Anda di halaman 1dari 32

OPTIMALISASI PERAN PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI

PARIWISATA DI KABUPATEN ASAHAN

OLEH : Drs. H. WITOYO, MM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata,


baik secara lokal, regional maupun lingkup nasional pada suatu negara sangat erat
kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut.
Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata
selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak
(Yoeti, 2008). Hal tersebut menunjukkan bahwa destinasi pariwisata yang jamak
terdapat pada daerah hingga desa, juga konsep otonomi daerah yang digunakan di
Indonesia adalah alasan pemerintah daerah dituntut lebih dalam memaksimalkan
pengembangan dan pembangunan pariwisata.
Keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak yang dihasilkan dari industri
pariwisata berperan strategis dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah dan
pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja,
serta mempromosikan kekayaan budaya dan alam, sekaligus menjaga
kelestariannya. Kabupaten Asahan merupakan contoh nyata dari daerah yang kaya
akan potensi wisata. Dengan keindahan alamnya yang meliputi sungai, air terjun,
mangrove, danau, serta warisan budaya yang beragam. Serta penetapan Danau
Toba sebagai destinasi super prioritas Indonesia yang memberikan potensi bagi
pariwisata Kabupaten Asahan untuk ikut mendapatkan dampak baik dari
pengembangan daerah sekitar objek wisata Danau Toba.
Kabupaten Asahan memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata
unggulan. Bahkan, Air Terjun Ponot yang merupakan destinasi kebanggaan
masyarakat Asahan menjadi salah satu destinasi wisata yang masuk dalam video
yang berjudul, “The Heart of Toba”, yang merupakan video produksi
Kemenparekraf dalam rangka promosi destinasi super prioritas Indonesia. Maka
tak salah jika Pemerintah Kabupaten Asahan menetapkan program Asahan Go
Wisata ke dalam 10 program prioritas dalam pencapaian pembangunan daerah.
Sementara itu di sisi yang lain, pemuda yang merupakan agen perubahan
yang energik dan kreatif, memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri
pariwisata lokal termasuk di Kabupaten Asahan. Pemuda tidak hanya menjadi
konsumen aktif dalam perjalanan wisata, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan teknologi dan media sosial sebagai alat untuk mempromosikan
destinasi wisata secara masif dan global. Tidak hanya itu, pemuda melalui modal
kreatifitas yang tinggi ditunjang dengan intensifnya arus informasi yang mereka
dapatkan tentu saja mampu memberikan sentuhan yang berbeda dalam
pengembangan destinasi pariwisata. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ferry
(2020)1 bahwa, “sebagai generasi yang diharapkan membawa sebuah perubahan
dengan segala kelebihan kreativitas dan inovasinya, kalangan pemuda juga harus
dapat membantu meningkatkan kreativitas masyarakat agar mampu menghasilkan
sesuatu yang berkualitas yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Pemuda
harus mampu sebagai inisiator, pelopor dan motivator bagi masyarakat lokal untuk
menggali potensi sumber daya daerahnya kemudian mengembangkannya menjadi
industri kreatif yang mendukung keberadaan industri pariwisata”.
Namun, bersamaan dengan potensi besar yang dimiliki oleh pemuda,
memunculkan sebuah pertanyaan besar tentang seberapa optimalkah keterlibatan
pemuda dalam pengembangan pariwisata, terutama di Kabupaten Asahan. Untuk
itu, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Asahan harus berperan
sebagai fasilitator utama dalam mengembangkan potensi pemuda sebagai motor
penggerak industri pariwisata lokal. Sebagai Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan
Pariwisata Kabupaten Asahan, saya memiliki peran kunci dalam memastikan
bahwa pemuda mendapatkan perhatian dan dukungan yang mereka butuhkan.
Dengan mendorong serta memastikan tersedianya program-program pelatihan,
pendampingan, dan kesempatan partisipasi yang memadai bagi pemuda, termasuk
dalam hal pengembangan destinasi pariwisata. Hal tersebut merupakan bentuk

1
Siswadhi Ferry, dkk. 2020. Optimalisasi Peran Pemuda dalam Pembangunan
Ekonomi Kreatif Berbasis Sektor Pariwisata. Melalui Jurnal Ekonomi Sakti (JES).
Vol 9. No.1. Hal. 170-186
penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi pemuda sebagai tanggung
jawab pemerintah dan pemerintah daerah, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal
13 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa pengembangan destinasi
pariwisata memberikan banyak keuntungan dan manfaat kepada masyarakat, serta
potensi besar yang pemuda terhadap perannya dalam mengembangkan destinasi
pariwisata. Sehingga, diperlukan kajian mendalam tentang bagaimana
memanfaatkan potensi pemuda secara optimal dalam pengembangan destinasi
wisata di Kabupaten Asahan. Dengan melibatkan pemuda secara aktif dan
memberikan mereka kesempatan untuk berperan serta dalam perencanaan,
pengembangan, dan promosi destinasi wisata di Kabupaten Asahan, sehingga
dapat mengoptimalkan potensi pariwisatanya dan mencapai pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana optimalisasi peran pemuda dalam pengembangan pariwisata di


Kabupaten Asahan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teoritis dan Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Pengertian Destinasi Wisata

Destinasi pariwisata adalah sebuah tempat di mana segala kegiatan


pariwisata dapat dilakukan dengan tersedianya unsur utama destinasi wisata
berupa objek dan daya tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata dan fasilitas
penunjangnya. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
mendefinisikan destinasi wisata adalah kawasan geogafis yang berlokasi dalam
satu atau beberapa wilayah yang terdapat unsur daya tarik wisata, fasilitas,
aksesibilitas, akomodasi serta partisipasi masyarakat yang saling terkait dalam
mewujudkan kepariwisataan.

