Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan
KTI
Oleh:
Fadjar indriyanti
NIM: P17420512017
JURUSAN KEPERAWATAN
MEI, 2015
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikan-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal laporan kasus
laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Tugas Akhir pada
hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Proposal laporan kasus ini. Untuk itu
Kemenkes Semarang
Keperawatan Magelang.
v
vi
pembuatan.
10. Bapak, ibu, kakak, adik, saudara yang selalu memberikan doa dan
11. Kelas Arjuna I, yang telah membantu dalam perolehan informasi dan
kerjasamanya.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
Penulis
Daftar isi
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ........ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
Daftar isi ................................................................................................................ vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 7
A. Konsep Abortus Inkomplet .......................................................................... 7
1. Pengertian ................................................................................................. 7
2. Etiologi Abortus ....................................................................................... 8
3. Patofisiologi............................................................................................ 16
4. Manifestasi Klinis dan penegakan diagnosis .......................................... 17
5. Komplikasi ............................................................................................. 18
6. Penatalaksanaan ...................................................................................... 20
B. Kuretase...................................................................................................... 22
1. Pengertian Kuretase ................................................................................ 22
2. Persiapan Kuretase ................................................................................. 22
3. Perawatan Post Kuretase ........................................................................ 25
C. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Abortus Inkomplet .................... 26
1. Pengkajian .............................................................................................. 26
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 32
3. Rencana Tindakan .................................................................................. 35
4. Evaluasi .................................................................................................. 42
vii
viii
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah selama dua tahun
yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan
kebidanan yang ditangani tahun 2013 sebesar 90,81% (Dinkes Jateng, 2013).
1
2
bertahan hidup di luar kandungan atau sebelum masa gestasi 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gramyang disebut abortus menjadi masalah
jenis lain.
yang ada dalam kandungan tidak dapat dipertahankan dan perdarahan akan
terus berlanjut hingga hasil konsepsi keluar seluruhnya, walaupun rasa nyeri
tidak dirasakan lagi. Perdarahan yang terjadi dapat menyebabkan syok dan
kosong atau hampa, gangguan tidur, rasa bersalah. Keadaan psikologis lain
sosial yang menjadi dampak dari keguguran yaitu penarikan sosial dan
hanya dirasakan oleh seorang ibu, tetapi seorang ayah juga ikut merasakan
(Neilson JP, dkk, 2010). Prognosis kehamilan selanjuntnya yaitu wanita yang
belum pernah melahirkan bayi hidup dan pernah mengalami paling sedikit
2006).
dan komplikasi tidak terjadi (Sri Sadewo, 2012). Penanganan yang ditekankan
perdarahan, sehingga tidak menimbulkan sepsis dan syok dan risiko kematian
4
permasalahan lain seperti psikologis, sosial dan masalah fisik lain (Hongwhei
Wan, 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
inkomplet
5
C. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
d. Bagi Pasien
perawatannya.
e. Bagi Pasien
perawatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Abdul Bari, 2009).
Wijayarni, 2012).
nyeri perut.
7
8
2. Etiologi Abortus
a. Penyebab Genetik
b. Faktor imunologik
c. Penyebab anatomik
terdapat laserasi serviks uterus yang luas dan tumor uterus khususnya
mioma. Pada laserasi yang cukup luas, bagian bawah uterus tidak
2006).
10
d. Penyebab Autoimun
pada perempuan yang sehat, kurang dari 20% pada perempuan yang
mengalami abortus dan lebih dari 33% pada perempuan dengan SLE
IgG, IgA, atau IgM. Mekanisme kematian janin pada para wanita ini
tromboksan.
kehamilan pada pasien APS sering terjadi pada usia kehamila diatas 10
e. Penyebab Infeksi
berikut:
2) Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin atau cacat berat
f. Faktor Hormonal
2006).
14
g. Faktor Hematologik
h. Radikal Bebas
akan mengambil satu molekul yang stabil dari yang lain yang berada di
sangat reaktif ini sebagian besar berasal dari oksigen, maka secara
dalam hal ini berpengaruh pada fungsi sel normal sehingga dapat
3. Patofisiologi
benda kecil tanpa berbentuk yang jelas (blighted ovum) , mungkin pula
bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kurenta. Bentuk ini menjadi
17
mola karneosa apabila pigmen darah telah diserap dan sisanya terjadi
lembek, perut membesar karena terisi cairan, dan seluruh janin berwarna
5. Komplikasi
1. Infeksi/sepsis
dengan adanya tanda dan gejala infeksi alat genital; seperti panas,
2. Perdarahan
pada waktunya.
secara hati-hati sesuai keadaan ibu dan besarnya uterus. Tindakan ynag
3. Perforasi
teliti jika terjadi peristiwa ini. Segera dilakukan laparotomi jika ada
tanda bahaya dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan
bersamaan.
6. Penatalaksanaan
dikeluarkan dari os. eksterna yang terpapar dengan forceps cincin atau ovum.
lebih lanjut, atau yang mengalami perdarahan besar, harus dirawat inap dan
1. Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap
hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum.
dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin (atau forsep spons)
evakuasi uterus
21
misoprostol 400 ug per oral (diulangi sekali setelah empat jam jika
perlu).
jam
5. Bila pasien tampak anemik, berikan sulfat ferosus 600 mg per hari selama
tidak terdapat komplikasi berat yang memerlukan terapi lanjutan dan ibu
B. Kuretase
1. Pengertian Kuretase
sistematik. Jaringan itu bisa berupa tumor, selaput rahim atau janin yang
2. Persiapan Kuretase
a) USG
d) Mengatasi perdarahan
paru-paru
secara IV
o) Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor
EKG
q) Persiapan psikologis
individual. Segi psikis sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila ibu
munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan
menambah kuat rasa sakit. Apabila ketakututannya begitu luar biasa, maka
obat bius yang diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis rasa
dosisnya. Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan
bisa mengatasi rasa takut, biasanya sakit bisa teratasi dengan baik. Untuk
terlebih dahulu supaya kuret dapat berjalan baik. Persiapan psikis bisa
bahwa kuret adalah jalan terbaik untuk mengatasi masalah yang ada.
Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang terdekat seperti suami,
b. Persiapan Petugas:
5) Alat disusun di atas meja mayo sesuai dengan urutan (Ita Fatimah
Ahmad, 2012).
setelah berkemih atau buang air besar, tidak melakukan aktivitas yang
terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu
Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit.
peradangan lain seperti demam, kurang nafsu makan, badan lemas dan
cepat lelah, menggigil, meriang, juga mual dan muntah. Jika muncul
dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan
yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan
1. Pengkajian
a. Riwayat
kehamilan ektopik
3) Riwayat kontrasepsi
5) Nyeri atau kram: awitan, lokasi (bagian depan bawah, sisi kiri atau
8) Demam atau gejala di saluran kemih, ISK atau IMS yang dialami
baru-baru ini
payudara
b. Pemeriksaan Fisik
keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya
1) Pemeriksaan Muka
2) Pemeriksaan Leher
3) Pemeriksaan Paru-Paru
4) Pemeriksaan Kardiovaskuler
28
5) Pemeriksaan Abdomen
seksnya.
muda (premature).
perdarahan,
29
konsistensi
berikut:
1) Sirkulasi
vaskuler
2) Makanan/cairan
3) Seksualitas
Multipara dan usia ibu telah lanjut atau terlalu muda, seksio sesaria
reproduktif ibu.
trimester pertama), multipara dan usia lebih lanut atau hamil muda,
4) Penyuluhan/pembelajaran
5) Keamanan
6) Integritas ego
d. Pemeriksaan Penunjang
atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium,
ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium
atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau
2) Pemeriksaan Laboratorium
2010).
viabel
d) Ultrasonografi
Mengidentifikasi
2) Jumlah janin
32
M.Kries, 2010).
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik
Subjektif: Haus
(Wilkinson, 2012).
Batasan karakteristik
dengan isyarat
Batasan karakteristik :
(Wilkinson, 2012).
Batasan karakteristik
Batasan Karakteristik
3. Rencana Tindakan
Kriteria Hasil:
kognitif.
Rencana Tindakan:
abdomen
valsava manuver
2012).
Kriteria Hasil:
Rencana Tindakan:
terhadap kejadian
(Wilkinson, 2012).
Kriteria Hasil:
1) Terbebas dari tanda dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor,
fungsio laesa)
Rencana Tindakan:
terhadap infeksi
39
msing pasien
pemajanan informasi
Kriteria Hasil:
dengan tepat
Rencana Tindakan:
Kriteria Hasil:
tentang kehilangan
Rencana Tindakan:
fetus/bayi
dan komunitas
Kriteria Hasil:
sebagai berikut:
mengubah situasi
Rencana Tindakan:
42
atau situasional
hubungan interpersonal
hubungan
dan prognosis
4. Evaluasi
diatas diharapkan:
43
kognitif.
di buktikan dengan:
1) Terbebas dari tanda dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor,
fungsio laesa)
adekuat
dengan tepat
buktikan dengan:
tentang kehilangan
mengubah situasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Klien masuk rumah sakit tanggal 01 Maret 2015 pukul 09.00 WIB di
bangsal Anggrek RST Dr. Soedjono. Pengkajian dilakukan tanggal 02 Maret 2015
jam 08.30 WIB. Klien dirawat dengan diagnose medis abortus inkomplet. Data
keperawatan.
B. Pengkajian (assessment)
mengatakan “yang saya rasakan sekarang lemes, pusing, nyeri, dan darah
“tanggal 27 Februari 2015 keluar lendir dari alat genital seperti putih telur,
2015 keluar darah seperti menstruasi. Jam 08.00 dibawa ke klinik dokter
46
dan dirujuk ke RST. Jam 08.45 klien masuk UGD RST Magelang dengan
17.00 dilakukan USG, dan didapatkan hasil, janin sudah meninggal. Jam
dan hati. Tidak ada penyakit keturunan seperti DM, dan hipertensi.
Riwayat pernikahan, klien menikah 1 kali sejak usia 22 tahun dan usia
dibuktikan dengan klien mengatakan selama klien sakit 2 minggu ini tugas
seksual baik, tidak ada masalah. Selama hamil ini belum pernah
siklus haid 28 hari, teratur, lama haid 7 hari, HPHT 26 November 2014
klien mengatakan, saat bulan pertama dan kedua banyak makan, tidak
mual, tidak muntah, tidak pusing. Memasuki bulan ketiga (12 minggu),
minggu. Klien periksa ke bidan selama hamil ini sudah 3 kali, yang
imunisasi TT dua kali. Persalinan pertama di bantu oleh dukun bayi tahun
2006, berat badan bayi lahir 3,2 kg, panjang badan 51 cm, dalam masa
2. Pemeriksaan Fisik
80/60 mmHg, nadi: 128 kali permenit, suhu: 360C, pernapasan: 28 kali
tidak ada nyeri dada, vocal vremitus kanan kiri sama, perkusi (P) resonan,
auskultasi (A) bronkovesikuler. Jantung (I) ictus cordis tidak terlihat, (P)
ictus cordis teraba pada intercostal ke 5, (P) redup, (A) tidak terdapat
payudara kencang. Abdomen (I) tidak terdapat linea nigra, tidak ada bekas
jahitan, (A) bising usus 16 kali per menit, tidak ada detak jantung janin,
(P) tidak teraba fundus uteri, terdapat nyeri tekan abdomen bagian bawah
3. Pengkajian Fokus
jika duduk rasanya berputar semua, lemas. Klien terlihat pucat, tampak
turgor kulit kembali dalam 4 detik. Tekanan darah: 80/60 mmHg, nadi:
Refill Time: 3 detik, Input cairan: 1255 cc (infus 1000 cc, makan dan
minum 250 cc, injeksi 5 cc), output cairan: 1720 cc (feses:0, perdarahan
700 cc, urine 750 cc, IWL 270 cc) balance cairan: -465 cc.
