Dental Ceramic Daisy Kirim
Dental Ceramic Daisy Kirim
Makalah Ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dental Material II
Disusun oleh:
Pembimbing:
Bandung, 2021
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata ceramic berasal dari kata Yunani yaitu 'Keramos', yang berarti 'barang
yang dibakar', dan sebenarnya berkaitan dengan 'tembikar atau tembikar'. Keramik
pertama kali digunakan oleh manusia untuk membuat panci tembikar untuk
penggunaan sehari-hari. Bahan ini bersifat opak, relatif lemah dan berporus
sehingga tidak cocok untuk pemakaian pada gigi. Seiring dengan perkembangan
Penggunaan keramik dalam bidang kedokteran gigi sekarang ini sudah sangat
luas. Keramik dental atau bisa disebut juga porselen dental dapat digunakan untuk
untuk gigi artifisial. Meskipun sifat estetik dan bikompabilitas sempurna keramik
tidak pernah diragukan, penggunaannya masih terbatas karena sifat bahan ini yang
relatif brittle dan terjadi shrinkage yang besar yang terjadi selama pemrosesan.
masalah-masalah ini.1-3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
nonmetalik yang mengandung senyawa oksigen dengan satu atau lebih elemen
metal atau semi metalik, biasanya adalah sodium, potassium, kalsium, magnesium,
1789. Pada tahun 1808, Fonzi, seorang dokter gigi Italia menemukan porselen
Selanjutnya Dr. Charles Land mematenkan crown ceramic pertama pada tahun
1903.1, 4
glass yang bergantung pada struktur silikanya. Keramik dental biasanya bersifat
yang digunakan pada bidang kedokteran gigi sekarang adalah Alumina, yang
merupakan salah satu senyawa oksida yang paling kuat dan keras.
keramik adalah kemampuannya untuk menyerupai gigi natural dalam warna dan
2
translusensinya, disertai dengan kekuatannya. Keramik memiliki stabilitas intraoral
serta wear resistance yang baik sehingga durabilitas atau masa pakainya panjang.
Keramik dental telah mengalami modifikasi secara kimia sejak pertama kali
kedokteran gigi, kita harus melihat secara lengkap ceramic yang digunakan di
Klasifikasi keramik di kedokteran gigi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
3
Menurut Craig, keramik dapat diklasifikasikan menurut:
2. Aplikasi
3. Teknik Pembuatan
4. Fase Kristalin
dibedakan menjadi :
feldspar, dan clay/kaolin. Ceramic high fusing merupakan keramik dengan strength
terkuat, tidak dapat larut, bersifat trasnslusen dan dapat menjaga keakuratan bentuk
4
dalam proses firing yang berulang, digunakan biasanya sebagai elemen gigi tiruan.
Ceramic medium fusing biasanya digunakan pada restorasi metal ceramic, atau
restorasi fixed all ceramic. Biasanya diberikan penambahan boron oksida atau alkali
keuntungan pada saat fusing. Untuk ceramic low dan ultra low fusing biasa
menjadi:6-7
- All Ceramic, biasa digunakan sebagai mahkota, inlay, onlay, dan veneer
5
Tabel 3. Indikasi dan kontra indikasi berdasarkan bahan dasar.4
(0,3mm)
shade.
6
Gambar 1. Lokasi keramik dental pada restorasi metal porselen.4
7
Menurut proses pembuatannya, klasifikasi keramik dapat dibedakan
bubuk keramik yang padat pada temperature tinggi untuk menghasilkan densifikasi
yang optimal. Densifikasi ini terjadi karena eliminasi porus dan adanya viscous
flow saat temperature firing dicapai. Restorasi all ceramic juga dapat dibuat dengan
menggunakan proses sintering, tetapi all ceramic meliputi teknik pembuatan yang
luas, termasuk slip casting, heat pressing, dan CAD/CAM machining. Teknik-
8
teknik tersebut dapat juga dikombinasikan untuk menghasilkan restorasi final,
Setelah melalui proses firing, keramik dental dibentuk oleh suatu fase glassy
dan satu atau lebih fase kristalin, dengan sejumlah porositas. Berdasarkan sifat dan
jumlah fase kristalin dan porositasnya, sifat mekanis dan optis dari keramik dental
(35% pada leucite reinforced ceramic, sampai 99% pada polycrystalline zirconia
menjadi lebih opak dibandingkan porselen dental untuk restorasi metal porselen
Keramik gigi adalah bahan non metal, struktur inorganik dan biasanya
terbuat dari oksigen dengan satu atau lebih elemen metal atau non metal diantaranya
feldsfar, kaolin, silica, alumina oksida, boric oksida, oksida dan bahan pewarna.
