Anda di halaman 1dari 12

‫السالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬

‫ احلمد هلل الذي أسرى بعبده ليال من املسجد احلرام اىل املسجد األقصى والصالة والسالم على سيدنا‬،‫بسم اهلل واحلمد هلل‬
،‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬: ‫ فقد قال اهلل تعاىل يف كتابه الكرمي‬: ‫حممد وعلى آله وصحبه أهل الصدق والتقى أما بعد‬
.‫ صدق اهلل العلي العظيم‬.‫وسارعوا اىل مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات واألرض أعدت للمتقني‬
Yang mulia segenap para ‘alimil ‘ulama, para kyai, para asatidzah, terkhusus segenap para guru-guru
yang hadir pada kesempatan malam ini, diantaranya guru kami yang mulia Al-Mukarrom Al-Ustadz
KH. .... selaku pimpinan..., guru kami Al-Mukarrom Al-Ustadz.... selaku ketua DKM Masjid Jami’
Baiturrohman.
Dan yang sama kita hormati Bapak Kepala Desa Bojong beserta staf dan jajarannya, bapak .... yang
diwakili Bapak Sekdes.
Dan yang sama kita hormati para Babinsa dan Bimaspol Desa Bojong, ketua DKM dan Majlis Ta’lim se-
desa Bojong, ketua RT dan RW se-desa Bojong, khususnya RW 04, dan
Yang sama kita muliakan Qori’ kita yang baru saja melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’annya, sahabat
saya Al-Mukarrom syekh.... dan para guru-guru lainnya, terutama ketua panitia Bapak .... beserta
seluruh kru panitia yang lainnya, para guru yang lain yang tidak kesebut, para tokoh mohon maaf,
namun tidak mengurangi rasa hormat dan ta’dzim saya.
Para ibu bapak hadirin hadirot, dan mudah-mudahan kumpul dan hadirnya kita malam ini di masjid
Baiturrohman dalam rangka kegiatan dan peringatan isro mi’roj masjid jami’ Baiturrohman. Namun
kumpulnya kita, hadirnya kita tidak lain adalah untuk mengharap ridho dari Allah SWT, kumpul kita
malam ini kumpul lagi di bawah naungan bendera Rasulullah SAW, dan semua kita kelak mendapat
syafatul ‘udzma di hari akhir nanti.
Para ibu bapak hadirin hadirot yang berbahagia....
Bicara isro dan mi’roj, secara bahasa isro artinya jalan di waktu malam. Berarti kalau ada orang jalan di
waktu malam berarti itu orang lagi isro’ kan begitu ya bu ya? Jadi isro secara bahasa artinya jalan di
waktu malam dalam waktu yang singkat. Perjalanan jauh ditempuh dalam waktu yang singkat. Masjidil
harom-masjidil aqso kalau jalan normal naik onta 3 bulan baru nyampe. Jadi isro mi’roj ini bukan
maunya Nabi tapi maunya Allah, jadi kalau Allah yang mau tidak ada yang bisa menghalangin. Makanya
ayatnya jelas.
8 Nabi yang bertemu dengan Rasulullah adalah sebagai berikut:
1. Nabi Adam yang bertemu di langit lapis pertama
2. Nabi Yahya dan Nabi Isa yang bertemu di langit lapis kedua
3. Nabi Isa yang bertemu di langit lapis kedua
4. Nabi Yusuf yang bertemu di langit lapis ketiga
5. Nabi Idris yang bertemu di langit lapis keempat
6. Nabi Harun yang bertemu di langit lapis kelima
7. Nabi Musa yang bertemu di langit lapis keenam
8. Nabi Ibrahim yang bertemu di langit lapis ketujuh
Di sidrotil muntaha Nabi bertemu Allah, duduk diantara dua sujud, beliau mengucapkan salam, begini
salamnya:

،‫التحيات املباركات الصلوات الطيبات هلل‬


“Segala kehormatan, kesejahteraan, kebaikan, hanya untuk Allah SWT.”

1
Dijawab salam Rosul sama Allah salamnya Nabi:

،‫السالم عليك أيها النيب ورمخة اهلل وبركاته‬


“Selamat engkau wahai Nabi, semoga keberkahan meliputi pada dirimu”.
Langsung dijawab oleh Rosul :

.‫السالم علينا وعلى عباد اهلل الصاحلني‬


“Semoga keselamatan atas kami dan atas hamba-hambamu yang sholeh-sholeh”
Dalam perjalanan Isra' Mi'raj, setelah melampaui Masjidil Aqsha, Nabi langsung diangkat naik sampai ke
langit tujuh, lalu Sidratul Muntaha dan Baitul Ma’mur. Imam Al-Bukhari meriwayatkan, pada saat
peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT mewajibkannya beserta
umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan shalat limapuluh kali sehari-semalam.
Nabi Muhammad menerima begitu saja dan langsung bergegas. Namun Nabi Musa AS memperingatkan,
umat Muhammad tidak akan kuat dengan limapuluh waktu itu. ”Aku telah belajar dari pengalaman
umat manusia sebelum kamu. Aku pernah mengurusi Bani Israil yang sangat rumit. Kembalilah kepada
Tuhanmu dan mitalah keringanan untuk umatmu.”
Nabi Muhammad kembali menghadap Sang Rabb, meminta keringanan dan ternyata dikabulkan. Tidak
lagi lipapuluh waktu, tapi sepuluh waktu saja. Nabi Muhammad pun bergegas. Namun Nabi Musa tetap
tidak yakin umat Muhammad mampu melakukan shalat sepuluh waktu itu. ”Mintalah lagi keringanan.”
Nabi kembali dan akhirnya memeroleh keringanan, menjadi hanya lima waktu saja."
Sebenarnya Nabi Musa masih berkeberatan dengan lima waktu itu dan menyuruh Nabi Muhammad
untuk kembali meminta keringanan. Namun Nabi Muhammad tidak berani. “Aku sudah meminta
keringanan kepada Tuhanku, sampai aku malu. Kini aku sudah ridha dan pasrah.”
Nabi Muhammad memang mengakui bahwa pendapat Nabi Musa AS itu benar adanya. Lima kali shalat
sehari semalam itu masih memberatkan. Namun lima waktu itu bukankah sudah merupakan bentuk
keringanan?!
Kadang-kadang kita 5 waktu saja Dzuhur kena ashar terlepas, ashar ketangkep maghrib lewat, maghrib
kena isya lolos, apalagi subuh, bablas!

