Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ekonomi Manajemen

Volume 2 Nomor 1 (Mei 2016) 10-17


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jem
ISSN 2477-2275 (Print)

PERANAN DESAIN TOKO DAN KOMUNIKASI VISUAL


DALAM MEMBENTUK CITRA PLAZA ASIA TASIKMALAYA
Gusti Tia Ardiania,*
a
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya, Indonesia
*ardiani_tia@yahoo.com

Diterima: Januari 2016. Disetujui: Februari 2016. Dipublikasikan: Mei 2016

ABSTRACT
The purpose of this study is to know and analyze the role of visual communication Desaint
stores and on the image of Plaza Asia Tasikmalaya. The method used is survey method and using
analysis tools phat. The results showed that there is significant influence anrata Desaint store and
visual communication on the image Plaza Asia Tasikmalaya. Based on the research results have
R2 total of 0,861 means 86,1%. R Square can be called the coefficient of determination means the
influence Design store the image and visual communication at 81.4%. While the results of test
calculations obtained Fhitung 301,078 F obtained Ftabel of 3.94. So F count> F table, so that
301,078 > 3.94 can be interpreted that the overall Design stores, visual communication variables
have a meaningful impact.

Keywords: store design; visual communication; image.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peranan desain toko dan
komunikasi visual terhadap citra Plaza Asia Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survey serta menggunakan alat analisis path. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara desain toko dan komunikasi visual terhadap citra Plaza
Asia Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian total keseluruhan memiliki R2 sebesar 0.861 berarti
86,1%. R Square dapat disebut koefisien determinasi berarti pengaruh desain toko dan komunikasi
visual terhadap citra sebesar 86,1 %. Sedangkan hasil perhitungan uji F diperoleh Fhitung sebesar
301,078 diperoleh Ftabel sebesar 3.94. Jadi Fhitung > Ftabel, sehingga 301,078 > 3.94 dapat diartikan
bahwa variabel desain toko dan komunikasi visual secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang
berarti.

Kata Kunci: desain toko; komunikasi visual; citra


menangani persoalan dalam skala yang
PENDAHULUAN besar, seperti penataan barang dalam
Desain toko gerai besar atau gerai jumlah besar, penataan interior, penataan
milik perusahaan perdagangan eceran skala cahaya, dan lain-lain. Tantangan gerai
besar dan pusat perbelanjaan menghadapi besar adalah bagaimana mengelola suasana
tantangan yang sama dengan gerai kecil, (atmosfer) dalam toko sedemikian
yaitu bagaimana memikat calon pembeli sehingga tujuan meningkatkan kunjungan
dan menarik agar bisa menyaingi gerai- pelanggan tercapai, penjualan bertambah,
gerai besar di pusat perbelanjaan pesaing. dan citra positif terbangun dengan baik.
Berbeda dari gerai kecil, gerai besar harus
11
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

