Wakaf 1
Wakaf 1
CISEENG BOGOR
Skripsi
Oleh:
DIDIN NAJMUDIN
NIM: 107046101895
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
Didin Najmudin
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya kepada kita semua, karena hanya atas karunia-Nya skripsi yang berjudul
“Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf Di Desa Babakan Ciseeng Bogor” ini dapat
terselesaikan, dan juga kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dengan
kata “iqra” Beliau telah membawa semua ummatnya ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
dorongan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH,
masa kuliah.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. dan Bapak Mu’min Roup, S.Ag.,MA., Ketua dan
3. Ayahanda H. Tatang (alm) dan Ibunda Hj. Hamdanah yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil serta semua kasih sayang dan doanya dengan
tulus. Adinda Lulu Luthfiyah yang telah memberikan keceriaan dalam proses
iii
4. Prof. Dr. H. Nasrun Haroen, M.A, sebagai Pembimbing yang telah banyak
studi perpustakaan.
memotivasi penulis dengan kasih sayang. Tidak lupa juga kepada Fitoy,
kuliah.
Cahyo, Fikri, Hadi, Wahyu, Try, Shafitranata, Mukhlas, Asep, Awan, Inal,
Zikril, Yusuf, Furqon, Aziz, Sanda, Muid, Haikal, Acha, Pewe, Afi, Maya,
Atikah, Mae, Hilwa, Farah, Amel, Jaja, Opi, Ratna, Nur, semuanya yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas telah membantu selama
proses perkuliahan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
iv
Menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran penulis
harapkan dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I : PENDAHULUAN
D. Objek Penelitian..........................................................................6
F. Metode penelitian……………………………………………...9
G. Sistematika Penulisan…………………………………………10
A. WAKAF....................................................................................12
1. Pengertian Wakaf.......................................................................12
v
3. Rukun dan Syarat-syarat Wakaf................................................23
4. Macam-macam Wakaf...............................................................32
1. Pengertian Strategi....................................................................38
2. Manfaat Strategi........................................................................40
vi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan………………….…………………………………72
B. Saran……………………………….…………………………..74
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
suatu keprihatinan1. Hal ini bisa dilihat dari data jumlah angka kemiskinan di
Indonesia pada tahun 2010 yang masih tinggi yakni berkisar di angka 31.023.400
1
Mustafa Edwin Nasution & Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam,
(Jakarta. PSTTI-UI. 2006), hal. 17
2
“Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, 2010”, Artikel diakses tgl
4 maret 2011 dari http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=4
1
2
berdomisili di pedesaan, oleh karena itu perlu ada upaya yang lebih mendalam
untuk mengatasi kemiskinan tersebut dari tingkat administrasi yang paling kecil
yaitu desa. Hal ini berarti pemerintah harus berupaya lebih kreatif untuk
upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai program nasional seperti
BLT, KUR, CSR dan masih banyak lagi yang lainnya namun ternyata belum
yang lebih adil yaitu sistem ekonomi syariah. Instrumen pengentasan kemiskinan
yang dimiliki ekonomi syariah kini menjadi salah satu alternatif pengentasan
Indonesia.3
Hal ini tentunya menjadi sebuah ironi, seharusnya dengan harta wakaf
masalah di Indonesia, asalkan harta wakaf yang ada dapat diberdayakan. Belum
lagi potensi wakaf uang yang sangat besar yang tentunya akan sangat menjadi
solusi yang riil bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia. Namun memang patut
dan lebih menekankan pada aspek konsumtif seperti untuk membangun mesjid,
mushola, sekolah, ponpes dan kuburan, dan masih jarang sekali harta wakaf yang
dikelola untuk tujuan produktif dalam bentuk usaha yang hasilnya dapat
3
“Sukuk Wakaf dan Pengentasan Kemiskinan”, Artikel diakses pada tanggal 4 Februari 2011
dari http://majalahekonomisyariah.com/index.php/web/news/index/4/2142311694
4
Depag RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, (Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), hal. 3
4
Salah satu contoh praktek wakaf yang ada, yaitu di Desa Babakan
Ciseeng Bogor. Penulis memilih Desa Babakan sebagai objek penelitian karena
berbagai alasan, yang paling utama adalah karena secara kuantitas tanah wakaf
yang ada di Babakan bisa dibilang cukup besar, dari data yang penulis himpun
sendiri, luas tanah wakaf yang ada yaitu sebanyak 64005 m2. Namun, memang
dari jumlah tanah wakaf tersebut mayoritas tanah wakaf yang ada di Desa
mengikrarkan hartanya untuk tujuan tersebut. Namun ada hal yang sangat
menarik yang terjadi di Desa Babakan, tanah wakaf yang ada yang belum
Salah satu hal yang patut dicermati adalah ternyata secara geografis
Desa Babakan bukanlah tempat yang strategis untuk mengembangkan harta wakaf
secara modern seperti di kota kota besar yang tentunya dapat dibangun
apartemen, real estate ataupun pertokoan. Namun ternyata para nazhir punya
strategi lain untuk mensiasati hal tersebut agar wakaf tetap bisa produktif. Dan hal
ini menjadi alasan penguat lainnya mengapa penulis memilih Desa Babakan.
hanya membatasi pada permasalahan pengelolaan tanah wakaf saja dengan lokasi
2. Apa strategi yang dilakukan nazhir dalam pengelolaan tanah wakaf di Desa
Babakan?
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari
tanah wakaf.
2. Bagi akademisi, untuk menambah literatur yang ada tentang teori serta strategi
perwakafan.
6
wawasan dan pengetahuan tentang apa dan bagaimana sebenarnya wakaf itu,
serta langkah kreatif dan apa strategi yang harus digunakan agar pengelolaan
D. Objek Penelitian
Tinjauan studi terdahulu dari penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut:
lancar. Selanjutnya dana wakaf yang telah didapatkan dari wakaf tunai
2. Skripsi Lili Zahriah pada tahun 2008 dengan judul “Analisis Strategi
penelitian ini adalah dari segi pertambahan aset yang diperoleh yayasan
mulai dari 2001-2006 yaitu total aset mencapai 60,503 milyar. Selain itu
3. Skripsi Ambia Dahlan Abdullah pada tahun 2010 dengan judul “Praktik
Wakaf di Kecamatan Limo”. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar
wakaf uang tunai oleh Dompet Dhuafa dengan menerbitkan Sertifikat Wakaf
Uang (SWU) yang terdiri atas dua jenis yaitu sertifikat wakaf uang atas nama
dan atas unjuk. Pada tahun 2004 ada beberapa kegiatan yang telah berhasil
8
dibiayai Dompet Dhuafa antara lain peternakan domba dan supermarket, LKC
(BMM)”. Hasil dari penelitian ini adalah penghimpunan wakaf uang pada
Baitul Maal Muamalat kurang efektif. Faktanya kenaikan jumlah dana wakaf
menurun. Yakni pada tahun 2008 dana wakaf uang yang terhimpun sebesar
Rp. 42.431.091,- dan tahun 2009 dana wakaf uang yang terhimpun hanya
sebesar 13.129.595,- .
dana wakaf tunai yang dulakukan oleh lembaga wakaf center sudah cukup
lain sebagainya.
oleh nazhir perseorangan, sehingga memiliki nilai distingsi dengan skripsi yang
lainnya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau perilaku yang
2. Pendekatan Penelitian
melihat langsung objek di lapangan, dalam hal ini adalah Desa Babakan.
dengan studi ini. Dan juga dilakukan dengan cara mengumpulkan data
yang dikeluarkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
G. Sistematika Penulisan
berikut:
Penulisan.
BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABAKAN: terdiri dari Profil Desa
Babakan.
