Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Imrohatun khasanah

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048445772

Kode/Nama Mata Kuliah : SOSI4302/Teori Kriminologi

Kode/Nama UT Daerah : Jakarta

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,


DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUK
(1). Pertanyaan :
Jelaskan definisi konsep dari reaksi preventif dan reaksi represif dalam menjelaskan perilaku
kemjahatan

yang terjadi di masyarakat dan berikan contohnya masing masing-masing

Jawaban :
Salah satu fungsi hukum sebagaimana dikemukakan Soerjono Soekanto adalah hukum sebagai
mekanisme pengendalian sosial, yang mana merupakan fungsi yang telah direncanakan dan
bersifat memaksa agar anggota masyarakat untuk mematuhi norma-norma hukum atau tata tertib
hukum yang sedang berlaku. Lebih lanjut, bentuk pengendalian sosial ini diklasifikasikan
menjadi dua, yakni upaya preventif dan upaya represif. Berikut penjelasan upaya preventif serta
represif dan contohnya.

Upaya Preventif

Secara etimologi, preventif berasal dari bahasa latin pravenire yang artinya ‘antisipasi’ atau
mencegah terjadinya sesuatu. Singkatnya, upaya preventif adalah upaya pengendalian sosial
dengan bentuk pencegahan terhadap adanya gangguan. Nurdjana dalam Sistem Hukum Pidana
dan Bahaya Laten Korupsi menerangkan bahwa tindakan atau upaya preventif adalah tindakan
pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran norma-norma yang berlaku, yaitu dengan
mengusahakan agar faktor niat dan kesempatan tidak bertemu sehingga situasi keamanan dan
ketertiban masyarakat tetap terpelihara, aman, dan terkendali.

Merujuk definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk upaya preventif adalah
segala yang diupayakan untuk mencegah suatu hal terjadi. Dalam konteks hukum, upaya
preventif adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah adanya pelanggaran hukum. Beberapa
contoh dari upaya preventif yang umumnya dilakukan dalam penegakan hukum, antara lain:
* Penyuluhan bahaya narkoba

* Imbauan akan suatu kasus tertentu

* Anjuran dari pemerintah, instansi, atau pihak berwenang

* Larangan dan sanksi sebagaimana dimuat dalam perundang-undangan

Upaya Represif

KBBI mengartikan upaya represif merupakan upaya bersifat represi (menekan, mengekang,
menahan, atau menindas; dan bersifat menyembuhkan. Jika diartikan secara sederhana, upaya
represif bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan yang mengalami gangguan

Upaya preventif adalah upaya mencegah pelanggaran hukum. Sementara itu, upaya represif
adalah upaya memulihkan gangguan Segala tindakan yang dilakukan untuk menindak pelaku
kejahatan adalah bentuk represif. Hal ini sebagaimana dikemukakan Nurdjana (2009) yang
menerangkan bahwa yang termasuk upaya represif adalah rangkaian upaya atau tindakan yang
dimulai dari penyelidikan, penindakan, pemeriksaan, dan penyerahan penuntut umum untuk
dihadapkan ke sidang pengadilan.

Mengenai upaya represif lebih lanjut, Sartono Kartodirdjo dalam Masyarakat dan Kelompok
Sosial mengklasifikasikan jenis-jenis tindakan represif yang mana terbagi atas:
1. Tindakan pribadi, contohnya wejangan atau teguran dari tokoh masyarakat kepada pelanggar
hukum.

2. Tindakan institusional, contohnya pengawasan dari institusi atau lembaga.

3. Tindakan resmi, yakni tindakan yang dilakukan oleh lembaga resmi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

4. Tindakan Tidak Resmi, bentuk tindakan pengendalian yang dilakukan tanpa peraturan dan
sanksi yang jelas, contohnya adala
5. h sanksi sosial berupa pengucilan dari masyarakat setempat.

Perbedaan Upaya Preventif dan Upaya Represif

Pada dasarnya, yang menjadi perbedaan upaya preventif dan upaya represif adalah
Pada dasarnya, yang menjadi perbedaan upaya preventif dan upaya represif adalah tujuan dari
upayanya dan instrumen yang digunakan.