( TB: 146 cm, BB tanggal 17 Februari 2015 42,5 Kg, tanggal 2 Maret
2015 38 Kg (turun 4,5 Kg dalam 2 minggu), IMT: 17,8 (18,5-24,9) Lila:
anggota keluarga yang mengalami kelainan janin, cacat lahir dan kelainan
melakukannya.
dirumah, tidak bekerja, mulai masuk rumah sakit klien tirah baring di
tempat tidur, ADL dibantu orang lain, semalam tidak bisa tidur. Pola
nyeri “perih” di bagian perut bagian bawah (sympisis) skala 5, nyeri terus-
4. Pemeriksaan Diagnostik
hematokrit 24,8% (rentang normal 35.0-55.0 %). RBC 3,00 m/ul (rentang
normal 4,0-6,20), PLT 114 k/ul (rentang normal 150-400), dan PCT 0,09
2015 Infus RL 20 tpm dan injeksi ceftriaxone 2x1 gram. Tanggal 03 Maret
2015, Amoxicillin 3x 500 mg per oral, Sulfat Ferosus 2x300 mg per oral
pernapasan: 28x/menit, mukosa bibir kering, warna urine kuning keruh, akral
dingin, diaphoresis, turgor kulit kembali dalam 4 detik, keluar darah segar 700
cc , dan balance cairan: -465 cc. pemeriksaan laboratorium tanggal 01 Maret
2015: HB: 8,5 g/dl, RBC: 3,00 m/ul, HCT: 24,8 %, Berdasarkan data tersebut
makan, makan 2 kali habis ¼ porsi, mual, dan lemes, saya belum pernah diberi
tahu tentang makanan setelah kuret. Data objektif: lingkar lengan atas: 23,5
cm, IMT: 17,8, HB:8,5 g/dl, RBC: 3,00 m/dl, konjungtiva anemis, tampak
pucat, berat badan turun 4,5 kg selama 2 minggu. Berdasarkan data di tersebut
rahang menahan nyeri ketika akan duduk dan miring, terdapat nyeri tekan
intra uteri.
kehamilan saya mbak, Tanya yang lain saja”. Data objektif: klien menolak
berputar semua. Data objektif: klien tampak lemas, ADL dibantu orang lain,
2015: HB: 8,5 g/dl. Berdasarkan data tersebut penulis dapat menegakkan
sebagian hasil konsepsi, telah dilakukan kuretase tanggal 02 Maret 2015 jam
uterus dan status janin, lakukan tirah baring, instruksikan klien untuk
keseimbangan elektrolit dan asam basa (frekuensi dan irama nadi normal
cairan dalam ruang intrasel dan ekstrasel (urine jernih, cairan seimbang
antara input dan output. Hidrasi adekuat (membran mukosa lembab, klien
anoreksia.
dan pantau hasil laboratorium (HB dan RBC), tentukan kemampuan klien
awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan
tidur baik.
dan saudara, ajarkan karakteristik proses berduka yang normal dan tidak
yaitu: pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas, kurangi frekuensi dan
kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri,
pantau dan dokumentasikan pola tidur dan lamanya waktu tidur, ajarkan
tanda dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungsio laesa,
infeksi, jelaskan kepada klien dan keluarga mengapa sakit dan tindakan
untuk mencuci tangan dengan benar, dan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik.
Tujuan yang akan dicapai yaitu diharapkan infeksi tidak terjadi
kriteria hasil: terbebes dari tanda dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor,
E. Pelaksanaan
warna urin, jumlah urin dan jumlah darah, mengkaji status hidrasi,
makanan.
(infuse) RL 10 tpm.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
anoreksia
ferosus 1 tablet.
mengkonsumsi suplemen.
dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor
dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor
kira berapa lama akan berlangsung, memberikan asam mefenamat 500 mg.
ketahanan.
penghematan energy.
tanda dan gejala infeksi, memantau kebersihan diri klien, dan meberikan
tanda dan gejala infeksi, memantau kebersihan diri klien, dan memantau
tanda dan gejala infeksi, memantau kebersihan diri klien, dan memantau
F. Evaluasi
secara objektif, klien telah dilakukan kuret, balance cairan +915 cc (input:
infus 1440 cc, injeksi 10 cc, makan dan minum: 750 cc, Air metabolik
(AM) 190 cc, output: urine 600 cc, perdarahan 300 cc, IWL 570 cc),
warna urin kuning keruh, mukosa bibir kering, kekuatan nadi lemah, akral
minum banyak, pusing bertambah jika jalan dan lemes. Evaluasi obyektif,
mukosa bibir kering, turgor kulit baik, akral hangat, warna urine jernih,
TD: 90/60 mmHg, nadi: 84x/menit, suhu: 36,50C, HCT: 18,2%, orientasi
baik, tidak terjadi kekacauan mental, balance cairan + 550 cc (infus 1080
cc, makan minum 800 cc, tranfusi 400 cc, AM 190 cc, output: urine 1100
cc, perdarahan 150 cc, IWL 570 cc). Berdasarkan evaluasi tersebut dapat
lemes, tidak merasa haus. Evaluasi objektif, mukosa bibir lembab, turgor
kulit baik, akral hangat, warna urine jernih, orientasi waktu, tempat dan
80x/menit, suhu: 360C, RR: 20x/menit, HCT: 25,5%, dan balance cairan +
565 cc (input: infus 720 cc,makan minum: 1500 cc, air metabolik 190 cc,
output: urin 1200, perdarahan 74 cc, IWL 570 cc). Berdasarkan evaluasi
tersebut dapat dianalisa masalah kekurangan volume cairan sudah teratasi.
