Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Pancasila dari masa ke masa

1. Masa 1945 - 1950


- Tahun 1945 - 1950, Pancasila mendapat banyak tantangan dari berbagai
pihak, seperti Belanda. Bahkan, dari masyarakat Indonesia sendiri ada
yang ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara
- Pemberontakan PKI
➔ Partai Komunis Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai PKI
melakukan pemberontakan pada tahun 1948
➔ 19 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya Negara
Republik Soviet Indonesia dengan tujuan untuk merebut
kekuasaan dan mengganti dasar NKRI yang berdasarkan
Pancasila menjadi komunisme
➔ 31 Oktober 1948, Musso ditembak tewas di Samandang, Ponorogo,
Jawa Timur
➔ NOTE: Tentara RI dengan dukungan para rakyat Indonesia
merebut kembali Kota Madiun pada tanggal 30 September 1948
- Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dan Jawa Tengah
➔ Darul Islam / Tentara Islam Indonesia (DI/TII) berniat untuk
mendirikan negara berdasarkan Islam
➔ 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya
Negara Islam Indonesia (NII)
➔ Setelah Kartosuwiryo memproklamasikan NII di Jawa Barat, di Jawa
Tengah, pasukan Amir Fatah menyatakan bergabung dengan DI/TII
➔ Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam pada tanggal
23 Agustus 1949
- APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
➔ APRA didirikan oleh Raymond Westerling, untuk tentaranya sendiri
merupakan tentara Hindia Belanda
➔ Setelah Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Indonesia menjadi
negara serikat dengan Negara Pasundan salah satu bagiannya
➔ APRA melakukan pemberontakan pada 23 Januari 1950 dan
berhasil menguasai sebagian Kota Bandung
➔ Berkat dukungan masyarakat Indonesia tentara APRIS berhasil
menumpas pemberontakan APRA
- Andi Azis
➔ 5 April 1950, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh kesatuan -
kesatuan bekas KNIL yang dipimpin oleh kapten Andi Azis.
➔ Andi Azis memberi tuntutan yang dimana hanya pasukan - pasukan
APRIS bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas daerah NIT
➔ 8 April 1950, pemerintahan pusat RIS memberikan kesempatan
kepada Andi Azis agar ia menyerah tetapi ia tidak menyerah
➔ Tetapi setelah pasukan ekspedisi mendarat pada tanggal 26 April
1950 dan pada akhirnya Andi Azis pun menyerah
- Pemberontakan RMS
➔ Republik Maluku Selatan dipimpin oleh Dr. Soumokil, mantan Jaksa
Agung di Nusa Tenggara Timur dan organisasi tersebut didirikan
pada tanggal 25 April 1950
➔ Pemerintah pun mengirimkan ekspedisi militer ke Maluku dan
pemberontakan pun akhirnya dipadamkan

2. Pemberontakan 1950-1959
- Pemberontakan DI / TII di Sulawesi selatan, Kalimantan selatan, dan Aceh
● April 1950, Ibnu Hajar melakukan pengacauan di Kalimantan
Selatan dan bergabung dengan DI / TII
● Agustus 1953, Abdul Kahar Muzakkar menyatakan Sulawesi
Selatan bergabung dengan DI / TII
● 20 September 1953, Dayd Beureueh menyatakan Aceh bergabung
dengan DI / TII
- Pemberontakan PRRI
● 15 Februari 1958, berdirinya PRRI di Sumatra yang diproklamasikan
oleh Ahmad Husein
- Pemberontakan Permesta
● Permesta di Sulawesi Utara dan Tengah menyatakan mendukung
PRRI dan pada saat itu juga merek bertolak belakang dengan
pemerintahan RI

3. Penyimpangan 1959-1966:
- Presiden soekarno diangkat sebagai presiden seumur hidup
- Pembubaran DPR
- Anggota DPR-GR tidak dipilih oleh rakyat; dipilih oleh presiden
- Pelaksanaan politik konfrontasi Dwikora: pengganyangan Malaysia
- Pencampuran nasionalis, agama dan komunisme
4. Masa 1966 - 1998
- Pada 12 Januari 1966, terjadi demonstrasi mahasiswa dan rakyat yang
menyampaikan beberapa tuntutan. Selanjutnya, demonstrasi tersebut
dikenal sebagai Tiga Tuntutan Hati Nurani Rakyat (Tritura)
- Isi Tritura:
➔ Bubarkan PKI beserta ormas - ormasnya
➔ Bubarkan kabinet Dwikora dari unsur - unsur PKI
➔ Turunkan harga
- Beberapa elemen gerakan mahasiswa dan rakyat yang turut serta dalam
demonstrasi itu antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI),
Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI). Kesatuan Aksi Pelajar Pemuda
Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi
Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan
Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI)
- Situasi yang makin tidak menuntun membuat Presiden Soekarno
mengeluarkan Surat Perintah Maret 9 Supersemar ) pada 11 Maret 1966.
Isi surat itu meminta Letnan Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando
Operasi Keamanan dan Ketertiban ( Pangkopkamtib ) untuk
mengendalikan keamanan dan ketertiban negara
- Hal yang tidak dianggap sesuai dengan jiwa Pancasila pada masa Order
Baru antara lain adalah:
➔ Kebebasan pers dianggap terbatas, terdapat sejumlah
penghentian penerbitan media massa, seperti majalah Tempo
dan tabloid Detik
➔ Pemerintah cenderung sentralistik
➔ Demokrasi cenderung dikekang, antara lain hanya ada tiga
partai yang boleh ikut pemilihan umum sejak pemilu 1977
hingga pemilu 1997
➔ Diduga terdapat KKN ( Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme )
sehingga menjadi salah satu penyebab kemunduran ekonomi
Indonesia

5. Masa 1998 - Sekarang


- 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mundur sebagai presiden RI
dan digantikan oleh wakilnya, B.J Habibie
- Perkembangan demokrasi pada masa reformasi berkembang pesat. Untuk
pertama kalinya, pada tahun 2004, pemilihan presiden dan wakil presiden
untuk periode 2004 - 2009 dilakukan secara umum dan langsung

Wawasan Nusantara
- Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat hingga
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya untuk mencapai
dan mewujudkan cita - cita dan tujuan nasional

Faktor Penyebab Konflik


1. Perbedaan antarindividu
- Disebabkan oleh perbedaan pendirian dan perasaan yang berbeda - beda
antara satu individu dengan yang lainnya
- Contoh: Ada beberapa orang yang menganggap kalau belajar itu harus
tenang, tetapi ada juga beberapa orang yang berpendapat bahwa
seharusnya saat belajar ditemani dengan musik. Perbedaan ini dapat
memicu kepada adanya konflik

2. Perbedaan Kebudayaan
- Seseorang akan terpengaruhi oleh pemikiran dan pendirian kelompoknya
- Contoh: Seorang anak dibesarkan di kelompok dimana mereka
menjunjung tinggi nilai kesopanan sedangkan seorang anak lagi
dibesarkan di kelompok dimana mereka tidak menjunjung tinggi nilai
kesopanan. Dikarenakan perbedaan tersebut bisa menyebabkan konflik

3. Perbedaan kepentingan
- Semua orang tentu saja memiliki kepentingan yang berbeda - beda.
Kepentingan ini sendiri dapat menyangkut hal seperti kepentingan politik,
ekonomi, sosial, dan budaya
- Contoh: Bagi kelompok pengusaha mereka memilih untuk menebang
pohon untuk memiliki lahan yang lebih besar untuk bisnis, sedangkan
untuk pecinta alam mereka tidak akan setuju dengan hal tersebut

4. Perubahan sosial
- Masyarakat mengalami perubahan dari masa ke masa seiring
perkembangan kebutuhan dan juga pengetahuan
- Contoh: Perilaku remaja yang berbeda terkadang pendapat pandangan
kurang baik oleh orang - orang yang lebih tua. Dimana hal tersebut dapat
berujung kepada konflik

Ketidakadilan Gender
1. Apa itu gender?
- Dalam sosiologi, gender mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang
dikaitkan dengan jenis kelamin seseorang dan diarahkan pada peran
sosial atau identitasnya dalam masyarakat. World Health Organization
(WHO) memberi batasan gender, yaitu seperangkat peran, perilaku,
kegiatan, dan atribut yang dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan
yang dikonstruksi secara sosial dalam suatu masyarakat.

- Gender juga dapat dilihat sebagai pembagian peran kedudukan dan tugas
antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat
berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas, sesuai
norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat.

2. Ketidakadilan gender
- Proses peminggiran perempuan yang bersumber dari tafsir agama, tradisi,
kebiasaan, dan asumsi ilmu pengetahuan
- Pelabelan negatif terhadap perempuan
- Kekerasan baik secara fisik maupun mental terhadap seseorang
- Subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan publik

Perwujudan Nilai - Nilai Pancasila


NOTE: FOR BETTER UNDERSTANDING READ PAGE 16 - 18

1. Perwujudan Pancasila di bidang politik


- Perwujudan Pancasila di bidang politik sendiri dapat dilihat dalam
beberapa hal, seperti lembaga negara, hukum, dan sistem demokrasi
Indonesia
- Perwujudan nilai Pancasila dapat dilihat pada sistem hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

2. Perwujudan Nilai - Nilai Pancasila di Bidang Ekonomi


- Perwujudan nilai - nilai Pancasila di bidang ekonomi ditegaskan pada
Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut:
➔ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asa kekeluargaan
➔ Cabang - cabang produksi yang penting bagi negara yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
➔ Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar - besar
kemakmuran rakyat
➔ Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional

3. Perwujudan Nilai - Nilai Pancasila di Bidang Sosial Budaya


- Menghargai keberagaman Budaya Indonesia
- Pelestarian keragaman Budaya Indonesia
- Mengembangkan nilai - nilai persamaan status sosial dan menghalangi
berkembangnya nilai - nilai feodalisme
- Menjaga agar nilai - nilai eksklusivitas dan kedaerahan yang sempit tidak
berkembang
- Pengembangan nilai sosial dan budaya masyarakat menuju modernisasi
yang dijiwai Pancasila

4. Perwujudan Nilai -Nilai Pancasila di Bidang Pertahanan dan Keamanan


- Perwujudan nilai - nilai Pancasila di bidang pertahanan dan
keamanan terlihat antara lain pada UUD NRI Tahun 2009 Pasal 27
ayat (3) ‘setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara’ dan Pasal 30 ayat (1) ‘Tiap -tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara’
Pokok Pikiran Pembukaan ( hal 36 )
1. Pokok Pikiran Pertama
- Pokok pikiran pertama Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah negara
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Dalam pembukaan ini termuat suatu aliran pengertian negara persatuan
yaitu negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa

2. Pokok Pikiran Kedua


- Pokok pikiran kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah negara
hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

3. Pokok Pikiran Ketiga


- Pokok pikiran ketiga pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah negara
yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan

4. Pokok Pikiran Keempat


- Pokok Pikiran keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab

Kedaulatan kedalam & Kedaulatan keluar ( Hal 56 )


1. Kedaulatan ke dalam
- Negara memiliki wewenang tertinggi untuk memonopoli daerahnya, tidak
ada kekuasaan lain yang menyamai, menandingi, dan mengatasinya
- Kedaulatan ke dalam Indonesia yang termuat dalam UUD NRI Tahun 1945
antara lain adalah:
➔ Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
➔ Memajukan kesejahteraan umum
➔ Mencerdaskan kehidupan bangsa

2. Kedaulatan ke luar
- Kedaulatan ke luar dari suatu negara berarti negara tersebut bebas, tidak
terikat, dan tidak tunduk pada kekuasaan lain, tetapi negara harus
menghormati kedaulatan negara lain
- Adapun kedaulatan ke luar Indonesia dalam UUD NRI Tahun 1945 antara
lain sebagai berikut
➔ Ikut serta dalam dalam perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
➔ Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain
➔ Presiden mengangkat duta dan konsul

Tujuan Umum dan Khusus Negara ( Hal 33 )


Tujuan Khusus Negara Indonesia
- ‘... Untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa…’

Tujuan Umum Negara Indonesia


- Tujuan umum berarti dalam lingkungan kehidupan bersama bangsa di
dunia
- Tujuan umum terlihat dalam kalimat ‘... dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial’

Sifat Kedaulatan ( Hal 56 )


1. Asli
- Dalam KBBI, asli memiliki arti yaitu, ‘bukan campuran; bukan
peranakan; bukan salinan’
- Dalam konteks kedaulatan, sifat asli berarti kedaulatan tersebut tidak
berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi

2. Permanen
- Dalam KBBI, permanen memiliki arti yaitu, ‘tetap’
- Dalam konteks kedaulatan, sifat permanen berarti kedaulatan tetap ada
selama negara itu berdiri, bahkan ketika pemegang kedaulatan sudah
berganti

3. Tunggal
- Dalam KBBI, tunggal memiliki arti yaitu, ‘satu - satunya; bulat’
- Dalam konteks kedaulatan, sifat tunggal berarti kedaulatan menjadi satu -
satunya tertinggi dalam negara yang tidak diserahkan atau dibagi -
bagikan kepada badan lain

4. Absolut
- Dalam KBBI, absolut memiliki arti yaitu, ‘tidak terbatas; mutlak;
sepenuhnya; bebas dari campuran; murni’
- Dalam konteks kedaulatan, sifat absolut berarti kedaulatan tidak dibatasi
oleh yang lain. JIka ada yang membatasinya maka kedaulatan tersebut
akan lenyap

Teori kedaulatan ( Hal 57 )


1. Teori Kedaulatan Tuhan
- Teori ini menganggap bahwa raja atau penguasa memperoleh kekuasaan
tertinggi dari Tuhan. Dimana kehendak Tuhan menjelma ke dalam diri raja
atau penguasa. Oleh karena itu, mereka disebut sebagai utusan Tuhan
atau Dewa
- Pelopor teori kedaulatan Tuhan:
➔ Augustinus (354 - 430)
➔ Thomas Aquinas (1215 - 1274)
➔ F. Hegel (1770 - 1831)
➔ F. J Stahl (1820 - 1861)
- NOTE: Teori ini digunakan atau dianut oleh para raja Mesir Kuno dan
Kaisar Tiongkok

2. Teori Kedaulatan Raja


- Kedaulatan Tuhan ini pun berkembang menjadi teori kedaulatan Raja,
dimana mereka menganggap bahwa kedaulatan terletak ditangan raja
- Beberapa pemikiran mengenai teori kedaulatan raja:
➔ Raja merupakan bayangan dari Tuhan ( Jean Bodin )
➔ Agar negara kuat, raja harus berkuasa mutlak dan tak terbatas ( N.
Machiavelli )
➔ Raja berada di atas undang - undang; rakyat harus merelakan
menyerahkan hak - hak asasi dan kekuasaan nya secara mutlak
kepada raja ( Thomas Hobbes)
- Pelopor teori kedaulatan raja
➔ Nicolo Machiavelli (1467 - 1527)
➔ Jean Bodin (1530 - 1596)
➔ Thomas Hobbes (1588 - 1679)
➔ Friedrich Hegel (1770 - 1831)
- NOTE: Teori ini digunakan atau dianut oleh Louis XIV dengan pernyataan
‘L’etat C’est Moi’ yang memiliki arti yakni negara adalah saya

3. Teori Kedaulatan Negara


- Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan pemerintah bersumber dari
kedaulatan negara
- Negara dianggap sebagai sumber kedaulatan yang memiliki kekuasaan
tidak terbatas. Oleh karena itu, negara lah yang membuat hukum dan
negara tidak boleh tunduk di bawah hukum
- Peletak dasar teori ini antara lain adalah G. Jellinek (1851 - 1911) dan
Paul Laband (1879 - 1958)
- NOTE: Teori ini digunakan atau dianut oleh Rusia pada masa Tsar,
Jerman pada masa Hitler, dan Italia pada masa Mussolini

4. Teori Kedaulatan Hukum


- Kekuasaan hukum merupakan kekuasaan tertinggi di dalam negara
- Berikut merupakan pemikiran mengenai teori kedaulatan hukum:
➔ Pemerintah hanya berperan sebagai penjaga malam yang
melindungi hak asasi manusia tanpa campur tangan urusan sosial-
ekonomi masyarakat
( Immanuel Kant )
➔ Negara seharusnya menjadi negara hukum. Artinya asa;ah setiap
tindakan negara harus didasarkan atas hukum ( H. Krabbe )
➔ Fungsi negara, selain sebagai penjaga malam, juga berkewajiban
mewujudkan kesejahteraan ( Kranenburg )
- Pelopor teori kedaulatan hukum
➔ Hugo de Groot (1583 - 1645)
➔ Immanuel Kant (1724 - 1804)
➔ Leon Duguit (1859 - 1928)
➔ Hugo Krabbe (1857 1936)
- NOTE: Teori ini digunakan atau dianut oleh Amerika Serikat

5. Teori Kedaulatan Rakyat


- Berdasarkan teori ini maka rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk oleh
individu - individu melalui perjanjian masyarakat ( social contract )
- Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan sebagian hak
- haknya kepada penguasa untuk kepentingan bersama
- Para penganjur paham teori
➔ J. J. Rousseau (1712 - 1778)
➔ Montesquieu (1698 - 1755)
➔ John Locke (1632 - 1740)

Demokrasi yang pernah ada di Indonesia ( Hal 67 )


1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)

Wewenang MPR dan DPR(belum dibentuk) dijalankan oleh presiden


dengan nasihat dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). KNIP
mengajukan petisi supaya para menteri kabinet bertanggung jawab
kepada KNIP, bukan presiden. Maklumat presiden dikeluarkan pada 14
November 1945

Dengan dikeluarkannya maklumat presiden, demokrasi di Indonesia


berubah dari demokrasi Indonesia dengan sistem pemerintahan
presidensial (yang ditetapkan di UUD) menjadi demokrasi parlementer.
Presiden Soekarno melantik kabinet parlementer yang pertama, Sutan
Sjahrir sebagai perdana menteri.

Setelah tanggal 2 November 1949(Akhir Konferensi Meja Bundar),


demokrasi Indonesia menjadi demokrasi parlementer yang berbentuk
negara federal. Pada 17 Agustus 1950, Indonesia menjadi negara
kesatuan. Sistem pemerintahan Indonesia masih parlementer menurut
UUDS(Undang Undang Semntara) 1950.
Konstituante yang dibentuk pada pemilu 1955 tidak berhasil menyusun
UUD baru.
Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno menetapkan kembali UUD
NRI 1945, menandakan berakhirnya demokrasi parlementer di Indonesia.

2. Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Tanggung jawab berada di tangan presiden (sistem pemerintahan


presidensial), sedangkan menteri-menteri merupakan pembantu presiden.
MPR dan DPR segera dibentuk tetapi sifatnya masih sementara karena
belum diadakan pemilihan umum.

Penegakan UUD tidak dilakukan secara benar, kekuasaan presiden


menumpuk. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden tersebut disebut
demokrasi terpimpin. Presiden Soekarno menjadikan berbagai lembaga di
bawah presiden. Dia mengangkat diri sendiri sebagai presiden seumur
hidup.

Setelah terjadi pemberontakan G30S/PKI, Presiden Soekarno


menyerahkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 11 Maret
1966 kepada Mayjen Soeharto untuk mengatasi keamanan dalam negeri

Masa demokrasi terpimpin berakhir setelah pertanggungjawaban


Soekarno ditolak MPRS dan Soekarno pun diberhentikan pada Sidang
Istimewa MPRS. Dia digantikan Soeharto.

3. Demokrasi Pancasila (1966-1998)

Masa demokrasi pancasila terjadi pada masa Orde Baru yang dipimpin
oleh presiden Soeharto. Hal yang digaungkan adalah melaksanakan UUD
NRI Tahun 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.Pemilu
anggota DPR dan MPR diselenggarakan secara teratur. Produk produk
MPRS dan DPRS yang bertentangan UUD dicabut. Kedudukan MPR,
DPR, dan MA dipulihkan.

Demokrasi Pancasila(demokrasi yang digunakan) adalah demokrasi yang


merupakan perwujudan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang mengandung
semangat ketuhanan yang maha esa, kemanuasiaan yang adil dan
beradah, persatuan indonesia, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia.

