Kalkulus Turunan Aturan Rantai
Kalkulus Turunan Aturan Rantai
Disusun Oleh :
Kelompok 11 (Semester 1)
Muhamad Zikri Lailil Adha (2021912023021)
Ricka Fadilah Zulfani (2021912023027)
Ade Irma Damayanti (20219120230002)
M. Rizqi Saifullah (2021912023017)
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, juga untuk para keluarga,sahabat
dan pengikutnya sampai akhir zaman.Karena atas rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “ Aturan Rantai Turunan ”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kalkulus” penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ayatullah Bima’ruf Peshar, S.Pd., M.Pd selaku
dosen pengampu, teman – teman dan semua pihak yang membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Penyusunan materi dalam makalah ini disesuaikan dengan referensi yang didapat
dari buku maupun internet.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
1.1 Definisi Turunan..........................................................................................5
1.2 Aturan Pencarian Turunan.........................................................................5
1.3 Teorema Turunan........................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kalkulus (bahasa Latin: calculus, artinya “batu kecil”, untuk menghitung) adalah
cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret tak terhingga.
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan dan ilmu yang mempelajari tentang operasi
dan penerapannya untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Pada masa kini,
kalkulus digunakan sebagai suatu alat bantu yang utama dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bagian dari kalkulus yang
mempunyai peranan besar (baik dalam bidang-bidang lain maupun matematika itu
sendiri) yaitu turunan.
Turunan adalah salah satu cabang ilmu matematika yang digunakan untuk
menyatakan hubungan kompleks antara satu variabel tak bebas dengan satu atau
beberapa variabel bebas lainnya. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus
dipikirkan pada saat yang bersamaan oleh Sir Isaac Newton (1642- 1727), ahli
matematika dan fisika bangsa Inggris dan Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), ahli
matematika bangsa Jerman, dari tahun 1665 sampai dengan tahun 1675 sebagai suatu alat
untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika. Dengan
mempelajari turunan, maka dapat mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fungsi, integral, dan bidang kalkulus lainnya. Turunan
juga dapat digunakan untuk menggambarkan grafik suatu fungsi aljabar, yaitu dengan
menggunakan penerapannya. Salah satu penerapan dari turunan yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah terkait dengan penentuan nilai maksimum
dan minimum dari suatu fungsi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka kami mengambil kesimpulan bahwa
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1) Klosur Relasi
2) Fungsi
3) Fungsi Invers
4) Fungsi Komposisi
5) Fungsi Khusus
3
6) Fungsi Rekursif
4
BAB II
PENDAHULUAN
1. Turunan
ℎ→0 ℎ
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
lim ada dan bukan ∞ atau -∞
ℎ→0 ℎ
𝑓(𝑎+ℎ)−𝑓(𝑎)
Dikatakan f terdiferensiasi di x = a jika lim ada.
ℎ→0 ℎ
yakni :
5
Contoh:
yakni :
Contoh :
Tentukanlah turunan dari 𝑦 = 𝑠2(𝑠3 + 3)! Penyelesaian :
𝐷𝑠(𝑠2(𝑠3 + 3)) = 𝑠2 𝐷𝑥(𝑠3 + 3) + (𝑠3 + 3)𝐷𝑥(𝑠3)
𝐷𝑠(𝑠2(𝑠3 + 3)) = 𝑠2(3𝑠2 + 0) + 2𝑠4 + 6𝑠
𝐷𝑠(𝑠2(𝑠3 + 3)) = 5𝑠4 + 6𝑠
6
1.3 Teorema Turunan
Teorema Aturan Rantai
Misal F ( x )=(2 x+1)5 ,amati bahwa F berupa fungsi komposisi. Untuk menghitung
F ' ( x ) yang berupa turunan dari F ( x ), ada beberapa aturan yang harus dipahami, antara lain
aturan penjumlahan, aturan kali, dan aturan rantai. Aturan rantai adalah aturan untuk mencari
turunan fungsi komposisi.
Aturan rantai untuk fungsi-fungsi komposit satu variabel ialah sebagai berikut.
Jika y=f ( x ( t ) ) dengan f dan x merupakan fungsi yang terdefinisi dan dapat
diturunkan, maka dalam notasi Leibniz dapat ditulis:
dy dy dx
= ∙
dt dx dt
Atau dalam notasi aksennya ialah:
( f ∘ g )' ( x )=f ' ( g ( x ) ) g' (x)
Jadi, F ' ( x ) untuk F ( x )=(2 x+1)5 adalah
4
F ' ( x )=5 (2 x +1) ∙2
4
F ' ( x )=10 (2 x +1)
Contoh:
60
1. Jika y=( 2 x 2−4 x +1 ) , carilah D x y ! ( D x y adalah diferensial dari y atau F ' ( x ) dari
F(x)
Penyelesaian :
Kita pikirkan y sebagai pangkat ke- 60 suatu fungsi x , yakni y=u 60 dan
2
u=2 x −4 x +1
60
fungsi sebelah luar f(x) = u dan fungsi sebelah dalam adalah
2
u=g (x)=2 x −4+1
Dx y = Dx f ( g ( x ))
= f ( u ) g ( u)
= ( 60 u59 ) ( 4 x −4 )
59
=60 ( 2 x 2−4 x +1 ) ( 4 x−4 )
7
d
f ’ ( x )=cos (cos (tan x)) cos( tan x)
