Anda di halaman 1dari 21

Laporan Resmi Praktikum Fisiologi Hewan

RESPIRASI

Disusun Oleh:
Partner 9

Nama NIM
Nadia Fadillah Hasibuanz 210805009
Fadhilah Khairani Nainggolan 220805012
Salsabila 220805030
Amalia Mulya Pratiwi 220805049
Desriwani N. Turnip 220805061
Rumondang Rotua Mauliate Br Manurung 220805066
Johannes Suryanto Ritonga 220805088

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN


PROGRAM STUDI SARJANA BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2024
Lembar Pengesahan
RESPIRASI

Disusun Oleh:
Partner 9

Nama NIM
Nadia Fadillah Hasibuan 210805009
Fadhilah Khairani Nainggolan 220805012
Salsabila 220805030
Amalia Mulya Pratiwi 220805049
Desriwani N. Turnip 220805061
Rumondang Rotua Mauliate Br Manurung 220805066
Johannes Suryanto Ritonga 220805088

Medan, April 2024


Asisten,

(Adela indriani)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oksigen (O2 ) adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa,
dan memiliki sifat dapat larut dalam air. Jika suatu konsentrasi O2 menurun, sejumlah
efek berbahaya terdapat pada kesehatan manusia. Efek berbahaya tersebut dimulai
pada konsentrasi O2 sebesar 17%. Secara umum, kekurangan oksigen dapat
menyebabkan hilangnya kewaspadaan mental dan dsitrosi penilaian, serta kinerja
dalam waktu realtif singkat, tanpa pengatuhan dan peringatan sebelumnya oleh
individu. Konsentrasi O2 dapat menurun hingga 1%-3% setelah terjadi beberapa
kejadian peristiwa yang menghasilkan polusi di mana terdapat situasi tidak ada atau
ventilasi yang mencukupi. Di tempat-tempat seperti itu, bernafas dapat menyebabkan
kematian mendadak. Oleh karena itu, area seperti itu harus dimonitor dan dikendalikan
dengan ketat. Pada kondisi normal, seseorang yang beristirahat menghirup udara 15-
20 kali dan menggunakan udara sebanyak 8-9 L/menit. Jumlah udara yang digunakan
meningkat menjadi 50 L/menit ketika seseorang aktif dan meningkat menjadi 100
L/menit Ketika seseorang sangat aktif (Riazi dan Gupta, 2015).
Karakteristik tubuh seseorang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan yang
dirasakan, misalnya umur maupun jenis kelamin. Umur berhubungan dengan kondisi
organ tubuh yang mengalami penurunan fungsi seiring dengan meningkatnya umur
seseorang. Contohnya penurunan elastisitas dari paru-paru, sehingga dapat
meningkatkan risiko tubuh terhadap penyakit khususnya saluran pernapasan. Semakin
tua umur seseorang maka semakin berisiko seseorang terkena penyakit. Jenis kelamin
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang karena adanya jumlah asupan gas
yang masuk ke dalam tubuh berkaitan dengan kapasitas vital paru-paru. Jenis kelamin
mempengaruhi kapasitas paru seseorang, dimana kapasitas paru-paru pada laki-laki
adalah 6,0 liter sedangkan wanita adalah 4,2 liter, sehingga berpengaruh pada asupan
gas yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Terdapat faktor lain yang juga berpengaruh
pada gangguan saluran pernapasan seperti konsentrasi gas dan kualitas mikrobiologi
udara yang melebihi standar baku mutu (Hidayatullah, 2020).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
a. Untuk mengetahui konsumsi oksigen pada beberapa hewan.
b. Untuk mengetahui banyaknya karbondioksida yang dihasilkan oleh beberapa
jenis hewan percobaan.
c. Untuk mengetahui kapasitas paru-paru seseorang.
d. Untuk mengetahui daya tahan nafas seserang.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:
a. Dapat mengetahui konsumsi oksigen pada beberapa hewan.
b. Dapat mengetahui banyaknya karbondioksida yang dihasilkan oleh beberapa
jenis hewan percobaan.
c. Dapat mengetahui kapasitas paru-paru seseorang.
d. Dapat mengetahui daya tahan nafas seserang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pernafasan


Sistem pernafasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara
serta mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam proses pernafasan, oksigen
merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernafasan diperoleh dari udara di
lingkungan sekitar. Alat-alat pernafasan berfungsi memasukkan udara yang
mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida dan
uap air. Tujuan proses pernafasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernafas terjadi pelepasan energi. Sistem pernafsan pada manusia mencakup dua hal,
yakni saluran pernafasan dan mekanisme pernafasan. Saluran pernafssan adala bagian
tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas yang diperlukan untuk
proses pernafasan. Saluran ini berpangkal pada hidung, tekak (faring), tenggorokan
(trakea), cabang tenggorokan (bronkus), bronkiolus, alveolus dan berakhir pada paru-
paru (Leleury dan Tomasouw, 2015).
Sistem pernafasan terdiri dari beberapa bagian penghantar yang membawa
oksigen ke paru-paru dan bagian pernapasan yang melakukan pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida dengan aliran darah. Udara memiliki banyak kandungan mikroba
dan virus yang dibawa oleh debu dan inti tetesan. Oleh karena itu, sistem pernapasan
adalah pintu masuk yang umum bagi berbagai macam bentuk agen infeksi. Mengingat
tantangan yang dihadapi oleh sistem pernapasan melalui patogen pernapasan, sistem
pernapasan berevolusi menjadi mekanisme pertahanan yang efektif. Selama seumur
hidup, seseorang terpapar banyak agen infeksi, namun dalam kebanyakan situasi,
individu tersebut tidak mengembangkan penyakit. Jika suatu patogen mampu
menembus garis pertahanan pertama, perlindungan yang sangat spesialis dan khusus
dalam bentuk respons imun adaptif akan diaktifkan. Selain itu, proses ini akan
membentuk memori imunologis, sehuingga memungkinkan individu untuk merespons
lebih cepat dan lebih efektif pada kontak berikutnya dengan agen yang sama.
Sebaliknya, jika agen asing dapat mengatasi kedua pertahanan tersebut, hasilnya
adalah penyakit (Singh, 2014).
2.2 Fungsi Sistem Respirasi
Sistem respirasi juga bekerja sama dengan sistem kardiovaskular untuk
mencapai empat fungsi pernapasan dasar yaitu, sebagai ventilasi (pernapasan) masuk
dan keluarnya udara di paru-paru, melakukan respirasi eksternal, melakukan respirasi
internal dan sebagai transportasi gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida pada
tingkat alveolar dengan darah kapiler paru disebut respirasi eksternal. Darah yang
masuk ke kapiler paru berwarna merah marun karena relatif miskin oksigen. Setelah
inspirasi terjadi, konsentrasi oksigen lebih tinggi di alveolus dibandingkan dengan
darah yang masuk ke paru-paru sehingga oksigen berdifusi ke dalam darah kapiler
paru. Fungsi penting sistem respirasi meliputi, mengeluarkan produk sampah
metabolisme berupa karbon dioksida yang ditransportasikan dari jaringan paru,
menyaring serta melembapkan udara yang dihirup, menangkap partikel debu yang
masuk dan dikeluarkan dengan cara batuk atau ditelan, mengaktifkan sistem imun
untuk mencegah patogen masuk secara inhalasi (Umara, 2021).
Sistem pernapasan ditempatkan di dalam rongga dada, yang dibentuk oleh
tulang rusuk, tulang belakang, tulang dada, dan diafragma. Di dalam toraks ada tiga
rongga lagi: rongga pleura kiri dan kanan dan mediastinum. Fungsi utama dari sistem
pernapasan adalah pengiriman oksigen (O2) dan pembuangan karbon dioksida (CO2)
dari tubuh. Oksigen diperlukan untuk membebaskan energi dari makanan, dan CO2
adalah produk sampingan dari proses kimia ini. Pergerakan O2 dan CO2 terjadi
melalui proses difusi pasif yang didorong oleh adanya gradien konsentrasi. Oksigen
bergerak menuruni gradien konsentrasi dari alveoli ke sel, sementara CO2 bergerak
menuruni gradien konsentrasi dari sel ke alveoli. Gas-gas tersebut diangkut antara
