Anda di halaman 1dari 3

TIOMINAR TOGATOROP 23054022

EKSPLORASI KONSEP TOPIK 5


PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

1. Apa saja dimensi school well-being? Identifikasi apakah dimensi tersebut sudah ada di sekolah
Anda? (tempat Anda menimba ilmu sebelumnya atau sekolah lain yang pernah Anda amati)
Jawab:
Konu dan Rimpela (2002) menjelaskan empat dimensi yaitu:
a. Having yaitu bagaimana persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi sekolah. Dimensi
ini meliputi lingkungan fisik sekolah, termasuk kenyamanan, rasa aman, kebisingan,
pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain sebagainya. Juga berhubungan dengan kondisi
pembelajaran, seperti kurikulum, jumlah peserta kelas. Aspek lain adalah bagaimana peserta
didik merasa mendapatkan dukungan atau pelayanan selama bersekolah, seperti kantin,
ruang kesehatan, wali kelas, guru bimbingan konseling.
b. Loving mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan antar guru,
peserta didik, staf sekolah, dll. Dimensi ini pada dasarnya mengacu pada iklim atau suasana
di sekolah. Relasi yang baik antara peserta didik, guru dan peserta didik, dan guru dengan
sesama guru menciptakan iklim sekolah yang baik; harmonis.
c. Being mengacu pada bagaimana individu di sekolah menghargai keberadaan mereka.
Dalam hal ini guru dapat bekerja dengan baik dan menghargai perannya. Peserta didik juga
merasa percaya diri, bahagia mendapatkan pendidikan. Being juga mengacu sampai
seberapa besar sekolah melibatkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik.
d. Health (status kesehatan) mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didik dan guru.
Jika melakukan identifikasi pada empat dimensi school well-being pada lingkungan sekolah
saya sebelumnya, masih ada dimensi yang belum ada di lingkungan saya sekolah, seperti Being
dan Health.

2. Faktor apa yang dapat mempengaruhi school well-being?


Jawab:
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi school well-being diantaranya adalah tingkat
beban kerja guru yang rentan terhadap stres. Ketika guru merasa stres dan merasa bahwa
pekerjaannya adalah beban maka akan membuat komunikasi anatar guru dan peserta didik
menjadi kurang lancar, bisa jadi guru menjadi otoriter dan juga memberikan tekanan pada
peserta didik. Hal lain yang mempengaruhi school well-being adalah kemampuan memahami
orang lain (kemampuan sosial emosional), kemampuan ini dapat membantu guru baru dan
peserta didik untuk beradaptasi dengan budaya dan lingkungan sekolah. Kepribadian peserta
didik, termasuk motivasi belajar, kemampuan berkomunikasi, disiplin dan kemampuan
bekerjasama juga sangat mempengaruhi school well-being. Sehingga pada dasarnya semua
warga sekolah berperan dalam menciptakan school well-being.

3. Bagaimana peran pembelajaran sosial-emosional dalam menciptakan school well-being?


Jawab:
Pembelajaran sosial emosional dalam menciptakan school well-being sangat berperan penting,
hal ini diperlukan bagi peserta didik, khususnya peserta didik baru untuk dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan dan budaya baru sekolahnya dengan kemampuan sosail
emosionalnya. Dengan adanya kemampuan sosial emosional peserta didik maka lingkungan
sekolah, hubungan sosial dengan warga sekolah akan terjalin harmonis yang melalui hal ini
sudah menciptakan beberapa dimensi school well-being. Kecerdasan emosional juga
mendukung karena melalui kecerdasan sosial, peserta didik mampu mengontrol kemarahan,
kesedihan, ketakutan, kecemburuan, rasa malu, dan dapat mengelola rasa senang.

4. Tuliskan hal-hal yang sudah Anda ketahui sebelumnya mengenai school well-being!
Jawab:
Hal yang sudah saya ketahui sebelumnya mengenai school well-being adalah menciptakan
lingkungan sekolah yang sejahtera dan membahagiakan bagi seluruh warga sekolah. Bukan
hanya peserta didik melainkan juga guru dan staf.

5. Tuliskan hal-hal baru yang Anda pelajari dari topik ini atau dari video yang sudah Anda tonton
pada bagian sebelumnya!
Jawab:
Hal baru yang saya pelajari dari topik ini adalah dimana school well-being memiliki empat
dimensi, yakni having (kondisi/situasi sekolah), loving (hubungan sosial), being (pemenuhan
diri), dan health (kesehatan mental guru, peserta didik, dll secara umum). Selain itu school well-
being juga merupakan kondisi dimana individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik
secara materil maupun non materil melelui empat dimensi school well-being yang telah
disampaikan sebelumnya.

6. Apa hal-hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?


Jawab:
Hal yang ingin saya ketahui lebih lanjut terkait school well-being adalah implementasinya di
lingkungan sekolah saat ini, karena pada saat ini guru skerap kali disibukkan dengan berkas-
berkas administrasi yang menjadi beban pikiran sehingga acap kali waktu pembelajaran
terbuang sia-sia karena terlalu sibuk mengerjakan administrasi sekolah. Selain itu saya juga
ingin mengetahui apakah school well-being ini telah dirasakan oleh setiap warga di sekolah atau
tidak. Serta apakah sekolah saat ini mengetahui adanya school well-being yang seharusnya
diterapkan di sekolah.

7. Apa yang bisa Anda simpulkan sebagai Mahasiswa?


Jawab:
Hal yang dapat saya simpulkan melalui topik ini adalah bahwa setiap manusia memiliki emosi
dan kehidupannya masing-masing. Dalam lingkungan sekolah seorang guru harus menerapkan
kecerdasan emosionalnya dan mengesampingkan persoalannya, agar tercipta school well-being
di lingkungan sekolah khususnya bagi peserta didik yang masih dalam tumbuh kembangnya.
Namun walaupun demikian, setiap orang dalam lingkungan sekolah sangat berperan penting
dan harus saling bekerja sama untuk menciptakan empat dimensi school well-being.

Anda mungkin juga menyukai