Destinasi pariwisata sebagai bagian dari sistem kepariwisataan merupakan


suatu tempat atau unit geografi yang didalamnya terdapat berbagai stakeholders
pariwisata, mulai dari pemerintah dan swasta dan juga masyarakat yang terlibat
langsung maupun tidak langsung. Destinasi pariwisata juga dianggap sebagai
suatu produk dalam konsteks pariwisata sebagai suatu bisnis. Beberapa literatur
pemasaran (pariwisata) menyebutkan destinasi pariwisata sebagai tempat dimana
bertemunya konsumen dan produsen bertemunya wisatawan dengan berbagai
fenomena yang ada pada suatu destinasi pariwisata. Sebagai suatu tempat maka
dari sisi pemasaran, destinasi pariwisata dipasarkan sebagai sebuah tempat,
sehingga muncul istilah marketing places (Kotlet, 2009)2. Artinya produk
pariwisata dapat juga berupa tempat atau place. Seperti yang digambarkan, bahwa
entitas yang dapat dipasarkan terdiri dari 10 item, mulai dari barang, jasa, acara,
pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.

Sebuah destinasi pariwisata akan diminati dan memberikan manfaat bagi


semua pihak, ketika dapat menerima berbagai tekanan tanpa mengalami
kerusakan. Artinya sebuah destinasi pariwisata harus selalu dievaluasi sehingga
dalam perkembangannya tidak mengalami penurunan atau kerusakan. Karena
tidak mungkin menjual “tempat” yang mengalami kerusakan. Hal ini sejalan pula
dengan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan yang menekankan pada
pembangunan yang memberikan manfaat saat ini dan di masa mendatang
(Sudiarta, 2014)3.

Konsep lainnya yang terkait dengan destinasi pariwisata sebagai suatu


tempat adalah evolusi sebuah destinasi pariwisata, yang dikenal dengan tourist
area life cycle yang dikembangkan oleh Butler pada tahun 1980 an (Cooper et
al.1993 melalui Sudiarta, 2014). Sebuah destinasi pariwisata digambarkan dengan
tujuh status atau posisi. Pertama posisi explorasi, dimana sebuah destinasi
pariwisata baru dikembangkan. Kedua fase sebuah destinasi pariwisata mulai

2
Kotler, Philip and Keller, Kevin lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga
3
I Nyoman Sudiarta, 2014. Multidimensional Scaling: Strategi Memasarkan Destinasi Pariwisata
Bali. Dalam Jurnal Ilmiah Hospitality Management, Vol. 5 No. 1. Hal. 13-24
mendapatkan tanggapan dari konsumen, dimana wisatawan mulai berdatangan.
Fase ketiga disebut dengan posisi berkembang atau development, wisatawan yang
datang mulai banyak yang diimbangi oleh berkembangnya berbagai komponen
yang terkait pariwisata. Fase selanjutnya adalah fase konsolidasi, yang
menunjukkan pentingnya dilakukan konsolidasi dengan berbagai komponen
sebagai bentuk evaluasi terhadap perkembangan pariwisata yang telah
berlangsung. Fase stagnan atau tidak berkembang, fase ini dicirikan oleh tidak
bertambahnya kedatangan wisatawan bahkan menunjukkan adanya penurunan dan
banyaknya keluhan-keluhan. Hal ini disebabkan tidak dilakukannya konsolidasi
dengan baik.

2. Peran Pemuda dalam Pariwisata

Peran pemuda dalam pariwisata sangatlah penting dalam menjawab


tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri pariwisata. Sebagai generasi
yang penuh semangat dan kreativitas, pemuda memiliki potensi besar untuk
menjadi agen perubahan yang positif dalam pengembangan pariwisata. Mereka
tidak hanya merupakan konsumen aktif dalam industri pariwisata, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dan media sosial sebagai
alat untuk mempromosikan destinasi wisata secara luas dan global. Dengan
kecakapan mereka dalam teknologi informasi dan komunikasi, pemuda dapat
menjadi penggerak utama dalam menciptakan konten-konten yang menarik dan
inovatif, yang dapat menjangkau berbagai segmen pasar wisatawan. Untuk itu,
berikut saya jabarkan beberapa temuan dari penelitian yang relevan mengenai
peran pemuda dalam pariwisata.

Gina (2016)4 melalui penelitiannya yang bertujuan untuk mengkaji dan


merumuskan partisipasi pemuda dalam pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat (CBT) dan kontribusinya terhadap ketahanan sosial budaya wilayah,
menunjukkan bahwa pemuda merupakan bagian dari aktor pengelola CBT di Desa

4
Lestari Gina. 2016. PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA
BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA WILAYAH
(Studi di Desa Wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta).
Melalui Jurnal Ketahanan Nasional. Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 137-157
Wisata Pentingsari (Dewi Peri). Partisipasi pemuda berada pada tingkat partisipasi
citizen power dengan bobot rata-rata sebesar 70 persen. Model pengembangan
CBT di Dewi Peri memungkinkan seluruh masyarakat terlibat secara aktif sebagai
aktor utama. Partisipasi pemuda dalam pengembangan CBT di Dewi Peri
berkontribusi terhadap ketahanan sosial budaya wilayah berdasarkan parameter
asas kemitraan, kesejahteraan, perlindungan, kemandirian, kerukunan, nilai sosial
dan budaya lokal. Ketahanan sosial budaya wilayah terbentuk melalui pelestarian
sosial budaya secara dinamis dengan melindungi, mengembangkan dan
memanfaatkan sosial-budaya lokal melalui aktivitas pariwisata.