dx
¿ cos (cos (tan x ))¿
2
¿−cos (cos(tan x))sin(tan x )sec x
3. D x ¿ adalah….
Penyelesaian:
4
D x (cos ( x + 5 x +1 ) )
2
4
¿−sin ( x +5 x +1 ) . ¿ ¿
2
4 3
¿−sin ( x +5 x +1 ) .4 ( x +5 x +1 ) .(2 x +5)
2 2
3 4
¿−( 8 x+ 20 ) ( x +5 x+ 1 ) .sin ( x +5 x+1 )
2 2
Menurut Varberg, dkk. (2007: 265) ada dua versi aturan rantai untuk fungsi dua
variabel.
Versi Pertama jika z=f (x , y ) dengan x dan y adalah fungsi t , maka masuk akal untuk
dz
menanyakan , dan seharusnya ada rumus untuknya.
dt
Contoh:
dz
1. Misalkan z=x 4 y , dengan x=2 t dan y=t 3. Carilah !
dt
Penyelesaian:
dz ∂ z dx ∂ z dy
= +
dt ∂ x dt ∂ y dt
8
3 4 2
¿ 4 x y (2)+ x (3 t )
3 4 2
¿ 8 x y + x (3 t )
¿8¿
¿ 8 ( 8 t 3 ) t 3 +16 t 4 (3 t 6)
6 10
¿ 64 t +48 t
dz
2. Misalkan w=x 2 y3 , dengan x=t 3 dan y=t 2. Carilah .
dt
Penyelesaian:
dw ∂ w dx ∂ w dy
= +
dt ∂ x dt ∂ y dt
¿ ( 2 xy 3 ) ( 3 t 2 ) +(3 x ¿ ¿ 2 y 2 )(2t )¿
3 2 2 2
¿6 x y t +6 x y t
3
¿6t ¿
11 11
¿ 6 t +6 t
11
¿ 12 t
Versi Kedua Misalkan bahwa z=f (x , y ) dengan x=x (s , t) dan y= y (s ,t ). Maka
masuk akal untuk menanyakan ∂ z /∂ s dan ∂ z /∂ t
Contoh:
1. Jika z=3 x 2− y 2 dengan x=2 s +7 t dan y=5 st . Carilah ∂ z /∂ t , dan nyatakan dalam
bentuk s dan t!
Penyelesaian:
∂ z ∂z ∂x ∂z ∂ y
= +
∂ t ∂ x ∂ t ∂ y ∂t
¿ ( 6 x ) (7 ) + (−2 y )( 5 s )
9
¿ 42 ( 2 s +7 t )−10 st (5 s)
2
¿ 84 s+ 294 t−50 s t
∂z ∂z
2. Tentukan dan jika z=f ( x , y )=x e y dengan x=2 s−t dan y=2 s+t !
∂s ∂t
Penyelesaian:
∂ z ∂z ∂x ∂z ∂ y
a) = +
∂s ∂ x ∂ s ∂ y ∂s
¿ e y (2 )+ x e y ( 2 )
y
¿ 2 e ( 1+ x )
¿ 2 e 2 s+t ( 2 s−t +1 )
∂ z ∂z ∂x ∂z ∂ y
b) = +
∂ t ∂ x ∂ t ∂ y ∂t
y y
¿ e (−1 )+ x e (1)
y
¿ e ( x −1 )
2 s+t
¿e (2 s−t−1)
Jika x=x ( t ) , y= y ( t ) , dan z=z (t) fungsi yang diferensial di t , dan w=f ( x , y , z )
diferensial di titik ( x ( t ) , y (t ) , z ( t ) ) , maka w=f (x (t ) , y ( t ) , z ( t )) diferensial di t , dan
dw ∂ w dx ∂ w dy ∂ w dz
= + +
dt ∂ x dt ∂ y dt ∂ z dt
Contoh:
∂w
1. Jika w=x 2 + y 2+ z2 + xy , dengan x=st , y=s−t , dan z=s+2 t , carilah !
∂t
Penyelesaian:
dw ∂ w dx ∂ w dy ∂ w dz
= + +
dt ∂ x dt ∂ y dt ∂ z dt
¿ ( 2 x+ y )( s ) + ( 2 y + x ) (−1 )+ ( 2 z ) ( 2 )
¿ ( 2 st + s−t ) ( s ) + ( 2 s−2 t+ st ) (−1 )+ ( 2 s+ 4 t ) 2
10
2 2
¿ 2 s t +s −2 st+2 s+10 t
BAB II
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12