‫ أشهد ان ال إله إال اهلل وحده‬،‫ والصالة والسالم على النيب املصطفى وعلى آله وصحبه اهل الصدق والوىف‬،‫احلمد هلل وكفى‬
: ‫ قال اهلل تعاىل يف كتابه الكرمي‬: ‫ اما بعد‬،‫ال شريك له وأشهد أن حممدا عبده ورسوله ال نيب وال رسول بعده‬
         
          
 
1. Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram
ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[*] agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.
[*] Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan
diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
“Nabi putra Abdullah! Nabiyullah Muhammad!
Nabi kekasih Allah! Nabiyullah Muhammad!
Manusia yang kucinta! Nabiyullah Muhammad!
2
Manusia yang kupuja! Nabiyullah Muhammad!
Maula ya sholli wasallim daa iman abada, ‘alaa habibika khoiro kholqi kullihimi...”
Alhamdulillah malam ini atas izin Allah kita bersama-sama dapat bertemu dan berkumpul di tempat ini
dalam rangka memperingati isro mi’roj. Saya mohon maaf bicaranya sambil duduk karena sedikit kurang
sehat pulang dari Bali kemarin. Bukan jalan2, tabligh akbar empat kota di Bali selama dua hari, karena
itu saya mohon maaf bicaranya sambil duduk dan tidak lama paling bangsa 5 menit dah. Biarin gua yang
ngomong ngapa emang? Terus saya mohon bantuan bapak ibu yang bawa anak, anaknya jangan
berkeliaran tolong dipegangin. Yang megang balon, balonnya turunin, pegang di bawah, orang kagak liat
gua liat balon. Taro di bawah neng, taro jangan dipegangin. Woy balon turunin woy, kalau kaga turunin
gua yang turun nih gua pulang.
Ibu bapak hadirin... ada tema di depan ini, “Dengan isro dan mi’roj meningkatkan keimanan dan
ukhuwah islamiyah”. Dua hal itu yang menjadi pembicaraan saya. Pertama, isro dan mi’roj memang
peristiwa besar yang hanya bisa diterima dengan iman. Peristiwa ini bukannya gak masuk akal, bukan
gak masuk otak, otak kekecilan untuk memahami peristiwa sebesar isro dan mi’roj. Satu perjalanan yang
sangat jauh ditempuh dalam waktu yang amat singkat.
Bu!, bu!, maaf pak, kalau bapak kan tenang cs, ini nih reseh nih kita meleng aja dia kongkow. Bu... isro
mi’roj ini perjalanan yang sangat jauh ditempuh dalam waktu yang amat singkat. Begitu jauhnya tiga
alam ditembus, dari Haram ke Aqsha namanya alam Nasut, alam manusia, alam physical, alam indrawi.
Dari Aqsha ke langit ke tujuh namanya alam Malakut, alamnya malaikat, manusia gak bakal nembus.
Dari langit ke tujuh ke Sidratil Muntaha, Rofroful Akhdor, Mustawa dan ‘Arasy itu namanya alam Lahud,
alam ketuhanan. Jangankan manusia malaikat juga gak nempil kesono. Ini tiga alam ditembus hanya
sepertiga malam, itu Isro Mi’roj. Menurut otak tidak mungkin. Menurut kebiasaan mana bisa.
Bu! Bu! Menurut iman apa yang gak mungkin kalau Allah yang mau, ya?? Sekarang yang gampang tu
kalau ada anak kecil, kalau ada anak kecil, otak kan mikir. Ini ada anak kecil nih ada emaknya ada
bapaknya nih, ya? Emak bapak namanya sebab, anak namanya akibat. Ada emak ada bapak maka ada
anak, itu kalau otak yang ngomong. Tapi kalau iman yang ngomong gak kudu begitu dong. Nabi Adam,
bapak kagak, emak kagak, Allah mau, jadi ga? Jadi ga? Jadi.... Nabi Isa, emak ada bapak gak ada, Allah
mau, jadi gak? Jadi... Itu Siti Maryam bisa hamil tanpa suami atas kehendak Allah, mukjizaaat... Sayang
sekarang ini banyak juga perempuan gak mau kalah sama Siti Maryam. Di Cirebon, di Kuningan? Insya
Allah saamaa... Cirebon...
Bu! Bu! Ini Allah yang mau, Isro Mi’roj itu Allah yang aktif. “Subhanalladzi asro bi ‘abdih ...” Maha suci
Allah yang menjalanken”, yang menjalanken Allah, yang dijalanin Nabi, sehingga walaupun jaraknya
begitu jauh Allah mau, jadi.
Bu! Bu! Saya tempo hari di tvone bilang begini. Bu! Hidup yang paling tenang itu hidup model tukang
parkir. Tau tukang parkir? Coba lihat di pasar tuh Bang tukang parkir, tenang dia mah, biar mobil banyak,
merknya bagus-bagus, enggak pernah sombong. Entar dulu gua belum rapih ngomong, dengerin dulu.
Gua juga tau mobil orang. Lu nyampur aja lu, gua heran.
Bu! Tukang parkir biar mobil banyak, merknya bagus-bagus engga pernah sombong. Entar mobil pergi
satu demi satu, habis sama sekali, dia gak sedih. Anteng aja dia mah. Mobil banyak gak sombong, mobil
habis gak sedih. Bu! Nyengir tapi mikir yee.. Saya bukan lagi ngelawak nih. Ini ada muatannya, itu tukang
parkir kenapa bisa begitu? Mobil banyak gak sombong, mobil habis gak sedih, tukang parkir cuma
merasa dititipin, tidak merasa memiliki, ya? Ini tasawuf nih. Kita kan semuakan dititipin doang. De! De!
Yang soting agak kepinggir De! Orang ngeliat ente kagak ngeliat saya. Ada aja gua heran. Dah lihat sini,
gua pulang nih.
Bu! Apaan itu tadi? Kita nih semua dititipin doang. Jabatan titipan, harta titipan, anak titipan, suami istri
titipan. Siapa yang nitip? Siapa yang niitp? Allah. Kalau dititipin hidup dong kayak tukang parkir.
3
Bagaimana? Pertama, titipan gak boleh bikin kita sombong. Timbang dititipin doang sombong, gak
pantes dong. Tibang dititipin sombong, gak pantes dong!. Ada orang dititipin jabatan oleh Allah
sombong. Ada gak pejabat sombong? Aaadaaa...! Namanya Fir’aun. Tuh pejabat-pejabat sombong anak
buah Fir’aun tuh. Dititipin ko sombong, gak pantes dong!. Ada orang dititipin harta oleh Allah, jadi orang
kaya, sombongggg...! Ada gak? Mentang-mentang kaya sama tetangga gak mau kenal. Mentang-
mentang kaya orang lain kecil semua. Mentang-mentang kaya jalan gak nginjek tanah, hehhh
kuntilanak... Dititipin kok sombong, gak pantes donggg!. Enak koor nya nih. itu satu.
Yang kedua, titipan kudu dijaga yang bener, kalau gak dijaga yang nitip marah, yang nitip marah. Bang
nitip bentar ya mau isro mi’roj tuh, taro. Begitu rapih ambil motor kaca spion pecah, velk knalpot ilang,
bamper penyok, marah gak? Kenapa marah? Rusak. Kenapa rusak? Gak dijagain. Gua kan nitip kenapa
gak dijagain? Marah yang nitip. Ya? Iya? Apa bedanya. Allah nitip anak 3 orang di rumah kita nih, Allah
nitip nih, kagak dijagain, yang satu mabuk, yang satu nyolong, yang satu ngerampok, yang nitip?
Maraahhh...! Allah nitip harta, jadi orang kaya, supaya bantu masjid, bantu yatim, tolong yang lemah,
bela yang perlu, pelitnya tujuh belas setan, yang nitip marahhh....! Allah nitip indonesia, “Hai rakyat ini
indonesia aku titip kata Allah”. Titipan ini ditebus dengan keringet, air mata, darah dan nyawa. Ini
negara besar dan kaya, besar dan kaya. Kekayaannya dikuasai oleh negara, tapi harus digunakan
sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat, disalah gunakan, di korupsi, yang nitip? Maarahhh...! Kalau
yang nitip marah Dia suruh makhluknya yang lain negor kita, makhluknya yang lain negor kita, siapa?
