Alissa Anggis_2117041013_Fiskom Ags Modul VIII Fikss
Alissa Anggis_2117041013_Fiskom Ags Modul VIII Fikss
FISIKA KOMPUTASI
ALISSA ANGGIS
21170410113
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Percobaan : Persamaan Diferensial Parsial Parabolik
NPM : 2117041013
Jurusan : Fisika
Kelompok : I (Satu)
i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………………………….……………………...........i
DAFTAR ISI……………………………………………………....………..….....ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………....…...…......iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………....….…......1
1.2 Tujuan………………………………………………………………...…….....2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Foto Bersama Atu Ruth dan Atu Lidya..............................................9
iii
I. PENDAHULUAN
merupakan turunan biasa maka disebut dengan persamaan diferensial biasa, dan
jika terdapat dua atau lebih variabel bebas dan turunannya adalah turunan parsial
maka persamaannya disebut dengan persamaan diferensial parsial. Persamaan
diferensial parsial menurut nilai koefisiennya dibedakan atas tiga persamaan, yaitu
persamaan parabolik, persamaan eliptik, dan persamaan hiperbolik
(Sulistyono, 2015).
Persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan secara analitik atau dengan metode
numerik. Apabila suatu persamaan diferensial biasa mempunyai bentuk yang
sederhana, maka penyelesaiannya dapat diselesaikan secara analitik, namun bila
persamaan diferensial biasa itu memiliki orde lebih dari satu, sulit untuk
diselesaikan dan nonlinear, maka penyelesaiannya dengan metode numerik.
Metode numerik merupakan teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persamaan diferensial biasa sehingga dapat diselesaikan dengan cara operasi
perhitungan biasa. Penyelesaian dengan metode numerik merupakan penyelesaian
yang menghampiri atau mendekati penyelesaian analitik, sehingga penyelesaian
dengan metode numerik biasa juga disebut dengan penyelesaian pendekatan atau
penyelesaian hampiran. Metode numerik terbagi atas metode satu langkah (one-
step method) dan metode banyak langkah (Septianda,2021).
Persamaan yang memuat satu atau lebih fungsi (variabel tak bebas) dan fungsi
turunannya terhadap satu atau lebih variabel bebasnya disebut dengan persamaan
diferensial. Secara umum persamaan diferensial dibagi dua, yakni persamaan
diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa
adalah persamaan yang memuat sebuah fungsi dengan satu variabel bebas dan
turunan fungsi tersebut terhadap variabel bebsanya. Bentuk umumnya adalah :
(2.1)
+b +c (2.2)
5
Metode beda hingga adalah metode yang mengubah setiap derivatif dari
persamaan diferensial menjadi bentuk difference (beda) dengan menggunakan
ekspansi deret Taylor. Andaikan u (x) adalah solusi dari persamaan diferensial. x
7
adalah besar pertambahan untuk variabel x. Maka dari ekspansi deret Taylor
diperoleh
Persamaan (2.4) disebut foward difference dan persamaan (2.5) dikenal dengan
center difference. Sedangkan untuk mendapatkan pendekatan turunan kedua
dilakukan dengan menjumlahkan kedua persamaan (2.1) dan (2.2) kembli dan di
peroleh
(Rainarli, 2012).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode beda hingga merupakan metode numerik yang umum digunakan untuk
menyelesaikan persoalan teknis dan problem matematis dari suatu gejala fisis.
Mempunyai prinsipnya mengganti turunan yang ada pada persamaan differensial
dengan diskritisasi beda hingga berdasarkan deret Taylor. Metode beda hingga
merupakan kelas teknik numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial
dengan cara mendekati turunan dengan beda hingga . Domain spasial dan interval
waktu (jika berlaku) didiskritisasi , atau dipecah menjadi sejumlah langkah
terbatas, dan nilai solusi pada titik diskrit ini didekati dengan menyelesaikan
persamaan aljabar yang berisi perbedaan dan nilai hingga dari titik terdekat.
Terdapat metode penyelesaian Beda Hingga yaitu:
1. Tuliskan persamaan differensial yang diketahui dan syarat batasnya.
2. Buatlah grid dari masing-masing koordinat.
3. Lakukan diskritisasi persamaan yang diketahui menggunakan metode beda
hingga.
4. Buatlah system persamaan linier dari hasil diskritisasi tersebut.
5. Buatlah matriks dari system persamaan linier tersebut.
6. Selesaikan persaman tersebut menggunaka metode iterasi system persamaan
linier seperti di modul 2.
3.3 Perbedaan PDP Elips, Parabolik, dan Hiperbolik
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 06 April 2023, di laboratoriun
Matematika. Dimana pada percobaan ini Atu Ruth menjelaskan materi tentang
Persamaan Diferensial Parsial Parabolik kemudian dilanjutkan dengan melakukan
Pretest dan di akhiri dengan sesi foto bersama