Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA KOMPUTASI

(PERSAMAAN DIFERESIAL PARSIAL PARABOLIK)

ALISSA ANGGIS
21170410113

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Percobaan : Persamaan Diferensial Parsial Parabolik

Tanggal Percobaan : 06 April 2023

Tempat Percobaan : Interpolasi

Nama : Alissa Anggis

NPM : 2117041013

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : I (Satu)

Bandar Lampung, 06 April 2023


Mengetahui,
Asisten

Ruth Sanilawati Sipangkar


NPM. 1917041010

i
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………………………….……………………...........i

DAFTAR ISI……………………………………………………....………..….....ii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………....…...…......iii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………....….…......1
1.2 Tujuan………………………………………………………………...…….....2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Persamaan Diferensial Biasa..............................................................................3
2.2 Persamaan Diferensial Parsial............................................................................4
2.3 Persamaan Diferensial Parabolik ......................................................................5
2.4 Meode Numerik.................................................................................................6
2.5Metode Beda Hingga...........................................................................................6

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Persamaan Diferensial Parabolik.......................................................................7
3.2 Turunan Metode Beda Hingga.......................................................................8
3.3 Perbedaan PDP Elips, Parabolik, dan Hiperbolik...........................................9

BAB IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Foto Bersama Atu Ruth dan Atu Lidya..............................................9

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode numerik merupakan suatu metode untuk menyelesaikan permasalahan


permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan cara operasi hitungan
aritmatika. Penyelesaian masalah dengan menggunakan metode numerik
menghasilkan nilai perkiraan atau pendekatan dari penyelesaian secara analitis.
Dasar-dasar metode numerik untuk menghasilkan nilai perkiraan atau pendekatan
tersebut adalah teknik interpolasi dan ekstrapolasi. Teknik interpolasi dan
ekstrapolasi memperkirakan atau menaksir suatu harga atau nilai dengan interval
tertentu. Perbedaan antara teknik interpolasi dan ekstrapolasi adalah interpolasi
memperkirakan harga atau nilai yang berada di antara data awal dan data akhir,
sedangkan ekstrapolasi memperkirakan harga atau nilai yang berada sebelum data
awal atau sesudah data akhir. Penulisan ini mengangkat masalah interpolasi,
khususnya interpolasi Newton. Dasar-dasar metode numerik untuk menghasilkan
nilai perkiraan atau pendekatan tersebut adalah teknik interpolasi dan ekstrapolasi.
Perbedaan antara teknik interpolasi dengan esktrapolasi adalah teknik interpolasi
memperkirakan harga atau nilai diantara data awal dan data akhir, sedangkan
ekstrapolasi memperkirakan harga atau nilai yang berada sebelum data awal atau
sesudah data akhir. Metode numerik dengan metode analitik terletak pada dua hal
pertama, solusi dengan metode numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan
dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam bentuk
matematik yang selanjutnya fungs matematik tersebut dapat dievaluasi untuk
menghasilkan nilai dalam bentuk angka. (Fatimah, 2015).

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung fungsi dan


turunannya yang tidak diketahui. Jika terdapat satu variabel bebas dan turunannya
2

merupakan turunan biasa maka disebut dengan persamaan diferensial biasa, dan
jika terdapat dua atau lebih variabel bebas dan turunannya adalah turunan parsial
maka persamaannya disebut dengan persamaan diferensial parsial. Persamaan
diferensial parsial menurut nilai koefisiennya dibedakan atas tiga persamaan, yaitu
persamaan parabolik, persamaan eliptik, dan persamaan hiperbolik
(Sulistyono, 2015).

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Mahasiswa memahami masalah persamaan diferensial parabolik
menggunakan metode umerik.
2. Maasiswa dapat mampu mendiskritisasi persamaan diferensial parabolik.
3. Mahasiswa dapat membuat program komputer untuk menyelesaikan
persamaan diferensial biasa numerik.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan diferensial biasa ini banyak diterapkan pada bidang-bidang ilmu


