Anda di halaman 1dari 3

Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Oksidasi Etanol Oleh Chrom (VI)


Farhan Ramadhan1 , Fitra Alma Yanti2, Haza Muchdalifa3, Hidayanti4, M Iqbal Saputra Gemasih4, Umar Kalmar
Nizar*5
1,3
Departemen Kimia, FakultasMatematik adan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang Jalan Prof. Dr. Hamka,
Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia

*umarkn@fmLpa.unp.ac.id

Abstract —

Keywords—

I. PENDAHULUAN Tahapan laju reaksi disebut juga koefisien laju atau reaksi
jenuh, dengan lambang k (konsentrasi). Tetap melaju adalah
perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi
spesi yang mempengaruhi laju reaksi. Kapan laju reaksi juga
II. TINJAUAN PUSTAKA merupakan perubahan konsentrasi reaktan atau produk reaksi
persatuan waktu dalam suatu reaksi jika konsentrasi semua
Etanol (CH3CH2OH) dapat dioksidasi menjadi asam asetat pereaksi sama dengan satu [4]
(CH3COOH) . Dalam percobaan ini zat pengoksidasi yang
digunakan adalah Cr(VI) dalam bentuk CrO3Cl- yang Suatu reaksi oksidasi biasanya disertai oleh reaksi reduksi
disiapkan dengan melarutkan kalium bikarbonat (K2Cr2O4) sehingga lazim disebut reaksi redoks. Konsep reaksi redoks
dalam asam klorida, menjadi : dapat ditinjau dari tiga konsep yaitu penggabungan dan
CrO72- + 2H3O+ + 2Cl- → 2Cr3Cl- + 3H2O pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi [5]
Dalam oksidasi etanol oleh CrO3Cl-, atom Cr dalam
mengalami reduksi dari Cr(VI) menjadi Cr(III) : Deduksi adalah suatu reaksi yang menggabungkan reaksi
12H3O+ + 3CH3CH2OH + 4CrO3Cl- → 3CH3COOH + 4Cr3+ oksidasi dan reduksi sekaligus. Jenis reaksi ini tersusun
4Cl- + 21 H2O sebagai reaksi oksidasi dan reduksi. Fraksi oksidasi adalah
reaksi pelepasan elektron dan bilangan oksidasi bertambah
Hukum laju reaksi oksidasi etanol oleh chrom : pada zat yang mengalami oksidasi. Reaksi redoks adalah
r = k[H3O-]x [CH3CH2OH]y[Cr(VI)]Z [1] reaksi penyerapan elektron yang bilangan oksidasi berkurang
[6]
Bilangan oksidasi unsur adalah bilangan yang ditetapkan ke
elemen yang mencerminkan bagaimana elektron yang terlibat
dalam menggabungkan. Misalnya jika sebuah atom dari suatu III. METODE
unsur kehilangan 1 elektron yang membentuk kation +1,
bilangan oksidasi unsur memperoleh 1 elektron yang A. Alat dan Bahan
membentuk ikatan +1, ini juga sering disebut sebagai keadaan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buret, gelas
oksidasi suatu unsur, ini adalah semacam konsep pembekuan ukur 100 ml, batang pengaduk, pipet hisap 10 ml, 8 buah labu
yang digunakan dalam beberapa skema penamaan, serta untuk ukur 250 ml, stopwatch dan neraca analitik. Sedangkan bahan
melacak elektron dalam reaksi redoks [2] yang digunakan dalam percobaan ini adalah etanol 96%,
larutan KI 3%, Na2S2O3, kanji 2%, K2Cr2O7 4N, dan HCl 11,6
Orde reaksi merupakan bilangan pangkat konsentrasi pada M
persamaan laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa bilangan
bulat positif nol, satu bilangan pecahan. Pada umumnya, B. Metode Percobaan
reaksi kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat Prosedur yang dilakukan yaitu: menyiapakan system seperti
positif. Nilai orde reaksi tidak selalu sama dengan koefisien pada table dengan tabung reaksi yang terpisah. Kemudian,
reaksi zat yang bersangkutan. Kopling suatu reaksi merupakan gelas kimia 600 ml diisi dengan air yang berisi es dinginkan
penjumlahan dari orde reaksi setiap zat yang bereaksi [3] tabung 1 dan 2 dalam gelas kimia. catat suhunya sebagai suhu
awal. Campuran didalam kedua gelas kimia tersebut