Pada Orde Baru, masa jabatan presiden panjang karena tidak ada batas
masa jabatan. Soeharto menjabat sebagai presiden kurang lebih 30 tahun.
Presiden menjadi kuat dan nyaris mengatur proses politik. Pemusatan
kuasa pada presiden terjadi. Rekrutmen politik menjadi tertutup,
kebebasan berpolitik dibatasi, dan diduga KKN berkembang.

Rakyat menuntut turunnya presiden Soeharto. Pada 21 Mei 1998,


Presiden Soeharto digantikan Wakil Presiden B. J. Habibie

4. Demokrasi Pancasila masa reformasi (1998-sekarang)


Pada masa reformasi, demokrasi yang dikembangkan tetap Demokrasi
Pancasila tetapi dengan perbaikan pelaksanaan dan peraturan-peraturan.

Sikap Penyebab, Bentuk dan Akibat Konflik ( Hal


105 )
1. Sikap Penyebab Konflik
- Primordialisme yang berlebihan
➔ Primordialisme yang berlebihan akan menganggap bahwa suku
bangsa, ras, atau agamanya lebih unggul dibandingkan dengan
yang lainnya
- Etnosentrisme
➔ Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa kebudayaan suku
bangsanya lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya
- Diskriminatif
➔ Diskriminatif merupakan perbedaan perlakuan terhadap sesama
warga negara berdasarkan antara lain warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, dan agama
- Stereotipe
➔ Stereotipe merupakan penilaian terhadap seseorang atau suatu
golongan hanya berdasarkan persepsi pribadi atau kelompok
- Fanatisme
➔ Fanatisme merupakan keyakinan akan suatu kebenaran tanpa
kepastian data dan fakta, tetapi kebenaran itu dianggap kebenaran
mutlak tanpa memperdulikan argumen dari orang lain
- Eksklusivisme
➔ Eksklusivisme adalah sikap yang memandang bahwa pandangan
atau ajaran yang paling benar hanyalah pandangan atau ajaran
kelompoknya dan menganggap pandangan atau ajaran lainnya tidak
benar

2. Bentuk Konflik
- Konflik pribadi
➔ Terjadi antara dua individu atau lebih dikarenakan perbedaan
pandangan dan sebagainya
- Konflik rasial
➔ Terjadi dikarenakan adanya perbedaan antar ras
- Konflik antar kelas - kelas sosial
➔ Terjadi dikarenakan adanya perbedaan kepentingan
- Konflik politik
➔ Terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan politis
seseorang atau kelompok
- Konflik internasional
➔ Terjadi dikarenakan perbedaan kepentingan yang kemudian
berpengaruh pada kedaulatan negara

3. Akibat Konflik
- Perpecahan dalam Masyarakat
- Kerugian harta benda dan korban manusia
- Kehancuran nilai - nilai dan norma yang ada
- Perubahan kepribadian
- Dominasi

Bela Negara
Makna dan Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya

Undang-Undangan yang mengatur Bela Negara


a. UUD NRI Tahun 1945
- Pasal 27 ayat 3 “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.”
- Pasal 30 ayat 1 “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
- Pasal 30 ayat 2 “Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat, sebagai
kekuatan pendukung”.
b. Ketetapan MPR
- Ketetapan MPR No. VI Tahun 1973 (konsep wawasan nusantara
dan keamanan nasional)
- Ketetapan MPR No. VI Tahun 2000 (pemisahan TNI dengan
kepolisian NRI)
- Ketetapan MPR No. VII Tahun 2000 (peran TNI dan peran
kepolisian NRI)
c. Undang-Undang
- UUD No.29 Tahun 1954 (Pertahanan NRI)
- UUD No.1 Tahun 1988 (1. Perubahan atas UUD nomor 20 tahun
1982 dan 2, tentang ketentuan pokok pertahanan keamanan NRI)
- UUD No.56 Tahun 1999 (Rakyat Terlatih)
- UUD No.3 Tahun 2002 (Pertahanan Negara)
- UUD No.2 Tahun 2002 (Kepolisian NRI)
- UUD No.34 Tahun 2004 (TNI)

Bentuk-bentuk Bela Negara


- Pendidikan Kewarganegaraan
- Pelatihan Dasar Kemiliteran
- Pengabdian sebagai Prajurit TNI
- Pengabdian sesuai dengan Profesi

Anda mungkin juga menyukai