Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEORI SEJARAH

DISUSUN OLEH :
Intan kalatiku
Aprilia raya p
Sulasrar

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling berhubungan yang
menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan
antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.

Dari segi bahasa sendiri Teori (berasal dari kata :thea) selalu menggunakan bangunan berpikir yang
tersusun sistematis,logis (rasional), empiris (kenyataan), juga simbolis dalam menjelaskan suatu
fenomena. Kemudian Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang
sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas serta menerangkan
fenomena dengan cara menspesifikasikan variable yang saling berhubungan.

Beberapa Definisi teori menurut para ahli :

1. JONATHAN H. TURNER

Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana
dan mengapa suatu peristiwa terjadi

2. LITTLEJOHN & KAREN FOSS

Teori merupaka sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang
membantu kita untuk memahami sebuah fenomena

3. KERLINGER

Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu
pandangan sistematis dari suatu fenomena.

4. NAZIR

Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau
kejadian.

5. STEVENS

Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa
fenomena

6. FAWCETT

Teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar
fenomena atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain.

7. TRAVERS

A theory consist of generalizations intended to explain phenomena and that the generalizations
must be predictive. Teori terdiri dar generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan
memprediksi sebuah fenomena

8. EMORY – COOPER

Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama
lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi
suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu
9. CALVIN S. HALL & GARDNER LINZEY

Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan
yang belum diketahui secara pasti

10. KING

Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati dalam
dunia nyata

11. MANNING

Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu
sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola
yang diamati.

FUNGSI TEORI DALAM SEJARAH


Sama seperti dalam bidang-bidang penyelidikan yang lain, iaitu untuk:

1. Membantu kita menemukan masalah-masalah yang hendak diteliti/ mengidentifikasi


pelbagai problems.
2. Menyajikan kategori-kategori dalam mengorganisasi data.
3. Menyediakan hipotesis-hipotesis yang dengannya berbagai-bagai interpretasi data dapat
diuji.
4. Membuat ukuran-ukuran berguna yang dijadikan dasar dalam pembuktian sesuatu

Teori memiliki fungsi yang sangat penting dalam penelitian, yaitu memberikan kerangka konseptual
yang terstruktur dan koheren, sehingga peneliti dapat memahami fenomena yang diteliti dalam
perspektif yang benar.

Sejarah teori
Terdapat dua versi sejarah yang saling berhubungan tentang asal-mula kata “teori”. Pertama, teori
berasal dari tradisi atau aktivitas ritual pra-Filsafat Yunani Kuno yang disebut bios-Theoretikos. Bios
berarti “menengadah”, dan theoretikos berarti “berdoa”. Dengan demikian, bios-Theoretikos berarti
“menengadah dan berdoa”. Kedua, teori berasal dari kata Theoros, yakni nama perwakilan polis
(negara-kota) Yunani Kuno yang diutus untuk mengamati atau mengawasi berbagai ritual sakral yang
dilakukan masyarakat di lingkungan polis. Faktual, sembari mengamati ritual tersebut, lambat-laun
Theoros turut larut di dalamnya. Dengan begitu, ia sesungguhnya tak sekadar mengawasi, tetapi
juga berpartisipasi di dalamnya.

Kemudian jika melihat historis dan pengertian teori di era sekarang di mata para akademisi maka
awal kemunculan kata teori, maka sesungguhnya antara teori dengan praktik tidaklah terpisahkan;
“menengadah dan berdoa”, “mengamati dan berpartisipasi”; menengadah adalah suatu tindakan,
berpartisipasi adalah aksi. Itulah mengapa, etimologis teori sering kali digunakan para pemikir kritis
untuk mengritik eksistensi teori yang saat ini cenderung terpisah dari dimensi praksis. Teori menurut
mereka, haruslah tidak bebas nilai dan sarat memuat agenda emansipatoris (pembebasan).
Lalu, teori saat ini lebih didefinisikan sebagai serangkaian abstraksi, konsep, dan proposisi untuk
menjelaskan atau memprediksi suatu fenomena. Abstraksi adalah kulminasi pemikiran yang bersifat
sistematis dan terarah, konsep adalah generalisasi empiris atau “pandangan umum”, sementara
proposisi adalah hubungan dua konsep yang saling berkaitan. Namun yang lebih krusial bukanlah
serangkaian pengertian itu, melainkan orientasi dari teori saat ini yang sekadar “menjelaskan” dan
“memprediksi” suatu fenomena. Kedua istilah itu jelas menghilangkan sama sekali dimensi praksis
dari teori, seakan teori tak memiliki kepentingan lain selain menjelaskan dan memprediksi.