untuk mengikat silica dan kaolin dengan cara menyediakan matriks. Ketika
dicampur dengan oksida logam dan dibakar dengan temperatur yang tinggi,
9
fledsfar dapat mencapai glass phase. Feldsfar berwarna abu-abu sampai merah
Koalin adalah sebuah contoh bahan clay terdiri dari mineral kaolinte hydrous
a. Keramik dapat dibuat menjadi suatu campuran plastis dengan air, sehingga
dalam tungku
c. Keramik melebur pada suhu tinggi dan dapat bereaksi dengan bahan
keramik lainnya
d. Untuk memberikan sifat opak pada keramik dan bertindak sebagai binder.
3. Silika (SiO2)
Silika merupakan bahan yang sangat keras, tidak mudah meleleh dan
merupakan bahan yang stabil. Silika bertindak sebgai stabilisator massa selama
proses pemanasan terjadi dan menambah sifat strength pada keramik gigi.
Alumina merupakan suatu oksida keras yang sangat kuat dihasilkan dengan cara
pada suhu yang dipergunakan. Alumina adalah bahan dasar untuk pembuatan
10
aluminosilicate ionleachable glasses dan merupakan konstitusi utama dental
Boric oksida adalah suatu flux keramik untuk menurunkan suhu pembauran
gelas. Boric oksida adalah juga suatu bahan pembentuk gelas (glass former).
6. Oksida lain
Oksida dapat berupa Na, K, Ca ataupun oksida lain yang berfunsi untuk
7. Bahan pewarna
Bahan pewarna ini dibuat dengan meleburkan beberapa oksida logam dan
feldfar lalu digiling menjadi bubuk. Bahan pewarna ini dimasukkan ke keramik
gigi untuk mendapatkan warna yang sama dengan warna dari gigi yang asli.
Oksida yang dipakai adalah tin, Nikel (coklat), Kobalt, titanium (kuning
a. Feldpatic Porcelain
11
Feldspatic porcelain adalah keramik yang terdiri atas fase matriks kaca dan
satu atau beberapa fase Kristal. Feldspathic porselain terutama dibuat dari potash
dasar dicampurkan dengan baik. Alkali metal carbonates ditambahkan sebagai flux
tempat melebur logam. Pada pembakaran dengan temperatur yang tinggi dapat
menghasilkan bentuk leucite dan glass phase dengan struktur yang amorphous.
b. Leucite-reinforced ceramic
strength dan compressive strength. Jumlah leucite yang cukup banyak juga
tambahan, kontraksi termal yang berbeda jauh antara leucite dengan glassy matrix
leucite selama proses pendinginan karena kristal lebih banyak menyusut dibanding
12
glassy matrix yang berada disekitarnya. Stress ini dapat berperan sebagai penghenti
atau K2O • Al2O3 • 4SiO2) sebagai penguat dalam jumlah yang bervariasi antara
35% sampai 55% volume. Suhu heat-pressing berada di antara 11500-11800 C dan
dibiarkan dalam suhu tersebut selama 20 menit. Ceramic batangan tersedia dalam
berbagai macam warna. Miksrostruktur akhir dari heat-pressing ceramic terdiri dari
teknik yang tersedia adalah teknik staining dan teknik layering yang melibatkan
veneering ceramic, koefisien termal ekspansi dari bahan inti untuk teknik veneering
(14,9 x 10-6/ 0C) lebih rendah dari koefisien termal ekspansi bahan inti untuk teknik
Flexural strength dari ceramic ini (120-160 MPa) adalah dua kali lipat
kekuatan ini adalah partikel ceramic memasuki kristalisasi yang lebih tinggi dan
baik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, thermal stress yang terjadi di
13
sekital kristal leucite mendorong terjadinya penghenti keretakan yang
menghasilkan sifat mekanis yang lebih baik. Kerugian utama dari bahan ini adalah
harga dari tungku porselen yang mahal dan kekuatan yang lebih rendah bila
(Li2Si2O5) sebagai fase kristalin mayor. Bahan ini diproses heat-pressed dengan
suhu 8900 sampai 9200 C dengan menggunakan alat yang sama seperti proses
14
Mikrostruktur akhir terdiri dari 65% volume dari kristal prismatik lithium disilikat
yang saling berpaut (panjang 5.2 ųm dan lebar 0.8 ųm) yang menyebar dalam glassy
matriks.
