Anda di halaman 1dari 144

BUKU PANDUAN LABORATORIUM

2021
KEPERAWATAN DASAR I

JURUSAN
KEPERAWATAN
POLITEHNIK
KESEHATAN
JAYAPURA
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Tim Penyusun

SELURUH DOSEN JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

EDITOR
TIM DOSEN PRODI PROFESI NERS

2
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

KATA
PENGANTAR

Alhamdullilah, kami panjatkan kehadirat Allah S W T, karena dengan


limpahan berkah dan rahmat dan hidayahNyalah sehingga Panduan Praktek
Laboratorium Keperawatan Dasar I ini akhirnya dapat diselesaikan.
Tujuan penyusunan ini, untuk membantu mahasiswa Sarjana Terapan
Keperawatan Jurusan Keperawatan dalam mempraktikkan prosedur
keperawatan di laboratorium sehingga saat praktik klinik di rumah sakit, mereka
mampu mengaplikasikan teori dan ketrampilan keperawatan dengan baik dan
benar. Panduan ini juga sebagai pegangan fasilitator sehingga diharapkan ada
kesamaan persepsi antara fasilitator dan mahasiswa sehingga dapat tercapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Panduan Praktek Laboratorium ini berisi kompetensi – kompetansi yang
terdapat pada mata kuliah Keperawatan dasar I (KD I)
Kami telah berusaha maksimal dalam penyusunan panduan ini secara
lengkap sesuai dengan kurikulum namun kami menyadari sepenuhnya bahwa
panduan yang kami sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
dengan lapang dada kami menerima saran, tanggapan dan kritik yang
konstrukstif demi penyempurnaan panduan ini
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dosen Keperawatan
dan semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya panduan ini .
Harapan kami semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya mahasiswa Jurusan Keperawatan Program Sarjana Terapan
Keperawatan Pendidikan Profesi Ners Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Jayapura.

Jayapura, November 2021


Tim Penyusun

3
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………………. 1

Tim Penyusun ………………………………………………………………………………... 2

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. 3

Daftar Isi………………………………………………………………………………………. 4

MODUL I KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN………………………. 5

MODUL II KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE & HYGIENE LINGKUNGAN……. 20

MODUL III KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR……………………………..…….. 26

MODUL IV KEBUTUHAN AKTIVITAS MOBILITAS FISIK………..…………………… 41

MODUL V KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN MANAJEMEN NYERI…………… 71

MODUL VI KEBUTUHAN ELIMINASI…………………………………………………… 84

MODUL VII KEBUTUHAN OKSIGENASI………………………...……………………… 101

MODUL VIII KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT ……….……………………… 120

MODUL IX KEBUTUHAN NUTRISI……………………………………………………… 127

4
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MODUL I

KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN

5
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. UNIVERSAL PRECAUTION

1. Cuci tangan
Pengertian
- Adalah Prosedur awal dan penutup yang dilakukan perawat dalam
memberikan tindakan keperawatan. Ini merupakan teknik yang sangat
mendasar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Cuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari
ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan

Tujuan :
1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
2. Menjaga kebersihan perseorangan

Macam-macam cara mencuci tangan


a. Mencuci tangan dengan cara biasa adalah membersihkan tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan
Persiapan alat :
1. Air bersih yang mengalir atau air di dalam baskom
2. Sabun
3. Sikat lunak (bila perlu)
4. Handuk dan atau kain lap bersih dan kering

Pelaksanaan :
1. Arloji harus dilepaskan ( bila memakai )
2. Tangan sampai siku dibasahi dengan air kemudian disabuni dan
digosok atau disikat bila perlu
3. Bilas dengan air bersih dan dilap sampai kering

b. Mencuci tangan dengan cara desinfeksi adalah mencuci tangan dengan larutan
desinfektan, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien
berpenyakit menular
Persiapan
1. Air yang mengalir/dua (2) baskom berisi air (1 baskom air bersih dan 1
baskom lainnya berisi air dengan bahan desinfektan)
2. Larutan desinfektan antara lain Lysol, savlon
3. Handuk atau lap kering
Pelaksanaan
1. Basahi tangan mulai dari ujung jari sampai siku dengan air mengalir
2. Setelah itu direndam sekurang-kurangnya 2 ( dua ) menit di dalam larutan
desinfektan
3. Bilas dengan air bersih
4. Keringkan dengan handuk atau kain lap kering

c. Mencuci tangan dengan cara steril adalah mencuci tangan secara steril (suci
hama), khususnya bila akan membantu tindakan pembedahan
Persiapan :
1. Kran air mengalir yang mempunya tangkai panjang atau khusus
2. Sikat steril dalam tempatnya
3. Sabun antimikrobial ( savlon atau iodofor )
Pelaksanaan :
1. Periksa angan dan jari terhadap luka atau abrasi
2. Lepaskan semua perhiasaan. Lengan baju digulung sampai di atas siku
3. Kran dibuka, tangan dibasahi sampai siku
4. Alirkan sejumlah sabun (2-5 ml) ke tangan sabuni dan digosok dengan jari-jari
sekurang-kurangnya 2 (dua) menit
5. Bersihkan kuku di bawah air mengalir dengan sikat steril atau pengikir
6
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

6. Basahi sikat dan oleskan dengan sabunantimikrobial. Sikat ujung jari tangan
lengan dengan cara
 Sikat kuku tangan 25 kali gosokan
 Gunakan gerakan sirkular, sikat telapak tangan dan permukaan anterior jari
10 kali gosokan
 Sikat bagian samping dan belakang setiap jari 10 kali gosokan per area
 Sikat pungung tangan 10 kali gosokan
7. Cuci sikat, oleskan kembali sabun
8. Sikat setiap permukaan lengan dengan gerakan sirkular selama 10 kali
gosokan. Buang sikat pada tempat sampah yang tersedia
9. Dengan tangan fleksi, bilas menyeluruh dari ujung jari sampai siku dalam satu
kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.
10. Ulangi langkah 6-9 untuk lengan yang lain
11. Pertahankan lengan fleksi, buang sikat kedua, matikan air dengan siku
12. Gunakan handuk steril untuk mengeringkan satu tangan secara menyeluruh
dari jari ke siku dengan gerakan melingkar. Keringkan dari area yang paling
bersih ke area kurang bersih. (pengeringan yang baik memudahkan pemakaian
sarung tangan)
13. Ulangi metode pengeringan untuk tangan yang lain,gunakan area handuk yang
lain atau handuk steril baru
14. Pertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh anda
Perawat Mencuci Tangan apabila :
1. sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan
2. setelah kontak dengan segala benda-benda yang berkontaminasi
3. sebelum dan sesudah memberikan asuhan keperawatan
4. sebelum istirahat, minum dan makan, atau setelah dinas
5. sebelum menyiapkan dan memberikan obat
6. sebelum bersentuhan dengan alat-alat yang steril
Pasien mencuci tangan apabila :
1. sebelum makan
2. setelah BAB/BAK
3. setelah tangan berhubungan dengan bagian-bagian terinfeksi
Tenaga kesehatan mencuci tangan apabila :
1. sebelum dan sesudah menyentuh pasien
2. setelah menyentuh alat-alat yang digunakan oleh pasien
3. sebelum menggunakan benda / alat yang steril
Pengunjung cuci tangan apabila :
1. setelah menyentuh pasien yang terinfeksi
2. setelah menyentuh alat-alat / bahan yang terkontaminasi
3. sebelum memberi makan pasien

Gbr: Cuci tangan


7
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

2. Memakai sarung Tangan


Adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko transmisi pathogen yang dapat
ditularkan melalui darah, melindungi diri (sebagai proteksi diri) perawat / tenaga
kesehatan lain, diperlukan untuk prosedur diagnostic atau therapeutic.
Metode Memakai sarung tangan :
 Sarung tangan Steril
Dipakai bila melakukan prosedur steril (missal: mengganti balotan, memasang
kateter, dll)
 Sarung tangan Tidak steril
Merupakan sarung tangan tidak steril digunakan untuk prosedur tidak steril
Teknik membuka, memakai dan melepas sarung tangan :
1. Cara membuka
a. Bukalah sarung tangan dengan hati-hati, jangan sampai
bersentuhan benda atau apa saja yang tidak steril
b. Membuka dengan memegang pinggir sarung tangan bagian dalam
2. Cara memakai
a. Peganglah sarung tangan sesuai dengan tangan yang dimaksud
b. Masukan jari-jari tangan pelan-pelan sambil jari agak menekuk
c. Masukan jari-jari tangan sesuai dengan tempatnya
d. Setelah masukan semua jari-jari tangan, doring ke bawah dengan
jari-jari lurus, sedangkan tangan lain menarik ke arah lengan atas.
3. Cara melepas
a. Masukan ibu jari pada sarung tangan yang berlawanan
b. Tarik kebawah dengan pelan—pelan sampai sarung tangan lepas
c. Letakan sarung tangan pada tempatnya.
ALAT / BAHAN
a. Sarung tangan steril bila digunakan untuk prosedur steril
b. Sarung tangan tidak steril bila digunakan untuk tindakan tidak steril
c. Bedak/Talk untuk ditaburkan ke tangan.
d.

Grb : Cara memakai sarung tangan

8
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3. Mengunakan Masker
Penggunaan masker merupakan tindakan pengamanan dengan menutup hidung
dan mulut sebagai kewaspadaan untuk mengurangi transmisi droplet udara yang
mengandung mikroorganisme saat merawat klien yang diisolasi, prosedur steril
atau saat menyiapkan alat-alat steril untuk area steril
Tujuannya :
 Melindungi perawat dari infeksi pernafasan
 Menghindari penyebaran dan penularan penyakit
 Mengurangi angka kejadian infeksi
Persyaratan masker yang baik
 Ukuran masker harus cukup melindungi mulut dan hidung
 Satu masker dipakai oleh satu orang
 Jika menjadi lembab, masker harus di ganti
 Masker yang sudah dipakai harus di rendam dengan larutan desinfektan
(sekali pakai saja)
ALAT/BAHAN
Masker
Pelaksanaan
1. Temukan tepi atas masker ( biasanya ada strip logam tipis di tepinya )
2. Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian atasnya. Ikatkan kedua tali
tersebut di atas puncak belakang kepala dengan tali di atas telinga
3. Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar leher dengan masker tepat di bawah
dagu
4. Dengan perlahan cubit, cubit pita logam atau sekitar batang hidung anda
Melepaskan masker
1. Jika menggunakan sarung tangan (handscoon) lepaskan dan cuci tangan
2. Lepaskan kdua ikatan dan lipat masker menjadi setengahnya dengan permukaan
dalam saling berhadapan
3. Buang masker ke dalam wadah yang telah disediakan
4. Memakai dan Melepas Skort

9
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHECKLIST KETRAMPILAN
MEMBUKA, MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
PERSIAPAN ALAT
1. Cek catatan keperawatan
2. Skort
3. Buku catatan alas tulis
TAHAP ORIENTASI
1. Persiapkan diri untuk perawatan isolasi
2. Pertahankan kondisi anda stabil
3. Klarifikasi tingkat kemampuan perawat

PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Pegang skort dan masukkan tangan pada lubang lengan dan
sarungkan pada leher/bahu/ikat bila pakai pengikat
3. Ikat tali skort bagian bawah tepat pada pinggul/pinggang
4. Jika ingin menanggalkankan buka tali skort bagian bawah da
tali bagian atas.
5. Bersihkan skort dengan larutan disinfektan
6. Keringkan
7. Letakkan skort pada tempatnya/gantung
8. Cuci tangan
FASE TERMINASI
Perhatikan tingkat kenyamanan
Hindari bahan terkontaminasi
Sesuaikan penggunaan selanjutnya.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

10
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHECKLIST KETRAMPILAN MENCUCI TANGAN

(BIASA, DESINFEKTAN DAN STERIL)

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A. Mencuci tangan biasa
PERSIAPAN ALAT
2. Air bersih yang mengalir/air di dalam baskom
3. Sabun
4. Sikat lunak (bila perlu)
5. Handuk dan atau kain lap bersih dan kering
Pelaksanaan
1. Melaksanakan prosedur seuai ketentuan
2. Kuku dipotong pendek
3. Lepaskan semua perhiasan
4. Periksa tangan apabila ada perlukaan / lecet
6. Berdiri menghadap sink (wastafel) jangan menempelkan
pada wasthafel, tekuklah lutut jika wastafel rendah
7. Basahi tangan dengan posisi siku lebih tinggi dari ujung-
ujung jari
8. Menyabuni tangan dengan sabun cair/hibiscrub pakai
sebanyak 2-4 cc (1 sendok teh) untuk sabun deterjen
sesuai dengan kebutuhan
9. Menggosok tangan secara melingkar, jari-jari, punggung
tangan sampai pergelangan tangan, gosok sela-sela jari.
Ulang beberapa kali untuk waktu 20-25 detik
10. Ulangi langkah 6 s.d 8 dan cuci tangan selama 1 menit
atau lebih lama 3 menit
11. Keringkan tangan menggunakan handuk
B. Mencuci tangan dengan desinfektan
Persiapan alat
4. Air yang mengalir/dua (2) baskom berisi air (1 baskom air
bersih dan 1 baskom lainnya berisi air dengan bahan
desinfektan)
5. Larutan desinfektan ( Lysol, savlon )
6. Handuk atau lap kering
Pelaksanaan
1. Melaksanakan prosedur sesuai ketentuan
2. Kuku dipotong pendek
3. Lepaskan semua perhiasan
4. Periksa tangan apabila ada perlukaan / lecet
5. Berdiri menghadap sink (wastafel) jangan menempelkan
pada wasthafel, tekuklah lutut jika wastafel rendah
6. Basahi tangan mulai dari ujung jari sampai siku dengan air
mengalir
7. Setelah itu rendam tangan sekurang-kurangnya 2 ( dua )
menit di dalam larutan desinfektan
8. Bilas dengan air bersih
9. Keringkan dengan handuk bersih dan kering

C. Mencuci tangan steril


Persiapan alat
11
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. Kran air mengalir yang mempunya tangkai panjang atau


khusus
2. Sikat steril dalam tempatnya
3. Sabun antimikrobial ( savlon atau iodofor )
Pelaksanaan
1. Periksa tangan dan jari terhadap luka / abrasi
2. Lepaskan semua perhiasaan. Lengan baju digulung
sampai di atas siku
3. Kran dibuka, tangan dibasahi sampai siku
4. Alirkan sejumlah sabun (2-5 ml) ke tangan sabuni dan
digosok dengan jari-jari sekurang-kurangnya 2 (dua) menit
5. Bersihkan kuku di bawah air mengalir dengan sikat steril
atau pengikir
6. Basahi sikat dan oleskan dengan sabun antimikrobial.
Sikat ujung jari tangan lengan dengan cara
 Sikat kuku tangan 25 kali gosokan
 Gunakan gerakan sirkular, sikat telapak tangan dan
permukaan anterior jari 10 kali gosokan
 Sikat bagian samping dan belakang setiap jari 10
kali gosokan per area
 Sikat pungung tangan 10 kali gosokan
7. Cuci sikat, oleskan kembali sabun
8. Sikat setiap permukaan lengan dengan gerakan sirkular
selama 10 kali gosokan. Buang sikat di tempat sampah
9. Dengan tangan fleksi, bilas menyeluruh dari ujung jari
sampai siku dalam satu kali gerakan, biarkan air mengalir
pada siku.
10. Ulangi langkah 6-9 untuk lengan yang lain
11. Pertahankan lengan fleksi, buang sikat kedua, matikan air
dengan siku
12. Gunakan handuk steril untuk mengeringkan satu tangan
secara menyeluruh dari jari ke siku dengan gerakan
melingkar. Keringkan dari area yang paling bersih ke area
kurang bersih. (pengeringan yang baik memudahkan
pemakaian sarung tangan) dan ulangi untuk tangan yang
lain
13. Pertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari
tubuh anda

DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

12
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHECKLIST KETRAMPILAN
MEMBUKA, MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
Membuka, memakai & melepas sarung tangan
PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan steril bila digunakan untuk prosedur steril
2. Sarung tangan tidak steril bila digunakan untuk tindakan tidak
steril
3. Bedak/Talk untuk ditaburkan ke tangan.

PELAKSANAAN
Membuka sarung tangan steril
1. Cuci tangan
2. Buka bungkus sarung tangan dengan hati-hati, jangan
sampai bersentuhan benda atau apa saja yang tidak steril
3. Membuka dengan memegang pinggir sarung tangan bagian
dalam
Memakai sarung tangan
1. Pegang tepi sarung tangan sesuai dengan tangan yang
dimaksud
2. Masukan jari-jari tangan pelan-pelan sambil jari agak
menekuk
2. Masukan jari-jari tangan sesuai dengan tempatnya
3. Setelah semua sesuai posisi, dorong ke bawah dengan jari-
jari lurus, sedangkan tangan lain menarik ke arah lengan
atas.
Melepas sarung tangan
1. Masukan jari pada sarung tangan yang berlawanan
2. Tarik kebawah dengan pelan—pelan sampai sarung tangan
lepas
3. Rendam sarung tangan dengan larutan klorin jika masih akan
dipakai lagi
4. Buang di tempat sampah jika hanya sekali pakai.
5. Cuci tangan
DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

13
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHECKLIST KETRAMPILAN
MEMBUKA, MEMAKAI DAN MELEPAS MASKER

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
Membuka, menggunakan & melepas masker

PERSIAPAN ALAT
Masker

PELAKSANAAN
Menggunakan Masker
1. Temukan tepi atas masker ( biasanya ada strip logam tipis di
tepinya )
2. Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian atasnya.
Ikatkan kedua tali tersebut di atas puncak belakang kepala
dengan tali di atas telinga
3. Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar leher dengan
masker tepat di bawah dagu
4. Dengan perlahan cubit, cubit pita logam atau sekitar batang
hidung anda

Melepaskan Masker
1. Jika menggunakan sarung tangan
(handscoon) lepaskan dan cuci tangan
2. Lepaskan kedua ikatan dan lipat
masker menjadi setengahnya dengan permukaan dalam
saling berhadapan
3. Buang masker ke dalam wadah
yang telah disediakan
4. Cuci tangan

DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

14
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

B. STERILISASI DAN DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI

Pengetian :
Suatu tindakan membunuh kuman patogen dan apatogen beserta sporanya pada
peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia

Jenis Peralatan yang disterilkan


 Peralatan yang terbuat dari logam,misalnya pinset, gunting ,spekulum dll
 Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya spuit, tabung kimia dll
 Peralatan yang terbuat dari karet misalnya kateter, sarung tangan, pipa
penduga lambung, drain dll
 Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanul rektum,kanul trakea dll
 Peralatan yang terbuat dari email misalnya bengkok ,baskom dll
 Peralatn yang terbuat dari porselen , misalnya mangkok, piring, cangkir dll
 Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dll
 Peralatan yang terbuat dari tenun misalnya kain kasa, tampan, duk operasi,
sprei, sarung bantal dll

Prosedur Pelaksanaan
1. Sterilisasi dengan cara merebus
Sterilkan peralatan dengan cara merebusnya di dalam air hingga mendidih
( 100 derajat celcius) dan tunggu 15 – 20 menit. Misalnya peralatan dari logam,
kaca, dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Sterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoklaf dengan waktu, suhu
dan tekanan tertentu. Misalnya, alat tenun, obat – obatan.dll
3. Sterilisasi dengan cara panas kering
Sterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi. Misalnya peralatan logam,
benda tajam, peralatan dari kaca, dan obat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Sterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia, seperti alkohol,
sublimat, dan uap formalin, khsunya untuk peralatan yang cepat rusak jika
terkena panas, misalnya sarung tangan, kateter dll

1. Membuat Larutan Desinfektan


2. Membersihkan dan Mensterilkan Sarung Tangan
Persiapan alat
 Sarung tangan
 Sabun
 Kain Pengering
 Talk
 Tablet – tablet formalin
 Tromol/stoples

Prosedur Pelaksanaan
a. Bersihkan sarung tangan dan periksa apakah ada kebocoran yaitu
dengan memasukkan udara ke dalam sarung tangan , kemudian
celupkan ke dalam air bersih. Jika di temukan kebocoran pisahkan.
b. Keringkan dengan menggantungkan dulu sarung tangan, lalu lap kain
pengering pada kedua sisinya dengan hati – hati jangan sampai sobek
c. Bedaki tipis – tipis pada ke dua sisinya kemudian atur sarung tangan
sepasang – sepasang.
d. Sterilkan sarung tangan di dalam tromol/stoples tertutup yang berisi
formalin selama 24 jam ( di hitung mulai dari jam di masukkan )
15
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

e. Selesaikan bereskan alat – alat dan simpan di tempat semula

3. Mensterilkan Dengan cara membakar


Persiapan alat
Lampu spiritus
Spiritus bakar ( brand spiritus)
Korek api
Piala ginjal berisi air
Beberapa buah kapas bulat
Korentang steril
Tromol yang berisi kasa steril
Lap Biru

Prosedur Pelaksanaan
a. Cuci terebih dahulu alat – alat yang disterilkan,kemudian
keringkan hingga kering
b. Letakkan alat – alat keperluan di atas meja
c. basahi bola kapas dengan spiritus bakar, jangan terlalu
basah,kemudian letakkan di dalam alat yang akan di sterilkan
d. Nyalakan lampu
e. Ambil dengan korentang steril, kapas bulat yang sudah di
basahi dengan spiritus bakar dan nyalakan. Setelah itu, sterilkan bagian
dalam dan tutup alat – alat di vlamber.
f. .Setelah selesai, , buang kapas dalam piala ginjal berisi air,
Setelah seteril segera tutup alat – alat, kemudian bersihkan bagian yang
telah disterilkan dengan kasa /stuffer steril.
g. Selesaikan bereskan alat – alat dan simpan di tempat semula

4. Mendisinfeksi dan Mensterilkan Alat-alat dari logam


Persiapan alat
Menyediakan kom berisi air bersih atau air mengalir
Piala ginjal
Sabun
Lap
Sterilisator
Kain Kasa
Prosedur Pelaksanaan
a. Setelah dipergunakan, bilas semua alat di bawah air mengalir, kemudian
rendam dalam larutan lisol 2% selama 2 jam ( bekas penyakit menular
direndam selama 24 jam )
b. Kemudian , cuci setiap alat dengan sabun, bilas sampai bersih
c. Setelah dibersihkan , masukkan ke dalam sterilisator setelah air di
dalamnya mendidih selama 15 – 20 menit, sedangkan untuk alat – alat
logam ,seperti pisau ,gunting dsb, masukkan setelah air mendidih selama
3 – 5 menit.
d. Setelah alat – alat seteril, angkat dengan korentang steril, lalu simpan dan
atur dalam baki steril atau masukkan ke dalam instrumen vloistof.
e. Bereskan alat – alat dan simpan di tempat semula

5. Mendisinfeksi dan Mensterilkan Alat-alat dari karet


Persiapan alat
Bensin
Spuit
Kapas
Prosedur Pelaksanaan
a. Bersihkan alat – alat dan bersihkan bekas plester dengan bensin.