paru-paru dan jaringan melalui media darah, yang mengandung sel-sel khusus yang
telah berevolusi untuk membuat proses ini sangat efisien. Sel darah merah (Red Blood
Cell) atau eritrosit, memainkan peran penting dalam pengangkutan O2 dan CO2, tetapi
tidak sebelum gas telah larut sebentar dalam konstituen penting lainnya dari darah,
yaitu plasma. Kemampuan plasma untuk mengangkut O2 dalam larutan sederhana dan
sangat terbatas, tetapi evolusi telah memberikan jawaban atas keterbatasan ini dalam
bentuk hemoglobin (Hb). Molekul penting ini terkandung di dalam sel darah merah.
Hemoglobin juga berperan dalam transpor CO2, tetapi ini hanyalah salah satu dari
sejumlah cara transportasi CO2 (McConnell, 2013).
2.3 Mekanisme Respirasi
Proses bernapas dimulai dari inspirasi ketika udara kaya oksigen masuk ke
saluran napas menuju alveoli. Udara yang masuk ke saluran napas atas dan bawah akan
terlebih dahulu disaring dan dilembapkan. Selanjutnya, di alveolus akan terjadi
pertukaran gas udara dengan darah kemudian terjadi proses difusi oksigen dan karbon
monoksida dikeluarkan. Respirasi atau pernapasan meliputi proses-proses yaitu
ventilasi atau pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru, pertukaran oksigen
dan karbon dioksida di paru-paru dengan darah, pengangkutan oksigen dan karbon
dioksida dalam darah dan pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan
jaringan. Perbedaan tekanan antara atmosfer dan udara paru mempengaruhi gerakan
udara. Di mana udara bergerak dari daerah dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Saat inspirasi, akan mengakibatkan terangkatnya tulang rusuk dan mendatarnya
diafragma. Volume thoraks yang meningkat bersamaan dengan terjadinya penurunan
tekanan alveolar sehingga mengakibatkan udara masuk ke dalam paru-paru. Terdapat
dua fase ventilasi yaitu inspirasi atau inhalasi dan ekspirasi atau ekshalasi. Inspirasi
merupakan fase aktif dari ventilasi di mana udara bergerak ke dalam paru-paru. Pada
fase ini, diafragma akan mendatar dan otot interkostal eksternal berkontraksi yang
menyebabkan pergerakan tulang rusuk ke luar. Volume thoraks dan paru akan
meningkat bersamaan dengan itu tekanan udara di alveoli atau tekanan intrapulmonal
menurun yang menyebabkan terjadinya vacum parsial di mana tekanan atmosfer lebih
tinggi daripada tekanan alveolar. Sehingga secara pasif aliran udara akan masuk ke
dalam alveoli. Udara yang akan mengalir sampai tekanan intrapulmonal sama dengan
tekanan pada atmosfer (Umara, 2021).
Proses pernapasan dan detak jantung keduanya merupakan peristiwa siklus.
Salah satunya melibatkan menghirup udara dan kemudian menghembuskannya; yang
lainnya melibatkan pengisian jantung dengan darah. Aliran O2 dan CO2 masuk dan
keluar tubuh terjadi sebagai akibat dari satu fenomena fisik yang sangat mendasar yaitu
difusi yang mengakibatkan pergerakan molekul dalam cairan dan gas dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi lebih rendah. Karena mereka
kecil, organisme mikroskopis seperti amuba sederhana di kolamnya dapat
mengandalkan fenomena ini sendiri untuk membawa O2 ke dan mengeluarkan CO2
dari sel tunggalnya. Makhluk multisel terlalu besar untuk hanya mengandalkan difusi
jarak yang harus ditempuh gas untuk berdifusi terlalu jauh, dan karena itu pergerakan
gas terlalu lambat untuk mempertahankan kehidupan. Komposisi udara di paru-paru
berubah sebagai akibat dari dua efek yaitu selama inspirasi, udara diubah dengan
penambahan udara segar ke dalam paru-paru dan efek pertukaran dengan darah yang
melewati paru-paru. Ekspirasi dalam konteks ini setara dengan menahan napas, karena
tidak ada udara baru yang ditambahkan, efek satu-satunya adalah karena pertukaran
gas di paru-paru dengan darah. Perubahan komposisi udara di paru-paru ini diambil
oleh darah yang mengalir di sirkulasi paru, yang karenanya menunjukkan perubahan
siklik pada komposisinya yang bertepatan dengan siklus pernapasan (Davies, 2014).