Gerai besar yang sesuai dengan Asia terdapat sebuah hotel yang bernama
harapan konsumen. Menurut (Hendri Hotel Asri. Plaza Asia memiliki puluhan
Ma’ruf 2005: 202) ada dua macam toko dan outlet, serta bangunan-bangunan
perilaku berbelanja yang menjadi titik ruko yang diisi oleh bank-bank, kantor-
perhatian paritel dalam rangka menyiapkan kantor, restoran, salon, kedai kopi, tempat
suasana dalam gerai yang sesuai. Pertama karaoke, tempat pijat refleksi, penjual
adalah kelompok orang yang berorientasi barang-barang kerajinan, penjual busana
“belanja adalah belanja”. Kelompok ini batik, dan sebagainya.
lebih mementingkan fungsional. Meskipun Plaza ini juga mempunyai
demikian, syarat minimal gerai yang departemen store dan beberapa butik yang
mereka pilih adalah yang tertata baik, menjual busana pria, wanita, maupun
bersih, berpendingin udara. Tetapi, soal anak-anak. Pada waktu-waktu tertentu,
daya tarik visual dan fasilitas tambahan Plaza Asia kerap mengadakan program
bukanlah hal penting bagi mereka. midnite sale, di mana konsumen bisa
Sedangkan bagi kelompok kedua, berbelanja barang-barang yang telah diberi
yaitu orang-orang yang berorientasi potongan harga hingga tengah malam,
“rekreasi”, faktor ambience, visual bersantap dengan keluarga di foodcourt
merchandise, dan fasilitas-fasilitas yang maupun restoran-restoran, minum kopi
lengkap menjadi aspek penentu dalam sambil mengobrol, membeli buku di
keputusan mereka mengunjungi suatu Gramedia, berkaraoke, menonton film di
pusat perbelanjaan. Dikaitkan dengan Cineplex 21, dan sebagainya.
prilaku konsumen Indonesia, maka Plaza Asia Tasikmalaya juga
kebanyakan mereka saat ini berorientasi mempunyai Ball Room luas, outlet
rekreasi. Sehingga menjadi semacam perpanjangan Surat Izin Mengemudi,
keharusan bagi semua paritel dan pemilik Water Park Plaza Asia, sarana hiburan
pusat perbelanjaan untuk mendandani keluarga berupa kolam renang dan aneka
tempat belanja mereka semenarik permainan yang menyenangkan dan
mungkin. Tempat belanja yang menarik tentunya akan menarik minat banyak
akan berdampak positif terhadap citra orang.
perusahaan, sehingga memungkinkan Menurut pihak manajemen Plaza
konsumen untuk memiliki loyalitas yang Asia dan beberapa konsumen saat ini Plaza
tinggi. Asia diingat oleh konsumennya sebagai
Pada jurnal Turley dan Milliman plaza terbesar serta plaza kelas atas di Kota
(2000) menjelaskan bahwa faktor-faktor Tasikmalaya sehingga dikhawatirkan
pembentuk atmospheric stimuli yang berpengaruh terhadap citra perusahaan
mempunyai pengaruh organism (status tersebut, dan konsumen menjadi
emosi dari pengunjung) yang kemudian berpendapat negatif. Pandangan konsumen
berpengaruh terhadap response (respon yang berbeda-beda terhadap perusahaan
perilaku dalam toko). Citra toko yang baik akan menciptakan citra yang berbeda pula
dapat menjamin kelangsungan hidup pada setiap konsumen, sehingga terdapat
perusahaan untuk bertahan terhadap indikasi bahwa akan ada pengaruh
persaingan dalam membentuk pelanggan terhadap perusahaan dan pada kasus ini
yang loyal. adalah pengaruh kepada citra perusahaan.
Sejak tahun 2007, Tasikmalaya Namun selama ini belum diketahui apakah
memiliki Plaza Asia, sebuah plaza dengan atmosfer toko berpengaruh atau tidak
konsep one stop entertainment yang terhadap citra Plaza Asia itu sendiri.
kemudian menjadi tempat favorit untuk Berdasarkan masalah diatas perlu
berbelanja, bersantap, menonton film, cuci diadakan penelitian mengenai pengaruh
mata, bahkan menginap karena di Plaza atmosfer toko terhadap citra yang
12
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

dituangkan ke dalam sebuah penelitian yang diwujudkan ke bentuk 3 dimensi.


yang berjudul Peranan Desain Toko Dan Pintu masuk yaitu pintu utama dan pintu
Komunikasi Visual Dalam Membentuk akses dari lahan parker. Jalan masuk yaitu
Citra Asia Plaza Tasikmalaya. jalan yang dibuat lebar, sedang atau sempit
bergantung dari kebijakan yang dianut
KAJIAN TEORI paritel. Ambience Interior yaitu penataan
Saat ini pesaing ritel memiliki interior suatu gerai semakin tinggi daya
strategi-strategi yang bagus bagi tarik pada pancaindra pelanggan,
perusahaannya untuk dapat memberikan penglihatan, pendengaran, aroma, rasa,
lirikan positif bagi gerai/ tokonya salah sentuhan, konsep: ide/citra, dan semakin
satunya dengan atmosfer toko yang bagus senang pelanggan berada di gerai itu.
dan terkesan baik dimata konumen Ambience dapat tercipta melalui aspek-
sehingga produk-produk yang di rasakan aspek berikut ini (Hendri Maruf,
konsumen memiliki citra yang positif. 2005:206). Tactile dan Olfactory. Tactile
Jika produsen berhasil berkaitan dengan tangan dan kulit
menyampaikan maksud dari produk- sebenarnya juga berkaitan dengan mata.
produknya, maka konsumen dengan Olfactory yaitu penggunaan aroma adalah
sendirinya akan memiliki gambaran atau menciptakan kesan rasa tertentu.
citra dari merek produk tersebut, tentu saja Komunikasi visual adalah
citra yang selalu diharapkan oleh produsen komunikasi perusahaan ritel atau gerai
adalah citra yang baik dan positif. Karena dengan konsumennya melalui wujud fisik
citra yang baik tersebut akan terus melekat berupa identitas peritel, gerfis, dan in-store
di ingatan para konsumennya. communication. Komunikasi visual dapat
Menurut Hendri Mar’ruf (2005: 203) tercipta melalui aspek-aspek berikut ini
Suasana yang dimaksud adalah yang (Hendri Maruf, 2005:206). Visual, yang
tercipta dari unsur-unsur, yaitu desain berkaitan dengan pandangan: warna,
toko/gerai, perencanaan toko, komunikasi brightness (terang tidaknya). Aural, yang
visual, dan merchandise” berkaitan dengan suara.
Menurut Hendri Ma’ruf (2005:204) Plaza Asia sebagai pelaku industri
mengemukakan bahwa: “Store Design atau ritel di Tasikmalaya, sadar bahwa industri
Desain Toko merupakan kegiatan ritel di Tasikmalaya sebagian besar
menciptakan suasana yang akan membuat dipegang oleh banyak dept. store sebagian
pelanggan merasa betah berada dalam besar konsumen yang suka belanja dan
suatu toko atau gerai”. Desain eksterior untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
merupakan wajah dari sebuah gerai. selalu datang ke dept. store. Oleh karena
Elemen-elemen tersebut dapat saling itu Plaza Asia berusaha membuat atmosfer
mempengaruhi dan menunjang satu sama yang kuat dengan tempat rekreasi sehingga
lain adalah exterior dan ambience interior. secara konsep dan tempat dibuat berbeda
Exterior Design adalah bagian pertama dengan jaringan plaza atau tempat
yang dilihat konsumen, dimana sangat perbelanjaan yang lain, hal tersebut
menentukan untuk konsumen masuk dan ditujukkan agar di benak konsumen
berbelanja Ada beberapa unsur melekat citra positif dari merek mereka.
sehubungan dengan desain eksternal Setelah tercipta citra yang baik di
(Hendri Ma’ruf 2005: 205): Store front, benak konsumen, maka konsumen pun
Marquee, Pintu masuk, Jalan masuk. Store akan selalu mengingat merek tersebut.
front yaitu desain eksternal yang Ingatan yang lazim dimiliki oleh para
menunjukan ciri khas dari perusahaan, konsumen Plaza Asia adalah plaza atau
Marquee yaitu simbol baik yang hanya pusat perbelanjaan yang disertai tempat
berupa tulisan beserta gambar maupun rekreasi keluarga adalah tempat berbelanja
13
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