mengembalikan pengertian awal dari teori yang tak terpisahkan dari praktik. Karl Marx misalkan,
yang membumikan dialektika Hegel dan berkata bahwa para filsuf hanya membuat tafsir yang
berbeda-beda tentang dunia, padahal yang terpenting adalah mengubahnya. Selanjutnya, Anthonny
Giddens dengan strukturasi-nya, yang meskipun awalnya lebih berorientasi untuk menjembatani
kesenjangan antara agen atau aktor dengan struktur, turut mengklaim jika strukturasi mampu
menjembatani antara teori dengan praktik. Di samping itu, terdapat pula konsep habitus dari Pierre
Bourdieu yang salah satu karakternya adalah structuring structures ‘struktur yang menyetruktur’,
pun didaulat bisa mengatasi kesenjangan antara teori dengan praktik. Namun, berbagai usaha para
pemikir di atas akan menjadi sia-sia jika kita menilik penjelasan Yuval Noah Harari mengenai revolusi
kognitif (Homo) Sapiens. Revolusi kognitif selalu membuat lompatan jauh ke depan ketimbang
evolusi DNA atau evolusi fisik/biologis. Itulah mengapa, Harari menjelaskan “obesitas” yang didera
manusia kebanyakan saat ini dikarenakan masih dominannya DNA manusia pemburu-pengumpul
pada diri kita, sementara kini kita telah hidup di era masyarakat pasca-Industri yang tak memerlukan
terlalu banyak kalori untuk berburu dan mengumpul, melainkan sekadar duduk di hadapan layar
komputer. Begitu juga, perselingkuhan yang marak terjadi di kehidupan keluarga modern
dikarenakan kita masih membawa gen interseksual sehingga wujud institusi pernikahan monogami
cenderung menyalahi perilaku seks natural kita—selalu ingin memiliki banyak pasangan.

Revolusi kognitif juga dituduh membuat Sapiens mampu melampaui “peristiwa”. Ini ditunjukkan
oleh dongeng-dongeng atau mitos yang dicetuskan Sapiens, atau yang diistilahkan Harari sebagai
“fiksi” atau “realitas-khayal”. Bagi Harari, fiksi merupakan salah satu kunci kesuksesan Sapiens—kita
—untuk terus bertahan hingga hari ini. Fiksi, atau kepercayaan terhadap hal-hal yang belum ada
atau belum terjadi, tak hanya membuat Sapiens mampu menyatukan kawanannya, tetapi juga
berhati-hati dan mengantisipasi berbagai marabahaya yang mungkin saja terjadi di depan. Jika kita
menilik penjelasan ini, maka mencipta fiksi, realitas khayal, berfantasi, atau berteori seakan telah
menjadi kemampuan alami Sapiens sekaligus kunci suksesnya menjadi spesies yang jauh lebih unggul
daripada spesies-spesies lainnya. Melalui penjelasan di atas, kita boleh curiga bahwa sesungguhnya
antara teori dengan praktik memang tak pernah terpisah. Kita selalu berteori untuk menghadapi hari
esok atau beberapa menit, jam, berikut beberapa hari ke depan; hanya saja tak menyadarinya. Di
sini, kita bisa kembali menilik karakter dependen dan independen dari teori. Dependensi teori
adalah penggunaannya terhadap berbagai peristiwa yang telah terjadi—untuk menjelaskan—
sedangkan independensi teori adalah posisi teori sebagai landas-dasar perubahan mikrososial
maupun makrososial ke depan—melampaui peristiwa. Namun, apakah ketika kita tidak melakukan
suatu tindakan apa pun, itu juga bisa dikatakan sedang berteori? Ini mengingat, setiap kata-kata
memiliki konsekuensi, begitu pula dengan diam.
Syarat Menyusun Kerangka Teori
Selain langkah-langkah, ternyata terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
pembuatan kerangka teori.

 1 Penyusunan kerangka teori harus dilakukan secara rasional dengan menggunakan semua
variabel serta elemen yang ada dalam karya ilmiah tersebut.
 2. Gunakan kutipan beserta sumber dari teori-teori yang digunakan dalam penyusunan karya
ilmiah tersebut.
 3. cantumkan semua isi kutipan beserta sumber kutipan yang Grameds cantumkan dalam
karya ilmiah tersebut.
 4.:Terdapat empat teknik kutipan yang bisa Grameds gunakan untuk mengutip isi kutipan,
yaitu teknik long citation : menulis isi kutipan sama persis dengan sumber, teknik
paraphrasing : menulis isi kutipan dalam bentuk kesimpulan atau rangkuman, teknik short
citation : menulis kutipan yang terdiri pokok inti kutipan beserta penjelasan singkat dari
kutipan tersebut.
 Gunakan beberapa cara menulis sumber kutipan dengan benar.
 Cantumkan nomor pada setiap kutipan yang dicantumkan sesuai dengan kerangka, lalu
jadikanlah kelompok sesuai dengan nomor rangka serta susunan dari kerangka teori
tersebut.
 Setelah semua kutipan disusun dengan cara serta tata susunan yang tepat, silahkan teliti
lagu susunan dari kerangka teori hingga membentuk struktur yang tepat.

