Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN IV
ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KONFIRMASI MIKROBA

Dosen Pengampu :
Apt. Anis Puji Rahayu, M.Si.
Apt. Maulidwina Bethasari, M.S.Farm

Disusun Oleh:
Ulfah Jamilah Nurdin
200106221

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2021
I. JudulPraktikum
Isolasi, Identifikasi, Dan KonfirmasiMikroba
II. Tujuan
2.1 Menentukan pertumbuhan dan perubahan warna beberapa koloni bakteri tertentu
yang diinokulasi pada berbagai media selektif/spesifik.
2.2 Menentukan identifikasi jenis, susunan dan bentuk bakteri melalui pewarnaan gram
yang diamati di bawahmikroskop.
III. Prinsip Percobaan
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lain yang berasal dari campuran bermacammacam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni
sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dari dinding sel
bakterinya, jadi pada saat pencucian dan pewarnaanakan terjadi perbedaan reaksi
permeabelitas zat warna dan penambahan larutan pencuci. Membedakan bakteri melalui
teknikpewarnaanpreparatsehinggabakterigramnegatifditandaiwarnaungudanbakteri gram
positif ditandai warna merah (Jawetz, 2005).
IV. Alat danBahan
a. Alat
No. Nama Alat Kegunaan Gambar
1 Cawan Petri Untuk membiakan
Steril sel.

2 Tabung Mereaksikan
Reaksi Steril sampel
3 Rak Tabung Menyimpan Tabung
Reaksi Reaksi Steril baik
saat praktikum
ataupun tidak

4 Botol media Menyimpan cairan


kimia atau zat kimia

5 Labu Tempat
Erlenmeyer penyimpanan media
atau larutan

6 Pinset Mengambil benda


dengan menjepit
jumlah kecil.

7 Inkubator untuk melakukan


370C penginkubasian
serta pemeliharaan
kultur bakteri
selama periode
tertentu pada suhu
dan kelembapan
tertentu
8 Ose Bundar inokulasi bakteri
aerob dengan cara
menggoreskan pada
permukaan
medium.
9 Ose Lurus inokulasi bakteri
anaerob dengan
cara tusukan.

10 Bunsen Untuk
memanaskan,
mensterilisasi dan
pembakaran

11 Pipet tetes Memindahkan


Otomatis larutan atau cairan
kimia yang volume
nya sedikit

12 Gelas Ukur Mengukur volume


larutan atau zat cair

13 Test Tube Untuk


mempermudah
proses penelitian
laboratorium
sebagai wadah zat
kimia
14 Kaca Preparat Untuk
objek/preparat yang
akan diamati
b. Bahan
No. Nama Bahan Kegunaan
1 Staphylococcus aureus, Sebagai suspensi bakteri
2 Pseudomonas aeruginosa, Sebagai suspensi bakteri
3 Salmonella Sebagai suspensi bakteri
4 E.Coli Sebagai suspensi bakteri
5 Media MCA Agar Digunakan sebagai tahap seleksi dan
subkultur
6 Media Nutrien Broth Digunakan untuk uji indol
7 Media kligler’s iron agar Digunakan untuk uji fermentasi glukosa
dan laktosa
8 Kapas Menutup tabung reaksi
9 Aquades Untuk membilas kristal violet, iodin dan
safranin
10 Cetrimide Agar Sebagai Media
11 Kristal Violet Memberikan warna ungu pada mikroba
sebagai pewarna primer
12 Lugol Melekatkan warna pada dinding sel
bakteri sehingga pada saat pencucian
menggunakan alcohol maka warna pada
bakteri tidak luntur
13 Minyak Imersi Melindungi Lensa objektif mikroskop
14 Safranin Pewarna dalam beberapa pewarnaan
preparat untuk memberikan warna merah
15 Media Simmons strat Digunakan untuk uji simon strat
V. Prosedur
5.1 Uji Cemaran Mikroba

Pipet 1 mL
dari
Ditimbang NaCl, Dilakuka
kemudian dilarutkan n pengenceran
dalamaquades sebanyak Pengence dan
100 mL ran dimasukkan
Sampel
dalam
cawan petri

