Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGEMBANGAN OBAT ASLI INDONESIA

KAJIAN PRODUK
FITOFARMAKA STIMUNO SIRUP SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

Dosen Pembimbing : apt. Kunti Nastiti,. S. Far. M.Sc

Disusun Oleh :

Kelas 8B

Kelompok 3B

Elva Gusnianti NIM. 11194762010576


Fatimah Azzahra NIM. 11194762010577
Firda Alfisah NIM. 11194762010578
Husnus Saniah NIM. 11194762010579
Indah Husnul Khatimah NIM. 11194762010580

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2024

HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH PENGEMBANGAN OBAT ASLI INDONESIA


KAJIAN PRODUK
FITOFARMAKA STIMUNO SIRUP SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

KELAS 8B

KELOMPOK 3B

Elva Gusnianti NIM. 11194762010576


Fatimah Azzahra NIM. 11194762010577
Firda Alfisah NIM. 11194762010578
Husnus Saniah NIM. 11194762010579
Indah Husnul Khatimah NIM. 11194762010580

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing

apt. Kunti Nastiti,. S. Far. M.Sc


NIK. 1166012019135
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI.........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................3

A. Teori..........................................................................................................3
B. Analisis Kajian.........................................................................................4

BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki budaya yang beranekaragam sesuai dengan adat-
istiadat di daerahnya masing-masing. Masyarakat tradisional di Indonesia
telah menggunakan berbagai ramuan herbal tradisional secara turun temurun.
Salah satunya adalah Meniran sebagai obat tradisional untuk pengobatan
berbagai penyakit. Herba meniran sudah dikembangkan menjadi fitofarmaka.
Imunostimulan adalah senyawa yang dapat meningkatkan kerja sistem imun
tubuh terhadap antigen yang masuk kedalam tubuh misalnya bakteri dan virus
menyebabkan tubuh akan mudah terkena penyakit menular seperti influenza,
diare, hingga HIV/AIDS. Obat imunostimulan banyak digunakan ketika
sistem imun tubuh menurun.Senyawa ini sebagian besar bekerja dengan
meningkatkan proliferasi sel dan menargetkan sel tujuan seperti makrofag,
granulosit, limfosit T dan limfosit B (Erjon et al.,, 2020).
Stimuno merupakan produk herbal bersertifikat fitofarmaka yang
digunakan untuk memperbaiki sistem imun tubuh. Stimuno bekerja dengan
merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan meningkatkan
aktivitas sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal.
Imunomodulator berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam
menjalankan fungsinya menguatkan sistem imun tubuh (imuno stimulator)
atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno supresan) sehingga
kekebalan atau daya tahan tubuh kita selalu optimal menjaga kita tetap sehat
ketika diserang oleh virus, bakteri atau mikroba lainnya (Erjon et al,. 2020).
Immunomodulator adalah suatu senyawa yang membantu
meningkatkan fungsi dari sistem imun pada tubuh manusia. Seseorang
dengan kondisi imunitas tubuh yang baik, akan terhindar dari suatu penyakit.
Peningkatan imunitas bagi penderita penyakit sangat penting, sehingga
penderita penyakit yang sedang menjalani pengobatan diberikan obat atau
sediaan farmasi yang bersifat imunostimulan. Sistem imun terdiri atas semua
sel, jaringan dan organ yang akan diperlukan untuk respons imun. Fungsi
sistem imun adalah melindungi tubuh dari patogen dan menghancurkan sel-

1
2

sel yang sudah tidak dikenali sebagai sel tubuh sendiri sedangkan
immunomodulator adalah senyawa yang akan meningkatkan pertahanan
tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik serta mekanisme pertahanan
(Perdana, 2021).
Berdasarkan latar belakang diatas mengenai immunomodulator atau
mampu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang sehingga kebal terhadap
serangan penyakit, salah satu produk fitofarmaka yang dapat meningkatkan
daya tahan tubuh yaitu Stimuno Sirup yang mengandung Meniran.