dengan generasi pertama, keuntungan utama bahan ini adalah flexural strength yang
jauh lebih baik (300 MPa) dan fracture toughness (2.9 MPa • m0.5). Alasan hal ini
terjadi adalah karena terdapat ekspansi termal yang tidak cocok antara kristal
elongasi dan berpautan satu sama lain menghasilkan penghenti keretakan yang
susunan kristal sepanjang arah tekanan karena aspek perbandingan kristal yang
tinggi. Hal ini menghasilkan resistensi terhadap penyebaran keretakan yang jauh
lebih tinggi pada arah yang tegak lurus dengan susunan kristal. Sifat mekanis yang
jauh meningkat pada generasi kedua memungkinkan aplikasi pembuatan gigi tiruan
cekat.
peningkatan kekuatan sifat fisik (flexural strength 440 MPa) dan translusensi dapat
dicapai melalui proses pembakaran yang berbeda. Kedua pressable lithium disilikat
dapat digunakan dalam aplikasi monolitik untuk inlay, onlay, dan mahkota
posterior atau sebagai bahan core untuk mahkota dan tiga unit gigi tiruan cekat di
15
daerah anterior. Keramik flourapatit direkomendasikan untuk veneering.
CAD/CAM. Blok lithium disilikat yang dimilling menggunakan dua tahap proses
vol% lithium kristal metasilicate. Pada fase precrystallized ini, blok CAD/CAM
memiliki flexural stength 130-150 MPa dan memungkinkan lebih mudah dan lebih
cepat.
Proses akhir kristalisasi terjadi setelah milling pada 850°C dalam vacum. Fase
Proses ini juga mengubah warna biru blok precrystallized menjadi warna gigi yang
dipilih dan menghasilkan gelas-keramik dengan ukuran halus sekitar 1,5 um dan
volume kristal 70%. Lithium disilikat CAD/CAM memili flexural strength 360
MPa.
Dengan translusensi dan bermacam warna yang baik, material ini dapat
digunakan untuk restorasi anatomi penuh (monolitik) dan dapat distaining dengan
16
Tabel 7. Indikasi penggunaan IPS empress (
leucite based) dan IPS e.max (lithium disilicate-based ceramic)
Sistem slip casting menggunakan inti porselen alumina yang sedikit disintering
kekuatan flexural yang paling tinggi yaitu sebesar 450 Mpa. Kelebihannya adalah
yang baik. Kandungan alumina pada slip untuk alumina-based ceramics lebih dari
90% dengan ukuran partikel antara 0.5 sampai 3.5 ųm. Setelah dikeringkan pada
suhu 1200 C selama 6 jam dan disinter selama 2 jam pada suhu 1120 0 C dan dua
jam pada suhu 11800 C, coping alumina yang berporus diinfiltrasi oleh lanthanum-
containing glass selama pembakaran ketiga pada suhu 11400 C selama 2 jam.
Setelah kelebihan glass dibuang, restorasi di veneer dengan veneering ceramic yang
17
Mikrostruktur bahan ini terdiri dari 68% volume alumina, 27% volume glass,
dengan kontras yang gelap. Flexural strength bahan ini sekitar 600 MPa. Karena
kekuatan inti yang besar memungkinkan gigi tiruan cekat dengan daerah edentulous
yang pendek dapat dibuat dengan proses ini. Tetapi bagaimanapun juga kandungan
In-ceram spinel diperkenalkan sebagai alternatif dari in-ceram. Material inti dari
jenis ini adalah spinel yang dinfiltrasi dengan kaca. Walaupun memiliki flexural
strength yang rendah, In ceram spinel ini lebih estetik dikarenakan sangat
diindikasikan untuk anterior inlay, onlay, vinir dan mahkota anterior. Spinel-based
proses sinter yang lebih baik, tetapi flexural strength sedikit lebih rendah (378 MPa)
f. Composite-based ceramics
ceramic, Vita Enamic, Vident) mempunyai flexural strength 200 MPa dan telah
18
untuk cuspal coverage masih dipertanyakan karena resin komposit menunjukkan
tidak mudah aus dan berubah warna tetapi memiliki ikatan yang lebih lemah
panajang untuk ketahanan dan bentuk keausan pada bahan restorasi indirek
composite-ceramic.