2.4 Gangguan Sistem Respirasi


Asma adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan global serius
dan memengaruhi semua kelompok umur. Meskipun beberapa negara telah mengalami
penurunan rawat inap dan kematian akibat asma, penyakit ini masih menjadi beban
karena dapat menyebabkan hilangnya produktivitas kerja, terutama untuk asma
pediatrik, yang dapat mengganggu produktivitas pada keluarga tersebut. Asma
didefinisikan sebagai suatu penyakit yang heterogen karena adanya inflamasi kronis
pada saluran pernafasan. Hal ini ditentukan oleh adanya riwayat gejala gangguan
pernapasan seperti mengi, nafas terengah engah, dada terasa berat, dan batuk yang
bervariasi waktu dan intensitasnya, diikuti dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi
yang bervariasi. Pada penderita asma biasanya ditemukan tanda dan gejala sebagai
berikut; batuk (disertai lendir atau tidak) biasanya terjadi batuk kering pada awalnya
dan diikuti dengan batuk yang lebih kuat dengan produksi sputum yang berlebih, sesak
nafas (dispnea) yang lebih sering menyerang pada malam hari dan di pagi hari nafas
dangkal dan berubah, klien tampak gelisah terdapat suara nafas tambahan (wheezing)
sehingga mengakibatkan jalan nafas memburuk. Bronkitis adalah kondisi yang muncul
saat bronkus/bronkiolus (saluran yang membawa udara di paru paru) mengalami
inflamasi dan memproduksi banyak mukus dan kemudian mengganggu sistem
pernafasan seseorang. Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada sepanjang
saluran brokiolus yang membawa udara dari dan keluar paru paru. Batuk dengan
mukus yang kental dan berubah warna biasanya merupakan keluhan yang dibawa oleh
pasien yang memeriksakan diri dan kemudian di diagnosis bronkitis. Bronkitis sendiri
berdasarkan lama waktu timbulnya tanda dan gejala dibedakan menjadi 2 kategori
yaitu bronkitis akut dan kronik. Bronkitis akut adalah infeksi saluran pernapasan
umum pada bronkus utama dan trakea yang dapat sembuh sendiri dan terutama
ditandai dengan batuk yang berlangsung kurang dari 3 minggu. Bronkitis akut adalah
sebuah diagnosis klinis yang ditandai dengan batuk akut dan adanya tanda infeksi
saluran pernapasan bawah tanpa adanya penyakit paru kronis. Bronkitis kronis
didefinisikan secara epidemiologis sebagai batuk produktif selama 3 bulan yang terjadi
dalam rentang waktu 2 tahun berturut turut dan sebagai penyakit umum yang dapat
diobati (Umara, 2021).
Gagal nafas merupakan fase lanjut dari gangguan pernafasan yang
menyebabkan kegagalan paru untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan
CO2. Gagal nafas disebabkan oleh gangguan paru primer, termasuk pneumonia,
bronkiolitis, asma serangan akut, sumbatan benda asing, dan sindrom croup. Penyebab
di luar paru dapat berupa gangguan ventilasi akaibat kelainan sistem saraf. Pada gagal
nafas akut terjadi ketidakmampuan sistem pernafasan mempertahankan pertukaran gas
normal. Keadaan ini menyebabkan terjadinya hipoksemia, hiperkapnia atau kombinasi
keduanya. Berdasarkan tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2), gagal nafas
dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe I dan tipe II. Pada kedua tipe tersebut ditemukan
gambaran tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) yang rendah. Sebaliknya, PaCO2 yang
berbeda pada kedua tipe tersebut. Mekanisme gagal napas menggambarkan ketidak
mampuan tubuh untuk melakukan oksigenasi dan/atau ventilasi dengan adekuat yang
ditandai oleh ketidakmampuan sistem respirasi untuk memasok oksigen yang cukup
atau membuang karbon dioksida (Bakhtiar, 2013).
Batuk adalah salah satu ciri yang paling penting dari bronkitis kronis, dan juga
terjadi pada pasien dengan infeksi dada serta pada penderita asma, yang mungkin
sangat umum terjadi pada malam hari. Dahak atau sputum adalah zat yang dikeluarkan
dari saluran pernapasan. Warna sputum dapat memberi petunjuk tentang penyebabnya
misalnya, infeksi pernapasan biasanya menghasilkan sputum kuning atau hijau yang
kental, sedangkan sputum berbusa merah muda dapat mengindikasikan edema paru.
Hemoptisis berarti batuk darah. Hemoptisis mungkin mengindikasikan infeksi dada,
tetapi mungkin merupakan gejala penyakit pernapasan yang lebih serius seperti
tuberkulosis atau karsinoma bronkial (Davies, 2014).
BAB 3
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 22 April 2024 pukul 14.00 WIB
sampai dengan selesai di Laboratorium Fisiologi Hewan, Program Studi Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer,
stopwatch, spyrometer dan spuit. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kapas,
KOH 4%, eosin, Homo sapiens, Locusta sp., Anisoptera sp., Blatta sp., dan Gryllus
bimaculatus.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Mengetahui Laju Respirasi
Hewan percobaan dimasukkan ke dalam botol respirator. Lalu kapas yang telah
dicelupkan KOH 4% dimasukkan ke dalam botol tersebut. Ditutup dengan penutup
yang telah dilengkapi kapiler yang berskala didalamnya terdapat Eosin. Lalu
diperhatikan dalam skala 10 menit gerakan Eosin. Dihitung waktu dan jumlah jauh
gerakan cair tersebut.