B. Tujuan
Pada makalah ini djelaskan tentang fitofarmaka, khususnya Stimuno
Forte yang berkhasiat sebagai immunomodulator. Tujuan dari pembuatan
makalah ini agar dapat lebih mengetahui dan mempelajari pengembangan
obat tradisional di Indonesia khususnya fitofarmaka dengan produk yang
digunakan adalah Stimuno Forte.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Teori
Salah satu alasan Masyarakat masih menggunakan tanaman herbal
untuk kesehatan adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih
sederhana, murni, belum diolah. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil
penelitian dan pemakaian oleh Masyarakat (Hamzari, 2008). Tanaman obat
adalah salah satu bahan utama produk-produk jamu, obat tradisional yaitu
obat yang berdasarkan pengalaman turun-menurun dibuat dari bahan atau
paduan bahan-bahan tanaman menyatakan bahwa: “tanaman obat adalah
bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum
tercampur atau belum diolah tanaman atau bagian tanaman yang diekstradisi
dan ekstra tanaman tersebut digunakan sebagai obat. Bagian tanaman yang
digunakan oleh Masyarakat diramu sebagai obat adalah seperti daun, bunga,
buah, akar dan kulit, sesuai dengan jenis tanaman. Bagian-bagian tersebut
dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat untuk diramu sesuai dengan kebutuhan
dan dapat dijadikan sebagai obat tradisional (Grenvilco DO, Kumontoy,
Djefry D, 2023).
Penggunaan tumbuhan obat bagi masyarakat perlu diketahui khasiat
dan manfaat dari tumbuhan tersebut, jika tidak maka banyak sekali dijumpai
tumbuhan yang berkhasiat obat diabaikan oleh masyarakat atau tidak
dimanfaatkan, sehingga khasiat dari tanaman obat tersebut menjadi rendah
dikarenakan Masyarakat belum memahami meramu tanaman obat tersebut
untukdigunakan sebagai obat penyebut pada bagian-bagian yang sakit
(Lestari, 2017). Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat
dikategorikan menjadi 3, yaitu Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan
Fitofarmaka:
1. Obat Tradisional
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah

3
4

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Grenvilco DO,


Kumontoy, Djefry D, 2023).
2. Obat Herbal Terstandarisasi (OHT)
Obat Herbal Terstandarisasi (OHT) adalah sediaan obat bahan
alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji pra klinik (pada hewan percobaan) dan bahan bakunya telah
distandarisasi (Grenvilco DO, Kumontoy, Djefry D, 2023).
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik (pada
hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia), bahan baku dan produk
jadinya sudah distandarisasi (Grenvilco DO, Kumontoy, Djefry D, 2023).

B. Analisis Kajian
1. Nama Produk

Gambar 2.1 Stimuno Sirup


Produk yang terbuat dari tanaman Daun Meniran salah satunya
adalah Stimuno Sirup berfungsi sebagai daya tahan tubuh atau
imunodulator.

2. Kandungan Produk
Kandungan yang terdapat dalam produk obat Stimuno Forte
adalah ekstrak Daun Meniran.
5

3. Golongan Produk
Fitofarmaka Fitofarmaka menurut BPOM adalah salah satu
produk obat tradisional yang telah melalui uji praklinik serta uji klinik
yang mengandung bahan bahan alam seperti mineral, hewan maupun
tumbuhan, yang bahan baku dan produknya telah distandarisasi
(BPOM, 2019). Fitofarmaka di Indonesia di tahun 2019 telah memiliki
23 produk yang berasal dari bahan-bahan alam yang meliputi tumbuhan
maupun hewan (BPOM, 2019). Dengan demikian Fitofarmaka
diharapkan dapat disejajarkan dengan produk obat modern, sehingga
bisa diterima serta digunakan dalam pelayanan kesehatan formal (Titani
& Abdullah, 2023).

4. Komposisi
Setiap Stimuno Sirup mengandung ekstrak Tanaman Meniran 25
mg, bahan tambahan lainnya sodium benzoate, methyl paraben, sorbitol
liquid.