a. Alumina Porcelain
Kekurangan utama dari bahan ceramic adalah sifatnya yang brittle dan ini
keramik yang terdiri atas fase matriks kaca dan 40-50 persen alumina dari seluruh
strength yang lebih tinggi daripada gelas dan lebih efektf dalam mencegah
dan penyebaran keretakan pada permukaan dalam dari restorasi ceramic. Salah satu
metode yang digunakan adalah penggunaan inti dari bahan alumina murni. Alumina
adalah bahan yang sangat keras dan opaque yang lebih tidak rentan terhadap
19
Metode lain untuk meningkatkan kekuatan mahkota adalah dengan
menggunakan isian alumina murni. Metode ini dapat dilakukan dengan memasukan
lembaran kecil alumina yang diletakkan pada palatal mahkota untuk meningkatkan
kekuatan restorasi tanpa mengganggu estetik. Inti dipanggang di atas platinum foil
kemudian ceramic dengan ekspansi yang sesuai digunakan untuk melapisi bagian
fasial dari bahan alumina, setelah itu aluminous core ceramic dipanggang secara
biasa tanpa penguat yang hanya mempunyai flexural strength sebesar 80 MPa dan
fracture toughness yang relatif tinggi (3.5 sampai 4 MPa) bila dibandingkan dengan
kekuatan yang signifikan. Kedua bahan ini mempunyai koefisien termal expansi
dan modulus elastisitas yang tidak terlalu jauh berbeda. Hal ini memastikan area
interface antara permukaan partikel alumina dengan permukaan ceramic bebas dari
keretakan ke seluruh bagian restorasi. Peningkatan sifat ini didapat tidak hanya
sebagai hasil sifat mekanis alumina yang baik tetapi juga kompatibilitas alumina
dengan keramik.
20
Gambar 7. Diagram yang mengilustrasikan bagaimana penyebaran keretakan dapat dihentikan oleh
partikel penguat. (a) Partikel alumina yang berperan sebagai “crack stopper”. (b) Keretakan yang
menyebar di sekitar partikel pengisi.
Flexural strength yang sangat tinggi pada sistem sintered alumina membuat
para peneliti optimis bahwa bahan ini cocok untuk membuat restorasi multiunit
yang sebelumnya harus menggunakan dasar dari metal. Bahan lain yang dapat
Bahan ini menghasilkan translusensi yang baik namun tidak sekuat sintered
kekuatan yang lebih jauh dan flexural strength yang dilaporkan dapat mencapai 800
MPa. Satu keterbatasan bahan ini adalah opasitas relatif dari inti yang dihasilkan
sehingga proses penutupan dengan infiltrasi glass menjadi lebih sulit dan akhirnya
21
meningkatkan kekuatan fisik dari zirkonia. Terdapat tiga fase pembentukan
Zirkonia yaitu monoklinik, tetragonal dan kubus. Zirkonia murni memiliki struktur
monoklinik pada suhu ruangan dan tetap stabil pada suhu 1170 0C. Pada suhu
11700C sampai 23700C terbentuk Zirconia dengan struktur tetragonal, jika suhu
Tiga jenis keramik yang mengandung zirkonia yang dapat digunakan dalam
Jenis bahan ini tidak hanya memiliki ketahanan yang kuat, tetapi juga memiliki
ambang stress yang tinggi sehingga stress yang biasa menyebabkan keretakan tidak
bisa mencapai ambang tersebut. ZTA yang tersedia dipasaran merupakan jenis In-
Ceram zirkonia yang dijual dengan merek Viden, Vita Zahnfabrik. In-Ceram
alumina 70-80%. ZTA menunjukkan tingkat porositas sekitar 8-11% lebih tinggi
jika dibandingkan dengan 3Y-TZP. Mg-PSZ tidak terlalu banyak digunakan karena
fracture toughness tertinggi dari semua bahan all-ceramic (lebih besar dari 5
22
MPa·m0,5). Densitas bahan keramik juga tergantung jumlah da nasal fase kristalin
yang ada. Densitas 3Y-TZP keramik dental adalah 6,08 g/cm3, diasumsikan bahan
dapat bertahan dari keretakan yang terjadi akibat perubahan dari fase tetragonal ke
ketahanan antara zirkonia keramik dengan bahan non-logam pada protesa cekat dan
yang lebih tinggi dalam jangka waktu lama. Dalam penggunaan dental implan,
bahan ini dianggap dapat bekerjasama dengan tubuh dan melepaskan ion lebih
sedikit daripada bahan titanium yang memicu respon inflamasi dan menimbulkan
resopsi tulang sehingga menunjukkan sifat biokompatible yang tinggi. Selain itu
zirkonia sehingga memiliki ketahanan terhadap fraktur dan fleksibilitas lebih baik.