yang nyaman, fasilitasnya lengkap namun ketat, maka peritel harus dapat
memiliki harga produk yang cukup mahal, membangun kekuatan, yaitu dengan
ingatan-ingatan inilah yang biasanya penciptaan desain interior (atmosfer) yang
dimiliki para konsumen Plaza Asia. baik dan tepat sesuai dengan pasar
Namun dari sana lah dapat terlihat sasarannya. Citra toko yang baik dapat
kepuasan sang konsumen. menjamin kelangsungan hidup perusahaan
Terciptanya kepuasan konsumen untuk bertahan terhadap persaingan dalam
dapat memberikan manfaat antara lain membentuk pelanggan yang loyal. Desain
yaitu, terjadinya hubungan yang harmonis toko dan komunikasi visual sebagai salah
antara konsumen dan perusahaan, satu sarana komunikasi yang dapat
membentuk suatu rekomendasi word of berakibat positif dan menguntungkan (Arif
mouth yang positif dan akan menciptakan RH 2008: 2).
citra perusahaan yang baik. Citra toko
adalah kepribadian sebuah toko. METODE PENELITIAN
Kepribadian atau citra toko Objek penelitian dalam penyusunan
menggambarkan apa yang dilihat dan ini adalah konsumen Plaza Asia
dirasakan oleh konsumen terhadap toko Tasikmalaya, dengan metode penelitian
tertentu (Simamora, 2003). yang digunakan dalam penelitian ini
Citra toko diekspresikan sebagai adalah metode penelitian survei.
fungsi atribut toko yang dievaluasi dan
dibandingkan satu sama lain. Dilihat Populasi dan sampel
sebagai kekompleksan persepsi konsumen Dengan jumlah pengunjung paling
terhadap toko pada atribut yang berbeda banyak yaitu pada hari jumat, sabtu dan
(Ghosh, 2004). Citra toko adalah minggu. Maka populasi yang diambil yaitu
kepribadian sebuah toko. Kepribadian atau 78.422 orang transaksi.
citra toko menggambarkan apa yang dilihat
dan dirasakan oleh konsumen terhadap Penentuan Sampel
toko tertentu (Simamora, 2003). Menurut Teknik penentuan sampel yang
Jefkins (2005:114) Citra dikelompokkan digunakan adalah sampling aksidental,
menjadi lima jenis yaitu: Citra Bayangan berdasarkan tingkat presisi yang telah
(Mirror Image), Citra yang Berlaku ditetapkan, maka ukuran sampel akan
(Current Image), Citra Harapan (Wish dihitung berdasarkan rumus Slovin
Image), Cita Perusahaan (Corporate (Jalaludin Rakhmat, 2000:49).
Image), Citra Majemuk (Multiple Image), n= 78.422 = 99,87
Citra Penampilan (Performance Image).
(1+78.422 (0,1)²)
Jika perusahaan dihadapan
konsumen sangat baik maka diharapkan Jadi diketahui dari perhitungan
dalam waktu mendatang dapat mengarah untuk ukuran sampel adalah sebanyak
kepada loyalitas konsumen kepada 99.87 konsumen, dibulatkan menjadi 100
perusahaan dengan memberikan konsumen.
rekomendasi yang positif kepada
perusahaan dengan pihak lain dan mungkin Metode Pengujian Hipotesis
diwaktu mendatang konsumen berminat Dari seluruh variabel yang akan
melakukan pembelian ulang jika dianalisis dalam penelitian ini, secara
membutuhkan produk baik bagi dirinya konseptual digambarkan dalam diagram
maupun bagi orang terdekatnya. jalur (Path Analysis) sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian pada jurnal
Turley dan Milliman (2000). Dalam
menghadapi persaingan yang semakin
14
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