11
KERANGKA TEORI
A. WAKAF
1. Pengertian Wakaf
Kata wakaf berasal dari bahasa arab waqafa yang berarti berhenti1
atau menahan atau diam di tempat, atau tetap berdiri.2 Untuk menyatakan
terminologi wakaf para ahli fiqih menggunakan dua kata yaitu habas dan
wakaf, karena itu sering digunakan kata seperti habasa atau ahbasa dan auqafa
untuk menyatakan kata kerjanya. Sedangkan wakaf dan habas adalah kata
benda dan jamaknya adalah awqaf, ahbas dan mahbus. Namun intinya al
ditahan dari kerusakan, penjualan, dan semua tindakan yang tidak sesuai
perbedaan mazhab yang mereka anut, baik dari segi kelaziman atau
1
Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Cet IV, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), hal. 1576
2
Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam
Depag RI, 2006), hal. 1
3
Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah H. Muhyidin Mas Rida, (Jakarta:
Khalifa, 2004), hal. 44
12
13
pemilik harta wakaf setelah diwakafkan. Selain itu perbedaan juga terjadi
Imam mazhab, seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan imam-imam lainnya.
mereka buat seolah-olah definisi tersebut adalah kutipan dari mereka, padahal
karangan ahli fiqih yang datang sesudah mereka. Sebagai aplikasi dari kaidah-
kaidah umum masing-masing imam mazhab yang mereka anut, sehingga setiap
untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah”. Definisi ini dikutip
4
Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan
Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa Wakaf, (Jakarta:
Dompet Dhuafa Republika dan IIMaN, 2004), hal. 40
5
Ibid, hal. 40
14
Abu Hanifah.
6
Ibid, hal. 44
15
kepentingan wakif. Seperti halnya untuk jual beli, hibah atau untuk
wakif.
7
Pengarangnya adalah Tamartasy. Nama lengkap Tamartasy adalah Muhammad bin
Abdullah bin Ahmad Al-Kahtib Al-Umry Al-Tamartasy Al-Ghazy, meninggal tahun 1004 H.
16
tidak terperinci).
pengikut Imam Abu Hanifah (yaitu penulis kitab Tanwir al- Abshar dan
8
Pengarang Al-Kanz adalah Al-Nusfi. Nama lengkapnya Abdullah bin ahmad bin Mahmud
Al-Nusfy. Meninggal tahun 710 H.
9
Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan
Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas Sengketa Wakaf, (Jakarta:
Dompet Dhuafa Republika dan IIMaN, 2004), hal. 54
17
(pengandaian).
yaitu pemilikan khusus dengan cara yang khusus dan dengan niat
sebagai berikut:
memberikan manfaatnya.
10
Ibid, hal. 57
11
Ibid, hal. 59
18
hasilnya.
hukum positif yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut. “Wakaf adalah
menahan harta yang asalnya milik wakif yang dapat dimanfaatkan untuk
12
Undang- Undang Wakaf No. 41 Tahun 2004 Pasal 1 poin 1.
19
wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar
yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan
Artinya :
( ۲۹ : ) ال عوراى
20
Artinya :
)البقرة
(۲١٦:
Artinya:
Selain itu juga ada beberapa sumber hukum yang berasal dari hadits
a. Hadis yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan
: فقبل، فأرى الٌجً ٌسزأهرٍ فٍِب، أى عور ثي الخطبة أصبة أرضب ً ثخٍجر:عي اثي عور
فوب رأهرًً ثَ؟،ٌٌَبرسْل هللا إًً أصجذ أرضب ً ثخٍجر لن أصت هبالً قط ُْ أًفس عٌذي ه
ّال، أًَ ال ٌجبع ّال ٌجزبع، فزصذق ثِب عور: قبل،إى شئذ حجسذ أصلِب ّرصذقذ ثِب:قبل
، فً سجٍل هللا، ّفً الرقبة، ّفً القرثى، فزصذق عور فً الفقراء: قبل،ٌْرس أّ ال ٌُْت
أّ ٌطعن صذٌقب ً غٍر، ال جٌبح على هي ّلٍِب أى ٌأكل هٌِب ثبلوعرّف،ّاثي السجٍل ّالضعٍف
Artinya:
13
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemah Bulughul Maram, Cet. XXVII, Diterjemahkan oleh A.
Hassan, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2006), hal. 410
22
b. Hadis lain yang menjelaskan wakaf adalah hadis yang diceritakan oleh
، صذقخ جبرٌخ: إرا هبد اثي آدم اًقطع عولَ إال هي ثالس:عي أثً ُرٌرح أى الٌجً قبل
Artinya:
14
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Mukhtassar Shahih Muslim, Cet I. Diterjemahkan oleh
KMCP & Imron Rosadi, (Jakarta: Pustaka Azzam Anggota IKAPI DKI, 2003), hal. 701
23
1) Merdeka
Wakaf yang dilakukan oleh seorang budak (hamba sahaya) tidak sah,
hak milik itu kepada orang lain. Sedangkan hamba sahaya tidak
15
Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam
Depag RI, 2006), hal. 21
16
“Pengertian Wakaf”, Artikel diakses tanggal 4 februari 2011 dari
http://www.pkesinteraktif.com/lifestyle/ziswaf/71-pengertian-wakaf.html
17
Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam
Depag RI, 2006), hal. 21
24
bahwa para fuqaha sepakat, budak itu boleh mewakafkan hartanya bila
ada izin dari tuannya, karena ia sebagai wakil darinya. Bahkan Adz-
memiliki sesuatu yang diperoleh dengan jalan waris atau tabarru’. Bila
miliknya itu.
2) Berakal sehat
Wakaf yang dilakukan oleh orang gila tidak sah hukumnya, sebab ia
tidak berakal, tidak mumayyiz dan tidak cakap melakukan akad serta
tidak sah karena akalnya tidak sempurna dan tidak cakap untuk
3) Dewasa (Baligh)
tidak sah karena ia dipandang tidak cakap melakukan akad dan tidak
harta wakaf supaya tidak habis dibelanjakan untuk sesuatu yang tidak
benar, dan untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain.
Menurut harta yang diwakafkan, syarat wakaf terbagi menjadi dua, yaitu
tentang syarat sahnya harta yang diwakafkan dan tentang kadar harta
yang diwakafkan.
dan halal digunakan dalam keadaan darurat. Karena itu mazhab ini
islam, karena dapat merusak islam itu sendiri. Latar belakang syarat
18
Ibid, hal. 26
19
Ibid, hal. 27
26
ini lebih karena ditinjau dari aspek tujuan wakaf itu sendiri, yaitu
manfaat. Tujuan ini dapat tercapai jika yang diwakafkan itu dapat
Karena itu tidak sah mewakafkan yang tidak jelas seperti “satu dari
saya”, begitu pula tidak sah. Latar belakang syarat ini ialah karena
tanah lain selain tempat itu, maka menurut fiqh sudah sah.
20
Ibid, hal. 27
27
c) Milik wakif21
tidak sah mewakafkan harta yang bukan milik wakif. Karena wakaf
ditetapkan batas-batasnya.
21
Ibid, hal. 28
22
Ibid, hal. 29
28
kecuali jika wakif ketika wafat tidak mempunyai ahli waris dari
Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) bab wasiat, pasal
201.
a) Tanah
b) Bangunan
24
Ibid, hal. 40
30
a) Hewan
c) Senjata
d) Pakaian
e) Buku
f) Mushaf
25
Ibid, hal. 42
26
Ibid, hal. 46
31
d. Syarat Shighat27
maka akan dijelaskan lebih dahulu pengertian, status dan dasar shighat.
1) Pengertian Shighat
yang diinginkannya. Namun shighat wakaf cukup dengan ijab saja dari
wakif tanpa memerlukan qabul dari mauquf alaih. Begitu juga qabul
tidak menjadi syarat sahnya wakaf dan juga tidak menjadi syarat untuk
mazhab.
2) Status Shighat
3) Dasar Shighat
melepaskan hak milik dan benda dan manfaat atau dari manfaat saja
memilikkan adalah urusan hati. Tidak ada yang menyelami isi hati
27
Ibid, hal. 55
32
orang lain secara jelas, kecuali melalui pernyataan sendiri. Karena itu
wakaf. Ijab dapat berupa kata-kata. Bagi wakif yang tidak mampu
atau isyarat.
pejabat pembuat akta, ditambah dua orang saksi. Ikrar wakaf adalah
dari pewakaf kepada orang yang diserahi mengurus harta benda wakaf
4. Macam-macam Wakaf
Bila ditinjau dari segi peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf itu,
maka wakaf dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
28
“Wakaf”, Artikel diakses tanggal 4 februari 2011 dari
http://hukumpedia.com/index.php?title=Wakaf
33
a. Wakaf Ahli
lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf seperti ini disebut juga wakaf
dzurri.29
anaknya, lalu kepada cucunya, wakafnya sah dan yang berhak mengambil
sejenis ini (wakaf ahli/dzurri) kadang-kadang juga disebut wakaf ’alal aulad,
yaitu wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam
berdasarkan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Anas bin Malik tentang adanya wakaf keluarga Abu Thalhah kepada kaum
berikut:
29
Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam
Depag RI, 2006), hal. 14
34
Dalam satu segi, wakaf ahli ini baik sekali, karena si wakif akan
mendapatkan dua kebaikan, yaitu kebaikan dari amal ibadah wakafnya, juga
Akan tetapi pada sisi lain wakaf ahli ini sering menimbulkan masalah,
seperti bagaimana kalau cucu yang ditunjuk sudah tidak ada lagi? Atau
siapa yang berhak mengambil manfaat benda (harta wakaf) itu? Atau
sebaliknya, bagaimana jika anak cucu si wakif yang menjadi tujuan wakaf
wakaf) agar harta wakaf kelak tetap bisa dimanfaatkan dengan baik dan
berstatus hukum yang jelas, maka sebaiknya dalam ikrar wakaf ahli ini
disebutkan bahwa wakaf ini untuk anak cucu, kepada fakir miskin. Sehingga
bila suatu ketika ahli kerabat (penerima wakaf) tidak ada lagi, maka wakaf
itu bisa langsung diberikan kepada fakir miskin. Namun untuk kasus anak
dan merata.
umum, selain itu sering terjadi pula kekaburan dalam pengelolaan dan
35
pemanfaatan wakaf oleh keluarga yang diserahkan harta wakaf, terlebih bila
No.180 Tahun 1952. Selain itu di negara-negara lain juga seperti Turki,
Maroko dan Al-jazair, wakaf untu keluarga (ahli) pun telah dihapuskan,
karena pertimbangan dari berbagai segi, tanah-tanah wakaf dalam bentuk ini
b. Wakaf Khairi31
SAW yang menceritakan tentang wakaf Sahabat Umar bin Khatab. Beliau
memberikan hasil kebunnya kepada fakir miskin, ibnu sabil, sabililllah, para
tamu dan hamba sahaya yang berusaha menebus dirinya. Wakaf ini
30
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 245
31
Depag RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam
Depag RI, 2006), hal. 16
36
pihak-pihak yang ingin mengambil manfaaat. Dan jenis wakaf inilah yang
umum. Dalam jenis wakaf ini juga, si wakif dapat mengambil manfaat dari
harta yang diwakafkan itu, seperti wakaf masjid, maka si wakif boleh saja
ada disana, atau mewakafkan sumur, maka si wakif boleh mengambil air
dari sumur tersebut sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi dan Sahabat
Secara substansi, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari
cara membelanjakan harta di jalan Allah SWT. Dan tentunya kalau dilihat
Islam pasal 216 yang berbunyi bahwa fungsi wakaf adalah mengekalkan
manfaat benda wakaf sesuai dengan tujuan wakaf. Melihat hal tersebut,
tentunya saat ini manfaat wakaf sudah banyak yang dinikmati oleh
lainnya dengan tetap menjada kekekalan nilainya. Oleh karena itu fungsi utama
dari wakaf yaitu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda untuk
tentunya tujuannya juga harus baik dan sesuai dengan syariah, hal ini agar
b. Membantu pelajar dan mahasiswa untuk belajar didalam dan luar negeri.
32
Aries Mufti & Muhammad Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, Konsep Sistem Ekonomi
Syariah, (Jakarta: MES, 2009), hal. 213
33
Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, Penerjemah H. Muhyidin Mas Rida,
(Jakarta: Khalifa, 2004), hal. 159-160
38
e. Memelihara orang tua jompo dan yayasan yang memberi pelayanan kepada
mereka.
pasan.
masjid34.
1. Pengertian Strategi
34
Amelia Fauzia dkk, Filantropi Islam dan Keadilan Sosial, Studi Tentang Potensi, dan
Pemanfaatan Filantropi islam di Indonesia, (Jakarta: CSRC, 2006), hal. 73
35
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet IV edisi III,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 1092
39
tentang definisi dari stretegi36. Menurut Fred R. David strategi adalah cara
secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal
36
“Manajemen strategi”, Artikel diakses tanggal 4 april 2011 dari
http://www.docstoc.com/docs/22002771/Manajemen-Strategi
37
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, Edisi 10, Penerjemah Ichsan Setiyo Budi,
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), hal. 16
40
2. Manfaat Strategi
40
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi non Profit Bidang Pemerintahan,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), hal. 184
41
a. Periode Tradisional
sosial yang luas karena hanya untuk kepentingan yang bersifat konsumtif.
berikut:42
didasarkan pada aspek ketokohan seperti ulama, kyai, ustadz dan lain-
ribawi.
41
Achmad Djunaidi & Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya
Progresif untuk Kesejahteraan Umat, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hal. V
42
Depag RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan
Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), hal. 105
42
secara umum sama dengan periode tradisional, namun pada masa ini sudah
pernikahan, seminar dan acara lainnya seperti Mesjid Sunda Kelapa, Mesjid
Pondok Indah, Mesjid At- Taqwa Pasar Minggu, Mesjid Ni’matul Ittihad
43
Achmad Djunaidi & Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya
Progresif untuk Kesejahteraan Umat, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hal. v
43
c. Periode Profesional44
usaha, bentuk benda wakaf bergerak seperti uang, saham dan surat berharga
44
Ibid, hal. vi
44
manusia, khususnya muslim Indonesia yang sampai saat ini masih dalam
Timur Tengah secara produktif, seperti Mesir, Turki, Arab Saudi, Yordania,
sebagainya. Bahkan disekitar Masjidil Haraam dan Masjid Nabawi saat ini
yang notabene dulu adalah tanah wakaf terdapat beberapa tempat usaha
banyak. Potret nyata tersebut sudah tidak bisa dibantah lagi bahwa tanah-
45
kesejahteraan umum.
terangkum didalamnya.45
seringkali diposisikan kerja asal-asalan alias lillahi ta‟ala. Oleh karena itu
45
Ibid, hal. vii
46
dan lembaga yang dibantunya harus melaporkan setiap tahun akan proses
strategi yang lebih tepat agar pengelolaan wakaf dapat lebih maksimal,
a) Kelembagaan
Indonesia (BWI). Tugas BWI adalah membina nazhir yang sudah ada
46
Ibid, hal. viii
47
Ibid, hal. viii
48
Depag RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan
Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), hal. 106
47
b) Pengelolaan Operasional49
49
Ibid, hal. 108
48
c) Kehumasan50
d) Sistem Keuangan51
50
Ibid, hal. 110
51
Ibid, hal. 112
49
tercapai.
2) Regulasi Perwakafan52
52
Achmad Djunaidi & Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya
Progresif untuk Kesejahteraan Umat, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), hal. 89
50
53
Ibid, hal. 102
54
“Menag: Jangan Jadikan Agama Sebagai Beban”, Artikel diakses tanggal 18 april 2011
dari depagkabsi.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
51
diperbolehkan syar’i.
BAB III
1. Letak Geografis
kabupaten Bogor dengan luas desa sebesar 456,442 Ha1. Mayoritas daerah
Babakan adalah kolam empang atau balong. Dengan ketinggian tanah 100
meter diatas permukaan laut (dpl) menyebabkan kelembaban udara yang ada
disini berkisar pada 27-320 Celcius. Sebagai desa yang bertempat di kota hujan,
curah hujan yang tinggi sering menyebabkan banjir tiap tahunnya, yaitu
kecamatan Ciseeng
1
Laporan Bulanan Desa Babakan Tahun 2010.
2
Ibid
52
53
Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Iwul kec. Parung/ desa Jampang
kec. Kemang
kemiringan sekitar 200. Namun letak desa ini memiliki letak yang lebih dekat
2. Keadaan Demografis3
terdiri dari 6 dusun 14 Rw dan 46 Rt. Jumlah penduduk desa Babakan yaitu
sebanyak 6.787 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 6.254 jiwa, dan
terbagi menjadi 3.442 KK. Jumlah penduduk ini merupakan yang terbesar di
kecamatan Ciseeng.
orang, serta pemeluk budha sebanyak 39 orang. Melihat data diatas tentunya
Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah setempat,
ketika mereka lulus dari Sekolah Dasar banyak yang bekerja di pabrik- pabrik
pemahaman para orang tua tentang kesetaraan gender di desa Babakan belum
terlalu baik, akhirnya yang terjadi adalah hal yang seperti diceritakan diatas.
seluruhnya masyarakat desa Babakan adalah petani ikan, bahkan desa Babakan
sangat terkenal sebagai sentra komoditas unggulan benih ikan lele. Hal ini dapat
dimengerti karena memang mayoritas petani memilih ikan lele sebagai komoditas
utama, tetapi ikan lele juga bukan satu-satunya komoditas yang ditawarkan oleh
desa Babakan, diantaranya adalah ikan bawal, patin, dan berbagai macam jenis
ikan hias seperti ikan cupang, ikan mas koki dan masih banyak lagi yang lainnya.
Lahan pertanian yang banyak yaitu sekitar 167 Hektar memang menjadi
tempat mata pencaharian utama masyarakat Babakan. Namun lahan sebesar itu
pun tidak dimiliki oleh semua masyarakat Babakan, hanya sekitar 20 orang yang
4
Ibid
55
Belum lagi luas ladang yang berjumlah sebesar 109, 27 hektar yang juga
menjadi urat nadi perekonomian desa Babakan, sehingga banyak masyarakat yang
juga berprofesi sebagai petani kebun, karena memang dianugerahi tanah yang
cukup subur, banyak sekali tanaman yang dapat ditanam dan dijual dengan harga
yang bagus, seperti tanaman untuk keperluan bumbu dapur seperti cabai, jahe,
serai, salam dan lain-lain, serta tanaman kebutuhan pokok seperti padi, jagung,
pedagang, ada sekitar 815 orang yang berprofesi sebagai pedagang, baik itu
pedagang ikan maupun pedagang yang menjual hasil kebun yang diproduksi di
desa Babakan. Selain itu juga masih ada masyarakat yang bermata pencaharian
sebagai pengrajin sebanyak 200 orang, buruh industry sebanyak 317 orang,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 191 orang, serta TNI/ POLRI sebanyak 6
orang.
unggulan benih ikan lele kini semakin digencarkan dengan berbagai dukungan
dari pemerintah desa dan juga kabupaten, nemun meski begitu justru kesulitan
sering terjadi pada petani ikan lele tersebut. Minimnya bantuan modal baik dari
belum terpecahkan. Selain itu musim ataupun cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini
juga sangat mengganggu hasil produksi ikan di desa Babakan pada saat ini,
sehingga banyak petani yang gagal panen dan hanya meraup kerugian.
pendidikan dan lain-lain. Berikut adalah daftar tanah wakaf yang ada di desa
Babakan:
H. Maiun (alm),
(alm) 12.370 m2
Bpk. Ahman
Barun
Bpk. H. Usa
Bpk. H. Maiun
Bpk. H. Usa
Bpk. Acep
Bpk. H.
Miftahuddin
Bpk. H.
Syamsuddin
Jika melihat data di atas dapat dilihat betapa cukup banyak tanah
wakaf yang ada di desa Babakan yang akan sangat lebih bermanfaat jika dikelola
dengan lebih professional lagi. Tanah wakaf yang ada diatas mayoritas adalah
tanah wakaf yang sudah ada sejak lama, sedangkan untuk tahun-tahun sekarang
kegiatan ekonomi yang terjadi sekarang sedang mengalami masa sulit. Namun
meski begitu pengembangan wakaf terus dilakukan oleh para tokoh yang ada di
desa Babakan, seperti yang terjadi di Rt 003 Rw 004. Para tokoh masyarakat
tunai. Setiap penduduk yang ingin berwakaf difasilitasi dengan baik dengan
nominal minimal 100.000 rupiah, hasilnya cukup baik dan terkumpul dana yang
cukup besar. Namun dana tersebut hanya digunakan untuk membeli atau
pada saat ini orang tidak bisa berwakaf dengan tanahnya, maka saat ini telah ada
alternative baru dengan wakaf uang yang dapat dilakukan oleh berbagai
kalangan masyarakat.
BAB IV
CISEENG BOGOR
Indonesia sangat kompleks, dari mulai masalah regulasi, hingga masalah ketidak
profesionalan nazhir dalam mengelola wakaf selalu menjadi masalah selama ini.
Oleh karena itu butuh keseriusan lebih dalam mengelola wakaf ini agar bisa
wakaf adalah ketidak profesionalan nazhir dalam mengelola wakaf itu sendiri.
Bahkan kadang tidak jarang ada nazhir yang frustasi dalam mengelola tanah
wakaf karena berbagai masalah yang akhirnya menyebabkan tanah wakaf itu
terbengkalai tak terawat. Oleh karena itu dibutuhkan kreasi-kreasi baru dalam
mengelola wakaf tersebut agar tanah wakaf tersebut bisa terus produktif.
wakaf tersebut untuk terus bergerak kearah pengelolaan yang profesional. Hal ini
agak sedikit berbanding terbalik jika penulis melihat pengelolaan wakaf yang ada
60
61
Hal ini disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya yang paling berpengaruh
mengembangkan asset wakaf itu sendiri untuk dikelola secara professional dan
untuk apartemen, ataupun membuat hotel, real estate, pertokoan dan sebagainya
yang tentunya hasilnya tidak sedikit. Dan model pengelolaan seperti itu sangat
memungkinkan jika wilayah tanah wakaf tersebut berada di tempat yang strategis
dalam hal ini adalah perkotaan. Namun jika wilayah tanah wakaf tersebut berada
ditempat yang kurang strategis maka para nazhir harus memutar otak untuk
memikirkan cara apa yang harus ditempuh agar tanah wakaf tersebut bisa terus
produktif.
diatas, desa Babakan dapat dijadikan contoh. Wilayah tanah wakaf yang kurang
strategis terus diupayakan untuk bisa produktif oleh para nazhirnya, satu hal yang
cara agribisnis. Para nazhir yang juga kebanyakan bisa bercocok tanam mencoba
wakaf memiliki banyak alasan, salah satu yang paling utama adalah hasil dari
kegiatan agribisnis tersebut yang dapat menghasilkan omset ratusan juta rupiah
per panennya. Dari berbagai macam kegiatan agribisnis yang ada, budidaya
menanam pohon sengon lah yang dipilih. Alasan mengapa budidaya pohon
62
sengon yang dipilih untuk memproduktifkan wakaf Menurut bapak Enjar adalah
bahwa selama dia aktif di Institut Pertanian Bogor, ia melihat bahwa budidaya
mudah di masa sekarang.1 Sehingga tidak heran pada saat mengelola tanah wakaf
ide kreatifnya muncul, saat ia sedang mengelola komplek pemakaman yang ada di
wilayah Babakan ternyata masih ada sebagian tanah wakaf yang masih kosong.
Saat itu beliau berkata: “saya melihat tanah ini mubazir, sebelum di isi oleh
jenazah lebih baik tanah ini dimanfaatkan, kalaupun ada hasilnya, hasilnya
bukan untuk saya, tapi untuk makam-makam juga”. Begitulah penuturan beliau,
hal-hal seperti inilah yang tentunya harus ditiru oleh nazhir-nazhir yang lain yang
Pada saat ini memang mayoritas tanah wakaf yang ada di desa Babakan
adalah tanah wakaf yang sudah lama diwakafkan, bahkan dari sekitar tahun
1
Wawancara Pribadi dengan Enjar. Bogor, 21 April 2011.
2
Ibid
63
H. Maiun (alm),
(alm) 12.370 m2
Bpk. Ahman
Bpk. Raman
Bpk. H. Maiun
Bpk. Acep
Bpk. H.
Miftahuddin
Bpk. H.
Jika melihat data diatas tentunya hal tersebut dapat dimaklumi karena
memang pemikiran wakaf pada saat itu lebih menekankan pada aspek ibadah saja
bermusyawarah, maka dicapailah sebuah titik terang baru di desa Babakan untuk
mulai mengembangkan wakaf ini kearah yang lebih produktif, terutama untuk
pendidikan, seperti untuk masjid dan sekolah serta pesantren, selain itu juga untuk
pemakaman. Kebanyakan dari tanah wakaf tersebut lahannya sudah dipakai untuk
mesjid, sekolah atau pemakaman, sehingga sisa lahan yang ada tidak
sudah terlalu sempit3. Namun ada beberapa tanah wakaf yang digunakan untuk
pemakaman yang masih menyimpan lahan kosong yang cukup luas, sehingga para
pengelolaan tanah wakaf dengan cara budidaya penanaman pohon sengon adalah
tanah wakaf makam Astana Giri Mekar yang berada dikampung Babakan.
Belakangan makin banyak nazhir yang meniru cara ini untuk pengelolaan tanah
wakafnya, tanah wakaf untuk makam yang masih kosong ditanami pohon sengon
agar bisa produktif. Selain makam, ada juga sebuah kebun bekas wakaf pesantren
yang juga diproduktifkan dengan cara ditanami pohon sengon. Menurut nazhir
tanah wakaf ini, yakni bapak H. Muhtadin, pohon sengon dipilih juga karena
semua budidaya sengon ditanah wakaf ini nantinya akan digunakan untuk
3
Wawancara Pribadi dengan H. M. Idris. Bogor, 10 September 2011
4
Wawancara Pribadi dengan H. Muhtadin. Bogor, 24 April 2011
66
menambah harta wakaf yang ada, selain itu dalam jangka panjang para nazhir
tanah wakaf yang ada di desa Babakan dilakukan oleh nazhir perseorangan, yaitu
sekitar 1-3 orang per tanah wakafnya. Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah
minimnya minat para nazhir untuk mendaftarkan tanah wakaf di KUA, bahkan di
KUA Ciseeng tidak terdapat data tanah wakaf. Artinya tanah wakaf di desa
Babakan ini juga masih minim yang bersertifikat, tentunya masalah ini harus
untuk membangun mesjid, mushala, pesantren dan juga kuburan tau pemakaman.
Kemudian dari sisi nazhir sekarang beberapa nazhir sudah mulai mengembangkan
wakaf tersebut kearah yang produktif. Namun disisi lain sangat disayangkan
ternyata aspek pengontrol dari lembaga terkait seperti Badan Wakaf Indonesia
dan juga KUA sangat minim, padahal hal ini sangat diperlukan agar kegiatan
Setelah melihat berbagai macam data dan teori yang ada diatas maka
penulis menganalisa hal-hal yang terkait dengan pengelolaan tanah wakaf di desa
kegiatan yang bersifat ibadah saja sudah mulai berubah, hal ini ditandai
2. Strategi pengelolaan tanah wakaf yang masih kosong yang dilakukan para
nazhir di desa Babakan adalah dengan cara pemanfaatan tanah wakaf dengan
pendekatan agribisnis, dalam hal ini adalah menanam pohon sengon sebagai
tanaman utama, selain itu juga ada beberapa pohon mahoni sebagai pohon
berikut:
a. Tanah yang ada adalah tanah wakaf yang digunakan untuk makam,
Adapun tanah wakaf yang berupa kebun, tidak strategis juga dimanfaatkan
untuk membuat ruko dan sebagainya, karena memang tempat yang tidak
pohon sengon lah yang dipilih dan memang tepat untuk dipilih.
b. Pohon sengon adalah pohon yang mudah ditanam dan mudah dirawat,
selain itu bisa dibilang ia pohon yang cukup likuid, karena jika sudah
besar sedikit saja bisa langsung dijual ke pabrik kertas dan akan digunakan
c. Pohon sengon rata-rata dipanen pada usia 5 tahun dengan harga yang
Rp.100.000/ pohonnya.
d. Jika dihitung secara matematis akan seperti ini. Harga terendah satu pohon
sengon jika sudah berusia lima tahun adalah Rp. 100.000/ pohon (hal ini
kepada pedagang kayu, harga pohon sengon yang berumur lima tahun
300.000/ pohon, bisa juga harganya mencapai Rp. 500.000/ pohon jika
pohonnya lebih besar lagi yang dikarenakan lahan sangat subur. Sehingga
1) 1000 pohon x Rp. 100.000 = Rp. 100.000.000 (jika lahan kurang subur
2) 1000 pohon x Rp. 300.000 = Rp. 300.000.000 (jika lahan cukup subur
3) 1000 pohon x Rp. 500.000 = Rp. 500.000.000 (jika lahan sangat subur
Hitung- hitungan diatas terjadi ketika panen pertama setelah lima tahun.
Setelah lima tahun lagi akan terjadi panen kedua dengan hasil dua kali
lipat, hal ini dikarenakan akan tumbuh pohon baru dari pohon yang telah
ditebang. Dan akan disisakan dua tunas baru per tunggulnya, sehingga
dapat dihitung panen kedua akan mendapatkan hasil Rp. 200.000.000, Rp.
yang mustahil.
3. Strategi pengelolaan wakaf di desa Babakan bisa dibilang cukup baik dan
berikut:
agribisnis yaitu dengan cara budidaya penanaman pohon sengon. Hal ini
70
berarti tanah yang ada sudah dicoba untuk diproduktifkan, selain itu
b. SDM kenazhiran yang ada sudah cukup bagus. Nazhir-nazhir yang dipilih
untuk mengelola tanah wakaf dipilih bukan karena aspek ketokohan lagi
hasil yang ada akan dikelola untuk membangun sarana dan prasarana untuk
menambah fasilitas wakaf yang ada. Selain itu kedepan para nazhir
Namun, ada bebarapa kelemahan yang ada dalam pengelolaan tanah wakaf
a. Manajemen yang ada belum begitu baik, hal ini dapat dimengerti karena
ada adalah harus ada nazhir yang mengerti masalah manajemen agar
b. Salah satu aspek manajemen yang juga belum dipenuhi adalah masalah
aspek akuntansi dan auditing. Para nazhir pun belum begitu mengerti
masalah ini. Yang penting bagi mereka adalah tanah wakaf dikelola agar
tidak menjadi lahan tidur yang tidak produktif. Namun mereka cenderung
terjadi masalah dikemudian hari jika aspek ini tidak dipenuhi. Karena hal
c. Tanah wakaf yang ada masih banyak yang belum bersertifikat. Masalah
4. Hasil pengelolaan wakaf yang dilakukan masih baru sebatas untuk menambah
direncanakan dibenak para nazhir. Hal ini tentunya bukan mustahil untuk
dilakukan, mengingat semangat para nazhir yang tinggi dan diimbangi dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
untuk membangun sarana ibadah seperti masjid dan juga sekolah, serta untuk
pemakaman. Namun kini telah berkembang cara baru, tanah wakaf yang
oleh para nazhir untuk kegiatan produktif, yakni menanam jenis pohon-pohon
industri seperti pohon sengon. Oleh karena itu kini pengelolan tanah wakaf
mulai bergeser kearah yang bersifat ekonomi dan tidak hanya sebatas ibadah.
2. Strategi pengelolaan tanah wakaf yang dipilih oleh nazhir dari makam Astana
Giri Bangun dan juga nazhir dari kebun yang pernah dijadikan pesantren
dahulu adalah dengan cara pendekatan agribisnis, yaitu dengan cara budidaya
banyak kelebihan, salah satunya adalah mudah untuk dirawat dan hasilnya
pun sangat menguntungkan. Sehingga cara ini bisa dibilang cukup tepat
72
73
dilakukan oleh para nazhir di desa Babakan dengan cara menanami pohon
sengon adalah salah satu ide kreatif yang mencerminkan sebuah pengelolaan
Oleh karena itu pengelolaan tanah wakaf yang ada di desa Babakan bisa
fasilitas harta wakaf yang ada. Namun para nazhir juga mempunyai rencana
untuk membantu masyarakat miskin untuk keluar dari jerat kemiskinan dari
Meskipun begitu masih ada beberapa kelemahan yang dihadapi oleh para
nazhir, yaitu dari aspek manajemen yang masih belum begitu baik, aspek
keuangan seperti akuntansi dan auditing yang belum ada, serta hal-hal
B. Saran
memberikan beberapa saran terkait pengelolaan wakaf yang ada di desa Babakan
sebagai berikut:
1. Pengelolaan tanah wakaf yang ada di desa Babakan dengan cara penanaman
pohon sengon merupakan salah satu ide brilian, bahkan sekarang banyak
nazhir lain yang menirunya, namun para nazhir harus berupaya untuk lebih
juga keuangan agar hasil dari pemanfaatan tanah wakaf juga dapat terlihat
2. Peran pemerintah dan instansi terkait tentunya harus lebih besar lagi untuk
David, Fred R. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 10. Penerjemah Ichsan Setiyo
2006.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet IV edisi III.
75
76
Djunaidi, Achmad & Al-Asyhar, Thobieb. Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah
2006
Fakultas Syariah & Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Cet-1. Jakarta:
Fauzia, Amelia, dkk. Filantropi Islam dan Keadilan Sosial, Studi Tentang Potensi,
Mufti, Aries & Syakir Sula, Muhammad. Amanah Bagi Bangsa, Konsep Sistem
Nasution, Mustafa Edwin & Hasanah, Uswatun. Wakaf Tunai Inovasi Finansial
Prihatna, Andy Agung, dkk. Wakaf, Tuhan dan Agenda Kemanusiaan, Studi Tentang
2006
Internet
“Manfaat dan Proses Manajemen Strategi”. Artikel diakses tanggal 4 april 2011 dari
http://syukai.blogspot.com/2009/06/manfaat-dan-proses-manajemen-strategi.html
78
“Menag: Jangan Jadikan Agama Sebagai Beban”, Artikel diakses tanggal 18 april
2011 dari depagkabsi.blogspot.com/2009_05_01_archive.html
diwakafkannya?
5. Bagaimana pengelolaan yang dilakukan selama ini serta kendala apa saja yang
dihadapi?
10. Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?
Lampiran Hasil Wawancara
Usia : 62 Tahun
Tanya: Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan
diwakafkannya?
Jawab: Sejarahnya sebetulnya tanah wakaf ini dulu bukan tanah wakaf umum, dan
merupakan tanah wakaf keluarga dari keturunan kita, yaitu bapak kolot Maiun, bapak
anda juga termasuk buyutnya, karena kalau anaknya sudah tidak ada semua, tinggal
cucu termasuk saya. Jadi dasar wakafnya, pertama yang mewakafkan tanah seluas
satu hektar tiga ribu Sembilan ratus meter itu adalah tanah wakaf tiga orang. 50%
tanah wakaf dari H. Maiun, 25% wakaf dari Bapak Sinot Endeng, 25% lagi adalah
wakaf Bapak H.Usa. Jadi pokok utama wakaf Babakan ini adalah wakaf tiga orang,
H.Maiun, H. Usa, Endeng Sinot. Setelah tahun 64 sudah dirawat oleh Misdan Moong
sampai tahun 70, tahun 70 sampai 2000 dirawat oleh mandor Enoh dan wa Kosim,
dari tahun 2000 sampai 2011 sekarang adalah saya yang merawat. Setelah dirawat
oleh saya, saya memiliki ide seperti itu, sebelumnya tidak pernah ada yang seperti ini,
saya melihat tanah ini mubazir, sebelum di isi oleh jenazah lebih baik tanah ini
dimanfaatkan, kalaupun ada hasilnya, hasilnya bukan untuk saya, tapi untuk makam-
makam juga.
Jawab: Untuk makam. Saya memiliki ide seperti itu karena dari tahun 64 makam
sudah dirawat tapi hasilnya kemana. Jadi saya ingin tahu dan menggali sebenarnya
kekayaan makam ada dimana, makanya saya menanam pohon sengon, saya Tanami
1000 pohon sengon, kalau saya hitung ksar saja dengan harga Rp.100.000 per pohon
selama 5 tahun, maka aka nada hasil sebesar 100.000.000 rupiah. Nah, hasilnya
tersebut saya ingin membangun makam ini. Karena kalau mau membangun juga
kalau bukan hasil dari sini ya darimana lagi, pemasukan saat hari raya saja maksimal
tiga juta rupiah dan hasilnya dibagi tiga. Makanya saya ingin terus membangun
semuaini secara bertahap dari mulai kebersihan, penerangan, serta pengaturan tata
letak makam. Oleh karena itu tujuan utamanya adalah hasil dari makam untuk
makam.
Jawab: Itu luasnya yang dulu satu hektar tiga ribu sekian setelah pemutihan menjadi
satu koma dua ribu tiga ratus tujuh puluh meter. Sekarang sudah ada plangnya dan
saya yang mengajukan kepada kepala desa dan sama dengan yang ada di kampong
pondok. Kalu dipondok namanya giri damai, maka disini namanya giri mekar.
Jawab: Iya sudah ada, dulu didaftarkan juga tahun 1994 bareng dengan
pembangunan masjid oleh bapak Amil Encang, yang waktu Naibnya masih orang
rumpin, saya lupa namanya dan mungkin datanya masih di KUA Parung karena
Tanya: Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?
Jawab: Alhamdulillah, kalau masalah sengketa belum ada sampai sekarang. Nah
setelah anak-anak keturunan dari Bapa Maiun sudah meninggal semuanya maka
tanah ini buru-buru disertifikat agar tidak ada sengketa dilain waktu. Ya karena
memang tidak ada sengketa juga sampai sekarang dikarenakan semua orang
mempunyai hak untuk dimakamkan disitu. Nah begitulah sejarah lengkap tanah
wakaf disini, perawatannya sudah dimulai sejak tahun 64, namun diwakafkannya
tanah tersebut sendiri itu tahun 59, ketika jaman lurah Satan.
Tanya: Bagaimana pengelolaan yang dilakukan selama ini serta kendala apa saja
yang dihadapi?
Jawab: Ya pokoknya kalau masalah kendala yang utama adalah masalah prasarana
MCK yang belum beres, terus ingin punya jalan setapak ketengah yang belum
terwujud, pokok utamanya sih sekarang baru itu. Ya tapi setiap tahun saya punya
program atau kegiatan. Dari mulai tahun 2010 sampai sekarang saja terus meningkat,
pertama adalah program penerangan, tahun kedua adalah kebersihan, tahun ketiga
adalah penertiban, tahun keempat adalah penyelesaian kebersihan, tahun kelima juga
masih kebersihan. Nah mulai tahun 2000 kemarin adalah program pembangunan
jangka panjang. Selesai atau tidaknya harus terus ada program pembangunan.
Makanya MCK sudah mulai dibangun secukupnya, mungkin tahun sekarang hanya
Tanya: Strategi apa yang dilakukan dalam mengelola tanah wakaf ini? Apakah
Jawab: Ya itu memang masalah penanaman sengon memang tanah makam, dan
uang modalnya juga dari kas makam. Jadi bibitnya dari luar tapi dibeli dengan dana
makam. Jadi saya kalau dibilang mengakui ya tidak bias tapi kalau yang nanam saya
terima sya yang menanam. Karena memang target saya juga hasil dari tanah makam
Tanya: Tapi itu yang bawahan kok lebih besar pa pohonnya, apa beda?
Jawab: Sama saja, Cuma yang dibawah itu tanahnya agak subur. Soalnya ya saya
juga bukannya tidak bias memberi pupuk, cuma saya bukannya tidak ingin memberi
pupuk, kalau saya memberi pupuk kotoran ayam, ya lokasinya lokasi makam, saya
cuma hawatir ada imbas dari masyarakat dan takut dibilang jelek saja. Jadi makanya
itu mah tidak diberi pupuk, pokoknya segede-gedenya disitu saja, alami.
tahun adalah 60cm lingkaran badan. Jadi kalau sudah ukuran 60cm itu rata-rata harga
jualnya Rp.100.000/pohon. Nah gitu, karena kata orang-orang kalu sudah 60 cm itu
Jawab: Ya kalau untuk pemasarannya kalau sengon itu termasuknya bias dibilang
mudah, ada dua alternative. Ah kalau memang sudah besar pohonnya dijual ke
matrial saja bias berjalan. Ah kalaupun tidak ada juga bias bergabung dengan yang
ada di Jonggol untuk pabrik kertas, jadi ada dua alternative kalau untuk
pemasarannya.
Tanya: Jadi Strategi tersebu dipilih karena memang pohon sengon lebih mudah ya
pak?
Jawab: Ya, lebih mudah, selain itu pohon sengon juga diperhitungkan oleh saya
selama aktif di IPB, tani paling teruntung, tani paling termudah adalah masalah
penghijauan sengon. Karena kasarnya sengon itu kalau sekarang kita tanam 1000
pohon, ditebang panen pertama 1000 pohon dan dijual, lalu tunggul sengon tersebut
Jawab: Tumbuh lagi, karena rata-rata, kalu sudah ditebang, kemudian kelola lagi
panen 1 pohon, 5 tahun selanjutnya panen 2 pohon, jadi sangat mudah dan biayanya
sudah tidak ada. Hasil makin meningkat sedangkan biaya malah tidak ada. Jadi ada
keringanannya disitu.
Jawab: Itu sudah ada satu tahun tiga bulan. Nah itu sendiri kalau memang diberi
pupuk ukurannya kira-kira sudah 30 cm. itu mah sekarang yang paling besar saja baru
25 cm.
Jawab: Masalah menanam itu tergantung lokasi, kalau tanahnya negrak (terkena
matahari) seperti dimakam itu jaraknya satu meter satu meter, tapi kalau lokasinya
hieum (agak gelap, tdk terkena matahari) dan rawan angin itu bisa dua meter lebar
satu meter panjang jaraknya. Ya karena kalau sengon itu kan rawan tumbang, jadi
makanya bisa dua alternative. Kalau lokasinya negrak maka harus lebih dekat
Tanya: Selain strategi tersebut, adakah strategi lain yang dilakukanpak? Ada lagi
Jawab: Kalau dia termasuknya tanaman jangka lama, karena kalau mahoni itu paling
rendah targetnya adalah 10 tahun, ya hamper sama dengan jati. Tapi kalau mahoni
lebih mudah saja merawatnya dibandingkan pohon jati. Karena dia tumbuh lurus
Tanya: Hasil dari kegiatan wakaf produktif ini digunakan untuk apa pak? Apakah
ada rencana pak dari hasil wakaf produktif ini dipakai untuk menangani masalah
kemiskinan di masyarakat?
Jawab: ya pasti ada kemungkinan. Karena ini kan baru program pertama, untuk
makam. Setelah itu semua selesai ya kalau program saya kedepan kalau bukan untuk
masyarakat ya kemana lagi. Jadi kesitu jalurnya. Jadi saya punya gagasan makam ini
terus terang bukannya saya sok bisa. Saya orang paling bodoh-bodohnya orang di
Babakan adalah saya, namun saya punya inisiatif. Sepintar-pintarnya orang di dunia
adalah hanya mengembara, yang kekal adalah di akhirat. Jadi makanya saya punya
inisiatif untuk mengelola makam ini, karena kalau meninggal itu kan sudah pasti.
Karena memang kewajiban orang hidup adalah merawat yang mati, kalau makam
tidak ada yang merawat bagaimana pikirannya yang hidup, ya seperti itu.
Tanya: Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?
Jawab: Sampai sekarang sih belum ada, cuma kemarin saja masalah plang itu dari
desa. Maka saya mengajukan kepada kepala desa karena memang wakaf ini adalah
asset desa. Dan Alhamdulillah dapatlah plang itu. Tetapi dari instansi lain ya belum
ada.
Lampiran Hasil Wawancara
Usia : 45 Tahun
Tanya: Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan
diwakafkannya?
Jawab: Eeeh. Sejarah tanah wakaf pondok pesantren yang dikelola oleh Kyai
Sofwadin Rt 003/04. Jadi bunyi tanah wakaf tersebut yang bertanda tangan di bawah
ini seorang bangsa Indonesia, nama H. Saperi bin H. Daim almarhum, alamat
kampung dan desa Babakan kecamatan Parung kewedanaan Depok, pada hari ini
kamis tanggal tiga pebruari tahun 1972 bahwa betul kami telah mengaku dihadapan
saksi-saksi yang turut bertanda tangan,di bawah ini, dibawah surat segel ini
mewariskan mutlak memberikan wakaf mutlak, surat tanah kering yang terletak di
blok titik-titik persil titik-titik, ukuran luasnya dua ribu desi are atau dua ribu empat
ratus meter girik nomor seratus enam puluh dua. Adapun batas-batasnya sebagai
berikut. Dari sebelah barat tanah kering H. Saperi, sebelah timur tanah kering H.
Saperi, sebelah utara tanah kering H. Saperi, dari sebelah selatan kali Cibeuteung.