Zirkonia memiliki warna yang sangat mirip gigi sehingga menghindarkan pemakai
dari kemungkinan tampaknya pewarnaan pada gingiva dan mukosa. Selain itu,
23
Gambar 8. Zirconium base material (IPS e.max CAD ZrO2 ) dan sifat mekanisnya
Materials
Heat-pressing pada prinsipnya adalah aplikasi tekanan dari luar pada proses
kedokteran gigi untuk memproduksi mahkota porselen, inlay, onlay, veneer, dan
yang paling umum saat ini adalah pembuatan restorasi cekat. Selama proses heat-
pressing, ceramic yang masih berbentuk batangan diletakkan pada suhu tinggi di
atas bahan tanam phosphate-bonded dan cetakan yang sudah dibentuk dengan
teknik penghilangan wax. Suhu heat-pressing dipilih yang mendekati titik lunak
dari ceramic. Tekanan sebesar 0.3 sampai 0.4 MPa diaplikasikan melalui refractory
plunger. Hal ini menyebabkan pengisian cetakan dengan ceramic yang sudah
penyebaran fase kristalin yang baik di dalam glass matrix. Sifat mekanis dari
24
ceramic dimaksimalkan dengan penyebaran fase kristalin yang baik, kristalisasi
yang tinggi, dan ukuran kristal yang lebih kecil dibandingkan dengan all-ceramic
yang disinter.
yang restorasi yang diinginkan. Beberapa bahan all-ceramic juga dapat dibuat pada
sampai sempurna, metode ini disebut dengan soft machining. Teknik soft machining
ini membutuhkan proses milling (penggilingan) dari restorasi yang berukuran lebih
besar untuk mengkompensasi penyusutan yang terjadi selama proses sinter dan
teknik ini juga dapat digunakan pada bahan ceramic yang sulit untuk diproses
dengan mesin pada kondisi telah disinter dengan sempurna seperti alumina dan
zirconia.
25
1. Hard Machining
Machinable ceramic dapat digiling untuk membentuk inlay, onlay, veneer, dan
optik dilakukan dan hasil gambar dimasukkan ke komputer. Gigi dipindai dengan
menggunakan kamera video kecil selama 10 detik. Permukaan gigi yang akan
dipindai harus kering dan bersih dan dilapisi oleh optically reflective powder untuk
memaksimalkan hasil gambar yang didapat. Untuk keakuratan hasil yang didapat,
lapisan ini harus setipis mungkin dan sama tebalnya di semua permukaan. Gambar
dari gigi antagonis juga dapat direkam untuk memudahkan software untuk
membuat pola interdigitasi gigi yang normal sehingga dapat menghasilkan restorasi
restorasi. Restorasi kemudian dibentuk dengan mesin dari blok ceramic dengan
26
mesin penggiling yang dikendalikan oleh komputer. Proses ini membutuhkan
waktu sekitar 5-10 menit juga tergantung tingkat kesulitan restorasi. Restorasi
Gambar 11. Bahan untuk restorasi dengan CAD/CAM. Gambar di atas adalah bahan mentah yang
digunakan untuk membentuk restorasi dengan menggunakan mesin penggiling CAD/CAM. Bagian
metal diletakkan pada pemegang dari mesin penggiling, sedangkan bagian yang sewarna gigi
digiling sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
ceramic terdiri dari 30% volume feldspar (Na, K AlSi3O8) sebagai fase kristalin
utama yang tersebar dalam glassy matrix. Flexural strength dari bahan ini
27
Leucite-reinforced ceramic block mempunyai mikrostruktur dan sifat mekanis yang
Lithium disilicate ceramic block diproses dengan mesin dalam keadaan kristalisasi
sebagian tetapi telah disinter dengan sempurna, dimana proses dengan mesin lebih
terkristalisasi sempurna. Pada kondisi kristalisasi sebagian, ceramic terdiri dari inti
heat treatment yang dapat mengatur ukuran kristal dan kristalinitas. Tersedia blok
dengan ranslusensi rendah, sedang, dan tinggi. Setelah kristalisasi sempurna dengan
heat treatment 8500 C selama 10 menit, ceramic dengan translusensi yang tinggi
menghasilkan kristal lithium disilikat (1.5 x 0.8 ųm) dalam glassy matrix, sementara
ceramic dengan translusensi yang rendah menghasilkan densitas yang tinggi dari
kristal lithium disilikat yang berukuran kecil (0.8 x 0.2 ųm) yang saling berpautan.