Merapi bletuk, bromo muntah, anak kratau meriang. Heyyy... heyyy... banjir dimana-dimana, angin
puting beliung. Angin makhluk, air makhluk, gunung makhluk, gak mungkin makhluk bergerak sendirian,
ada yang nyuruh! Bu! Bu! Hujan es, masya Allah Cirebon pernah hujan es, tetangga saya udah pada
nyiapin sirup. Hujan es.
Bu! Bu! Tuh Merapi demo tuh demo supaya kita sadar, kalau kita rakyat pada demo Satpol PP turun,
kalau merapi demo siapa yang mau turun ngademin? Mbah Marijan? Tewas. Mbah Marijan udah
kumpul sama Mbah Surip, noh di alam kubur, udah pada rapat saya denger. Kata Mbah Surip, tenang aja
Mbah Marijan tak gendong katanya, aman tenang aja udah.
Bu! 100 tahun kita bangun selesai oleh gempa lima menit. Ya? Ya? Jepang tuh negara industri hebat
dihantam gempa, loyo!. Jepang, mula-mula gempa 9,2 SR, belum selesai tsunami gelombang laut naik ke
darat 10 meter, belum selesai reaktor nuklir bocor, radio aktif bertebaran kemana-kemana, terutama
yang di Daichi dan Fukushima. Ibu tau Fukushima? Fukushima gak tau? Cilowa ke kanan. Bu! 100 tahun
kita bangun, selesai oleh gempa lima menit. Ya? Jadi, kita perlu Allah. Kita perlu?? Allah...! Ini iman nih,
ini iman. Kita perlu Allah...!
Bu! Bu! Bu! Orang yang paling baik hatinya, Rasulullah. Orang yang paling baik akhlaknya, Rasulullah.
Orang yang sudah mendapat jaminan ampun dari segala dosa, Rasulullah. Tapi Rasulullah kalau shalat
malam kakinya bengkak karena rajin sujud. Saya perlu Allah...! Dosa sudah diampuni, hati paling bersih,
akhlak sempurna, tapi kalau sembayang malam kakinya bengkak karena rajin sujud. Saya tau disini juga
banyak yang kakinya bengkak. Apa? Asam urat, ya masing-masing urusan.
Bu! Kita perlu Allah...! Ya bu? Ini isro mi’roj maunya Allah, bukan maunya Nabi, kalau Nabi yang mau gak
jadi nih, gak mampu, tapi karena ini Allah yang mau, jadi!. Bu! Kita perlu Allah...! Apalagi nih jaman
sekarang nih Pak, ini jaman entertaint, orang pada pinter bikin bungkusan. Nih jaman sekarang nih Kyai
sama dukun tipis bedanya. Eh bener-bener, kadang-kadang di televisi nih saru Kyai apa dukun yang
ngomong. Pemburu hantu pada pake sorban. Hemm... entar Kyai pada suruh pake helm. Atribut aja
udah pada kacau sekarang.
Bu! Bu! Hati-hati rakyat kudu cerdas sekarang mah. Emas pasti kuning, bener? Apa semua yang kuning
pasti emas? Dah, dah cerdas udah. Bu! Hati-hati sekarang banyak minyak babi cap onta, capnya mah
cakep, merknya bagus, kita terpesona, kita terpukau, kita tertipu, lantaran merknya cap onta padahal
isinya minyak babi.
4
Bu! Bu! Rakyat kudu cerdas. Padahal kita kembali kalau berangkat dari iman yang timbul disiplin, kenapa
disipilin? Merasakan kehadiran Allah dekat dalam hidup kita, semua ajaran agama pangkalnya disiplin.
Coba lihat, syahadat, apa itu? Disiplin aqidah. Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah, saya bersaksi Nabi
Muhammad utusan Allah, Nabi terakhir tidak ada Nabi sesudah Nabi Muhammad harga mati titik.
Disiplin!. Ada yang ngaku jadi Nabi waaajib tidak percaya!. Jenggotnya panjang Pak, masa bodo. Mau
sorbannya kaya betmen kaga ada urusan, ngaku jadi Nabi wajib tidak percaya.
Bu! Bu! Udah berapa banyak kita dikibulin Nabi-Nabi palsu. Hoy! Mulai dari Ahmad Mushoddik Al-
Qiyadah, pelatih badminton jadi Nabi, dapat wahyu di Bogor, biasanya orang di Bogor dapet tales.
Ditangkep polisi empat tahun dihukum. Habis itu Rancaekek di Bandung, namanya Sayuti, tukang cukur
ngaku dapet wahyu jadi Nabi lagi, dua tahun dihukum. Yang saya heran di Negeri kita ini apa saja laku,
asal aja ada yang ngaku Nabi, ada aja yang ngikut saya heran. Asal ada aliran yang aneh ada aja yang
masuk. Abis gitu Lia Edan, apa? Iya deh beda sehuruf diem-diem aja. Lia Edan ngaku Jibril ditangkep
sama Polisi, dihukum dua tahun sekarang udah bebas. Ngaku Jibril, ditangkep sama Polisi. Polisi kita
hebat, bukan cuma teroris, Jibril ditangkep!.
Bu! Bu! Habis itu terakhir menurut Kantor Kementerian Agama, antara Cirebon - Losari batas Jawa
Tengah - Jawa Barat muncul agama baru namanya agama Jasun, agama Jawa Sunda, Jasun. Yang jadi
Nabi, Tugimin. Tugimin jadi Nabi!. Saya bilang, ini mah kurang serem Bang ah. Jangankan jadi Nabi, jadi
Kyai juga kurang ngangkat romannya. Almukarrom Bapak Kyai Tugimin... kurang resep rasanya. Ya? Yang
kagak enak sholawatnya, kalau kita kan resep, “Ya habibi ya Muhammad”, asik... coba ganti sama yang
barusan, kaga enak, “Ya habibi ya Tugimin”, kagak enak Pak, kagak enak.
Bu! Bu! Makanya punya aqidah tuh harus disiplin. Ya? Ya? Syahadat disiplin aqidah, sholat kata panitia
tadi disiplin waktu. Prajurit kalau sehari semalem wajib lapor ke komandan ilokan mau laporannya kagak
bener.
Bu! Puasa Ramadhan disiplin makan minum. Lihatin tuh Ramadhan, biar halal kalau belum waktunya
jangan, itu kan disiplin itu Ramadan. Tempe halal, habis Maghrib. Tahu halal, habis Maghrib. Kalau
belum Maghrib biar halal jangan sentuh, itukan disiplin. Air kelapa halal, habis Maghrib. Istri sendiri
halal, habis?? Taraweh! Nafsu amat luh gua heran. Habis Teraweh legaan dikit ah. Biar halal kalau belum
waktunya jangan, itu disiplin.
Bu! Dan disiplin ini karena iman, merasakan kehadiran Allah dekat dalam hidup. Saya sendiri, yang
kedua Allah. Saya berdua, yang ketiga Allah.
Bu! Bu! Ini korupsi susah diberantas, kenapa?? Karena petinggi-petinggi kita disiplinnya takut sama
atasan tapi gak takut sama Tuhan. Persis kaya anak muda naik motor tengah malem ngebut, lampu
merah nyerobot terus, distop sama Polisi. Prittt! Iya pak. Minggir! Siap pak. SIM? Ada pak. STNK? Punya
pak. Tau lampunya merah? Tau pak. Kenapa jalan terus? Saya kagak tau ada Bapak katanya. Enteng
banget nyahutnya kaya orang kagak salah. Kan itu disiplin kalau ditongkrongin doang.
Bu! Bu! Hati-hati jaga aqidah warisken kepada anak-anak kita. Ini Kuningan woy, kemajuan pesat.
Sekarang sekeliling kita ada sekolahan Yos Sudarso, SMP Katolik Ricci, SMP Tri Mulya, TK Kristen Haniel
Kids. Ada mbahnya gereja dipojokan Cigugur, Gereja Katolik Maria Putri Murni Sejati. Hoy! Hoy! Kita
kudu jaga gawang. Bu! Jaga gawang! Bu! Gawang ibu dijaga. Lu jorok lu, gua lagi ngomong bener-bener.
Bu! Ibu kalau saya suruh pilih mendingan mana, punya anak pinter tapi kagak bener apa punya anak
bener tapi kagak pinter? Dia ribu dah. Punya anak mah bu biar pinter asal bener, supaya pinter anak
sekolahin. Bu! Anak sekolahin. Gelang doang digedein lu mah. Bu! Anak sekolahin. Tong bocah bapa lu
timbang tamat SD lu kudu sarjana. Bapa lu Cuma jadi RT lu jadi camat tong. Bu! Anak sekolahin. Nih mah
kita apalagi betawi, udah tong jangan tinggi-tinggi sekolah udah, ngapa mak? Bapa lu kagak sekolah idup
ono. Laa ilaha illallah, kalo timbang hidup makan jambu monyet juga hidup.

