Anda di halaman 1dari 5

Dibuat oleh: surahmat

1. Pandangan terhadap Reforma Agraria dan Desa dalam periode Pemerintahan


Presiden Joko Widodo;

Dalam periode pemerintahan Presiden Joko Widodo dari periode pertama


samapai periode sekarang dalam pelaksanan Reforma Agraria sebagai priori-
tas nasional Pada RPJMN 2015-2019, dan diatur lebih lanjut dalam peraturan
presiden Nomor 45 tahun 2016 tentang rencana kerja pemerintah tahun 2017.
Tanah seluas 9 juta hektar menjadi rencana redistribusi tanah dan legalisasi
asset dibawah paying Reforma Agraria. Sumber tanahnya berasal dari
kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan (perkebunan). Sedangkan
dalam rangka memeperluas wilayah kelola asyarakat di kawasan hutan, tar-
get 12,7 juta hektar hendak dialokasikan untuk dapat diberikan ijin kelolanya
kepada masyarakat. Dan pada RPJMN 2020-2024 agenda reforma agraria di-
pastikan masuk dalam naskah perencanaan pembangunan, Posisi reforma
agraria dalam RPJMN 2020 – 2024 terdapat di dalam Bab 3 di bawah judul
mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pe-
merataan. Ada tiga langkah penting dalam program aksi Presiden Joko
Widodo pada periode 2020-2024 yaitu: pertama mempercepat pelaksanaan
redistribusi asset (Reforma Agraria) dan perhutanan sosialyang tepat sasaran
guna memperbaiki peluang bagi rakyat, kedua; ,elanjutkan pendampingan
masyarakat dalam penggunaan, pemanfaatan dan produksi atas tanah objek
Reforma Agraria dan perhutanan social sehingga lebih produktif, ketiga;
melanjutkan percepatan legalisasi atas tanah-tanah milik rakyat dan tanah
wakaf sehingga memiliki kepastian hokum.
Pembaruan Agraria atau agrarian reform adalah sebuah konsep dan strategi
tentang perubahan struktur penguasaan agraria ke arah yang lebih baik bagi
petani. Adalah penting untuk memahami, bahwa meskipun dengan berbagai
bahasa politik dan retorika ideologi, pembaruan agraria sebenarnya adalah
sebuah bahasa sederhana tentang hakekat petani, yaitu bahwa petani perlu
dan mutlak membutuhkan sumber-sumber agraria bagi kehidupannya.
Karena petani adalah sebuah kelompok masyarakat yang besar jumlahnya,
maka upaya pembaruan agraria berarti mensejahterakan sebagian besar dari
masyarakat.
Dan Pemerintah menepati janjinya untuk melaksanakan agenda Reforma
Agraria dengan mengundangkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018
tentang Reforma Agraria (Perpres Reforma Agraria). Perpres tersebut meru-
pakan komitmen pemerintah untuk melakukan penataan aset dan akses
agraria yang telah diamanatkan dalam TAP MPR NO. IX/MPR/2001 dan Un-
dang-Undang Pokok Agraria tahun 1960. Melalui analisis terhadap urgensi
dan pengaturan Reforma Agraria dalam Reforma Agraria dapat disimpulkan
bahwa Reforma Agraria dibutuhkan untuk menata kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta penanganan sengketa
dan konflik agraria sebagai instrumen untuk mewujudkan keadilan dan kesejahter-
aan rakyat.
2. Saat ini telah dibentuk Surat Keputusan No. 1B/T Tahun 2021 tentang
Pebentukan Tim Percepatan Penyelesaian Konfik Agraria dan Peguatan
Kebijakan Reforma Agraria Tahun 2021 (terlampir). Bagaimana pandangan
anda agar kerja tim ini dapat lebih “gesit” dan dapat menyelesaian konflik
agaria dan penguatan kebijakan 2021 sebagaimana ditargetkan.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kasus pertanahan di Indonesia


semakin banyak dan penyelesaian sengketa itu belum terlalu optimal. Hal ini pun
sedang terus berupaya untuk menyelesaikannya. Dalam rangka meningkatkan
efektivitas upaya Percepatan Reforma Agraria, terbitnya Surat Keputusan No. 1B/T
Tahun 2021 tentang Pebentukan Tim Percepatan Penyelesaian Konfik Agraria dan
Peguatan Kebijakan Reforma Agraria Tahun 2021, yang diyakini bisa di gunakan
dalam upaya penyelesaian sengketa tanah yang terjadi di seluruh Indonesia. Tetapi
jika pemahaman dan penapsiran tentang isi dan implementasi dari Keputusan itu
berbeda-beda di hawatirkan Surat Keputusan No. 1B/T Tahun 2021 tentang
Pebentukan Tim Percepatan Penyelesaian Konfik Agraria dan Peguatan Kebijakan
Reforma Agraria Tahun 2021 ini tidak akan berdampak apa-apa terhadap
permasalah-permasalahan pertanahan. terbitnya Surat Keputusan No. 1B/T Tahun
2021 tentang Pebentukan Tim Percepatan Penyelesaian Konfik Agraria dan
Peguatan Kebijakan Reforma Agraria Tahun 2021 sebagai upaya untuk
mengoptimalkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria, seagai upaya untuk percepatan, maka di butuhkan tindakan-tindakan
kongkrit untuk menyamakan pemahaman dan penapsiran tentang perpres tersebut
secara bersama-sama dari seluruh komponen yang berkepentingan di dalamnya.
Evaluasi pemerintah dan berbagai lembaga non pemerintah menunjukkan fakta
bahwa sebab utama lambatnya pencapaian target Reforma Agraria adalah belum
berjalannya sinergisitas kebijakan dan program antar pemangku kepentingan,
koordinasi kebijakan dan program pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
yang belum terintegrasi, dan perbedaan cara pandang para pemangku kepentingan
terhadap penyelesaian kasus sengketa agraria.
Oleh sebab itu, untuk mewujudkan pencapaian tersebut, diperlukan inovasi baru
dalam: kelembagaan, perencanaan kebijakan dan program, pendataan, dan
program yang berbasis kemitraan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dengan pemangku kepentingan, termasuk melibatkan CSO. Terkait dengan hal
tersebut, melalui Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria, Pemerintah dan Pemerintah Daerah membentuk Tim Reforma Agraria
Nasional pada tingkat nasional dan Gugus Tugas Reforma Agraria pada tingkat
propinsi dan kabupaten/kota, sebagai wadah koordinasi lintas sektor dan lintas
pemangku kepentingan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
kebijakan dan program Reforma Agraria.
Surat Keputusan No. 1B/T Tahun 2021 tentang Pebentukan Tim Percepatan
Penyelesaian Konfik Agraria dan Peguatan Kebijakan Reforma Agraria Tahun 2021
Sebagai langkah untuk meningkatkan sinergisitas dan langkah-langkah konkrit
program Reforma Agraria dan menetapkan arah kebijakan RA.
Menyadari belum optimalnya sinergisitas pemangku kepentingan, belum harmoni
dan atau selarasnya kebijakan dan program Reforma Agraria antara Pemerintah
dengan pemerintah daerah, pemerintah dengan kelompok masyarakat sipil dan
masyarakat bisnis, serta belum maksimalnya peran Tim Reforma Agraria Nasional
dan Gugus Tugas Reforma Agraria Daerah dalam koordinasi perencanaan,
pelaksanaan, pendataan dan pengendalian kebijakan dan program Reforma Agraria,
Berdasarkan uraian diatas sehingga perlu dilakukan:

APA YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PROGRAM REFORMA AGRARIA


STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM REFORMA AGRARIA

 Open
 Access
Participation

Capacity Building

Strengthening Role

MultiStakeholders

Cooperation Focus

Program
Innovation
Tim Percepatan Penyelesaian Konfik Agraria dan Peguatan Kebijakan Reforma Agraria

Masyarakat sebagai subjek penerima manfaat

TAHAP PELAKSANAAN PROGRAM RA DI DAERAH

PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN GUGUS


TUGAS REFORMA AGRARIA

IDENTIVIKASI MASALAH DAN PENYUSUNAN


ROAD MAF REFORMA AGRARIA DI DAERAH
MENGINTEGRASIKAN KEBIJAKAN DAN
PROGRAM REFORMA AGRARIA

MENDORONG PERCEPATAN PROGRAM


Reforma agrarian

Anda mungkin juga menyukai