Upaya preventif bertujuan untuk mencegah, sedangkan upaya represif bertujuan untuk
memulihkan keadaan sebelum pelanggaran dilakukan.

Selain itu, dalam upaya preventif, instrumen yang digunakan adalah aturan. Dalam upaya
represif, instrumen yang digunakan adalah sanksi atau hukuman.

(2). Pertanyaan :

Jelaskan mengapa Hukum Pidana dijadikan sebagai acuan utama dalam mendefinisikan perilaku
kejahatan yang terjadi di masyarakat Indonesia? Berikan contoh kasusnya

Jawaban :

Kriminologi merupakan cabang ilmu baru yang berkembang sejak Tahun 1850 bersamaan
dengan perkembangan ilmu sosiologi, antropologi, psikologi dan cabang-cabang ilmu yang
mempelajari gejala/tingkah laku manusia dalam masyarakat. Pada perkembangannya ada dua
faktor yang memicu perkembangan kriminologi yaitu:
1. Ketidakpuasan Terhadap Hukum Pidana, Hukum Acara Pidana dan Sistem Penghukuman

2. Penerapan Metode Statistik

Selanjutnya Sejarah perkembangan kriminologi dapat dibedakan menjadi beberapa priode


sebagai berikut:

1. Zaman Kuno (Pra-Kriminologi) Sebelum Abad 18 Pada masa ini kriminologi belum dikenal
sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri seperti ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, hanya
baru ditemukan dalam beberapa literatur kata-kata "kejahatan" seperti yang ditulis oleh beberapa
pengarang Yunani,

2. Zaman Abad Pertengahan Pada zaman ini kriminologi belum banyak diminati para ahli untuk
dikaji dan dibahas secara kritis, akan tetapi bagi orang-orang tertentu seperti Thomas Van
Aquino (1226-1274) ia telah banyak memberikan komentar atau pandangannya tentang pengaruh
kemiskinan atas kejahatan.

3. Zaman Permulaan Sejarah Baru (Abad ke-16)

Pada zaman ini sebagai tokohnya bernama Thomas More seorang pengarang buku yang berjudul
Utopia (menghayal). Menurutnya bahwa kejahatan tidak bisa ditumpas dengan kejahatan, tetapi
harus dicari sebab- musababnya terjadi kejahatan dan cara penanggulangarmya. Oleh karena itu
Thomas More menegaskan bahwa agar kejahatan itu dapat terantisipasi hendaknya penghasilan
kaum buruh dicukupi dan

ditingkatkan sesuai kebutuhan dan perkembangan perekonomian

4. Pada abad ini mulai ada penentangan terhadap hukum pidana. Hukum pidana sebelumnya
ditujukan untuk menakuti dengan penjatuhan hukuman penganiayaan. Motesquieu (1689) 1755)
dalam bukunya Esprit delois (1748) menentang tindakan sewenang-wenang dan hukuman yang
kejam. Kemudian Rousseau (1712 1778) melawan terhadap perlakuan kejam kepada penjahat.
Voltaire (1649-1778) yang pada tahun 1672 tampil sebagai pembela untuk Jean Calas yang tidak
berdosa dijatuhi hukuman mati dan menentang terhadap peradilan pidana yang sewenang-
wenang itu.

5. Dari Revolusi Perancis Hingga Tahun 30 (Abad 19) Pada masa ini, ada tiga hal penting yang
terjadi dalam kriminologi yaitu:

a. Perubahan dalam hukum pidana;

b. Sebab-sebab sosial dari kejahatan.

c. Sebab-sebab psikiatri antropologis dari kejahatan

6. Perkembangan Kriminologi pada Abad Ke-20 Pada perkembangan kriminologi pada Abad ke-
20, ada tiga aliran yang berkembang yaitu Aliran positif. Aliran hukum dan kejahatan serta
Aliran social defence

Anda mungkin juga menyukai