Sementara itu Mifdal (2022)5 melalui penelitiannya yang bertujuan untuk


menganalisis nilai toleransi dalam keberagaman agama di Desa Sukodadi dan
peran pemuda dalam optimalisasi Desa Sukodadi sebagai desa wisata edukasi
toleransi, menyatakan bahwa pemuda sebagai generasi penerus bangsa dapat
mengambil peran dengan menjadikan Desa Sukodadi sebagai desa wisata edukasi
toleransi melalui strategi branding desa wisata. Peran pemuda dalam optimalisasi
branding Desa Sukodadi dapat dilakukan dengan memanfaatkan keberagaman
agama dan toleransi masyarakat. Pemuda dapat mengambil peran dengan
membuat konten positif dari dokumentasi yang ada di kehidupan sosial
masyarakat Desa Sukodadi. Sikap dan perilaku toleransi yang masih dijunjung
tinggi oleh masyarakat Desa Sukodadi dipublikasikan melalui media sosial sebagai
sarana branding desa. Potensi keanekaragaman agama di Desa Sukodadi dapat
menjadi daya tarik bagi masyarakat luas sebagai desa wisata edukasi toleransi.
Keterlibatan pemuda tidak hanya berdampak pada pembangunan desa, tetapi
terciptanya gambaran desa sebagai media edukasi toleransi untuk desa yang lain
dalam membangun toleransi dalam keberagaman.

Prabawati (2019)6 dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui


peran pemuda dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan
5
Alfaqi Mifdal Zusron. 2022. PERAN PEMUDA DALAM OPTIMALISASI
BRANDING DESA WISATA EDUKASI TOLERANSI. Melalui Jurnal Ilmiah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 7, No.3. Hal. 609-616
6
Prabawati Ni Putu Diah. 2019. Peran Pemuda dalam Pengembangan Pariwisata di Desa
Tebubeneng, Kabupaten Badung, Bali. Melalui Jurnal Kepariwisataan Indonesia. Vol. 13. No.1. Hal
73-84
pengembangan pariwisata di Tibubeneng, menyuimpulkan bahwa peran pemuda
dalam mengembangkan pariwisata adalah sebagai subyek yang juga dapat
menerima manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. Meskipun bersentuhan
dengan kehidupan global, pemuda desa Tibubeneng tidak tergerus globalisasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari partisipasi pemuda yang terlibat dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi. Kesempatan menjadi faktor utama dari motivasi pemuda
untuk berperan aktif karena mereka merasa mendapatkan dukungan dan
kepercayaan yang sangat tinggi dari pemerintah Desa. Oleh karena itu, pemerintah
dan seluruh stakeholder agar dapat merangkul partisipasi pemuda dalam berbagai
kegiatan agar memberikan kesempatan sebagai bentuk kepercayaan.

Dan terakhir Mimi (2022)7 dalam penelitiannya yang bertujuan untuk


melihat peranan pemuda pelopor dalam pengembangan objek wisata Aur
Sarumpun Kabupaten Tanah Datar, menemukan bahwa pemuda pelopor
mempunyai peranan dalam pengembangan dengan bentuk mempromosikan objek
wisata Aur Sarumpun dengan memanfaatkan sosial media dan juga dengan
melakukan event-event, festival serta pekan budaya di objek wisata aur sarumpun.
Namun dalam menjalankan peranannya ada beberapa faktor penghambat pemuda
pelopor yaitu seperti kurangnya anggaran dana, double job, kurangnya partner dan
sistem manajemen yang tidak tertata rapi. Faktor penghambat ini menjadi menjadi
penghalang pemuda pelopor dalam melakukan pengembangan obje wisata aur
sarumpun. Sehingga peranan Pemuda Pelopor dalam melakukan pengembangan
objek wisata Aur Sarumpun, harus dimaksimalkan, menerapkan ilmu yang didapat
ketika mengikuti pembinaan ditingkat nasional, menjalin kerjasama yang baik
dengan pemerintah dan juga masyarakat setempat. Sebagai pemegang amanah dan
tanggung jawab pemuda pelopor, sudah seharusnya pemuda pelopor
memaksimalkan tanggung jawab dalam pengembagan objek wisata Aur
Sarumpun.

Dari hasil-hasil penelitian tersebut terlihat bahwa peran pemuda dalam


industri pariwisata sangatlah vital. Dalam berbagai konteks yang berbeda, pemuda

7
Paramita Mimi. 2022. Peranan Pemuda Pelopor dalam Pengembangan Objek Wisata Aur
Sarumpun. Melalui Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol. 6, No.2 Tahun 2022. Hal. 16666-16672
telah terbukti menjadi agen perubahan yang penting dalam pengembangan
pariwisata di berbagai daerah. Hal ini sesuai dengan hipotesa awal yang saya
jelaskan pada latar belakang makalah ini. Pemuda tidak hanya berperan sebagai
konsumen aktif dalam industri pariwisata, tetapi juga sebagai penggerak utama
dalam promosi destinasi wisata melalui teknologi dan media sosial.
3. Potensi Wisata Kabupaten Asahan:

Kabupaten Asahan merupakan daerah yang memiliki berbagai sumber


daya potensial yang menarik untuk dikembangkan menjadi objek destinasi
pariwisata, terutama dengan Air Terjun Ponot sebagai salah satu daya tarik utama.
Dalam konteks ini, pengembangan pariwisata di sekitar Danau Toba, yang
menjadi objek wisata unggulan nasional sesuai dengan penetapan Danau Toba
sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Hal tersebut
memberi Kabupaten Asahan peluang besar untuk meningkatkan sektor
pariwisatanya terutama pada onjek-objek wisata sekitar Danau Toba. Tingkat
kunjungan wisata ke Kabupaten Asahan menunjukkan tren peningkatan dari tahun
ke tahun, meskipun terjadi penurunan pada tahun 2020 karena pandemi COVID-
19.

