alat penting untuk menjembatani antara
teori dan praktik. Dalam konteks pendidikan yang kian beragam dan dinamis, refleksi
terhadap keragaman peserta didik dan pemenuhan target kurikulum menjadi kunci
untuk membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan.