Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ISLAM KONTEMPORER
Ditujukan untuk memenuhi matakuliah Metode Studi Islam
DOSEN : M.Noor Fauzi, M.Pd

Disusun Oleh:
Pipih (220410231)
Devika Putri Rahmadani (220410205)
Muhammad Awaluddin Yusra (220410218)
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
FAKULTAS PENDIDIKAN STIT FATAHILLAH CILEUNGSI

1
2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… 3


BAB I ………………………………………………………………………….4

PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Makalah 6

BAB II …………………………………………………………………….......8

PEMBAHASAN 8

A. Pengertian Islam Kontemporer ………………………………………….…8

B. Sejarah munculnya pemikiran islam kontemporer ………………….…..…9

C. Pemikiran islam kontemporer dalan studi pendidikan islam……………..12

D. Pemikiran islam kontemporer dalam kajian-kajian keislaman lainya ……21

BAB III KESIMPULAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

2
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayat, dan inahyah–Nya kepada kami. Tak lupa Sholawat dan Salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami pun mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang sudah
membimbing kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini, terlepas dariitu
kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami
menerima jika ada kritik maupun saran untuk memperbaiki makalah ini.
Demikian yang kami dapat sampaikan, apabila ada susunan kalimat dan
bahasa yang kurang baik kami mohon maaf , akhir kata semoga makalah yang
berjudul “PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER ” ini dapat memberikan
kemanfaatan dan inspirasi kepada pembaca terlebih bagi kami penyusun.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan dinamika sosial yang terus dan semakin berkembang, sesuai natur
alam semesta, maka berbagai perubahan tersebut seharusnya diimbangi dengan upaya
peningkatan refleksi intelektualisme keislaman di negeri ini. Negara republik
Indonesia yang dihuni oleh mayoritas muslim ini semestinya ikut bertanggungjawab
terhadap masa depan peradaban bangsa muslim terbesar di dunia ini. Harapan
tertinggi untuk tercapainya masa depan peradaban bangsa yang cerah tersebut,
pertama dan paling utama tentunya diamanahkan ke pundak calon intelektual muslim

3
yang tersebar di berbagai perguruan tinggi – khususnya PT Islam – di tanah air.
Dalam realitas sosial dan akademik selama ini, sering terjadi adanya kesenjangan, di
satu sisi semakin meluasnya tantangan sosial yang ada, dengan lambannya
perkembangan refleksi pemikiran keislaman di sisi yang lain. Padahal secara ideal,
gerak cepat dinamika sosial yang ada harus dapat diimbangi bahkan sejajar dengan
gerak dinamika pemikiran Islam itu sendiri. Dengan demikian, ajaran mulia agama
Islam tidak berhenti pada dataran normatif-metafisis, namun dapat lebih membumi
serta menjadi acuan solutif atas berbagai tantangan sosial yang terus berkembang.
Tulisan ini mengkaji mode pemikiran Islam (mode of thought) yang berkembang
dewasa ini, yang kemudian dikenal dengan Pemikiran Islam Kontemporer, dengan
melakukan penelusuran terhadap logika dan nalar yang berperan di balik pemikiran
itu. Tiga isu utama yang dibahas, yaitu pertama, proyek pemikiran Islam
kontemporer, yaitu pembacaan secara radikal terhadap bangunan epistemologi
keilmuan dan bangunan nalar tradisi, budaya dan peradaban, dengan mengambil yang
otentik (al-as}âlah) dan struktur terdalam (bunyah), sehingga bisa ditransformasikan
ke masa kini. Kedua, mode pemikiran Islam kontemporer, terkait sikap terhadap
tradisi (turâts) di satu sisi dan sikap terhadap modernitas (hadâtsah) di sisi yang lain.
Berbeda dengan pemikiran tradisional yang menyikapi modernitas dengan apriori
demi konservasi, juga berbeda dengan pemikiran modern yang menyikapi tradisi
sebagai sesuatu yang mesti dihilangkan demi kemajuan; pemikiran Islam
Kontemporer terlibat pembacaan kritis terhadap tradisi dan modernitas sebelum
akhirnya mempertemukan keduanya, dalam kerangka menjawab tantangan
kontemporer. Dan ketiga, model pembacaan kontemporer dengan menunjukkan
perangkat-perangkat metodologis kerja ilmiah. Hermeneutika, kritik, dan dekonstruksi
adalah tiga spisies pembacaan yang dianggap mampu menerobos kelangkaan
metodologis dalam membaca kompleksitas budaya dan problem kemanusiaan pada
umumnya, yang selama ini belum tersedia instrumen untuk itu.
Tiga sampai empat dasawarsa terakhir ini dinamika pemikiran Islam menunjukkan
trend yang sama sekali baru. Perkembangan ini ditandai dengan lahirnya karya-karya
akademis dan intelektual sebagai pembacaan ulang terhadap warisan budaya dan
intelektual Islam. Bila dilihat dari awal kemunculannya, fenomena pemikiran baru ini
sesungguhnya merupakan respon atas kekalahan bangsa Arab di tangan Israel pada
perang enam hari Juni 1967. Peristiwa itulah yang menjadi garis pemisah antara apa
yang disebut dengan pemikiran modern dan pemikiran kontemporer, Problem utama
4
pemikiran Islam Kontemporer umumnya terkait sikap terhadap tradisi (turâts) di satu
sisi dan sikap terhadap modernitas (h}adâtsah) di sisi yang lain. Berbeda dengan
pemikiran tradisional yang menyikapi modernitas dengan apriori demi konservasi,
juga berbeda dengan pemikiran modern yang menyikapi tradisi sebagai sesuatu yang
mesti dihilangkan demi kemajuan; pemikiran Islam Kontemporer terlibat pembacaan
kritis terhadap tradisi dan modernitas sebelum akhirnya mempertemukan keduanya,
dalam kerangka menjawab tantangan kontemporer. Bagaimana struktur pemikiran
Islam Kontemporer, trend apa yang menjadi gagasan besarnya. Inilah beberapa
persoalan yang akan diuraikan dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian Islam kontemporer
Latar belakang timbulnya pemikiran islam kontemporer
Apa saja yang menjadi pembahasan dalam kajian islam kontemporer
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui islam kontemporer
2. Mengetahui dan faham, apa saja yang menjadi ruang lingkup pemikiran
islam kontemporer.
3. Memenuhi tugas pembuatan makalah metode studi islam

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ISLAM KONTEMPORER
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti.
Dalam bahasa Arab, Islam merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman
yang artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat
dari asal katanya maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan
salaam.
Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-
ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. Atau lebih
tegasnya lagi Islam adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada masyarakat
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kontemporer adalah pada
waktu yang sama atau pada masa kini. Kontemporer adalah istilah yang bisa juga
disebut dengan semasa, sewaktu, atau dewasa ini. Kontemporer juga populer dengan
sebutan kekinian sekarang ini.
Sedangkan Pemikiran Islam kontemporer maksudnya adalah
pemikiran Islam yang berkembang pada masa modern (abad 19 masehi) hingga
sekarang. Ciri khas pemikirannya adalah bersifat agresif yang berkembang dengan
metode pemikiran baru dalam menafsirkan Al-Qur"an dan peradaban Islam.
Menurut istilah, Islam Kontemporer adalah gagasan untuk mengkaji Islam
sebagai nilai alternative, baik dalam persfektif interpretasi,tekstual maupun kajian
kontekstual mengenai kemampuan Islam memberikan solusi baru kepada temuan-
temuan disemua kehidupan dari masa lampau hinga sekarang
Perkembangan dalam dunia pemikiran Islam, tercatat dalam sebuah sejarah
bahwa islam sudah memberikan corak yang khas sesuai dengan keadaan zamannya.
Baik itu berupa semacam visi, metode, dan kerangka berpikir yang berbeda antara
satu pemikiran dengan pemikiran lainnya. Modernisasi melahirkan berbagai macam
bentuk perubahan baik secara struktural maupun cultural

6
B SEJARAH DAN LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMIKIRAN ISLAM
KONTEMPORER
Kemunculan kajian atau studi Islam kontemporer adalah akibat sentuhan
tradisionalitas dan modernitas yang berasal dari Barat. Persinggungan keduanya itu
terjadi karena pembelaan terhadap pendapat-pendapat tradisional akan tetapi juga
nalar kritis yang mengkritisi tradisionalitas itu sendiri
Dalam sudut pandang Islam kontemporer, pada pada hakikatnya dapat dilihat
dari munculnya kesadaran baru karena adanya dua sisi yang berbeda yaitu pada satu
sisi dari segi budaya dan di sisi lain adalah modrenitas hasil dari perkembangan
zaman. Maka dari itu, budaya dan modernitas adalah permasalahan penting terhadap
pemikiran Islam kontemporer. Perbedaan sudut pandang antara pemikiran Islam
tradisional menganggap bahwa pemikiran Islam modernitas sebagai dunia lain,
dengan pemikiran Islam modernitas yang merubah tradisi demi pembaharuan.
Di kalangan muslim, kajian tentang Islam menjadi sebuah usaha untuk
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam yang tentunya memiliki
urgensitas yang sangat tinggi. Karena selama ini umat Islam banyak yang mengaku
Islam, namun perilaku sehari-hari masih jauh dari nilai Islam, bahkan tidak banyak
yang mencirikan perilaku Islami sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad saw sebagai teladan yang baik. Pada kasus di Indonesia khususnya,
mempertegas bahwa masyarakat muslim belum sepenuhnya memahami ajaran agama
secara benar. Maka kajian Islam berfungsi memberikan pemahaman dan penghayatan
terhadap ajaran agama Islam secara baik dan benar. Adapun di kalangan non-muslim,
mereka memiliki motivasi yang berbeda dan dikenal sebagai kaum orientalist,
islamisist, bahkan islamolog. Berbagai motif pun mewarnai corak kajian Barat
terhadap Islam, dari motif zionisme , motif kolonialisme, motif misionaris, hingga
motif ilmiah. Ada juga yang mengategorikan motivasi orientalis dalam mengkaji
Islam berawal dari motivasi agama, motivasi imperial, motivasi bisnis, motivasi
politis dan motivasi ilmiah. Namun dalam perkembangannya, bahwa para orientalis
melakukan studi Islam bukan untuk mengamalkan ajaran Islam, namun menjadikan
Islam sebagai ilmu pengetahuan.10 Hal ini dalam perkembangan menimbulkan
banyak kategori orientalis dari yang bersikap memusuhi Islam, hingga masuk Islam.
Perkembangan kajian ke-Islaman selama ini pun bertambah semarak melalui beberapa
fase.Hal ini berdampak pada munculnya berbagai interpretasi terhadap Islam, baik
dari pandangan positif maupun negatif, yang didasarkan pada motif atau tujuan para
7
penafsir itu sendiri. Upaya tersebut terus dilakukan sehingga memunculkan iklim
intelektual yang semakin hari semakin memanas. Semaraknya peneliti Barat
mempelajari kajian tentang Islam di awali pada abad ke-18 yang pada awalnya
tertarik terhadap seni dan sastra Arab. Namun semenjak terjadinya kasus pemboman
gedung WTC pada tanggal 11 September 2001 oleh para teroris, minat para ilmuwan
yang ingin memahami tentang Islam semakin meningkat. Sikap ingin membaca
alQur‟an sebagai pedoman hidup umat Islam, mengkaji tentang pemikiran Islam, dan
memahami Islam mendadak bermunculan dari para sarjana Barat yang berlomba-
lomba memberikan interpretasi dari hasil pemikirannya tersebut. Hingga kini kajian
tersebut terus diminati dengan bermunculannya program studi khusus tentang Islam
dan budaya timur (oriental studies) di berbagai universitas terkemuka di Eropa,
termasuk di Amerika, Perancis, Jerman, dan negara lainnya.

C. PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER DALAM STUDI PENDIDIKAN


ISLAM
Pengertian Isu-isu Kotemporer Pendidikan Islam Dalam KBBI, Isu adalah
suatu masalah yang mengedepankan (untuk ditanggapi). Sedangkan kontemporer
adalah semasa, pada waktu yang sama, pada masa kini, dewasa ini, dan sewaktu.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang bertujuan membimbing anak agar
berkepribadian muslim, yaitu kepribadian yang tunduk dan taat pada aturan Islam,
serta sebagai petunjuk jalan hidupnya.
. Isu-isu kontemporer pembaharuan pendidikan Islam diantaranya meliputi
peningkatan kualitas pendidik, pengembangan kurikulum, penerapan student centered
approach, pembinaan kesiswaan, penganggaran, pengelolaan sarana prasarana,
peningkatan mutu pembelajaran, kompetensi lulusan, dan peningkatan
kerjasama pendidikan Islam.
Ruang lingkup isu-isu kontemporer dalam pembaharuan pendidikan islam :
a. Penerapan Student Center Approach dlm pendidikan Islam
Kendala dalam pendidikan Islam diantaranya karena siswa kurang dilatih
untuk berfikir kritis. Metode pengajaran yang diterapkan selama ini lebih
banyak mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada peserta didik. Siswa
belum mampu mengembangkan daya fikir yang lebih baik. Selain itu juga,
terdapat asumsi bahwa kurikulum dan gaya pengajaran di sekolah-sekolah
8
Islam sudah ketinggalan zaman. Padahal, saat ini sudah waktunya
diterapkan sebuah pengembangan model pengajaran seperti student center
learning, e-learning, experiental learning, game-based learning, dan lain-
lain. Silabus guru harus detail dan jelas, guru juga harus menjabarkan
teori-teori yang disampaikan dalam praktek pembelajaran. Dengan sistem
pembelajaran yang tradisional, akan membuat siswa kurang berpartisipasi
dan aktif untuk mengajukan pertanyaan, sehingga hal ini kurang melatih
siswa untuk berfikir kritis. Kurang aktifnya siswa di dalam kelas bisa jadi
dikarenakan guru lebih aktif dan mengambil andil dalam penyampaian
pembelajaran. Pengajaran seperti ini cenderung berlangsung satu arah.
Dalam pendidikan Islam, agar bisa berkembang dengan baik dan dapat
memiliki dampak yang baik pula maka kita harus mengajarkan siswa agar
tidak memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia saja, kita juga harus
bisa menerima tantangan dari zaman yang terus berubah ini, mampu
menyelesaikan masalah, dan juga mampu membuat keputusan yang
terbaik. (Slamet Sholeh, 2020). Pendidikan yang dilakukan dengan
mengikuti perubahan atau perkembangan zaman sangat diperlukan demi
tercapainya tujuan pendidikan yang efektif dan mengikuti perkembangan
globalisasi sebagai daya saing dalam pendidikan.
b. Kurikulum Pendidikan Islam
Untuk mencapai upaya tuntutan zaman, pemerintah melakukan perubahan
kurikulum pada periode-periode tertentu. Pada akhirnya, pemerintah
mengubah kurikulum 2006 (KTSP) yang diubah lagi menjadi kurikulum
2013. Di mana di kurikulum 2013 ini menjawab perubahan paradigma
pada abad ke-20 ke abad-21. tujuan dari pembuatan kurikulum 2013 ini,
siswa diharapkan agar siswa lebih beriman, kreatif, produktif, inovatif, dan
efektif serta mampu memberikan kehidupan yang layak dalam
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Perubahan
kurikulum memiliki fungsi untuk menyempurnakan kurikulum yang lama
ke yang baru. Di mana dalam perubahan itu terdapat empat elemen yaitu:
(1) Standar Kompetensi Lulusan (SKL), menyeimbangkan soft skills dan
hard skills dengan mengasah 3 aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. (2) Standar Isi (SI), diturunkan dari kompetensi. (3) Standar
proses, menggunakan pendekatan saintifik yaitu pengamatan, memberikan
9
pertnanyaan, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. (4)
Standar penilaian menggunakan pengukuran penilaian terhadap semua
kompetensi baik itu dari pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan) yang
didasarkan pada proses dan hasil. Dengan adanya pergantian kurikulum
dari masa ke masa merupakan bentuk perbaikan pemerintah dalam
mengembangkan kurikulum dengan menyeimbangkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengembangan kurikulum juga didasarkan
pada kebutuhan murid yang selalu berubah sesuai dengan zamannya.
(Zainal Arifin, 2018). Tantangan zaman memberikan tuntutan terhadap
pemerintah agar mengatur sistem pendidikan yang lebih baik dan
berdampak positif terhadap perkembangan potensi diri peserta didik. Di
dalam perkembangan kurikulum pendidikan Islam, terdapat beberapa
prinsip kurikulum yaitu: (1) Berpegang pada potensi, pengembangan,
kebutuhan, dan juga kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (2)
Menyeluruh dan berkesinambungan. Artinya, memiliki hubungan dan
memiliki keterkaitan antara jenis program dan tingkatan dalam satuan
pendidikan. (3) Memiliki respon dan tanggap terhadap teknologi, seni, dan
ilmu pengetahuan. Di mana kurikulum ini dapat menyesuaikan minat dan
juga bakat. (4) Adanya kesesuaian dengan kebutuhan kehidupan. Di mana
dalam pengembangan kurikulum, melibatkan stakeholder sebagai jaminan
relevansi kebutuhan di bidang kehidupan sosial, dunia usaha, dan dunia
kerja. (5) Beragam dan terpadu. Di mana tidak adanya perbedaan antara
tradisi, suku, adat istiadat, dan status sosial ekonomi serta gender dalam
mengembangkan kurikulum. (6) Belajar sepanjang hayat. Di mana
kurikulum diberikan arah dalam proses pengembangan, tradisi, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlnagsung sepanjang hayat. (7)
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Dalam
pengembangan kurikulum, memperhatikan kepentingan nasional dan juga
kepentingan daerah dalam membangun kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Khairil Anwar, 2018). Dari
beberapa uraian prinsip diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
memiliki peran penting terhadap perngembangan peserta didik baik itu
dalam pengembangan kognitif maupun afektif melalui beberapa program
yang disediakan oleh sekolah. Adanya respon dan tanggapan siswa
10
terhadap perkembangan teknologi menjadi bukti bahwa zaman mengalami
perkembangan yang pesat sehingga sekolah berperan memberikan arahan
positif terhadap penggunaan teknologi. Dalam perkembangannya,
kurikulum memberikan pendidikan sepanjang hayat di mana ilmu yang
disampaikan harus bermanfaat.
c. Peningkatan Kualitas Pendidik
d. Pengelolaan Peserta Didik (Pembinaan Kesiswaan)
Dalam pengelolaan peserta didik dipusatkan pada pengawasan, pengaturan,
dan layanan terhadap peserta didik baik itu di dalam kelas maupun di luar
kelas. Fungsi dari pengelolaan peserta didik harus diarahkan pada
pengembangan diri peserta didik yang baik berdasarkan potensi, individu,
sosial dan lainnya. (Slamet Sholeh, 2020). Peserta didik mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pendidikan, maka dari itu pihak
sekolah harus mempertimbangkan dengan baik apa yang harus diberikan
kepada siswa. Merdeka belajar adalah slogan baru yang dibuat oleh
Nadiem Makarim, menteri pendidikan Indonesia. Terdapat empat episode
dari gagasan merdeka belajar ini yaitu sebagai berikut: (1) Episode
Pertama. Pada episode pertama terdapat empat pokok kebijakan baru:
USBN, UN, RPP, dan PPDB. Terkait USBN, dilakukan benar-benar
dilakukan oleh sekolah. UN digantikan dengan Asesmen Kompetensi
Minimum dan Survey Karakter yang dilakukan pada siswa kelas 4, 8, dan
11 untuk meningkatkan proses pembelajaran. Untuk RPP, diarahkan secara
bebas dalam membuat dan merancang RPP sendiri yang lebih sederhana
dan cukup satu halaman. Kemudian untuk PPDB, akan diberlakukan
sistem zonasi yang lebih longgar seperti hanya 50% dari jumlah baru, jalur
prestasi 30%, jalur afirmasi 15%, dan jalur perpindahan 5%. Di mana dari
episode satu ini dibuat untuk memberikan kebebasan dan kemandirian
kepada sekolah, guru, dan siswa dalam proses pendidikan. (2) Episode
Kedua. Pada episode kedua difokuskan kepada reformasi di perguruan
tinggi, yang disebut dengan “Kampus Merdeka”. terdapat empat kebijakan
yaitu: (a) Perguruan tinggi yang sudah terakreditasi A atau B dapat
mendirikan secara langsung program studi baru. (b) Program akreditasi
akan bersifat sukarela bagi perguruan tinggi yang ingin dan siap. Jika
tidak, maka perguruan tinggi dapat menggunakan nilai akreditasi yang ada
11
kecuai ada protes dari publik tentang kualitas perguruan tinggi tersebut. (c)
Perguruan Tinggi Negeri Layanan BLU dapat memutuskan sendiri apakah
akan berubah ke PTN berbadan hukum. (d) Mahasiswa diberi kebebasan
untuk belajar di luar kampus atau di masyarakat selama satu tahun dan di
prodi di luar prodi sendiri selama setengah tahun. (3) Episode Ketiga. Pada
episode ketiga membahas mengenai peningkatan kualitas layanan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang meliputi penyaluran BOS
langsung ke sekolah, penggunaan BOS lebih fleksibel, nilai satuan BOS
meningkat, dan pelaporan BOS yang lebih diperketat agar lebih transparan
dan akuntabel. (4) Episode Keempat. Pada episode ini pembentukan
organisas-organisasi penggerak yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sekolah yang berada di bawah-bawahnya. (Raihani, 2020). Dari ke
empat episode diatas, merupakan perubahan dan kebijakan baru yang
dibuat oleh menteri dalam melakukan perbaikan kurikulum saat ini.
Dengan harapan, perubahan itu dapat memberikan hasil yang positif
terhadao perkembangan pada dunia pendidikan.
e. Penganggaran
f. Peningkatan mutu pendidikan
g. Kompetendi Lulusan
h. Pengelolaan sarana prasarana
Dan, sejak 1950-an sejumlah universitas mulai mengembangkan pusat-pusat
“studi kawasan” (area studies) Islam, yang pada dasarnya mencakup berbagai disiplin
yang berbeda, tetapi memperoleh pendidikan khusus dalam bahasa-bahasa,
kebudayaan dan masyarakat Muslim di wilayah tertentu. Maka dalam
perkembangannya, area studies ini membutuhkan pendekatan interdisipliner. Kajian
interdisipliner selalu dikaitkan dengan kajian yang tidak memiliki disiplin karena
lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat situasional daripada teoritikal. Euforia
banyaknya kalangan Barat yang mengkaji Islam memberikan dampak perubahan
sosial dalam masyarakat Islam, seperti bertambah banyaknya mujaddid Islam,
terpeliharanya buku-buku dan peninggalan purbakala Islam, dan semakin bertambah
pesatnya Islamic Studies di Barat. Konsekuensi logis dari banyaknya buku, manuskrip
dan artefak budaya Timur yang dibawa ke Barat menjadi kajian tentang Islam di Barat
semakin semarak. Pada fase pertama memang dalam upaya menyerang dan memusuhi
Islam. namun dalam fase selanjutnya, muncul paradigma baru mengenai Neo-
12
orientalism atau postorientalism. 34 Mereka yang bersungguh-sungguh melakukan
pengkajian terhadap Islam secara ilmiah murni, dan mampu bersifat independen
terhadap agama yang mereka pelajari, sehingga membuah pemikiranpemikiran
orisinal tentang Islam sebagai upaya menciptakan harmonisasi antara Islam dan Barat.
mana kalangan orientalis menggunakan pendekatan teologis, sedangkan kalangan
post-orientalism menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan ini lebih
memungkinkan untuk bekerja pada ruang-ruang pengaruh agama dalam realitas sosial
umat Islam. Pada era kontemporer, meskipun antara mahasiswa Muslim dan non-
Muslim di Barat memiliki sejarah yang panjang, pendirian institusi Muslim dan
Islamic Centre untuk pengajaran yang lebih mendalam menjadi suatu fenomena baru.
Dalam hal ini Muhsin Mahdi mengungkapkan berdasarkan pengalamannya belajar di
Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, bahwa banyaknya komunitas Muslim
yang bermigrasi ke Amerika dan Eropa menyebabkan munculnya institusi pendidikan
dan agama karena mereka peduli terhadap anak-anak mereka. Sehingga
pelaksanaannya semuanya bercampur, antara Muslim dan non-Muslim, mereka tidak
merasa ragu untuk belajar dan memahami apa yag dikatakan dan ditulis oleh
nonMuslim tentang Islam dalam level ilmiah dan popular. Tentu saja persoalan
teologis-historis tidak akan terselesaikan di sana disebabkan lambannya proses
akulturasi atau westernisasi jutaan orang muslim. Karena untuk menjadikan mereka
Muslim, Kristen atau Yahudi berarti harus mengembangkan sebuah rasa identitas,
identitas religi maupun kultur. Sehingga terkadang mereka tiba pada pemikiran bahwa
mereka memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur, memberi peradaban dan
meningkatkan komunitas mereka sendiri. Sikap apologetik dan sikap penuh teori
konspirasi Barat dengan semangat misionaris akan menghancurkan dunia Timur,
dalam hal ini Islam, sudah mulai pudar karena Islam itu sendiri juga bagian dari Barat.
Maka yang ditekankan adalah Islam tidak hanya berada di Timur, Islam juga
berkembang di Barat. Dunia saat ini memang sudah menyatu dalam era globalisasi, di
mana masing-masing negara yang terletak di benua yang berbeda bisa terhubung
sangat erat. Persamaan dan perbedaan antara Barat dan Timur menghasilkan benturan
yang menurut Faruq merupakan hal yang alami, baik di tingkat mikro dan makro yang
tentu bisa didamaikan melalui akomodasi.

13
D. PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER DALAM KAJIAN KEISLAMAN
LAINYA
Sementara isu-isu kontemporer dalam kajian islam lainya diantaranya adalah
dalam kajian fiqih, misalnya ekonomi syariah atau perbankan syariah, isu-isu
pernikahan melalui vc, zoom, dalam kajian lainya tentang HAM, kesetaraan gender,
dlsb

BAB III
KESIMPULAN

Tiga sampai empat dasawarsa terakhir ini dinamika pemikiran Islam


menunjukkan trend yang sama sekali baru. Perkembangan ini ditandai dengan
lahirnya karya-karya akademis dan intelektual sebagai pembacaan ulang terhadap
warisan budaya dan intelektual Islam. Bila dilihat dari awal kemunculannya,
fenomena pemikiran baru ini sesungguhnya merupakan respon atas kekalahan bangsa
Arab di tangan Israel pada perang enam hari Juni 1967. Peristiwa itulah yang menjadi
garis pemisah antara apa yang disebut dengan pemikiran modern dan pemikiran
kontemporer, Problem utama pemikiran Islam Kontemporer umumnya terkait sikap
terhadap tradisi (turâts) di satu sisi dan sikap terhadap modernitas (h}adâtsah) di sisi
yang lain.
Berbeda dengan pemikiran tradisional yang menyikapi modernitas dengan
apriori demi konservasi, juga berbeda dengan pemikiran modern yang menyikapi
tradisi sebagai sesuatu yang mesti dihilangkan demi kemajuan; pemikiran Islam
Kontemporer terlibat pembacaan kritis terhadap tradisi dan modernitas sebelum
akhirnya mempertemukan keduanya,

Daftar pustaka :
1. Pemikiran Islam Kontemporer, Muhammad Azhar, 2012
2. Pemikiran Islam Kontemporer, antara mode Pemikiran dan model pembacaan,
Mohammad Muslih,Program pascasarjana ISID Gontor
3. Liberalisme Islam di Indonesia, Digilib,uninsby.ac.id
4. Islam Kontemporer, Riski Putri Sekarini,Univ.Muhammadiyah Pnprogo,2019.
14
5. Mengenal Lebih Jaun Islam Kontemporer : Ekonomi Syariah, Kompasiana
6. Pengertian,Teori dan Konsep, ruang lingkup Isu-isu kontemporer Pendidikan
Islam, Shiren Destrianjasari,Nyayu Khodijah,ermis suryana, Magister Manajemen
Pendidikan Islam Negeri Raden Fatah Palembang. 2022

15

Anda mungkin juga menyukai