Homogenk
an dengan
menggoyan
gkan cawan
Hitung
jumlah 5x searah
Diinkubasi pada suhu yang
koloni yang jarum jam.
sesuai.
ada Media NA pada suhu 37 oC, Dilakukan
amati 1 – 5 hari. Media SDA duplountuk
pada suhu 20 oC, amati 1 – 7 setiap
pengenceran
hari

Cairkan media dalam tangas air. Setelah cair, biarkan dalam water bath 45-50 oC selama kurang lebih 30
menit. Buat pengenceran desimal dari sampel dengan menggunakan NaCl 0,9% b/v steril, sampai
didapat pengenceran 10%. Tandai cawan petri dengan nama media dan tingkat pengencerannya. Pipet 1
mL dari masing-masing pengenceran dan masukkan ke dalam cawan petri yang sesuai. Kemudian
Tuangkan agar cair yang suhunya kurang lebih 50 oC dan homogenkan dengan cara menggoyangkan
cawan dengan gerakan searah jarum jam 5x dan gerakan berlawanan sebanyak 5x. Usahakan supaya
tidak tumpah. Lakukan duplo untuk setiap pengenceran dan lakukan pula kontrol media untuk setiap
media.Keterangan : Media NA untuk penetapan jumlah bakteri aerob dan Media SDA untuk penetapan
jumlah kapang dan khamir Biarkan agar padat, setelah itu inkubasi pada suhu yang sesuai. Media NA
pada suhu 37 oC, amati 1 – 5 hari dan Media SDA pada suhu 20 oC, amati 1 – 7 hari. Hitung jumlah
koloni bakteri, kapang dan khamir yang tumbuh pada lempeng agar dan nyatakan dalam satuan cfu/mL.
5.2 Uji Sterilitas

Dibersihkan meja Diambil sampel yaitu NaCl 0,9 % Dimasukan sampel ke Media NA dituangkan
menggunakan sebanyak 1 mL dengan cawan petri sambil sebanyak 10-15 mL ke cawan
disinfektan menggunakan spuit yang steril diflambir petri yang berisikan sampel
sambal diflambir

Diinkubasi dalam keadaan


terbalik dengan suhu kurang lebih Setelah mengeras cawan petri
37 °C selama 24 jam dibungkus menggunakan plastik Kemudian dihomogenkan
warp dengan cara memutarkan cawan
dengan petri searahcawan
jarumpetri
jam dan
searah jarum jam dan
sebaliknya
Prosedur Uji Sterilitas sebaliknya
1. Dibersihkan meja menggunakan disinfektan, 6. Setelah mengeras cawan petri
2. Diambil sampel yaituNaCl 0,9 % sebanyak 1 mL dengan dibungkus menggunakan plastik
menggunakan spuit yang steril warp
3. Dimasukan sampel ke cawan petri sambil diflambir 7. Diinkubasi dalam keadaan
4. Media NA dituangkan sebanyak 10-15 mL ke cawan petri terbalik dengan suhu kurang
yang berisikan sampel sambal diflambir lebih 37 derajat C selama 24 jam
5. Kemudian dihomogenkan dengan cara memutarkan
VI. Hasil Pengamatan
6.1 Hasil Pengamatan Uji Cemaran Mikroba

Jumlah Koloni Pada Hari Ke-


Media NA
1 2 3 4 5 6 7

Kontrol
Media

Pengenceran
10-3

Pengenceran
10-3

Pengenceran
10-4

Pengenceran
10-4

Jumlah Koloni Pada Hari Ke-


Media SDA
1 2 3 4 5 6 7

Kontrol
Media

Pengenceran
10-1

Pengenceran
10-1

Pengenceran
10-2

Pengenceran
10-4
VIII. Diskusi danPembahasan
8.1 Diskusi
1. Media MCA (Mac Conkey Agar) → salah satu jenis media untuk
identifikasi mikroorganisme. Mac Conkey Agar termasuk dalam media
selektif dan diferensial bagi mikroba. Jenis mikroba tertentu akan
membentuk koloni dengan ciri tertentu yang khas apabila ditumbuhkan
pada media ini (Lay,1994).
VJA (Vogel Johnson Agar) → media kultur yang solid, selektif dan
diferensial.
CETA (Cetrimide Agar) → media selektif yang telah dimodifikasi oleh
Brown dan Lowburry (1965), digunakan untuk isolasi dan diferensiasi
Pseudomonas aeruginosa dari berbagai bahan sampel..
XLDA (Xylosa Lysin Desoksichollate Agar) → media selektif dan
diferensial untuk Salmonella sp. dan Shigella sp (Amelia, 2011)
Media IMVIC (Indol, Metil merah, Voges proskauer, Simmons Sitrat)
→ untuk mengidentifikasi bakteri Enterobacteriaceae (Kartikasari dkk,
2019).
TSIA (Triple Sugar Iron Agar) → tergolong media padat (berdasarkan
bentuknya), media semi sintesis (berdasarkan susunannya), dan media
diferensial (berdasarkan sifatnya). TSIA untuk mengetahui kemampuan
darisuatubakteridalammemfermentasikangulauntukmenghasilkanasam
atau gas. Warnah merah pada agar (reaksi basa); sedangkan warna kuning
(reaksi asam). Warna merah pada permukaan agar (terjadinya fermentasi
glukosa); dan warna kuning pada bagian permukaan dan bawah tabung
(terjadinya fermentasi laktosa dan sukrosa) (Sudarsono(2008).
2. Media MCA (Mac ConkeyAgar),
Persenyawaan utama dalammediaini laktosa, garam empedu
merah netral (indikatorwarna).
Media ini menghambat pertumbuhan bakteri gram positif
garam empedu (membentuk kristal violet).
Bakteri gram negatif yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya
memfermentasikan laktosa. Koloni bakteri yang memfermentasikan
laktosa berwarna merah bata dan dapat dikelilingi oleh endapan garam
empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam
yang akan bereaksi dengan garam empedu (Lay BW, 1994).
VJA (Vogel Johnson Agar)
Mengandung ekstrak triptein danragi menyediakan asam amino
rantai panjang (sumber karbon dan nitrogen) yang diperlukan untuk
pertumbuhanbakteri.
Bakteri yang tumbuh di media ini mengambil nutrisi dari zat-zat ini.
VGA menghambat pertumbuhan bakteri Gram-negatif dan beberapa
bakteri Gram-positif, mendukung pengembangan stafilokokus koagulase-
positif.
Zatpenghambatnya potasium tellurite, litium klorida, dan glisin.
Zat yang membuatmedia diferensial manitol dan kaliumtellurit.
- Mannitol (karbohidrat, dan ketika difermentasi, asam diproduksi yang
mengubah media dari merah menjadi kuning, yang terjadi berkat
adanya indikator pH fenolmerah).
- Tellurite yang tidak berwarna ketika direduksi menjadi telluride bebas
logam, membutuhkan warna abu-abu gelap hinggahitam.
- Staphylococcus aureus memfermentasi manitol dan mengurangi
teluriummenjaditelurium.ItusebabnyakolonikhasS.aureusdimedia ini
mereka abu-abu atau hitam dikelilingi oleh mediakuning.
- Bakteri tumbuh di media ini dan tidak mengurangi tellurite atau
fermentasi manitol, bentuk yang lebih intens dari koloni transparan
warna asli dikelilingi oleh merah media karena alkalisasi medium
dengan menggunakanpeptones.
- Bakteri yang mengurangi telurium tetapi tidak memfermentasimanitol
akan tumbuh sebagai koloni abu-abu atau hitam yang dikelilingi oleh
warna merah tua. Jika media disiapkan tanpa penambahan kalium
tellurite, koloni S. aureus mereka akan berkembang sebagai koloni
kuning, dikelilingi oleh media kuning, seperti dalam agar manitolasin.

CETA (Cetrimide Agar),


Pancreatic Digest of Gelatin sebagai penyedia nutrisi yang diperlukan
untuk P. aeruginosa ( nitrogen, vitamin, dan karbon).
Magnesium klorida dankaliumsulfat untuk merangsang produksi
pyocyanin dan pyoverdin(fluorescein).
Cetyltrimethylammoniumbromide(Cetrimide) agen selektif dan
menghambat sebagian besar bakteri dengan bertindak sebagai deterjen
Bila kontak dengan bakteri, menyebabkan pelepasan nitrogen dan fosfor
dari sel bakteri selain Pseudomonasaeruginosa.
Gliserol berfungsi sebagai sumber karbon, dan agar adalah zat pemadat
pada media ini (Brown dan Lowburry,1965).
XLDA (Xylosa Lysin DesoksichollateAgar)
XLD media pertumbuhan selektif (isolasi spesies Salmonella dan
Shigella). Media Ini memiliki pH sekitar 7,4 (warna media merah muda
ataumerahcerah) pengaruh dari indikator merah fenol.
Fermentasigula menurunkan pH dan mengubah warna media dari
merah muda menjadikuning.
- Sebagian besar bakteri usus, termasuk Salmonella, dapat
memfermentasi gula xilosa untuk menghasilkan asamKoloni
- Shigella tidak dapat melakukan tersebut dan karena itu tetap berwarna
merah.
- Setelah kehabisan pasokan xilosa, koloni Salmonella
mendekarboksilat lisin, meningkatkan pH sekali lagi menjadi basa dan
meniru koloni Shigella merah.
- Salmonella memetabolisme tiosulfat (menghasilkan hidrogen sulfida,
yang mengarah pada pembentukan koloni dengan bagian tengah
berwarna hitam dan memungkinkan mereka untuk dibedakan dari
koloni Shigella yang berwarnasama).
- Enterobacteria lain seperti E. coli akan memfermentasi laktosa yang
ada dalam media sedemikian rupa sehingga akan mencegah
pembalikan pH melalui dekarboksilasi dan mengasamkan media yang
mengubahnya menjadi kuning (Zajc-Satler J, Gragas AZ,1977).
Media IMVIC (Indol, Metil merah, Voges proskauer, Simmons Sitrat)
1. Indol:bakteriyangditanampadaairpepton,akanmemecahtryptophan
menjadi indol, skatol, dan alanin. indol dengan reagensia indol
berwarnamerah(rose).warnamerahinidapatdisebabkanolehmethyl-
indol danalanin.
2. Methyl-red:untukmengetahuiapakahbakteridapatmembentukH-ion
yang banyak sehingga pH dibawah 5 (asam). keadaan asam ini bila
ditetesi dengan reagensia methyl red akan terbentuk warna merahpada
lapisan permukaan. jika terbentuk lapisan berwarna kuning artinya
hasilnegatif.
3. Voges Proskauer : untuk mengetahui apakah bakteri sanggup
membentuk acetyl methyl carbinol dari glukosa yang ada pada
medium.
Acetyl methyl carbinol hasil pertengahan dari pencernaan glukosa.
dalam suasana alkalis acetyl methyl carbinol akan membentuk warna
merah pada lapisan atas pada reagensia.
4. Simon citrate : untuk mengetahui apakah bakteri bakteri yang ditanam
pada citrat, sanggup memecah natrium citrat yang terdapat dalam
medium menjadi NaOH dan Asam Sitrat. jika dapat dipecahkan maka
suasana medium akan berubah menjadi alkalis yang ditandai dengan
berubahnya warna media menjadi biru karena adanya indikator
bromthymolblue. jika tidak dapat dipecahkan maka media akan tetap
bersifat asidi dengan tanda warna media yang tetap berwarna hijau
(Dwijoeseputro,1990).
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Mengandung 3 macam gula : glukosa, laktosa, dan sukrosa
- Indikator fenol merah, sertaFeSO4.
- Bila mikroorganisme hanya dapat memfermentasikan glukosa, maka
bagian butt media akan berwarna kuning (bersifat asam) dan bagian
slant-nya akan berwarna merah (bersifatbasa).
- Bila mikroorganisme dapat memfermentasikan laktosa atau sukrosa
ataukeduanya,makabagianslantdanbuttmediaakanberwarnakuning
(bersifat asam) serta bagian butt media kadang kala terpecah akibat
pembentukan gas seperti H2 dan CO2. serta FeSO4 untuk
memperlihatkan pembentukan H2S yang ditunjukkan dengan adanya
endapan hitam (Lay BW,1994).
3. Salmonellasp.→Bersifatfakultatifanaerobyangdapattumbuhpadasuhu
dengan kisaran 5–45°C dengan suhu optimum 35–37°C. Salmonella tidak
tahanterhadapkadargaramtinggidanakanmatijikaberadapadamedia
dengan kadar garam di atas 9% (Jay et all., 2005). Salmonella ini dapat
hidup dengan atau tanpa oksigen.
Biohazard level: 2
Penanganan yang diperlukan: Diagnosis rutin denganmengikuti
panduan dan prosedur BSL2.
E. coli → Bakteri ini tumbuh pada suhu antara 10-45°C, dengan suhu
optimum 37°C, pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7 - 7,5,
pH minimum 4 dan pH maksimum 9 (Nuraeni dkk, 2000).
E. coli dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen, bersifat fakultatif
anaerobik dan dapat tahan pada media yang kurang nutrisi (Rahayu dkk,
2018).
Biohazard level: 1
Klasifikasi biohazard level 1 → Bahan atau campuran preparat
tidak diklasifikasikan berbahaya menurut Undang-Undang Uni
Eropa.
8.2 Pembahasan