16
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

b. Setelah direndam dalam larutan lisol 2 % selama 2 jam, bilas


kateter,sonde dan cuci dengan sabun.Bersihkan bagian dalamnya
dengan spuit/semprit atau dengan air mengalir sambil dipijit sampai
bersih.
c. Setelah itu, rebus selama 3 – 5 menit dalam air mendidih ( masukkan
alat – alat setelah air mendidih )
d. Bereskan alat – alat dan simpan di tempat semula

MEMBERSIHKAN DAN MENSTERILKAN SARUNG TANGAN

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
 Sarung tangan
 Sabun
 Kain Pengering
 Talk
 Tablet – tablet formalin
 Tromol/stoples

B.TAHAP KERJA
1. Bersihkan sarung tangan dan periksa
apakah ada kebocoran yaitu dengan memasukkan udara
ke dalam sarung tangan , kemudian celupkan ke dalam
air bersih. Jika di temukan kebocoran pisahkan.
2. Keringkan dengan menggantungkan dulu sarung tangan,
lalu lap kain pengering pada kedua sisinya dengan hati –
hati jangan sampai sobek
3. Bedaki tipis – tipis pada ke dua sisinya kemudian atur
sarung tangan sepasang – sepasang.
4. Sterilkan sarung tangan di dalam tromol/stoples tertutup
yang berisi formalin selama 24 jam ( di hitung mulai dari
jam di masukkan )
5. Selesaikan bereskan alat – alat dan simpan di tempat
semula

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

17
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MENSTERILKAN DENGAN CARA MEMBAKAR ( VLAMBEREN)

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
Lampu spiritus
Spiritus bakar ( brand spiritus)
Korek api
Piala ginjal berisi air
Beberapa buah kapas bulat
Korentang steril
Tromol yang berisi kasa steril
Lap Biru

D.TAHAP KERJA
1. Cuci terebih dahulu alat – alat
yang disterilkan,kemudian keringkan hingga kering
2. Letakkan alat – alat keperluan di
atas meja
3. basahi bola kapas dengan spiritus
bakar, jangan terlalu basah,kemudian letakkan di dalam
alat yang akan di sterilkan
4. Nyalakan lampu
5. Ambil dengan korentang steril,
kapas bulat yang sudah di basahi dengan spiritus bakar
dan nyalakan. Setelah itu, sterilkan bagian dalam dan
tutup alat – alat di vlamber.
6. .Setelah selesai, , buang kapas
dalam piala ginjal berisi air, Setelah seteril segera tutup
alat – alat, kemudian bersihkan bagian yang telah
disterilkan dengan kasa /stuffer steril.
7. Selesaikan bereskan alat – alat dan
simpan di tempat semula

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

18
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MENDESINFEKSI DAN MENSTERILKAN ALAT – ALAT DARI LOGAM

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
Menyediakan kom berisi air bersih atau air mengalir
Piala ginjal
Sabun
Lap
Sterilisator
Kain Kasa

B .TAHAP KERJA
1. Setelah dipergunakan, bilas semua alat di bawah air
mengalir, kemudian rendam dalam larutan lisol 2%
selama 2 jam ( bekas penyakit menular direndam selama
24 jam ).
2. Kemudian , cuci setiap alat dengan sabun, bilas sampai
bersih
3. Setelah dibersihkan , masukkan ke dalam sterilisator
setelah air di dalamnya mendidih selama 15 – 20 menit,
sedangkan untuk alat – alat logam ,seperti pisau ,gunting
dsb, masukkan setelah air mendidih selama 3 – 5 menit.
4. Setelah alat – alat seteril, angkat dengan korentang steril,
lalu simpan dan atur dalam baki steril atau masukkan ke
dalam instrumen vloistof.
5. Bereskan alat – alat dan simpan di tempat semula

KETERANGAN
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

19
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MENDESINFEKSI DAN MENSTERILKAN ALAT – ALAT DARI KARET

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
Persiapan alat
Bensin
Spuit
Kapas

B .TAHAP KERJA
1. Bersihkan alat – alat dan bersihkan bekas plester
dengan bensin.
2. Setelah direndam dalam larutan lisol 2 % selama 2 jam,
bilas kateter,sonde dan cuci dengan sabun.Bersihkan
bagian dalamnya dengan spuit/semprit atau dengan air
mengalir sambil dipijit sampai bersih.
3. Setelah itu, rebus selama 3 – 5 menit dalam air mendidih
( masukkan alat – alat setelah air mendidih )
4. Bereskan alat – alat dan simpan di tempat semula.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

20
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MODUL II
KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
DAN HYGIENE LINGKUNGAN

21
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. PERSONAL HYGIENE

1. Memandikan Pasien
Merupakan tindakan keperawatan dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan
Tujuan
Menjaga kebersihan tubuh,mencegah infeksi akibat kulit
kotor,memperlancar system peredaran darah dan menpertahankan
kenyamanan pasien.

Alat dan bahan:


a. Baskom mandi dua buah,masing-masing berisi air dingin dan
air hangat.
b. Pakaian pengganti
c. Kain penutup
d. Handuk,sarung tangan pengusap badan
e. Tempat untuk pakaian kotor
f. Sampiran
g. Sabun mandi
h. Sabun

Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Atur posisi pasien
d. Melakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan
membentangkan handuk dibawah kepala,kemudian bersihkan
muka,telinga,dan leher dan sarung tangan pengusap,kemudian
keringkan dengan handuk
e. Kain penutup diturunkan,kedua tangan pasien diangkat dan
pindahkan handuk ke dada pasien. Kemudian kembalikan kedua
tangan ke posisi awal di atas handuk,lalu basahi kedua tangan
dengan air bersih.keringkan dengan handuk.
f. Kedua tangan diangkat,handuk dipindahkan disisi pasien,bersihkan
daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.
g. Miringkan pasien kekiri,handuk dibentangkan di bawa punggung
sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea lalu keringkan
dengan handuk. Selanjutnya miringkan pasien kekanan dan lakukan
hal yang sama,kemudian kembalikan pasien pada posisi terlentang
dan pasangkan pakaian dengan rapih.
h. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki.kaki yang pling
jauh dibersihkan lebih dahulu dan keringkan dengan handuk.
i. Ambil handuk dan letakkan dibawa glutea.pakaian bawah perut
dibuka,lalau bersihkan daerah lipatan paha dan daerah genitalia.
Setelah selesai pasang pakaian dengan rapih.
j. Cuci tangan.
Merupakan tindakan keperawatan dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan
Tujuan
Menjaga kebersihan tubuh,mencegah infeksi akibat kulit
kotor,memperlancar system peredaran darah dan menpertahankan
kenyamanan pasien.

22
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Alat dan bahan:


a. Pakaian pengganti
b. Kain penutup
c. Handuk,sarung tangan pengusap badan
d. Tempat untuk pakaian kotor
e. Sampiran
f. Sabun mandi
g. Sabun

Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Atur posisi pasien
d. Melakukan tindakan memandikan pasien yang diawali dengan
membentangkan handuk dibawah kepala,kemudian bersihkan
muka,telinga,dan leher dan sarung tangan pengusap,kemudian
keringkan dengan handuk
e. Kain penutup diturunkan,kedua tangan pasien diangkat dan
pindahkan handuk ke dada pasien. Kemudian kembalikan kedua
tangan ke posisi awal di atas handuk,lalu basahi kedua tangan
dengan air bersih.keringkan dengan handuk.
f. Kedua tangan diangkat,handuk dipindahkan disisi pasien,bersihkan
daerah dada dan perut, lalu keringkan dengan handuk.
g. Miringkan pasien kekiri,handuk dibentangkan di bawa punggung
sampai glutea dan basahi punggung hingga glutea lalu keringkan
dengan handuk
h. Selanjutnya miringkan pasien kekanan dan lakukan hal yang
sama,kemudian kembalikan pasien pada posisi terlentang dan
pasangkan pakaian dengan rapih.
i. Letakkan handuk di bawah lutut lalu bersihkan kaki.kaki yang pling
jauh dibersihkan lebih dahulu dan keringkan dengan handuk.
j. Ambil handuk dan letakkan dibawa glutea.pakaian bawah perut
dibuka,lalau bersihkan daerah lipatan paha dan daerah genitalia.
k. Setelah selesai pasang pakaian dengan rapih.
l. Cuci tangan.

2. Vulva Hygiene
Merupakan tindakan perawatan pada pasien yang tidak mampu
membersihkan vulva sendiri. Tujuannya adalah mencegah terjadinya
infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva.

Alat dan bahan:


a. Kapas sublimate atau desinfektan
b. Pinset
c. Bengkok
d. Pispot
e. Tempat membersihkan (cebok) yang berisi larutan
f. Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
g. Pengalas
h. Sarung tangan

Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur kepada pasien
b. Cuci tangan
23
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

c. Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent


d. Pasang pengalas dan pispot diletakan di bawah glutea pasien
e. Gunakan sarung tangan
f. Lakukan tindakan perawatan kebersihan vulva dengan meletakkan
tangan kiri untuk membuka vulva dengan memakai kapas sublimate
dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan.
g. Kemudian ambil kapas sublimate dengan pinset, bersihkan vulva dari
atas ke bawah dan kapas kotor dibuang ke bengkok,lakukan hingga
bersih.
h. Setelah selesai,ambil pispot dan atur posisi pasien
i. Cuci tangan.

3. Merawat Kulit
Merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada
kulit, yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih
lanjut, Khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan).

Tujuan
Mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama
dan tidak hilang.

Alat dan bahan:


a. Baskom cuci
b. Sabun
c. Air
d. Balutan
e. Pelindung kulit
f. Plester
g. Sarung tangan

Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur kerja pada pasien
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Tutup pintu ruangan
d. Atur posisi pasien
e. Kaji luka/kulit tertekan dengan memperhatikan
warna,kelembapan,penampilan sekitar kulit,ukur diameter kulit,ukur
kedalaman.
f. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara
menyeluruh dengan air.
g. Perlahan-lahan eringkan kulit secara menyeluruh dan disertai dengan
pijatan.
h. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutan
pembersih,gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
i. Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
j. Catat hasil
k. Cuci tangan

4. Oral Hygiene
Merupakan tindakan keperawatan kepada pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan cara membersihkan
serta menyikat gigi dan mulut secara teratur.Tujuan perawatan ini adalah
mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan
mulut, membantu menambah napsu makan, serta menjaga kebersihan
gigi dan mulut.
Alat dan bahan:
24
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

a. Handuk dan kain pengalas


b. Gelas kumur berisi (air mask/NaCl,Obat kumur,dan Boraks gliserin)
c. Spatel lidah telah dibungkus kain kasa
d. Kapas lidi
e. Bengkok/Nierbekken
f. Kain kasa
g. Pinset atau arteri klem
h. Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur kerja
a. jelaskan prosedur kepada pasien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi pasien
d. Pasang handuk di bawah dagu dan pipi pasien
e. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl
f. Anjurkan pasien untuk membuka mulutdengan sudip lidah bila pasien
tidak sadar.
g. Pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut,gusi,gigi,lidah,bibir
dan bila sudah kotor letakan di bengkok.
h. Lakukan hingga bersih, setelah itu oleskan boraks gliserin
i. Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan geraan naik
turundan bilas dan keringkan.
j. Cuci tangan

5. Mencuci Rambut
Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan
menggunakan sabun atau sampo kemudian dibilas dengan air bersih
samapai bersih
Tujuan
Membersihkan kuman-kuman yang ada pada kulit kepala,menambah rasa
nyaman,membasmi kutu dan ketombe yang melekat pada kulit kepala
serta memperlancar system peredaran darah di bawah kulit, rambut tetap
bersih dan terpelihara.

Dilakukan
Jika rambut kotor
Pada klien yang akan menjalani operasi
Secara rutin 5 hari sekali,jika keadaan klien memungkinkan
Setelah dipasang kap kutu.
Alat dan bahan:
Baki berisi :
a. Dua buah sisir
b. Dua buah handuk
c. Satu buah waslap
d. Sarung tangan bersih
e. Kapas dan tempatnya
f. Sampo
g. Alas ( handuk/perlak)
h. Talang karet
i. Kom kecil (mangkok) serta kain kasa dalam tempatnya 2-3 potong
i. Bengkok berisi larutan lisol
j. Celemek
k. Handuk secukupnya
l. Gayung
m. Ember kosong
25
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

n. Ember berisi air bersih


o. Kain pel
p. Ceret/termos berisi air panas

Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Tutup jendela atau pasang sampiran
d. Pakai celemek
e. Pakai sarung tangan
f. Atur posisi tidur klien senyaman mungkin dengan kepala dekat sisi
tempat tidur
g. Pasang perlak dan handuk di bawah kepala klien
h. Letakkan ember yang dialasi kain pel di lantai, di bwah kepala klien
i. Pasang talang karet dan arahkan ke ember kosong
j. Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klien
dengan waslap
k. Tutup dada dengan handuk sampai lehersisir rambut kemudian
siram dengan air hangat dengan menggunakan gayung
l. Gosok pangkal rambut dengan kain kasa yang telah diberi sampo
kemudian urut dengan ujung jari. Kasa kotor dibuang di bengkok
m. Bilas rambut sampai bersih kemudian keringkan
n. Angkat tutup telingan dan mata.
o. Angkat talang, masukan dalam ember dan letakan handuk
dalam baki
p. Kembalikan klien dalam posisi semula dengan cara
mengangkat kepala dan alasnya serta meletakkannya di atas
bantal
q. Sisir kembali rambut klien dan biarkan kering
r. Rapikan klien
s. Lepas sarung tangan dan celemek
t. Bereskan alat
u. Cuci tangan

6. Merawat KuliT
Merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada
kulit, yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih
lanjut, Khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan).

Tujuan
Mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama
dan tidak hilang.

Alat dan bahan:


a. Baskom cuci
b. Sabun
c. Air
d. Balutan
e. Pelindung kulit
f. Plester
g. Sarung tangan

Prosedur kerja
b. Jelaskan prosedur kerja pada pasien
c. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
d. Tutup pintu ruangan
e. Atur posisi pasien
26
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

f. Kaji luka/kulit tertekan dengan memperhatikan


warna,kelembapan,penampilan sekitar kulit,ukur diameter kulit,ukur
kedalaman.
g. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara
menyeluruh dengan air.
h. Perlahan-lahan eringkan kulit secara menyeluruh dan disertai dengan
pijatan.
Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau larutan
pembersih,gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
Setelah selesai berikan obat atau agen topical.
Catat hasil
Cuci tangan

7. Menyisir Rambut
Pengertian
Mengatur rambut dengan serapi – rapinya dengan menggunakan sisir

Tujuan
Menjaga rambut tetap bersih , rapi dan terpelihara
Membantu merangsang sirkulasi darah pada kulit kepala
Membantu mendistribusikan minyak rambut
Menkaji dan memantau masalah pada rambut
Memberikan perasaan senang pada klien
Mencegah terjadinya sarang kutu
Menambah kepercayaan diri

Dilakukan
Pada klien yang tidak bisa menyisir sendiri
Setiap selesai mandi bila perlu

Persiapan alat
Baki berisi :
 Sisir
 Alas/handuk
 Bengkok berisi larutan lisol 2-3 %
 Potongan kertas tisu dalam tempatnya
 Bengkok kososng
 Tali pita atau karet pengikat rambut jika perlu
 Minyak rambut jika perlu
Prosedur Pelaksanaan
a. Bawa alat ke dekat klien
b. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur
c. Cuci tangan
d. bentangkan handuk di bawah kepala klien kemudian
dimiringkan
e. kaji kulit kepala
f. bagi rambut menjadi 2 bagian
g. Sisir rambut mulai dari ujung, makin lama makin ke atas
sampai pangkal rambut
h. Kumpulkan rambut yang rontok dan bungkus dengan kertas
kemudian buang ke dalam bengkok kosong
i. Ikat ujung rambut yang panjang ( buat jalinan ) jika perlu
j. Setelah menyisir rambut klien, bersihkan sisir dengan kertas
tisu kemudian masukan dalam bengkok yang berisi lisol kepala klien
kemudian rapikan.
k. Bereskan alat
l. Cuci tangan
27
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MODUL III
KEBUTUHAN ISTIRAHAT
DAN TIDUR

28
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

1. Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup


Pengertian
Yang di maksud dengan tempat tidur tertutup adalad tempat tidur yang
sudah di siapkan dan masih tertutup dengan seprai penutup (overlaken).

Tujuan
Tujuan menyiapkan tempat tidur tertutup adalah:
- dapat di pakai sewaktu-waktu;
- kelihatan selalu rapih;
- memberikan parasaan senang dan nyaman pada pasien.

Persiapan alat-alat
Alat-alat yang perlu di sediakan untuk menyipkan tempat tidur tertutup
adalah :
- tempat tidur, kasur, dan bantal ;
- alat-alat tenun; untuk memudahkan cara kerja, maka alat-alat tenun
harus di lipat dan di susun menurut urutan pemakaian :
- alas kasur atau sarung kasur; dengan ukuran1,80-2 m ;
- perlak (zeil) 1m dengan pinggir kanan / kiri di sambung dengan ½ m
kain belacu ;
- seprai melintang (steeklaken) 2-1,50 m ;
- seprai atas (bovenlaken) 2,50-2 m;
- selimut;
- sarung bantal;
- seprai penutup (bovenlaken) 2,50-2 m.

Cara bekerja
Cara menyiapkan tempat tidur tertutup adalah sebagai berikut:
- Mencuci tangan.
- Meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan di susun di atas meja
bersih.
- Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya ke arah dalam
rangka tempat tidur pada tiap sudut.
- Meletakkan seprei dengan lipatan memanjang yang menentuakan garis
tengahnya di tengah-tangah tampat tidur.
- Memasukkan seprei pada bagian kepala kurang lebih 25 cm di bawah
kasur, kemudian di buat sudut.
- Memasukkan seprei pada bagian kaki kurang lebih 25 cm di bawah
kasur, kemudian di buat sudut.
- Memasukkan seprei pada bagian kaki kurang lebih 25 cm di bawah
kasur dan di buat sudut (gambar 5)
- Jika seprei tidak sesuai ukurannya, maka masukkan bagian kepala lebih
banyak dari pada bagian kaki.
- Memasukkan seprei bagian sisi ke bawah kasur ( sisi tempat perawat
berdiri).
- Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari garis kasur bagian
kepala, demikian juga seprei melintang, dan masukkan sama-sama ke
bawah kasur.
- Meletakkan seprei atas secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian
kepala mulai dari garis kasur; masukkan bagian kaki ke bawah kasur.

29
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

- Melipat selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur bagian kapala dan
masukkan bagian kaki kebawah kasur.
- Melipat seprei atas bagian atas garis selimut.
- Memasukkan bantal ke dalam sarungnya dan meletakkan bantal dengan
bagian yang tertutup ke jurusan pintu.
- Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi.
- Memasang seprei penutup.
- Mencuci tangan.
Catatan : - bila perasat di lakukan oleh dua orang, cara bekerja adalah
masing- masing petugas berdiri pada sisi kanan dan mereka
mengerjakannya bersama-sama.

2. Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka


Pengertian
Yang di maksud dengan tempat tidur terbuka adalah tempat tidur yang
sudah di siapkan tanpa seprei penutup, seprei atas/selimut di lipat
kebawah pada bagian kaki.

Tujuan
Tujuan menyiapkan tempat tidur terbuka:
-dapat segera di pakai
Pelaksanaan
menyiapkan tempat tidur terbuka di lakukan/di laksanakan jika:
- ada pasien baru;
- ada pasien diizinkan berjalan.
Persiapan alat-alat
Alat-alat yang harus di sediakan untuk menyiapkan tempat tidur terbuka
sama dengan alat-alat yang harus di sediakan untuk menyiapkan tempat
tidur tertutup hanya tanpa seprei penutup.
Cara bekerja
Cara menyiapkan tempat tidur terbuka adalah sebagai berikut :
- kalau sudah tersedia tempat tidur tertutup, hanya seprei penutup yang di
angkat dan di lipat sebagaimana mestinya, lalu di simpan.
- melipat seprei atas dan selimu, kemudian di tarik ke bagian kaki, lalu di
lipat bersusun.
Perhatian :
− Alat-alat tenun yang sudah robek tidak boleh di gunakan.
− Memasang alat-alat tenun harus tegang dan rasa supaya rapi dan enak
di tiduri.
− Alat-alat tenun jangan sampai terselip ke bawah alas kasur

3. Menyiapkan Tempat Tidur Untuk Pasien Pasca Bedah


Pengertian
Yang di maksut dengan tempat tidur untuk pasien pasca bedah adalah
tempat tidur yang di siapkan untuk pasien pasca yang mendapat obat bius
(narkose).

Tujuan
Tujuan menyiapkan tempat tidur ini adalah :
- menghangatkan pasien;
- mencegah penyulit (komplikasi) pasca bedah;
- alat-alat tenun tidak kotor;
- memudahkan perawatan.

Persiapan alat-alat
Alat-alat yang harus di sediakan untuk menyiapkan tempat tidur ini :
30
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

- alat-alat tenun untuk tempat tidur terbuka di tambah satu selimut,


- dua buli-buli panas,
- perlak serta handuk dalam satu gulungan, handuk di bagian dalam.

Cara bekerja
Cara menyiapkan tampat tidur untuk pasien pasca bedah adalah sebagai
berikut :
- Mencuci tangan.
- Mengangkat dan melipat seprei penutup jika tersedia tempat tidur
tertutup.
- Mengangkat bantal dan membentangkan gulungan perlak dan handuk
pada bagian kepala.
- Melepaskan selimut dan seprei atas pada bagian kaki dari bawah kasur
dan kemudian di lipat ke atas.
- Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan
tempat tidur.
- Meletakkan buli-buli panas di atas seprei bagian kaki, diarahkan
mulutnya ke pinggir tempat tidur.
- Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien di baringkan setelah
kembali dari kamar bedah (gambar 8)
- Melipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dan seprei atas
dari sisi tempat pasien akan masuk sampai batas pinggir kasur, lalu di
lipat sampai sisi yang lain.
- Meletakkan pasien di atas tempat tidur.
- Menarik kembali lipatan tadi untuk menutup pasien.
- Memasukkan kembali selimut dan seprei atas di bagian kaki ke bawah
kasur, jika pasien sudah sadar.
- Mencuci tangan.
Perhatian : - Alat-alat tenun harus selalu bersih.
- Tutup buli-buli panas harus di periksa supaya jangan
sampai longgar atau terlepas.
- Buli-buli panas dapat di pakai kembali bila di perlukan.

4. Menganti Alat Tenun dengan Klien diatasnya


Tujuan
Memberikan perasaan nyaman pada pasien, mencegah terjadinya
dekubitus, serta memelihara kebersihan dan kerapian. Dilakukan pada
tempat tidur pasien yang bed rest total ( sakit keras/tidak sadar/koma)
Persiapan Alat
h. Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
i. Kursi atau bangku
j. Tempat linen kotor yang memiliki tutup
k. Dua ember berisi larutan disinfektan dan air bersih
l. Lap kerja 3 buah
Persiapan pasien
Beri tahu pasien bila memungkinkan ( jika pasien sadar)
Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
2. Dekatkan alat-alat pada posisi ergonomis
3. Bersihkan rangka tempat tidur
4. Bantal dan selimut pasien yang tidak perlu diletakkan di kursi
5. Pasien dimiringkan ke satu sisi
6. Lepaskan alat tenun ke bagian yang kosong dari bawah kasur
digulungsatu persatu sampai di bawah punggung pasien.
7. Stik laken digulung ke tengah sejauh mungkin
8. Perlak dibersihkan dengan larutan disinfektan kemudian dikeringkan
lalu digulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
31
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

9. Laken/sepray besar digulung ke tengah tempat tidur sejauh


mungkin
10. Bentangkan sepray besar bersih, lalu gulung setengah bagian.
Gulungan diletakkan di bagian bawah punggung pasien, setengan
bagian lagi ditekkan dan dipasangkan di bawah kasur.
11. Gulung perlak dan ratakan kembali
12. Bentangkan stik laken bersih diatas perlaksetengah bagian digulung
dan diletakkan di bawah punggung pasien. Stengah bagian lagi
diletakkan dan diratakan diatas perlak lalu dimasukkan di bawah
kasur bersama dengan perlak.
13. Setelah selesai dan rapipada satu bagian pasien dimiringkan
kearah berlawanan yang sebelumnya sudah dibersihkan.
14. Lepaskan alat tenun yang kotor di bawah kasur
15. Angkat stik laken yang kotor dan masukkan pada tempat kain kotor
16. Bersihkan perlak kemudian gulung ke tengah
17. Lepaskan laken kotor dan kemudian massukan ke temapat kain
kotor
18. Bersihkan kasur
19. Buka gulungan laken dari bwah punggung pasien tarik dan ratakan
setegang mungkin kemudian masukkan ke bawah kasur.
20. Pasang perlak dan stik laken
21. Lepaskan sarung bantal dan guling dan ratakan isinya kemudian
pasang sarung yang bersih
22. Susun bantal dan kembalikan pasien apda posis semula
23. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
24. Bereskan alat-lat
25. Cuci tanagn
Evaluasi
Evaluasi respon klien seteah dilakukan tindakan
Dokumentasi
Catat waktu dan tanggal pelaksanaan

CHECKLIST TEMPAT TIDUR TERTUTUP

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
- tempat tidur, kasur, dan bantal ;
- alat-alat tenun; untuk memudahkan cara kerja, maka alat-
alat tenun harus di lipat dan di susun menurut urutan
pemakaian :
- alas kasur atau sarung kasur; dengan ukuran1,80-2 m ;
- perlak (zeil) 1m dengan pinggir kanan / kiri di sambung
dengan ½ m kain belacu ;
- seprai melintang (steeklaken) 2-1,50 m ;
- seprai atas (bovenlaken) 2,50-2 m;
- selimut;
- sarung bantal;
- seprai penutup (bovenlaken) 2,50-2 m.