Gambar 1.3 Air Terjun Ponot


(Sumber: www.orbitdigitaldaily.com)
Gambar di atas merupakan penampakan dari betapa besarnya potensi
keindahan destinasi wisata Ait Terjun Ponot. Seperti yang dijelaskan sebelumnya
bahwa Air Terjun Ponot merupakan salah satu objek wisata yang paling terkenal
di Kabupaten Asahan. Air Terjun Ponot merupakan keindahan hasil mahakarya
semesta yang terjadi akibat erupsi terbesar bumi pada 7500 tahun yang lalu
melahirkan keindahan alam luar biasa, hal ini menjadi fokus pengembangan
pariwisata di Kabupaten Asahan. Pemerintah daerah telah mengidentifikasi potensi
besar dalam objek ini dan menetapkannya sebagai prioritas dalam pembangunan
pariwisata. Hal ini diperkuat dengan program Asahan Go Wisata yang dimasukkan
ke dalam RPJMD Kabupaten Asahan 2021-2026 sebagai strategi untuk
meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap pembangunan daerah.

Selain Air Terjun Ponot, Kabupaten Asahan juga memiliki potensi wisata
lainnya seperti Jalur Sungai Asahan yang terkenal sebagai tempat arung jeram
terbaik ke-3 di dunia, Danau Teratai, Wisata Mangrove di Kecamatan Silau Laut,
dan Mesjid Agung H Achmad Bakri yang menjadi ikon Kota Kisaran. Semua ini
menjadi bagian dari strategi pengembangan pariwisata yang diarahkan untuk
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat. Namun, untuk
mengoptimalkan potensi pariwisata tersebut, diperlukan peran aktif pemuda dalam
pengembangan pariwisata di Kabupaten Asahan. Melalui keterlibatan mereka
dalam berbagai aspek, termasuk promosi, pengelolaan, dan partisipasi dalam
kegiatan pariwisata, dapat memastikan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh komunitas.

B. Strategi dan Langkah Optimalisasi Peran Pemuda dalam Pengembangan


Destinasi Pariwisata di Kabupaten Asahan

Menurut La Rose (dalam Pandu Dewanata, 2008) bahwa di usia muda


(kurang lebih hingga 30-an atau 40-an tahun), seseorang merasa bahwa dirinya
mampu mengubah dunia. Di atas kelompok usia tersebut, seseorang mulai berpikir
untuk melakukan perubahan dalam skala yang semakin lebih kecil, hingga pada
suatu titik (di sekitar usia 60-an atau 70-an tahun) seseorang akan berkata: “saya
tidak akan lagi berubah”. Pemikiran La Rose memberikan landasan yang sangat
relevan. La Rose menyoroti bahwa usia muda merupakan masa di mana seseorang
merasa memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengubah dunia.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memanfaatkan potensi pemuda


dalam pembangunan pariwisata. Usia muda adalah saat di mana energi, kreativitas,
dan semangat berada pada puncaknya, memungkinkan mereka untuk berperan
sebagai agen perubahan yang aktif dan proaktif dalam merancang inisiatif
pembangunan pariwisata yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan memahami
bahwa momentum untuk berkontribusi dalam pembangunan tidak terbatas,
pemuda di Kabupaten Asahan diingatkan akan pentingnya mengambil tindakan
konkret sejak dini.

Dalam konteks ini, optimalisasi peran pemuda menjadi sangat penting.


Melalui partisipasi aktif dan kreativitas mereka, pemuda dapat membawa
perubahan yang signifikan dalam pengembangan destinasi pariwisata. Mereka
dapat memberikan kontribusi dalam merencanakan dan melaksanakan program-
program pariwisata yang berkelanjutan dan berorientasi pada keberlanjutan
lingkungan, sehingga membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata
dan kesejahteraan masyarakat lokal. Oleh karena itu, mengoptimalkan peran
pemuda bukan hanya menjadi pilihan, tetapi juga menjadi keharusan untuk
mencapai pembangunan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten
Asahan.

1. Keterlibatan Pemuda dalam Perencanaan Destinasi Wisata

Keterlibatan pemuda dalam perencanaan destinasi wisata merupakan


langkah strategis untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata dilakukan
secara inklusif dan berkelanjutan. Pemuda tidak hanya sebagai konsumen wisata,
tetapi juga sebagai pemangku kepentingan yang memiliki wawasan dan gagasan
segar tentang potensi dan tantangan pariwisata. Dalam konteks Kabupaten Asahan,
melibatkan pemuda dalam tahap perencanaan akan memberikan pandangan baru
dan solusi inovatif dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh industri
pariwisata lokal. Pemuda dapat memberikan kontribusi berharga dalam
merumuskan kebijakan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang
mencakup aspek-aspek seperti pelestarian lingkungan, pengembangan ekonomi
lokal, dan pemberdayaan masyarakat setempat.

tujuan pariwisata jenis ini lebih menekankan pada peningkatan kapasitas


dan kesejahteraan masyarakat sebagai aktor lokal. Masyarakat terlibat secara aktif
mulai dari perencanaan, pengelolaan, evaluasi hingga penyelesaian masalah (Gina,
2016).

peran pemuda dalam mengembangkan pariwisata di daerahnya adalah


mengambil peran sebagai sebagai subyek yang diamana pemuda terlibat aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tidak hanya hal tersebut, pemuda
juga memperoleh manfaat dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan
Prabawati (2019).