X1 PYX1=0,933
XX1
 YX 1

rX 2 X 1 Y rX1X2 = 0,38 Y PYXƐ


=0,138
6
X2 Y  Ɛ
X2 PYX2=-0,013
YX 
2
Sumber : Peneliti
Sumber : Peneliti
Gambar 2. Hubungan Struktural antara
Gambar 1. Koefisien Jalur Variabel X Variabel X1, X2 Terhadap Y
terhadap Variabel Y Dari gambar di atas, dapat
Keterangan: diketahui nilai koefisien jalur antara
X1 variabel independen dengan variabel
= Desain Toko
dependen. Nilai koefisien jalur variabel
X2 = Komunikasi Visual desain toko (X1) dengan citra (PYX1)
Y = Citra Perusahaan sebesar 0,8659, nilai koefisien jalur
Berdasarkan hasil uji validitas dan variabel komunikasi citra (X3) dengan
reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa citra (PYX3) sebesar -0,0044.
kuesioner yang dibuat sudah valid dan Dari analisis jalur dapat diketahui
handal. Untuk mengetahui tingkat besarnya pengaruh langsung maupun tidak
kekuatan hubungan antar sesama variabel langsung dari setiap variabel. Adapun nilai
independen, maka nilai koefisien korelasi pengaruh langsung maupun tidak langsung
yang diperoleh dikonsultasikan ke dalam dari setiap variabel dapat diringkas seperti
tabel interpretasi korelasi berikut: tertera pada Tabel di bawah :
Tabel 1. Tabel Interpretasi Korelasi Tabel 2. Pengaruh X1, X2, X3 X4 secara
Interval Koefisien Tingkat Hubungan bersama – sama terhadap Y
Korelasi Besarnya
0,00 – 1,99 Sangat rendah No Nama Variabel Pengaruh
0,20 – 0,399 Rendah 1 Desain toko
a. Pengaruh Langsung X1
0,40 – 0,599 Sedang Tehadap Y 0,8705
b. Pengaruh Tidak
0,60 – 0,799 Kuat Langsung X1 Melalui X2 -0,0046
0,80 – 1,00 Sangat kuat Pengaruh X1 Total
Terhadap Y 0,8659
Sumber Tabel : (Sugiyono, 2007 : 231) 2 Komunikasi visual
a. Pengaruh Langsung X2
Tehadap Y 0.0002
HASIL DAN PEMBAHASAN b. Pengaruh Tidak
Dari hasil pengolahan data secara Langsung X2 Melalui X1 -0,0046
Pengaruh X4 Total
keseluruhan, penulis dapat Terhadap Y -0,0044
memvisualisasikan ke dalam struktur
Pengaruh Total 0,8614
desain toko (X1), dan komunikasi visual
(X2) terhadap citra (Y) Plaza Asia Sumber Tabel : Data Primer yang diolah
Tasikmalaya sebagai berikut :
Total keseluruhan memiliki R2
sebesar 0.861 berarti 86,1%. R Square
dapat disebut koefisien determinasi berarti
15
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