B. TAHAP PREINTERAKSI
32
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis


klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan di
lakukan

D.TAHAP KERJA
- Mencuci tangan.
- Meletakkan alat-alat tenun yang sudah dilipat dan di
susun di atas meja bersih.
- Memasang alas kasur dan mengikatkan tali-talinya ke
arah dalam rangka tempat tidur pada tiap sudut.
- Meletakkan seprei dengan lipatan memanjang yang
menentuakan garis tengahnya di tengah-tangah tampat
tidur.
- Memasukkan seprei pada bagian kepala kurang lebih 25
cm di bawah kasur, kemudian di buat sudut.
- Memasukkan seprei pada bagian kaki kurang lebih 25 cm
di bawah kasur, kemudian di buat sudut.
- Memasukkan seprei pada bagian kaki kurang lebih 25 cm
di bawah kasur dan di buat sudut (gambar 5)
- Jika seprei tidak sesuai ukurannya, maka masukkan
bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki.
- Memasukkan seprei bagian sisi ke bawah kasur ( sisi
tempat perawat berdiri).
- Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari
garis kasur bagian kepala, demikian juga seprei
melintang, dan masukkan sama-sama ke bawah kasur.
- Meletakkan seprei atas secara terbalik dengan jahitan
lebar di bagian kepala mulai dari garis kasur; masukkan
bagian kaki ke bawah kasur.
- Melipat selimut kurang lebih 25 cm dari garis kasur
bagian kapala dan masukkan bagian kaki kebawah kasur.
- Melipat seprei atas bagian atas garis selimut.
- Memasukkan bantal ke dalam sarungnya dan meletakkan
bantal dengan bagian yang tertutup ke jurusan pintu.
- Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang tadi.
- Memasang seprei penutup.
- Mencuci tangan.

E. TAHAP TERMINASI
 Evaluasi kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
 Akhiri pertemuan dengan
cara yang baik

F. DOKUMENTASI
1.Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
33
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST TEMPAT TIDUR TERBUKA

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
- tempat tidur, kasur, dan bantal ;
- alat-alat tenun; untuk memudahkan cara kerja, maka alat-
alat tenun harus di lipat dan di susun menurut urutan
pemakaian :
- alas kasur atau sarung kasur; dengan ukuran1,80-2 m ;
- perlak (zeil) 1m dengan pinggir kanan / kiri di sambung
dengan ½ m kain belacu ;
- seprai melintang (steeklaken) 2-1,50 m ;
- seprai atas (bovenlaken) 2,50-2 m;
- selimut;
- sarung bantal;

B. TAHAP PREINTERAKSI
i. Cek catatan
keperawatan dan catatan medis klien
ii. Cuci tangan
iii. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
 Memberi salam kepada klien
 Memperkenalkan nama perawat
 Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

D.TAHAP KERJA
Cara menyiapkan tempat tidur terbuka adalah sebagai berikut :
1. kalau sudah
tersedia tempat tidur tertutup, hanya seprei penutup yang di
angkat dan di lipat sebagaimana mestinya, lalu di simpan.
2. melipat
seprei atas dan selimut, kemudian di tarik ke bagian kaki, lalu
34
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

di lipat bersusun.
E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik
F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST TEMPAT TIDUR UNTUK PASIEN PASCA BEDAH (Aether Bed)


Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
- alat-alat tenun untuk tempat tidur terbuka di tambah satu
selimut,
- dua buli-buli panas,
- perlak serta handuk dalam satu gulungan, handuk di
bagian dalam.

B. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
 Memberi salam kepada klien
 Memperkenalkan nama perawat
 Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan
D.TAHAP KERJA
1. Mencuci tangan.
2. Mengangkat dan melipat seprei
penutup jika tersedia tempat tidur tertutup.
3. Mengangkat bantal dan membentangkan gulungan perlak
dan handuk pada bagian kepala.
35
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

4. Melepaskan selimut dan seprei atas pada bagian kaki


dari bawah kasur dan kemudian di lipat ke atas.
5. Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh
permukaan tempat tidur.
6. Meletakkan buli-buli panas di atas seprei bagian kaki,
diarahkan mulutnya ke pinggir tempat tidur
7. Mengangkat buli-buli panas sebelum pasien di baringkan
setelah kembali dari kamar bedah (gambar 8)
8. Melipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut
dan seprei atas dari sisi tempat pasien akan masuk
sampai batas pinggir kasur, lalu di lipat sampai sisi yang
lain.
9. Meletakkan pasien di atas tempat tidur.
10. Menarik kembali lipatan tadi untuk menutup pasien.
11. Memasukkan kembali selimut dan seprei atas di bagian
kaki ke bawah kasur, jika pasien sudah sadar.
12. Mencuci tangan.

E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik

F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

…………………………)

CHECKLIST MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN KLIEN DIATASNYA

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
a. Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
b. Kursi atau bangku
c. Tempat linen kotor yang memiliki tutup
d. Dua ember berisi larutan disinfektan dan air bersih. Lap
kerja 3 buah
B. TAHAP PREINTERAKSI
Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
Cuci tangan
Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
 Memberi salam kepada klien
36
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

 Memperkenalkan nama perawat


 Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan jika pasien sadar

D.TAHAP KERJA
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
2. Dekatkan alat-alat pada posisi ergonomis
3. Bersihkan rangka tempat tidur
4. Bantal dan selimut pasien yang tidak perlu diletakkan
di kursi
5. Pasien dimiringkan ke satu sisi
6. Lepaskan alat tenun ke bagian yang kosong dari
bawah kasur digulungsatu persatu sampai di bawah
punggung pasien.
7. Stik laken digulung ke tengah sejauh mungkin
8. Perlak dibersihkan dengan larutan disinfektan
kemudian dikeringkan lalu digulung ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin.
9. Laken/sepray besar digulung ke tengah tempat tidur
sejauh mungkin
10. Bentangkan sepray besar bersih, lalu gulung setengah
bagian. Gulungan diletakkan di bagian bawah
punggung pasien, setengan bagian lagi ditekkan dan
dipasangkan di bawah kasur.
11. Gulung perlak dan ratakan kembali
12. Bentangkan stik laken bersih diatas perlaksetengah
bagian digulung dan diletakkan di bawah punggung
pasien. Stengah bagian lagi diletakkan dan diratakan
diatas perlak lalu dimasukkan di bawah kasur bersama
dengan perlak.
13. Setelah selesai dan rapipada satu bagian pasien
dimiringkan kearah berlawanan yang sebelumnya
sudah dibersihkan.
14. Lepaskan alat tenun yang kotor di bawah kasur
15. Angkat stik laken yang kotor dan masukkan pada
tempat kain kotor
16. Bersihkan perlak kemudian gulung ke tengah
17. Lepaskan laken kotor dan kemudian massukan ke
temapat kain kotor
18. Bersihkan kasur
19. Buka gulungan laken dari bwah punggung pasien tarik
dan ratakan setegang mungkin kemudian masukkan
ke bawah kasur.
20. Pasang perlak dan stik laken
21. Lepaskan sarung bantal dan guling dan ratakan isinya
kemudian pasang sarung yang bersih
22. Susun bantal dan kembalikan pasien apda posis
semula
23. Ganti selimut kotor dengan yang bersih
24. Bereskan alat-lat
25. Cuci tanagn
E. TAHAP TERMINASI
Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan
Berikan umpan balik pada klien
Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
G. DOKUMENTASI
37
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

B. PEMENUHAN KEBUTUHAN BODY ALIGMENT

1. Pengertian
Bodi aligment adalah susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam berhubungan
dengan bagian yang lain untuk meningkatkan keseimbangan dan memaksmalkan
fungsi tubuh dalam berbagai posisi klien yang sesuai. Bodi aligment yang baik adalah
dengan mempertahankan keseimbangan sepanjang garis gravitasi.
2. Pengaturan posisi pasien di tempat tidur
a. Posisi Fowler
b. Posisi Prone
c. Posisi Lateral
d. Posisi Sim
e. Posisi Dorsal Recumbent

MEKANIK TUBUH DAN AMBULASI


1. Pengkajian Keperawatan, meliputi :
- Penilai adanya kemempuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara
bangkitdari posisi berbaring ke posisi duduk
- Kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri
- Perubahan Posisi
- Menlai adanya kelaianan dalam mekanik tubuh pada saat duduk
- Beraktivitas
- Pengkajian terhadap status ambulansi
- Amati gaya berjalan
- Ayunan lengan atas
- Kaki ikut siap pada ayunan atau tidak
- Langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak
- Berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik
b. Risiko cedera
c. Kurang perawatan diri

3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
a. Memperbaiki penggunaan mekanik tubuh pada saat melakukan aktivitas sehari-hari
b. Memulihkan dan memperbaiki ambulansi
c. Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh

4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan Latihan Ambulansi

a. Duduk diatas tempat tidur


Cara:
38
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

- Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan


- Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya dengan telapak
tangan menghadap ke bawah.
- Berdirilah disamping tempat tidur kemudian letakan tangan pada bahu pasien
- Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/ bantal
b. Turun dan berdiri
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur kursi roda dalam posisi terkunci
- Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang
- Fleksikan lutut dan pinggang anda
- Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu anda dan
letakkan kedua tanggan anda disamping kanan dan kiri pinggang pasien
- Ketika pasien melangkaj ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien
- Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
- Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi agar nyaman

c. Membantu berjalan
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang
telapak tangan anda
- Berdiri di samping pasien dan pegang telapak danlengan bahu pasien
- Bantu pasien berjalan
d. Membantu ambulansi dengan memindahkan pasien
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak
dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke BRANCHARD.
Cara :
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur branchard dengan posisi terkunci
- Bantu pasien dengan 2-3 perawat
- Berdiri menghadap pasien
- Silangkan tangan di depan dada
- Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan kebawah tubuh pasien
- Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah
pinggang, perawat kedua meletakkan tangan dibawah pinggul dan panggul
pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan
kaki.
- Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
- Atur posisi pasien di branchard
-

CHECKLIST MEMBANTU PASIEN DUDUK DI ATAS TEMPAT TIDUR

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3

A. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan

B. TAHAP ORIENTASI
39
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. Memberi salam kepada klien


2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

C.TAHAP KERJA
- Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
- Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping
badannya dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
- Berdirilah disamping tempat tidur kemudian letakan tangan
pada bahu pasien
Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/ bantal

D. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

E. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
0 = Tidak Dilakukan sama sekali Jayapura, 2021
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna

CHECKLIST MEMBANTU PASIEN BERJALAN

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3

A TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan

B TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

C.TAHAP KERJA
A. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
B. Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan
disamping badan atau memegang telapak tangan anda
C. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak
danlengan bahu pasien
D. Bantu pasien berjalan

40
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

D. TAHAP TERMINASI
4. Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan
5. Berikan umpan balik pada klien
6. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

E. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST MEMBANTU PASIEN TURUN DAN BERDIRI

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3

A. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan

B. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

C. TAHAP KERJA
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur kursi roda dalam posisi terkunci
- Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki
merenggang
- Fleksikan lutut dan pinggang anda
- Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua
tangannya di bahu anda dan letakkan kedua
tanggan anda disamping kanan dan kiri pinggang
pasien
41
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

- Ketika pasien melangkaj ke lantai, tahan lutut


anda pada lutut pasien
- Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
- Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi agar
nyaman

D. TAHAP TERMINASI
B. Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan
C. Berikan umpan balik pada klien
D. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

E. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST MEMBANTU MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE


BRANKARD

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
BRANCHARD.
B. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan
D.TAHAP KERJA
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Atur branchard dengan posisi terkunci
- Bantu pasien dengan 2-3 perawat
- Berdiri menghadap pasien
- Silangkan tangan di depan dada
- Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan kebawah
tubuh pasien
- Perawat pertama meletakkan tangan di bawah
leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua
42
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

meletakkan tangan dibawah pinggul dan panggul pasien,


sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah
pinggul dan kaki.
- Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
- Atur posisi pasien di branchard

E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

MODUL IV
KEBUTUHAN AKTIVITAS MOBILITAS FISIK

43
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. Mengatur Posisi Di Atas tempat Tidur

1. POSISI FOWLER

Pengertian
Posisi Fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan dada 45 –
90 ° tanpa fleksi lutut.
Tujuan
 Menbantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskuler.
 Melakukan aktifitas tertentu ( makan, membaca, menonton televisi )
Persiapan Alat
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Footboard ( bantalan kaki )
 Sarung tangan ( jika diperlukan )
Prosedur Kerja
a. Jaga privacy klien
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan. ( menurunkan tranmkisi
mikroorganisme )
c. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan ( Mencegah klien
melorot ke bawah saat kepala dinaikkan )
d. Naikkan kepala tempat tidur 45 – 90 sesuai kebutuhan Fowler rendah atau semi
fowler ( 15 – 45 ), Fowler tinggi 90.
e. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah di sana. (
Bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal)
f. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien. ( bantal akan menyangga kurva servikal
dari kolumna vertebra. Sebagai alternatif, kepala klien dapat diletakkan di atas kasur
tanpa bantal. Terlalu banyak bantal di bawah kepala akan mengakibatkan fleksi
kontraktur dari leher)
g. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. ( memberikan landasan
yang lebar, lembut dan fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat adanya
hiperekstensi lutut dan tekanan pada tumuit.)
h. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.
( Mencegah terjadinya kerusakan pada persarafan dan dinding vena. Fleksi lutut
membantu klien untuk tidak melorot ke bawah)
i. Letakkan trochanter roll ( gulungan handuk) disamping masing – masing paha. (
Mencegah rotasi eksternal dari pinggul )
j. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki. ( Mencegah fleksi
plantar )
k. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika klien memiliki
kelemahan pada kedua tangn tersebut.
44
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

l. lepaskan sarung tangan

Gbr. Posisi Fowler

2. POSISI ORTOPNEA

Pengertian
Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tinggi , klien duduk di tempat
tidur ataau di tepi tempat tidur dengan meja yang menyilang di atas tempat tidur
Tujuan
Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan ekspansi
dada maksimum.dan membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi

Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Bantalan kaki
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila diperlukan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaiikan. (mencegah
klien melorot ke bwah saat kepala dinaikkan)
3. naikkan tempat tidur 90 derajat.
4. letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang di atas tempat tidur (over
bed table)
5. letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
6. pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan
fleksi (Mencegah terjadinya kerusakan pada persarafan dan dinding vena.
Fleksi lutut membenatu klien untuk tidak melorot
7. letakkan gulungan handuk di samping masing – masing paha. ( Mencegah
rotasi eksternal dari pinggul)
8. topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki ( mencegah
fleksi plantar ,lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

3. POSISI TELUNGKUP ( PRONASI )

Pengertian
Posisi pronasi adalah posisi klien berbaring di atas abdomen dengan kepala menoler
ke samping.
Tujuan
Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut
Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut
Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pascaoperasi mulut dan
tenggorokan.
Persiapan Alat
Tempat tidur
45
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Bantal kecil
Gulungan handuk
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika diperlukan.
2. baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Gulingkan klien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya disertai siku
lurus dan tangan di atas paha.Posisikan tengkurap/telungkup di tengah tempat
tidur yang datar.
4. putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Jika banyak
drainase dari mulut,mungkin pemberian bantal dikontraindikasikan. ( hal ini
mencegah fleksi lateral leher.hindari meletakan bantal di bawah bahu untuk
mencegah peningkatan resiko lordosis lumbal)
5. letakkan bantal kecil di bawah abdomen pada area antara diafragma ( atau
payudara pada wanita) dan krista iliaka.( hall ini mencegah hiperekstensi kurva
lumbal, kesulitan pernapasan penekanan pada payudara wanita.
6. letakkan bantal di bawah kaki mulai lutut sampai tumit.(mengurangi fleksi
plantar, memfleksikan lutut sehingga memberikan kenyamanan dan mencegah
tekanan yang berlebihan pada patela )
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan
tangan dan lengan bawah ( bukan lengan atas ) dengan menggunakan bantal. (
posisi ini akan mencegah terjadnya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal
tidak diletakkan di bawah lengan atas karena dapat mnyebabkan terjadinya fleksi
bahu)
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Gbr. Posisi pronasi

4. POSISI TELENTANG ( SUPINASI )

Pengertian
Posisi telentang adalah posisi klien berbaring dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal
Tujuan
Untuk klien pascaoperasi dengan anestesi spinal
Mengatasi masalah yang timbul akibat posisi pronasi yang tidak tepat
Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal angin
Gulungan handuk
Bantalan kaki
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan gunakan sarung tangan jika diperlukan
2. baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur. (menyiapkan klien
untuk posisi yang tepat)
3. letakka bantal di bawah kepala dan bahu klien (mencegah hiperekstensi
leher)
4. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah
disana.(bantal akan menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya fleksi
lumbal.
5. letakkan bantal di bawah kaki, mulai darilutut sampau tumit.(memberikan
landasan yang lebar lembut dan fleksibel,mencegah ketidaknyamanan akibat
hiperekstensi lutut dan tekanan pada tumit, serta mengurangi lordosis lumbal.
46
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.(mencegah


fleksi plantar)
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan
tangan dan lengan bawah ( bukan lengan atas ) dengan menggunakan bantal.
( posisi ini akan mencegah terjadnya edema dan memberikan kenyamanan.
Bantal tidak diletakkan di bawah lengan atas karena dapat mnyebabkan
terjadinya fleksi bahu)
8. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan anda.
Gbr. Posisi telentang

5. POSISI LATERAL ( SIDE- LYING)

Pengertian
Posisi lateral adalh posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan
kepala menoleh ke samping.
Tujuan
Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
Baik untuk posisi tidur dan istirahat
Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit
Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila diperlukan ( menurunkan transmisi
mikroorganisme)
2. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Gulingkan klien hingga posisinya miring
4. Letakan bantal di bawah kepala atau leher klien (Mencegah fleksi lateral dan
ketidaknyamanan pada otot – otot leher )
5. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang
pada bahu tersebut
6. Letakkan bantal di bawah lengah atas. ( Mencegah rotasi internal dan adduksi
bahu serta penekanan pada dada )
7. Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas bertumpu
secara paralel dengan permukaan tempat tidur ( Mencegah rotasi internal dari
paha dan adduksi kaki. Mencegah penekanan secara langsung kaki atas
terhadap kaki bawah )
8. Letakkan bantal guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.
9. letakkan sarung tangan dan cuci tangan

6. POSISI SIMS
Pengertian
Posisi Sims adalah posisi klien berbaring pada pertengahan antara posisi lateral dan
posisi pronasi. Pada posisi ini lengan bawah ada dibelakang tubuh klien sedangkan
lengan atas ada di depan tubuh klien
Tujuan
Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
Mengurangi penekanan pada sakrum dan trakanter mayor pada klien yang
mengalami paralisi
47
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Memudahkan pemeriksaan dan perawatan area perineal


Untuk tindakan pemberian enema
Gbr. Posisi Sims

Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan.
2. baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur
3. Gulingkan klien hinga posisinya setengah telungkup sebagian berbaring pada
abdomen
4. letakkan bantal di bawah kepala klien. ( mencegah fleksi lateral dan
penekanan pada tulang wajah dan telinga. ( catatan : pemakaian bantal dapat
menjadi kontraindikasi jika pengaturan posisi ini bertujuan mengalirkan drainase
mulut )
5. Atur posisi bahu atas sehingga dan siku fleksi
6. Letakkan bantal disela dada abdomen dan pada lengan atas serta tempat
tidur ( Mencegah rotasi internal dan adduksi bahu)
7. Letakkan bantal pada area antara paha atas dan tempat tidur (Mencegah
rotasi internal dan adduksi pinggul)
8. Letakkan alat penopang di bawh telapak kaki klien
9. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

7. POSISI TRENDELENBURG

Pengertian
Posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.
Tujuan
Untuk melancarkan peredaran darah ke otak
Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal kecil 2 buah
Balok penopang
Sarung tangan

Prosedur kerja
1. Pasien dalam keadaan berbaring terletang, letakan bantal di antara
kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal di bawah lipatan lutut.
2. berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur
tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

48
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

8. POSISI DORSAL RECUMBENT

Pasien dalam Pengertian


Posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutu fleksi 9 ditarik atau
direnggangkan ) di atas tempat tidur.
Tujuan
Untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan
Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal
Selimut
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. keadaan berbaring telentang ,pakaian bawah dibuks.
2. Tekuk lutut , renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat
tidur dan renggangkan kedua kaki
3. pasang selimut

Gbr. Posisi Dorsal Recumbent

9. POSISI LITHOTOMI

Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menarinya ke atas bagian perut.
Tujuan
Untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal
Selimut
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua
pahanya dan tarik kearah perut.
3. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha.
4. Letakan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomi.
5. Pasang selimut

Gbr. Posisi Lithotomi

10. POSISI GENU PECTORAL


49
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Pengertian
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan
Dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Persiapan Alat
Tempat tidur
Bantal
Selimut
Sarung tangan
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Anjurkan pasien untuk menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada kasur tempat tidur
3. Pasang selimut pada pasien

CHEKLIS PENGATURAN POSISI FOWLER

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien,Siapkan alat
II. Tahap Orientasi
1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
III. Tahap Kerja
1. Jaga privacy klien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika
diperlukan. ( menurunkan tranmkisi mikroorganisme )
3. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan ( Mencegah klien melorot ke bawah saat
kepala dinaikkan )
4. Naikkan kepala tempat tidur 45 – 90 sesuai
kebutuhan Fowler rendah atau semi fowler ( 15 – 45 ),
Fowler tinggi 90.
5. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah di sana. ( Bantal akan
menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya
50
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

fleksi lumbal)
6. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien. ( bantal
akan menyangga kurva servikal dari kolumna
vertebra. Sebagai alternatif, kepala klien dapat
diletakkan di atas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak
bantal di bawah kepala akan mengakibatkan fleksi
kontraktur dari leher)
7. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai
tumit. ( memberikan landasan yang lebar, lembut dan
fleksibel, mencegah ketidaknyamanan akibat adanya
hiperekstensi lutut dan tekanan pada tumuit.)
8. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal
dan lutut dalam keadaan fleksi. ( Mencegah terjadinya
kerusakan pada persarafan dan dinding vena. Fleksi
lutut membantu klien untuk tidak melorot ke bawah)
9. Letakkan trochanter roll ( gulungan handuk)
disamping masing – masing paha. ( Mencegah rotasi
eksternal dari pinggul )
10. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
bantalan kaki. ( Mencegah fleksi plantar )
11. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan
tangan, jika klien memiliki kelemahan pada kedua
tangn tersebut.
12. lepaskan sarung tangan
IV. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )
V. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan,Catat respon klien
2. pendidikan yang diberikan
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan Jayapura,...............................2021
1 : Dilakukan tidak sempurna Penguji

CHEKLIS PENGATURAN POSISI ORTOPNEA

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
II. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis
51
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

klien
2. Siapkan klien, Siapkan alat

III. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IV. Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila
diperlukan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaiikan. (mencegah klien melorot ke bwah saat
kepala dinaikkan)
3. naikkan tempat tidur 90 derajat.
4. letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang di
atas tempat tidur (over bed table)
5. letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai
tumit.
6. pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal
dan lutut dalam keadaan fleksi (Mencegah terjadinya
kerusakan pada persarafan dan dinding vena. Fleksi
lutut membenatu klien untuk tidak melorot
7. letakkan gulungan handuk di samping masing –
masing paha. ( Mencegah rotasi eksternal dari
pinggul)
8. topang telapak kaki klien dengan menggunakan
bantalan kaki ( mencegah fleksi plantar 0
9. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

V. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.,Berikan umpan balik pada
klien
2. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )
VI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan,Catat respon
klien,pendidikan yang diberikan
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

52
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHEKLIS PENGATURAN POSISI PRONASI

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
II. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien,Siapkan alat

III. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IV. Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika
diperlukan.
2. baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat
tidur.
3. Gulingkan klien dan posisikan lengan dekat dengan
tubuhnya disertai siku lurus dan tangan di atas
paha.Posisikan tengkurap/telungkup di tengah tempat
tidur yang datar.
4. putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong
dengan bantal. Jika banyak drainase dari
mulut,mungkin pemberian bantal dikontraindikasikan.
5. letakkan bantal kecil di bawah abdomen pada area
antara diafragma ( atau payudara pada wanita) dan
krista iliaka
6. letakkan bantal di bawah kaki mulai lutut sampai tumit
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis
ekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan
bawah ( bukan lengan atas ) dengan menggunakan
bantal.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
V. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
53
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3. Kontrak pertemuan selanjutnya kegiatan waktu dan


tempat )

VI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan, Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHEKLIS PENGATURAN POSISI PRONASI

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
II. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klienSiapkan alat

III. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IV. Tahap Kerja
1. Cuci tangan gunakan sarung tangan jika diperlukan
2. baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat
tidur. (menyiapkan klien untuk posisi yang tepat)
3. letakka bantal di bawah kepala dan bahu klien
Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana.(bantal akan
menyangga kurva lumbal dan mencegah terjadinya
fleksi lumbal.
4. letakkan bantal di bawah kaki, mulai darilutut sampau
tumit.
5. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
bantalan kaki.(mencegah fleksi plantar)Jika klien tidak
sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas,
elevasikan tangan dan lengan bawah ( bukan lengan
atas ) dengan menggunakan banta
6. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan anda.
V. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )
VI. Dokumentasi
54
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. catat waktu pelaksanaan


2. Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHEKLIS PENGATURAN POSISI PRONASI

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
II. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat

III. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IV. Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila
diperlukan ( menurunkan transmisi mikroorganisme)
2. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat
tidur.
3. Gulingkan klien hingga posisinya miring
4. Letakan bantal di bawah kepala atau leher klien
5. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan
sehingga tubuh tidak menopang pada bahu tersebut
6. Letakkan bantal di bawah lengah atas.
7. Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas
sehingga ekstremitas bertumpu secara paralel
dengan permukaan tempat tidur
8. Letakkan bantal guling di belakang punggung klien
untuk menstabilkan posisi.
9. letakkan sarung tangan dan cuci tangan

V. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )
55
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

VI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan
2. Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan
CHEKLIS PENGATURAN POSISI SIMS
Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
VII. Tahap Preinteraksi 1 2 3
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien,Siapkan alat

VIII. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IX. Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika
diperlukan.
2. baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat
tidur
3. Gulingkan klien hinga posisinya setengah telungkup
sebagian berbaring pada abdomen
4. letakkan bantal di bawah kepala klien. ( mencegah
fleksi lateral dan penekanan pada tulang wajah dan
telinga. ( catatan : pemakaian bantal dapat menjadi
kontraindikasi jika pengaturan posisi ini bertujuan
mengalirkan drainase mulut )
5. Atur posisi bahu atas sehingga dan siku fleksi
6. Letakkan bantal disela dada abdomen dan pada
lengan atas serta tempat tidur
7. Letakkan bantal pada area antara paha atas dan
tempat tidur (Mencegah rotasi internal dan adduksi
pinggul)
8. Letakkan alat penopang di bawh telapak kaki klien
9. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

X. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.Berikan umpan balik pada
klien
2. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
56
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

tempat )

XI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan,Catat respon klien
2. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHEKLIS PENGATURAN POSISI TRENDELENBURG


Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat

II.Tahap Orientasi
1.Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
3. Beritahukan tujuan tindakan
4. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
5. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
6. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
III.Tahap Kerja
1. Pasien dalam keadaan berbaring terletang,
letakan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur
pasien dan berikan bantal di bawah lipatan lutut.
2. berikan balok penopang pada bagian kaki
tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan
meninggikan bagian kaki pasien.

IV.Tahap Terminasi
3. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan
yang di harapkan.
4. Berikan umpan balik pada klien
5. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan tempat )

V.Dokumentasi
1.catat waktu pelaksanaan
2. Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
57
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHEKLIS PENGATURAN POSISI TRENDELENBURG

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
I. Tahap Preinteraksi
6. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
7. Siapkan klien
8. Siapkan alat
II.Tahap Orientasi
1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
III. Tahap Kerja
1. Pasien dalam keadaan berbaring
telentang ,pakaian bawah dibuks.
2. Tekuk lutut , renggangkan paha, telapak kaki
menghadap ke tempat tidur dan renggangkan kedua kaki
3. pasang selimut

IV.Tahap TerminasI
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan waktu dan
tempat)

V. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan
2. Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)
58
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHEKLIS PENGATURAN POSISI LITOTOMI

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
II. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat

III. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IV. Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang,
kemudian angkat kedua pahanya dan tarik kearah
perut.
3. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap
paha.
4. Letakan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus
untuk posisi lithotomi.
5. Pasang selimut

V. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )

VI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan
2. Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
59
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna


3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHEKLIS PENGATURAN POSISI GENU PECTORAL

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………
VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
II. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. Siapkan alat

III. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lamanya bekerja
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IV. Tahap Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Anjurkan pasien untuk menungging dengan kedua
kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat
tidur
3. Pasang selimut pada pasien

V. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )

VI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan
2. Catat respon klien
3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
60
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

B. Latihan Rentang Gerak (ROM)

1. LATIHAN AKTIF ROM

Pengertian
Merupakan latihan gerak isotonik ( terjadi kontraksi dan pergerakan otot ) yang dilakukan
klien dengan menggerakkan masing – masing persendiannya sesuai dengan rentang
geraknya normal.
Tujuannya
Latihan ini dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot.
Mempertahankan fungsi kardiorespiratori
Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian.
Prosedur Pelaksanaanan
Perawat memberikan bimbingan dan instruksi atau motivasi kepada klien untuk
menggerakkan persendian – persendian tubuh sesuai dengan rentang geraknya masing –
masing.
1. Kepala
a. Membuka mulut sepanjang 3-6 cm ( otot maseter & temporalis )
b. Menutup mulu 3-6 cm ( otot maseter & temporalis )

c. Pergerakan lateral : gerakan dagu kearah kiri & kanan 1-2 cm

d. Rotasi : balikanwajah sejauh mungkin ke arah kiri & kanan membentuk sudut 70
derajat

2. Leher
a. Fleksi : tekuk dagu secara maksimal ke arah dada, dengan membentuk sudut 45
derajat
b. Ekstensi : kembalikan kepala ke posisi tegak membentuk sudut 45 derajat.
c. Hyperekstensi : gerakan kepala dari posisi tegak ke arah belakang membentuk
sudut 10 derajat.

61
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

d. Lateral fleksi : gerakan kepala ke arah lateral searah dengan bahu kiri dan kanan
membentuk sudut 40 derajat, namun wajah tetap mengarah ke depan

e. Rotasi : Putar kepala sejauh mungkin ke arah kanan dan kiri membentuk sudut
190 derajat.

3. Punggung
a. Fleksi : Luruskan tangan ke arah depan lalu tekuk tubuh ke arah bawah hingga
hampir menyentuh jari kaki membentuk sudut 70 – 90 derajat.
b. Ekstensi : gerakkan tubuh kembalikan ke posisi semula ( lurus ) membentuk
sudut 70 – 90 derajat.
c. Hiperekstensi : gerakkan punggung dari posisi tegak ke arah belakang
membentuk sudut 20 – 30 derajat.

d. Lateral Fleksi : Gerakkan punggung ke arah kiri dan kanan membentuk sudut 35
derajat.

e. Roatsi : luruskan tangan ke arah depan, lalu putar punggung sejauh mungkin ke
arah kanan dan kiri membentuk sudut 30 –45 derajat.

4. bahu
a. Fleksi : Angkat tangan dari posisi samping tubuh, menjadi posisi di atas kepala ,
membentuk sudut 180 derajat.
b. Ekstensi : Kembalikan tangan ke posisi disamping tubuh membentuk sudut 180
derajat.
c. Hyperekstensi : gerakan tangan ke belakang tubuh dengan keadaan siku – siku
tetap tegak membentuk sudut 45 – 50 derajat.

d. Abduksi : gerakan tangan ke arah lateral menjauhi sumbu tubuh dan mendekati
bagian samping/sejajar dengan kepala, membentuk sudut 180 derajat.

e. Adduksi ( anterior ) : Gerakan tangan dari posisi samping/sejajar dengan kepala


ke arah depan tubuh hingga menyentuh tangan sebelahnya, membentuk sudut
230 derajat.
f. Adduksi ( posterior) ; Gerakan tangan dari posisi samping/sejajar dengan kepala
kearah belakang tubuh hingga menyentuh tangan sebelahnya,membentuk sudut
230 derajat.
62
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

g. Horizontal fleksi : bentangkan lengan kearah samping, lalu gerakan ke arah


depan sejauh mungkin membentuk sudut 130 – 135 derajat.
h. Horizontal ekstensi : bentangkan lengan ke arah samping ,lalu gerakkan ke arah
belakang sejauh mungkin membentuk sudut 45 derajat.

i. Circumduction : Gerakkan lengan kearah depan ,atas, belakang dan bawah,


hingga membentuk suatu lingkaran, dengan sudut 360 derajat

j. Internal rotasi : Dengan keadaan siku fleksi, putarlah pundak dengan caea
menggerakkan tangan sehingga jempol tangan bergerak ke dalam mengarah ke
belakang membentuk sudut 90 derajat.
k. Eksternal Rotasi : dengan keaadaan siku fleksi , gerakkan tangan sehingga
jempol tangan bergerak ke arah atas dan berada di samping kepala dengan sudut
90 derajat.

5. Siku
a. Fleksi : Bengkokan siku, hingga lengan bergerak menuju bahu dengan sudut 150
derajat.
b. Ekstensi : Luruskan siku dengan cara menurunkan tangan membentuk sudut 150
derajat.

6. Pergelangan tangann
a. Fleksi : Tekuk telapak tangan ke arah dalam lengan membentuk sudut 80 – 90
derajat.
b. Ekstensi : gerakan jari – jari sehingga jari – jari tangan dan lengan berada di
bidang yang sama membentuk 80 – 90 derajat.
c. Hiperekstansi : Gerakkan punggung tangan sejauh mungkin ke arah belakang
membentuk sudut 89 – 90 derajat
7. Jari – jari tangan
a. Fleksi : Buat gerekan mengepal membentuk sudut 90 derajat
b. Ekstensi : Lauruskan jari – jari membentuk sudut 90 derajat.
c. Hyperekstensi : tekuk jari – jari sejauh mungkin ke arah belakang membentuk
sudut 89 – 90 derajat.

d. Abduction : jauhkan/lebarkan jari – jari tangan sejauh mungkin mencapai sudut 20


derajat.

63
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

e. Adduktion : dekatkan /kembalikan posisi jari – jari tangan ke arah semula


mencapai sudut 20 derajat.

8. Jempol tangan
b. Fleksi : Gerakan jempol tangan ke arah samping hingga menyentuh jari
kelingking membentuk sudut 90 derajat
c. Ekstensi : Gerakan jempol menjauhi telapak tangan membentuk sudut 90 derajat.

d. Abduksi : gerakan jempol tangan ke arah lateral/menjauhi jari telunjuk


membentuk sudut 90 derajat.
e. Adduksi : Gerakan jempol tangan ke arah lateral/mendekati jari telunjuk
membentuk sudut 30 derajat.

9. Bokong
a. Fleksi Gerakan kaki ke depan dan angkat membentuk sudut 90 – 120 derajat
b. Ekstensi : gerakan kaki kembali ke posisi semula memb sudut 90 – 120 derajat

c. Hyperekstensi : Gerakan paha sejauh mungkin ke arah belakang membentuk


sudut 30 – 50 derajat.

d. Abduksi : gerakan paha menjauhi sumbu tubuh membentuk sudut 45 – 50 derajat


e. Adduksi : Kembalikan ke posisi semula, Gerakkan paha mendekati sumbu tubuh
membentuk sudut 20 – 30 derajat.

f. Circumdukction : Gerakkan kaki k arah belakang atas ,kesamping, dan ke bawah


sampai membentuk suatu lingkaran

64
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

g. Internal Rotasi : Gerakan kaki dan paha ke arah menjauhi kaki yang lain
membentuk sudut 90 derajat.
h. Eksternal rotasi : Gerakkan kaki dan paha ke arah menjauhi kaki yang lain
membentuk sudut 90 derajat.

10. Lutut
a. Fleksi : gerakkan kaki ke arah depan, lalu tekuk lutut ke arah belakangpaha
membentuk sudut 90 – 120 derajat
b. Ekstensi : Gerakkan lututbkembali ko posisi semula membentuk sudut 90 –
120 derajat

11. pergelangan kaki


a. Dorsofleksi : Gerakkan telapak kaki sehingga jari – jarinya mengarah ke atas
membentuk sudut 20 – 30 derajat

12. jari – jari kaki


a. Fleksi : Tekuk jari – jari ke arah bawah membentuk sudut 30 – 60 derajat.
b. Ekstensi : Luruskan jari – jari membentuk sudut 30 – 60 derajat

c. Abduksi : Jauhkan/lebarkan jari – jari kaki sejauh mungkin mencapai sudut 15


derajat.
d. Adduksi : dekatkan/kembalikan posisi jari – jari kaki ke arah semula mencapai
sudut 0 – 15 derajat

CEKLIS KETRAMPILAN ROM AKTIF

NAMA MAHASISWA :
NIM :

VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
VII. Tahap Preinteraksi
65
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien


2. Siapkan klien
3. Cuci tangan untuk mencegah transfer organism

VIII. Tahap Orientasi


1. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan
anda kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama.
4. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
5. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
IX. Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang
sketsel.
2. Atur posisi klien.
4. Kepala
e. Membuka mulut sepanjang 3-6 cm ( otot maseter &
temporalis )
f. Menutup mulu 3-6 cm ( otot maseter & temporalis )
g. Pergerakan lateral : gerakan dagu kearah kiri & kanan 1-2
cm
h. Rotasi : balikanwajah sejauh mungkin ke arah kiri & kanan
membentuk sudut 70 derajat
5. Leher
f. Fleksi : tekuk dagu secara maksimal ke arah dada, dengan
membentuk sudut 45 derajat
g. Ekstensi : kembalikan kepala ke posisi tegak membentuk
sudut 45 derajat.
h. Hyperekstensi : gerakan kepala dari posisi tegak ke arah
belakang membentuk sudut 10 derajat.
i. Lateral fleksi : gerakan kepala ke arah lateral searah
dengan bahu kiri dan kanan membentuk sudut 40 derajat,
namun wajah tetap mengarah ke depan
j. Rotasi : Putar kepala sejauh mungkin ke arah kanan dan
kiri membentuk sudut 190 derajat.
6. Punggung
f. Fleksi : Luruskan tangan ke arah depan lalu tekuk tubuh ke
arah bawah hingga hampir menyentuh jari kaki membentuk
sudut 70 – 90 derajat.
g. Ekstensi : gerakkan tubuh kembalikan ke posisi semula
( lurus ) membentuk sudut 70 – 90 derajat.
h. Hiperekstensi : gerakkan punggung dari posisi tegak ke
arah belakang membentuk sudut 20 – 30 derajat.
i. Lateral Fleksi : Gerakkan punggung ke arah kiri dan kanan
membentuk sudut 35 derajat.
j. Roatsi : luruskan tangan ke arah depan, lalu putar
punggung sejauh mungkin ke arah kanan dan kiri
membentuk sudut 30 –45 derajat.
7. bahu
l. Fleksi : Angkat tangan dari posisi samping tubuh, menjadi
posisi di atas kepala , membentuk sudut 180 derajat.
m. Ekstensi : Kembalikan tangan ke posisi disamping tubuh
membentuk sudut 180 derajat.
n. Hyperekstensi : gerakan tangan ke belakang tubuh dengan
keadaan siku – siku tetap tegak membentuk sudut 45 – 50
derajat.
o. Abduksi : gerakan tangan ke arah lateral menjauhi sumbu
66
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

tubuh dan mendekati bagian samping/sejajar dengan


kepala, membentuk sudut 180 derajat.
p. Adduksi ( anterior ) : Gerakan tangan dari posisi
samping/sejajar dengan kepala ke arah depan tubuh
hingga menyentuh tangan sebelahnya, membentuk sudut
230 derajat.
q. Adduksi ( posterior) ; Gerakan tangan dari posisi
samping/sejajar dengan kepala kearah belakang tubuh
hingga menyentuh tangan sebelahnya,membentuk sudut
230 derajat.
r. Horizontal fleksi : bentangkan lengan kearah samping, lalu
gerakan ke arah depan sejauh mungkin membentuk sudut
130 – 135 derajat.
s. Horizontal ekstensi : bentangkan lengan ke arah
samping ,lalu gerakkan ke arah belakang sejauh mungkin
membentuk sudut 45 derajat.
t. Circumduction : Gerakkan lengan kearah depan ,atas,
belakang dan bawah, hingga membentuk suatu lingkaran,
dengan sudut 360 derajat
u. Internal rotasi : Dengan keadaan siku fleksi, putarlah
pundak dengan caea menggerakkan tangan sehingga
jempol tangan bergerak ke dalam mengarah ke belakang
membentuk sudut 90 derajat.
v. Eksternal Rotasi : dengan keaadaan siku fleksi , gerakkan
tangan sehingga jempol tangan bergerak ke arah atas dan
berada di samping kepala dengan sudut 90 derajat.
8. Siku
c. Fleksi : Bengkokan siku, hingga lengan bergerak menuju
bahu dengan sudut 150 derajat.
d. Ekstensi : Luruskan siku dengan cara menurunkan tangan
membentuk sudut 150 derajat.
9. Pergelangan tangann
d. Fleksi : Tekuk telapak tangan ke arah dalam lengan
membentuk sudut 80 – 90 derajat.
e. Ekstensi : gerakan jari – jari sehingga jari – jari tangan dan
lengan berada di bidang yang sama membentuk 80 – 90
derajat.
f. Hiperekstansi : Gerakkan punggung tangan sejauh
mungkin ke arah belakang membentuk sudut 89 – 90
derajat
10. Jari – jari tangan
f. Fleksi : Buat gerekan mengepal membentuk sudut 90
derajat
g. Ekstensi : Lauruskan jari – jari membentuk sudut 90
derajat.
h. Hyperekstensi : tekuk jari – jari sejauh mungkin ke arah
belakang membentuk sudut 89 – 90 derajat.
i. Abduction : jauhkan/lebarkan jari – jari tangan sejauh
mungkin mencapai sudut 20 derajat.
j. Adduktion : dekatkan /kembalikan posisi jari – jari tangan
ke arah semula mencapai sudut 20 derajat.
11. Jempol tangan
f. Fleksi : Gerakan jempol tangan ke arah samping hingga
menyentuh jari kelingking membentuk sudut 90 derajat
g. Ekstensi : Gerakan jempol menjauhi telapak tangan
membentuk sudut 90 derajat.
h. Abduksi : gerakan jempol tangan ke arah lateral/menjauhi
67
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

jari telunjuk membentuk sudut 90 derajat.


i. Adduksi : Gerakan jempol tangan ke arah lateral/mendekati
jari telunjuk membentuk sudut 30 derajat.
12. Bokong
e. Fleksi Gerakan kaki ke depan dan angkat membentuk
sudut 90 – 120 derajat
f. Ekstensi : gerakan kaki kembali ke posisi semula memb
sudut 90 – 120 derajat
g. Hyperekstensi : Gerakan paha sejauh mungkin ke arah
belakang membentuk sudut 30 – 50 derajat.
h. Abduksi : gerakan paha menjauhi sumbu tubuh membentuk
sudut 45 – 50 derajat
i. Adduksi : Kembalikan ke posisi semula, Gerakkan paha
mendekati sumbu tubuh membentuk sudut 20 – 30 derajat.
j. Circumdukction : Gerakkan kaki k arah belakang
atas ,kesamping, dan ke bawah sampai membentuk suatu
lingkaran
k. Internal Rotasi : Gerakan kaki dan paha ke arah menjauhi
kaki yang lain membentuk sudut 90 derajat.
l. Eksternal rotasi : Gerakkan kaki dan paha ke arah
menjauhi kaki yang lain membentuk sudut 90 derajat.
13. Lutut
m. Fleksi : gerakkan kaki ke arah depan, lalu tekuk lutut ke
arah belakangpaha membentuk sudut 90 – 120 derajat
n. Ekstensi : Gerakkan lututbkembali ko posisi semula
membentuk sudut 90 – 120 derajat
14. pergelangan kaki
o. Dorsofleksi : Gerakkan telapak kaki sehingga jari –
jarinya mengarah ke atas membentuk sudut 20 – 30
derajat
15. jari – jari kaki
p. Fleksi : Tekuk jari – jari ke arah bawah membentuk
sudut 30 – 60 derajat.
q. Ekstensi : Luruskan jari – jari membentuk sudut 30 – 60
derajat
r. Abduksi : Jauhkan/lebarkan jari – jari kaki sejauh
mungkin mencapai sudut 15 derajat.
s. Adduksi : dekatkan/kembalikan posisi jari – jari kaki ke
arah semula mencapai sudut 0 – 15 derajat

X. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
2. Selama latihan pergerakan kaji Kemampuan untuk
menoleransi gerakan
3. Rentang gerak ( ROM) dari masing – masing
persendian yang bersangkutan
4. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan
ketahanan tubuh terhadap latihan.
5. Berikan umpan balik pada klien
6. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )

XI. Dokumentasi
1. catat waktu pelaksanaan
2. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak
diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien,
68
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

misalnya adanya kekakuan dan kontraktur.


3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

LATIHAN PASIF ROM

Pengertian
Latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan persendian klien sesuai
dengan rentang geraknya.
Tujuan
Menjaga fleksibilitas dari masing – masing persendian.
Prosedur pelaksanaan
Prosedur umum
1. Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme
2. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel.
3. Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda kerjakan dan minta klien
untuk dapat bekerja sama.
4. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan perawat dalam bekerja,
terhindar dari masalah pada penjajaran tubuh dan pergunakan selalu prinsip – prinsip
mekanik tubuh.
5. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat dan buka tubuh yang
akan digerakkan.
6. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing – masing sisi tubuh.
7. Kembalikan pada posisi awal setelah masing – masing gerakan .Ulangi masing –
masing 3 kali.
8. Selama latihan pergerakan kaji
Kemampuan untuk menoleransi gerakan
Rentang gerak ( ROM) dari masing – masing persendian yang bersangkutan
9. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh terhadap latihan.
10. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau perubahan pada
pergerakan klien, misalnya adanya kekakuan dan kontraktur.

Prosedur Khusus
1. Gerakan Bahu
a. Mulai masing – masing gerakan dari lengan di sisi klien.
Pegang lengan di bawah siku dengan tangan kiri perawat dan pegang
pergelangan tangan klien dengan tangan perawat.

b. Fleksi dan ekstensikan bahu..


Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidurn. Kembalikan ke posisi
semulanya

69
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

c. Abduksikan Bahu.
Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien sampai tangan di atas
kepala.
d. Adduksikan bahu
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang bersangkutan
menyentuh tangan pada sisi di sebelahnya

e. Rotasikan bahu internal dan eksternal


Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu.
Siku membentuk sudut 90 derajat dengan kasur
Gerakkan lengan ke bawah hingga telapak tangan menyentuh kasur, kemudian
gerakkan ke atas hingga punggung tangan menyentuh tempat tidur.
2. Gerakkan Siku
a. Fleksi dan ekstensikan siku
Bengkokkan siku hingga jari – jari tangan menyentuh dagu
Luruskan kembali ke tampat semula

b. Pronasi dan supinasikan siku


Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat tangan
Putar telapak tangan klien ke bawah dan ke atas pastikan hanya terjadi
pergerakan siku, bukan bahu.

3. Gerakan pergelangan tangan


a. Fleksi pergelangan tangan
Genggam telapak tangan dengan satu tangan, tangan yang ;lainnya
menyangga lengan bawah
Bengkokkan pergelangan tangan ke depan

b. Ekstensi pergelangan tangan


Dari posisi fleksi , tegakkan kembali pergelangan tangan ke posisi.

c. Fleksi radial/ radial deviation ( abduksi)


Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari.

70
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

d. Fleksi ulnar/ulnar deviation ( adduksi )


Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah jari kelima

4. Gerakan jari – jari tangan


a. Fleksi
Bengkokan jari – jari tangan dan ibu jari kearah telapak tangan ( tangan
menggenggam )

b. Ekstensi
Dari posisi fleksi, kemballikan ke posisi semula ( buka genggaman tangan )
c. Hiperekstensi
Bengkokkan jari – jari tangan ke belakang sejauh mungkin
d. Abduksi
Buka dan pisahkan jari – jari tangan

e. Adduksi
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula.
f. Oposisi
Sentuhkan masing – masing jari tangan dengan ibu jari.

5. Gerakan pinggul dan lutut


Untuk melakukan gerakan ini ,letakan satu tangan di bawah lutut klien dan tangan
yang lainnya di bwah mata kaki klien
a. Fleksi dan Ekstensi lutut dan pinggul
Angkat kaki dan bengkokkan lutut
Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin
Gerakkan lutut ke bawah, tegakan lutut, rendahkan kaki sampai pada kasur

b. Abduksi dan adduksi kaki


Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien
Kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya

71
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

c. Rotasikan pinggul internal dan eksternal


Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar

6. Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki


a. Dorsofleksi telapak kaki
Letakkan satu tangan di bawah tumit
Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya ke arah kaki

b. Fleksi plantar telapak kaki


Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada pada
tumit.
Dorong telapak kaki menjauh dari kaki

c. Fleksi dan ekstensi jari – jari kaki


Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan yang
lainnya pada pergelangan kaki.
Bengkokkan jari – jari ke bawah
Kembalikan lagi pada posisi semula

d. Inversi dan eversi telapak kaki


Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di atas
punggung kaki.
Putar telapak kaki ke dalam , kemudian ke luar

7. Gerakan leher
Bantu klien untuk merubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat perawat.
a. Hiperekstensi leher

72
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada kepala bagian
belakang
Gerakkan kepala ke belakang
b. Hiperekstensi bahu
Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di bawah
siku klien
Tarik lengan atas ke atas dan ke belakang

c. Hiperekstensi pinggul
Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya menyangga kaki
bagian bawah.
Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggung.

CEKLIST KETERAMPILAN ROM PASIF

NAMA MAHASISWA :
NIM :

VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan klien
3. Cuci tangan untuk mencegah transfer organism

II. Tahap Orientasi


3. Beri salam ,panggil klien dengan sebutan namanya
4. Beritahukan tujuan tindakan
5. Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan
anda kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama.
6. Tanyakan keluhan utama yang dirasakan
7. Berikan jawaban sesuai kebutuhan
III. Tahap Kerja
8. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang
sketsel.
9. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan
perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah pada penjajaran
tubuh dan pergunakan selalu prinsip – prinsip mekanik tubuh.
10. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat
dan buka tubuh yang akan digerakkan.
4. Gerakan Bahu
a. Mulai masing – masing gerakan dari lengan di sisi klien.
Pegang lengan di bawah siku dengan tangan kiri perawat dan
pegang pergelangan tangan klien dengan tangan perawat.
b. Fleksi dan ekstensikan bahu..
Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidurn.
Kembalikan ke posisi semulanya
c. Abduksikan Bahu.
Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien
sampai tangan di atas kepala.
d. Adduksikan bahu
Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang
bersangkutan menyentuh tangan pada sisi di sebelahnya
73
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

e. Rotasikan bahu internal dan eksternal


Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu.
Siku membentuk sudut 90 derajat dengan kasur
Gerakkan lengan ke bawah hingga telapak tangan menyentuh
kasur, kemudian gerakkan ke atas hingga punggung tangan
menyentuh tempat tidur.
5. Gerakkan Siku
a. Fleksi dan ekstensikan siku
Bengkokkan siku hingga jari – jari tangan menyentuh dagu
Luruskan kembali ke tampat semula
b. Pronasi dan supinasikan siku
Genggam tangan klien seperti orang yang sedang berjabat
tangan
Putar telapak tangan klien ke bawah dan ke atas pastikan
hanya terjadi pergerakan siku, bukan bahu.
6. Gerakan pergelangan tangan
a. Fleksi pergelangan tangan
Genggam telapak tangan dengan satu tangan, tangan
yang ;lainnya menyangga lengan bawah
Bengkokkan pergelangan tangan ke depan
b. Ekstensi pergelangan tangan
Dari posisi fleksi , tegakkan kembali pergelangan tangan ke
posisi.
c. Fleksi radial/ radial deviation ( abduksi)
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari.
d. Fleksi ulnar/ulnar deviation ( adduksi )
Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral ke arah jari
kelima
7. Gerakan jari – jari tangan
a. Fleksi
Bengkokan jari – jari tangan dan ibu jari kearah telapak tangan
( tangan menggenggam )
b. Ekstensi
Dari posisi fleksi, kemballikan ke posisi semula ( buka
genggaman tangan )
c. Hiperekstensi
Bengkokkan jari – jari tangan ke belakang sejauh mungkin
d. Abduksi
Buka dan pisahkan jari – jari tangan
e. Adduksi
Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula.
f. Oposisi
Sentuhkan masing – masing jari tangan dengan ibu jari.
8. Gerakan pinggul dan lutut
Untuk melakukan gerakan ini ,letakan satu tangan di bawah
lutut klien dan tangan yang lainnya di bwah mata kaki klien
a. Fleksi dan Ekstensi lutut dan pinggul
Angkat kaki dan bengkokkan lutut
Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin
Gerakkan lutut ke bawah, tegakan lutut, rendahkan kaki
sampai pada kasur
b. Abduksi dan adduksi kaki
Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien
Kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya
c. Rotasikan pinggul internal dan eksternal
Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar
9. Gerakan telapak kaki dan pergelangan kaki
74
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

a. Dorsofleksi telapak kaki


Letakkan satu tangan di bawah tumit
Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk
menggerakkannya ke arah kaki
b. Fleksi plantar telapak kaki
Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang
lainnya berada pada tumit.
Dorong telapak kaki menjauh dari kaki
c. Fleksi dan ekstensi jari – jari kaki
Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien,
letakkan tangan yang lainnya pada pergelangan kaki.
Bengkokkan jari – jari ke bawah
Kembalikan lagi pada posisi semula
d. Inversi dan eversi telapak kaki
Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang
lainnya di atas punggung kaki.
Putar telapak kaki ke dalam , kemudian ke luar

10. Gerakan leher


Bantu klien untuk merubah pada posisi pronasi di sisi tempat
tidur dekat perawat.
a. Hiperekstensi leher
Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya
pada kepala bagian belakang
Gerakkan kepala ke belakang
b. Hiperekstensi bahu
Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan
yang lainnya di bawah siku klien
Tarik lengan atas ke atas dan ke belakang
c. Hiperekstensi pinggul
Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang
lainnya menyangga kaki bagian bawah.
Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggung.

IV. Tahap Terminasi


11. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang di harapkan.
12. Selama latihan pergerakan kajiKemampuan untuk
menoleransi gerakan
13. Rentang gerak ( ROM) dari masing – masing
persendian yang bersangkutan
14. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan
ketahanan tubuh terhadap latihan.
15. Berikan umpan balik pada klien
16. Kontrak pertemuan selanjutnya ( kegiatan waktu dan
tempat )

V. Dokumentasi
17. catat waktu pelaksanaan
18. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak
diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien,
misalnya adanya kekakuan dan kontraktur.
3. pendidikan yang diberikan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
75
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna


3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

MODUL V
KEBUTUHAN RASA NYAMAN
DAN MANAJEMEN NYERI

76
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. TEKNIK MENGATASI NYERI

1. DISTRAKSI

Pengertian
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian klien pada
hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

Macam-macam Teknik Distraksi


 Bernapas pelan-pelan
 Masase sambil menarik napas pelan-pelan
 Mendengarkan lagu sambil menepuk-nepukan jari/ kaki
 Membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
 Menonton TV ( acara kegemaran)
 Dan lain-lain

Bimbingan Imajinasi (Guided Imagery)


1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan prosedur : tujuan, posisi, waktu dan peran perawat sebagai pembimbing
3. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien
4. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu
5. Lakukan pembimbingan dengan baik terhadap klien
 Minta Klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman
yang membantu penggunaan semua indera dengan suara yang lembut.
 Ketika klien rileks, klien berfokus pada beyanganya dan saat itu perawat tidak
perlu bicara lagi.
 Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, perawat
harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
 Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit, klien harus
memerhatikan tubuhnya, lalu catat daerah yang tegang dan daerah ini akan
digantikan dengan relaksasi. Biasanya klien rileks setelah menutup mata atau
mendengarkan musik yang lembut sebagai background yang membantu.
 Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan
tidak membuat perubahan pernyataan klien.

2. RELAKSASI

Pengertian
77
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri
kronis.
Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri.

Tiga hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi


 Posisi klien yang tepet
 Pikiran beristirahat
 Lingkungan yang tenang

Prosedur pelaksanaan
1. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau bnerbaring
terlentang.
2. Instruksikan klien untuk menghirup napas dalam sehingga rongga paru berisi udara
yang bersih.
3. Instruksikan klien untuk secara perlahan menghembuskan udara dan membiarkannya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh. Bersamaan dengan hal ini, minta klien
memusatkan perhatian “betapa nikmat rasanya”
4. Instruksikan klien untuk bernapas dengan irama normal beberapa saat (sekitar 1-2
menit)
5. Instruksikan klien untuk bernapas dalam, kemudian menghembuskan perlahan-lahan
dan merasakan saat ini udara mengelir dari tanagn, kaki, menuju ke paru, kemudian
udara dibuang keluar. Minta klien memusatkan perhatian pada kaki dan tangan,
udara yang dikeluarkan dan merasakan kehangatannya.
6. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no. 5 dengan memusatkan perhatian
pada kaki-tangan, punggung, perut, bagian tubuh yang lain.
7. Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan menambah irama
pernapasan. Gunakan pernapasan dada atau dangkal dengan frekuensi yang lebih
cepat.

3. PEMIJATAN (MASASE)
Pengertian
Penurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi darah serta metabolisme dalam
jaringan.

Tujuan
 Mengurangi Ketegangan otot
 Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
 Mengkaji kondisi kulit
 Meningkatkan sirkulasi/ peredaran darah pada area yang dimasase

Persiapan alat
 Pelumas (minyak hangat/ losion)
 Handuk

Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2. Identifikasi klien
3. Beri tahu klien tindakan yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat diatur dengan posisi miring
6. Letakkan sebuah bantal kecil di bawah perut klien untuk menjaga posisi yang tepat
7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan (tangan perawat). Usap kedua tangan sehingga
lotion akan rata pada permukaan tangan
8. Lakukan masase pada punggung. Masase dilakukan dengan menggunakan jari-jari
dan telapak tangan, dan tekanan yang halus. Gunakan losion sesuai kebutuhan.
9. Metode Masase :
78
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

 Selang-seling tangan. Masase punggung dengan tekanan pendek, cepat,


bergantian tangan.

 Remasan. Usap otot bahu dengan setiap tangan Anda yang dikerjakan
secara bersama

 Gesekan. Masase punggung dengan ibu jari, dengan gerakana memutar


sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahu.

 Eflurasi. Masase punggung dengan kedua tangan, menggunakan tekanan


lebih halus dengan gerakan keatas untuk membantu aliran balik vena

 Patriasi. Tekan punggung secara horizontal. Pindah tangan Anda dengan


arah yang berlawanan dengan menggunakan gerakan meremas.

 Tekanan menyikat. Secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung jari


untuk mengakhiri masase.

79
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

4. KOMPRES

PEMBERIAN KOMPRES PANAS


Pengertian :
Memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukannya
Tujuan :
5. Memperlancar sirkulasi darah
6. Mengurangi rasa sakit
7. Merangsang peristaltic usus
8. Memperlancar pengeluaran getah radang ( exudat )
9. Memberikan rasa nyaman / hangat dan tenang
Dilakukan pada :
 Klien dengan perut kembung
 Klien yang kedinginan, misal : akibat narkose, iklim dsb
 Klien yang mengalami radang, misalnya radang persendian ,adneksitis,dll
 Kekejangan otot ( spasmus )
 Adanya abses ( bengkak ) akibat suntikan
 Tubuh dengan abses, hematom
Metode kompres panas
 Kompres panas basah
 Kompres panas kering menggunakan :
- Buli – buli panas ( WWZ )
- Bantal listrik
- Busur lampu / cahaya, solux,fohn

KOMPRES PANAS BASAH

Persiapan alat
Baki berisi ;
 Kom bertutp steril berisi cairan hangat sesuai kebutuhan ( 40˚C - 46˚ )
 Baki steril berisi pinset 2 buah, kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
 Perban kasa atau kain segitiga
 Plester dan gunting plester
 Sarung tangan bersih di tempatnya
 Kapas dan wash bensin dalam botol kecil
 Bengkok 2 ( satu kosong satu berisi lisol 3 % )
Prosedur Pelaksanaan :
1. berikan penjelasan kepada klien tentang perasat yang akan dilakukan
2. Bawa alat – alat kedekat pasien
3. Pasang sampiran,jika perlu
4. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan tepat
5. cuci tangan
6. Pasang pengalas di bawah area yang akan diberi kompres panas
7. Pakai sarung tangan
8. buka balutan perban ( jika diperban ) dan buang bekas balutan kedalam bengkok
kosong
9. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari baki steril dan masukan ke dalam
kom berisi cairan hangat untuk mengompres
10. Ambil pinset satu lagi untuk memegang dan memeras kasa kompres hangat dan
kom kompresan hangat agar kasa tidak terlalu basah
11. Selanjutnya ambil kasa dengan cara diregangkan / dibentangkan dan letakkan
diatas area yang membutuhkan kompres hangat.
80
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

12. Perhatikan respon klien, adakah rasa tidak nyaman dan dalam beberapa detik
setelah kasa hangat menempel kulit, angkat tepi kasa untuk mengkaji apakah
terdapat kemerahan pada kulit yang dikompres
13. Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut, tutupkan kasa kompres hangat
basah pada area yang memerlukan kompres, lalu lapisi dengan kasa kering dan
selanjutnya balut dengan verban kasa atau kain segitiga serta fiksasi dengan
plester atau ikat.
14. Lakukan perasat ini selama 15 – 30 menit atau sesuai program terapi dang anti
balutan kompres hangat setiap 5 menit sekali.
15. Lepas sarung tangan dan masukan kedalam tempatnya.
16. Atur posisi klien kembali nyaman
17. Bereskan dan bersihkan alat – alat untuk disimpan kembali
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan

KOMPRES PANAS KERING ( Kompres panas dengan buli – buli panas ( WWZ )

Tujuan
 Mengurangi / membebaskan rasa nyeri, spasmus otot, peradangan atau kongesi
 Memberikan rasa hangat
Dilakukan pada
 Klien yang kedinginan
 Atas saran dokter
 Persiapan aether bed
Persiapan alat
Baki berisi
 Buli – buli panas dan sarungnya
 Termos berisi air panas
 Thermometer air panas ( jika perlu )
 Lap kerja
Prosedur pelaksanaan
1. Berikan penjelasan kepada klien tentang perasat yang akan diberikan
2. Siapkan peralatan
3. Cuci tangan
4. Lakukan pemanasan pada buli – buli panas dengan cara mengisi buli – buli panas
dengan cara mengisi buli – buli dengan air panas, mengencangkan penutupnya,
kemudian membalik posisi buli – buli berulang kali lalu dikosongkan isinya.
5. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan ( 50˚ - 60 ˚ )
6. Isi buli – buli panas dengan air panas sebanyak ½ bagian, lalu keluarkan udaranya
dengan cara
 Meletakkan / menidurkan buli – buli di atas meja / tempat datar ;
 Melipat bagian atas buli sampai kelihatan permukaan air di leher buli –
buli
 Menutup buli – buli dengan benar / rapat
7. Periksa buli – buli apakah bocor / tidak, lalu keringkan dengan lap kerja dan
masukkan dalam sarungnya.
8. Bawa buli – buli dengan benar / rapat
9. Beritahu klien
10. Siapkan / atur posisi klien
11. Letakkan / pasang buli – buli pada bagian / area yang memerlukannya
12. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelaian yang timbul akibat
pemberian kompres klien untuk mengetahui kelaian yang timbul akibat pemberian
kompres dengan buli – buli panas, misalnya kemerahan, ketidaknyaman /
kebocoran dan sebagainya.

81
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

13. Ganti buli – buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air panas ( sesuai
kebutuhan )
14. Bereskan dan kembalikan peralatan bila prasat sudah selesai.
15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan

PEMBERIAN KOMPRES DINGIN BASAH


(Pemberian kompres dingin basah steril dengan menggunakan larutan obat
antiseptik )
Pengertian
Memasang suatu zat dengan suhu rendah pada tubuh untuk tujuan terapeutik.

Tujuan
 Menurunkan suhu tubuh
 Mencegah peradangan luas
 Mengurangi kongesti
 Mengurangi perdarahan local
 Mengurangi rasa sakit local
 Agar luka menjadi bersih
Dilakukan pada
 Suhu tinggi
 Radang
 Memar
 Batu / muntah darah
 Pascatonsilektomi

Persiapan alat :
Baki berisi :
Mangkok bertutup steril
Cairan yang diperlukan ( PK 1:4000/rivanol 1:1000)
Baki steril berisi :
Pinset anatomis 2 buah
Beberapa potong kain kasa sesuai kebutuhan
Pembalut jika perlu
Perlak kecil dan alas
Sampiran jika perlu

Prosedur Kerja
1. Pasang alas di bawah bagian yang akan di kompres
2. kocok obat / cairan ke dalam mangkok steril
3. Tuangkan cairan kedalam mangkok steril
4. Masukkan kasa ke dalam cairan kompres
5. Peran kain kas menggunakan 2 pinset
6. Bentangkan dan letakkan kasa di atas bagian bagian yang akan dikompres, lalu balut
7. Tutup / pasang busur selimut, jika perlu
8. Rapikan klien jika perasat sudah selesai
9. Bereskan alat – alat dan simpan ke tempat semula
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan

82
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHECKLIST DISTRAKSI
Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3

A. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
B. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan
C.TAHAP KERJA
Bimbingan Imajinasi (Guided Imagery)
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan prosedur : tujuan, posisi, waktu dan peran
perawat sebagai pembimbing
3. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien
4. Duduk dengan klien tetapi tidak mengganggu
5. Lakukan pembimbingan dengan baik terhadap klien
 Minta Klien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan atau pengalaman yang membantu
penggunaan semua indera dengan suara yang
lembut.
 Ketika klien rileks, klien berfokus pada beyanganya
dan saat itu perawat tidak perlu bicara lagi.
 Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah
atau tidak nyaman, perawat harus menghentikan
latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap.
 Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15
menit, klien harus memerhatikan tubuhnya, lalu catat
daerah yang tegang dan daerah ini akan digantikan
dengan relaksasi. Biasanya klien rileks setelah
menutup mata atau mendengarkan musik yang
lembut sebagai background yang membantu.
E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik
F. DOKUMENTASI
Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk
digunakan pada latihan selanjutnya dengan menggunakan
informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat
perubahan pernyataan klien..

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)
83
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST RELAKSASI
Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Lingkungan yang tenang
B. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan
C.TAHAP KERJA
1. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi
dapat duduk atau bnerbaring terlentang.
2. Instruksikan klien untuk menghirup napas dalam
sehingga rongga paru berisi udara yang bersih.
3. Instruksikan klien untuk secara perlahan
menghembuskan udara dan membiarkannya keluar dari
setiap bagian anggota tubuh. Bersamaan dengan hal ini,
minta klien memusatkan perhatian “betapa nikmat
rasanya”
4. Instruksikan klien untuk bernapas dengan irama normal
beberapa saat (sekitar 1-2 menit)
5. Instruksikan klien untuk bernapas dalam, kemudian
menghembuskan perlahan-lahan dan merasakan saat ini
udara mengelir dari tanagn, kaki, menuju ke paru,
kemudian udara dibuang keluar. Minta klien memusatkan
perhatian pada kaki dan tangan, udara yang dikeluarkan
dan merasakan kehangatannya.
6. Instruksikan klien untuk mengulangi prosedur no. 5
dengan memusatkan perhatian pada kaki-tangan,
punggung, perut, bagian tubuh yang lain.
7. Setelah klien merasa rileks, minta klien secara perlahan
84
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

menambah irama pernapasan. Gunakan pernapasan


dada atau dangkal dengan frekuensi yang lebih cepat.
D. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik
F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST PEMIJATAN (MASASE)


Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


2 3 1
A.PERSIAPAN ALAT
 Pelumas (minyak hangat/ losion)
 Handuk

B. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

D.TAHAP KERJA
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2. Identifikasi klien
3. Beri tahu klien tindakan yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat
diatur dengan posisi miring
6. Letakkan sebuah bantal kecil di bawah perut klien untuk
menjaga posisi yang tepat
7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan (tangan perawat). Usap
kedua tangan sehingga lotion akan rata pada permukaan
tangan
8. Lakukan masase pada punggung. Masase dilakukan
85
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

dengan menggunakan jari-jari dan telapak tangan, dan


tekanan yang halus. Gunakan losion sesuai kebutuhan.