3.3.2 Mengetahui Kapasitas Paru-Paru Seseorang


Disiapkan alat spyrometer. Dikeluarkan nafas sampai batas seluruhnya lalu
ditarik nafas sedalam-dalamnya kemudian dihembuskan kembali sekuat tenaga.
Dicatat angka yang ditunjukkan pada alat spyrometer.

3.3.3 Mengetahui Daya Tahan Nafas Seseorang


Ditarik nafas dan dikeluarkan sedalam-dalamnya sebanyak 2 kali berturut-turut. Lalu
ditahan nafas selama mungkin dengan memakai stopwatch ntuk menghitung
waktunya dengan sikap inspirasi biasa dan dirata-ratakan nilainya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Laju Respirasi


Adapun hasil yang didapat pada pengamatan laju respirasi dapat dilihat pada
table di bawah ini:
Tabel 4.1 Pengamatan Laju Respirasi
No. Sampel Waktu Volume (mL)
1. Anisoptera sp. 10 menit 0,95 mL
2. Blatta sp. 10 menit 1 mL
3. Locusta sp. 10 menit 1mL
4. Gryllus bimaculatus 10 menit 0,80 mL
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa pada Blatta sp. dan Locusta
sp. menghasilkan volume respirasi tertinggi yang sama yaitu sebanyak 1 mL dalam
waktu 10 menit. Disusul Gryllus bimaculatus sebanyak 0,95 mL dalam waktu 10 menit
dan Anisoptera sp. dengan volume respirasi terkecil yaitu sebanyak 0,80 mL.
Menurut Abbas (2020), pertukaran gas metabolik atau respirasi tidak dapat
dihindari serangga. Pertukaran gas oleh serangga darat terjadi melalui sistem trakea.
Sistem respirasi memanjang dari spirakel di bagian luar tubuh, dan di dalam tubuh
sebagai jaringan tubulus berisi udara yang bercabang lebih jauh menjadi tracheoles
berdinding tipis, yang berada di dekat jaringan dan merupakan tempat pertukaran gas.
Pertukaran gas dalam system respirasi bergantung pada beberapa faktor, seperti mode
pertukaran gas (konveksi vs difusi), habitat spesies, ukuran tubuh dan kondisi
pengukuran bergantung pada beberapa faktor, seperti mode pertukaran gas (konveksi
vs difusi), habitat spesies, ukuran tubuh dan kondisi pengukuran.
Menurut Maydasari et al (2023), peningkatan metabolisme dapat
meningkatkan produksi panas tubuh yang berarti dapat meningkatkan beban panas
tubuh, sehingga perlu dikeluarkan dengan cara termoregulasi yaitu dengan
meningkatkan respirasi. Selain itu Peningkatan metabolisme juga terjadi karena
adanya permintaan oksigen yang lebih besar untuk proses pembakaran yang lebih
intens. Jika metabolisme meningkat maka permintaan oksigen juga meningkat karena
tubuh membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk memenuhi energi yang lebih
besar, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan maka semakin tinggi laju respirasi.
Proses inilah yang menyebabkan meningkatnya laju respirasi. Peningkatan frekuensi
pernafasan bertujuan untuk mempercepat pengeluaran panas dari dalam tubuh. Pada
saat menghembuskan nafas maka panas dari dalam tubuh keluar bersamaan dengan
udara yang dikeluarkan. Proses respirasi membantu mengurangi panas melalui
pernafasan dan mengatur suhu melalui aliran darah ke permukaan kulit. Respirasi
membantu mengeluarkan karbondioksida dan mengambil oksigen dari lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh.