pengaruh Desaint took dan komunikasi selaras pada setiap ruangan sehingga
visual terhadap citra sebesar 86,1 %. Hal secara ekonomis dapat menguntungkan
tersebut menunjukkan bahwa desain toko perusahaan karena konsumen merasa
(X1), dan komunikasi visual (X2) terhadap tertarik untuk melakukan aktivitas pada
citra (Y) Plaza Asia Tasikmalaya memiliki perusahaan tersebut dan berdampak pada
pengaruh yang signifikan, sedangkan citra perusahaan. Dengan mengambil taraf
0,1386 atau 13,86 % dipengaruhi faktor signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel -
lain yang tidak diteliti. 0,320 Sehingga thitung < ttabel atau < 1.66
Pengaruh Desain toko Secara Parsial maka tolak Ho atau dengan kata lain
Terhadap Citra Plaza Asia Tasikmalaya komunikasi visual secara parsial
Untuk melihat pengaruh desain berpengaruh tidak signifikan terhadap
toko terhadap citra dapat dilihat dari citra.
indikator-indikator yang Pengujian Hipotesis
mempengaruhinya. Untuk pengujian secara Tabel Anova diatas menunjukan
parsial antara desain toko (X1) terhadap nilai Sig sebesar 0.000 dimana 0.000 <
citra (Y) dapat dilihat dari perhitungan 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
SPSS untuk analisis jalur. artinya koefisien signifikan. Sedangkan
Dengan kriteria penolakan Ho, jika hasil perhitungan uji F diperoleh Fhitung
thitung > ttabel, diperoleh thitung sebesar sebesar 301,078 diperoleh Ftabel sebesar
22,798. artinya desain toko yang telah 3.94. Jadi Fhitung > Ftabel, sehingga 301,078
dilakukan perusahaan sangat baik dengan > 3.94 dapat diartikan bahwa variabel
berbagai desain eksterior dan interior yang Desaint took dan komunikasi visual secara
menarik sehingga secara ekonomis dapat keseluruhan mempunyai pengaruh yang
menguntungkan perusahaan karena berarti.
konsumen merasa tertarik untuk Kaidah keputusan yang digunakan
melakukan aktivitas pada perusahaan Jika nilai probabilitas lebih kecil
tersebut dan berdampak pada citra daripada atau sama dengan nilai
perusahaan. Dengan mengambil taraf probaabilitas Sig. (0.05 ≤ Sig.), Ho
signifikansi sebesar 5 % maka nilai ttabel diterima (Ha ditolak). Artinya tidak
22,798. Sehingga thitung > ttabel atau 22,798 signifikan.
> 0,000 maka tolak Ho atau dengan kata Jika nilai probabilitas lebih besar
lain desain toko secara parsial berpengaruh daripada atau sama dengan nilai
signifikan terhadap citra. probaabilitas Sig. (0.05 ≥ Sig.), Ho ditolak
Pengaruh Komunikasi Visual Secara (Ha diterima). Artinya signifikan, tolak Ho
Parsial Terhadap Citra Plaza Asia jika Fhitung > Ftabel dan diterima Ho jika
Tasikmalaya Fhitung ≤ F table. Hal ini berarti Plaza Asia
Untuk melihat pengaruh Tasikmalaya memiliki desain eksterior
komunikasi visual terhadap citra dapat yang khas, logo yang dapat membedakan
dilihat dari indikator-indikator yang dengan toko lain, memiliki pintu utama
mempengaruhinya. Untuk pengujian secara dan pintu akses dari lahan parkir, memiliki
parsial antara komunikasi visual (X2) jalan masuk yang teratur, temperatur
terhadap citra (Y) dapat dilihat dari ruangan yang bagus dan terkontrol, serta
perhitungan SPSS untuk analisis jalur. aroma setiap ruangan yang sama.
Dengan kriteria penolakan Ho, jika Plaza Asia Tasikmalaya memakai
thitung > ttabel, diperoleh thitung sebesar( - tata ruangan yang berbeda pada setiap
0,320 ) artinya komunikasi visual yang lantai, memiliki alokasi ruang yang teratur,
telah dilakukan perusahaan sangat baik ruang persediaan barangnya di tata dengan
dengan tata music yang bagus, temperature baik, fasilitas seperti kamar pas, bangku
ruangan yang terkontrol serta aroma yang untuk istirahat sejenak dan toilet lengkap,
16
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

