Anda di halaman 1dari 3

Pancasila dikenal sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia dengan otomatis warga negaranya

pun harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila, nilai karakter yang ada pada tiap sila Pancasila
terdiri dari nilai karakter religius, sosial, mandiri, patriotisme, kebersamaan, demokratis, dan
keadilaan.

Dalam konteks sistem pendidikan Indonesia di dalamnya mengejewantahkan nilai-niai


Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk
menjawab satu pertanyaan besar, yaitu "Pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang
ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia?".

Bagaimana sistem pendidikan Indonesia menjawab pertanyaan besar yang dilontarkan di atas,
yaitu "Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.", itulah sebabnya dalam kurikulum merdeka
ditekankan tentang Profil Pelajar Pancasila.

Guru sebagai agen perubahan, berperan penting untuk membawa tujuan kegiatan belajar
mengajar lebih efektif, efisien, dan optimal. Kegiatan belajar mengajar bukan sekadar
meningkatkan motivasi dan potensi peserta didik, tetapi membuat peserta didik berkarakter.
Sumber daya manusia/peserta didik yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dimensi dalam Profil Pelajaran Pancasila, satu sama lain saling berkaitan dan menguatkan
untuk mewujudkan Profil Pelajaran Pancasila, harus dilalukan secara bersamaan tidak parsial.
Keenam dimensi tersebut adalah:

 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
 Berkebhinekaan global.
 Bergotong royong.
 Mandiri.
 Bernalar kritis.
 Kreatif.

Keenam dimensi tersebut menunjukkan bahwa Profil Pelajar Pancasila tidak hanya fokus
pada kompetensi kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai identitas/jati diri sebagai
bangsa Indonesia sekaligus warga global
Menurut ajaran Ki Hajar Dewantara, manusia merdeka adalah manusia yang secara lahir
bebas dan secara batin mandiri. Guru sebagai agen perubahan, berperan penting untuk
membawa tujuan kegiatan belajar mengajar lebih efektif, efisien, dan optimal. Kegiatan
belajar mengajar bukan sekadar meningkatkan motivasi dan potensi peserta didik, tetapi
membuat peserta didik berkarakter. Sumber daya manusia/peserta didik yang unggul
merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.", itulah sebabnya dalam
kurikulum merdeka ditekankan tentang Profil Pelajar Pancasila.
Visi kelompok:

Menjadi guru yang mampu menginspirasi, mengayomi, dan mendidik peserta didik agar
mampu bersikap, berbuat, menunjukkan kepedulian dan penghargaan setinggi-tingginya
terhadap hal-hal yang ada pada bangsa Indonesia serta memiliki andil dalam mendidik dan
mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi masa depan melalui pembelajaran yang
sesuai dengan karakter dan gaya belajar masing-masing dan tertuju pada profil pelajar
Pancasila

Visi adalah suatu gambaran masa depan yang ingin diraih oleh individu atau kelompok.
Melalui diskusi dengan sesama tema terkait visi masing-masing individu tentu memberi
warna dan juga wawasan baru bagi masing-masing anggota kelompok. Kegiatan apresisasi
juga menjadi semangat bagi tiap anggota untuk mewujudkan visi masing-masing. Apresiasi
yang dilakukan secara berkelanjutan di dalam kelompok akan mendorong setiap anggota
untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam berkembang menuju kesuksesan bersama. Selain
itu, melalui apresiasi, anggota kelompok juga diajak untuk menyampaikan pendapatnya dan
sekaligus belajar bagaimana mengapresiasi buah pemikiran orang lain. Sebelum kelak terjun
ke sekolah dan mempraktikan hasil belajar ini kepada peserta didik

Anda mungkin juga menyukai