5
Bu! Anak sekolahin. Suruh nyontoh Nabi. “Neng liatin Nabi kita Neng, Nabi Muhammad, lahir ke dunia
gak sempet lihat Bapak, umur enam tahun ditinggal Emak, umur 9 tahun ngangon kambing, keringetan,
kerja keras, peras keringet, banting tulang. Biarin Emak lu, Bapak lu pala jadi kaki, kaki jadi pala asal lu
terus sekolah”.
Bu! Bu! Anak sekolahin. Sekolahnya lihat-lihat juga. Saya di Cirebon tuh sedih kalo lihat anak-anak
Muslim dimasukin TK anak-anak Kristen, entar mau makan kan diajarin sama gurunya, untuk Tuhan
Bapak di Surga, hancur gak imannya? Gedungnya bagus Pak. Masa bodo! Gak bayar Pak. Gak ada
urusan! Kalau ngerusak aqidah jaaangannn! Buat apa punya anak pinter kalau calon kafir.
Bu! Bu! Kalau anak kita masuk TK Islam, jangankan ngajinya, nyaanyinya saja sudah tauhid. Saya pernah
denger guru TK Islam ngajari anaknya nyanyi begini, nih lagu TK Islam nih Bu, diajari anaknya nyanyi
begini, “Allah Tuhan saya... Tuhan saya Allah... Kalau bukan Allah... Bukan Tuhan saya...” Bagus anak-
anak! Nyanyi mah nyamber aja gua heran. Coba sejak TK, “Kalau bukan Allah bukan tuhan saya...”.
Yesus, Allah bukan? Bukan! Bukan Tuhan saya.
Wisnu, Syiwa, Brahma, Allah bukan? Bukan! Bukan Tuhan saya.
Kalau bukan Allah bukan Tuhan saya.
Nyanyi bisa, tauhid tanem, itu lebih bagus daripada “Topi saya bunderrr...” Itu mah dari dulu mana ada
topi yang gepeng. Gua juga bunder topi mah. Bu! Supaya pinter anak sekolahin. Supaya bener iman
tenemin di hatinya, maka bayi-bayi Muslim begitu brol lahir ke alam dunia yang nyambut adzan. Bener
itu? Itu bayi belum melihat, iya! Bayi belum merasa, iya! Tapi pasti mendengar, kenapa? Panca indera
yang pertama bekerja pendengaran. Begitu brol lahir ke dunia rekaman pertama yang masuk “Allahu
akbar, Allahu akbar...!” Belum sempet dia denger keong racun. Yang pertama “Allahu akbar”. Begitu
lahir dipesen, “Nak, bocah, lu boleh jadi Polisi tapi Polisi beriman. Lu boleh jadi tentara, tentara beriman.
Jadi pejabat, pejabat beriman. Jadi pedagang, pedagang beriman. Jadi petani, petani beriman. Jadi artis,
artis beriman. Jadi maling...??? Gak ada, mana ada maling beriman!”. Kalau iman landasannya insya
Allah aman. Ini intan paling mahal apalagi tadi saya bilang ini zaman entertain orang pada pinter bikin
bungkusan.
Gini Pak, di Masjidil Aqsho waktu isro Malaikat Jibril turun nemuin Nabi bawa dua gelas minuman, yang
satu arak, yang satu susu. Kata Malaikat Jibril, “Muhammad pilih, ambil, minum salah satu!”. “Pilih,
ambil, minum! Kau bebas pilih yang mana saja!”. Mantap, gak ragu-ragu Nabi ngambil gelas yang isinya
air susu. Dengan “Bismillahirrahmanirrahim” Nabi minum. Minumnya begini... contoh! Siapa yang haus,
contoh! Ini mah contoh! Orang ngasih contoh kudu jelas! Contoh! Contoh! Ya bagaimana lagi cari akal
lah, haus.
Selesai minum kata malaikat jibril, “Shoddaqta ya muhammad laqod ashobtal haq, kamu benar
Muhammad pilihanmu tepat”. “Kenapa Jibril?”. “Untung susu yang kamu pilih, kamu ambil, kamu
minum!”. “Kalau arak?”. “Kalau arak Muhammad, habis umatmu menjadi pemabuk semua!”. Bu... ini
riwayat Isro dan Mi’roj. Sehari-hari kita begini nih, yang kita hadapin tiap hari arak susu, halal haram,
benar salah, haq batil, terpuji tercela, tuh kita hadepin tiap hari.
Bu... Dulu ada penyanyi dan pencipta lagu mati, namanya Ari Bowo, masih inget lagunya? Madu di
tangan kananmu, racun di tangan kirimu, kalau ini soalnya milih engga susah pak, kenapa? Alamat jelas,
madu di kanan, racun di kiri, jelas alamat! Masa kita ngambil yang kiri goblok amat, si Amat aja gak
goblok. Ini jaman entertain madu dimana racun dimana sering gak jelas, lebih celaka lagi sekarang
banyak racun bermerk madu.
Bu.. ibu kalau ada racun, ada madu ibu pilih diracun apa dimadu? Dua-duanya racun katanya.
Bu.. isro mi’roj itu potret, hati-hati jangan salah pilih, banyak racun merknya madu, sementara
masyarakat kita ini sekarang lagi kutil, kurang teliti, cepet heran, gampang kagum. Mudah terpesona,