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 1


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

dicampurkan secara cepat dan jalan Stopwatch hingga 2−¿¿ +¿¿ −¿¿ −¿¿
Cr 2 O7 l + 2H 3 O + 2 Cl → 2 CrO 3 Cl
terbentuk warna biru, Pada saat terjadi warna biru catat
suhunya sebagai suhu akhir dan ulangi prosedur diatas untuk + 3H 2 O
suhu 0℃- 40℃. Setelah didapatkan larutan Cr (VI) dalam larutan
−¿ ¿
Prosedur yang dilakukan yaitu : pertama membuat larutan CrO 3 Cl
Cr(VI) 0,002 M menggunakan larutan K2Cr2O7 4N dan Dilanjutkan dengan standarisasi dimana bertujuan untuk
ditambahkan HCl 3,6 M. Kemudian ambil larutan Cr(VI) menentukan kosentrasi sesungguhnya dari Na2S2O3.
0,002 M sebanyak 5 ml dimasukkan dalam Erlenmeyer Na2S2O3 di standarisasi karena Na2S2O3 bukanlah
ditambahkan 2 ml KI 3% dan 3 tetes larutan kanji. merupakan larutan standar primer melainkan larutan
Selanjutnya Titrasi menggunakan larutan natrium tiosulfat standar sekunder shingga harus perlu dilakukan
(Na2S2O3) samapai titik akhir hijau pucat, kemudian catat standarisasi terlebih dahulu sebelum dilanjutkan. Pada
volume larutan Na2S2O3 yang terpakai, lakukan prosedur yang standarisasi dan titrasi ini dilakukan dengan mengguankan
sama untuk konsentrasi Cr(VI) 0,003 M dan 0, 004 M indikator amilum digunakan karena berperan dan bereaksi
Selanjutnya, ambil 150 ml larutan Cr(VI) 0,002 M iodin dan menjadi warna biru tua.
masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, dan ditambahkan 2 ml
etanol kemudian aduk larutan sampai homogen dan catat Pada standarisasi ini didapatkan volume dan
waktu saat penambahan etanol (t=0), setelah 5 menit ambil 5 yang digunakan duplo karena titrasi memiliki tingkat
ml larutan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang lain dan kesalahan dan ketelitian yang tinggi sehingga dilakukan
ditambahkan 2 ml larutan KI 3% dan 3 tetes larutan kanji, duplo. Pada hasil yang didapatkan sehingga konsentrasi
kemudian titrasi menggunakan larutan Na2S2O3 sampai titik sesungguhnya didapatkan sebesar dengan reaksi
akhir biru pekat. Catat volume larutan Na 2S2O3 yang terpakai,
kemudian lakukan prosedur yang sama untuk setiap 10 menit, −¿¿
2 CrO 3 Cl + 6 I −¿¿ + 12 H 2 O → 3 I 2+ 2 Cr3 +¿¿ + 18
sampai 8 kali titrasi dengan rentang 80 menit.
H 2 O + 2 Cl−¿¿
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
I 2 + 2 S 2 O32−¿¿ → 2 I −¿ ¿ + S4 O62−¿¿