E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik
F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST KOMPRES PANAS BASAH

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
Baki berisi ;
 Kom bertutp steril berisi cairan hangat sesuai kebutuhan
( 40˚C - 46˚ )
 Baki steril berisi pinset 2 buah, kasa beberapa potong
dengan ukuran yang sesuai
 Perban kasa atau kain segitiga
 Plester dan gunting plester
 Sarung tangan bersih di tempatnya
 Kapas dan wash bensin dalam botol kecil
 Bengkok 2 ( satu kosong satu berisi lisol 3 % )

B. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

D.TAHAP KERJA

86
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. berikan penjelasan kepada klien tentang perasat yang


akan dilakukan
2. Bawa alat – alat kedekat pasien
3. Pasang sampiran,jika perlu
4. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan tepat
5. cuci tangan
6. Pasang pengalas di bawah area yang akan diberi
kompres panas
7. Pakai sarung tangan
8. buka balutan perban ( jika diperban ) dan buang bekas
balutan kedalam bengkok kosong
9. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari baki
steril dan masukan ke dalam kom berisi cairan hangat
untuk mengompres
10. Ambil pinset satu lagi untuk memegang dan memeras
kasa kompres hangat dan kom kompresan hangat agar
kasa tidak terlalu basah
11. Selanjutnya ambil kasa dengan cara diregangkan /
dibentangkan dan letakkan diatas area yang
membutuhkan kompres hangat.
12. Perhatikan respon klien, adakah rasa tidak nyaman dan
dalam beberapa detik setelah kasa hangat menempel
kulit, angkat tepi kasa untuk mengkaji apakah terdapat
kemerahan pada kulit yang dikompres
13. Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut, tutupkan
kasa kompres hangat basah pada area yang memerlukan
kompres, lalu lapisi dengan kasa kering dan selanjutnya
balut dengan verban kasa atau kain segitiga serta fiksasi
dengan plester atau ikat.
14. Lakukan perasat ini selama 15 – 30 menit atau sesuai
program terapi dang anti balutan kompres hangat setiap 5
menit sekali.
15. Lepas sarung tangan dan masukan kedalam tempatnya.
16. Atur posisi klien kembali nyaman
17. Bereskan dan bersihkan alat – alat untuk disimpan
kembali
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan

E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik

F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

87
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST KOMPRES PANAS KERING


Nama Mahasiswa :……………………………
NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
Baki berisi
 Buli – buli panas dan sarungnya
 Termos berisi air panas
 Thermometer air panas ( jika perlu )
 Lap kerja

B. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat

C. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan

D.TAHAP KERJA
1. Cuci tangan
2. Lakukan pemanasan pada buli – buli panas dengan cara
mengisi buli – buli panas dengan cara mengisi buli – buli
dengan air panas, mengencangkan penutupnya, kemudian
membalik posisi buli – buli berulang kali lalu dikosongkan
isinya.
88
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3. Siapkan dan ukur suhu air yang diinginkan ( 50˚ - 60 ˚ )


4. Isi buli – buli panas dengan air panas sebanyak ½ bagian,
lalu keluarkan udaranya dengan cara
 Meletakkan / menidurkan buli – buli di atas
meja / tempat datar ;
 Melipat bagian atas buli sampai kelihatan
permukaan air di leher buli – buli
 Menutup buli – buli dengan benar / rapat
5. Periksa buli – buli apakah bocor / tidak, lalu keringkan
dengan lap kerja dan masukkan dalam sarungnya.
6. Bawa buli – buli dengan benar / rapat
7. Beritahu klien
8. Siapkan / atur posisi klien
9. Letakkan / pasang buli – buli pada bagian / area yang
memerlukannya
10. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelaian
yang timbul akibat pemberian kompres klien untuk
mengetahui kelaian yang timbul akibat pemberian kompres
dengan buli – buli panas, misalnya kemerahan,
ketidaknyaman / kebocoran dan sebagainya.
11. Ganti buli – buli panas setelah 20 menit dipasang dengan
air panas ( sesuai kebutuhan )
12. Bereskan dan kembalikan peralatan bila prasat sudah
selesai.
13. Cuci tangan

E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik

F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

CHECKLIST KOMPRES DINGIN BASAH

89
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

( Pemberian kompres dingin basah steril dengan menggunakan larutan obat antiseptik
)

Nama Mahasiswa :……………………………


NIM :……………………………

NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI


1 2 3
A.PERSIAPAN ALAT
Baki berisi :
Mangkok bertutup steril
Cairan yang diperlukan ( PK 1:4000/rivanol 1:1000)
Baki steril berisi :
Pinset anatomis 2 buah
Beberapa potong kain kasa sesuai kebutuhan
Pembalut jika perlu
Perlak kecil dan alas
Sampiran jika perlu
B. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan
catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat alat
C. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam kepada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan di lakukan
D. TAHAP KERJA
1. Pasang alas di bawah bagian yang akan di kompres
2. kocok obat / cairan ke dalam mangkok steril
3. Tuangkan cairan kedalam mangkok steril
4. Masukkan kasa ke dalam cairan kompres
5. Peran kain kas menggunakan 2 pinset
6. Bentangkan dan letakkan kasa di atas bagian bagian
yang akan dikompres, lalu balut
7. Tutup / pasang busur selimut, jika perlu
8. Rapikan klien jika perasat sudah selesai
9. Bereskan alat – alat dan simpan ke tempat semula
10. Cuci tangan
E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Berikan umpan balik pada klien
3. Akhiri pertemuan dengan cara yang
baik

F. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

90
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

MODUL VI
KEBUTUHAN ELIMINASI

91
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. TOILETING

1. PEMASANGAN KATETER PRIA DAN WANITA

Merupakan tindakan dengan cara memasukan Kateter atau selang karet

melalui uretra dan masuk kedalam kandung kemih. Dalam pemasangan kateter dibagi

atas 2 tipe bagian yaitu :

Tipe intermiten dan menetap.

TUJUAN

Membantu memenuhi kebutuhan eliminasi sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.

a. Tipe Intermiten

Indikasi

 Tidak mampu berkemih 8 – 12 jam setelah operasi

92
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

 Retensi akutsetelah trauma uretra

 Tidak mampu berkemih akibat obat – obatan sedative atau analgesic

 Injuri pada tulang belakang

 Degenerasi neuromuscular secara progresif

 Untuk mengeluarkan urin residual

b. Tipe Indwelling ( Menetap)

Indikasi

 Obstruksi aliran urine

 Post Op uretra dan struktur disekitarnya ( TUR-P)

 Obstruksi Uretra

 Inkontinensia dan disorientasi berat

ALAT / BAHAN

1. Sarung tangan steril

2. Kateter steril ( sesuai ukuran dan jenis)

3. Duk steril

4. Minyak pelumas/Jelly

5. Larutan pembersih antiseptic ( Kapas sublimat)

6. Spuit

7. Aquades

8. Perlak / pengalas

9. Pinset anatomis

10. Bengkok

11. Urine bag

12. Sampiran
93
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

PROSEDUR TINDAKAN

Kateter Pria
1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan melepaskan
pakaian bawah
3. Memasang perlak, pengalas dan selimut mandi
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan genetalia dengan air hangat
6. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
7. Memberi pelumas pada ujung kateter
8. Mengarahkan penis ke atas
9. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15 – 23 cm atau hingga urine
keluar
10. Menyambungkan kateter dengan urine bag
11. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
12. Memfiksasi kateter kearah atas / perut
13. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
14. Mengganti selimut mandi dengan selimut klien

Kateter Wanita

1. Memasang sampiran/menjaga privacy


2. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah pasien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan genetalia dengan air hangat
6. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-hati,
kateter tetap tertahan)
7. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada ujung pemasangan kateter
8. Melepas pengalas dan sarung tangan
9. Merapikan pasien

VOLUME URINE NORMAL PADA BERBAGAI TINGKAT USIA

94
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Usia Jumlah urine rata – rata /hari ( ml)

Lahir 2 hari 15 – 60

3 - 10 hari 100 – 300

10 hari – 2 bulan 250 – 400

2 bulan – 1 tahun 400 – 500

1 – 3 tahun 500 – 600

3 – 5 tahun 600 – 700

5 – 8 tahun 700 – 1000

8 - 14 tahun 800 – 1400

14 tahun - dewasa 1500

Dewasa tua ≤ 1500

Faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

1. Asupan cairan dan makanan

2. Pertumbuhan dan perkembangan

3. Kebiasaan/gayahidup

4. Stres psikologis

5. Tonus otot

6. Kondisi sakit

7. Pembedahan

8. Medikasi/pengobatan

9. Pemeriksaan Diagnostik

Kateristik Urine Normal

95
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Keadaan Normal

Warna Kekuningan/bening

Bau Berbau khas

Berat Jenis 1,010 – 1,025 gram/cc

PH 4,4 – 7,5

Jumlah 1200 – 1500 ml/hari

CEKLIS KETRAMPILAN

MEMASANG KATETER PRIA /WANITA


NAMA MAHASISWA :
RUANG :
HARI/TGL :
JAM :
NILAI Jumlah
VARIABEL YANG DINILAI
0 1 2 3 4
I. Tahap Pra Interaksi
A. Kaji Kebutuhan klien
B. Cuci tangan
C. Siapkan alat-alat:
1. Bak instrument steril berisis: pinset
anatomis, duk, kassa
2. Kateter sesuai ukuran
3. Sarung tangan steril 2 pasang
4. Desinfektan dalam tempatnya
5. Spuit 20 cc
6. Pelumas
7. Urine bag
8. Plaster dan gunting
9. Selimut mandi
10. Perlak dan pengalas
11. Bak berisis air hangat, waslap, sabun,
handuk

12. Bengkok

96
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Kaji kebutuhan klien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap kerja

Kateter Pria
1. Memasang sampiran dan menjaga
privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi
dorcal recumbanent dan melepaskan
pakaian bawah
3. Memasang perlak, pengalas dan selimut
mandi
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan genetalia dengan air
hangat
6. Mengganti sarung tangan steril,
memasang duk steril
7. Memberi pelumas pada ujung kateter
8. Mengarahkan penis ke atas
9. Memasukkan kateter perlahan-lahan
sedalam 15 – 23 cm atau hingga urine
keluar
10. Menyambungkan kateter dengan urine
bag
11. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai
ukuran
12. Memfiksasi kateter kearah atas / perut
13. Melepas duk, pengalas dan sarung
tangan
14. Mengganti selimut mandi dengan
selimut klien

Kateter Wanita

1. Memasang sampiran/menjaga privacy


2. Menyiapkan pasien dengan posisi
dorcal recumbent dan melepaskan
pakaian bawah pasien
3. Memasang perlak, pengalas
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan genetalia dengan air
hangat
6. Memastikan posisi kateter terpasang
dengan benar (menarik dengan hati-
hati, kateter tetap tertahan)
7. Memberikan desinfektan dengan lidi
kapas pada ujung pemasangan kateter
8. Melepas pengalas dan sarung tangan
9. Merapikan pasien

IV. Tahap Terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
97
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

sesuai dengan tujuan yang diharapkan


2. Tanyakan respon pasien
3. Dokumentasikan:
a. Catat waktu pelaksanaan
b. Catat hasil yang telah dilakukan
c. Catat respon klien
d. Catat jam/ tgl, hari pelaksanaan
e. Paraf perawat

Kriteria Penilaian :
Dikerjakan tetapi salah :1 Jayapura,
Dikerjakan dengan ragu-ragu :2
Dikerjakan dengan benar :3 Pembimbing
Dikerjakan hasil memuaskan :4

Nilai :
( )

2. TINDAKAN MEMASANG KONDOM KATETER

Merupakan tindakan yang dilakukan denganmemasang kondom kateter pada

pasien yang inkontinensia atau pasien koma yang masih mempunyai fungsi

pengosongan kandung kemih yang utuh.

TUJUAN

a. Mempertahankan hygiene perineal pasien inkontinensia

b. Memperthankan eliminasi perkemihan

ALAT / BAHAN

c. Sarung tangan

d. Air Sabun

e. Pengalas

f. Kateter kondom

g. Kantong penampung urine

h. Sampiran

CARA PELAKSANAAN

98
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. Jelaskan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan

2. Cuci tangan

3. Pasang sampiran

4. Pasang perlak/pengalas

5. Pakai sarung tangan

6. Atur posisi pasien dengan posisi terlentang

7. Bersihkan daerah genetalia dengan air sabun bilas dengan air sampai bersih,

kemudian keringkan

8. Lakukan pemasangan kondom dengan menyisakan 2,5 – 5 cm ruang antara glans

penisdengan ujung kondom

9. Lekatkan pangkal kateter pada batang penis dengan perekat elastis dan jangan terlalu

ketat

10. Hubungkan ujung kondom kateter dengan kantong penampung urine

11. Rapikan alat

12. Cuci tangan

13. Catat tindakan yang dilakukan ( warna, bau, jumlah urine)

CEKLIS KETRAMPILAN

MEMASANG KONDOM KATETER


NAMA MAHASISWA :
RUANG :
HARI/TGL :
JAM :
VARIABEL YANG DINILAI NILAI Jumlah
99
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

0 1 2 3 4
I. Tahap Pra Interaksi
1. Kaji Kebutuhan klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat:
1) Pengalas (perlak dan handuk)
2) Selimut ekstra
3) Kapas sublimat di dalam tempatnya
4) Sarung tangan steril 1 pasang
5) Bengkok 2 buah
6) Sabun
7) Botol berisi air hangat
8) Tisu toilet
9) Pinset anatomis 1 buah (jika sarung
tangan tidak ada)
10) Kondom kateter dengan ukuran
sesuai kebutuhan
11) Kantong penampung urine (urine
bag)

II. Tahap Orientasi


1. Beri salam, panggil klien dengan
namanya
2. Kaji kebutuhan klien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap kerja


1. Dekatkan alat-alat Ke dekat tempat tidur
2. Tutup jendela danpintu/ pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pasang selimut ekstra
5. Pasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Lepaskan pakaian bawah pasien
7. Atur posisi pasien (dorsal recumbent)
8. Pakai sarung tangan
9. Bersihkan penis dengan sabun dan air, lalu
keringkan dengan handuk
10. Bersihkan penis
11. Pasang kondom kateter dan ikatkan perekat/
plesternya yang ada pada kondom ke bagian
pangkal penis
12. Hubungkan ujung kondom kateter dengan
kantong urine
13. Atur posisi pasien
14. Angkat pengalas
15. Ganti selimut ekstra dengan selimut pasie
16. Rapikan alat-alat dan kembalikan pada
tempatnya
100
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

17. Cuci tangan


18. Buka sampiran/pintu/jendela
19. Observasi keadaan pasien
20. Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

IV. Tahap Terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Tanyakan respon pasien
3. Dokumentasikan:
1) Catat waktu pelaksanaan
2) Catat hasil yang telah dilakukan
3) Catat respon klien
4) Catat jam/ tgl, hari pelaksanaan
f. Paraf perawat

Kriteria Penilaian :
Dikerjakan tetapi salah :1 Jayapura,
Dikerjakan dengan ragu-ragu :2
Dikerjakan dengan benar :3 Pembimbing
Dikerjakan hasil memuaskan :4
Nilai :

( )

101
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3. MEMASANG BADPAN (PISPOT)

PENGERTIAN
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan eliminasi alvi secara mandiri di kamar kecil, dilakukan dengan
menggunakan pispot (penampung)

TUJUAN
Memenuhi kebutuhan eliminasi alvi
ALAT dan BAHAN
1. Alas/perlak
2. Pispot
3. Air bersih
4. Tisu
5. Skrin (sampiran) bila pasien dirawat di bangsal umum
6. Sarung tangan

Gbr :

102
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CHEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN


MEMASANG BADPAN (PISPOT)
NAMA MAHASISWA :
NIM :
NILAI
NO VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3

103
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. PERSIAPAN ALAT
1. Alas/perlak
2. Pispot
3. Air bersih
4. Tisu
5. Skrin (sampiran)
6. Sarung tangan
2. TAHAP PREINTERAKSI
1. Lakukan verfikasi order sebelum
tindakan
2. Cuci tangan , Siapkan alat
3. TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi Memperkenalkan nama perawat
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien /
keluarga
4. TAHAP KERJA
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
sebelum melakukan kegiatan
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Memulai kegiatan sesuai prosedur
4. Pelaksanaan
- Pasang sampiran
- Gunakan sarung tangan
- Pasang pengalas di bawah glutea
- Tempatkan pispot dibawah glutea dengan posisi
bagian lubang pispot tepat dibawah rektum
- Atur posisi pasien yang nyaman
- Anjurkan pasien untuk BAB pada pispot yang
disediakan
- Setelah selesai siram daerah rektum dengan air
hingga bersih dan keringkan dengan tisu
- Rapikan pasien dan atur posisi pasien senyaman
mungkin
- Cuci tangan
5. TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan
tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
6. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
( jumlah, konsistensi

KETERANGAN
0 = Tidak Dilakukan sama sekali Jayapura, 2021
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

4. PEMBERIAN HUKNA RENDAH DAN HUKNA TINGGI

e. TINDAKAN PEMASANGAN HUKNAH TINGGI

Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens
dengan menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan umum..
104
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Tujuan Huknah Tinggi

Mengosongkan usus untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buang air
besar selama prosedur operasi dilakukan atau pengosongan sebagai tindak
diagnostik / pembedahan

Alat dan Bahan Huknah Tinggi

1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
3. Cairan hangat (700 - 1000 ml dengan suhu 40,50C - 430C)
4. Bengkok
5. Jely
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tissue

Prosedur Kerja Huknah Tinggi

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila
pasien di rawat di bangsal umum
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi Sims kanan
105
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

5. Pasang pengalas di bawah daerah anus


6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Irigator di isi dengan air hangat dan hubungkan kanula rektal. Kemudian periksa
alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri Jelly
pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan kanula ke dalam rektum ke arah kolon asendens sambil pasien di minta
menarik nafas panjang, dan pegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur dan buka
klemnya. Alirkan air sampai pasien menunjukkan keinginan untuk defekasi
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau
anjurkan ke toilet bila mampu. Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah
sekitar anus hingga bersih dan keringkan dengan tissue jika telah selesai defekasi
11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan
12. Catat jumlah feces yang keluar, warna, kepadatan dan respons pasien terhadap
tindakan

CEKLIS KETRAMPILAN

MEMASANG HUKNAH TINGGI

NAMA MAHASISWA :
Nim :
106
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

NILAI Jumlah
VARIABEL YANG DINILAI
0 1 2 3 4
I. Tahap Pra Interaksi
A. Kaji Kebutuhan klien
B. Cuci tangan
C. Siapkan alat-alat:
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan
klem
3. Cairan hangat (700 - 1000 ml dengan
suhu 40,50C - 430C)
4. Bengkok
5. Jely
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan

9. Tissue
II. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan
namanya
2. Kaji kebutuhan klien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap kerja


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien, lalu pasang sampiran bila
pasien di rawat di bangsal umum
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang
sampiran bila pasien di rawat di bangsal
umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi Sims
kanan
5. Pasang pengalas di bawah daerah anus
6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Irigator di isi dengan air hangat dan
hubungkan kanula rektal. Kemudian
periksa alirannya dengan membuka
kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok
dan beri Jelly pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan kanula ke dalam rektum ke
arah kolon asendens sambil pasien di
minta menarik nafas panjang, dan
pegang irigator setinggi 30 cm dari
tempat tidur dan buka klemnya. Alirkan
air sampai pasien menunjukkan keinginan
untuk defekasi
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar
rasa ingin defekasi dan pasang pispot
atau anjurkan ke toilet bila mampu. Bila
pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan
daerah sekitar anus hingga bersih dan
107
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

keringkan dengan tissue jika telah selesai


defekasi
11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan

12. Catat jumlah feces yang keluar, warna,


kepadatan dan respons pasien terhadap
tindakan.
IV. Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Tanyakan respon pasien
3. Dokumentasikan:
a. Catat waktu pelaksanaan
b. Catat hasil yang telah dilakukan
c. Catat respon klien
d. Catat jam/ tgl, hari pelaksanaan
e. Paraf perawat
f. Catat jumlah feces yang keluar,
warna, kepadatan dan respons
pasien terhadap tindakan.

Kriteria Penilaian :
Dikerjakan tetapi salah :1 Jayapura,
Dikerjakan dengan ragu-ragu :2
Dikerjakan dengan benar :3 Pembimbing
Dikerjakan hasil memuaskan :4

Nilai :
( )

b. TINDAKAN PEMASANGAN HUKNAH RENDAH

Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan


hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus.

Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan) dan pasien


yang mengalami obstipasi

Tujuan Huknah Rendah

1. Mengosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-hal yang tidak


diinginkan selama operasi berlangsung, seperti BAB
2. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk
mengeluarkan feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit)
108
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Alat dan Bahan Huknah rendah

1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
3. Cairan hangat (700 - 1000 ml dengan suhu 40,50C - 430C)
4. Bengkok
5. Jely
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tissue

Prosedur Kerja Huknah Rendah

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila
pasien di rawat di bangsal umum
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi Sims kiri
5. Pasang pengalas di bawah glutea
6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Irigator di isi dengan air hangat dan hubungkan kanula rektal. Kemudian periksa
alirannya dengan membuka kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok dan beri Jelly
pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan kanula kira-kira 15 cm ke dalam rektum ke arah kolon desendens sambil
pasien di minta menarik nafas panjang, dan pegang irigator setinggi 50 cm dari
tempat tidur dan buka klemnya. Alirkan air sampai pasien menunjukkan keinginan
untuk defekasi
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau
anjurkan ke toilet bila mampu. Bila pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan daerah
sekitar anus hingga bersih dan keringkan dengan tissue jika telah selesai defekasi
11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan
12. Catat jumlah feces yang keluar, warna, kepadatan dan respons pasien

109
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

CEKLIS KETRAMPILAN

MEMASANG HUKNAH RENDAH

NAMA MAHASISWA :
RUANG :
HARI/TGL :
JAM :

NILAI Jumlah
VARIABEL YANG DINILAI
0 1 2 3 4
I. Tahap Pra Interaksi
A. Kaji Kebutuhan klien
B. Cuci tangan
C. Siapkan alat-alat:
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal dan
klem
3. Cairan hangat (700 - 1000 ml dengan
suhu 40,50C - 430C)
4. Bengkok
5. Jely
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan

9. Tissue
II. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan
namanya
2. Kaji kebutuhan klien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap kerja


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien, lalu pasang sampiran bila
pasien di rawat di bangsal umum
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang
sampiran bila pasien di rawat di bangsal
umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi Sims kiri
5. Pasang pengalas di bawah glutea
6. Siapkan bengkok di dekat pasien
7. Irigator di isi dengan air hangat dan
hubungkan kanula rektal. Kemudian
periksa alirannya dengan membuka
kanula rekti dan keluarkan air ke bengkok
dan beri Jelly pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan kanula kira-kira 15 cm ke
dalam rektum ke arah kolon desendens
sambil pasien di minta menarik nafas
110
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

panjang, dan pegang irigator setinggi 50


cm dari tempat tidur dan buka klemnya.
Alirkan air sampai pasien menunjukkan
keinginan untuk defekasi
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar
rasa ingin defekasi dan pasang pispot
atau anjurkan ke toilet bila mampu. Bila
pasien tidak mampu mobilisasi, bersihkan
daerah sekitar anus hingga bersih dan
keringkan dengan tissue jika telah selesai
defekasi
11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan

12. Catat jumlah feces yang keluar, warna,


kepadatan dan respons pasien

IV. Tahap Terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Tanyakan respon pasien
3. Dokumentasikan:
 Catat waktu pelaksanaan
 Catat hasil yang telah dilakukan
 Catat respon klien
 Catat jam/ tgl, hari pelaksanaan
 Paraf perawat
 Catat jumlah feces yang keluar,
warna, kepadatan dan respons pasien
terhadap tindakan.