serta memiliki ruangan khusus bagi para Adapun saran tersebut berdasarkan
karyawan. Plaza Asia Tasikmalaya selalu skor terendah dari setiap variabel yang
menyajikan tata music yang baik, pada dajukan adalah sebagai berikut : jalan
setiap lift disediakan petunjuk arah, serta masuk Plaza Asia Tasikmalaya diperlebar
pemilihan warna pada setiap ruangan serta diharapkan tidak berubah-rubah
selaras. khususnya jalan masuk pada area parkir
Setiap hari libur Plaza Asia yang kerap sekali berubah dikarenakan
Tasikmalaya menyediakan harga khusus, area parkir yang selalu berpindah tempat
selalu mengadakan acara-acara positif bagi khususnya kendaraan bermotor. Begitu
pengunjung serta Plaza Asia Tasikmalaya pula dengan ruang persediaan lebih
kadang-kadang menyediakan barang diperhatikan lagi, terutama persediaan
dengan dengan harga paket. Hal ini berarti pada area fashion diharapkan memiliki
citra perusahaan memiliki banyak persediaan tertentu pada suatu ruangan
anggapan positif, merupakan pusat sehingga tidak mengganggu fashion yang
perbelanjaan yang paling menarik untuk dipamerkan selanjutnya diharapkan
dikunjungi, selalu mengerti keinginan petunjuk arah pada eskalator pun tertera,
konsumen, reputasi dimata konsumen tidak hanya pada lift saja sehingga
sangat baik, selalu mengutamakan konsumen menggunakan eskalator pun
kedisiplinan pada karyawannya, serta mengetahui tempat produk yang mereka
selalu cepat tanggap dalam menangani cari. Citra yang dimiliki perusahaan saat
keluhan konsumen Dari hasil analisis di ini menciptakan citra yang positif dengan
atas bahwa citra yang melekat pada benak Desain toko dan komunikasi visual yang
konsumen tentang Plaza Asia Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik di perusahaan,
dapat diterima atau sudah bisa dinikmati maka dari itu diharapkan dapat
oleh konsumen. mempertahankan Desain toko dan
Berdasarkan hasil penelitian desain komunikasi visual dengan baik sehingga
toko dan komunikasi visual berpengaruh dapat tercipta citra yang baik dimata
secara signifikan terhadap citra. Artinya konsumen khususnya sehingga tercipta
Desain toko dan komunikasi visual yang loyalitas yang tinggi.
dilaksanakan oleh perusahaan memiliki
kesan yang positif di benak konsumen REFERENSI
sehingga menciptakan konsumen yang Assael, Henry. 2003. Marketing: Principles
loyal. and Strategy (2nd Edition). Orlando.
Florida: The Dryden Press.
SIMPULAN
Assael, Henry. 2003. Customer Behaviour
Desain toko, komunikasi visual & Marketing Actions. New Jersey:
yang telah dilaksanakan Plaza Asia Prentice Hall
Tasikmalaya, menurut analisis termasuk
kategori sangat baik. Sehingga Del, I. Hawkins, Kenneth A, Coney, Roger
berpengaruh terhadap citra yang telah J. Best. 2003. Consumer Behaviour:
dilaksanakan Plaza Asia Tasikmalaya, Building Marketing Strategy.
Berdasarkan hasil penelitian desaint toko Mc.Graw- Hill Companies.
dan komunikasi Visual berpengaruh secara Husein, Umar. 2003. Business Research
signifikan terhadap citra. Artinya Desain Methodology. Jkarta : Rajawali Pers.
toko dan komunikasi visual yang
dilaksanakan oleh perusahaan memiliki Jefkins, Frank. 2005. Public Relations.
kesan yang positif di benak konsumen Jakarta: Erlangga.
sehingga menciptakan konsumen yang Kotler, Philip, dan Kevin, L. Keller. 2009.
loyal. Marketing Management. 13th Edition
17
Gusti Tia Ardiani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(1) (Mei 2016) 10-17

New. 2003. Manajemen Pemasaran: Services by New Clients.


Analisis, Perencanaan, Implementasi International Journal of Service
dan Pengendalian. Edisi Ke-12. Alih Industry Management.
Bahasa Teguh Hendra. Jakarta: PT. Schiffman, Leon Ghosh. Kanuk, Leslie
Prenhallindo. Lasar. 2004. Consumer Behaviour.
Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. 9th Edition. Engelwood Cliffs.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian,
Utama. Cetakan Ketiga, CV. Alfabeta:
Nguyen, Nha and Gaston Leblanc. 2002. Bandung.
Contact Personnel, Physical
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Environment and Perceived Administrasi. Edisi Revisi Cetakan
Corporate Image of Intangible Ke-15. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai