Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENEMPATAN PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP

BUKAAN BANGUNAN ISTANA KARANG, ACEH TAMIANG

Di Susun Oleh :
Indrie Adelia Eka Putri
210160137

Dosen Pengampu : MUHAMMAD IQBAL, ST., M.Sc


Mata Kuliah : Metodologi penelitian (VA)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN AJARAN 2023/2024
ABSTRAK

Istana Karang adalah sebuah istana kerajaan yang terletak di Desa Tanjung Karang,
Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Istana ini dibangun pada
masa pemerintahan Raja Proomsyah, yang memerintah sejak tahun 1558 hingga tahun 1590
M. Istana Karang merupakan salah satu peninggalan sejarah yang penting di Kabupaten Aceh
Tamiang. Istana ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Karang, yang pernah menjadi salah
satu kerajaan terkuat di wilayah Tamiang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
istana karang memiliki ukuran bukaan yang optimal namun cahaya tidak dapat masuk ke
ruangan karena terdapat aspek lain yang yang menghalangi bukaan. Maka perlu adanya
perancangan kembali dari penempatan bukaan agar optimal. Pencahayaan alami penting
untuk meningkatkan kenyamanan visual dan produktifitas penggunan terutama pada istana
karang terdapat banyak kegiatan apalagi di saat acara besar kota tersebut. Penelitian ini
menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data
berupa pengamatan, wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang
telah disiapkan sebelumnya, dan studi literatur.
Kata Kunci : Bukaan, Penerangan Alami, Istana Karang, kualitatif

ABSTRAC
Karang Palace is a royal palace located in Tanjung Karang Village, Karang Baru District,
Aceh Tamiang Regency, Aceh Province. This palace was built during the reign of King
Proomsyah, who ruled from 1558 to 1590 AD. Karang Palace is one of the important
historical heritages in Aceh Tamiang Regency. This palace is a silent witness to the glory of
the Karang Kingdom, which was once one of the strongest kingdoms in the Tamiang region.
This research aims to find out that the coral palace has an optimal opening size but light
cannot enter the room because there are other aspects that block the opening. So it is
necessary to redesign the placement of the openings so that they are optimal. Natural lighting
is important to increase visual comfort and user productivity, especially at the coral palace
where there is a lot of activity, especially during big events in the city.
Keyword : Openings, Natural Lighting, Coral Palace, qualitative
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencahayaan alami sangat penting dalam perancangan sebuah bangunan. Pencahayaan


alami menjadi salah satu syarat yang perlu terpenuhi dalam sistem pencahayaan bangunan.
Pencahayaan alami juga mengurangi penggunaan energi listrik untuk pencahayaan bangunan
dan sangat disukai oleh pemakai bangunan. Faktor yang mempengaruhi penyebaran dan
kedalaman penetrasi cahaya siang hari selain kondisi langit adalah orientasi jendela, lokasi
jendela dalam dinding dan dalam kaitannya dengan sisa ruangan, ketinggian efektif jendela
(dari ambang batas atas jendela), dan lebar.
Bangunan istana karang merupakan tempat masyarakat juga berkumpul di saat ada acara
atau event besar. Dan juga istana karang menjadi ikon terkenal nya kota Aceh Tamiang,
bangunan pada istana karang memiliki luas yang cukup besar, bukaan nya banyak. Tetapi
pencahayaan alami kurang memasuki di dalam ruangan istana karang, penilaian kenyamanan
hanya pada standar yang direkomendasikan belum cukup. Hal ini dikarenakan setiap
pengguna bangunan sebagai subjek yang merasakan kenyamanan memiliki perilaku yang
berbeda sehingga memengaruhi persepsi mereka terhadap kenyamanan pencahayaan alami
dalam ruang. Penilaian kenyamanan visual dari pencahayaan alami akan tepat jika terdapat
kesesuaian antara hasil terukur dari kesesuaian rancangan dengan teori dan standar dengan
persepsi penggunanya.
Oleh karena itu, di perlukan lebih dalam tentang penelitian untuk mengetahui Pengukuran
nilai pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan. Tujuan untuk mengetahui bahwa
istana karang memiliki ukuran bukaan yang optimal namun cahaya tidak dapat masuk ke
ruangan karena terdapat aspek lain yang yang menghalangi bukaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, rumusan masalah dari penelitian ini
sebagai berikut:

1. Mencari pengoptimal pencahayaan alami berdasarkan pergeseran bukaan jendela?


2. Bagaimana mencari posisi peletakan bukaan jendela yang baik pada ruangan?
1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan data besar intensitas pencahayaan alami yang dihasilkan dalam ruangan
istana karang tersebut.
2. Mengetahui pengaruh orientasi bukaan jendela terhadap intensitas pencahayaan pada
ruangan istana karang.
3. Mengetahui pengaruh luas bukaan jendela terhadap intensitas pencahayaan pada ruangan
istana karang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui apakah pencahayaan yang ada dalam ruangan sudah memenuhi standart
yang diberikan atau di rekomendasikan untuk pengguna beraktivitas dengan baik.
2. Mengetahui orientasi bukaan, luas bukaan terhadap intensitas pencahayaan pada ruangan
istana karang tersebut.
3. Mengetahui peletakan bukaan jendela yang baik.
1. 5 Kerangka Berfikir

Judul Penelitian :
PENGARUH PENEMPATAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN
BANGUNAN ISTANA KARANG, ACEH TAMIANG

Latar Belakang

Kurangnya pencahayaan alami dan peletakan bukaan di bangunan istana karang


sehingga kurangnya kenyamanan aktivitas pengguna di dalam ruangan tersebut.

Rumusan Masalah Metode Penelitian


1. Mencari pengoptimal pencahayaan Penelitian ini menggunakan
alami berdasarkan pergeseran pendekatan secara kualitatif
bukaan jendela? dengan menggunakan teknik
pengumpulan dan wawancara.
2. Bagaimana mencari posisi peletakan
bukaan jendela yang baik pada
ruangan?

Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian Mengetahui apakah pencahayaan
Mengetahui pengaruh luas bukaan yang ada dalam ruangan sudah
jendela terhadap intensitas memenuhi standart yang
pencahayaan pada ruangan istana diberikan atau di rekomendasikan
karang, Mengetahui pengaruh untuk pengguna beraktivitas
orientasi bukaan jendela terhadap dengan baik. Mengetahui
intensitas pencahayaan pada peletakan bukaan jendela yang
ruangan istana karang. baik.

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencahayaan Alami


Dalam sebuah teori, pencahayan alami merupakan hasil dari sinar matahari atau cahaya
langit, cahaya matahari juga sangatlah bervariasi pada intensitas cahayanya, dikarenakan tiap
waktu, musim dan tempat dapat membedakan intensitas itu sendiri. Menurut (Dora, P. E. dan
Nilasari, P. F. 2011) Pencahayaan Alami adalah suatu cahaya yang berasal dari benda
penerang alam seperti matahari, bulan dan bintang sebagai benda penerang ruang secara
alami. Karena penerang tersebut berasal dari alam, cahaya alami dapat berubah dikarenakan
iklim, musim dan cuaca, juga bisa dikatakan bersifat tidak menentu. Dalam hal penerengan,
dari seluruh sumber cahaya alami, matahari memiliki sinar yang paling kuat dan besar
sehingga matahari sangat bermanfaat bagi penerangan dalam ruang.
Pencahayaan alami dibagi menjadi dua yaitu pencahayaan samping (side lighting) dan
pencahayaan atas (top lighting). Pencahayaan atas memiliki kelebihan dibandingkan dengan
pencahayaan samping dikarenakan pencahayaan samping sangat bergantung pada orientasi
bangunan, salah satu kelebihan pencahayaan atas adalah memiliki jangkauan masuk cahaya
yang lebih dalam sehingga lebih fleksibel. Namun pencahayaan atas yang kurang tepat dapat
menyebabkan silau sehingga perlu adanya strategi dalam penggunaan pencahayaan atas
antara lain yaitu menempatkan bukaan pencahayaan atas pada tempat yang tinggi atau
menempatkannya dekat dengan dinding (Lechner, 2007).

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Pencahayaan Alami


Beberapa faktor yang mempengaruhi pencahayaan alami dalam bangunan :
1. Orientasi bangunan: Penentuan arah bangunan dapat memengaruhi seberapa banyak
cahaya alami yang dapat masuk ke dalam ruangan. Orientasi bangunan yang baik, seperti
menghadap ke arah selatan, dapat memaksimalkan pemanfaatan cahaya matahari.
2. Ukuran dan letak bukaan: Besarnya dan letak jendela, pintu, atau bukaan lainnya akan
memengaruhi seberapa banyak cahaya alami yang dapat masuk ke dalam ruangan.
3. Faktor lingkungan luar: Hal-hal seperti vegetasi di sekitar bangunan, topografi, dan
bangunan di sekitarnya juga dapat memengaruhi pencahayaan alami.
4. Faktor cuaca: Kondisi cuaca seperti mendung, hujan, atau kabut akan mempengaruhi
seberapa terang cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, perencanaan dan desain bangunan dapat
memanfaatkan pencahayaan alami secara optimal, sehingga memberikan manfaat
kenyamanan, efisiensi energi, dan kesehatan bagi penghuninya.
Pada kebanyakan iklim dan tipe bangunan, pencahayaan alami dapat menghemat energi.
Contohnya gedung perkantoran di selatan California dapat menekan pemakaian energi
sampai dengan 20 % dengan menggunakan pencahayaan alami. Bangunan seperti kantor,
sekolah dan fasilitas industri sering menggunakan 40% energinya untuk pencahayaan. Ada
faktor lain hubungan energi dengan penggunaan pencahayaan alami dan itu merupakan faktor
yang lebih penting. Banyak biaya tambahan yang dapat dihemat dapat dialokasikan untuk
perancangan ulang sistem pencahayaannya.

Gambar 2.2. Beberapa sumber


cahaya alami (Sumber : Thomas
lechner, Heating Cooling and
Lighting)

Kedinamisan cahaya alami dapat dilihat sebagai kebaikan moral daripada keberlanjutan.
Karena hal tersebut terpenuhinya kebutuhan pencahayaan alami secara baik. Perubahan yang
lamban, terkadang dramatis dari segi kualitas dan intensitasnya. Bahkan ketika cahaya alami
diabaikan, arsitek akan terus menggunakan banyak bukaan jendela untuk mendapatkan
pemandangan dan pencahayaan alami yang maksimal.

2.3. Tujuan Pencahayaan Alami Terhadap Bukaan Bangunan


Tujuan pencahayaan alami adalah menghasilkan cahaya berkualitas effisien serta
meminimalkan silau, lapisan pemantul dan berlebihnya rasio tingkat terang. Karena
keterbatasan lokasi jendela dan variasi cahaya alami, beberapa tujuan spesifik lebih mengacu
pada pencahayan alami.
Pencahayaan alami memiliki beberapa tujuan terhadap bukaan bangunan :
1. Kenyamanan visual: Pencahayaan alami berperan dalam menciptakan kenyamanan visual
di dalam bangunan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mata manusia untuk melihat
dengan jelas dan nyaman tanpa merasa silau atau terlalu gelap.
2. Kesehatan dan efisiensi energi: Manfaatkan cahaya alami dengan bukaan yang tepat dapat
menghemat energi sehingga ramah lingkungan, serta memberikan asupan vitamin D bagi
tubuh dan mengurangi kelembapan sehingga ruangan terasa lebih segar.
3. Distribusi cahaya: Bukaan bangunan yang dirancang dengan baik memungkinkan
distribusi cahaya alami yang merata ke dalam ruang, sehingga mengurangi ketergantungan
pada pencahayaan buatan dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman.
Dengan demikian, pencahayaan alami tidak hanya memengaruhi aspek visual, tetapi juga
berdampak pada kesehatan dan efisiensi energi di dalam bangunan.

Gambar 2.3. Cahaya yang melalui jendela


menimbulkan cahaya yang lebih masuk ke
dalam ruangan.

Gambar di atas menjelaskan sedikit tujuan mendapatkan cahaya yang lebih masuk ke dalam
ruangan bangunan dengan menaikkan tingkat ilumisasi dan menurunkan gradien iluminasi
yang melewati ruangan.
Beberapa contoh penerapan bukaan bangunan untuk pencahayaan alami:
1. Jendela. Jendela merupakan jenis bukaan yang paling umum digunakan untuk pencahayaan
alami. Jendela dapat diletakkan di dinding, atap, atau lantai.
2. Skylight. Skylight adalah bukaan yang terletak di atap bangunan. Skylight dapat
memberikan pencahayaan alami yang lebih merata ke seluruh ruangan.
3. Lubang angin. Lubang angin adalah bukaan kecil yang terletak di dinding atau atap
bangunan. Lubang angin dapat digunakan untuk memasukkan udara segar dan cahaya alami
ke dalam bangunan.
Penerapan bukaan bangunan untuk pencahayaan alami perlu dilakukan dengan cermat agar
dapat memberikan manfaat yang optimal.
Sumber: Study Pencahayaan Alami pada Rumah Dinas Panggung Palembang (Abdul
Rachmad Zahrial Amin, dkk)

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Lokasi objek penelitian terletak Istana Karang terletak di Desa Tanjung Karang,
Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Istana ini terletak di tepi
Jalan Medan-Banda Aceh, sekitar 15 kilometer dari Kota Kuala Simpang, ibu kota Kabupaten
Aceh Tamiang.

Penelitian ini melibatkan pada studi pencahayaan alami terhadap bukaan bangunan istana
karang dengan memperhatikanaspek iklim, letak bangunan, arah bangunanserta bukaan
jendela.
Gambar 3.1 Denah bangunan
Istana Karang, Aceh Tamiang

3.2 Metode Analisa


Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara mendalam dengan menggunakan
pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya, dan studi literatur.
Analisa obyektif, analisa ini dilakukan dengan simulasi mengunakan program ecotect
radiance untuk mengamati pencahayaan alami melalui contour line. Penelitian ini menitik-
beratkan pada kajian yang berkaitan dengan pencahayaan alami melalui elemen bukaan pada
dinding istana karang. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif/kualitatif analisis melalui pendekatan teknik Arsitektur.
3.3 Variabel Penelitian
 Pemasangan bukaan bangunan didefinisikan sebagai ukuran, bentuk, dan posisi
bukaan bangunan yang berpengaruh terhadap kualitas pencahayaan alami. Ukuran
bukaan bangunan diukur dengan menggunakan satuan meter, sedangkan bentuk dan
posisi bukaan bangunan diukur secara visual.
 Kualitas pencahayaan alami didefinisikan sebagai intensitas, distribusi, dan
keseimbangan cahaya alami yang diterima oleh suatu ruang. Intensitas cahaya alami
diukur dengan menggunakan lux meter, sedangkan distribusi dan keseimbangan
cahaya alami diukur secara visual.
 Orientasi bangunan didefinisikan sebagai arah hadap bangunan dan sudut kemiringan
atap yang berpengaruh terhadap kualitas pencahayaan alami. Arah hadap bangunan
diukur dengan menggunakan kompas, sedangkan sudut kemiringan atap diukur
dengan menggunakan alat ukur sudut.

Table 3.3 Variabel Penelitian


Observasi/Pengumpulan Data
Cara Pengamatan
Memperoleh Data Wawancara
Studi Literatur

3.4. Metode Pengumpulan Data


Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi :
1. Persiapan, Mempersiapkan surat ijin survei dan peralatan yang diperlukan, misalnya alat
ukur, alat gambar, kamera dan lain-lain.
2. Pengambilan Data :
a. Data dikumpulkan langsung pada obyek penelitian dari narasumber dan literatur.
Pengambilan data melalui wawancara,pemotretan, teknik pengukuran dan penggambaran.
b.Data yang diperlukan adalah data lapangan berupa ukuran (dimensi) bukaan jendela, kuat
terang pencahayaan, ketinggian plafond yang digunakan.
c. Pengukuran di lapangan digunakan untuk menganalisa pencahayaan alami di dalam ruang
rumah panggung untuk melakukan simulasi.

DAFTAR PUSTAKA

182-Article Text-1111-1-10-20210429. (n.d.).

11644-21942-1-SM. (n.d.).
291472371. (n.d.).
Agus, O. :, & Wibowo, B. (n.d.). ARSITEKTUR TRADISIONAL TAMIANG *.
Athaillah, A., Iqbal, M., & Situmeang, I. S. (2017). SIMULASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA
GEDUNG PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH. NALARs, 16(2),
113. https://doi.org/10.24853/nalars.16.2.113-124
Dewantoro, F., Budi, W. S., & Prianto, E. (2019). KAJIAN PENCAHAYAAN ALAMI RUANG BACA
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA. In ARCADE (Vol. 3, Issue 1).
Kajian_Koordinasi_Sistem_Pencahayaan_Ala. (n.d.).
Mahardika Ikhsani, I., & Isyrin Yus Fauziah, dan. (n.d.). PENGARUH UKURAN JENDELA DAN
WINDOW TO WALL RATIO (WWR) TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN ALAMI PADA
RUANG KELAS (Studi Kasus: SDN 2 Mlati, Sleman, Yogyakarta).
PROSIDING SAKAPARI 3_2. (n.d.).
Rosyid, M. (2007). PERBEDAAN BESARAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA DUA MODEL BUKAAN
JENDELA Studi Kasus: Ruang Dasen Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Ikhwanuddin
Staf Pengajar Fakultas Teknik UNY (Issue 1).
Setyowijaya, V. A., & Citraningrum, D. A. (n.d.). Bukaan Pencahayaan Alami pada Ruang Tunggu
Terminal Tirtonadi Kota Surakarta untuk Mengurangi Pencahayaan Buatan.
www.suaramerdeka.com,2013
TA_004_Vippy. (n.d.).
Udara, P. P., Pengendalian, D., Pada, K., Ruang, P., Bangunan, D., Eddy, F., Teknik, J., Program, S., &
Arsitektur, S. (2004). Pengaruh Pengkondisian Udara,.

Anda mungkin juga menyukai