5. Kandungan Zat Aktif/Metabolit Sekunder


a. Flavanoid
Kandungan flavonoid dari meniran mampu menstimulir
(merangsang) kekebalan tubuh. Flavonoid rutin dan kuersetin
dikenal memiliki khasiat sebagai antikarsinogen atau dapat berperan
sebagai penghambat kanker. Selain itu, Flavonoid kuersetin pada
meniran terbukti mampu menghambat dari sintesis histamin yang
merupakan mediator penting pada penyakit dermatitis alergika
(eksim). Meniran juga terbukti mampu mengurangi kerusakan
jaringan pada penderita alergi kulit selain itu kandungan Nirurin dan
kuersetin yang terdapat di dalam meniran akan mampu berkhasiat
sebagai peluruh air seni (diuretik) (Pande Gede, 2022).
b. Hipofilantin
6

Hipofilantin adalah lignan utama yang terdapat pada berbagai


spesies Phyllanthus dan telah digunakan sebagai salah satu penanda
kimia bioaktif untuk tujuan pengendalian kualitas karena
berkontribusi terhadap beragam aktivitas farmakologisnya. Senyawa
Phyllanthin dan Hypophyllanthin juga merupakan senyawa lignan
utama dan penanda atau identitas, serta senyawa mayor dari tanaman
meniran. Kedua senyawa ini telah diteliti terhadap virus HCV dan
hasilnya dapat menghambat proses masuknya virus, dimana interaksi
senyawa Phyllanthin lebih stabil dibandingkan dengan Hipofilantin,
sehingga Phyllanthin memiliki aktivitas biologis yang lebih tinggi
(Wan Saidin et al., 2023)
c. Filantin
Filantin dan hipofilantin dalam meniran merupakan
komponen utama yang berkhasiat melindungi hati dari zat toksik.
Salah satunyaadalah senyaw filantin yang terkandung dalam meniran
(Phyllantus niruri L.,) yang berfungsi sebagai agen
immunomodulator dengan mekanisme peningkatan aktivitas
fagositosis sel makrofag (Darmawan, 2017).
d. Alkaloid
Meniran mengandung zat pahit seperti alkaloid. Zat yang
memiliki rasa pahit biasanya bersifat mendinginkan (antidemam)
Alkaloid bersifat antipiretik yang bekerja dengan cara menginhibisi
kerja enzim siklooksigenase yang menyebabkan terhambatnya
prostaglandin sehingga suhu tubuh dapat menurun, antiradang,
antidiare atau antigen, dan antidiabetes (Risnawati et al., 2021).

6. Kemasan
a. Kemasan Primer
Kemasan Primer adalah kemasan yang bersinggungan
langsung dengan Obat dan makanan (BPOM, 2022). Kemasan
primer pada produk Stimuno Sirup ini yaitu menggunakan kemasan
berupa botol dengan ukuran 60 ml
7

b. Kemasan Sekunder
Kemasan Sekunder adalah kemasan yang melindungi
Kemasan Primer (BPOM, 2022). Kemasan Sekunder pada produk
Stimuno Sirup ini dengan menggunakan Dus.

7. Klaim Khasiat
Meniran memiliki manfaat sebagai ramuan untuk mengobati
sakit kuning, malaria, ayan, demam. batuk, haid berlebihan, disentri, luka
bakar, luka koreng, radang ginjal, susah berkemih dan jerawat. Selain itu
tanaman meniran juga memiliki aktivitas anti inflamasi, diuretik,
imunostimulan dan antioksidan (Gusti, Annisa, 2023).

8. Data Empiris

No. Jenis Data Keterangan


1. Nama Tumbuhan Meniran : Phylantus Niruri L
2. Foto Tumbuhan

3. Bagian Tumbuhan Daun


4. Bentuk Sediaan Sirup
5. Cara Pemakaian Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.
Anak-anak diatas 1 tahun: 5 ml, diminum 3 kali
sehari sesudah makan.
Dewasa: 10 ml, diminum 3 kali sehari sesudah
makan.
6. Kelas Terapi Berfungsi sebagai immunomodulator atau
mampu merangsang daya tahan tubuh seseorang
sehingga kebal terhadap serangan penyakit
(Risnawati et al., 2021).