Pada Praktikum ini dilakukan praktikum mikrobiologi farmasi, Isolasi,


Identifikasi, Dan Konfirmasi Mikroba. Adapun tujuan dari praktikum iniyaitu
Menentukan pertumbuhan dan perubahan warna beberapa koloni bakteri
tertentu yang diinokulasi pada berbagai media selektif/ spesifik. Menentukan
identifikasi jenis, susunan dan bentuk bakteri melalui pewarnaan gram yang
diamati di bawahmikroskop.
Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat
mempelajarisifatbiakan,morfologidansifatmikrobalainnya(FajarDiahdkk,
2012).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam -macam
mikroba (Fajar Diah dkk, 2012).
Prinsip identifikasi mikroba yaitu untuk mengetahui sifat-sifat
morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau
mati. Prinsip konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan
koloninya (Fajar Diah dkk, 2012)
Mac Conkey agar adalah medium kultur yang dirancang untuk tumbuh
bakteri gram negatif dan noda mereka untuk fermentasi laktosa. Dalam media
ini Enterobacteriaceae dan bakteri gram negatif dan membedakan mereka ke
dalam fermentor laktosa dan non-laktosa fermentor. Kehadiran garamempedu
dankristalunguakanmenghambatpertumbuhanmikroorganismegrampositif.
Penggabungan laktosa berfungsi sebagai satu-satunya sumber karbohidrat.
Gram-negatif yang menghasilkan laktosa fermentsi merah tua menjadi merah
muda koloni.
Media Mac Conkey Agar ini bermanfaat sekali dalam memilah E.
coli dari mikroba lain terutama S. aureus, dan P. aeruginosa. Adanya Oxgall
dalam media berperanan dalam menghambat bakteri gram positif lainseperti
S. aureus. Kandungan laktosa sangat penting untuk memilah E. coli dari
mikroba lain yang tidak memfermentasi laktosa, terutama P.aeruginosa
danSalmonella.
Cetrimide Agar Medium biasanya digunakan untuk isolasi
Pseudomonas. Kandungan cetrimide yang merupakan quarternary ammonium
merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lan,karena
menyebabkan kebocoran unsur-unsur didalam sel, namun tidak terjadi pada
Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat
tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia.Untuk menghambat
pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada media ini, P.
aeruginosa dapat dibantu dengan menggunakan media PseudomonasSelective
Medium yang mengandung Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan
bakteri lain.Sehingga bakteri yang diisolasi adalah Pseudomonas.
Namun,padapraktikumkaliiniCetrimideAgarMediumtidakterbentukkoloni
Pseudomonas. Ditemukannya bakteri lain yang dianggap pengotor. Pengotor
(bakteri lain) ini tumbuh dikarenakan teknik inokulasi yang yang aseptis.
Teknis aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu
tempat ketempatlainnya.
Vogel Johnson Agar mengandung mannitol, tellurite dan lithium
chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase
positif, karena semua yang bersifat koagulase positif akan tumbuh padamedia
ini. S. aureus mempunyai koloni hitam sebagai akibat pengendapan hasil
reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah menjadi kuningakibat
fermentasi mannitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian
media ini kurang mampu memilah S. aureus karena semua koagulase positip
dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.
Pada percobaan kali ini, S. aureus tidak tumbuh dikarenakan salah satu
faktor,yaitumediapertumbuhanyangsangattipis.Saatpembuatanmedia(plat agar
pada VJA), didapatkan plat agar yang sangattipis.
Triple Sugar Iron Agar, biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian
E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang
memfermentasi dekstrosa / laktosa / sukrosa dan produksi H2S. Dari fungsi
tersebut media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi dan memilahkan dari
Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA. Terjadinya
fermentasi dekstrosa oleh Pseudomonas akan menurunkan pH menjadi asam.
Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi
kuning. Sedangkan pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi
dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media
ini dapat dengan mudah memilah Pseudomonas.
Pada penanaman inokula Staphylococcus aureus di media Simmon
Sitrat tidak ditunjukkan dengan penampakan bakteri dan perubahan warna di
media Simmon Sitrat tetep berwarna hijau tua tetapi di hari kedua (menurut
literatur) bakteri belum tumbuh tetapi warna media bagian atasnya berubah
menjadi biru tua dan bagian bawahnya tetap berwarna hijau tua. Perubahan
warna pada med ia tersebut menunjukan adanya bakteri yang tumbuh karena
bakteri. Staphylococcus aureus dapat menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon tunggal dan ion ammonium sebagai sumber nitrogen tunggal.
Perubahan warna terjadi karena penggunaan sitrat akan meningkatkan pH
media. Peningkatan pH media tersebut menyebabkan perubahan warna pada
indikator bromthymol biru yang mengubah media menjadi warna biru dan
bakteri ini termasuk dalam bakteri aerob fakultatif.
IX. Kesimpulan
9.1 MCA : positif E. coli, bila terdapat koloni berwarnamerah
VJA : positif Staphylococcus aureus, bila terdapat koloni hitam dengan atau
tanpa lingkaran kuning
CETA : positif Pseudomonas aeruginosa, bila terdpaat koloni hijau kebiruan
XLDA : positif Salmonella, bila terdapat koloni
merah Hasil pengamatan untuk tes IMVIC + TSIA :
- Indol
Kepada biakan usia 24 jam tambahkan 3-4 tetes pereaksi Kovacs.
Kocok,bilatimbulwarnamerahpadalapisanpermukaan,berartiIndol
positif. Contoh bakteri yang positif:E.coli
- MetilMerah
Kepada biakan usia 48 jam, teteskan 1-2 tetes pereaksi Metil merah,
kocok. Terjadinya warna merah berarti reaksi positif. Bakteri yang
memberi hasil positif : Salmonella, Shigella, E.coli
- Vogesprokauser
Kepada biakan usia 48 jam tambahkan: 0,5 ml larutan alfa naftol dan1
ml larutan KOH 16%. Kocok kuat-kuat, biarkan 10 menit pada suhu
kamar. Bila timbul warna rosa atau merah pada permukaan/ merata
pada seluruh biakan berarti reaksi positif. Bakteri yang memberi hasil
positif: Enterobacter, Serratia,Klebsiella
- Simmonssitrat
Pada Simmon Sitrat yang positif akan terjadi perubahan warna dari
warna hijau menjadi biru. Contoh bakteri yang sitratnya positif :
Klebsiella, Enterobacter.
- TSIA
Amati perubahan yang terjadi pada biakan agar TSIA yang berusia 48
jam atau lebih.
Glukosa : amati pada bagian agar tegaknya, positif bila terjadi
perubahan warna dari merah menjadi kuning.
Laktosa dan Sakarosa : amati pada bagian agar miringnya, positif bila
media menjadi kuning.
Pembentukan gas : timbul gelembung gas pada bagian tegak.
Gas H2S : positif, bila terjadi warna hitam pada bagian tengah yang
merupakan batas atara bagian tegak dan bagian miring.
9.2 Pewarnaan negatif, memakai zat warna negrosin/ tintabak
Pewarnaan sederhana, pewarnaan yang hanya menggunakan 1 macam zat
warna (zat warna biru metilen/ Kristal violet)
Pewarnaan diferensial, menggunakan lebih dari 1 macam zat warna (misal :
pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam)
Pewarnaan khusus, dipakai untuk mewarnai bagian-bagian sel bakteri yang
tidak bisa diwarnai dengan pewarnaan biasa. Contoh : pewarnaan spora.

X. DaftarPustaka
Amelia. (2011). Isolasi dan Identifikasi Berbagai Bakteri Patogen. Sumut:
Departemen Mikrobiologi, Universitas Sumatra Utara.
Clark. (1976). Selected bibliography of literature on preservation of
microorganisms,blood,tissues,andvaccineswithemphasisonfreezingand
freeze-drying. Atlanta: US Department of Health Education and Welfare,
Center for DiseaseControl.
Dwijoeseputro. (1990). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang; 73-74
FajarDiah dkk,2012.Isolasidan KarakterisasiBakteriAerobProteolitikdari
Tangki Septik. Jurnal sains dan seni ITS. Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012)
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dankebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar. Universitas Pangan
dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Jay, J. M. M. J. Loessner, dan D. A. Golden. (2005). Modern Food Microbiology.
Seventh Edition. USA: Springer Science and Bussiness MediaInc.
Jawetz, E, J.L. Melnick dan E.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi kedokteran.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Kartika,dkk.(2019).IsolasidanIdentifikasiBakteriEscherichiacoliKontaminan
Pada Daging Ayam Broiler Di Rumah Potong Ayam Kabupaten
Lamongan. Jurnal Medik Veteriner, 2(1):66-71.
Nuraeni, dkk. (2000). Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan. Jember: Politeknik
Pertanian Negeri Jember.
Nur indriyani, Asnani (2007). Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : kedari
Lay, B. W. (1994). Analisis Mikrob di Laboratorium. Jakarta: Grafindo.
PelezardanChan.(1989).Dasar-DasarMikrobiokogiJilidII,Diterjemahkanoleh
Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas S. Sutami, Sri Lestari : Jakarta,
UniversitasIndonesia
Primatika, R. A., et al. ( 2015). Analisis Cemaran Staphylococcus aureus pada
Gelas, Darah Segar, dan Jamu dengan Ramuan Darah Ular Kobra Jawa
(Naja sputatrix). JURNAL SAIN VETERINER ISSN : 0126 – 0421
Rahayu, dkk. (2018). Eschericia coli: Patogenitas, Analisis dan Kajian Risiko.
Bogor: IPB Press.
Sudarsono A. (2008). Isolasi dan karakterisasi Bakteri pada ikan laut dalam
Spesies ikan Gindara (Lepidocibium Flavobronneum). Skripsi. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Syahrurchman, A et.al. (1994). Mikrobiologi Kedokteran (bagian Mikrobiologi
FKUI). Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.
Vogel, R.A., a. Johson, M.: A modification of the tellurite-glycine medium for
the use in the identification of Staphylococcus aureus. - Publ. Hlth. Lab.,
18; 131-133 (1960)
Zajc-SatlerJ,GragasAZ(1977)."Xyloselysinedeoxycholateagarfortheisolation of
Salmonella and Shigella from clinical specimens".

Anda mungkin juga menyukai