pengetahuan lainnya seperti penggunaan persamaan diferensial biasa orde-2 pada
sistem pegas masa Arjudin, pada perhitungan temperatur, pertumbuhan dan
peluruhan serta rangkaian RL. Terdapat pula penerapan persamaan diferensial
biasa pada perhitungan di bidang ekonomi yaitu terkait dengan penambahan
bunga tabungan pada Aplikasi persamaan diferensial juga digunakan dalam
mengestimasi jumlah penduduk dengan menggunakan metode eksponensial dan
logistic. Pada mata kuliah fisika terdapat penerapan persamaan diferensial biasa
yaitu aplikasi pada rangkaian RL, aplikasi pada rangkaian RC, aplikasi dalam
peluruhan radioaktif, aplikasi dalam pertumbuhan populasi, aplikasi dalam hukum
pendingan Newton, serta aplikasinya membahas persamaan dinamika satu dimensi
yang dijumpai dalam sistem partikel bermassa yang terhubung dengan pegas.
Selain itu pada bidang teknik juga digunakan persamaan diferensial pada
perhitungan geometri kurva kabel, perhitungan tegangan dan lainnya yang
berkaitan dengan berbagai jenis jembatan Karena persamaan diferensial dapat
digunakan dalam perhitungan yang terkait dengan kurva atau kabel pada berbagai
jenis jembatan maka peneliti tertarik untuk menggunakannya pada jenis jembatan
gantung dimana jembatan gantung ini merupakan salah satu tipe jembatan bentang
panjang yang dapat melintasi sungai - sungai besar hingga menjadi penghubung
antar pulau yang merupakan agenda kedepan yang direncanakan dalam
pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kebutuhan infrastruktur jembatan
merupakan hal yang mutlak diperlukan guna menunjang roda perekonomian dan
sosial budaya demi kemajuan suatu daerah (Pratiwi,2021).
4

Persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan secara analitik atau dengan metode
numerik. Apabila suatu persamaan diferensial biasa mempunyai bentuk yang
sederhana, maka penyelesaiannya dapat diselesaikan secara analitik, namun bila
persamaan diferensial biasa itu memiliki orde lebih dari satu, sulit untuk
diselesaikan dan nonlinear, maka penyelesaiannya dengan metode numerik.
Metode numerik merupakan teknik yang digunakan untuk memformulasikan
persamaan diferensial biasa sehingga dapat diselesaikan dengan cara operasi
perhitungan biasa. Penyelesaian dengan metode numerik merupakan penyelesaian
yang menghampiri atau mendekati penyelesaian analitik, sehingga penyelesaian
dengan metode numerik biasa juga disebut dengan penyelesaian pendekatan atau
penyelesaian hampiran. Metode numerik terbagi atas metode satu langkah (one-
step method) dan metode banyak langkah (Septianda,2021).

2.2 Persamaan Diferensial Parsial

Persamaan yang memuat satu atau lebih fungsi (variabel tak bebas) dan fungsi
turunannya terhadap satu atau lebih variabel bebasnya disebut dengan persamaan
diferensial. Secara umum persamaan diferensial dibagi dua, yakni persamaan
diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa
adalah persamaan yang memuat sebuah fungsi dengan satu variabel bebas dan
turunan fungsi tersebut terhadap variabel bebsanya. Bentuk umumnya adalah :

(2.1)

Persamaan diferensial parsial adalah adalah persamaan yang di dalamnya terdapat


suku-suku diferensial parsial, yang dalam matematika diartikan sebagai suatu
hubungan yang mengaitkan suatu fungsi yang tidak diketahui, yang merupakan
fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan turunan-turunannya melalui variabel-
variabel yang dimaksud. Bentuk umumnya yaitu

+b +c (2.2)
5

Dan dapat digolongkan menjadi :

 Persamaan diferensial parsial Hiperbolik jika b2 – 4ac >0


 Persamaan diferensial parsial Parabolik jika b2 – 4ac = 0
 Persamaan diferensial parsial Eliptik jika b2 – 4ac < 0.
(Sitompul., et al 2022).