Dengan titik akhir titrasi yang didapat adalah warna biru


atau ungu pucat, namun TAT yang dihasilkan seharusnya
hijau pucat. Hal ini terjadi karena iodin belum tepat
B. Pembahasan
bereaksi dan juga amilim yang tidak dapat menghasilkan
Pada pratikum percobaan ini dilakukan oksidasi warna hijau pucat.
etanol oleh Chrom (VI). Percobaan ini bertujuan untuk
menentukan orde reaksi dan konstanta laju reaksi. Selanjutnya pada reaksi oksidasi etanol, etanol yang
Oksidasi etanol oleh Cr (VI). Dimana etanol dapat di digunakan untuk oksidasi karena dapat teroksidasi menjadi
oksidasi menjadi asam asetat dengan zat pengoksidasi Cr asam asetat ( gugus karboksilat) dengan logam Cr (VI)
−¿ ¿
(VI) dalam bentuk CrO 3 Cl yang dimana atom Cr dimana pada percobaan ini diakuakn variasi waktu, karena
mengalami reduksi menjadi Cr (III). salah satu faktor yang mempengaruhi konstanta laju reaksi
adalha waktu. Dalam hal ini Cr (VI) yang telah
Orde reaksi adalah bilangan pangkat kosentrasi ditambahkan etanol dan di diamkan 10 menit. Dimana
yang diperoleh dari penjumlahan dari orde reaksi setiap zat pada variaksi waktu ini dapat dilihat bagaimana laju reaksi
yang bereaksi. Orde reaksi menunjukkan pengaruh yang dihasilkan setiap waktu pada 20 menit, 30 menit, 40
konsetrasi zat terhadap kecepatan reaksi. Sedangkan menit, 50 menit, 60 menit, 70 menit, dan 80 menit. Pada
pengaruh konstanta laju reaksi merupakan tetapan yang menit 20, titrasi yang dilakukan didapatkan volume
bergantung pada jeni peraksi suhu dan katalis. Nilai terpakai sebesar , pada menit 30, sebesar , pada 40
konstanta laju reaksi berbanding terbalik dengan menit didapatkan , pada 50 menit didapatkan , pada 60
perubahan waktu, semakin cepat reksi berlangsung, nilai menit didapat , pada menit 70 didapat , dan pada menit
konstanta laju reaksi semakin besar. Konstanta laju reaksi 80 didapat . Sehingga konsentrasi yang dihasilakan
berbanding lurus dengan perubahan suhu, semakin tinggi setiap waktunya pun menurun dengan konsentrasi
suhu reaksi nilai kontanta laju reaksi semakin besar. berturut-berturut, yaitu
Dengan reaksi :
Pada percobaan ini pertama larutan krom (VI)
+¿¿ −¿¿
didapatkan dari reaksi K 2 Cr2 O 7 yang dilarutkan dalam HCl 12 H 3 O + 3CH 3 C H 2 OH + 4 CrO 3 Cl → 3
−¿ ¿ −¿¿
sehingga didapatkan CrO 3 Cl yang memiliki biloks 6, CH 3 COOH + 4Cl + 21 H 2 O.
dengan reaksi :
I 2 + 2 S 2 O32−¿¿ → 2 I −¿¿ + S4 O62−¿¿

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 2


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padang e-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

[6] Tiopen. 2019. Kimia. Semarang : Yudhistiea gtulia


Dari hasil grafik yang didapat nilai linier yang Indonesia
dihasilkan sebesar dengan regresinya .
Sehingga didapatkan nilai laju reaksinya yaitu . Pada
grafik yang didapatkan nilai waktu semakin turun hal ini
karena pada teori waktu berbanding terbalik dengan
konstanta laju reaksi sehingga semakin cepat reaksi
berlangsung maka nilai kosntanta laju reaksi semakin
besar. Sehingga pada percobaan ini sesuai dengan teori
yang ada.
r1 = r4 =
r2 = r5 =
r3 = r6 =

V. KESIMPULAN

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji dan Syukur kepada Allah SWT, berkat kebaikan dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan percobaan dan
penulisan artikel ini. Terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penelitian
dan penulisan artikel ini mengenai pengaruh temperatur
terhadap tingkat energi. Juga, kami ingin berterima kasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah ini dan asisten
laboratorium yang telah mendampingi kami, serta institusi
yang telah memberikan fasilitas untuk penyelesaian artikel ini.
Semua dukungan ini sangat berarti bagi kesuksesan artikel ini.
Terima kasih sekali lagi atas kerja sama dan kontribusi
berharga semua pihak.

REFERENSI
[1] Tim Kimia Fisika. 2024. Penuntun Praktikum Kimia
Fisika 2. Padang : Universitas Negeri Padang.
[2] Hendayani, Estianingsih. 2021. Kimia Fisika . Banten :
Pascal books
[3] Sutrosna, Nana. 2019. Kimia. Bndung : PT. Grafindo
media pratama
[4] Harjono. 2019. Kimia Disika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
[5] Rahayu, Imam. 2020. Praktis Belajar Kimia .Bndung :
PT. Grafindo media pratama.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 3


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131

Anda mungkin juga menyukai