Flexural strength setelah kristalisasi sempurna heat treatment adalah 360 MPa,
protesa): 4
1. Atur block pada dudukan milling mesin sesuai dengan instruksi pabrik.
28
3. Masukkan alat milling yang sesuai.
6. Bersihkan framework.
7. Keringkan framework
produk tertentu.
14. Jika perlu, gunakan alat water-cooled diamond untuk melakukan koreksi
penyesuaian bentuk.
16. Tergantung produk zirkonia, framework dapat digunakan dengan atau tanpa
29
Gambar 13. Framework zirconia dengan CAD/CAM4
membuat coping untuk mahkota dan gigi tiruan cekat. Coping tersebut kemudian
ceramic. Sifat mekanis dari bahan ini sebanding dengan slip-cast ceramic dengan
distabilkan oleh bahan tambahan yaitu 3 mole percent yttrium (3Y-TZP). Restorasi
30
tunggal maupun multipel unit diproduksi dengan direct ceramic machining (DCM)
dari blok 3Y-TZP. Blok ini mudah digiling sehingga dapat menghemat waktu dan
penggunaan alat. Proses ini melibatkan pembentukan pola lilin (wax up) dari
restorasi yang diinginkan, yang nantinya akan dipindai dengan laser scanner.
Restorasi dibuat lebih besar pada tahap desain dan pembuatan dengan mesin untuk
Karena perkenalan teknik DCM, blok 3Y-TZP yang hanya sebagian disinter
untuk digunakan dalam proses soft machining semakin banyak variasinya. Pada
metode ini, tahap pembentukan pola lilin tidak dilakukan, cetakan digital dari
preparasi dibuat dan desain restorasi dibuat dengan komputer. Serupa dengan teknik
DCM, restorasi yang telah diproses dengan mesin kemudian disinter pada suhu
tetragonal zirconia yang padat dengan ukuran butiran itu 0.2 sampai 0.7 ųm,
bervariasi antara 13500 C sampai 15500 C dengan durasi 2 sampai 6 jam. Bahan ini
menghasilkan flexural strength yang paling tinggi yaitu 900-1500 MPa dan fracture
toughness tertinggi (lebih besar dari 5 MPa • m 0.5 ) dibandingkan dari semua jenis
dental ceramic yang tersedia sekarang ini. Pada semua sistem, tahap terakhir adalah
veneering inti ceramic 3Y-TZP dengan porselen yang mempunyai ekspansi termal
yang sesuai. Masalah klinis yang paling sering ditemui hingga saat ini adalah
keretakan yang terjadi di antara veneering porselen dengan inti ceramic. Hal ini
31
disebabkan oleh destabilisasi fase tetragonal pada permukaan antara inti dengan
stress lokal karena perbedaan koefisien ekspansi termal antara 2 fase kristalografik.
untuk teknik tersebut hanya memberikan kekuatan yang rendah sampai sedang
Keuntungan pembuatan restorasi dalam satu kali kunjungan tidak mungkin pada
teknik soft machining. Kekurangan ini diimbangi oleh sifat mekanis yang unik dari
3Y-TZP, yang dapat digunakan pada restorasi tunggal atau multipel unit pada gigi
anterior maupun posterior. Akurasi tepi masih dapat diterima pada teknik ini. Efek
negatif karena opasitas yang tinggi dari zirconia dikurangi dengan kemampuan
karena prosedur ini tidak membutuhkan investasi besar untuk peralatannya. Metode
yang paling mudah untuk surface treatment adalah dengan pemolesan. Pemolesan
telah dipoles mempunyai kekuatan 50% hingga 100% lebih besar dari ceramic yang
tidak dipoles.
32
Secara klinis bagian oklusal dan permukaan dalam restorasi all ceramic dapat
menjadi kasar oleh bur selama proses penyesuaian oklusi dan pengepasan mahkota.
Hal ini membuat goresan-goresan dimana fraktur atau retakan dapat dimulai dari
dengan Sof-Lex (3M) atau dengan Shofu finishing disks. Pilihan lain yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan reglazing. Tetapi hal ini bukan merupakan
pilihan utama karena merupakan hal yang sia-sia bila melakukan reglazing pada
Ion-Exchange Treatment
porselen yang telah dilapisi oleh garam potassium pada suhu rendah di dalam oven.
Sebagai hasilnya, ion sodium dari permukaan porselen bertukar tempat dengan ion
potassium. Karena ion potassium mempunyai diameter 35% lebih besar dari ion
(Gambar 3.8) karena hal ini, flexural strength dari porselen akan meningkat selama
33
Gambar 14. Peningkatan kekuatan porselen dengan mengganti ion sodium dengan ion potassium
yang lebih besar.
