PANDUAN HIGH ALERT (2)
PANDUAN HIGH ALERT (2)
UTAMI NUGROHO
PURO RT 3/1 KARANGMALANG SRAGEN (0271) 8820692
E-mail : klinikutaminugroho2012@gmail.com
MEMUTUSKAN ;
Ditetapkan : di Sragen
pada tanggal : 28 Agustus 2023
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Inap Utami Nugroho
BAB I
PENDAHULUAN
Obat-obat Yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medications) dan cairan elektrolit
konsentrat memiliki kompilasi lebih tinggi dalam menyebabkan komplikasi, efek
samping atau bahaya. Insiden yang tinggi terutama disebabkan terjadinya kesalahan:
kesalahan peresepan, kesalahan membaca/ mendengar instruksi terapi, kesalahan
pengambilan obat, kesalahan pemberian obat, atau kesalahan penyimpanan
obat,terutama pada obat-obat dengan rentang terapi dan keamanan sempit, elektrolit
konsentrat, dan pada obat dengan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/Look Alike Sound
Alike (LASA).
Dalam rangka mencegah efek samping/bahaya yang ditimbulkan oleh kesalahan
terkait pengelolaan obat high alert dan elektrolit konsentrat di Klinik Pratama Utami
Nugroho Sragen diperlukan suatu panduan pengelolaan yang aman terhadap obat high
alert dan cairan elektrolit konsentrat untuk meningkatkan keselamatan pasien.
BAB II
PENGERTIAN
1. Pengelolaan obat high alert adalah serangkaian kegiatan pengaturan obat - obat yang secara
khusus terdaftar di Klinik Pratama Utami Nugroho Sragen dalam kategori obat mempunyai
risiko tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan secara serius (harm) apabila terjadi
kesalahan (Medication Error) dalam penanganan dan penggunaannya yang dimulai dari
penyimpanan, peresepan, penyiapan sampai pada tahap penggunaan/ pemberian obat.
2. Obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) adalah obat yang presentasinya tinggi
dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan atau kejadian sentinel, obat yang
beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk
obat-obat LASA/NORUM dan elektrolit konsentrasi tinggi.
3. Obat LASA (Look A like Sound A like) atau NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)
adalah obat-obat dengan nama generic maupun merek dagang yang rupa atau nama (bunyi)
hampir sama dengan obat lain.
4. Pengelolaan elektrolit konsentrat adalah serangkaian kegiatan pengaturan obat-obat
mengandung elektrolit pekat yang mempunyai risiko tinggi dapat menyebabkan toksisitas
secara serius (harm) apabila terjadi kesalahan (Medication Error) dalam penanganan dan
penggunaannya yang dimulai dari penyimpanan, peresepan, penyiapan, sampai pada tahap
penggunaan/pemberian obat.
5. Elektrolit konsentrat merupakan salah satu obat yang perlu diwaspadai (high alert
medication) yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat, obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan
terjadinya kesalahan atau kejadian sentinel (sentinel event), yang monyebabkan
dampak tidak diinginkan.
6. Kejadian sentinel (sentinel event) adalah suatu kejadian tak diharapkan yang menyebabkan
kematian atau cedera fisik atau psikologis serius.
7. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil dan bukan karena kondisi pasien.
8. Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Penyimpanan sediaan farmasi disimpan
berdasarkan system FEFO dan FIFO, bentuk sediaan dan stabilitas sediaan farmasi,
alfabetis,dan beresiko tinggi.
9. FEFO (First Expired First Out) adalah mekanisme penggunaan perbekalan farmasi yang
berdasarkan prioritas masa kadaluarsa tersebut. Semakin dekat masa kadaluarsa perbekalan
farmasi tersebut, maka semakin menjadi prioritas untuk digunakan.
10. FIFO (First In First Out) adalah mekanisme penggunaan perbekalan farmasi yang tidak
mempunyai masa kadaluarsa. Prioritas penggunaan obat berdasarkan waktu kedatangan
obat. Semakin awal waktu kedatangan obat tersebut, semakin menjadi prioritas untuk
digunakan.
11. ISMP List of High-Alert Medications in Acute Care Settings yaitu daftar obat yang perlu
diwaspadai yang dikeluarkan oleh Institute for Safe Medication Pratices.
BAB III
RUANG LINGKUP
b. Pengelolaan meliputi:
1. Proses Penyediaan obat high alert.
2. Pengelolaan obat high alert.
3. Pengelolaan elektrolit konsentrat
c. Tempat pelayanan yang perlu kewaspadaan dalam penyimpanan dan penggunaan obat high
alert dan elektrolit konsentrat, yaitu :
1. Instalasi Farmasi
2. Poliklinik
3. Ruang Rawat Pasien (bangsal)
4. Radiologi
5. Hemodialisa
6. Emergency kit
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Proses penyediaan obat high alert harus sesuai dengan ketentuan pengadaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai yang berlaku.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Kriteria obat high alert yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu obat.
b. Persyaratan pemasok.
c. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat high alert.
d. Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.
a. Penyimpanan obat high alert dilakukan dalam lemari penyimpan obat yang bertanda
khusus (penandaan warna merah dan stiker high alert) serta tidak tercampur dengan
obat lainnya dengan akses terbatas.
b. Penyimpanan memperhatikan standar penyimpanan obat yang baik dengan
pemenuhan persyaratan penyimpanan obat antara lain: kesesuaian suhu dan
keamanan dari salah guna maupun penyalahgunaan obat high alert.
c. Penempatan obat high alert dalam lemari penyimpanan dengan metode FIFO (First
In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) berdasarkan urutan alfabetis
(urutan abjad) dan bentuk sediaan obat dengan cara:
1) Untuk obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu dingin yaitu
antara 2–8℃ maka disimpan dalam lemari es (pharmaceutical refrigerator)
dengan suhu terkendali.
2) Untuk obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu ruangan
yaitu 15–25℃ maka disimpan dalam lemari yang telah diberikan penanda
khusus.
3) Khusus obat high alert Golongan LASA disimpan terpisah dengan obat
lainnya dengan ditempel label LASA dan high alert pada rak dan kotak
penyimpanan.
4) Jika harus disimpan di area perawatan pasien, semua tempat penyimpanan
harus diberi label yang jelas dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin
lainnya.
Label LASA
TGL. PASANG
PERAWAT 1
PARAF
PERAWAT 2
PARAF
Label CEK 2X
CEK 2X
LAS
3. Permintaan/ Peresepan Obat High Alert
a. Permintaan/peresepan obat high alert tidak boleh dilakukan melalui telepon (verbal),
harus tertulis, untuk menghindari penyalahgunaan dan kesalahan dalam pemberian
obat .
b. Pada kondisi emergency dan cito (segera) dimana DPJP tidak berada ditempat, maka
permintaan/peresepan obat dapat dilakukan langsung oleh dokter jaga yang bertugas.
a). Penyimpanan obat elektrolit konsentrat dilakukan dalam lemari penyimpan obat
yang bertanda khusus (penandaan warna merah dan stiker high alert) serta tidak
tercampur dengan obat lainnya dengan akses terbatas.
b). Penyimpanan memperhatikan standar penyimpanan obat yang baik dengan
pemenuhan persyaratan penyimpanan obat antara lain: kesesuaian suhu (15-25’C)
dan keamanan dari salah guna maupun penyalahgunaan obat. Metode penyimpanan
obat high alert menggunakan metode First In First Out (FIFO) dan First Expired
First Out (FEFO) berdasarkan jenis sediaan obat.
c). Obat elektrolit konsentrat hanya boleh disimpan di Gudang Farmasi, Instalasi
Farmasi Rawat Inap dan hanya berada di Intensive Care Unit (ICU) dan kamar
bersalin (VK) dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah
terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang
tidak disengaja.
ELEKTROLIT PEKAT
HARUS DIENCERKAN
c. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan konfirmasi
jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,satuan, dll)Penulisan
instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatanterintegrasi)
juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
a. Ditulis dengan huruf capital.
b. Satuan tertentu harus ditulis lengkap
c. Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas
d. Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan
untukmengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya
e. Satuan obat yang harus ditulis lengkap Misalnya : IU harus ditulis
International Unit
1. KCL 7,46%
a. Persiapan bahan medis habis pakai : spuid, alkohol swab, handscoon,
masker, pelarut yang sesuai.
b. Perhitungan dosis
c. Pengenceran
1) Pengenceran KCL 7,46% injeksi (konsentrasi sediaan yang ada
adalah 1 mEq = 1 ml) diencerkan sebelum digunakan dengan
perbandingan 1 ml KCl : 10 ml pelarut.
2) Cuci tangan sesuai aturan yang baku
3) Gunakan APD sebelum melakukan pengenceran sesuai standar
4) Seka vial KCL dengan alkohol swab
5) Buka spuid dan ambil cairan elektrolit konsentrai sesuai dosis yang
diminta.
6) Masukan cairan elektrolit konsentrat ke dalam pelarut yang sesuai
7) Buang spuid dan bahan medis lainnya ke dalam safety box
2. Meylon vial 8,4% injeksi
a. Persiapan bahan medis habis pakai spuid, alkohol swab,
handscoon,masker, pelarut yang sesuai.
b. Perhitungan dosis
c. Pengenceran
1) Pengenceran meylon Natrium Bicarbonat) dengan perbandingan 1
ml Meylon : 1 ml pelarut untuk pemberian bolus dengan kecepatan
maksimum 10 mEq/menit, untuk penggunaan infuse drip diencerkan
dengan perbandingan 0,5ml meylon : 1 ml Dextrose 5% pemberian
drip infuse dilakukan dengan kecepatan maksimum 1
mEq/kgBB/jam.
2) Cuci tangan sesuai aturan yang baku
3) Gunakan APD sebelum melakukan pengenceran sesuai standar
4) Seka vial KCL dengan alkohol swab
5) Buka spuid dan ambil cairan elektrolit konsentrat sesuai dosis yang
diminta.
6) Masukan cairan elektrolit konsentrat ke dalam pelarut yang sesuai
7) Buang spuid dan bahan medis lainnya ke dalam safety box
3. NaCl 3% injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan
kecepatan infuse tidak lebih dari 100 ml/jam
BAB IV
DOKUMENTASI
Untuk menjamin keselamatan pasien dalam kegiatan pengelolaan obat kewaspadaan
tinggi ( high alert medication ) dan elektrolit konsentrat di Klinik Pratama Utami Nugroho
Sragen maka diperlukan pendokumentasian setiap kegiatan pengelolaan obat – obat high alert
dan elektrolit konsentrat dari mulai resep diterima sampai kepada pasien.
Dokumentasi :
Penanggung Jawab
Klinik Pratama Rawat Inap Utami Nugroho
dr.Vincentius.Joko Suryanto