2.3 Persamaan diferensial Parabolik

Persamaan diferensial parabolik merupakan representasi matematis yang


mendeskripsikan fenomena-fenomena sains dan teknik yang bergantung pada
variabel waktu. Fenomena-fenomena tersebut diantaranya konduksi panas,
persoalan ekologi dan biologi, dinamika gas dan fluida, hidrodinamik, akustik,
reaksi kimia, populasi genetik dan difusi partikel. Persamaan diferensial parabolik
yang dihasilkan dari fenomena-fenomena tersebut memiliki bentuk nonlinier dan
kompleks sehingga penyelesaian eksaknya sangat sulit untuk ditentukan. Oleh
karena itu, beberapa teknik penyelesaian semi analitik telah sukses digunakan
untuk menentukan penyelesaian berbagai tipe persamaan diferensial parabolik
nonlinear, seperti metode dekomposisi Adomian [2, 3, 4, 5], metode dekomposisi
Adomian Laplace [6], metode analisis homotopi [7, 8, 9], metode transformasi
diferensial [10, 11], metode pertubasi homotopi [12, 13]. Selain metode metode-
metode yang disebutkan di atas, terdapat teknik lain yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial parabolik nolinier, yaitu metode iterasi
variasi (Wartono., et al 2020).

Persamaan parabolik biasanya merupakan persamaan yang tergantung pada waktu


(tidak permanen). Penyelesaian persamaan tersebut memerlukan kondisi awal dan
batas. Persamaan eliptik biasanya berhubungan dengan masalah keseimbangan
atau kondisi permanen (tidak tergantung waktu), dan penyelesaiannya
memerlukan kondisi batas di sekeliling daerah tinjauan. Persamaan hiperbola
biasanya berhubungan dengan getaran, atau permasalahan di mana terjadi ketidak‐
kontinyuan dalam waktu, seperti gelombang kejut yang terjadi ketidak‐kontinyuan
6

dalam kecepatan, tekanan dan rapat massa. Penyelesaian dari persamaan


hiperbolik mirip dengan penyelesaian persamaan parabola (Sulistyono, 2015).

2.4 Metode Numerik

Metode numerik adalah teknik penyelesaian permasalahan yang diformulasikan


secara matematis dengan cara operasi hitungan. Dalam metode numerik ini
dilakukan operasi hitungan dalam jumlah yang banyak dan prosesnya berulang.
Sehingga dalam prakteknya perlu bantuan komputer untuk menyelesaikan
hitungan tersebut. Tanpa bantuan komputer, metode numerik tidak banyak
memberikan manfaat. Metode numerik merupakan alat yang sangat ampuh untuk
menyelesaikan permasalahan dalam berbagai bidang. Metode numerik mampu
menyelesaikan suatu sistim persamaan yang besar, persamaan yang tidak linier
dan persamaan yang kompleks yang tidak mungkin diselesaikan secara analitis.
Metode numerik bisa digunakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti bidang
teknik (teknik mesin, teknik sipil, teknik elektro, teknik kimia dan sebagainya),
kedokteran, sosial, ekonomi dan bidang ilmu lainnya. Berbagai masalah yang ada
dalam berbagai disiplin ilmu dapat digambarkan dalam bentuk matematik dari
berbagai fenomena yang berpengaruh. Misalnya gerak air dan polutan di saluran,
sungai dan laut, aliran udara, perambatan panas. Biasanya fenomena yang
berpengaruh tersebut cukup banyak dan sangat kompleks, dan untuk
menyederhanakannya diperlukan suatu asumsi, sehingga beberapa bisa diabaikan.
Meskipun telah dilakukan penyederhanaan, namun sering persamaan tersebut
tidak bisa diselesaikan secara analitis. Untuk itu diperlukan metode numerik untuk
menyelesaikannya (Atmika, 2016).

2.5 Metode Beda Hingga

Metode beda hingga adalah metode yang mengubah setiap derivatif dari
persamaan diferensial menjadi bentuk difference (beda) dengan menggunakan
ekspansi deret Taylor. Andaikan u (x) adalah solusi dari persamaan diferensial. x
7

adalah besar pertambahan untuk variabel x. Maka dari ekspansi deret Taylor
diperoleh

U(x + Δx) = (x) + u’(x)Δx + u”(x)(Δx)2 + u’”(x)( Δx)3 + O(Δx)4 (2.1)

Jika Δx diganti dengan – Δx maka diperoleh

U(x - Δx) = (x) - u’(x)Δx + u”(x)(Δx)2 - u’”(x)( Δx)3 + O(Δx)4 (2.2)