Kriteria Penilaian :
Dikerjakan tetapi salah :1 Jayapura,
Dikerjakan dengan ragu-ragu :2
Dikerjakan dengan benar :3 Pembimbing
Dikerjakan hasil memuaskan :4

Nilai :

( )

MODUL VII
KEBUTUHAN OKSIGENASI
111
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

A. PROSEDUR OKSIGENASI

1. Pengertian Terapi Oksigen


Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan.Pada ketinggian laut, konsentrasi
oksigen dalam udara ruangan adalah 21 %.(Brunner & Suddarth,2002)
2. Tujuan
Tujuan pemberian terapi oksigen adalah :
a. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat.
b. Menurunkan kerja nafas
c. Menurunkan kerja jantung.
3. Indikasi Pemberian Terapi Oksigen
a. Mencegah atau mengatasi hypoxia
b. Penurunan PaCO2 dengan gejala dan tanda-tanda hypoxia, dyspneu, tachypneu,
gelisah disorentasi, apatis, kesadaran menurun.
c..Keadaan lain : gagal nafas akut, shock, keracunan CO
4. Bahaya-Bahaya Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi, tetapi juga dapat
menimbulkan efek merugikan, antara lain :
a. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi oksigen dapat memudahkan terjadinya
kebakaran, oleh karena itu pasien dengan terapi pemberian oksigen harus
menghindari/mambuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari
penggunaan tanpa “Ground”.
b. Depresi Ventilasi
112
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat
pada pasien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.
c. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam
waktu relatif lama.Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti
atelektasi dan kerusakan surfaktan. Akibatanya proses difusi di paru akan
terganggu.
5. Metode Pemberian Terapi Oksigen
Oksigen di dispensasi dari silinder atau dari sistem berpipa reduksi diameter
diperlukan untuk mengurangi tekanan sampai pada tingkat bekerja dan flow meter
mengatur aliran oksigen dalam liter/menit. Jika oksigen digunakan dalam kecepatan
aliran yang tinggi maka oksigen harus dilembabkan dengan melewatkan oksigen
melalui sistem humidifikasi untuk menjaga membran mukosa saluran pernafasan
kering.
Metoda pemberian oksigen dibagi 2 yaitu :
a. Sistem Aliran Rendah
Tehnik sistem aliaran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara
ruangan. Tehnik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe
pernafasan dengan patokan tidal volume pasien. Pemberian oksigen sistem aliran
rendah ini ditujukan untuk pasien yang memerlukan oksigen tetapi masih mampu
bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya pasien dengan tidal volume 500
ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.(http:www.Terapi Oksigen
Dalam Asuhan Keperawatan, 2006).
Sistem aliran rendah dibagi atas :
1). Low Flow Low Consentration
a). Kateter Nasal
Memberikan oksigen secara kontiyu dengan aliran 1 – 3 liter/ menit dengan
konsentrasi 24 – 32 %.
Dalamnya kateter dari hidung sampai pharing diukur dengan cara mengukur
jarak dari telinga ke hidung.
(1). Keuntungan
(a). Pemberian oksigen stabil
(b). Pasien bebas bergerak, berbicara, makan atau minum
(c). Alat murah
(2). Kerugian
(a). Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3liter/menit
(b). Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasopharing
(c). Kateter mudah tersumbat dengan sekret atau tertekuk.
(d). Tehnik memasukkan kateter agak sulit.
(e). Pada aliran tinggi terdengar suara dari aliran oksigen pada
nasopharing
(3). Cara Pemasangan
(a). Terangkan prosedur pada pasien
(b). Untuk memperkirakan dalamnya kateter, ukur jarak antara lubang
hidung sampai keujung daun telinga
(c). Hubungkan kateter dengan sumber oksigen aliran rendah
(d). Masukkan kateter melalui lubang hidung yang paten sejauh
yang diperkirakan
(e). Gunakan plester untuk fiksasi kateter
(f). Alirkan oksigen sesuai yang diinginkan
b). Kanul Nasal

113
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Memberikan konsentrasi oksigen antara 24 – 44% dengan aliran 1 –


6 liter/menit. Konsentrasi oksigen akan naik 4 % pada tiap kenaikan aliran 1
liter/menit.
(1). Keuntungan
(a). Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju nafas
teratur.
(b). Baik diberikan dalam jangka waktu lama.
(c). Pasien dapat bergerak bebas, makan, minum dan berbicara.
(d). Efisiensi dan nyaman untuk pasien.
(2). Kerugian
(a). Dapat menyebabkan iritasi pada hidung, bagian belakang
telinga tempat tali binasal
(b). Konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan
mulut.
(3). Cara Pemasangan

(a). Terangkan prosedur pada pasien

(b). Hubungkan kanule dengan slang oksigen ke humidifier dengan


aliran oksigen yang rendah. masukkan kedua ujung kanula
kedalam lubang hidung.
(c). Fiksasi slang oksigen

(d). Alirkan oksigen sesuai dengan yang diinginkan.

2). Low Flow High Concentration


a). Sungkup Muka Sederhana

Merupakan sistem aliran rendah dengan hidung, nasopharing dan


aropharing sebagai penyimpan anatomik. Aliran yang diberikan 5– 8
liter/menit. Konsentrasi oksigen antara 40 – 60 %.
(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanul
nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan
sungkup berlobang besar, mudah digunakan.
114
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

(2). Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%,
menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
(3). Cara Pemasangan
(a). Terangkan prosedur pada pasien
(b). Hubungkan slang oksigen ke humidifier dengan aliran oksigen
rendah
(c). Atur tali pengikat sungkup sehingga sungkup menutup rapat
dan nyaman, jika perlu pakai kain kasa pada daerah
tertekan
(d). Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan

b). Sungkup Muka Dengan Kantong “ Rebreathing “

Aliran yang diberikan 8 – 12 liter/menit dengan konsentrasi 60– 80%,


udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian
volume ekhalasi masuk ke kantong, 2/3 bagian volume ekhalasi melewati
lubang – lubang pada bagian samping.
(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak
mengeringkan selaput lendir.
(2). Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih
rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa
terlipat.
(3). Cara Pemasangan
(a). Terangkan prosedur pada pasien
(b). Hubungkan slang oksigen pada humidifier dengan aliran rendah
(c). Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara
kantong dengan sungkup
(d). Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup dengan rapat dan
nyaman, bila perlu pakai kain kasa pada daerah yang tertekan
(e). Sesuaikan aliran oksigen sehingga kantong akan terisi waktu
ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi.
c). Sungkup Muka Dengan Kantong “ Non Rebreathing “

Aliran yang diberikan 8–12 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 80 –


100 %, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, tidak
dipengaruhi oleh udara luar.
115
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapai 100%, tidak
mengeringkan selaput lendir.
(2). Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat.

(3). Cara Pemasangan

(a). Terangkan prosedur pada pasien

(b). Hubungkan slang oksigen pada humidifier dengan aliran rendah


(c). Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara
kantong dengan sungkup
(d). Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat dan
nyaman, bila perlu gunakan kain kasa pada daerah yang tertekan
(e). Sesuaikan aliran oksigen sehingga kantong akan terisi waktu
ekspirasi dan hampir kuncup pada inspirasi

b. Sistem aliran tinggi


Suatu tehnik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak
dipengaruhi oleh pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan
konsentrasi oksigen lebih tepat dan teratur,
Sistem aliran tinggi terdiri dari :
1). High flow low concentration
(a). Sungkup Venturi
Prinsip pemberian oksigen dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan
dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk
mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara
luar diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada
alat ini sekitar 4 – 14 L/menit dengan konsentrasi 30 – 55%.
(1). Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk
pada alat dan tidak dipengaruhio perubahan pola nafas terhadap FiO2,
suhu dan gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2.
(2). Kerugian
Kerugian pada sistem ini pada umumnya hampir sama dengan
sungkup muka yang lain pada aliran rendah

(3). Cara Pemasangannya


(a). Terangkan prosedur pada pasien
(b). Hubungkan slang oksigen ke flow meter, untuk konsentrasi
tinggi gunakan juga humidifier
(c). Atur flow meter oksigen sesuai yang tertera pada sungkup
(d). Atur tali pengikat sungkup sehingga sungkup menutup dengan
rapat dan nyaman, bila perlu gunakan kain kasa pada daerah
yang tertekan
2). High flow high concentration
(a). Head box
(b). Sungkup CPAP

6. Persiapan Alat Untuk Terapi Oksigen


a. Sumber oksigen/tabuing oksigen
b. Katup pengatur oksigen
c. Regulator oksigen :
1). Silinder untuk mengetahui isi tabung
116
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

2). Flow meter untuk mengatur jumlah oksigen yang dibutuhkan


3). Humidifier untuk melembabkan udara
d. Plester
e. Kain kasa basa dalam nierbekken
f. Gunting
g. Kanul binasal
h. Sungkup muka sederhana
i. Sungkup muka “rebreathing” dengan kantong oksigen
j. Sungkup muka “non rebreathing” dengan kantong oksigen

7. Peran Perawat Dalam Pemberian Terapi Oksigen


1. Siapkan mental pasien,agar pasien koperatif.
2. Memilih jenis terapi yang sesuai kebutuhan .
3. Yakinkan posisi dan fiksasi peralatan cukup baik.
4. Observasi ketat terhadap pola napas (laju napas, penggunaan otot-otot Pernapasan,
asesoris, pernapasan cuping hidung dll).
5. Pastikan apakah terapi yang diberikan cukup memadai dan kemungkinan perlu diganti
dengan jenis lain.
6. Monitor analisa gas darah
7. Monitor saturasi oksigen
8. Perhatikan patensi sistem humidifikasi untuk menghindari kerusakan mukosa
hidung terutama jika aliran oksigen cukup tinggi.
Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan Prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Atur aliran oksigen dengan kecepatan yang dibutuhkan umumnya 1 – 6 liter/menit,
untuk kateter /kanula nasal, 6 – 10 liter/menit untuk masker oksigen, Kemudian
observasi humidifier apakah air bergelembung.
4. Atur posisi pasien semipowler atau sesuai dengan kondisi pasien.
5. Berikan oksigen sesuai dengan cara pemberian dibawah ini :
 Kateter Nasal :
Ukur dulu jarak dari lubang telinga sampai kehidung dan berikan tanda,
setelah itu berikan jelly/pelumas
Masukan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan
Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belumdengan
menekan lidah pasien menggunakan spatel ( akan terlihat posisinya
dibelakang uvula)
Fiksasi pada daerah hidung
 Kanula Nasal
Pasang Kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan
pasien

 Masker Oksigen
Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien

117
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

6. Periksa kateter nasal, kanula, masker oksigen setiap 6 – 8 jam


7. Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan
8. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon

CEKLIS KETERAMPILAN
PEMASANGAN OKSIGEN DENGAN SELANG/KANUL HIDUNG

NAMA MAHASISWA :
RUANG :
HARI/TGL :
JAM :

NILAI JMLH
VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3 4
I. Tahap Preinteraksi
1. Cek catatan klien
2. Siapkan klien
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat:
a. Sumber oksigen/tabuing oksigen
b. Katup pengatur oksigen
c. Regulator oksigen :
1). Silinder untuk mengetahui isi tabung

118
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

2). Flow meter untuk mengatur jumlah


oksigen yang dibutuhkan
3). Humidifier untuk melembabkan udara
d. Plester
e. Kain kasa basa dalam nierbekken
f. Gunting
g. Kanul binasal
h. Sungkup muka sederhana
i. Sungkup muka “rebreathing” dengan
kantong oksigen
j. Sungkup muka “non rebreathing” dengan
kantong oksigen
II. Tahap Orientasi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Beritahukan tujuan tindakan
3. Beritahukan prosedur kerja dan lama bekerja

III. Tahap Kerja


1. Beri kesempatan klien bertanya
2. Hubungkan flowmeter dengan pipa oksigen,
gabungkan penghubung selang dengan
humidifier dan selang hidung, kanula, dan
atau kedok wajah.
3. Jalankan oksigen
4. Atur kecepatan oksigen misalnya 3 x
permenit
1) Ukur panjang kateter yang akan
dimasukkan dari hidung ke daun telinga
2) Berikan jeli (jangan gunakan minyak
mineral atau minyak vaselin, yang
dapat menyebabkan pneumonia lipid)
3) Masukkan kateter sepanjang dasar
hidung ke telinga
4) Cek lokasi kateter pada bagian
belakang kerongkongan pada sisi lain
dari vulva
5) Atur kateter ke sisi lain dari hidung atau
ke belakang kepala
6) Ukur kecepatan oksigen
7) Letakkan tanda “dilarang merokok”
8) Jaga kenyamanan klien
9) Rapihkan klien
10) Bersihkan peralatan
11) Cuci tangan

IV. Tahap Terminasi


1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Dokumentasikan:
1) Catat respon klien
2) Catat terapi oksigen

Kriteria Penilaian :
Dikerjakan tetapi salah :1 Jayapura,
Dikerjakan dengan ragu-ragu :2 Pembimbing
Dikerjakan dengan benar :3
Dikerjakan hasil memuaskan :4
119
( )
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Nilai :

B. FISIOTERAPI DADA
1. PROSEDUR KERJA DRAINASE POSTURAL
Pengertian
Drainase postural adalah tindakan keperawatan yang menempatkan pasien dalam
berbagai posisi untuk mengalirkan secret di saluran pernafasan dan membuangnya
dengan cara membatukkan atau pengisapan.
Tujuan
Untuk membersihkan jalan nafas dan meningkatkan efisiensi pola pernafasan serta
mencegah terjadinya akumulasi sekret
Kontra indikasi dilakukan postural drainage
Pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, peningkatan tekanan intracranial, dispnea
berat dan lansia

120
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Gb. Posisi postural drainage

Alat dan bahan


Pot sputum berisi desinfektan
Tisu
Dua balok
Bantal
Stetoskop
Bronkodilator
Bengkok
Air Hangat

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama postural drainage


1) Pasien diminta berbaring dalam berbagai posisi (lihat gambar drainase postural),
sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan sekresi dari jalan nafas bronchial
yang lebih kecil ke bronki yang besar dan trakea.
2) Sekresi dibuang dengan cara membatukkan.
3) Pasien dinebulisasi sebelum drainase postural membantu dalam mengalirkan
percabangan bronchial
4) Latihan drainase diarahkan pada semua segmen paru
5) Pasien diminta dalam posisi untuk mendrainage setiap lobus: kepala lebih
rendah, pronasi lateral kanan-kiri dan duduk tegak
A. Drainase Postural
1. Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan.
2. Cuci tangan.
121
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

3. Atur posisi:
 Semi-fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke depan apabila daerah yang
akan di drainase pada lobus atas bronkus apical.
 Tegak dengan sudut 45 derajat membungkuk ke depan pada bantal dengan
45 derajat ke kiri dan kekanan apabila daerah yang akan di drainase bronkus
posterior.
 Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan di drainase
bronkus anterior.
 Posisi Trendelenburg dengan sudut 30 derajat atau dengan menaikan kaki
tempat tidur 35-40 cm, sedikit miring ke kiri apabila yang akan di drainase
pada lobus tengah ( bronkus lateral dan medial)
 Posisi Trendelenburg dengan sudut 30 derajat atas dengan menaikan kaki
tempat tidur 35-40 cm, sedikit miring ke kanan apabila daerah yang akan
didrainase bronkus superior dan inferior.
 Condong dengan bantal di bawah panggul apabila yang di drainase bronkus
apical.
 Posisi Trendelenburg dengan sudut 45 derajat atau dengan menaikkan kaki
tempat tidur 45-50 cm ke samping kanan, apabila yang di drainase bronkus
mendial.
 Posisi Trendelenburg dengan sudut 45 derajat atau dengan menaikkan kaki
tempat tidur 45-50 cm kesamping kiri, apabila yang di drainase bronkus
lateral.
 Posisi Trendelenburg condong dengan sudut 45 derajat dengan bantal di
bawah panggul, apabila yang akan didrainase bronkus posterior.
4. Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian periode
selanjutnya
Kurang lebih 10-15 menit.
5. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.
6. Tindakan selanjutnya adalah clapping,vibrasi,dan pengisapan (suction).
7. Cuci tangan.
B. Clapping ( penepukkan ) dan vibrasi (getaran )
Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan menepuk dada posterior dan
memberikan getaran tangan pada daerah tersebut saat pasien ekspirasi.
Tujuan
Perkusi dan vibrasi membantu melepaskan mucus yang melekat pada bronkiolus dan
bronki
Kontra indikasi
1. Hindari melakukan perkusi di atas selang drainase dada, sternum, tulang
belakang, ginjal, limpa, dan (payudara pada wanita)
2. Untuk pasien lansia lakukan perkusi secara hari-hati
Alat dan bahan
 Handuk
 popok (bila bayi)

Gb. Posisi tangan saat perkus/claping

122
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Gb. Posisi tangan saat vibrasi ( B dan C )

Clapping dan vibrasi


1. Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi sesuai dengan drainase postural dan lokasi paru.
4. Lakukan clapping atau vibrasi pada:
 Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula apabila daerah
paru yang perlu di-clapping/vibrasi adalah daerah bronkus apical.
 Lebar bahu masing-masing sisi apabila yang akan di-clapping dan vibrasi
adalah bronkus posterior.
 Dada depan di bawah klavikula, apabila yang akan di-clapping dan vibrasi
adalah daerah bronkus anterior.
 Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai midanterior dada
apabila yang di-clapping dan vibrasi adalah daerah lobus tengah (bronkus
lateral dan medial)
 Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang di-clapping dan
vibrasi adalah daerah bronkus superior dan inferior.
 Sepertiga bawah kosta posrerior ke dua sisi, apabila yang di- clapping dan
vibrasi adalah daerah bronkus apikal.
 Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang akan di-clapping
dan vibrasi adalah daerah bronkus medial.
 Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang di-clapping dan vibrasi
adalah daerah bronkus lateral.
 Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang di-clapping, dan
vibrasi adalah daerah bronkus posterior.
5. Lakukan clapping dan vibrasi selama kurang lebih 1 menit.
6. Setelah di lakukan tindakan drainase postural, clapping dan vibrasi mintalah
pasien bernapas dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan sekret dapat di
lakukan tindakan pengisapan lender (lihat tindakan pengisapan lender)
7. Tampung sekresi pada wadah yang bersih
8. Minta pasien untuk minum air hangat, ulangi perkusi, vibrasi dan postural
drainase samapai area tersumbat telag terdrainase. Setiap tindakan tidak boleh
lebih dari 30-60 menit
9. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang di lakukan tindakan drainase
postural, clapping, dan vibrasi.k membantu mengencerkan dahak.
10. Jika tidak ada suara abnormal, posisikan pasien pada posisi semula dan
berikan minuman hangat pada pasien unt
11. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.

CHEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN


FISIOTERAPI
NAMA MAHASISWA :
NIM :

123
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

NILAI
NO VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3
I PERSIAPAN ALAT
a. Pot sputum berisi desinfektan
b. Tisu
c. Dua balok
d. Bantal
e. Stetoskop
f. Bronkodilator
g. Bengkok
h. Handuk
II i. Air Minum hangat
TAHAP PREINTERAKSI
a. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
b. Cuci tangan
III c. Siapkan alat
TAHAP ORIENTASI
a. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
b. Memperkenalkan nama perawat
IV c. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien /
keluarga
TAHAP KERJA
A. Postural Drainage
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum
melakukan kegiatan
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Memulai kegiatan sesuai prosedur
4. Lakukan nebulisasi (jika diresepkan) sebelum darinase
postural
5. Atur posisi pasien sesuai indikasi, dekatkan alat ke
pasien
6. Instruksikan pasien tenang dalam setiap posisi selama
10 - 15 menit dan menghirup udara secara perlahan
melalui hidung dan mengehembuskan secara perlahan
melalui bibir yang dirapatkan
7. Jika posisi tidak dapat ditoleransi, pasien dibantu untuk
megambil posisi yang dimodifikasi.
8. Ajarkan pasien teknik batuk efektif, pasien diinstruksikan
untuk batuk dan membuang sekresi sebagai berikut:
- Mengambil posisi duduk dan mebungkuk sedikit ke
depan
- Jaga lutut dan panggul
- Menghirup udara secara perlahan melalui hidung dan
menghembuskannnya melalui bibir yang dirapatkan
(beberapa kali)
- Batuk dua kali setiap ekshalasi ketika kontraksi
(menarik ke dalam) abdomen dengan tajam
bersamaan dengan setiap kali batuk.
- Membebat insisi, dengan menggunaan sanggahan
bantal, jika diperlukan.
- Setelah prosedur beritahu pasien untuk menyikat
gigi /membilas mulut sebelum berbaring di tempat
tidur
9. Lakukan observasi tanda vital selama prosedur
10. Setelah pelaksanaan drainase postural dilanjutkan

124
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

dengan clapping dan vibrasi


B. Perkusi ( Claping ) dan Vibrasi
1. Letakkan handuk di atas segmen dada yang akan
ditepuk
2. Penepukan dilakukan dengan kedua tangan yang
dicekungkan secara bergantian (kiri dan kanan) dengan
berirama dan kekuatan yang sama agar tidak
menimbulkan nyeri
3. Penepukan dilakukan pada dinding dada di atas daerah
paru yang akan mempercepat drainage
4. Penepukan dilakukan secara bergantian dengan vibrasi
selama 1-2 menit untuk setiap posisi.
5. Vibrasi dilakukan dengan menggetarkan telapak tangan
pada dinding dada dilanjutkan penekanan sewaktu
ekspirasi
6. Pasien diminta menggunakan pernafasan diafragma
selama prosedur .
7. Setelah di lakukan tindakan drainase postural, clapping
dan vibrasi mintalah pasien bernapas dalam dan batuk
efektif untuk mengeluarkan sekret dapat di lakukan
tindakan pengisapan lender (lihat tindakan pengisapan
lender)
8. Tampung sekresi pada wadah yang bersih
9. Minta pasien untuk minum air hangat, ulangi perkusi,
vibrasi dan postural drainase samapai area tersumbat
telag terdrainase. Setiap tindakan tidak boleh lebih dari
30-60 menit
10. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang di
lakukan tindakan drainase postural, clapping, dan
vibrasi.k membantu mengencerkan dahak.
11. Jika tidak ada suara abnormal, posisikan pasien
pada posisi semula dan berikan minuman hangat pada
V pasien unt
12. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
VI 3. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2015
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

125
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

C. NAPAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

NAPAS DALAM
Pengertian
Merupakan bentuk latihan napas yang terdiri atas pernapasan abdominal (diafragma) dan
purset lip breathing.
Tujuan
Pernapasan abdominal atau diafragma memungkinkan napas dalam secara penuh
dengan sedikit usaha. Purset lip breathing membantu klien mengontrol pernapasan yang
berlebihan .
Indikasi
Restriksi ekspansi dada, misalnya pada klien dengan PPOM (missal, asma dan
bronchitis) atau klien pada tahap penyembuhan setelah pembedahan toraks.
Prosedur pelaksanaan
1. Atur posisi yang nyaman bagi klien dengan posisi setengah duduk di tempat tidur / di
kursi /lying position (posisi berbaring)di tempat tidur dengan satu bantal.
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen.
3. Tempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat di bawah tulang iga.
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.
5. Konsentrasi dan rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh mungkin, tetap rileks dan
cegah lengkung pada punggung. Jika ada kesulitan menaikan abdomen, ambil napas
dengan cepat, lalu napas kuat lewat hidung.
6. Hembuskan udara lewat bibir, seperti meniup secara perlahan dan kuat sehingga
membentuk suara hembusan tanpa mengembungkan dari pipi.Teknik pursed lip
breathing ini menyebabkan resisitensi pada pengeluaran udara paru, meningkatkan
tekanan di bronkus dan meminimalkan kolapsnya jalan napas yang sempit, masalah
yang umum terjadi pada orang dengan penyakit paru obstruktif.
7. Kosentrasi dan rasakan turunnya abdomen dan kontraksi otot abdomen ketika
Ekspirasi. Hitung sampai 7 selama ekspirasi.
8. Gunakan latihan ini setiap kali merasakan napas pendek dan tingkatkan secara
perlahan selama 5-10 menit, 4 kali sehari, bisa dalam posisi duduk tegap, berdiri dan
berjalan. Latihan teratur akan membantu pernapasan tanpa usaha

CHEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN


TEKNIK NAFAS DALAM

Nama Mahasiswa :
NIM :
NILAI
NO VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3
PERSIAPAN ALAT
 Tempat tidur
 Bantal

126
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

TAHAP PREINTERAKSI
2. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat

TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien / keluarga

TAHAP KERJA
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum
melakukan kegiatan
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Atur posisi setengah duduk di tempat tidur / di kursi /lying
position (posisi berbaring)di tempat tidur dengan satu bantal.
4. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen.
5. Tempatkan satu/dua tangan pada abdomen, di bawah tulang
iga.
6. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup.
7. Rasakan gerakan naiknya abdomen sejauh mungkin, relaks
dan cegah lengkung pada punggung. Jika kesulitan menaikan
abdomen, ambil napas cepat, lalu napas kuat lewat hidung.
8. Hembuskan udara lewat bibir (meniup) secara perlahan dan
kuat sehingga membentuk suara hembusan tanpa
mengembungkan pipi.Teknik pursed lip breathing ini
menyebabkan resisitensi pada pengeluaran udara paru,
meningkatkan tekanaan di bronkus dan meminimalkan
kolapsnya jalan napas yang sempit, masalah yang umum
terjadi pada orang dengan penyakit paru obstruktif.
9. Rasakan turunnya abdomen dan kontraksi otot abdomen
ketika ekspirasi. Hitung sampai 7 selama ekspirasi.
10. Gunakan latihan ini setiap kali merasakan napas pendek dan
tingkatkan secara perlahan selama 5-10 menit, 4 kali sehari
11. Rapikan pasien dan atur posisi pasien senyaman mungkin
12. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klie
3. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2015
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

127
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

BATUK EFEKTIF
Pengertian
Pengertian
Merupakan latihan batuk untuk mengeluarkan secret.

Persiapan alat
 Sputum pot
 Lisol 2-3 %
 Handuk pengalas
 Peniti
 Bantal (jika di perlukan)
 Tisu
 Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1. Setelah menggunakan pengobatan bronkodilator (jika di resepkan ), tarik napas dalam
lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik.
2. Batukkan 2 kali, batuk pertama untuk melepaskan mukus dan batuk kedua untuk
mengeluarkan sekret. Jika klien merasa nyeri dada pada saat batuk, tekan dada pada
saat batuk, tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot yang berisi
lisol.
3. Untuk batuk menghembus, sedikit maju ke depan dan ekspirasi kuat dengan suara
“hembusan”.
4. Inspirasi dengan napas pendek cepat secara bergantian (menghirup) untuk mencegah
mucus bergerak kembali ke jalan napas yang sempit.
5. Istirahat.
6. Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan hipoksia

CHEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN


TEKNIK BATUK EFEKTIF

Nama Mahasiswa :
NIM :
NILAI
NO VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3

128
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

PERSIAPAN ALAT
 Sputum pot
 Lisol 2-3 %
 Handuk pengalas
 Bantal (jika di perlukan)
 Tisu
 Bengkok
TAHAP PREINTERAKSI
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien /
keluarga
TAHAP KERJA
1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya sebelum
melakukan kegiatan
2. Menanyakan keluhan utama saat ini
3. Setelah menggunakan pengobatan bronkodilator, tarik
napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk
beberapa detik.
4. Batukkan 2 kali, batuk pertama untuk melepaskan mukus
dan batuk kedua untuk mengeluarkan sekret. Jika klien
merasa nyeri dada saat batuk, tekan dada, tekan dada
dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot yang
berisi lisol.
5. Untuk batuk menghembus, sedikit maju ke depan dan
ekspirasi kuat dengan suara “hembusan”.
6. Inspirasi dengan napas pendek cepat secara bergantian
untuk mencegah mucus bergerak kembali ke jalan napas
yang sempit.
7. Istirahat.
8. Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan
kelelahan dan hipoksia
9. Rapikan pasien dan atur posisi pasien senyaman mungkin
10. Cuci tangan
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2015
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


129
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Nilai : ---------------------------------------- x 100 %


Jumlah seluruh tindakan

D. PEMERIKSAAN DAHAK MIKROSKOPIS LANGSUNG

PENGERTIAN

Sputum ialah materi yang ekspetorasi dari saluran nafas bawah oleh batuk yang bercampur
dengan ludah.
Mycobacterium tuberculosis sebagai penyebab TBC, berbentuk batang dan mempunyai sifat
tahan terhadap penghilangan warna dengan asam dan alkohol. Karena itu disebut basil
tahan asam (BTA). Dahak yang baik untuk diperiksa adalah dahak kental dan purulen
(mucopurulnt) Berwarna hijau kekuning-kuningan, dengan volume 3-5 ml tiap pengambilan.

TUJUAN PEMERIKSAAN DAHAK.

 Menegakan diagnosis dan menentukan klasifikasih /tipe.


 Menilai kemajuan pengobatan
 Menetukan tingkat penularan

PENGUMPULAN DAHAK.

Spesimen dahak dikumpulkan / ditampung dalam pot dahak yang bermulut lebar,
berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor. Pot
ini harus selalu tersedia di UPK.

1. Pelaksanaan pengumpulan dahak dalam sps.


S (sewaktu) : Dahak dikumpulkan pada saat suspek TBC datang berkunjung pertama
kali.pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak
hari kedua.
P (pagi) : dahak dikumpulkan pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
S (sewaktu) : Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak
pagi.Untuk menghindari resiko penularan, pengambilan dahak dilakukan ditempat
terbuka dan jauh dari orang lain , misalnya dibelakang puskesmas. Jika keadaan tidak
memungkinkan , gunakan kamar terpisah yang mempunyai ventilasi cukup.

2. Untuk memperoleh kualitas dahak yang baik, Petugas laboratorium memperhatikan


hal hal dibawah ini :
 Memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak, baik pemeriksaan
dahak pertama maupun pemeriksaan ulang.
 Memberi penjelasan tentang cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang
kental dan purulent.
 Memeriksa kekentalan, warna, volume dahak. Dahak yang baik untuk pemeriksaan
adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulent), kental, dengan volume 3-5

130
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

ml. Bila volumenya kurang, petugas harus meminta agar penderita batuk lagi sampai
volumenya mencukupi.
 Jika dahak tidak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus dimusnakan
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC

3. Bila seorang sulit mengeluarkan dahak , Dapat dilakukan hal-hal sbb :


 Dirumah : malam hari sebelum tidur, minum satu gelas teh manis atau menelan
tablet gliseril guayakolat 200 mg.
 Di UPK Melakukan olhraga ringan (lari-lari kecil) kemudian menarik nafas dalam ,
beberapa kali. Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selam mungkin lalu disuruh
batuk

4. Cara pengumpulan dahak.
 Beri label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan dahak
 Buka pot dahak, pegang tutupnya dan berikanpot itu kepeda suspek.
 Berdiri dibelakang suspek, minta dia memegang pot itu kedekat bibirnya dan
membatukkan dahak kedalam pot.
 Tutup pot dengan erat.
 Petugas harus cuci tangan dengan sabun dan air.

PEMBERIAN NOMOR IDENTITAS SEDIAAN.

1. Kaca sediaan dipegang pada kedua sisinya untukmenghindari sidik jari pada badan kaca
sediaan.
2. Setiap kaca sediaan diberi nomor identitas sediaan sesuai dengan identitas pada pot
dahak dengan mengunakan spidol permanent atau pinsil kaca.
3. Pemberian nomor identitas sediaan bertujuan untuk mencegah kemungkinan tertukarnya
sediaan, baik yang berasal dari UPK itu sendiri maupun UPK lain.
4. Nomor identitas sediaan terdiri dari 3 kelompok angka dan satu huruf,sebagai berikut
 Kelompok angka pertama terdiri dari dua angka, misalnya 02, yang merupakan
nomor urut kabupaten atau kota.
 Kelompok angka keduaterdiri dari 2 angka, misalnya 15,yang merupakan nomor urut
UPK.
 Kelmopokangka ketiga terdiri dari 3 angka, Misalnya 237, yang merupakan nomor
urut sediaan. Nomor urut sediaan dimulai dengan nomor 001 setiap awal tahun.
 Huruf A atu B atau C, A menunjukan dahak sewaktu petama, B untuk dahak pagi dan
C untuk dahak sewaktu kedua.
Contoh nomor identitas sediaan
02/15/23337 A, 02/15/237 B, dan 02/15/237 C.

PEMBUATAN DAN PENYIMPANAN HAPUS DAHAK

1. Ambil pot dahak dan sediaan kaca sediaan yang beridentitas sama dengan pot dahak.
2. Buka pot hati-hati untuk menghindari terjadinya droplet (percikandahak).
3. Buat sediaan hapus dengan ose (sengkelit), dengan urutan sebagai berikut :
 Panaskan ose diatas nyala apispiritus sampai merah dan biarkan sampai dingin.

131
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

 Ambil sedikit dahak dari bagian yang kental dan kuning kehijau-jauan (purulen)
mengunakan ose yang telah yang telah disterilkan diatas.
 Oleskan dahak secara merata (jangan terlalu tebal tapi janga terlalu tipis) pada
permukaan kaca sediaan dengan ukuran 2x3 cm.
 Masukkan ose kedalam botol (berukuran 3000-5000cc) yang berisi pasir dan alkohol
70% (setinggi 3-5 cm diatas pasir), kemudian digoyang-goyang-kan untuk
melepaskan partikel yang melekat pada ose/sengkelit.
 Seteleh itu dekatkan ose tersebut pada api spiritussampai kering, kemudian dibakar
padaapi spiritus tersebut smpai membara.
 Keringkan sediaan diudara terbuka, jangan terkenasinar matahari langsung atau
diatas api, biasanya memerlukan waktu sekitar15-30 menit, Sebelum sediaan hapus
tersebut difiksasi.
 Gunakan pinset untuk mengambil sediaan yang sudah kering pada sisi yang berlabel
dengan hapusan dahak menghadap keatas.
 Lewatkan diatas lampu spiritus sebanyak 3 kali( memelukan waktu 3-5 detik) untuk
fiksasi ( kalau terlalu lama dapat meruba bentuk kuman dan membuat sediaan
pecah).
4. Semua sediaan yang sudah difiksasi segeradisimpan kedalam kotak sediaan Untuk
menghindari resiko pecah atau dimakan serangga.

PERMOHONAN PEMERIKSAAN DAN PENGIRIMAN SEDIAAN DAHAK


Sediaan dahak yang sudah difiksasi disimpan dalam kotak ediaan dan dikirim ke PRM atau
laboratorium pembaca lainnya. Pengiriman dilakukan paling lambat satu minggu sekali
dengan disertai formulir permohonan laboratorium TBC untuk pemeriksaan dahak (TB. 05).
Formulir ini diisi lengkap.

Sebelum pengiriman , petugas harus meneliti kembali isi setiap kotak sediaan:
 Pastikan stiapsediaan dahak yang akan dikirim disertai formulir TB. 05 yang sudah diis
lengkap.
 Nomor identitas setiap sediaan harus cocok dengan nomor yang ada di setiap formulir.

CHEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN


PEMERIKSAAN DAHAK

Nama Mahasiswa :
NIM :

132
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

NILAI
NO VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3
I PERSIAPAN ALAT
1. Pot dahak yang bermulut lebar, tutup berulir, tidak mudah
pecah dan tidak bocor
2. Sarung tangan
II TAHAP PREINTERAKSI
1. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat

III TAHAP ORIENTASI


1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien /
keluarga
IV
TAHAP KERJA
1. Beri label pada dinding pot yang memuat nomor identitas
sediaan dahak
2. Buka pot dahak, pegang tutupnya dan berikan pot itu
kepada suspek.
3. Berdiri dibelakang suspek, minta dia memegang pot itu
kedekat bibirnya dan membatukkan dahak kedalam pot.
4. Tutup pot dengan erat.
5. Petugas harus cuci tangan dengan sabun dan air.
11. Rapikan pasien dan atur posisi pasien senyaman mungkin
12. Cuci tangan
V
TAHAP TERMINASI
1. Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
3. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
VI
DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2015
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

133
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MODUL VIII
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS

Pemberian Cairan Melalui Infus

134
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Merupakan Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan cara memasukkan cairan
melalui intravena dengan memasang / bantuan infuse set
Tujuan
Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit sebagai tindakan pengobatan dan pemenuhan
nutrisi parenteral.
Persiapan Alat / Bahan
1. Standart Infus
2. Infus Set
3. Cairan sesuai dengan kebutuhan
4. Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
5. Pengalas
6. Torniket/karet pembendung
7. Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting
10. Kasa steril
11. Betadin
12. Sarung tangan

Prosedur Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan Prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Hubungkan cairan dan infuse dengan menusukkan kedalam botol infuse ( cairan)
4. Isikan cairan kedalam infuse set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan udara
selang keluar
5. Letakkan pengalas dibawah vena yang akan dipasang infuse
6. Lakukan pembendungan dengan torniket atau karet pembendung 10 -12cm diatas
tempat penusukkan dan anjurkan pasien untuk menggemgam
7. Pakai sarung tangan
8. Desifeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol

9. Lakukan penusukkan pada bagian vena yang akan ditusuk dengan posisi jarum
mengarah keatas

135
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

10. Cek keluarnya darah melalui jarum apabila saat penusukkan terjadi pengeluaran
darah maka tarik keluar bagian jarum / mandarin sambil meneruskan tusukan kevena

11. Setelah jarum infuse bagian dalam dikeluarkan tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar dan hubungkan bagian
infuse dengan selang infuse

12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan therapy yang dianjurkan
13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril

14. Tuliskan tanggal, jam pelaksanaan infuse pada plester /botol cairan infuse , catat
ukuran, tipe jarum, jenis cairan, dan kecepatan tetesan

136
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

15. Lepaskan sarung tangan


16. Cuci tangan

Menghitung Cairan dan Tetesan Infus


Cara menghitung kebutuhan cairan
a. Berdasarkan luas permukaan tubuh ( BSA = Body Surface Area) = (mL/m²)/24 jam,
paling tepat untuk BB >10 kg
Normal
(1500ml/m²)/24 jam ( kebutuhan maintance / kebutuhan rumatan)
b. Berdasarkan kebutuhan kalori = 100 – 150 cc/100kal
c. Bedasarkan berat badan

Rumus Umum
a. 100 ml/kg = 10kg pertama
b. 50 ml/kg = 10 kg kedua
c. 20 ml/kg = berat > 20kg

Contoh
Anak dengan BB 25 kg maka kebutuhan cairannya adalah sebagai berikut :
100 ml/kg X 10kg = 1000cc = 10 kg (I)
50 ml/kg X 10 kg = 500cc = 10 kg (II)
20 ml/kg X10 kg = 100 cc = 5 kg (sisa)
Total = 1600cc/24 jam
Cara menghitung tetesan infuse
Dewasa ( Makro dengan 20 tetesan/ml)

Tetesan = £ Kebutuhan Cairan X factor tetesan


Lama Infus (jam) X 60 menit
Keterangan
Faktor tetesan infuse bermacam – macam : lihat label dalam cairan, ada yang 10
tetesan / menit, 15 tetes/menit dan 20 tetes /menit
Persentase cairan dalam tubuh berdasarkan usia
Umur Cairan %
Bayi Baru Lahir Cukup bulan 70 – 80
Anak 1 tahun 64
Dewasa 39 tahun 52 – 60 tahun
40 – 60 tahun 47 – 55
>60 tahun 46 – 52 tahun

Faktor – factor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit

137
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

1. Usia
2. Temperatur / suhu lingkungan
3. Kondisi Stress
4. Penyakit
5. Diet.

TANDA – TANDA KEKURANGAN CAIRAN


Gangguan volume cairan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Hipovolume / Dehidrasi ( Kekurangan Cairan)
Merupakan kondisi ketidak seimbangan yang ditandai dengan defisiensi cairan dan
elektrolit diruangan ektraselular atau dikenal dengan dehidrasi.
Dehidrasi ini jg dapat dibagi 3 macam yaitu :
 Dehidrasi Isotonik
Merupakan Jumlah cairan yang hilang sebanding dengan jumlah elektrolit yang
hilang.
 Dehidrasi Hipotonik
Merupakan Jumlah cairan yang hilang lebih sedikit daripada jumlah elektrolit
yang hilang.
 Dehidrasi Hipertonik
Merupakan Jumlah cairan yang hilang lebih besar daripada jumlah elektrolit yang
hilang.
Berdasarkan derajat keparahan dehidrasi dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :
 Dehidrasi ringan : dimana tubuh kehilangan cairan sebesar 5% dari berat badan
atau sekitar 1,5 – 2 liter
 Dehidrasi Sedang : Dimana tubuh kehilangan cairan sebesar 5 – 10% dari berat
badan atau sekitar 2 – 4 liter. Seru natrium dalam tubuh mencapai 152 – 158
mEq /L. Salah satu cirri fisik dari penerita dehidrasi sedang adalah mata cekung.
 Dehidrasi Berat : Dimana Tubuh kehilangan cairan sebesar 4 – 6 liter atau
lebih dari 10% dari berat badan. Na mencapai 159 – 166 mEq /Liter. Penderita
akan mengalami hipotensi, oliguri,turgo kulit jelek, dan peningkatan laju
pernafasan.

2. Hipervolume / Kelebihan cairan


Merupakan kondisi ketidak seimbangan yang ditandai dengan kelebihan / retensi
cairan dan Natrium di ruang ekstraselular atau kondisi ini sering dikenal dengan
nama deficit volume cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh dapat mengakibatkan
peningkatan volume darah dan oedema. Kelebihan Cairan ekstra selular memiliki
manifestasi antara lain : oedema perifer atau oedema pitting, asites, kelopak mata
bengkak, suara nafas ronki basah dan penambahan berat badan yang tidak normal.

KETIDAK SEIMBANGAN ELEKTROLIT


1. Hiponatremia
2. Hipernatremia
3. Hipokalemia
4. Hiperkalemia
5. Hipokalsemia
6. Hiper kalsemia
7. Hipomagnesia
8. Hipermagnesia
9. Hipokloremia
10. Hiperkloremia
11. Hipofosfatemia
12. Hiperfosfotemia

138
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

Catatan :
1. Sebelum dan sesudah bekerja cucu tangan dengan air mengalir, pakai sabun hebiskran,
dan cairan desinfektan.

Hitung kecematan tetesan dengan cara:

2. Faktor tetes pada infus ditentukan berdasarkan ketentuan pabrik. Misalnya total
pemberian cairan 3.000 ml/jam, dan faktor tetesan/ml adalah 20, maka perhitungan
adalah

3. Atau menggunakan formula menghitung laju infus perjam

CEKLIS PROSEDUR KERJA MEMASANG INFUS


139
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

NAMA MAHASISWA :
RUANG :
HARI/TGL :
JAM :
NILAI JMLH
VARIABEL YANG DINILAI
1 2 3
I. Tahap Preinteraksi
1. Cuci tangan
2. Beritahukan klien
3. Siapkan alat:
 Baki berisi infus set (selang infus)
 Cairan infus sesuai pesanan dokter
 Kapas alkohol, beberapa buah
 Kasa steril beberapa buah
 Jarum infus (aboket, wing)
 Plester (tensoplast, hepavik) sesuai
ketentuan institusi.
 Alkohol 70%, yodium povidim, betadin
dalam tempatnya.
 Pengalas (verlak kecil dan kain)
 Sarung tangan steril
 Gunting (untuk menggunting plester).
 Torniket
 Standar infus
 Bengkok 1 buah
II. Tahap Orientasi
1. Identifikasi klien
2. Beri salam, panggil klien dengan namanya
3. Persiapkan pasien
a. Beritahu klien
b. Terangkan prosedur kerja pada pasien,
lamanya, tujuan, dan manfaatnya.
c. Atur posisi klien (pasien posisi berbaring)
III. Tahap Kerja
1. Cuci tangan dengan air mengalir,
hebiskrab, alcohol 70%
2. Klem pengatur tetesan infus
3. Desinfeksi tempat masuknya selang infus
pada cairan infus dengan alkohol 70%
4. Pasang selang infus pada cairan infus
5. Keluarkan udara dari selang infus
6. Pilih lokasi (vena) insersi/tusukan jarum
infus
7. Pasang torniket
8. Pakai sarung tangan steril
9. Bersihkan lokasi tusukan jarum infus
dengan kapas alkohol dengan cara
melingkar dari dalam keluar dengan
diameter 5-10 cm. Biarkan daerah
tusukan jarum infus kering (potong bulu
jika ada)
10. Buka penutup jarum infus (aboket/kateter
11. Beritahu klien menggenggam tangannya
12. Masukkan jarum ke lokasi tusukan jarum
infus dengan sudut kurang lebih 45 derajad
140
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

secara perlahan.
13. Jika venanya melengkung, masukkan ke
dalam kulit dengan sudut kira-kira 20 derajad
secara pararel.
14. Jika jarum sudah masuk, atur kateter
(aboket)
15. Masukkan kateter ke dalam vena sekitar 0,6-
1,3 cm
16. Jika jarum kateter menyatu dengan penutup,
dan tidak ada penyambungannya, tarik
kembali jarum dari kateter kurang lebih 0,6
cm dan masukkan kateter ke dalam vena.
17. Jika terjadi resistensi saat insersi, stop
18. Tekan diatas vena dengan jari kelingking,
buka torniket dan sambungkan selang infus
19. Selanjutnya atur tetesan
IV. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil yang dicapai
1) Infus menetes dengan baik
2) Lokasi insersi jarum infus tidak bengkak
3) Jarum infus berada pada lokasi insersi tidak
terlepas
4) klien merasa nyaman.
5) Bereskan alat dan cuci tangan
2. Dokumentasi
1) Tulus tanggal dan jam pemasangan insersi
jarum infus
2) Catat jenis cairan yang diberikan dan
kecepatan tetesan infus
3) Respon klien terhadap tindakan
4) Ucapkan terima kasih atas kerjasama
dengan klien dan atau keluarganya.

KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura, 2021
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator

(……………………………)

Jumlah tindakan yang dilakukan


Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan

141
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

MODUL IX
KEBUTUHAN NUTRISI

A. PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

142
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

PENGERTIAN :
Nasogastric Tube (NGT) adalah selang yang dimasukan melalui nasopharyng menuju
lambung.

Gb. Cara mengukur panjang selang NGT

TUJUAN :
a. Mengeluarkan cairan/isi lambung (lavage) dan gas yang ada dalam gastar
(decompression)
b. Mencegah atau mengurangi mual (nausea) dan muntah (vomiting) setelah
pembedahan atau trauma
c. Irigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung
d. Untuk memberikan obat dan makanan secara langsung pada saluran pencernaan
e. Mengambil specimen dari lambung untuk pemeriksaan laboratorium

DILAKUKAN PADA :
1. Pada pasien yang tidak dapat makan/menelan dan pasien tidak sadar, bayi
premature, pasien yang operasi mulut
2. Pada pasien yang tidak mau makan terus – menerus, sehingga membahayakan jiwa
pasien : misal, pasien psikiatri (kelainan jiwa)
3. Pasien yang tidak mau makan sendiri, seperti pasien busung lapar.

TIPE DAN INDIKASI PEMASANGAN NGT:


1. NGT tipe Salem sump, Levin, Miller-Aboott untuk Decomprssion
2. NGT tipe Duo, Dobhoff, Levin untuk feeding (gavage)
3. NGT tipe Sengtaken-Blakemore untuk Compression
4. NGT tipe Levin, Ewald, Salem sumo untuk mengeluarkan isi lambung (lavage)

PERHATIAN
1. Sebelum difiksasi, NGT jangan sampai dilepas selama pemasangan
2. Fiksasi dimulai dan diakhiri di batang hidung
3. Evaluasi dilakukan selama dan sesudah tindalan
4. Tindakan yang dilakukan tidak harus berurutan sesuai petunjuk
5. NGT tidak perlu difiksasi/diklem ketika diinsersikan
6. Untuk bayi baru lahir dan premature pemasangan NGT dengan prinsip steril.
CEKLIST KETRAMPILAN MEMASANG NGT
Nama Mahasiswa :
143
Panduan laboratorium KEPERAWATAN DASAR I

NIM :
NO VARIABEL YANG DINILAI NILAI
1 2 3
I. TAHAP PREINTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat :
a. Baki berisi SLANG NGT
b. Air matang/air steril dalam tempatnya
c. Spuit 10 – 20 cc
d. Handuk kecil atau pengalas dada klien
e. Jeli dalam tempatnya
f. Plester dan gunting
g. Bengkok
h. Pinset anatomis
i. Sarung tangan steril
j. Kapas alcohol
k. Senter, spatel dan stetoskop
II. TAHAP ORIENTASI
a. Beri salam, panggil klien dengan nama yang disenangi
b. Perkenalkan nama perawat
c. Jelaskan tujuan dan prosedur kerja dan lama bekerja
III TAHAP KERJA
1. Beri kesempatan pasien bertanya sebelum tindakan
2. Jaga privacy klien
3. Pasang sarung tangan
4. Atur posisi dan pasang pengalas diatas dada pasien.
5. Tentukan lubang hidung yang akan dipasang NGT, ukur
panjang NGT yang akan dimasukkan ke lambung.
6. Beri jeli pada ujung tube
7. Masukkan selang NGT melalui hidung perlahan dan
menganjurkan pasien untuk menelan.
8. Amati hidung dan lokasi tube dengan senter.
9. Cek letak tube apakah telah masuk kedalam lambung
dengan cara :
a. Memasukkan ujung NGT pada gelas yang berisi air. Akan
nampak gelembung udara bila selang tepat masuk
kedalam lambung.
b. Masukkan udara kedalam spuit 10-20 cc lalu
sambungkan ujung disposable dengan ujung NGT dan
dorong udara tersebut kedalam tube sambil meletakkan
stetoskop pada ujung PX dan dengarkan suara
bergemuruh yang menandakan tube telah masuk
kedalam lambung.
c. Cat: jika psien batuk, dispnoe, segera cabut tube.
10. Fiksasi selang NGT dengan rapi.
11. Bereskan alat dan cuci tangan
IV TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi kegiatan yang telah dikerjakan
2. Berikan umpan balik pada klien.
3. Dokumentasikan : waktu pelaksanaan dan respon klien
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan Jayapura, 2021
1 = Dilakukan tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

144

Anda mungkin juga menyukai