Prosedur ini adalah prosedur yang lebih tidak rumit dari prosedur aslinya yaitu
Cara ini sangat berguna untuk bagian dalam restorasi porselen tetapi cara ini tidak
Procera, In-Ceram). Aplikasi utama dapat digunakan pada mahkota jaket porselen
Hydrothermal Porcelain
unik yang membentuk lapisan permukaan seperti plastik saat terhidrasi. Kekerasan
meningkat secara signifikan. Peningkatan kekuatan ini disebabkan sifat plastik dari
34
3.9). Reaksi yang terjadi adalah pertukaran ion antara ion alkali dan proton.
Sifat material kedokteran gigi harus diketahui, agar dokter gigi dapat
memilih bahan yang tepat yang digunakan untuk restorasi, sehingga dapat
menghasilkan restorasi yang efektif, kuat, nyaman, dapat bertahan lama, dan tidak
Keramik dental masih merupakan bahan terbaik yang memenuhi estetik pada gigi
manusia. Aplikasi dalam kedokteran gigi secara teratur mengalami perkembangan karena
bahan baru dan teknik pembuatan baru terus diperkenalkan. Keramik dental digunakan
35
penggunaannya meliputi inlay, onlay, veneer, dan mahkota jaket. Pengembangan sistem
dan protesa sebagian cekat. Keramik juga masih digunakan dalam pembuatan gigi artifisial.
Keramik telah digunakan untuk membuat mahkota jaket sejak awal 1900. Dalam
waktu 30 tahun terakhir, beragam bahan baru dan teknik baru untuk membuat restorasi all-
ceramic telah diperkenalkan mencakup bahan heat-pressed, slip cast, dan machined all-
ceramic.
Inlay dan onlay keramik menjadi populer sebagai alternatif resin komposit posterior.
Keramik memiliki resistensi abrasi yang lebih baik dan lebih tahan lama dibandingkan
dengan resin komposit. Namun, penyesuaian oklusal lebih sulit dan dapat mengarah pada
keausan gigi lawan jika tidak benar-benar disesuaikan dan dipoles. Adaptasi marginal
secara klinis dapat diterima dan lebih baik dari inlay atau onlay emas.
Veneer estetik keramik dibuat pada lab dental. Awalnya dibuat dari porselen
feldspathic dan sintering, namun sekarang ini kebanyakan veneer keramik dibuat dengan
disilicate.
Keramik memiliki banyak keuntungan, diantaranya memiliki warna yang stabil, sifat
radioopak, koefisien ekspansi thermal yang menyerupai dentin, sifat resistensi kompresi
dan abrasi yang baik, dan juga nilai estetik tinggi. 2,4,9 Perkembangan besar dalam sepuluh
tahun terakhir ini menunjukkan bahwa restorasi keramik penuh memiliki angka
keberhasilan lebih rendah daripada restorasi logam keramik karena kekuatan fleksuralnya
yang rendah, nilai modulus elastisitas yang tinggi dan sifat rapuh/brittleness. 13-14
36
Gambar15. Jembatan 3 unit all ceramic
37
Tabel 9. Perbandingan Bahan Implan Zirconia dengan Bahan Lain
Struktur keramik bersifat brittle dan cenderung mudah fraktur/patah pada fungsi
repetitif. Tekanan kunyah pada umumnya bersifat kompresif, namun munculnya tekanan
tarik pada jembatan dan mahkota tidak dapat dihindari. Retak akan muncul dan mengikuti
Berbagai bahan dan interface inti dan pelapis keramik akan dipengaruhi berbagai
macam kondisi di dalam rongga mulut, baik tekanan-tekanan yang berasal dari gaya
pengunyahan dan juga kondisi dari perubahan suhu, air liur serta tingkat keasaman mulut.