anoreksia
Rencana tindakan untuk selanjutnya yatiu monitor berat badan dan asupan
adekuat, mampu menyebutkan diet menu seimbang, BB: 38 kg, HB: 6,5
g/dl, MCV: 83,4 fl, MCHC: 29,8 pg. Berdasarkan data tersebut dapat
Rencana tindakan untuk selanjutnya yatiu monitor berat badan dan asupan
nutrisi klein, dan anjurkan untuk meningkatkan asupan nutrsi ketika
memungkinkan
sudah seperti sebelum sakit, tidak pusing dan tidak lemes. Evaluasi
objektif: klien menghabiskan satu porsi nasi dengan menu seimbang sesuai
anjuran, BB: 38,2 kg, HB: 9,2 g/dl Berdasarkan data tersebut dapat
Rencana tindakan selanjutnya: pantau berat badan dan asupan nutrisi, dan
banyak, tidak ada rasa mual dan pusing, tidak lemas. Evaluasi objektif:
klien mampu mneghabiskan satu porsi (satu piring nasi, sayur dan lauk
telur), tidak tampak lemes, BB: 38, 3 kg. klien minum suplemen sulfat
sudah seperti sebelum sakit mbak, udah banyak, kalau masalah makan
udah gak ada masalah, kyaknya ini nambah lagi mbak berat badannya,
makan 3 kali”. Evaluasi objektif: klien tidak tampak lemes, mampu makan
dengan gizi seimbang, menghabiskan satu porsi makan, BB: 38, 5 kg,
klien tidak bisa tidur, klien makan 3 sendok, ditambah ngemil biscuit.
porsi makan dari RS, ditambah ngemil biscuit. Evaluasi objektif: TD:
jarang sekali timbul, skala 1, tidur pulas 6 jam di malam hari dan 1 jam di
saya merasa kehilangan, mohon jangan tanyakan tentang itu dulu, nanti
kalau saya sudah siap akan cerita. Evaluasi objektif: klien menolak
tidak menolak dilakukan kuret, suami selalu menemani klien, belum bisa
mbak, kalau ini memang ini yang harus aku terima” klien juga mengatakan
“saya seperti ini mungkin sama dengan keguguran yang kemarin, ada
saudara saya yang iri sama saya, karena dia tidak punya anak, saya pernah
ke orang pintar menanyakan tentang kehamilan saya yang ini waktu saya
mulai gak enak itu, katanya ada orang yang iri”. Evaluasi objektif: klien
kehilangan janin. Jika ini memang terbaik untuk saya dan janin saya.
manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Tentang saudara saya, saya
biarkan aja mbak, yang penting saya tidak berbuat jahat sama orang, orang
mau jahat sama saya ya biarkan, itu sudah urusannya sendiri-sendiri, Alloh
Maha Tau kok mbak. Evaluasi objektif: klien mampu mengungkapkan
dan medis, ada rencana untuk KB. Berdasarkan data tersebut dapat
pertahankan kondisi.
bertambah jika berdiri, tidak bisa tidur. Evaluasi objektif: ADL di bantu
orang lain, tidak sesak napas, tampak lemes, TTV setelah aktivitas; TD:
energy untuk aktivitas, kaji respon social, emosi, dan spiritual terhadap
bertambah jika berdiri, tidur tidak pulas ±5 jam. Evaluasi objektif: ADL di
bantu orang lain, tidak sesak napas, tampak lemes, TTV setelah aktivitas;
TD: 90/60 mmHg, nadi: 96x/menit, RR: 24x/menit, klien memahami
kemampuan aktivitas klien, pantau pola tidur, pantau TTV sebelum dan
kemampuan.
kadang pusing, tidur pulas 6 jam di malam hari dan 1 jam di siang hari,
melaksanakan aktivitas.
lemes, tidak pusing, cuman kalau kebanyakan aktivitas masih lelah mbak,
tidak ada rasa panas didaerah genital. Evaluasi objektif: suhu 36,70C, nadi:
86x/menit, RR: 20x/menit, pengeluaran pervaginam tidak bau, merah
pertahankan kondisi, pantau tanda dan gejala infeksi dan pantau ketaatan
A. PEMBAHASAN
wawancara langsung dengan klien dan keluarga klien, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
76
nadi, penurunan tekanan darah, konsistensi urin meningkat, kelemahan
(Wilkinson, 2012).
tanggal 01 Maret 2015: HB: 8,5 g/dl, RBC: 3,00 m/ul, HCT: 24,8 %.
mengalami perdarahan.
