PM 5 Fadlihi Asmi 19052013
PM 5 Fadlihi Asmi 19052013
PERTEMUAN 5
Nim : 19052013
ISI TUGAS :
1. Pengumuman adzan
sholat lima waktu
Pembinaan dan
Pengawasan :
1. Menjadi tanggung
jawab Kementerian
Agama secara
berjenjang
2. Kementerian Agama
dapat bekerjasama
dengan Pemerintah
Daerah dan Organisasi
Kemasyarakatan Islam,
3. Meneg memberikan
contoh untuk
memperjelas substansi
dan tujuan surat edaran
melalui tiga contoh
yakni :
b. “ Misalnya kita
hidup dalam
lingkungan non
muslim, jika ada
gangguan seperti
itu tentu akan
mengurangi
kenyamanan orang
yang berbeda
agama dengan kita”
c. “ Misalnya hidup
dalam satu
kompleks yang kiri,
kanan, depan, dan
belakang
memelihara anjing
kemudian
bergongggong
secara bersamaan
tentu kita akan
terganggu kan ”
Pro : https://youtu.be/UPWGU-KhrpY
a. Durasi yang
diperbolehkan
mengeluarkan suara
dari pengeras adzan
selama 10 menit
sesuai dengan titik
modrat
Kontra :
2. Mustafa Narawadaya
(Pengiat Aktivis
Medsos) : mustafa tidak
setuju dengan terbitnya
Surat edaran ini karena
ia mengungkpakan “
mengapa adzan yang
dikeluarkan dari
pengeras suara diatur-
atur segala padahal
sebagian besar pengguna
medsos yang saya
pantau merasa terbantu
bangun tidur oleh suara
adzan. Jadi tidak bisa
membuat aturan hanya
berdarkan laporan
negaratif tetapi juga
harus melihat dari sisi
positifnya, kemudian
naskah akademik dalam
surat edaran ini berbeda
dengan surat edaran
tahun 1978 dahulu sebab
surat yang sekarang
hanya tuntutan dan tidak
jelas”. Sosialisi dari
surat ini juga salah
ujarnya, seharusnya face
to face saja dengan
pengurus masjid bukan
melalui medsos yang
memicu kegaduhan.
Masalah komunikasi ini
memancing pengguna
medsos memberi
julukan pada suara
adzan yang sangat tidak
baik yakni :
b. Perbandingan
dengan anjing yang
najis
3. Bukhori Yusuf
(Anggota Komisi VIII
DPR Fraksi PKS) : “
Niatnya saya dukung
namun substansinya
tidak karena
menimbulkan masalah
dimana langsung
ditujukan pada tahlil
masjid sehingga tidak
hiarki. Ditambah lagi
durasi yang kurang tepat
dan pengawsan dari
Meneg seharusnya tidak
diterapkan karena bukan
kewenanganya. Hal ini
bisa menciptakan
kerusuhan sebab tujuan
awal merupakan
edukasi namun
implementasinya
memakai pengawasan”.
Menurutnya surat
edaran ini sebaiknya
bersifat normatif dan
bukan limitatif dalam
konteks tertentu.
2. Madsuki Baidlowi
(Ketua MUI Bidang
Informasi dan
Komunikasi) : beliau
mengungkapkan
“Sebenarnya Meneg
tidak bermaskud begitu,
analoginya saja yang
bermasalah bagi
masyarakat. Tujuan
utamanya hanya
menjelaskan substansi
suarat edaran agar adab
beribadah ada dimensi
syiar untuk harmoni
sosial”.
Kontra :
2. Mustafa Narawadaya
(Pengiat Aktivis
Medsos) : Bapak ini
tidak setuju dengan
pernyataan Meneg yang
menganologikan suara
adzan dengan
gonggongan anjing
karena baginya sama
dengan menghina islam
yang bisa memicu
keonaran. Ditambah lagi
ujarnya, ia menyarankan
seharusnya Meneg
diganti dengan yang
baru.
Pengaturan gema adzan yang dipasang keluar masjid merupakan polemik yang
menuai kegaduhan didalam masyarakat indonesia karena sebagian besar umat islam
beranggapan mereka dilarang menunaikan syariat ibadah dan syiar agamanya namun harus
tetap menghormati agama lain. Jika kegaduhan ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan
membuat masyarakat multikultural di Indonesia menjadi tidak harmonis terutama dalam
konteks agama dan akan membawa perpecahan antar umat beragama . Kasus yang membuat
perbedaan pandangan tidak hanya terjadi sekali ini namun beberapa kali seperti kasus
Bermeliana, penceramah yang dianggap radikal dan lain sebagainya. Hal ini akan
membentuk konflik diantara masyarakat karena saling mempertahanakan argument yang
dimiliki sehingga berimbas pada runtuhnya persatuan dan kesatuan bangsa dimana
berpengaruh besar pada penegakan sikap multikultural. Seharusnya kasus-kasus yang
terjadi dihadapi dengan bijaksana untuk menghindari silah pendapat bukan meningkatkan
perdebatan. Jika begini terus tentu masyarakat multikultural yang berusaha mewujudkan
sikap penerimaan atas perbedaan akan menjadi luntur dan semakin kurang kedepannya.
Pihak yang berwenang sebaiknya dalam membentuk kebijakan untuk mewujudkan
masyarakat multikultural yang saling toleransi harus memperhatikan beberapa perspektif
bukan hanya satu faktor saja untuk menghindari perselisihan dan menurut saya seharusnya
politikus yang menjadi pimpinan suatu masyarakat harus pandai bersikap sesuai dengan
kaedah agar tidak menciptakan kontroversi.
DAFTAR PUSTAKA
Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengeras Suara Adzan.