Retak yang berlanjut menjadi fraktur pada area anterior akan menyebabkan masalah estetik,
dan bila terjadi di area posterior juga dapat mengganggu fungsi pengunyahan. Chipping
atau fraktur keramik bisa terjadi akibat beberapa faktor, yaitu defek intra-keramik, trauma,
tekanan parafungsi, kontaminasi selama pembuatan restorasi, tidak sesuai indikasi, faktor
endodontik, perbedaan koefisien thermal ekspansi antara inti dan pelapis, serta preparasi
Sistem berlapis pada struktur keramik memiliki sifat estetik yang baik, namun keramik
yang melapisi inti keramik yang lebih kuat dapat mengalami patah atau delaminasi. Hal ini
38
merupakan gagalnya ikatan antara inti (core) dan pelapis (veneering). Kegagalan ini
disebabkan oleh tekanan residual karena perbedaan koefisien thermal ekspansi, dampak
berbagai perlakuan mekanis pada permukaan inti, kelanjutan defek pada struktur
penghubung permukaan inti dan pelapis, penyusutan volume keramik pelapis, trauma dan
kebiasaan parafungsi.15
Heintze dan Rousson tahun 2010 menyebutkan skala chipping berdasarkan cara
memperbaikinya, yaitu:18
1. Grade satu yaitu chipping keramik pelapis yang kecil dengan tindakan terapi yaitu
poles,
2. Grade dua yaitu chipping keramik pelapis sedang dan diperbaiki dengan komposit,
dan
3. Grade tiga yaitu chipping berat dimana terapinya adalah mengganti seluruh restorasi.
permukaan fraktur meluas hingga daerah fungsional yang bila dilakukan rekontur sajaakan
menghasilkan bentuk anatomi yang tidak dapat serupa dengan anatomi alamiahnya dan bila
memperbaiki restorasi langsung didalam mulut meningkatkan resiko trauma pulpa karena
panas.
Fraktur restorasi keramik seringkali dianggap sebagai kejadian darurat dan menjadi
tantangan bagi dokter gigi. Membuat ulang restorasi mahkota dan jembatan tidak dapat
dilakukan didalam mulut pasien, membutuhkan waktu yang lama, dan membutuhkan
keterampilan dan alat yang lebih kompleks. Membongkar restorasi jembatan atau mahkota
merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk pasien dan melelahkan bagi
dokter gigi. Karena itulah mengganti seluruh restorasi tidak dianggap sebagai solusi terbaik
39
Perbaikan fraktur keramik didalam rongga mulut dapat dilakukan dengan prinsip
bahwa resin komposit Bis-GMA light-cured dapat berikatan baik dengan permukaan
keramik bila permukaannya diberi perlakuan mekanis dilanjutkan dengan silane coupling
agent. Prosedur ini seringkali digunakan karena bersifat estetis, menghasilkan warna yang
Protokol ini dianggap sebagai solusi alternatif yang memuaskan, baik secara fungsi
maupun estetik. Proses perbaikan ini sangat menguntungkan karena sangat mudah
dikerjakan di ruangan praktik, dan dapat diulang lagi di masa depan jika terjadi kembali
yang mengalami fraktur ditentukan oleh ikatan mekanis dan kimia yang
asam (asam fosfat 37%, asam hidroflorik, atau 1,23% acidulated phosphate
40
menggunakan tekanan udara (2-3 bar atau 30-42 psi) selama 15detik, abrasi partikel
silika, atau kombinasi perlakuan tersebut lalu diikuti penggunaan silane agent untuk
meningkatkan ikatan kimiawi antara keramik dan resin komposit. 16, 19-23
41
Gambar. Tahapan perbaikan chipping pada restorasi jembatan PFM.16
Gambar 20. Komposit opaker untuk menutupi warna logam dari coping logam pada PFM
42
Gambar 21. Komposit gingiva untuk menutupi resotrasi yang mengalami resesi.
43
BAB III
KESIMPULAN
kedokteran gigi, menjadi salah satu alternatif utama untuk memenuhi standar
restorasi yang kuat dan estetik yang baik. Keramik dental banyak digunakan dalam
pembuatan inlay, onlay, veneer, crown, jembatan dan implan. Keramik dental dari
dulu sampai sampai sekarang terus berkembang, banyak inovasi-inovasi baru untuk
44
DAFTAR PUSTAKA
2008.
Elsevier; 2013.
2010;13(4):195-203.
2012.
J. 2011;211(6):257-62.
9. Iyasara A, Joseph M, Azubuike T. The use of local ceramic materials for the
2014;3(9): 135 – 9.
45
10. Denry I, Holloway J. Ceramics for dental applications: A review. J Mater.
2010;3(1):351 – 68.
Journal. 2008;24(1):123-9.
Publishing; 2008.
2015;7(5):343-8.
18. Heintze S, Rousson V. Survival of zirconia and metal supported fixed dental
46
20. Gonzales A, Mejia E. Alternatives of surface treatments for adhesion of
72.
2015;26(2):152-5.
23. Yavuz T, Eraslan O. The effect of silane applied to glass ceramics on surface
2016;8:75-84.
47