Selain itu, keterlibatan pemuda dalam perencanaan destinasi wisata juga


merupakan bentuk investasi jangka panjang dalam pembangunan pariwisata.
Dengan melibatkan pemuda sejak dini, akan tercipta kesadaran dan keterlibatan
yang lebih besar dari generasi mendatang terhadap keberlanjutan dan
pengembangan pariwisata. Ini akan menciptakan pondasi yang kuat untuk
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Kabupaten Asahan, yang
memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan setempat.

2. Pengembangan Keterampilan Pemuda terkait Wisata:

Pengembangan keterampilan pemuda terkait wisata merupakan langkah


strategis untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing pemuda dalam industri
pariwisata. Kabupaten Asahan memiliki beragam program pelatihan dan
pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan keterampilan pemuda
dalam berbagai bidang terkait pariwisata, mulai dari manajemen destinasi,
pemandu wisata, hingga pemasaran pariwisata. Dengan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka, pemuda dapat menjadi tenaga kerja yang
lebih kompeten dan berkualitas dalam industri pariwisata, yang pada gilirannya
akan meningkatkan daya saing Kabupaten Asahan sebagai destinasi wisata.

Selain itu, pengembangan keterampilan pemuda terkait wisata juga dapat


memberikan peluang bagi pemuda untuk mengembangkan usaha kecil dan
menengah di sektor pariwisata. Melalui program-program pelatihan
kewirausahaan dan bantuan modal usaha, pemuda dapat menjadi pelopor dalam
mengembangkan produk dan layanan pariwisata yang unik dan berdaya saing. Ini
akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat lokal, serta mendiversifikasi produk pariwisata yang ditawarkan oleh
Kabupaten Asahan.

3. Pemberdayaan Pemuda sebagai Agen Promosi Wisata:

Pemberdayaan pemuda sebagai agen promosi wisata merupakan strategi


efektif untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik destinasi wisata Kabupaten
Asahan. Dengan memanfaatkan kemampuan dan jaringan sosial pemuda,
Kabupaten Asahan dapat melakukan promosi dan pemasaran destinasi wisata
secara lebih luas dan efektif, terutama melalui media sosial dan platform digital.
Pemuda dapat menjadi duta pariwisata Kabupaten Asahan, yang tidak hanya
mempromosikan destinasi wisata secara lokal, tetapi juga menjangkau pasar
wisatawan potensial di berbagai belahan dunia.

Selain itu, pemberdayaan pemuda sebagai agen promosi wisata juga dapat
menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap
potensi pariwisata lokal. Melalui program-program kampanye dan kegiatan
promosi yang melibatkan pemuda, Kabupaten Asahan dapat mengedukasi
masyarakat tentang keberagaman budaya dan alam yang dimiliki oleh daerah ini,
serta pentingnya menjaga dan memelihara warisan tersebut. Ini akan menciptakan
rasa memiliki yang lebih kuat di antara masyarakat lokal, yang pada gilirannya
akan meningkatkan dukungan dan partisipasi mereka dalam pengembangan
pariwisata.
Peran pemuda yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun
2009 tentang Kepemudaan Pasal 16 tentang peran pemuda yaitu: “Pemuda
berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam
segala aspek pembangunan nasional.” Dalam masyarakat sangat diperlukan peran
pemuda sebagai penerus nilai-nilai luhur budaya bangsa, sebagai pondasi dan
kekuatan moral, agen perubahan ke arah yang lebih baik.

Masalah kepemudaan dan betapa pentingnya peranan pemuda dalam suatu

masyarakat sudah sering diungkapkan oleh berbagai pihak. "Pemuda harapan

bangsa," "Pemuda pemegang tongkat kepemimpinan masa depan," Pemuda ," dan

seterusnya merupakan ekspressi yang sudah sangat umum kita kenal sekali pun

bersifat sloganistik. Afan Gaffar (1991).8

Peran pemuda selalu sentral dalam perubahan, mengingat dalam jiwa


pemuda selalu ada hasrat yang dinamis. Orang-orang muda memerlukan argumen
kuat ketika mencoba untuk meyakinkan orang dewasa tentang ide dan gagasan
mereka lewat sebuah peranan pemuda tentang perubahan sosial dimasyarakat,
(Wibawa, 2016).

Peran pemuda sebagai agent of change, agent of development, dan agent of


modernization memiliki keterkaitan yang erat dengan optimalisasi peran pemuda
dalam pengembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Asahan. Pemuda
memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dengan
semangat, energi, dan kreativitas mereka, pemuda dapat memperkenalkan inovasi
dan ide-ide baru yang mendukung perkembangan pariwisata di Kabupaten
Asahan. Mereka dapat menginisiasi perubahan positif dalam budaya lokal,
infrastruktur, dan layanan pariwisata untuk meningkatkan daya tarik destinasi
pariwisata.

8
Afan Gaffar, 1991, WPartisipasi Politik di Indonesiaw, Prospektif, No.1 Vol.
3.
Sebagai agent of deveopment, pemuda juga memiliki peran penting dalam
memajukan pembangunan di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Dengan
keterlibatan aktif mereka dalam berbagai tahapan pengembangan destinasi
pariwisata, pemuda dapat membantu meningkatkan kualitas infrastruktur
pariwisata, layanan pelanggan, promosi pariwisata, dan pengelolaan destinasi
secara berkelanjutan.

Sementara sebagai agent of modernization, pemuda sering kali menjadi


motor penggerak modernisasi dalam masyarakat. Dalam konteks pariwisata,
pemuda dapat memperkenalkan teknologi baru, praktik pengelolaan yang
berkelanjutan, dan pendekatan pemasaran yang inovatif untuk meningkatkan daya
saing destinasi pariwisata Kabupaten Asahan. Mereka juga dapat memperluas
jangkauan pariwisata melalui penggunaan media sosial dan teknologi informasi.

Dengan memaksimalkan peran pemuda sebagai agent of change, agent of


development, dan agent of modernization, Kabupaten Asahan dapat
mengoptimalkan pengembangan destinasi pariwisatanya. Melalui kolaborasi
antara pemuda, pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat
lokal, Kabupaten Asahan dapat mencapai tujuan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dan memberikan manfaat yang luas bagi ekonomi dan budaya lokal.

Peran pemuda dalam pengembangan wisata Kabupaten Asahan sangatlah


penting dalam menggerakkan pertumbuhan industri pariwisata. Sebagai agen
perubahan yang energik dan kreatif, pemuda memiliki potensi besar untuk
membawa inovasi baru dan semangat baru dalam pengembangan destinasi wisata.
Dengan kecakapan mereka dalam teknologi informasi dan komunikasi, pemuda
dapat menjadi kekuatan utama dalam promosi dan pemasaran destinasi wisata
Kabupaten Asahan. Melalui konten-konten kreatif dan inovatif yang dibuat oleh
pemuda, Kabupaten Asahan dapat lebih mudah dikenal dan diakses oleh
wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Selain itu, pemuda juga memiliki peran penting dalam menjaga
keberlanjutan lingkungan dan budaya Kabupaten Asahan. Dengan kesadaran akan
pentingnya pelestarian alam dan budaya, pemuda dapat menjadi garda terdepan
dalam menjaga kelestarian destinasi wisata. Melalui partisipasi aktif dalam
program-program pelestarian lingkungan dan budaya, pemuda dapat membantu
memastikan bahwa kekayaan alam dan budaya Kabupaten Asahan tetap terjaga
untuk generasi mendatang. Dengan demikian, peran pemuda dalam pengembangan
wisata Kabupaten Asahan tidak hanya memberikan dampak positif secara
ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, dan lingkungan. Untuk itu, berikut adalah
strategi dan langkah-langkah dalam mengoptimalisasikan peran pemuda dalam
pengembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Asahan.

C. Tantangan dan Solusi

1. Tantangan dalam Mengoptimalkan Peran Pemuda:

Tantangan yang dihadapi dalam mengoptimalkan peran pemuda dalam


pengembangan pariwisata merupakan hasil dari beragam faktor yang saling
terkait. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan apresiasi
terhadap potensi industri pariwisata di kalangan pemuda. Banyak pemuda
mungkin belum menyadari bahwa pariwisata dapat menjadi sumber potensi
ekonomi dan pengembangan karir yang menjanjikan. Selain itu, pandangan negatif
terhadap pekerjaan di sektor pariwisata, yang sering dianggap kurang bergengsi
atau tidak stabil, juga menjadi hambatan bagi pemuda untuk terlibat aktif dalam
industri ini.

Kurangnya akses pemuda terhadap pendidikan dan pelatihan yang


berkualitas juga menjadi tantangan serius dalam mengoptimalkan peran mereka
dalam pariwisata. Di banyak daerah, terutama di pedalaman, infrastruktur
pendidikan dan pelatihan masih kurang memadai, sehingga pemuda kesulitan
untuk mengakses program-program yang dapat membantu mereka
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan terkait pariwisata. Selain itu,
biaya dan hambatan lainnya, seperti transportasi dan akomodasi, juga dapat
menjadi penghalang bagi pemuda untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
diperlukan.

Selain tantangan internal, pemuda juga dihadapkan pada tantangan


eksternal seperti persaingan pasar kerja yang ketat dan kurangnya dukungan dari
pihak terkait. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, pemuda harus
mampu bersaing dengan pelamar kerja dari berbagai latar belakang dan
kualifikasi. Kurangnya peluang kerja yang tersedia di sektor pariwisata, terutama
bagi pemuda yang baru lulus atau tidak memiliki pengalaman kerja, juga menjadi
masalah serius yang perlu diatasi.

2. Solusi untuk Mengatasi Tantangan Tersebut:

Untuk mengatasi tantangan dalam mengoptimalkan peran pemuda dalam


pariwisata, diperlukan upaya yang terkoordinasi dari berbagai pihak terkait.
Pertama-tama, penting untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap
potensi industri pariwisata di kalangan pemuda. Ini dapat dilakukan melalui
program-program penyuluhan, seminar, dan kampanye sosialisasi yang menyoroti
manfaat dan peluang yang ditawarkan oleh industri pariwisata. Dengan
meningkatkan kesadaran ini, diharapkan pemuda akan lebih tertarik untuk terlibat
dalam industri pariwisata dan melihatnya sebagai pilihan karir yang menarik dan
berharga.

Selanjutnya, perlu ditingkatkan akses pemuda terhadap pendidikan dan


pelatihan yang berkualitas dalam bidang pariwisata. Pemerintah daerah dan
lembaga terkait perlu bekerja sama untuk menyediakan program-program
pelatihan yang relevan dan mudah diakses oleh pemuda di berbagai daerah. Ini
bisa termasuk pembukaan pusat pelatihan pariwisata di daerah-daerah pedalaman,
penyediaan beasiswa atau bantuan biaya bagi pemuda yang membutuhkan, serta
pengembangan kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan keterampilan
pariwisata dalam mata pelajaran yang ada.
Selain itu, perlu ada upaya untuk menciptakan peluang kerja yang lebih
banyak dan beragam di sektor pariwisata. Pemerintah daerah dapat bekerja sama
dengan sektor swasta untuk membuka peluang kerja baru, seperti tour guide,
pemandu wisata, atau operator tur, yang cocok bagi pemuda dengan berbagai latar
belakang pendidikan dan keterampilan. Selain itu, program magang dan kerja
sama dengan industri pariwisata lokal juga dapat memberikan pengalaman kerja
yang berharga bagi pemuda, sehingga mereka lebih siap untuk memasuki pasar
kerja pariwisata.

Dalam jangka panjang, penting untuk membangun ekosistem yang


mendukung dan mendorong perkembangan pemuda dalam industri pariwisata. Ini
melibatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan
masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan
pengembangan pemuda. Dengan demikian, pemuda dapat menjadi agen perubahan
yang signifikan dalam mengembangkan pariwisata Kabupaten Asahan,
menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat, dan memperkuat daya saing destinasi wisata secara keseluruhan.
Selain itu, pemuda juga memiliki kecenderungan untuk memperkenalkan ide-ide
baru dan solusi kreatif dalam pengembangan produk dan layanan pariwisata, yang
dapat meningkatkan daya tarik dan daya saing destinasi wisata. Dengan bakat dan
semangat kewirausahaan mereka, pemuda dapat menjadi pelopor dalam
mengembangkan usaha-usaha kecil dan menengah di sektor pariwisata, yang pada
gilirannya akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat setempat.

Di Kabupaten Asahan, peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata


menjadi semakin penting mengingat potensi pariwisata yang dimiliki oleh daerah
tersebut. Kabupaten Asahan memiliki beragam potensi wisata, mulai dari
keindahan alam yang meliputi sungai, air terjun, danau, hingga warisan budaya
dan sejarah yang kaya. Dengan memanfaatkan potensi ini secara optimal,
Kabupaten Asahan memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata
unggulan di Sumatera Utara.
Destinasi wisata adalah konsep yang melampaui sekadar tempat yang
dikunjungi oleh wisatawan. Lebih dari sekadar geografis, destinasi ini mencakup
pengalaman holistik yang mencakup aspek alam, budaya, sejarah, dan interaksi
dengan masyarakat setempat. Secara khusus, destinasi wisata harus mampu
menawarkan pengalaman yang memuaskan dan memberi dampak yang positif
bagi pengunjungnya. Oleh karena itu, pengertian destinasi wisata tidak bisa
dipisahkan dari pemahaman tentang kebutuhan dan harapan wisatawan serta cara
destinasi tersebut memenuhi dan melampaui ekspektasi tersebut.

Dalam setiap destinasi wisata, terdapat elemen-elemen kunci yang menjadi daya
tarik bagi pengunjung. Ini bisa berupa keindahan alam yang menakjubkan seperti
pegunungan, pantai, danau, atau hutan, atau mungkin kekayaan budaya dalam
bentuk museum, monumen bersejarah, atau festival budaya. Namun, sebuah
destinasi wisata yang berhasil bukan hanya tentang keberadaan elemen-elemen
tersebut, tetapi juga tentang bagaimana destinasi tersebut dielola dan
dipromosikan. Ini mencakup infrastruktur pariwisata yang memadai, layanan yang
ramah, dan upaya pelestarian lingkungan serta budaya yang berkelanjutan.

Pengembangan destinasi wisata tidak hanya tentang menciptakan tempat yang


indah untuk dikunjungi, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang berarti
bagi wisatawan. Ini bisa berarti memasukkan unsur-unsur pendidikan dan
interaktif dalam atraksi wisata, memberikan aksesibilitas bagi semua jenis
pengunjung, atau bahkan menciptakan program-program pengembangan
masyarakat yang memberdayakan penduduk setempat. Dengan memahami bahwa
destinasi wisata adalah lebih dari sekadar objek wisata, kita dapat melihatnya
sebagai alat untuk memperkaya jiwa dan memberdayakan masyarakat.

Pengertian tentang destinasi wisata juga harus memperhitungkan aspek


berkelanjutan, baik dari segi lingkungan maupun sosial-ekonomi. Sebuah destinasi
wisata yang berkelanjutan adalah yang mampu memberikan manfaat jangka
panjang bagi lingkungan setempat tanpa merusaknya, serta memberikan
kesempatan ekonomi yang adil bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu,
pengembangan destinasi wisata haruslah holistik dan mempertimbangkan
dampaknya dalam jangka panjang.

B. Peran Pemuda dalam Pengembangan Destinasi Wisata:

Peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata sangatlah penting dalam


menjawab tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri pariwisata. Sebagai
generasi yang penuh semangat dan kreativitas, pemuda memiliki potensi besar
untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam pengembangan destinasi wisata.
Mereka tidak hanya merupakan konsumen aktif dalam industri pariwisata, tetapi
juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi dan media sosial
sebagai alat untuk mempromosikan destinasi wisata secara luas dan global.
Dengan kecakapan mereka dalam teknologi informasi dan komunikasi, pemuda
dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan konten-konten yang menarik
dan inovatif, yang dapat menjangkau berbagai segmen pasar wisatawan.

Selain itu, pemuda juga memiliki kecenderungan untuk memperkenalkan ide-ide


baru dan solusi kreatif dalam pengembangan produk dan layanan pariwisata, yang
dapat meningkatkan daya tarik dan daya saing destinasi wisata. Dengan bakat dan
semangat kewirausahaan mereka, pemuda dapat menjadi pelopor dalam
mengembangkan usaha-usaha kecil dan menengah di sektor pariwisata, yang pada
gilirannya akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat setempat.

Di Kabupaten Asahan, peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata


menjadi semakin penting mengingat potensi pariwisata yang dimiliki oleh daerah
tersebut. Kabupaten Asahan memiliki beragam potensi wisata, mulai dari
keindahan alam yang meliputi sungai, air terjun, danau, hingga warisan budaya
dan sejarah yang kaya. Dengan memanfaatkan potensi ini secara optimal,
Kabupaten Asahan memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi wisata
unggulan di Sumatera Utara.

C. Pentingnya Optimalisasi Peran Pemuda:


Optimalisasi peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata menjadi kunci
keberhasilan dalam memajukan industri pariwisata secara keseluruhan. Pentingnya
peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata tidak hanya terbatas pada
aspek ekonomi, tetapi juga melibatkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan.
Pertama, keterlibatan pemuda dalam industri pariwisata dapat menciptakan
lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka serta
masyarakat setempat. Dengan memberdayakan pemuda secara ekonomi, tidak
hanya tercipta peluang kerja baru, tetapi juga terbentuknya kemandirian ekonomi
yang berkelanjutan di tingkat lokal.

Kedua, pemuda juga dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan
lingkungan dan budaya. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya
pelestarian alam dan budaya, serta kemampuan untuk mengadopsi praktik-praktik
ramah lingkungan, pemuda dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga
integritas destinasi wisata dan mencegah degradasi lingkungan. Ketiga, pentingnya
optimalisasi peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata juga terkait
dengan pelestarian warisan budaya dan alam. Sebagai generasi penerus, pemuda
memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan
destinasi wisata agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi peran pemuda dalam


pengembangan destinasi wisata merupakan langkah strategis yang penting untuk
menciptakan destinasi wisata yang berkelanjutan, inovatif, dan berdaya saing
tinggi. Melalui dukungan dan kesempatan yang tepat, pemuda dapat menjadi
kekuatan utama dalam menggerakkan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan
dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan
setempat.
A. Profil Kabupaten Asahan:

Kabupaten Asahan merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara yang memiliki
karakteristik unik, baik dari segi geografis maupun budaya. Secara geografis,
kabupaten ini memiliki lanskap yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga
pegunungan yang subur. Keberadaan sungai-sungai besar seperti Sungai Asahan
dan Sungai Batang Gadis tidak hanya memberikan keindahan alam, tetapi juga
mendukung kehidupan masyarakat sekitar. Dari segi budaya, Kabupaten Asahan
dikenal sebagai tempat yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Bangunan-
bangunan bersejarah dan tradisi-tradisi lokal masih dilestarikan dengan baik oleh
masyarakat, menjadi bukti keberagaman budaya yang dimiliki oleh daerah ini.

Meskipun memiliki potensi yang besar dalam pengembangan pariwisata,


Kabupaten Asahan masih menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi.
Salah satunya adalah kurangnya infrastruktur pariwisata yang memadai, terutama
di daerah-daerah pedalaman. Aksesibilitas yang terbatas juga menjadi hambatan
bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam dan budaya
Kabupaten Asahan. Selain itu, promosi dan pemasaran pariwisata yang belum
optimal juga menyebabkan Kabupaten Asahan belum sepenuhnya dikenal sebagai
destinasi wisata yang menarik.
Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan model
pengembangan pariwisata berkelanjutan sebagai sudut pandang penelitian.
Tujuannya agar dapat melihat bagaimana strategi pengembangan pariwisata di
Kabupaten Asahan mampu memanfaatkan sumber daya lingkungan secara optimal
dan memberikan manfaat bagi semua unsur yang terlibat maupun dilibatkan dalam
rangka memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah. Selain itu,
pemilihan sudut pandang keberlanjutan adalah agar pengembangan pariwisata di
Kabupaten Asahan tidak jatuh ke lubang yang sama dengan berbagai contoh
buruknya keberlanjutan pengembangan pariwisata di tempat lainnya. Dalam
penelitian ini, strategi pengembangan pariwisata akan difokuskan pada lokasi Air
Terjun Ponot sebagai salah satu destinasi prioritas pengembangan pariwisata di
Kabupaten Asahan.
Potensi wisata Kabupaten Asahan sangatlah beragam dan menjanjikan. Dengan
keindahan alam yang memukau, seperti air terjun yang tinggi dan danau-danau
yang luas, Kabupaten Asahan menawarkan pengalaman wisata alam yang tak
terlupakan bagi para pengunjungnya. Destinasi wisata alam seperti Air Terjun
Sipisopiso, Danau Toba, dan Danau Siais menjadi daya tarik utama yang
mengundang wisatawan dari berbagai penjuru. Selain itu, Kabupaten Asahan juga
kaya akan warisan budaya dan sejarah yang menjadi saksi bisu perkembangan
masyarakatnya.

Untuk mengoptimalkan potensi wisata Kabupaten Asahan, diperlukan langkah-


langkah strategis yang komprehensif. Pengembangan infrastruktur pariwisata yang
memadai, seperti jalan raya yang baik dan fasilitas akomodasi yang berkualitas,
harus menjadi prioritas utama. Selain itu, promosi dan pemasaran pariwisata yang
efektif juga perlu dilakukan untuk meningkatkan visibilitas Kabupaten Asahan
sebagai destinasi wisata yang menarik. Upaya-upaya pelestarian alam dan budaya
juga harus ditingkatkan, untuk memastikan bahwa kekayaan alam dan budaya
Kabupaten Asahan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

C. Peran Pemuda dalam Pengembangan Wisata Asahan:


Ilmu adalah

Pelita kehidupan

ilmu seharusnya

memanusiakan manusia

pendidikan adalah

hak semua orang

pendidikan tak seharusnya

berlabelkan harga

verse:

namun dikenyataan

pendidikan diperdagangkan

reff 1:

Negara ini

sudah tidak peduli

dengan kebutuhan

pendidikan kami
reff 2:

Berikan kami

pendidikan yang ilmiah

demokratis dan mengabdi

pada rakyat

berikan

buat lagu dengan male singer.

buat musik dengan genre blues dengan aksi gitar yang mewah.

beri penekanan pada reff

Anda mungkin juga menyukai