tidak pusing, tidak lemes, tidak merasa haus. Mukosa bibir lembab,
turgor kulit baik kembali dalam 1 detik, akral hangat, warna urine
20x/menit, HCT: 25,5%, dan balance cairan + 565 cc (input: infus 720
cc,makan minum: 1500 cc, air metabolik 190 cc, output: urin 1200,
perdarahan 74 cc, IWL 570 cc). Disesuaikan dengan kriteria hasil yang
sehingga input dan cairan kadang tidak valid karena kadang klien lupa
anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah suatu
atau mengalami asupan makanan yang tidak adekuat kurang dari yang
bawah berat badan ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh, lipatan kulit
trisep, lingkar lengan tengah, dan lingkar otot lengan tengah kurang
dari 60% standar pengukuran, kelemahan otot dan nyeri tekan, peka
“sudah dua minggu tidak nafsu makan, makan 2 kali habis ¼ porsi,
mual, dan lemes, saya belum pernah diberi tahu tentang makanan
setelah kuret. Data objektif: lingkar lengan atas: 23,5 cm, IMT: 17,8,
HB:8,5 g/dl, RBC: 3,00 m/dl, konjungtiva anemis, tampak pucat, berat
tengah 23,5 kurang dari normal dan kelemahan otot. Faktor yang
badan setiap hari dan memantau hasil laboratorium (HB dan RBC),
cara khusus untuk meningkatkan nafsu makan dan mulut yang bersih
kecil, rasional makan dengan porsi kecil lebih dapat ditolerir pada
individu untuk makan makanan kering ( roti panggang, biscuit dll) dan
seperti sebelum sakit mbak, udah banyak, makan 3 kali, kalau masalah
makan udah gak ada masalah, kyaknya ini nambah lagi mbak berat
karena setelah tanggal 04 Maret 2015 klien sudah pulang dari rumah
sakit menu makanan sudah ditentukan dari rumah sakit, sehingga tidak
tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir
akan duduk dan miring, terdapat nyeri tekan abdomen bagian bawah
rangsangan dari luar tubuh, atau melindungi tubuh dari segala bentuk
bahaya. Nyeri yang tidak diatasi dapat berakibat tidak baik bagi tubuh,
dan hal ini akan menyebabkan penderita menjadi tidak tenang dan
putus asa (Wahit Iqbal, 2008). Dalam hirarki maslow, nyeri termasuk
jarang sekali timbul, skala 1, tidur pulas 6 jam di malam hari dan 1 jam
atau hasil evaluasi yang subjektif tentang suatu situasi (Tutu April,
2005).
meredakan rasa bersalah dan rasa takut yang tidak rasional. Llibatkan
dalam mendukung klien pada semua fase-fase berduka (Paula & Janet,
2009).
“ikhlas kehilangan janin. Jika ini memang terbaik untuk saya dan janin
Alloh, manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Tentang saudara saya,
saya biarkan aja mbak, yang penting saya tidak berbuat jahat sama
orang, orang mau jahat sama saya ya biarkan, itu sudah urusannya
hari yang ingin atau harus dilakukan (Magnan dalam Carpenito, 2007).
berputar semua. Klien tampak lemas, ADL dibantu orang lain, HB: 8,5
g/dl, pernapasan: 28 kali/menit, TD: 80/60 mmHg, nadi: 128
diri dan citra tubuh seseorang (Wahit Iqbal & Nurul, 2008).
pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, dan berjalan, rasional
pola tidur dan lamanya waktu tidur, rasionalnya periode kerja singkat
aktivitas.
rumah.
yaitu jaringan yang trauma dan pengeluaran isi uterus yang tidak
lengkap, dalam hal ini penulis menggunakan jaringan yang trauma
kerentanan terhadap infeksi pada kasus ini yaitu status nutrisi dimana
Red blood cell: 3,00 m/dl (4.0-6.20). Kekebalan tubuh terhadap infeksi
dasar Maslow resiko infeksi merupakan salah satu dari kebutuhan rasa
terbebes dari tanda dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor,
memantau tanda dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungsio
mencegah komplikasi.
yaitu:
kebutuhan untuk data yang tidak tahu tentang makanan post kuret, dan
diagnosa risiko infeksi. Hal ini penulis lakukan karena tindakan kurang
B. Simpulan
sebagai berikut:
1. Pengkajian
darah masih keluar mbak”. Klien masuk UGD tanggal 01 Maret 2015
perdarahan segar
baring di tempat tidur, ADL dibantu orang lain, semalam tidak bisa tidur.
Pola makanan dan cairan turun 4,5 Kg dalam 2 minggu, IMT: 17,8, Lila:
23,5 cm, Hb: 8,5 g/dl, MCV: 82,6 fl, MCH: 28,3 ρg , RBC: 3,00 m/ul,
minggu tidak nafsu makan, diit TKTP, makan 2x/hari habis ¼ porsi. Pola
nyeri “perih” di bagian perut bagian bawah (sympisis) skala 5, nyeri terus-
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
kurang dari kebutuhanmeliputi: timbang berat badan setiap hari dan pantau
yang terlalu manis dan berminyak, anjurkan makan sering dengan porsi
kecil dan makan makanan kering ( roti panggang, biscuit dll), anjurkan
pemberian suplemen.
dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor
keluarga dan saudara, kaji masa depan klien terhadap kehilangan, ajarkan
karakteristik proses berduka yang normal dan tidak normal dan fase-fase
TTV sebelum dan sesudah aktivitas, kaji respon emosi,social dan spiritual
energi yang adekuat, pantau dan dokumentasikan pola tidur dan lamanya
waktu tidur, kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat
tidur, berdiri, dan berjalan, ajarkan kepada klien untuk mengenal tanda dan
dan gejala infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungsio laesa), pengeluaran
lakukan dan ajarkan vulva hygiene, jelaskan kepada klien dan keluarga
ajarkan klien untuk mencuci tangan dengan benar, ajarkan cara perawatan
pemberian antibiotic.
4. Pelaksanaan
5 hari.
5. Evaluasi
Alimul, Aziz & Musrifatul. 2005. Buku Saku Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran,EGC
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Asmarawati, Tina. 2010. Abortus dan Permasalahannya Di Indonesia. Jurnal
Pelita p.2-3
Bari, Abdul. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Christensen, Paula & Janet. 2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual. Jakarta : EGC penerbit buku kedokteran
Cunningham. 2006. Obstetri Williams Edisi 21 Volume 1. Jakarta: EGC
Evans, Gunterus. 2013. Perawatan Pasca Kuretase dan Waktu Tepat untuk
Hamil. resswww.tanyadok.com/artikel-konsultasi/perawatan-pasca-
kuretase-dan-waktu-tepat-hamil-lagi. Di akses tanggal 26 Februari 2015,
jam 15.00
Gleaddle, jonathan. 2005. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta:
Erlangga
Guttmacher.(2008). Aborsi Di Indonesia.Guttmacher Institute. DalamKesimpulan.
www.guttmacher.org. p. 1-3. Di akses tanggal 18 Januari 2015 jam
09.00
Hongwhei Wan. 2012. Safe Abortion and Nursing Care.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1604018/. Diakses
tanggal 27 Januari 2015, jam 20.00
Iqbal ,Wahit & Nurul, 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Penertbit buku Kedokteran: EGC
J. Blum, dkk, 2007. Treatment of incomplete abortion and miscarriage with
misoprostol.http://www.ncbi.nlm.nih.gov :International journal of
gynecology and obstetrics. 20 Januari 2015, jam 21.00
Kozier, Erb, Berman. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Murphy, Sara. 2000. Keguguran: Apa yang Perlu Diketahui. Jakarta: Arcan
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :EGC
FADJAR INDRIYANTI
P 17420512017
2015
Tanggal Masuk : 01 Maret 2015 / Jam 08. 15 WIB
Ruang/Bangsal : Anggrek
A. Biodata Klien
1. Identitas klien
Nama : Ny. S
Usia : 33 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : pedagang
Nama : Tn. E
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : buruh
1. Keluhan utama
pusing mbak”
2. Riwayat kesehatan
Jam 08.45 klien masuk UGD RST Magelang dengan keluhan hamil
pertama dan kedua banyak makan, tidak mual, tidak muntah, tidak
Klien periksa ke bidan selama hamil ini sudah 3 kali, yang terakhir
tanggal 17 Februari 2015, karena mengalami pusing dan nafsu
6. Riwayat pernikahan
Klien menikah 1 kali sejak usia 22 tahun dan usia suami saat
Hubungan seksual baik, tidak ada masalah. Selama hamil ini belum
a. Riwayat haid
Menarche 12 tahun, siklus haid 28 hari, lama haid 7 hari, HPHT
b. Riwayat KB
bantu oleh dukun bayi tahun 2006, berat badan bayi lahir 3,2 kg,
panjang badan 51 cm, dalam masa nifas tidak ada masalah, tidak
2 bulan, pada bulan mei 2011, dilakukan kuretase, dan tidak ada
C. Pengkajian Fokus
1. Sirkulasi
detik. Tekanan darah: 80/60 mmHg, nadi: 128 kali permenit, suhu:
Input cairan: 1255 cc (infus 1000 cc, makan dan minum 250 cc,
injeksi 5 cc), output cairan: 1720 cc (feses:0, perdarahan 700 cc,
urine 750 cc, IWL 270 cc) balance cairan: -465 cc. Pemeriksaan
55.0) hemoglobin: 8,5 g/dl (11.0-17.0), Red blood cell: 3,00 m/dl
(4.0-6.20).
3. Seksualitas
4. Penyuluhan / Pembelajaran
6. Integritas Ego
rumah sakit klien tirah baring di tempat tidur, ADL dibantu orang
8. Pola Kenyamanan
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 80/60 mmHg, nadi: 128 kali permenit, suhu: 360C.
3. Kepala
4. Mata
5. Telinga
6. Mulut
Gigi ada yang berlubang 3, nafas tidak bau, tidak ada stomatitis,
7. Leher
8. Paru-paru
P : resonan
A: vesikuler
9. Jantung
A: S1 dan S2 reguler
10. Payudara
11. Abdomen
I : perut supel, tidak ada linea nigra, tidak ada bekas jahitan
P: thympani
12. Ekstremitas
kanan, tidak ada phlebitis, gerak sendi normal, tidak ada batasan
13. Genetalia
Golongan darah : O
nafsu makan, makan 2 kali habis ¼ porsi, keinginan untuk nutrisi kurang dari
mual, dan lemes, saya belum pernah diberi makan sekunder kebutuhan
kg selama 2 minggu
kontak mata
02/03/15 S: klien mengatakan pusing, lemes, jika duduk penurunan intoleransi aktivitas
oksigen
O: klien tampak lemas, ADL dibantu orang lain, sekunder akibat
02/03/15 S: klien mengatakan “saya belum pernah dikasih berhubungan resiko infeksi
infus
G. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif akibat perdarahan
2. Ketidakaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder
akibat anoreksia.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan transport oksigen sekunder akibat hipovolemia
1 02/03/15 Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan
diharapkan keseimbangan cairan terpenuhi 2. pantau status hidrasi (membran mukosa, nadi dan
elektrolit dan asam basa (frekuensi dan 3. pantau keakuratan catatan asupan dan haluaran,
irama nadi normal (60-100x/menit), 4. pantau aktivitas uterus dan status janin
frekuensi dan irama napas normal (16- 5. lakukan tirah baring, instruksikan klien untuk
tidak terjadi disorienasi kognitif), 6. posisikan klien dengan tepat (terlentang dengan
(membran mukosa lembab, klien tidak 8. anjurkan untuk meningkatkan asupan cairan lewat oral
pusing, tidak lemas, akral hangat). 9. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian larutan
proses penyembuhan, nafsu makan ajarkan individu dan keluarganya untuk menghindari
meningkat, jumlah dan frekuensi makan bau masakan yang menyebabkan mual dan penurunan
mematuhi diet, menjelaskan komponen diit makan sering dengan porsi kecil
3 02/03/15 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif
selama 2x24 jam diharapkan klien mampu meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan durasi,
memperlihatkan teknik relaksasi secara frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri,
kenyamanan, mempertahankan tingkat nyeri 2. kaji stress psikologis klien/pasangan dan respons
dan melaporkan pola tidur baik. lama akan berlangsung, dan aantisipasi
indikasi
membuat keputusan.
(ADL) mandiri setelah dilakukan tindakan frekuensi dan lamanya latihan jika TTV memburuk
normal selama dan setelah aktivitas (TD: tempat tidur, berdiri, dan berjalan
pernapsan 16-24 kali.menit), mampu aktivitas, evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk
mendemonstrasikan penghematan energi meningkatkan aktivitas
menyeimbangkan aktivitas dengan istirahat, energi yang adekuat, pantau dan dokumentasikan pola
mengatur jadwal aktivitas untuk menghemat tidur dan lamanya waktu tidur
diharapkan klien mampu melakukan intoleransi aktivitas, termasuk kondisi yang perlu
aktivitas sehari-sehari (ADL) secara mandiri dilaporkan, dan rencanakan aktivitas bersama klien
ketahanan.
dilakukan tindakan keperawaran diatas tumor, fungsio laesa, pengeluaran darah pervaginam)
selama 5x24 jam dengan kriteria hasil:
2. kaji faktor-faktor yang dapat meningkatkan kerentanan
memperlihatkan kebersihan diri yang hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi
infeksi, WBC dalam batas normal. tindakan dapat meningkatkan risiko terhadap infeksi
kebutuhan nutrisi
kebersihan mulut.
pengunjung
berduka
keluarga
adalah wajar
aktivitas
kemampuan
terhadap aktivitas
debar
infeksi
hasil laboratorium
kebutuhan nutrisi
berminyak
kebersihan mulut
aktivitas
kemampuan
untuk aktivitas
terhadap aktivitas
debar
infeksi
4. mengajarkan tekhnik mencuci tangan yang benar
infeksi,
laboratorium
kebutuhan nutrisi
suplemen.
bertahap.
seimbang
intoleransi aktivitas
mg.
nutrisi.
mg.
J. Evaluasi
HCT: 24,8%.
38 kg.
napas.
lemes.
570 cc).
teratasi.
intravena.
biscuit.
keperawatan.
terhadap kehilangan
jam.
P: pertahankan kondisi.
tidak lemes.
menurunkan nyeri.
mbak.
KB.
A: berduka teratasi.
P: pertahankan kondisi.
obat antibiotik.
lemas.
daripada kemarin”.
obat antibiotic.
24 cm.
BB.
(SAP)
PokokBahasan : AbortusInkomplet
kuretase
Waktu : 15 menit
Penyuluh : FadjarIndriyanti
dapat/mampu :
2. Menyebutkan penyebababortusinkomplet
3. Materi Penyuluhan
4. MenjelaskanpencegahanAbortus inkomplet
4. Metode : Ceramah
5. Media : Leaflet
6. Pelaksanaan
Wakt
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien
u
2. MenjelaskanpenyebabA
bortus inkomplet
3. Menjelaskan tanda dan
gejala Abortus
inkomplet
4. Menjelaskancarapenceg
ahanAbortus inkomplet
5. Menjelaskan perawatan
post kuretase
6. Menjelaskantentang
personal hygiene
3. Mengucapkan
salam penutup
Sumber :
Prawirohardjo
Evans, Gunterus. 2013. Perawatan Pasca Kuretase dan Waktu Tepat untuk
Hamil.ress www.tanyadok.com/artikel-konsultasi/perawatan-
pasca-kuretase-dan-waktu-tepat-hamil-lagi. Di aksestanggal 26
Jakarta: EGC
3. Evaluasi
2. JenisTes : Pertanyaanlisan
3. soal :
4. LAMPIRAN
1. Materi
2. Media
3. Presensi
4. MATERI PENYULUHAN
1. Nyeri/ kram perut bawah seperti menstruasi yang datang dan pergi
2. Pengertian Kuretase
Bain, 2011).
bermanfaat.
dan cepat lelah, menggigil, meriang, juga mual dan muntah. Jika
perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa
Pencegahan
nya
bagaimana?
pengeluaran sebagian hasil ?
DISUSUN OLEH: konsepsi pada kehamilan sebelum 1. keguguran pastinya ditandai
dengan adanya pendarahan.
FADJAR INDRIYANTI 20 minggu dengan masih ada sisa Maka dari itu jika mengalami
tertinggal di dalam uterus pendarahan sedikit atau banyak
harus segera menghubungi
dokter agar segera bisa
Apa tanda –tanda Abortus?? ditangani.
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2. melakukan istirahat total (Bed
Rest),
PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG 1. Nyeri/kramperut bawah seperti 3. Agar lebih maksimal dokter akan
menstruasi yang datang dan pergi memberikan obat--obatan.
2015 2. Nyeri punggung bagian bawah 4. Pemeriksaan USG untuk
3. Nyeri tekan uterus mengetahui / memastikan apakah
4. Perdarahan hebat dari vagina
5. pengeluaran sebagian hasil
konsepsi
6. Uterus lebih kecil dari usia
kehamilan
janin masih ada atau sudah 2. Jika ibu masih mengeluarkan darah
gugur. selama 7-10 hari pasca kuretase, hal
tersebut masih dianggap wajar. Hal yang
APA ITU perlu diwaspadai adalah jika terjadi
APA ITU PERSONAL
pendarahan (darah keluar dalam jumlah
KURETASE?? banyak), disertai rasa nyeri pada perut
bagian bawah. Segera periksakan ke HYGIENE
dokter karena dikhawatirkan terjadi
infeksi pada bekas operasi Personal hygiene adalah suatu keadaan
3. Batasi seksualitas. untuk memelihara kebersihandan kesehatan
Pasca tindakan kuretase, rahim ibu seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
belum langsung sembuh total. Untuk itu
disarankan agar tidak melakukan Tujuannya
hubungan badan terlebih dahulu dengan
1. untuk meningkatkan derajat kesehatan
serangkaian proses melepaskan suami, minimal untuk 40 hari pertama.
sesorang,
Mengapa? Karena ternyata hal ini bisa
jaringan yang terlekat pada dinding 2. memelihara kebersihan diri
memicu kontraksi pada rahim yang bisa
3. mencegah infeksi dan penyakit
rahim dengan menggunakan sendok menyebabkan pendarahan.
bagian yang harus di personal hygiene yaitu
kuret 1. Obat-obatan mulai dari kaki sampai ujung kaki, khususnya
Obat anti perdarahan, suplemen, anti nyeri, daerah vagina untuk mencegah infeksi lebih
Yang Harus dan anti kontraksi rahim lanjut
Dilakukan
Setelah
2.
3.
Personal Hygiene yang baik
Diit menu seimbang
KAPAN BOLEH
1. Istirahat baring
Kuretase
Jika ibu termasukApa???
kondisi lemah, maka HAMIL LAGI??
ada baiknya melakukan bedrest atau
istirahat dalam waktu 5-7 hari setelah Sedangkan untuk hamil lagi, suami istri
tindakan kuretase dilakukan. harus menunggu minimal 6 bulan agar
Fungsi: merasa tenang, mengurangi rasa bentuk dan fungsi rahim bisa kembali
lelah, memenuhi kebutuhan oksigen normal dulu seperti semula
3. MAKANLAH MAKANAN SUMBER LAMPIRAN 5
KARBOHIDRAT SETENGAH DARI
KEBUTUHAN ENERGI 7. dapat menimbulkan penyakit anemia gizi
besi atau penyakit kurang darah.
Kebutuhan karbohidrat dalam makanan
sehari-hari setara dengan 3 – 4 piring nasi Makanlah makanan sumber zat besi
ditambah lauk pauk, sayuran dan buah- seperti daging, hati, ikan, tempe, tahu,
Merupakan petunjuk bagi setiap orang untuk sayuran hijau dan kacang kacangan.
buahan.
selalu makan makanan yang sehat, seimbang dan
aman untuk mempertahankan keadaan gizi dan 4. BATASI KONSUMSI LEMAK DAN MINYAK 8. BERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI SAMPAI
kesehatannya secara optimal SAMPAI SEPEREMPAT DARI KECUKUPAN BERUMUR 4 BULAN
ENERGI
1. MAKAN ANEKA RAGAM MAKANAN ASI saja mampu memenuhi kebutuhan
Lemak dalam makanan berguna untuk gizi bayi untuk tumbuh kembang dan
meningkatkan jumlah energi, membantu menjadi sehat sampai umur 4 bulan.
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung penyerapan vitamin A, D, E, K serta Setelah bayi berumur 4 bulan selain ASI
menambah lezatnya hidangan perlu mendapat Makanan Pendamping Air
lengkap semua zat gizi, yamg membuat seseorang
Susu Ibu (MP-ASI).
hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Hindari mengkonsumsi lemak dan minyak
Untuk mendapatkan zat gizi yang lengkap setiap secara berlebihan karena akan 9. BIASAKAN MAKAN PAGI
hari orang perlu makan aneka ragam makanan mengurangi konsumsi makanan lain.
agar kekurangan zat gizi tertentu pada jenis Akibatnya kebutuhan zat gizi yang lain tak Makan pagi sangat bermanfaat bagi setiap
terpenuhi dan timbul penyakit jantung dan orang. Bagi setiap orang dewasa, makan
makanan tertentu akan dilengkapi oleh zat gizi
pembuluh darah. pagi dapat meningkatkan dan memelihara
yang sama dari makanan yang lainnya. ketahanan fisik dan meningkatkan
2. MAKANLAH MAKANN UNTUK 5. GUNAKAN GARAM BERYODIUM produktivitas kerja menyerap pelajaran,
MEMENUHI KECUKUPAN ENERGI sehingga prestasi belajar meningkat.
Garam beryodium yang dikonsumsi setiap
hari bermanfaat untuk mencegah 10. MINUMLAH AIR BERSIH AMAN DAN
timbulnya gangguan akibat kekurangan CUKUP JUMLAHNYA.
Setiap orang dianjurkan makan makaan yang yodium. Kekurangan yodium dapat
cukup mengandung energi, agar dapat hidup dan menghambat perkembangan kecerdasan Air minum harus bersih dan bebas dari
melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. dan pertumbuhan pada anak-anak, kuman oleh karena itu air minum harus
gangguan pendengaran serta pembesaran dimasak terlebih dahulu sampai
Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan makan kelenjar gondok. mendididh. Minumlah sekuran-kurannya
makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. delapan gelas perhari agar terhindar dari
6. MAKANLAH MAKANAN SUMBER ZAT BESI kekurangan cairan tubuh dan penyakit
Konsumsi energi seseorang harus sesuai dengan
batu ginjal.
kebutuhan (tidak boleh kurang atau berlebihan). Kekurangan sumber zat besi dalam
Kecukupan masukan energi seseorang ditandai makanan sehari-hari secara berkelanjutan
dengan berat badan yang normal.
169
Contoh makanan yang harus dikonsumsi: Beras 3
gelas (200gram), roti 4 potong (80 gram), biscuit 4
11. LAKUKAN KEGIATAN DAN OLAH RAGA buah (40 gram), daging 100 gram (2 potong BUDAYAKAN HIDUP
Kegiatan fisik dan olah olahraga secara sedang), telur 50 gram (1 butir), tempe 100 gram BERSIH DAN SEHAT
teratur dan cukup takarannya dapat (4 potong sedang), sayuran 150 gram (1,5 gelas),
meningkatkan kebugaran, mencegah buah 4 potong papaya sedang (400 gram), minya
kelebihan berat badan serta memperbaiki 10 gram (1 sendok makan), gula pasir 3 sdm ( 30
fungsi jantung, paru dan otot. gram) (Sunita Almatsier, 2006)
12. HINDARI MINUM MINUMAN
BERALKOHOL.
171
172
173
174
LAMPIRAN 7
1. DATA PRIBADI
2. NIM : P 17420512017
b. Kelurahan : Beringin
c. Kecamatan : Srumbung
d. Kabupaten : Magelang
1. Telepon HP : 085729402072
2. E-mail : fadjar.indriyanti@ymail.com
3. RIWAYAT PENDIDIKAN
175
5. RIWAYAT ORGANISASI
FADJAR INDRIYANTI
NIM. P 17420512028