Dengan mengurangkan kedua persamaan diatas diperoleh

U (x + Δx) – u (x- Δx) = 2u’(x) Δx + O(Δx)2 (2.3)

sehingga untuk turunan pertama diperoleh

u’(x) = +O (Δx) (2.4)

atau dengan menggunakan persamaan (1) dapat diperoleh

u’(x) = +O (Δx) (2.5)

Persamaan (2.4) disebut foward difference dan persamaan (2.5) dikenal dengan
center difference. Sedangkan untuk mendapatkan pendekatan turunan kedua
dilakukan dengan menjumlahkan kedua persamaan (2.1) dan (2.2) kembli dan di
peroleh

U(x + Δx) – u (x- Δx) = 2u(x) + u”(x)(Δx)2 + O(Δx)2 (2.6)

(Rainarli, 2012).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Persamaan Diferensial Parabolik

Persamaan diferensial merupakan suatu persamaan yang mengandung fungsi dan


turunan yang tidak diketahui. Jika terdapat satu variabel bebas dan turunannya
merupakan turunan biasa maka disebut dengan persamaan diferensial biasa, dan
jika terdapat dua atau lebih variabel bebas dan turunannya merupakan turunan
parsial maka persamaannya disebut dengan persamaan diferensial parsial.
Persamaan diferensial parsial mempunyai peran penting dalam penggambaran
keadaan fisis, di mana besaran-besaran yang terlibat di dalamnya berubah
terhadap ruang dan waktu. Dalam pembahasan tentang persamaan diferensial
biasa, variabel bebas yang terlibat dalam masalah hanya satu, sedangkan untuk
persamaan diferensial parsial variabel bebas berjumlah lebih dari satu. Persamaan
diferensial parsial menurut nilai koefisiennya dibedakan atas tiga persamaan, yaitu
persamaan parabolik, persamaan eliptik, dan persamaan hiperbolik.

Persamaan parabolik biasanya merupakan persamaan yang tergantung pada waktu


(tidak permanen). Penyelesaian persamaan tersebut memerlukan kondisi awal dan
batas. Persamaan diferensial parsial parabolik dapat diselesaikan dengan dua cara
yaitu secara analitik dengan deret Fourier dan secara numerik dengan met ode
eksplisit (beda maju), dan met ode implisit (beda mundur dan Crank Nicholson),
Untuk selanjutnya dalam skripsi ini akan diselesaikan secara numerik dengan
metode eksplisit maupun implisit.
8

3.2 Turunan Metode Beda Hingga

Salah satu cara untuk enyelesaikan persamaan differential dengan menggunakan


metode beda hingga atau yang lebih dikenal dengan finite difference method.
Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi Taylor di titik acuannya (x). Ada
tiga jenis beda (difference) yang bisa kita gunakan untuk mencari nilai f(x+∆x).
Ketiga jenis beda ini disebut forward difference, backward difference, dan central
difference. Metode beda hingga adalah metode yang mengubah setiap derivatif
dari persamaan diferensial menjadi bentuk difference (beda) dengan
menggunakan ekspansi deret Taylor. Andaikan u (x) adalah solusi dari persamaan
diferensial. x adalah besar pertambahan untuk variabel x. Maka dari ekspansi
deret Taylor diperoleh

U(x + Δx) = (x) + u’(x)Δx + u”(x)(Δx)2 + u’”(x)( Δx)3 + O(Δx)4 (3.1)

Metode beda hingga merupakan metode numerik yang umum digunakan untuk
menyelesaikan persoalan teknis dan problem matematis dari suatu gejala fisis.
Mempunyai prinsipnya mengganti turunan yang ada pada persamaan differensial
dengan diskritisasi beda hingga berdasarkan deret Taylor. Metode beda hingga
merupakan kelas teknik numerik untuk menyelesaikan persamaan diferensial
dengan cara mendekati turunan dengan beda hingga . Domain spasial dan interval
waktu (jika berlaku) didiskritisasi , atau dipecah menjadi sejumlah langkah
terbatas, dan nilai solusi pada titik diskrit ini didekati dengan menyelesaikan
persamaan aljabar yang berisi perbedaan dan nilai hingga dari titik terdekat.
Terdapat metode penyelesaian Beda Hingga yaitu:
1. Tuliskan persamaan differensial yang diketahui dan syarat batasnya.
2. Buatlah grid dari masing-masing koordinat.
3. Lakukan diskritisasi persamaan yang diketahui menggunakan metode beda
hingga.
4. Buatlah system persamaan linier dari hasil diskritisasi tersebut.
5. Buatlah matriks dari system persamaan linier tersebut.
6. Selesaikan persaman tersebut menggunaka metode iterasi system persamaan
linier seperti di modul 2.
3.3 Perbedaan PDP Elips, Parabolik, dan Hiperbolik

