BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Siswadhi Ferry, dkk. 2020. Optimalisasi Peran Pemuda dalam Pembangunan
Ekonomi Kreatif Berbasis Sektor Pariwisata. Melalui Jurnal Ekonomi Sakti (JES).
Vol 9. No.1. Hal. 170-186
penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi pemuda sebagai tanggung
jawab pemerintah dan pemerintah daerah, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal
13 UU No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa pengembangan destinasi
pariwisata memberikan banyak keuntungan dan manfaat kepada masyarakat, serta
potensi besar yang pemuda terhadap perannya dalam mengembangkan destinasi
pariwisata. Sehingga, diperlukan kajian mendalam tentang bagaimana
memanfaatkan potensi pemuda secara optimal dalam pengembangan destinasi
wisata di Kabupaten Asahan. Dengan melibatkan pemuda secara aktif dan
memberikan mereka kesempatan untuk berperan serta dalam perencanaan,
pengembangan, dan promosi destinasi wisata di Kabupaten Asahan, sehingga
dapat mengoptimalkan potensi pariwisatanya dan mencapai pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kotler, Philip and Keller, Kevin lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta: Erlangga
3
I Nyoman Sudiarta, 2014. Multidimensional Scaling: Strategi Memasarkan Destinasi Pariwisata
Bali. Dalam Jurnal Ilmiah Hospitality Management, Vol. 5 No. 1. Hal. 13-24
mendapatkan tanggapan dari konsumen, dimana wisatawan mulai berdatangan.
Fase ketiga disebut dengan posisi berkembang atau development, wisatawan yang
datang mulai banyak yang diimbangi oleh berkembangnya berbagai komponen
yang terkait pariwisata. Fase selanjutnya adalah fase konsolidasi, yang
menunjukkan pentingnya dilakukan konsolidasi dengan berbagai komponen
sebagai bentuk evaluasi terhadap perkembangan pariwisata yang telah
berlangsung. Fase stagnan atau tidak berkembang, fase ini dicirikan oleh tidak
bertambahnya kedatangan wisatawan bahkan menunjukkan adanya penurunan dan
banyaknya keluhan-keluhan. Hal ini disebabkan tidak dilakukannya konsolidasi
dengan baik.
4
Lestari Gina. 2016. PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA
BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA WILAYAH
(Studi di Desa Wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta).
Melalui Jurnal Ketahanan Nasional. Vol. 22, No 2, Agustus 2016: 137-157
Wisata Pentingsari (Dewi Peri). Partisipasi pemuda berada pada tingkat partisipasi
citizen power dengan bobot rata-rata sebesar 70 persen. Model pengembangan
CBT di Dewi Peri memungkinkan seluruh masyarakat terlibat secara aktif sebagai
aktor utama. Partisipasi pemuda dalam pengembangan CBT di Dewi Peri
berkontribusi terhadap ketahanan sosial budaya wilayah berdasarkan parameter
asas kemitraan, kesejahteraan, perlindungan, kemandirian, kerukunan, nilai sosial
dan budaya lokal. Ketahanan sosial budaya wilayah terbentuk melalui pelestarian
sosial budaya secara dinamis dengan melindungi, mengembangkan dan
memanfaatkan sosial-budaya lokal melalui aktivitas pariwisata.
7
Paramita Mimi. 2022. Peranan Pemuda Pelopor dalam Pengembangan Objek Wisata Aur
Sarumpun. Melalui Jurnal Pendidikan Tambusai. Vol. 6, No.2 Tahun 2022. Hal. 16666-16672
telah terbukti menjadi agen perubahan yang penting dalam pengembangan
pariwisata di berbagai daerah. Hal ini sesuai dengan hipotesa awal yang saya
jelaskan pada latar belakang makalah ini. Pemuda tidak hanya berperan sebagai
konsumen aktif dalam industri pariwisata, tetapi juga sebagai penggerak utama
dalam promosi destinasi wisata melalui teknologi dan media sosial.
3. Potensi Wisata Kabupaten Asahan:
Selain Air Terjun Ponot, Kabupaten Asahan juga memiliki potensi wisata
lainnya seperti Jalur Sungai Asahan yang terkenal sebagai tempat arung jeram
terbaik ke-3 di dunia, Danau Teratai, Wisata Mangrove di Kecamatan Silau Laut,
dan Mesjid Agung H Achmad Bakri yang menjadi ikon Kota Kisaran. Semua ini
menjadi bagian dari strategi pengembangan pariwisata yang diarahkan untuk
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat. Namun, untuk
mengoptimalkan potensi pariwisata tersebut, diperlukan peran aktif pemuda dalam
pengembangan pariwisata di Kabupaten Asahan. Melalui keterlibatan mereka
dalam berbagai aspek, termasuk promosi, pengelolaan, dan partisipasi dalam
kegiatan pariwisata, dapat memastikan pembangunan pariwisata yang
berkelanjutan dan berdampak positif bagi seluruh komunitas.
Selain itu, pemberdayaan pemuda sebagai agen promosi wisata juga dapat
menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap
potensi pariwisata lokal. Melalui program-program kampanye dan kegiatan
promosi yang melibatkan pemuda, Kabupaten Asahan dapat mengedukasi
masyarakat tentang keberagaman budaya dan alam yang dimiliki oleh daerah ini,
serta pentingnya menjaga dan memelihara warisan tersebut. Ini akan menciptakan
rasa memiliki yang lebih kuat di antara masyarakat lokal, yang pada gilirannya
akan meningkatkan dukungan dan partisipasi mereka dalam pengembangan
pariwisata.
Peran pemuda yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun
2009 tentang Kepemudaan Pasal 16 tentang peran pemuda yaitu: “Pemuda
berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam
segala aspek pembangunan nasional.” Dalam masyarakat sangat diperlukan peran
pemuda sebagai penerus nilai-nilai luhur budaya bangsa, sebagai pondasi dan
kekuatan moral, agen perubahan ke arah yang lebih baik.
bangsa," "Pemuda pemegang tongkat kepemimpinan masa depan," Pemuda ," dan
seterusnya merupakan ekspressi yang sudah sangat umum kita kenal sekali pun
8
Afan Gaffar, 1991, WPartisipasi Politik di Indonesiaw, Prospektif, No.1 Vol.
3.
Sebagai agent of deveopment, pemuda juga memiliki peran penting dalam
memajukan pembangunan di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Dengan
keterlibatan aktif mereka dalam berbagai tahapan pengembangan destinasi
pariwisata, pemuda dapat membantu meningkatkan kualitas infrastruktur
pariwisata, layanan pelanggan, promosi pariwisata, dan pengelolaan destinasi
secara berkelanjutan.
Dalam setiap destinasi wisata, terdapat elemen-elemen kunci yang menjadi daya
tarik bagi pengunjung. Ini bisa berupa keindahan alam yang menakjubkan seperti
pegunungan, pantai, danau, atau hutan, atau mungkin kekayaan budaya dalam
bentuk museum, monumen bersejarah, atau festival budaya. Namun, sebuah
destinasi wisata yang berhasil bukan hanya tentang keberadaan elemen-elemen
tersebut, tetapi juga tentang bagaimana destinasi tersebut dielola dan
dipromosikan. Ini mencakup infrastruktur pariwisata yang memadai, layanan yang
ramah, dan upaya pelestarian lingkungan serta budaya yang berkelanjutan.
Kedua, pemuda juga dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan
lingkungan dan budaya. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya
pelestarian alam dan budaya, serta kemampuan untuk mengadopsi praktik-praktik
ramah lingkungan, pemuda dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga
integritas destinasi wisata dan mencegah degradasi lingkungan. Ketiga, pentingnya
optimalisasi peran pemuda dalam pengembangan destinasi wisata juga terkait
dengan pelestarian warisan budaya dan alam. Sebagai generasi penerus, pemuda
memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan
destinasi wisata agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Kabupaten Asahan merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara yang memiliki
karakteristik unik, baik dari segi geografis maupun budaya. Secara geografis,
kabupaten ini memiliki lanskap yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga
pegunungan yang subur. Keberadaan sungai-sungai besar seperti Sungai Asahan
dan Sungai Batang Gadis tidak hanya memberikan keindahan alam, tetapi juga
mendukung kehidupan masyarakat sekitar. Dari segi budaya, Kabupaten Asahan
dikenal sebagai tempat yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Bangunan-
bangunan bersejarah dan tradisi-tradisi lokal masih dilestarikan dengan baik oleh
masyarakat, menjadi bukti keberagaman budaya yang dimiliki oleh daerah ini.
Pelita kehidupan
ilmu seharusnya
memanusiakan manusia
pendidikan adalah
berlabelkan harga
verse:
namun dikenyataan
pendidikan diperdagangkan
reff 1:
Negara ini
dengan kebutuhan
pendidikan kami
reff 2:
Berikan kami
pada rakyat
berikan
buat musik dengan genre blues dengan aksi gitar yang mewah.