1. Judul Teori

Judul merupakan elemen utama agar siapapun yang membaca kerangka teori dapat memahami
maksud penelitian tersebut dan mengapa teori tersebut dimasukkan ke dalam kerangka teori.
Misalkan teori hukum Newton, hukum Bernoulli, hukum kinetik Gas.

2. Penggagas atau Penemu Teori

Penggagas teori sangat penting untuk dimasukkan agar pembaca mengerti darimana teori yang Anda
masukkan ke dalam kerangka teori. Misalkan Isaac Newton yang menjadi penggagas Hukum Newton
I,II, dan III.

3. Konsep-konsep Kunci

Sebuah teori pasti memiliki konsep-konsep kunci sehingga teori tersebut memiliki ciri khas. Hal ini
perlu dicantumkan untuk memudahkan Anda dalam menjelaskan mengapa memilih teori tersebut
sebagai landasan penelitian. Misalkan gaya, massa, dan percepatan merupakan konsep-konsep kunci
dalam teori Hukum Newton I, II, dan III. Sehingga orang yang membaca kerangka teori tersebut
paham bahwa penyebutan Hukum Newton ada kaitannya dengan ketiga hal tersebut.
Teori Evolusi Darwin

Darwin atau dengan nama asli Charles Robert Darwin, memperkenalkan teori evolusi melalui seleksi
alam. Teori ini pertama kali dirumuskan dalam buku Charles Darwin “On the Origin of Species” pada
tahun 1859, yang menjelaskan bagaimana organisme berevolusi dari generasi ke generasi melalui
pewarisan sifat fisik atau perilaku. Dalam pandangan Darwin, individu dengan sifat yang
memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungannya akan membantu mereka bertahan
hidup dan memiliki lebih banyak keturunan, yang akan mewarisi sifat-sifat tersebut. Darwin
mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa evolusi telah terjadi. Ia menyimpulkan bahwa
beragam organisme memiliki nenek moyang yang sama dan makhluk hidup telah berubah secara
drastis sepanjang sejarah bumi.

Teori arus balik

Menurut F.D.K Bosch menjelaskan bahwa teori arus balik menjelaskan penyebaran Hindu Budha
melalui Orang-orang yang pertama kali datang ke Indonesia adalah mereka yang memiliki semangat
untuk menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut menumpang Kapal-kapal
dagang. Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di
antara tokoh masyarakat Indonesia yang tertarik untuk mengikuti ajarannya tersebut. Pada
perkembangan selanjutnya banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan
belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya
kepada masyarakat Indonesia yang lain.

Teori Mata Air

Terkait masuknya Islam ke Nusantara, Azra mengajukan teori yang disebut seperti mata air. Artinya,
sumber kedatangan ajaran Islam bisa dari berbagai tempat seperti sumber-sumber mata air.

DAFTAR PUSTAKA :
WAHYU BUDI NUGROHO, Asal-Mula “Teori”, diakses pada November 2022,

https://www.sanglah-institute.org/2019/10/asal-mula-teori.html?m=1

achmad, Sartono Kartodirdjo (1992), Fungsi Metodologi dan Teori dalam Ilmu Sejarah, diakses pada
November 22,

https://sunjayadi.com/fungsi-metodologi-dan-teori-dalam-ilmu-sejarah/#:~:text=Teori%20dalam
%20sejarah%20juga%20diperlukan,berbagai%20spesialisasi%20dalam%20ilmu%20sejarah.

Pengertian Kerangka Teori: Contoh & Cara Membuatnya :


https://www.gramedia.com/literasi/kerangka-teori/amp/

Makna dan fungsi teori dalam berpikir : https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/17701-ID-makna-dan-
fungsi-teori-dalam-proses-berpikir-ilmiah-dan-dalam-proses-
penelitian.pdf&ved=2ahUKEwjZ6q6bo9_7AhWgSGwGHcxhB9EQFnoECAwQBg&usg=AOvVaw0nOVM
Hm2_KsjIMe1rTLB8o

Pengertian dan Fungsi Teori menurut Ahli :


https://www.wawasanpendidikan.com/2017/08/pengertian-dan-fungsi-teori-menurut-ahli.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai