Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT ILMU

NAMA:SITI FATMAWATI

NIM:052018807

PRODI:PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UPBJJ:BANDAR LAMPUNG

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah melimpahkan berkat-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah saya, dan saya
berharap tugas ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk saya dan yang
membaca, saya menyadari bahwa dalam mengerjakan tugas ini, masih terdapat
kesalahan keterbatasan dan kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

JAWABAN (PEMBAHASAN)

1.Dalam konteks pandangan Partap Sing Mehra, proses berpikir dalam conception
(pembentukan gagasan), judgment (menentukan sesuatu), dan reasoning (penalaran)
memiliki peran yang penting dalam memahami bagaimana manusia memproses
informasi dan membuat keputusan. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga proses
tersebut:

1. Conception (Pembentukan Gagasan):

- Conception merujuk pada proses pembentukan gagasan atau konsep dalam pikiran
seseorang. Ini melibatkan kemampuan individu untuk mengidentifikasi,
menggambarkan, dan memahami ide atau konsep yang ada.

- Dalam pandangan Partap Sing Mehra, conception menjadi langkah pertama dalam
proses berpikir yang melibatkan kemampuan seseorang untuk menghasilkan gagasan
atau konsep baru berdasarkan informasi yang diterima.

2. Judgment (Menentukan Sesuatu):

- Judgment adalah proses penilaian atau pengambilan keputusan terkait dengan


informasi yang diterima. Ini melibatkan kemampuan individu untuk mengevaluasi
informasi, membuat keputusan, dan menentukan kesimpulan berdasarkan
pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki.

- Dalam konteks Partap Sing Mehra, judgment merupakan tahap penting dalam proses
berpikir yang memungkinkan seseorang untuk memilih opsi terbaik atau membuat
keputusan yang tepat berdasarkan pemikiran rasional dan evaluasi informasi yang ada.

3. Reasoning (Penalaran):

- Reasoning merujuk pada kemampuan individu untuk menggunakan logika,


argumentasi, dan pemikiran kritis untuk mencapai kesimpulan atau solusi yang masuk
akal. Ini melibatkan proses berpikir yang sistematis dan logis untuk menarik kesimpulan
yang didasarkan pada premis atau bukti yang ada.

- Dalam pandangan Partap Sing Mehra, reasoning merupakan aspek penting dalam
proses berpikir yang memungkinkan seseorang untuk menghubungkan gagasan,
mengevaluasi informasi, dan mencapai kesimpulan yang rasional dan beralasan.

Dengan demikian, proses berpikir dalam conception, judgment, dan reasoning dalam
konteks pandangan Partap Sing Mehra menyoroti pentingnya kemampuan individu
untuk membentuk gagasan, membuat keputusan, dan menggunakan penalaran yang
rasional dalam menghadapi situasi atau masalah yang kompleks.

2. Paham Rasionalisme semakin menyebar dan meningkat sehingga masa ini disebut
juga dengan Age of Reason dimana pengetahuan semakin berkuasa dan otoritas Agama
semakin berkurang terhadap pergerakan ilmu pengetahuan. Masa ını pula dikaitkan
dengan masa dimana metode-metode matematika diperkenalkan ke dalam filsafat
sebagai perkembangan dari penalaran deduktif.

Salah satu tokoh terkenal pada masa Modern yang memiliki pemikiran “tabula rasa”
adalah John Locke. John Locke adalah seorang filsuf dan ahli politik asal Inggris yang
hidup pada abad ke-17. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri aliran empirisme dalam
filsafat. Konsep “tabula rasa” yang dikemukakannya menyatakan bahwa pikiran
manusia pada saat lahir seperti kanvas kosong yang siap diisi dengan pengalaman dan
persepsi dari lingkungan. Locke berpendapat bahwa tidak ada pengetahuan bawaan
yang dimiliki manusia, melainkan semua pengetahuan didapat melalui pengalaman
sensorik.

Profil Singkat John Locke:

- Nama: John Locke

- Kebangsaan: Inggris

- Tanggal Lahir: 29 Agustus 1632


- Tanggal Wafat: 28 Oktober 1704

- Kontribusi: Pemikiran empirisme, konsep “tabula rasa”

- Karya Terkenal: “An Essay Concerning Human Understanding”

Tabula rasa secara harfiah berarti “lembaran kosong” dalam bahasa Latin. Dalam
konteks pemikiran John Locke, tabula rasa mengacu pada konsep bahwa pikiran
manusia pada awalnya tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman apa pun, dan
kemudian berkembang melalui pengalaman empiris yang diperoleh dari interaksi
dengan lingkungan.

SUMBER REFERENSI:

-IDIK4006/MODUL 3 (3.32)

-- Mehra, P. S. (2017). Cognitive Psychology. New Delhi: S. Chand Publishing.

- Woolhouse, R. (Ed.). (2003). An Essay Concerning Human Understanding. Penguin UK.

- Uzgalis, W. (2017). John Locke. Diakses dari: https://plato.stanford.edu/entries/locke/

Anda mungkin juga menyukai