PPKN Usp Notes
PPKN Usp Notes
✅Contoh Historisnya:
1. Pada Masa Awal Kemerdekaan, ada berbagai upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
Dasar Negara, antara lain Pemberontakan PKI di Madiun, Pemberontakan DI/TII,
Pemberontakan RMS, PRRI/PERMESTA ,Vence Sumual, APRA, dan Perubahan bentuk dari
pemerintahan RIS menjadi NKRI.
2. Pada Masa Orde Lama, terjadi beberapa penyimpangan terhadap UUD 1945, diantaranya:
- Ir.Sokarno ditetapkan sebagai Presiden Seumur Hidup.
- Presiden membubarkan DPR hasil pemilu pertama tahun 1955.
- Presiden membentuk MPR beranggotakan DPR GR ,utusan daerah dan golongan.
- Penggabungan nasionalis, agama dan komunis(NASAKOM).
- Pemberontakan G30S-PKI
3. Pada Masa Orde Baru, terjadi demonstrasi mahasiswa dan rakyat. Presiden Soekarno
digantikan oleh Presiden Soeharto. Pada masa ini diterapkan konsep demokrasi Pancasila.
4. Pada masa Reformasi, tidak ada lagi pemberontakan. Masyarakat diberi kebebasan
berbicara, berorganisasi, berekspresi, dll. Namun, Pancasila sebagai dasar negara belum
sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat.
*Soal Nomor 11 - 13
Wawasan Nusantara*
c. Menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara (kemudian diusulkan menjadi Ketetapan MPR
dan dibuat di Lemhanas Tahun 1999)
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
👉🏻Secara umum, wawasan nusantara berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa tersebut sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
👉🏻Nusantara dipandang sebagai perwujudan dari geopolitik Indonesia, yaitu cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai dan
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
Soal Nomor 14 - 16
Faktor Penyebab Konflik
Menurut Soerjono Soekanto, ada 4 faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam
masyarakat:
1. Perbedaan antarindividu
Setiap individu memiliki pendirian dan perasaan mengenai suatu hal. Perbedaan ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik.
Contoh:
Siswa A berpendirian lebih baik belajar dengan suasana tenang, sedangkan Siswa B
berpendirian belajar sambil mendengarkan musik. Jika Siswa A dan Siswa B berada dalam satu
kelompok belajar, perbedaan ini bisa menjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang
sedikit banyak dibentuk oleh kelompok orang tersebut. Artinya, kebudayaan masyarakat yang
ada di kelompok tersebut akan mempengaruhi pemikiran dan pendirian seseorang.
Contoh:
Seorang anak dibesarkan dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesopanan
cenderung akan berbicara dengan sopan kepada orang lain. Namun, anak yang dibesarkan
dalam masyarakat yang tidak memedulikan nilai kesopanan, cenderung berbicara kurang sopan
kepada orang lain. Perbedaan kebudayaan ini dapat menimbulkan konflik jika bertemu.
c. Perbedaan Kepentingan
Antarindividu, antara individu dan kelompok, maupun antarkelompok, dapat memiliki perbedaan
kepentingan, baik kepentingan politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Contoh:
Bagi kelompok pengusaha, berdasarkan kepentingan bisnis, pohon-pohon dapat dipotong dan
dijual sehingga mendapatkan keuntungan dan membuka lowongan pekerjaan.
Bagi kelompok pencinta lingkungan, berdasarkan kepentingan lingkungan hidup, pohon-pohon
tidak boleh dipotong agar kelestarian hutan terjaga. Perbedaan kepentingan ini dapat
menimbulkan konflik.
d. Perubahan Sosial
Masyarakat mengalami perubahan seiring perkembangan kebutuhan dan pengetahuan.
Berbagai perubahan memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap nilai, norma, dan
perilaku.
Contoh:
Perilaku remaja yang berbeda (mengikuti tren), terkadang mendapat pandangan yang kurang
baik dari orang-orang yang lebih tua. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik.
Soal Nomor 17
Ketidakadilan Gender
Soal Nomor 21 - 25
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Soal Nomor 26 - 28
Kedaulatan ke Dalam, Kedaulatan ke Luar, Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Negara
Indonesia*
PPKN BAB 3
✅ Kedaulatan ke Dalam
👉🏻 Negara memiliki kekuasaan tertinggi untuk
memaksa semua penduduknya agar menaati undang-undang serta peraturan-peraturan.
👉🏻 Negara memiliki wewenang tertinggi untuk daerahnya, tidak ada kekuasaan lain yang
menyamai, menanding, dan mengatasinya. Segala bentuk kekuasaan yang ada di dalam suatu
negara harus tunduk kepada kekuasaan negara tersebut.
✅ Kedaulatan ke dalam Indonesia yang temuat dalam UUD NRI Tahun 1945:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
✅ Kedaulatan ke Luar
👉🏻 Artinya negara tersebut bebas, tidak terikat, dan tidak tunduk pada kekuasaan lain, tetapi
negara harus menghormati kedaulatan negara lain.
👉🏻 Negara mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan dari negara lain.
Soal Nomor 29 - 31
Sifat Pokok Kedaulatan:
1. Asli (kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi)
Soal Nomor 32 - 34
Teori Kedaulatan
Menurut N. Machiavelli, agar negara kuat, raja harus berkuasa mutlak dan tak terbatas.
Negara Prancis, pada masa Louis XIV (1643 - 1715) ia menerapkan teori tersebut.
Di Rusia pada masa Tsar, Jerman pada masa Hitler, dan Italia pada masa Mussolini.
Kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat dan konstitusi harus menjamin hak asasi
manusia.
Soal Nomor 39 - 50
b. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan pandangan bahwa kebudayaan suku bangsanya lebih baik
dibandingkan kebudayaan suku bangsa lain.
c. Diskriminatif
Diskriminatif merupakan perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara berdasarkan
warna kulit, golongan, suku, ekonomi, dan agama.
d. Stereotipe
Stereotipe merupakan penilaian terhadap seseorang atau satu golongan hanya berdasarkan
persepsi pribadi atau kelompok. Sikap ini umumnya berdasarkan prasangka dan cenderung
tidak tepat.
d. Fanatisme
Fanatisme merupakan keyakinan akan suatu kebenaran tanpa kepastian data dan fakta, tetapi
kebenaran itu dianggap kebenaran mutlak tanpa memedulikan argumen orang lain.
e. Eksklusivisme
Eksklusivisme adalah sikap yang memandang bahwa pandangan atau ajaran yang paling benar
adalah pandangan atau ajaran kelompoknya dan menganggap pandangan atau ajaran lainnya
tidak benar.
Bentuk Konflik
Menurut Soerjono Soekanto, ada 5 bentuk khusus konflik atau pertentangan yang terjadi dalam
masyarakat:
1. Konflik Pribadi
Konflik pribadi dapat terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan
sebagainya.
Konflik pribadi biasanya dapat juga timbul akibat tidak senang
dengan orang lain.
2. Konflik Rasial
Konflik rasial umumnya timbul karena perbedaan ras, seperti perbedaan ciri badan,
kepentingan, dan kebudayaan.
Biasanya, konflik ini terjadi dalam masyarakat yang salah satu rasnya menjadi kelompok
mayoritas atau memiliki kekuasaan.
Contoh:
Konflik rasial yang pernah terjadi antara orang kulit hitam dan kulit putih di Afrika Selatan.
4. Konflik Politik
Konflik politik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan politis seseorang atau
kelompok.
Contoh:
Konflik antarpartai politik dalam sebuah negara.
5. Konflik Internasional
Konflik internasional umumnya terjadi akibat perbedaan kepentingan yang kemudian
berpengaruh pada kedauatan negara.
Contoh:
Konflik antarnegara mengenai suatu wilayah eksplorasi gas alam di daerah perbatasan.