9. Standarisasi Bahan Baku


8

Standarisasi bahan baku berdasarkan Peraturan Badan Pengawas


Obat Dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019 sebagai berikut:

No. Standarisasi Bahan Baku Keterangan


1. Organoleptik Pengamatan dilakukan terhadap bentuk,
rasa, bau dan warna.
2. Kadar air Sediaan padat Obat Dalam mempunyai
kadar air ≤ 10%, kecuali untuk Efervesen ≤
5% dan untuk Film Strip ≤ 15%.
3. Volume Terpindahkan Volume rata-rata larutan yang diperoleh
dari 10 wadah tidak kurang dari 100%, dan
tidak satupun volume wadah yang kurang
dari 95% dari volume yang dinyatakan
pada penandaan. Jika dari 10 wadah yang
diukur terdapat volume rata-rata kurang
dari 100% dari yang tertera pada
penandaan akan tetapi tidak satupun
volume wadah yang kurang dari 95% dari
volume yang tertera pada penandaan, atau
terdapat tidak lebih dari satu wadah
volume kurang dari 95%, tetapi tidak
kurang dari 90% dari volume yang tertera
pada penandaan, dilakukan pengujian
terhadap 20 wadah tambahan. Volume rata-
rata larutan yang diperoleh dari 30 wadah
tidak kurang dari 100% dari volume yang
tertera pada penandaan, dan tidak lebih
dari satu dari 30 wadah volume kurang
dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90%
seperti yang tertera pada penandaan.
4. Penentuan Kadar Alkohol Batas maksimum etil alcohol yang
diizinkan dalam Obat Tradisional dengan
kadar tidak lebih besar dari 1% (satu
persen) dalam bentuk sediaan cairan oral.
Penentuan kadar alkohol dengan cara
destilasi atau kromatografi gas.
5. Cemaran mikroba 1) Angka Lempeng Total (ALT) : ≤ 105
koloni/g
2) Angka Kapang Khamir (AKK) : ≤ 103
koloni/g
3) Escherichia coli : ≤ 10 koloni/g
4) Angka Enterobacteriaceae : ≤ 103
koloni/g
5) Clostridia : negatif/g
6) Salmonella : negatif/g
7) Shigella : negatif/g
6. Alfatoksin Total Kadar aflatoksin total (aflatoksin B1, B2,
G1 dan G2) ≤ 20 µg/kg dengan syarat
aflatoksin B1 ≤ 5 µg/kg
7. Cemaran Logam Berat 1) Timbal (Pb) : ≤ 10 mg/kg atau mg/L
atau ppm
2) Kadmium (Cd) : ≤ 0,3 mg/kg atau
mg/L atau ppm
3) Arsen (As) : ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau
ppm
4) Raksa (Hg) : ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L
9

atau ppm
8. Bahan Tambahan Penggunaan pengawet, pemanis, pewarna,
antioksidan dan bahan tambahan lain yang
diizinkan tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Badan ini dengan
mempertimbangkan tujuan
penggunaannya.

10. Uji Praklinis


Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Aldi et al., 2018)
Pemberian subfraksi meniran dengan dosis tunggal 100 mg/kg BB pada
subfraksi 1, subfraksi 2, subfraksi 3, subfraksi 4, subfraksi 5, subfraksi
6, subfraksi 7, dan subfraksi 8,dapat meningkatkan aktivitas
imunostimulan pada mencit putih Jantan.

11. Uji Toksisitas


Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
ditarik simpulan bahwa pemberian ekstrak meniran hijau (Phyllanthus
niruri Linn) pada mencit secara oral dengan dosis 50 mg/kgBB, 300
mg/kgBB, 500 mg/kgBB 2000 mg/kgBB dan 5000 mg/kgBB selama 14
hari tidak memperlihatkan gejala toksik dan tidak menimbulkan
perubahan secara makropatologi yang signifikan. Sampel Daun Meniran
Hijau > 5000 mg/kg BB. (Praktis Tidak Beracun) (Widiadnyani &
Sudimartini, 2024).

12. Uji Klinis (jika ada)


-
10
BAB III

KESIMPULAN

Pengobatan herbal tradisional dapat beradaptasi dengan perkembangan era


modern dan berdampingan dengan pengobatan medis dalam mengobati penyakit.
Stimuno merupakan produk herbal bersertifikat fitofarmaka yang digunakan untuk
memperbaiki sistem imun tubuh. Stimuno bekerja dengan merangsang tubuh
memproduksi lebih banyak antibodi dan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan
tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal. Meniran Berfungsi sebagai
immunomodulator atau mampu merangsang daya tahan tubuh seseorang sehingga
kebal terhadap serangan penyakit.

11
DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Y., Ogiana, N., & Handayani, D. (2018). Uji Imunomodulator Beberapa
Subfraksi Ekstrak Etil Asetat Meniran (Phyllanthus Niruri [L]) Pada
Mencit Putih Jantan Dengan Metoda Carbon Clearance. B-Dent: Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, 1(1), 70–82.
https://doi.org/10.33854/jbdjbd.55
Auliani, S., & Ridho, R. (2023). Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Daun
Meniran (Phyllanthus niruri L.) dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap
Staphylococcus aureus. Jurnal Farmasi Dan Farmakoinformatika, 1(1),
42–59. https://doi.org/10.35760/jff.2023.v1i1.8069
BPOM. (2019). Potensi Obat Herbal Indonesia.Www.Pom.Go.Id. Diaksespada
16Mei2021.https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/531/PotensiObat
Herbal-Indonesia.html
BPOM. (2019). Badan pengawas obat dan makanan republik indonesia Nomor 32
Tahun 2019 Tentang Persyaratan keamanan dan mutu Obat Tradisional.
Bpom Ri, 11, 1–16.
BPOM. (2022). Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun
2022 Tentang Penerapan 2d Barcode Dalam Pengawasan Obat Dan
Makanan. 151(2), 10–17.
Darmawan, K. H. (2017). Pemanfaatan Nano Ekstrak Etanolik Kombinasi
Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Dan Bawang Putih (Allium Sativum L.)
Sebagai Immunomodulator Alami Dalam Pengembangan Nanoherbal,
Studi In Silico Dan In Vitro. JPSCR : Journal of Pharmaceutical Science
and Clinical Research, 2(02), 110.
https://doi.org/10.20961/jpscr.v2i02.14394
Grenvilco DO, Kumontoy, Djefry D, T. M. (2023). Vol. 16 No. 3 / Juli -
September 2023. Pemanfaatan Tanaman Herbal Sebagai Obat
Tradisional Untuk Kesehatan Masyarakat Di Desa Guaan Kecamatan
Mooat Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, 16(3), 1–20.
Gusti, Annisa, R. (2023). Uji aktivitas kombinasi ekstrak herba suruhan
((Peperomia pellucida L.) dan Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.)
sebagai Antioksidan. Jirnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 10(1),
1342–1349.

12
Lestari D, Mohammad J. & Isnaina. 2017. Kajian Pemanfaatan Tanaman Sebagai
Obat Tradisional di Desa Toloi Kacamatan Torue Kabupaten Parigi
Moutong.
Primadiamanti, A. (2023). Uji aktivitas kombinasi ekstrak herba suruhan (. 10(1),
1342–1349
Risnawati, R., Muharram, M., & Jusniar, J. (2021). Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak n-heksana Tumbuhan Meniran
(Phyllanthus niruri Linn.). Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia Dan Pendidikan
Kimia, 22(1), 65. https://doi.org/10.35580/chemica.v22i1.21730
Titani, M., & Abdullah, A. A. (2023). Gambaran Willingness to Pay Fitofarmaka
Pada Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Camellia,
2(1), 78–83.
Wan Saidin, W. A., Jantan, I., Abdul Wahab, S. M., Jalil, J., Mohd Said, M.,
Yusoff, S. D., & Husain, K. (2023). Pharmacological activities and
mechanisms of action of hypophyllanthin: A review. Frontiers in
Pharmacology, 13(January), 1–18.
https://doi.org/10.3389/fphar.2022.1070557

Widiadnyani, N. K. E., & Sudimartini, L. M. (2024). the Akut Toxicity Testing


Lethal Dose Oral Green Meniran Leaf Extract By Using Mice. Buletin
Veteriner Udayana, 158, 165–181. https://doi.org/10.24843/bvu.v16i1.71

13

Anda mungkin juga menyukai