Persamaan elips merupakan persamaan diferensial parsial yang tidak bergantung


terhadap waktu dan mempunyai koefisien matriks positif. Jika suatu persamaan
eliptik memiliki kondisi bats yang memenuhi syarat.

Persamaan diferensial parsial parabolik merupakan salah satu persamaan


diferensial yang sanga berpeeran dalam berbagai maasalah yang timbul. Banyak
permasalan dalan persamaan panas dimana solusi eksak yang sangat sulit tau tidak
ada solusi. Solusi lain dapat diperoleh dengan cara eksak. Alternatifnya dengan
menyelesaikan persamaan paas secara numerik. Untuk itu dibutuhkan suatu
program yang dapat meneyelesaikan persamaan diferensial parsial secara
numerik.

Persamaan diferensial hiperbolik dari urutan N merupakan persamaan diferensial


parsial (PDE) yang memiliki masalah awal yang digunakan untuk turunan
pertama n-1. Lebih tepatnya masalah Cauchy dapat diselesaikan secara lokal
untuk data awal.

Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 06 April 2023, di laboratoriun
Matematika. Dimana pada percobaan ini Atu Ruth menjelaskan materi tentang
Persamaan Diferensial Parsial Parabolik kemudian dilanjutkan dengan melakukan
Pretest dan di akhiri dengan sesi foto bersama

Gambar 3.1 Foto Bersama Atu Ruth dan Atu Lidya


VI. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat pada percobaa ini, sebagai berikut.

1. Metode numerik merupakan suatu metode untuk menyelesaikan


permasalahan permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan
cara operasi hitungan.
2. Metode beda hingga merupakan metode numerik yang sering digunakan
untuk menyelesaikan persoalan teknis dan problem matematis dari suatu
gejala fisis.
3. Masalah pada metode diferensial dapat diselesaikan dengan pemrograman
komputer yang berhubungan dengan perhitungan matematik.
DAFTAR PUSTAKA

Atmika, I. K. A. 2016. Metode Numerik. Universitas Udayana. Denpasar.

Fatimah, N. 2015. Aplikasi Interpolasi Newton Menggunakan Borland Delphi 5.0.


Jurnal Teknologi dan Rekayasa. Vol. 20 No. 1. Hal. 36-37.

Pratiwi, S. W., Arjudin., Kurniati, N dan Sripatmi. 2021. Penerapan Konsep


Persamaan Diferensial Biasa Pada Pemodelan Tali Penahan Jembatan
Gantung. Journal of Mathematics Education and Application. Vol. 1. No.
4. Hal. 560.

Rainarli, E. 2012. Simulasi Perancangan Bejana Tekan Dengan Menggunakan


metode Beda Hingga. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika. Vol. 1.
No. 2. Hal. 33.

Septianda, M. A., Kiftiah, M dan Yudhi. 2021. penyelesaian Persamaan


Diferensial Biasa Orde Dua Dengan Metode Blok K-Langkah. Jurnal
lmiah Math. Stat dan Terapannya. Vol. 10. No. 4. Hal 389.

Sitompul, H. A dan Siahaan, E. W. B. 2022. Akurasi Solusi Numerik Pada


Persamaan Gelombang Berdimensi-Satu. Jurnal Penelitian Fisikawan.
Vol. 5. No. 1. Hal 55-56.

Sulistyono , B. A. 2015. Aplikasi Metode Beda Hingga Skema Eksplisit Pada


Persamaan Konduksi Panas. Jurnal Math Educator Nusantara. Vol. 01
No. 01. Hal. 41.

Wartono., Hanafi, M., dan Suryani, I. 2020. Penyelesaian Persamaan Parabolik


Nonlinear menggunakan metoe Iterasi Variasi. Jurnal Matematika,
Statistika dan Komputas. Vol 16. N0. 3 . hal. 287-288.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai