Anda di halaman 1dari 6

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menjadi

Biofuel Dengan Katalis Abu TKS Variasi Temperatur dan Berat


Katalis
Bloomy Blesvid1, Yelmida2, Zultiniar2
1
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
bloomyblesvid@yahoo.com

ABSTRACT

Technology of catalytic cracking process that has been widely used to process petroleum and
now used to process vegetable oil into biofuel. PFAD is a by-product of refining CPO process
which has trigleceryde that can be converted into biofuel equivalent with fuel. PFAD cracking
using ash palm empty fruit bunches (PEFB) catalyst with variation temperature and weight of
catalyst. The purposes of the research is to obtain the operation condition such as the temperature
and weight of catalyst to get the highest yield(%), to know the composition of the product, and to
know physical properties product such as density, viscosity, and flash point. Weight of catalyst
composition was varied from 0,5% to 2,5% wt with temperature range 350 oC to 430 oC, rates of
agitation 300 rpm, and the flowrate N2 is 150 ml/minute. Composition product analysed by GC-
MS and the result is fractions fuel such as gasoline, kerosene, and diesel. The analysed showing
that PFAD cracked into gasoline fraction with the highest yield is 54,3%.
Key Words: Ash PEFB, biofuel, catalytic cracking, PFAD

1 Pendahuluan kehutanan, limbah dan residu, serta kotoran


Berdasarkan data prediksi kebutuhan hewan. Pada umumnya biofuel dapat berupa
dan produksi minyak bumi, kebutuhan padatan, gas, dan cairan [Uriarte, 2010].
minyak bumi akan mengalami peningkatan Pengembangan biofuel telah mendapat
hingga pada tahun 2025 mencapai 610 juta dukungan dari pemerintah berdasarkan
barrel, sementara produksi minyak bumi Perpres No. 5/2006, pemerintah bercita-cita
diperkirakan yang dapat dicapai semakin untuk mewujudkan energi (primer)
menurun hingga pada tahun 2025 mencapai campuran yang optimal dengan menurunkan
angka 280 juta barrel [DESDM, 2007]. pemakaian BBM Indonesia dari 55 persen
Tingkat ketergantungan manusia menjadi 15 sampai 20 persen pada tahun
terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) yang 2025.
semakin tinggi, diperlukan langkah aktif Umumnya, di Indonesia kelapa sawit
untuk mengembangkan bahan bakar dan jarak pagar yang dimanfaatkan untuk
alternatif misalnya melalui pengembangan diolah menjadi biofuel. Kelapa sawit
bahan bakar nabati (biofuel). Biofuel merupakan jenis tanaman yang memiliki
merupakan bahan bakar alterntif dari berbagai manfaat. Indonesia sebagai negara
biomassa. Biomassa adalah bahan organik terbesar kedua penghasil CPO dan Riau
yang berasal dari tanaman dan hewan. merupakan salah satu daerah penghasil CPO
Seperti dari bidang perkebunan, pertanian, terbesar di Indonesia. Namun pengolahan
CPO menjadi industri hilir masih terbatas penelitian ini akan menggunakan abu TKS
untuk minyak goreng. sebagai katalis. Penelitian perbandingan
Hasil samping dari pengolahan pirolisis minyak bunga matahari dengan
kelapa sawit menjadi minyak goreng akan katalis yang berbeda seperti katalis Na2CO3,
didapatkan hasil samping berupa destilat silika-alumina, dan HZSM-5 dan diperoleh
asam lemak minyak sawit atau PFAD. Pada konversi tertinggi 73,17 wt% dengan
tahap proses penyingkiran bau, akan terpisah penggunaan katalis Na2CO3 [Dandik dan
asam lemak sawit distilat (PFAD) sebanyak Aksoy, 1999]. Diketahui abu TKS memiliki
6% dari CPO umpan. Sehingga diperkirakan senyawa penyusun logam dan metalloid
jumlah PFAD yang dihasilkan mencapai seperti kalium (K), natrium (Na), kalsium
378.000 ton per tahun dari proses (Ca), magnesium (Mg), klor (Cl), karbonat
pemurnian. Pengolahan CPO sebagai bahan (CO3), pospat (P), dan silika (SiO2). Oleh
baku industri hilir diawali dengan proses karena itu, penelitian ini dilakukan
pemurnian CPO sehingga diperoleh RBDPO pembuatan biofuel menggunakan katalis abu
(Refined Bleached Deodorized Palm Oil). TKS.
Ketersediaan PFAD yang melimpah Tujuan penelitian ini adalah
berpotensial sebagai bahan baku pembuatan mendapatkan kondisi operasi perengkahan
biofuel disamping harga yang murah serta katalitik berupa temperatur dan jumlah
penggunaanya yang tidak bersaing dengan katalis terhadap yield (%) produk yang
bahan untuk pangan seperti minyak sawit. dihasilkan dari perengkahan PFAD menjadi
Berbagai penelitian untuk biofuel serta mengetahui komponen kimia
menghasilkan biofuel telah dilakukan seperti biofuel yang didapatkan dari proses
produksi biogasoline dari minyak sawit perengkahan PFAD menjadi biofuel.
GHQJDQ NDWDOLV -alumina diperoleh yield
11,8%. Reaksi perengkahan optimum terjadi 2 Metodologi
pada perbandingan berat minyak/katalis Penelitian ini melalui beberapa tahapan.
100:1 dalam waktu 1,5 jam pada suhu 340 a. Persiapan Katalis
o
C [Wijanarko, dkk, 2006]. Biogasoline dari Katalis berupa abu TKS dipanaskan
minyak sawit dengan katalis NiMo/zeolit dioven pada suhu 110oC terlebih dahulu
dengan perbandingan katalis/reaktan 1:75. selama 2 jam untuk mengurangi kadar
Reaksi perengkahan berlangsung pada airnya. Abu TKS diayak untuk
300oC dan 320 oC selama 2 jam dengan penyeragaman ukuran dengan ayakan 60
tekanan atmosperik diperoleh yield 11,93% dan 100 mesh.
[Nasikin dkk, 2009]. Yelmida dkk [2012] Aktivasi abu TKS dilakukan dengan
melakukan perengkahan PFAD pemijaran pada suhu 600oC selama 5 jam.
menggunakan katalis zeolit sintesis untuk Selanjutnya abu TKS digunakan sebagai
menghasilkan biofuel. Konversi reaksi katalis untuk proses perengkahan PFAD.
tertinggi (98,7%) diperoleh pada temperatur
280oC dan waktu reaksi 100 menit. Dari b. Preparasi Bahan Baku
analisa menggunakan FTIR dan GCMS PFAD pada kondisi kamar berupa
diketahui bahwa proses perengkahan PFAD padatan. Sebanyak 150 gr PFAD dicairkan
belum menghasilkan biofuel. Senyawa yang dengan oven kemudian disaring untuk
terbentuk diantaranya berupa metil vinil memisahkan minyak dengan pengotor-
keton (C4H6O). pengotor.
Katalis yang komersial digunakan
untuk perengkahan yaitu zeolit. Namun,
c. Perengkahan PFAD menjadi Biofuel dan 2,5% wt. PFAD yang direngkah
Pembuatan biofuel dilakukan dengan sebanyak 150 gr (175 ml). Proses
merengkah PFAD dan katalis abu TKS perengkahan berlangsung selama 2 jam
dengan persentasi tertentu dalam reaktor dengan laju alir gas N2 150 ml/menit.
perengkahanbatch. Reaktor dialiri gas Variasi temperatur dan berat katalis
nitrogen untuk purging O2, dipanaskan pada mempengaruhi yield biofuel yang diperoleh.
temperatur tertentu dengan kecepatan Pada Gambar 1 menyajikan pengaruh
pengadukan 300 rpm. Produk gas yang temperatur terhadap yield(%) biofuel yang
terkondensasi (biofuel) ditampung selama 2 diperoleh.
jam. Produk biofuel yang terbentuk dianalisa
komponen kimia menggunakan Gas 60
Chromatography-Mass Spectroscopy (GC- 50

Yield (%)
MS). Sedangkan sifat fisik biofuel dianalisa 40
densitas, viskositas, dan titik nyala (flash 30
point). 20
10
0
3 Hasil dan Pembahasan 330 380 430 480
3.1 Analisa Sampel PFAD dengan
Temperatur ( oC )
GC-MS
PFAD merupakan hasil samping Gambar 1. Pengaruh temperatur terhadap
pemurnian CPO. Analisa GC-MS dilakukan yieldbiofuel
untuk mengetahui kandungan senyawa yang
terdapat pada bahan baku. Pada Tabel 6 Pada Gambar 1 menunjukkan
dapat dilihat hasil analisanya. pengaruh temperatur terhadap yield biofuel.
Yield biofuel tertinggi diperoleh pada suhu
Tabel 6 Komposisi Senyawa PFAD 4100C sebesar 54,3% dan yang terendah
Peak# % Area Senyawa MR pada suhu 3500C sebesar 22,85%. Semakin
1 69,91 Asam palmitat 256 tinggi suhu maka semakin besar pula yield
2 26,48 Asam linoleat 280 biofuel yang diperoleh. Dapat dilihat pada
3 3,62 Tetradecynone 175 Gambar 1 temperatur berpengaruh terhadap
yield(%) produk yang dihasilkan, semakin
Pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa tinggi temperatur maka yield(%) produk
dalam sampel PFAD mengandung asam yang dihasilkan cenderung meningkat. Ini
lemak seperti palmitat dan linoleat. Dari dikarenakan dengan semakin meningkatnya
GC-MS diperoleh kandungan asam palmitat temperatur maka akan mempercepat reaksi
sebesar 69,91% dan asam linoleat sebesar sehingga yield(%) produk semakin
26,48%. Kandungan asam lemak pada meningkat. Meningkatnya energi kinetik
PFAD ini diperoleh lebih banyak daripada partikel pereaksi akan memperbanyak
asam lemak yang dilaporkan oleh peneliti tumbukan yang terjadi antar partikel
sebelumnya. pereaksi sehingga reaksi berlangsung lebih
cepat [Lestari, 2011]. Namun, pada
3.2 Pengaruh Temperatur dan Berat temperatur 430oC yield(%) produk yang
Katalis Terhadap yield (%)Biofuel diperoleh sebesar 44%. Penurunan nilai
Perengkahan PFAD dilakukan pada yield(%) produk disebabkan terjadinya
suhu 350, 370, 390, 410 dan 430oC dengan peningkatan produk gas pada proses
variasi berat abu TKS 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, perengkahan dengan temperatur yang tinggi.
Pada penelitian ini variasi berat penurunan yield pada konsentrasi 2% dan
katalis juga dilakukan untuk melihat peran 2,5%.
katalis abu TKS terhadap proses Produk biofuel tertinggi diperoleh
perengkahan. Diketahui yield yang tertinggi ketika penambahan katalis 1%wt yaitu
pada variasi temperatur adalah 410oC, sebesar 54,28%. Namun, peningkatan yield
sehingga temperatur optimum ini tidak diikuti dengan penambahan katalis 1,5-
dijlanjutkan untuk dilakukan variasi berat 2,5%wt. Hal ini terjadi karena penambahan
katalis. Berat katalis yang digunakan yaitu jumlah abu TKS menyebabkan proses
0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5% wt. Pada perengkahan tidak hanya membentuk fraksi
Gambar 2 dapat dilihat pengaruh berat hidrokarbon bahan bakar. Namun juga
katalis terhadap yield(%) biofuel yang membentuk berbagai macam komponen
diperoleh. fraksi hidrokarbon yang lebih ringan
sehingga tidak dapat terkondensasi dan
60 terjadi penurunan yield(%) biofuel.
50
Yield (%)

40 3.3 Pengaruh Temperatur dan Berat


30 Katalis terhadap Fraksi Total Biofuel
20 Untuk mengetahui komposisi kimia
10 produk, dilakukan analisa GC-MS pada
0
produk perengkahan PFAD. Pada penelitian
0.0% 1.0% 2.0% 3.0%
ini, analisa GC-MS dilakukan pada semua
Katalis
produk untuk melihat secara jelas komponen
yang terkandung pada setiap produk. Secara
Gambar 2. Pengaruh katalis terhadap
garis besar data-data yang didapat dari hasil
yieldbiofuel
analisa GC-MS memperlihatkan
perengkahan PFAD dengan abu TKS dapat
Pada Gambar 2 dapat dilihat
berlangsung membentuk fraksi yang setara
yield(%) produk semakin bertambah seiring
bahan bakar.
penambahan jumlah katalis. Hal ini
Hasil analisa GC-MS biofuel dapat
menunjukkan bahwa jumlah abu TKS yang
dilihat pada Tabel 7.
ditambahkan berperan untuk meningkatkan
produk biofuel. Yield biofuel meningkat
pada konsentrasi 0,5% namun mengalami
Tabel 7 Hasil Analisa GC-MS Produk Biofuel Perengkahan PFAD
Temperatur (0C)
Produk 350 370 390 410 430 410
Biofuel Berat Katalis (%wt)
1 0,5 1,5 2 2,5
Gasoline 96,74 98,44 94,32 86,78 86,32 73,42 45,73 48,67 44,46
Kerosene - - - - 0,26 4,84 13,35 13,65 11,48
Diesel - - - 6.01 6.83 8,74 11,61 10,48 13,91
Total (%) 96,74 98,44 94,32 92,79 93,41 87 70,69 72,80 69,85
3.4 Hasil Analisa Sifat Fisik Produk pada suhu 400C. Tabel 4 menunjukkan hasil
Biofuel pengukuran viskositas biofuel
Penentuan sifat fisik produk biofuel
dilakukan dengan cara pengukuran densitas, Tabel 4 Viskositas Biofuel
viskositas, dan titik nyala (flash point).
Berat Acceptable
Kemudian hasil analisa sifat fisik biofuel Temperatur Viskositas
Katalis Value
dibandingkan dengan sifat fisik biofuel (0C) (Cst)
(%wt)
standar. 350 1 2,712
Uji densitas dilakukan untuk
370 1 2,003
mengetahui besar densitas dari masing-
masing produk. Pengujian densitas 390 1 1,968
dilakukan dengan menggunakan piknometer 410 1 1,933 0,715-
pada suhu 150C. Tabel 3 ditunjukkan hasil 430 1 1,477 0,785
pengukuran denistas biofuel. 410 0,5 2.17 Cst
410 1,5 2.23
Tabel 3. Densitas Biofuel
410 2 2.00
Berat Acceptable 410 2,5 1.64
Temperatur Densitas
Katalis Value
(0C) (gr/ml)
(%wt)
Pada tabel 4.6 dapat dilihat
350 1 0,899
viskositas produk biofuel yang juga
370 1 0,867 dibandingkan dengan viskositas bahan
390 1 0,878 bensin. Hasil perbandingan ini menunjukkan
410 1 0,878 bahwa biofuel yang dihasilkan lebih besar
0,7-0,78 dari spesifikasi bahan bakar cair. Sifat fisis
430 1 0,87
gr/ml yang masih belum memenuhi spesifikasi ini
410 0,5 0,883
diakibatkan produk yang dihasilkan
410 1,5 0,885
merupakan campuran dari fraksi-fraksi
410 2 0,872 biofuel yang bervariasi.
410 2,5 0,883 Dalam suatu bahan bakar cair yang
perlu diperhatikan adalah besarnya flash
Pembacaaan data GC-MS point dan fire point. Flash point adalah suhu
menunjukkan produk biofuel dominan pada uap diatas permukaan bahan bakar
terbentuk fraksi gasoline atau bensin. Pada minyak yang akan terbakar dengan cepat
tabel 3 dapat dilihat densitas produk biofuel apabila nyala api didekatkan padanya. Hasil
yang dibandingkan dengan densitas bahan uji titik nyala pada biofuel yaitu 42oC,
bakar bensin. Hasil perbandingan ini sedangkan standar untuk berada pada 43oC.
menunjukkan bahwa biofuel yang dihasilkan Hasil uji titik nyala pada biofuel
lebih besar dari spesifikasi bahan bakar cair. menunjukkan bahwa titik nyala sudah
Sifat fisis yang masih belum memenuhi mendekati nilai standar. Dari titik nyala
spesifikasi ini diakibatkan produk yang pada biofuel menunjukkan bahwa biofuel
dihasilkan merupakan masi berupa yang dihasilkan memiliki sifat yang mudah
campuran dari fraksi-fraksi biofuel yang menguap sehingga lebih mudah terbakar.
bervariasi. Namun, hasil ini menunjukkan bahwa
Pengujian viskositas dilakukan produk biofuel ini sudah mendekati standar
dengan menggunakan viscometer Ostwald bahan bakar bensin.
4 Kesimpulan DESDM, 2007, Program Peningkatan
1. Yield(%) produk perengkahan PFAD Produksi Gas dan Minyak Bumi
tertinggi pada temperatur 410oC Departemen Energi dan Sumber
didapatkan sebesar 54,28% dengan Daya Mineral, Jakarta.
katalis 1%. Sedangkan konversi Lestari, 2006, Sintesis Katalis Ni/Mo untuk
produk tertinggi untuk varisi Hydrotreating Coker Nafta. Tesis
temperatur diperoleh sebesar 50,37% Magister,Institut Teknologi Bandung,
dan variasi jumlah katalis sebesar Indonesia.
29,12%. Nasikin, M., Susanto B.H., Hirsaman M.A.,
2. Komposisi kimia fraksi biofuel yang dan Wijanarko A., 2009, Biogasoline
diperoleh yaitu gasoline, kerosin dan from Palm Oil by Simultaneous
diesel. Cracking and Hydrogenation Reaction
3. Sifat fisik produk diperoleh pada over Nimo/Zeolite Catalyst, World
temperatur 410oC katalis 1%wt yaitu Applied Sciences Journal (Special
viskositas 1,933 cSt, densitas 0,878 Issue for Environment), 5th ed., 74-79.
gr/ml, dan titik nyala biofuel 42oC. Pratama, L., Yoeswono., Triyono., dan Tahir
Sedangkan temperatur 410oC katalis Iqmal., 2009, Effect of Temperature
2%wt diperoleh viskositas 2 cSt, and Speed of Stirrer to Biodiesel
densitas 0,872 gr/ml, dan titik nyala conversion from coconut Oil with The
biofuel 42oC Use of Palm Empty Fruit Bunches As
A Heterogeneous Catalyst,
5 Saran Indo.J.Chem., 9(1), 54-61.
Perbaikan kegiatan penelitian Purwanto, 2007, Peningkatan Produktivitas
selanjutnya, disarankan untuk melakukan Singkong dengan Teknologi Mukibat
variasi ukuran katalis untuk mengetahui sebagai Sumber Bahan Baku
pengaruh ukuran katalis terhadap proses Bioetanol, Tugas Mata Kuliah
perengkahan. Masalah Khusus, Agronomi,
Universitas Gajah Mada.
6 Ucapan Terima Kasih Uriarte, F., A., 2010, Biofuels From Plant
Penulis mengucapakan terimakasih Oil, ASEAN Foundation, Jakarta.
kepada Ibu Dra. Yelmida, M.Si, Ibu Dra. Wijanarko, A., Dadi Ahmad W., dan M.
Zultiniar, M.Si dan Ibu Ida Zahrina ST, MT Nasikin, 2006, Produksi Biogasoline
yang telah membimbing dan memberikan dari Minyak Sawit Melalui Reaksi
ilmu-ilmu yang bermanfaat kepadapenulis Perengkahan Katalitik dengan
dalam menyelesaikan penelitian ini. Katalis -Alumina, Makara,
Teknologi., Vol. 10, No.2, 51-60.
Yelmida., Zahrina, I., dan Akbar, F., 2012,
DAFTAR PUSTAKA Perengkahan PFAD (Palm Fatty
Dandik, L., dan Aksoy, H.A., 1999.,E¡ect of Acid Distillate) dengan Katalis
catalyst on the pyrolysis of used oil Zeolit Sintesis untuk Menghasilkan
carried out in a fractionating Biofuel,Jurnal Rekayasa Kimia dan
pyrolysis reactor. Renew. Energy 16 Lingkungan , Vol. 9, No. 1, hal. 45-
(1±4), 1007±1010. 50.

Anda mungkin juga menyukai