6
mudah terbuai. Maka sekali lagi saya serukan, makmurkan majlis taklim, jangan jauh-jauh dari ustadz-
ustadz kita, ulama-ulama kita disini, hidupkan pengajian.
Bu! Bu! Udah tuh ya, isro mi’roj peristiwa iman, meningkatkan iman.
Sampe jam berapa ini? Jam satu? Jam satu? Sanggup? Kuat? Saya gak kuat saya, yang kuat terusin aja,
saya pulang. Jam satu jam satu, lu ngundang apa ngontrak lu. Kalau ngundang mah suka-suka gua dong.
Becanda jangan dipikirin ini mah.
Baik, itu soal iman. Sekarang soal ukhuwah. Setelah terjadi Isro Mi’roj kelihatan kristalisasi, yang
beriman makin mantap, ini golongan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Yang ragu-ragu kafir lagi, ini kelompoknya
Abdullah bin Ubay bin Salul. Yang kafir makin kurang ajar, ini golongannya Abu Jahal, Abu Lahab, Abu
Sufyan, dan abu-abu lain kumpul disitu.
Apa artinya ini? Kristalisasi, merapatkan shaf, meluruskan barisan, menjaga kebersamaan, keutuhan,
kekompakan. Malam ini saya hadir lagi disini saya gak merasa tamu, saya merasa saya hanya keluarga
datang, bicara, di tengah keluarganya. Bahwa saya lahir di kebayoran itu mah kebetulan, saya kagak
mesen. Yang kita kagak mesen jangan diributin dong. Ya? Orang kita gak mesen. Warna kulit begini
mesen gak? Jangan pernah ribut soal warna kulit. Dari suku apa kita lahir mesen gak? Jangan pernah
ribut soal suku. Potongan kaya begini nih mesen gak? Jangan pernah menghina orang dong. Kita suka
aneh orang yang nyeletuk aja, set orang hidungnya lucu amat ya, hidung orang dibacain, lah emang dia
mesen? Ayo, dengan Isro Mi’roj jaga kesatuan persatuan, kerukunan, kekompakan.
Bapak ibu hadirin yang saya hormati...
Kita ini satu umat yang satu. Bu! Bu! Cinta suku? Bolehhh! Fanatik suku? Salahhh! Mentang-mentang
orang Sunda ngomong “Saya mah gak mau denger ceramah Pak”. “Kenapa?” Ustadznya bukan orang
Sunda”. Ini gak boleh Pak. Emang Nabi Muhammad orang Ciamis?? Kalau yang bener mah kita kudu
obyektif, biar keluar dari dubur ayam kalau telor ambil..! Biar keluar dari dubur bangsawan kalau kuning
kaburrrr..! Jangan lihat bangsawannya, lu liat yang merojol apaan??
Bu! Jaga kesatuan persatuan. Kita udah dilatih di masjid, di latih di musholla, masjidnya sebelah mana
nih? Coba lihat kalau kita di masjid, pertama siapa pun masuk masjid copot sandal buka sepatu, itu
masyarakat islam. Gak ada warga kelas satu, semua sama di depan Allah, ya? Ya? Lurah masuk masjid
buka sepatu rah... camat masuk ke masjid buka sepatu mat... nih pak nih yang ngomong ini nih,
sembarangan lu mat, mat!. Gubernur masuk masjid buka sepatu nur... presiden masuk ke masjid buka
sepatu den.... nikmatnya umat islam, yang paling mulia yang paling takwa, ya?
Bu! Bu! Binatang saja harganya gak sama kan? Sapi yang mahal yang gemuk, kenapa? Harga sapi
dagingnya. Makin gemuk sapi makin mahal harganya. Tapi ada burung perkutut lebih mahal dari sapi,
padahal burung perkutut dagingnya dikit bener. Kenapa harganya lebih mahal dari sapi? Suaranyaa.
Harga sapi dagingnya, harga perkutut suaranya, dimana harga manusia? yang paling gemuk? Silahkan
bersaing dengan sapi, maap maap, maap...! Bu! Bu! yang paling mulia itu udah gemuk takwa, itu kelas
satu tuh the best!
Bapak ibu hadirin yang saya hormati....
Karena itu ayo dengan peringatan isro mi’roj kita jaga persatuan dan kesatuan, kerukunan, kekompakan,
beda pendapat mah boleh marahan mah jangan, ya? Tangan kanan sama tangan kiri beda gak? Beda,
tapi akur! Akur sekalipun beda. Beda tapi akur! Asal kiti gatel nih kanan gak pake diundang, dia dateng
ajaaa garukin padahal beda. Gak ada kiri gatel kanan ngomel, “lu garuk aja ndiri! Enggak dia mah
berbeda juga akur, ya? Entar kanan gatel kiri gak diundang dateng garukin, dua-duanya gatel dua-
duanya bisa garuk-garukan. Rukun padahal beda.

7
Tetangga kena musibah tengokin, jangan tanya partainya apa! Tetangga sekarat udah mau mati dia
rapat dulu. Partainya apa dia? Goblok! Keburu mati tetangga. Yuk kita rukun yuk. Yuk! Hormati
pendapat orang kalau pendapat kita pengen dihormati orang, itu aja rumusnya.
Yang suka tahlil, bagusss! Terusin. Yang gak suka ga apa-apa tapi jangan ngomelin yang tahlil. Yang
mabok masih banyak yang tahlil diomelin. Kita ini kaya pengangguran, ya? ya?
Yang suka maulid, bagusss! terusin! Yang gak suka gak apa-apa cuman jangan ngomelin yang maulid,
koruptor gentayangan yang maulidan diomelin.
Bu! Pernah waktu guru saya Kyai Idham Chalid meninggal dunia saya ajak hadirin baca fatihah, selesai
saya kebelakang, ada temen saya rada liberal nih pengusaha nemuin saya di belakang. “Kyai!” “Kenapa
mas?” “Saya Cuma pengen kepastian”. “Loh kenapa?” “Emangnya orang mati dibacain fatihah
pahalanya sampe?” Saya bilang, “Begini mas, ente kalau gak percaya mati aja dulu dah, tar kan gua
bacain fatihah, lu tungguin disono, kalau gak nyampe balik lagi gak apa-apa”. Yang kaya gitu diributin.
Ada lagi temen saya, yang ini liberal bener nih, main silaturrahim ke rumah, saya ajak ngobrol di depan,
di depan rumah saya kan ada masjid, nanya, “Kyai”, “Kenapa mas?”. “Masjidnya bagus loh kyai”. “Yaaa
lumayan lah masjid di kampung”. “Pakai bedug ya?” “Pake”. “Bid’ah itu kyai”. “Kata siapa?” “Katanya!”.
Saya bilang, “Lu baru ngaji bab katanya udah galak banget. Mas, itu mah begini tuh bedug tuh bukan
agama mas, itu budaya tanda masuk waktu, bedug. Kalau manggil orang shalat itu Nabi ngajarin pake
adzan, tapi tanda masuk waktu itu Nabi gak ngajarin, Nasroni pake lonceng, kita mau beberekan juga
boleh, magribbb....! maghribbb...! boleh, kalau urat leher kenceng mah, cuma kan Wali Songo dulu
cerdas, mendingan pake bedug dah sekali pukul sekampung denger, itu budaya bukan agama, kalau
budaya dianggap bid’ah miskin kita gak punya apa-apa. Lah motor juga bid’ah dong nabi kagak pake itu
motor juall beliin onta aman tuh gak, gak bid’ah tuh, ya? Ya?
Bapak ibu hadirin yang saya hormati....
Cari persamaan jangan memperbesar perbedaan. Kita udah cape sama konflik. Kalau kita rukun,
kompak, bersatu, kita bisa berbuat banyak untuk agama, bangsa, dan negara yang kita cintai ini. Bu! Bu!
Rukun! Beda boleh marahan jangan, ya? Ya? Kaya tangan kanan dan tangan kiri nih, kerjaan yang cakep-
cakep tangan kanan dia mah nih, salaman kanan, tanda tangan kanan, ngitung duit kanan, kiri gak
pernah marah nih, dia mah sadar banget ini, emang urusan gua bidang pembersihan. Pembersihan aja
dia lakonin. Cuman yang kanan sayang sama yang kiri, kata kanan sabar aja kiri biar yang duit gua juga lu
mah jangan takut kan entar tuh duit dibeliin jam tangan entar yang pake lu. Lah rukun dia mah.
Bu! Ayo, pesen yang kedua jaga persatuan dan kesatuan, kerukunan, kekompakan. Beda boleh marahan
jangan, hormati pendapat orang kalau pendapat kita pengen dihormatin orang, ya? Dua dah tuh. Yang
ketiga terakhir, harom aqsho itu perjalanan horizontal, aqsho ‘arsy ini perjalanan vertikal, hablum
minannas hablum minallah. Isro mi’roj mengajarkan kepada kita ada hidup sesudah mati, ada akhirat
sesudah dunia.
Semua kita perantau di bumi Allah ini. Peantau kudu pulang. Orang yang selesai merantau di dunia
disebut telah pulang ke rahmatullah. Kenapa pulang? Perantau, gak boleh netep. Booodoh! Bodoh, tau
bodoh? Goooblok! Goblok, tau goblok? Bahlul! Tuh madid tuh, terlanjur kaya. Bego! Nah bego, tau
bego? Minum es ditiup, tuh bego tuh. Gara-gara ngebul panas kali. Bodoh kalau ada perantau, tau
perantau tapi gak pernah mikirin pulang. Tau perantau! Tapi gak pernah mikirin pulang.
Bu! Nih, nih nih bakal mati nih. Hoy! Mati. Noh bapak-bapak noh bakal mati gak? Pak camat? Pa
sekretaris wilayah? Saya? Belakangan. Enak aja lu. Saya mah terserah bu, saya mah ikhlas, kaaapan aja
siap. Ibu-ibu duluan saya belakangan bolehhh, atau sebaliknya saya belakangan ibu-ibu duluan, terserah
saya mah ikhlas.
Ayo flashback mundur. Mula-mula kita tinggalnya bukan disini nih bang nih, kampung apa ini namanya?
Mulanya kita mah tinggalnya jauh namanya alam arwah sebelum jasad diciptakan ruh udah dibikin,
8
berapa lama disana? Cuma Allah yang tau. Dari alam arwah kita merantau, kemana? Alam rahim, alam
kandungan emak. Pernah tinggal disitu? Tempat ruh ketemu jasad, alam rahim namanya, sembilan
bulan tinggal disitu. Ada yang dua tahun, ada yang keluar udah kumisan, kelamaan ngetemnya.
Heh! Buat anak-anak saya nih remaja, pemuda, ayo bayangin emak kita, terutama yang udah gak ada,
emak kita tuh semua harta kita kumpulin gak sanggup nebus jasanya, emak kita, emakmu emakku emak
kita semua, semua harta kumpulin gak sanggup nebus jasa emak, emak kita nih dari mulai ngidamin kita
udah kita siksa, nih emak nih, ya pak? Dari ngidamin kita udah kita siksa, muntahhh tiap jam, wua, wua,
gak ada yang dikeluarin, yang dipengenin yang kagak musim, namanya orang ngidam kan kesiksa lagi
tuh ya mak? Tengah malem pengen megang pala... Pala kereta! Lu jorok lu gua heran. Udah saya
potong.
Puncaknya saat melahirkan kita, pilihan emak cuma dua, kalo gak hidup, mati! Allah... Bagai ditarik kulit
dari dagingnya, bersatu air mata, keringat dan darah, dilahirkan kita. Menjerittt kesakitan. Bapak mah
bingung mah bingung tapi kan ngeroko, namanya penanem modal. Menjeritt kesakitan bagai ditarik
kulit dari dagingnya. Air mata keringat darah jadi satu, perih, pedih, menjerit, iya mak? Bayangin pak
gimana gak ngejerit, masuk tiga ons keluar tiga kilo uh! Gua rasa pulang ada nimbang nih. Udah saya
potong lagi. Begitu kita lahir sampe baligh apa kerjaan kita? Ngurangin kesenangan emak. Mau dibayar
pake apa nih? Tidurnya kurang, ya? Lantaran jagain kita. Emak lagi makan enak-enak kita ee
dipangkuannya, apa marah emak? Enggaa! Malah bilang, uuuhhhh anak gua tainya cakep bener! Tai
dibilang cakep, la haula wa laa quwwata illa billah...
Mau ditebus pake apaaa??? Emak kalo nimang anak gak ada yang jelek bahasanya. Emak nih kalo udah
nimang anak ya Allah.. anak raja, anak raja! Anak raja kita katanya, padahal item korengan, anak
raaaja... gak ada emak nimang anak jujur, anak tukang ojeg, anak tukang ojeg, anak raja katanya. Maka
emak bapak tuh keramat hidup, kalau udah kurang ajar sama emak bapak tutup aja dah wassalam.
Pantes waktu rosul ditanya, “Ya Rasul, siapa orang yang paling harus saya taati di dunia?” “Ibumu”.
“Setelah itu siapa lagi?” “Ibumu”. “Sesudah itu siapa lagi?” “Ibumu”. “Setelah itu siapa lagi?”
“Bapakmu”. Ibumu, ibumu, ibumu, bapakmu, penghargaan kepada kaum ibu. Ibu tiga kali disebut,
bapak? Bapak? Ibu? Bapak? Satu bapak? Lah bagaimana ngitungnya sih jadi kerok begini gua keder mau
nyari untung mulu. Dari mula, dari mula, dari mula, salah ngitungnya!
Oke, alam arwah alam rahim, dari alam rahim brolll kita merantau lagi, kemana?? Kesini nih,apa
namanya? Dongkal. Pindah ke dongkal. Udah tiga kali pindah nih serpong. Berapa lama tinggal disini?
Sampe ajal datang merenggut nyawa. Kapan ajal? Rahasia Allah. Kenapa kita gak dikasih tau? Supaya
kita selalu siap. Maut mah ngacak, kadang-kadang engkongnya mah seger banget cucunya mati, ya?
Muda, cantik, terkenal, maaati! Nike Ardila? Maaati!. Alda? Maaatii!. Belum lama Aji Masaid maaati
ampe sekarang, mati. Malah aneh, jam enam pagi sopirnya mati, jam sepuluh siang Mbah Surip-nya
mati. Sebelum mati dia pesen sama temen saya WS Rendra. “Mas, saya kalo mati tolong kubur di
bengkel teater Depok, saya suka tempat itu”. “Monggo...” Kata Rendra. Dikubur. Belum seminggu
Rendra-nya mati. Satu bulan sebelum itu lebih dahsyat lagi, Michael Jackson maati! Iya? The king of Pop,
raja pop dunia maaati!. Apalagi penyanyi keroncong lebih mati lagi.
Bu! Kematian itu pasti, dan mati gak pake abjad, kalau pake abjad enak gampang nunggu. Tahun ini yang
mati A, tahun depan B, tahun berikutnya C, lalu D, terus E, terus F, lalu G, tahun berikutnya H, saya Z.
Repot gua gak ada yang ngurusin, orang udah habis.
Takut mati Pak! Jangan hidup!. Takut hidup pak! Mati aja!. Muslim berani hidup gak boleh takut mati.
Kalau menurut contoh Nabi beliau wafat umur 63, itu standar. Kalau mencontoh Nabi jatah kita 63.
Kalau malam ini kita sudah 50 tahun, tinggal 13. Waspada! Kalau malam ini kita sudah 62 tahun 11
bulan? Jangan pake pantangan dah bu, makan aja udah, sebulan lagi. Kalau ibu yang mati duluan jangan

9
ngarepin suami ibu ikut masuk ke kuburan, kagak bakalan! Bu! Sedih!? Sedih, bini mati. Nangis? Naangis,
mata kiri, yang kanan mah ngelirik manaa gantinya. Udah kiamat dah, kiamat dah, kiamat.
Yang setia nemenin kita masuk alam kubur, amal. Ya Bu ya? Amal. “Walladzi kholaqol mauta wal hayata
liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalaa”. Yang nerangin kita di alam kubur amal. Sedekah ibu itu nanti
jadi lampu tuh nanti di alam kuburan.
Bu! Pak, saya nyumbang masjid 1 juta, wuhhh patromak terang kuburan, sejuta! Saya seratus ribu pak!
Lampu templok. Kecilan dikit tuh seratus rebu. Saya sepuluh rebu pak! Lilin. Sepuluh ribu goyang apinya.
Saya serebu pak! Pentol korek. Serebu mah remeng-remeng.
Bapak ibu hadirin yang saya hormati...
Oleh karena itu, ada hidup setelah mati, ada kherat sesudah dunia, harapan saya yang ketiga ayo
tingkatkan ibadah kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. pertama rangkuman, pertama jaga iman baik-
baik wariskan kepada anak-anak kita, biarin zaman berobah, aqidah jangan goyah. Boleh masa berganti,
keyakinan jangan mati. Karena iman kita hidup, untuk iman kita berjuang, dalam iman kita ingin kembali
kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, satu. Yang kedua jaga persatuan, kesatuan, kerukunan. Ibu tau lidi?
Lidi biar gede banget kalau sendirian laler kagak mati, tapi biar lidi kecil digabung sama lidi yang lain,
diikat jadi satu sapu namanya, jangankan laler anjing juga gempor. Ya?
Kalau kita mau kompak, rukun, bersatu lah kuattt, ya bu? Semua berjuang, bidangnya beda-beda
terutama anak-anak saya nih remaja, pemuda. Coba lihat nabi, nabi itu sahabat utamanya lima di awal
perjuangan, berjuang bahu membahu lewat bidangnya masing-masing, ada Abu Bakar Ash-Shiddiq
sahabat merangkap mertua, orang tua bijaksana tempat Nabi tuker pikiran, kampung enak kalo ada
yang dituain. “Jangan disana kalau mau mabok”. “Kenapa emang?” “Ada Mang Ano kagak enak”. Tuh
lumayan tuh ada yang dituain. Ya? Orang tua bijaksana tempat Nabi tukar pikiran. Bukan orang tua gede
ambek yang ngomel doang kagak bisa dandanin. “Anak muda, salah lu salah!” “Yang bener kaya gimana
kong?” “Au!” Hemmm... kagak enak nyalahin doang kagak bisa dandanin.
Yang kedua Nabi punya Umar bin Khattab, imam tapi jendral, jendral tapi imam, gagah, berani untuk
Islam.
Yang ketiga Nabi punya Utsman bin Affan. Nih yang rada susah nyarinya nih. Pengusaha tapi santri,
penyandang dana, umat maju kalau banyak punya Utsman. Bangun masjid gak cukup pake takbir.
“Allaaaahu Akbar!” Benggg kubah turun, kagak ada, ada kudu beli semen, beli pasir, kudu ngecor, perlu
Utsman. Nih bikin maulid begini besar nih kudu ada Utsman-nya nih. “Ngapain ente sih?” “Isro mi’roj
Mang”. “Apaan aja yang belum?” “Tenda sama sound system”. “Udah, gua yang bayar”. Utsman tuh.
“Apalagi yang belum? Gua kirim konsumsi dah aqua urusan gua”, “Amplop kyai?” Umpamanya,
umpamanya, umpamanya!
Kudu ada Utsman bin Affan penyandang dana. Selain manajemen, kita bisa bangun Rumah Sakit Islam,
bersaing kalah sama Rumah Sakit Sekar Kamulyan. Berapa banyak rumah sakit Islam akhirnya jadi rumah
Islam sakit.
Kita bisa bangun masjid, menata masjid, kalah sama gereja. Gereja aja kegiatannya tiap hari, sementara
banyak masjid Jum’at jam 10 buka, jam dua tutup, buka lagi jum’at depan, laba-laba pada nyarang.
Berapa banyak madrasah-madrasah kita nasibnya “Laa yamuutu wa laa yahyaa” tidak bermutu karena
kurang biaya. Karena gak punya Utsman bin Affan ini.
Bu! Yang keempat Nabi punya Ali bin Abi Thalib, tokoh muda tapi intelek, muda, rela berkorban jiwa
demi keselamatn Rosul di malam hijrahnya.
Yang kelima baru Nabi punya Khadijah binti Khuwailid, perempuan budiman, orang lain belum iman
khadijah iman, orang lain memusuhi Nabi Khadijah korbankan hartanya bantu Nabi. Islam akan jaya
kalau muncul Khadijah-Khadijah baru, Amin. Nih bapak-Bapak nih entar pulang dari sini boleh udah

10
musyawarah sama bini nya. “Mak, lu denger kyai ngomong apa tadi?” “Ngapa Bang?” “Nah ini gua mau
nyari Khadijah nih gimana kek caranya”. Umpamanya ini umapamanya, saya bukan ngasih tau, ngajarin!
Bu! Ibu memang mestinya lebih terimakasih kepada Allah, bersyukur kepada Allah, terimakasih kepada
Islam. Bu! Bu! Karena Islam yang angkat derajat perempuan. Rasulullah angkat martabat wanita,
sebelum Rasulullah datang dunia melecehkan perempuan, lihat peta abad 14 yang lalau, 14 abad yang
lalu Eropa masih biadab, Asia belum dikenal orang, Amerika belum ditemukan Christopher Columbus,
Afrika sangat terbelakang, dimana-mana, di belahan dunia perempuan dilecehkan, dilahirkan hanya
untuk melahirkan, alat pemuas nafsu, harganya murah, sebelum Rasulullah dateng, murah. Sebelum
Rasulullah dateng, murah.
Raja-raja kita indonesia sebelum kenal Islam seenaknya mengumpulkan selir-selir 40, 60 diketengin.
Sultan-sultan turki piara harem ratusan di istananya, perempuan-perempuan direndahkan. Kaisar
terakhir Dinasti Ming China bangun istana 1000 kamar, kenapa? Bininya serebu. Laa hawla wa laa
quwwata illaa billaah...! Dilecehkan perempuan. Saya gak bayangin, tuh raja kalau bininya serebu kapan
make kolor tuh raja??? Pikirin, jangan dibayangin ah! Rasulullah terenyuh, “Annisaa’u maaddul bilaad”,
perempuan tiang negara, maka berjuang tuh harus saling bahu-membahu, semua penting, jangan yang
satu merasa lebih hebat dari yang lain. kalau senjata lah kita kudu punya golok, punya gergaji, punya
pisau, punya silet, punya paku. Kapan makenya? Lihat musuhnya siapa. Yang lu adepin apaan? Kumis
bang. Silet turunin. Lu sebelah sono ngadepin apa lu? Akar nangka bang. Kampak main. Tuh berjuang
kudu begitu. Kita kan sering ambisi, emosi, yang diadepin kumis, kampak turun. Bibir bongklak urusan
kagak beres. Ya? Ya?
Berani harus, nekad jangan. Nih anak-anak muda nih. Berani harus, nekad jangan. Berkorban oke,
konyol? Entar dulu. Mati syahid!? Siappp! Mati sangit!? Jaangaannn...!
Woy! Woy! Ayo kita rukun, kompak, bersatu, itu yang kedua.
Yang ketiga ada hidup sesudah mati, ada akhirat sesudah dunia, tingkatkan ibadah kita kepada Allah
Subhanahu wa ta’ala. ini sudah pertengah Rojab, dua tiga minggu lagi udah masuk Romadon. Bu! Bu!
Ada do’a Rasulullah kalau udah bulan Rojab tuh ada do’a yag sering dibaca: “Allahumma baarik lanaa fi
rojaba wa sya’bana wa ballighna romadona”. Rajab, Sya’ban, Romadon, sebulan setengah lagi.
“Allahumma baarik lanaa fi rojaba wa sya’bana wa ballighna romadona”. “Ya Allah berikan keberkahan
kepada kami di bulan Rojab dan Sya’ban, dan sampaikan kami di bulan romadon”. Udah pada apal
belum? Ayo, saya ijazahin lafadznya: “Bismillahirrahmanirrohim... Allahumma, baarik lanaa, fi rojaba wa
sya’bana, wa ballighna romadona”. Kalau susah Arab-nya ya bahasa Indonesia-nya: “Ya Allah berikan
keberkahan kepada kami di bulan Rojab dan Sya’ban, dan sampaikan kami di bulan Romadon”.
Bayangin, Rasulullah saja yang dosanya sudah diampunin masih memohon ya Allah sampein saya di
bulan romadon, sangat ingin beliau.
Bapak ibu yang saya hormati...
Inilah sekelumit, ya gak sekelumit sih sejam lebih, yang dapat saya sampaikan, terimakasih kepada
seluruh panitia, dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu atas terselenggaranya
peringatan isro mi’roj ini, insya Allah kebaikan semuanya dibalas oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan
yang berlipat ganda baik di dunia maupun dia akhirat. Aamin ya Rabbal ‘alamin. Kita berdo’a mudah-
mudahan yang hadir disini dikuatkan iman, dimudahkan usaha, dimurahkan rezeki, yang sedang sakit
disembuhkan oleh Allah, yang punya hajat dikabulkan Allah, yang punya kesulitan diangkat kesulitannya,
yang punya masalah diberikan jalan keluar yang terbaik. ‘Alaa haadzihin niyyah wa ila hadhrotin Nabi
shallahu ‘alaihi wasallam, Al-Fatihah!

‫واهلل املوفق اىل اقوم الطريق والسالم عليكم ورمحة اهلل وبركاته‬

11
Jagalah suami, jangan kau bentaki....
Do’akan suami, bila jihad menanti....
Do’akan suami, bila cari rezeki....
Ikhlaskan suami, bila cari istri lagi....

12

Anda mungkin juga menyukai