4.2 Pengukuran Kapasitas Paru-paru Homo Sapiens


Adapun hasil yang didapat pada pengukuran kapasitas paru-paru Homo sapiens
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Pengukuran Kapasitas Paru-paru Homo Sapiens
Volume (menit)
No. Nama Rata-rata
Pertama Kedua
1. Juan Felix Hasibuan 1500 1400 1450
2. Natasya Az Zahwa 1300 1400 1350
3. Mhd Aditya Prayuda 1100 1150 1125
4. Cut Salsabila Azzahra 1100 1100 1100
5. Panji Setiawan 1500 1500 1500
6. Putri Yani Siagian 1500 1500 1500
7. Naufal S Nugroho 600 1400 1000
8. Suci Wahyuni 600 1400 1000
9. Rafi Danmeliano Pazsa 1500 1500 1500
10. Siska Rahmadhani 1250 1500 1375
11. Rifqi Hafiz A. Srg 1500 1500 1500
12. Nadia Atika 1500 1500 1500
13. Deforman Mendrofa 800 1400 1100
14. Luvitha Herla Pasha 800 750 775
15. Chairullah 1500 1500 1500
16. Melaty A.S Pangaribuan 1500 750 1500
17. Johannes S. Ritonga 800 1500 775
18. Amalia Mulya Pratiwi 1500 1500 1500
19. Putri Mayfa 1400 1300 1350
20. Farah Alima Putri 380 510 445
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa kapasitas paru-paru tiap
individu berbeda-beda. Didapatkan rata-rata paling banyak yaitu sebanyak 1500 mL
sedangkan rata-rata paling sedikit diperoleh yaitu sebanyak 445 mL. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Bakhtiar (2017), pemeriksaan spirometri adalah pemeriksaan untuk
mengukur volume paru statik dan dinamik seseorang dengan alat spirometer.
Spirometri sederhana biasanya memberikan informasi yang cukup untuk sejumlah
spirometer elektronik yang murah dapat mengukur dengan tepat parameter-parameter
tertentu seperti kapasitas vital, volume ekspirasi paksa dalam detik pertama dan peak
expiratory flow. Faal paru statik yaitu volume udara pada keadaan statis yang tidak
terkait dengan dimensi waktu terdiri atas, pemeriksaan spirometri dapat menilai faal
paru statik dan faal paru dinamik. Faal paru statik yaitu volume udara pada keadaan
statisyang tidak terkait dengan dimensi waktu terdiri atas tidal volume, inspiratory
reserve volume (volume cadangan inspirasi), expiratory reserve volume (volume
cadangan ekspirasi) residual volume, inspiratory capacity (kapasitas inspirasi),
functional residual capacity (kapasitas residu fungsional), vital capacity (kapasitas
vital), forced vital capacity (kapasitas vital paksa), total lung capacity (kapasitas paru
total).
Menurut Herdiyanti (2018), frekuensi pernapasan adalah intensitas
memasukkan atau mengeluarkan udara per menit, dari dalam ke luar tubuh atau dari
luar ke dalam tubuh. Perubahan terhadap saturasi oksigen akan menstimulasi
kemoreseptor perifer. Kemoreseptor perifer akan meneruskan impuls ke pusat kontrol
pernapasan untuk meningkatkan atau menurunkan frekuensi pernapasan sebagai
respon terhadap perubahan saturasi oksigen. Saturasi oksigen adalah rasio jumlah
oksigen aktual yang terikat oleh hemoglobin terhadap kemampuan total hemoglobin
darah mengangkut oksigen. Menghasilkan sumber energi maka dilakukan pemecahan
sumber makanan seperti glukosa, asam amino, dan asam lemak melalui reaksi
biokimia yang terjadi di dalam sel tubuh makhluk hidup.
Menurut Suparmanto (2021), kebugaran jasmani juga harus diimbangi organ
paru-paru yang baik dengan salah satu indikatornya adalah kapasitas vital paru-paru
yang maksimal atau dengan kata lain kapasitas paru merupakan volume inspirasi dan
ekspirasi yang keluar dari tubuh,jika dalam kondisi yang baik maka kapasitas vital
paru-paruakan dapat menunjang kebugaran jasmani serta aktivitas sehari-hari. Faktor
utama yang mempengaruhi kapasitas vital adalah bentuk anatomi tubuh, posisi selama
pengukuran kapasitas vital, kekuatan otot pernapasan dan compliance paru. Faktor
selanjutnya adalah makanan yang dikonsumsi orang tersebut.
4.3 Pengukuran Daya Tahan Nafas Homo Sapiens
Adapun hasil yang didapat pada pengukuran daya tahan nafas Homo sapiens
dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.3 Pengukuran Daya Tahan Nafas Homo sapiens
Volume (menit)
No. Nama Rata-rata
Pertama Kedua
1. Juan Felix Hasibuan 41 73 57
2. Priati Purba 33 45 39
3. Mhd Aditya Prayuda 56 53 54,5
4. Rani S. Simanullang 34 30 32
5. Panji Setiawan 90 138 114
6. Dwi Amelia Putri 65 66 65,5
7. Naufal S Nugroho 41 44 42,5
8. Naysa Amanda 66 59 62,5
9. Rafi Danmeliano Pazsa 52 71 61,5
10. Tesalonika T. Hutajulu 62 69 65,5
11. Rifqi Hafiz A. Srg 52 70 61
12. Intan R.S.C. Simalongo 41 44 42,5
13. Deforman Mendrofa 47 72 59,5
14. Luvitha Herla Pasha 60 75 67,5
15. Chairullah 142 206 174
16. Melaty A.S Pangaribuan 32 28 30
17. Johannes S. Ritonga 22 26 24
18. Rumondang Rotua 27 34 30,5
19. Putri Mayfa 30 35 32,5
20. Farah Alima Putri 30 33 34
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, daya tahan nafas pada setiap individu berbeda-
beda. Dari data diatas didapat rata-rata daya tahan nafas paling tinggi yaitu sebesar174
oleh Chairullah serta yang paling rendah yaitu sebesar 24 oleh Johannes S. Ritonga.
Menurut Herdiyanti (2018), latihan deep breathing merupakan latihan
memperbaiki mekanisme ventilasi, perfusi paru, dan kesesuaian ventilasi-perfusi.
Kesesuaian ventilasi dan perfusi sangat penting untuk mencapai pertukaran oksigen
dan karbondioksida yang ideal. Melakukan latihan deep breathing selama sepuluh
menit memiliki efek langsung terhadap peningkatan secara signifikan volume paru.
Peningkatan volume paru akan menyebabkan penurunan resistensi jalan napas
sehingga aliran udara pernapasan akan meningkat. Latihan deep breathing selama 2-5
menit menyebabkan peningkatan yang signifikan pada fungsi faal paru sesaat setelah
dilakukan, salah satu di antaranya adalah peningkatan volume tidal. Peningkatan
volume tidal menyebabkan alveolus meregang dan sel alveolar tipe II mensekresikan
surfaktan yang mengakibatkan penurunan tegangan permukaan alveolus dengan
mengganggu gaya intermolekul antarmolekul cairan. Penurunan tegangan permukaan
ini mencegah kolapsnya alveoli yang berukuran kecil dan meningkatkan keteregangan
paru. Sehingga lebih banyak alveoli yang turut serta dalam pertukaran gas dan lebih
banyak oksigen yang terikat pada gugus heme pada hemoglobin.
Menurut Umara (2021), dalam kondisi istirahat atau tenang, hanya sedikit
udara yang masuk dan keluar dalam setiap napas. Sejumlah udara yang masuk dalam
kondisi tenang sebanyak 500 ml disebut volume tidal. Volume tersebut masih dapat
ditambah dengan napas dalam. Inspirasi dapat dilakukan maksimal dengan
menggunakan otot bantu pernapasan seperti sternocleidomastoid dan pectoralis minor
untuk mengembangkan dada, dan juga dengan menurunkan diafragma semaksimal
mungkin. Inspirasi paksa biasanya meningkatkan volume udara di luar volume tidal
sebesar 2.900 ml, dan jumlah itu disebut volume cadangan inspirasi. Jumlah udara
yang dihembuskan juga dapat dikeluarkan secara maksimal dengan mengontraksikan
otot perut dan interkostal internal. Ini disebut volume cadangan ekspirasi biasanya
sekitar 1.400 ml udara.
Menurut Saputra (2020), saat menahan nafas, penyimpanan oksigen dalam
paru dan darah berkurang hingga tekanan partikel oksigen (paO2) dalam otok menjadi
begitu rendah. Tekanan yang diterima tubuh akan diteruskan keseluruh organ tubuh
termasuk kecairan jaringan. Tekanan yang diterima tidak hanya berpengaruh mekanis,
tetapi juga menyebakan gas-gas dalam udara nafas lebih banyak yang terlarut yang
dapat menimbulkan gangguan pada difusi dan trasportasi gas pada proses pernafasan.
VO2 maksimal adalah metabolisme enegi seseorang akibat dari oksigen yang di pakai
oleh otot dalam interval waktu tertentu. VO2 maksimal adalah hasil kerja jantung dan
ekstraksi O2 maksimum oleh jaringan. VO2 maksimal mereflisiakan keadaan paru,
kardiofaskuler, dan hematologik dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme
oksidatif dari otot yang melakukan aktifitas. VO2 maksimal merupakan sebagai
tertinggi seseorang untuk keperluan oksigen selama beraktifitas fisik. Saat kita
melakukan aktivitas, konsumsi O2 di otot bertambah daya tahan paru-paru
(kardiovaskuler) jika bagus tentu dapat memberikan O2 ke jaringan yang berfungsi.
dimana kebutuhan O2 didalam jaringan selalu didapatkan pada setiap bentuk aktivitas.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih memahami prosedur percobaan.
b. Sebaiknya praktikan selanjutnya memahami materi yang akan dipraktikumkan.
c. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti saat praktikum berlangsung agar
data yang diperoleh dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas W, Whiters PC, and Evans TA, 2020. Water Costs of Gas Exchange by a
Speckled Cockroach and a Darkling Beetle. Journal of Insects. 11(632):1-16.
Bakhtiar, 2013. Aspek Klinis dan Tatalaksana Gagal Nafas Akut Pada Anak. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala.13(3):173-178.
Davies A, 2014. The Respiratory System. UK: Elsevier. Pages 10-14.
Herdiyanti SN, Kesoema TA, Ningrum FH, 2018. Pengaruh Deep Breathing Akut
Terhadap Saturasi Oksigen Dan Frekuensi Pernapasan Anak Obesitas Usia 7-
12 Tahun. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 7(2): 1211-1221.
Hidayatullah F, Mulasari SA, 2020. Gangguan Saluran Penapasan Akibat
Pencemaran Udara di Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jurnal
Kesehatan. 13(2): 119-130.
Leleury ZA, Berny PT, 2015. Diagnosa Penyakit Saluran Pernapasan dengan
Menggunakan Support Vector Machine (SVM). Jurnal Matematika dan
Terapan. 9(2):109-119.
Maydasari R, Arif Qisthon, Muhtarudin Muhtarudin, Liman Liman, 2023. Pengaruh
Suplementasi SBM Dan Mineral Mikro Organik (Zn dan Cr) Terhadap
Respon Fisiologi Kambing Rambon. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan. 7
(3): 336-341 A
McConnel A, 2013. Respiratory Muscle Training. UK: Elsevier. Page 41.
Riazi MR, Rajender G, 2015. Coal Production and Processing Technology. CRC
Press. Pages
Saputra L, dan Indika PM, 2020. Adaptasi Fisiologis Volume Oksigen Maksimal
(VO2Maks) Pada Penyelam. Jurnal Stamina. 3(12):821-830.
Singh SK, 2014. Human Respiratory Viral Infections. CRC Press. Pages
Suparmanto G, Wulandari IS, Kurniawan ST, 2021. Hubungan Tingkat Kebugaran
Jasmani Dengan Kapasitas Vital Paru-Paru Mahasiswa Prodi Sarjana
Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta. Jurnal Viva Medika.
14(2):228-235.
Umara FA, et al., 2021. Keperawatan Medical Bedah Sistem Respirasi. Medan:
Yayasan Kita Menulis. Halaman 1-3.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Alat

Botol Selang

Respirometer Ember

Spuit
4.2 Foto Bahan

Kapas KOH 3%

Eosin Jangkrik
Lampiran 4. Flowsheet
1. Mengetahui Laju Respirasi
Sampel

Dimasukkan hewan percobaan ke dalam botol respirasi

Dimasukkan kapas yang telah dicelupkn KOH 4% ke dalam botol


tersebut
Ditutup dengan penutup yang telah dilengkapi kapiler yang
berskala di dalamnya terdapat eosin
Diperhatikan dalam skala 10 menit gerakan eosin

Hasil

2. Mengetahui Kapasitas Paru-Paru Seseorang


Sampel
Disiapkan spyrometer
Dikeluarkan nafas seluruhnya ditarik nafas sedalam-dalam
nya
Dihembuskan lagi sekuat tenaga
Dicatat angka yang ditunjukkan pada alat spyrometer

Hasil

3. Mengetahui Daya Tahan Nafas Seseorang


Sampel

Ditarik nafas dan dikeluarkan nafas sedalam-dalamnya 2 kali


berturut-turut
Ditahan nafas selama mungkin dengan memakai stopwatch untuk
menghitung waktunya dengan sikap inspirasi biasa

Dirata-ratakan nilainya
Hasil

Anda mungkin juga menyukai