Diwakafkan kepada H. Sofwadin bin H. Fatoni, tahun 1972. Terus yang turut serta
menandatangani tanah wakaf tersebut. Pertama, H. Adul bin H.Saperi, kedua H. Jelin
bin H.Saperi, ketiga H. Mahad bin H. Saperi, keempat H. Rais bin H. Saperi, kelima
H. Tama bin H. Saperi, keenam H. Abun bin H. Saperi, ketujuh H. Abit bin H.
Saperi, ditandatangani kepala desa Babakan Abdurrahman, juru tulis Ahmad Subrata,
saksi-saksi yang bertanda tangan satu Muhanim, yang kedua Hasim. Itu riwayat atau
Jawab: Tujuan awalnya tanah wakaf untuk pondok pesantren, terus sehubungan
wakafnya ini wakaf mutlak kepada ajengan, wakaf yang tidak diwariskan, setelah
ajengannya meninggal wakafnya tidak diwariskan kepada anak, maka setelah pondok
pesantren tidak ada,maka kemudian wakaf itu tidak boleh diwariskan kepada anak,
maka wakafnya ini bisa disebut bisa berakhir setelah ajengan meninggal, setelah
ajengan meninggal maka wakaf berakhir dan dikembalikan kepada keluarga, tapi
status tetap wakaf. Tujuan pertama wakaf untuk pondok pesantren, dan yang
dikhususkan untuk kyai Sofwadin bin kyai Fatoni, tapi didalam bunyi wakaf tersebut,
maka wakaf bilamana kyai Sofwadin meninggal, maka wakaf tersebut tidak
diwariskan kepada anak, tidak dijual belikan, kecuali wakaf tersebut dikembalikan
kepada keluarga, dan keluarga yang berhak menerima wakaf tersebut adalah keluarga
dari anak yang perempuan, sehubungan anak yang perempuan tidak mau menerima
wakaf tersebut, maka wakaf tersebut dilkelola bersama oleh anak cucu dan seluruh
keluarga yang dimanfaatkan dengan ditanami sengon, dan hasilnya bisa dimanfaatkan
Tanya: Apakah tanah wakaf ini sudah bersertifikat dan didaftarkan di KUA?
Jawab: Euuh, masih status girik, dan belum didaftarkan di KUA, tapi rencana
memang mau didaftarkan, kan ini sudah fotocopy surat wakaf, terus ini akta ikrar
wakaf cuma belum diisi. Memang belum didaftarkan karena menyangkut kepada
masalah biaya dan pengukuran maka ditangguhkan dulu, mungkin bilamana pohon
Tanya: Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?
Jawab: Euum wakaf tidak ada tanah sengketa, wakaf tetap wakaf.
Jawab: Pernah terjadi masalah, tapi masalah yang hanya ditukar, ditukar dengan
wakaf yang ada di desa Babakan sabrang rt 003 rw 04, tapi dimusyawarahkan dengan
keluarga dan akhirnya tidak masalah, kemudian yang ditukar juga tanah wakaf H.
Saperi bin H. Daim, pengurus yang sekarang yaitu ustadz Acep Najmudin, anak kyai
H. Sofwadin. Ditukar dengan wakafbekas pesantren tapi masih dalam bentuk wakaf,
Jawab: wakaf bekas pesantren dkelola dengan ditanami pohon sengon tapi hasilnya
digunakan untuk kepentingan umum, jadi untuk kepentingan sarana ibadah, musola,
majlis ta’lim, bilamana pohon sengon sudah besar dan hidup. Sekarang juga suka ada
Jawab: kendala selama mengelola tanah wakaf ya masalah waktu, masalah hama
Tanya: Jadi strategi yang dipilih dalam mengelola tanah wakaf ini adalah dengan
Jawab: Menurut bapak kepala desa Babakan, karena memang pohon sengon itu lebih
cepat, lebih cepat pertumbuhannya daripada pohon-pohon yang lain, kemudian lebih
mudah cara menanamnya, kemudian juga bisa dipanen dalam jangka pendek, sekitar
tiga sampai lima tahun, bisa dijual belikan, maka dipilihlah pohon sengon, gitu.
Jawab: Eeeuuh, penjualan tergantung ukuran, ukuran tinggi pohon. Dalam ukuran,
katanya dalam ukuran murni tiga meter, itu bisa mencapai sampai tujuh puluh lima
ribu per pohon. Kalau ada seribu pohon atau seribu lima ratus pohon tinggal dikalikan
Tanya: Umurnya?
Tanya: Selain strategi menanam sengon tersebut, adakah hal lain yang dilakukan?
Jawab: Ada, dipinggirannya ada pohon mahoni, ada sekitar tiga ratus pohon,
kemudian selain pohon sengon juga ada yang dilestarikan yaitu pohon bambu,
Tanya: Hasil dari kegiatan wakaf produktif ini berarti digunakan untuk kepentingan
umum ya pak?
Jawab: Nanti hasil untuk kepentingan umum, eeuuh untuk kepentingan umum tujuh
puluh lima persen, untuk kepentingan biaya pengelolaan untuk pengurus, untuk
pengurus para nazhir dua puluh lima persen. Jadi diutamakan untuk kepentingan
Tanya: Kalau selama ini biaya yang digunakan untuk mengelola darimana pak?
Jawab: kalau untuk biaya selama ini gotong royong dari swadaya saja.
Jawab: bibitnya itu satu pohon tujuh ratus lima puluh perak, dengan tinggi sekitar
Tanya: Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?
Jawab: sementara ini ada usulan dari kantor Kementrian Agama agar setiap tanah
wakaf yang belum disertifikat agar segera didaftarkan, maka kami disini menerima
formulir sebagai akta ikrar wakaf, ada sejumlah enam wakaf yang belum didaftarkan
termasuk di desa babakan, karena bukti tanah wakaf yang jelas adalah sertifikat,
supaya nanti kesananya tidak ada lagi yang menggangu gugat. Bisa saja keluarganya
mengaku-ngaku dan dijual. Jadi dari kementrian agama mengusulkan kepada kantor
urusan agama kecamatan parung dan diberitahukan kepada amil desa agar setiap
tanah wakaf yang belum disertifikat harus segera disertifikat. Jadi ini kan umum
Tanya: Tapi hanya sebatas itu saja pembinaannya, sebatas anjuran mensertifikatkan
Jawab: untuk anjuran memproduktifkan wakaf, bagi tanah wakaf yang masih kosong
makam babakan, yang belum ada makamnya agar ditanami pohon sengon agar
produktif, tapi hasilnya tetap untuk kepentingan umum ataupun untuk membuat pagar
Jawab: bisa saja namun mungkin masih terbatas penggunaannya, karena tidak
mencukupi.
Lampiran Hasil Wawancara
Usia : 55 Tahun
Tanya: Bagaimana sejarah tanah wakaf disini, siapa wakifnya dan kapan
diwakafkannya?
Jawab: Sejarah wakaf itu dulu wakaf Abah H. Usa. Jadi wakaf ini adalah sudah
beberapa wakif. Jadi diwakafkannya dulu sejak tahun 1945, semenjak ia meninggal.
Jawab: Tujuannya adalah untuk makam, yaitu untuk makam keluarga. Sedangkan
Tanya: Apakah tanah wakaf ini sudah bersertifikat dan didaftarkan di KUA?
Tanya: Apakah pernah terjadi masalah sengketa dengan tanah wakaf ini?
Jawab: Alhamdulillah selama ini belum pernah ada sengketa selama pengelolaannya.
Tanya: Bagaimana pengelolaan selama ini, apa saja kendala apa saja yang dihadapi?
Jawab: kendalanya selama ini ya masalah dana untuk pembangunan, karena kami
Tanya: Lalu strategi apa yang dipilih dalam mengelola tanah wakaf ini?
Jawab: Kebetulan tidak ada strategi yang dilakukan, dana yang didapat untuk
pengelolaan adalah infak dari masyarakat dan donatur. Meskipun sekarang banyak
yang mengelola wakaf dengan penanaman pohon sengon, kami tidak melakukannya,
karena faktor lahan yang terlalu sempit dan hamper penuh oleh kuburan.
Tanya: Apakah selama ini sudah ada pembinaan untuk nazhir dari instansi terkait?