Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad.

Isnan
Kelas : 01 PPG PRAJABATAN

Ujian Akhir Semester memuat CPMK 3 dan 4 yaitu

 Mahasiswa mampu menelaah pembelajaran dan asesmen menggunakan


pendekatan TaRL, dan
 Mahasiswa mampu merancang pembelajaran dan asesmen menggunakan
pendekatan CRT.

Pada ujian akhir semester mahasiswa diminta untuk mengerjakan soal, berikut referensi soal
yang dapat digunakan

1. Apa yang Anda ketahui mengenai pendekatan TaRL? Jelaskan kelebihan dari
pendekatan ini!
2. Bagaimana cara yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui capaian
pembelajaran masing-masing siswa dalam menerapkan pendekatan TaRL?
3. Buatlah contoh rancangan pembelajaran berdiferensiasi jika Anda mengajar di
kelas dengan tingkat capaian siswa yang beragam.
4. Mengapa pembelajaran dengan pendekatan CRT sangat cocok diterapkan di
Indonesia?
5. Rancanglah sebuah pembelajaran dengan mengintegrasikan unsur budaya sesuai
dengan tempat Anda tinggal!

Jawab :

1. Pendekatan TaRL (Teaching at the Right Level) adalah pendekatan


pembelajaran yang menyesuaikan metode pengajaran dengan tingkat
pemahaman siswa. Kelebihan dari pendekatan ini adalah:
a. Penyesuaian: TaRL memungkinkan guru untuk menyesuaikan
pengajaran mereka dengan tingkat pemahaman siswa, sehingga setiap
siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.

b. Fokus pada Keterampilan Dasar: Pendekatan ini menekankan


pembelajaran keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan
berhitung, yang menjadi dasar untuk pembelajaran lebih lanjut di
berbagai bidang.

c. Meningkatkan Hasil Belajar: Dengan fokus pada keterampilan dasar


dan penyesuaian pengajaran, TaRL dapat meningkatkan hasil belajar
siswa secara signifikan

d. Penggunaan Data: TaRL menggunakan data tentang tingkat


pemahaman siswa untuk mengarahkan pengajaran, sehingga guru
dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang strategi
pembelajaran yang tepat.
e. Inklusif: Pendekatan ini membantu mengatasi kesenjangan belajar
dengan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang
membutuhkan bantuan tambahan. Jadi, TaRL menawarkan pendekatan
yang fleksibel dan efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dengan fokus pada kebutuhan indivdual siswa.
2. Guru dapat menggunakan beberapa metode untuk mengetahui capaian
pembelajaran masing-masing siswa dalam menerapkan pendekatan TaRL,
antara lain:
a. Asesmen Formatif: Guru dapat secara teratur melakukan asesmen
formatif selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan siswa.
Asesmen ini dapat berupa pertanyaan sederhana, tugas, atau latihan
praktis yang memungkinkan guru untuk melihat sejauh mana siswa
telah memahami materi pembelajaran.
b. Pengamatan: Melalui pengamatan langsung terhadap aktivitas dan
respons siswa selama pembelajaran, guru dapat memperoleh wawasan
tentang tingkat pemahaman dan kemampuan mereka dalam
menerapkan keterampilan yang diajarkan.
c. Tes atau Ujian: Guru dapat memberikan tes atau ujian yang dirancang
untuk mengukur pemahaman siswa terhadap keterampilan dasar yang
diajarkan dalam pendekatan TaRL. Tes ini dapat mencakup soal-soal
yang menguji kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
d. Portofolio: Siswa dapat diminta untuk menyimpan karya-karya
mereka dalam sebuah portofolio yang mencerminkan kemajuan
mereka dalam pembelajaran. Guru dapat secara berkala meninjau
portofolio ini untuk mengevaluasi capaian pembelajaran siswa.

Dengan menggunakan kombinasi metode ini, guru dapat memperoleh


pemahaman yang holistik tentang capaian pembelajaran masing-
masing siswa dalam menerapkan pendekatan TaRL, dan dapat
menyesuaikan pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan individu
siswa.

3. Kelas : XI- SMA


Mata Pelajaran. : Bahasa Indonesia
Topik. : Cerita Pendek
Tujuan Pembelajaran : Siswa mengerjakan lembar kerja yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang isi cerita yang telah dibaca.
- Capaian Peserta Didik
Perlu bimbingan
Mahir
Sangat mahir
- Diferensiasi Pembelajaran
Perlu Bimbingan: Siswa yang memerlukan bimbingan dapat diberikan
panduan lebih lanjut tentang struktur cerpen, teknik penyusunan cerita, dan
pemilihan kata.
Mahir: Siswa yang mahir dapat diberikan tugas menulis cerpen dengan tema
yang lebih kompleks atau teknik penulisan yang lebih mendalam. Mereka juga
bisa diberikan tanggung jawab untuk membimbing siswa lain yang
membutuhkan bantuan.
Sangat Mahir: Siswa yang sangat mahir dapat diberikan proyek kreatif untuk
menulis cerpen dengan sudut pandang yang unik, mungkin dengan unsur-
unsur naratif yang kompleks atau permainan bahasa yang menantang.
4. Pendekatan Culturally responsive teaching (CRT) sangat cocok diterapkan di
Indonesia karena:
- Budaya: Indonesia memiliki keragaman budaya, suku, dan agama yang kaya.
Pendekatan CRT memperhatikan aspek-aspek ini dalam analisis sosialnya,
memungkinkan pengakuan terhadap pengalaman dan perspektif yang berbeda.
- Keterlibatan Aktivis Sosial: Indonesia memiliki sejarah panjang gerakan sosial
dan aktivisme, yang berkaitan erat dengan prinsip-prinsip CRT seperti
keadilan sosial dan pembebasan dari diskriminasi.
- Kritik terhadap Ketidaksetaraan Struktural: CRT menyoroti ketidaksetaraan
struktural dan sistemik dalam masyarakat. Di Indonesia, ketidaksetaraan ini
sering kali tercermin dalam hal ketimpangan ekonomi, politik, dan sosial yang
perlu dikritisi dan diubah.

- Pentingnya Memahami Sejarah: CRT menekankan pentingnya memahami


sejarah untuk memahami dinamika ketidaksetaraan rasial dan sosial. Di
Indonesia, pemahaman sejarah kolonialisme, perbudakan, dan penindasan bisa
membantu menganalisis masalah ketidaksetaraan yang masih ada.

- Dengan mengadopsi pendekatan CRT, pendidikan di Indonesia dapat lebih


memperhatikan dinamika kekuasaan, struktur sosial, dan cara-cara untuk
mengatasi ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.

5) Judul Pembelajaran: "Menelusuri Keindahan Budaya Melayu: Eksplorasi


Warisan Tradisional dan Seni"
Tujuan Pembelajaran:

- Memahami nilai-nilai budaya Melayu dan kekayaan warisan tradisionalnya.


- Meningkatkan apresiasi terhadap seni dan kerajinan tradisional Melayu.
- Mendorong kreativitas siswa dalam menciptakan karya seni yang terinspirasi
oleh budaya Melayu.

Rincian Pembelajaran:

A. Pemaparan Awal (30 menit):

- Siswa diperkenalkan dengan sejarah, nilai-nilai, dan tradisi budaya Melayu


melalui presentasi multimedia, cerita, dan gambar.
- Diskusi tentang perbedaan budaya Melayu dengan budaya lainnya dan
pentingnya melestarikan warisan budaya.

B. Eksplorasi Budaya Melayu (60 menit):

- Kunjungan virtual ke museum atau lokasi bersejarah terkait budaya Melayu,


seperti museum etnografi atau rumah adat Melayu.
- Aktivitas mengamati dan mencatat ciri khas seni dan kerajinan tradisional
Melayu, seperti ukiran kayu, batik, atau tarian tradisional.
C. Pembuatan Karya Seni (90 menit):

- Siswa diajak untuk menciptakan karya seni mereka sendiri yang terinspirasi oleh budaya
Melayu. Mereka dapat memilih antara membuat lukisan, patung mini, atau membuat motif
batik sederhana.

- Guru memberikan bimbingan tentang teknik dan motif yang digunakan dalam seni Melayu,
serta memberikan contoh-contoh inspiratif.

D. Presentasi dan Refleksi (30 menit):

- Siswa mempresentasikan karya seni mereka kepada teman sekelas, menjelaskan inspirasi
dan proses pembuatannya.

- Diskusi reflektif tentang pengalaman pembelajaran, kesan tentang budaya Melayu, dan
pentingnya melestarikan warisan budaya.

Evaluasi:

- Evaluasi dilakukan melalui penilaian karya seni siswa berdasarkan kreativitas,


ketepatan tema, dan penerapan teknik.
- Penilaian formatif juga dilakukan selama proses pembelajaran untuk
memberikan umpan balik kepada siswa.

Dengan rancangan pembelajaran ini, siswa dapat mendapatkan pengalaman mendalam dalam
memahami dan menghargai budaya Melayu serta merangsang kreativitas mereka dalam
menciptakan karya seni yang terinspirasi oleh keindahan budaya tempat tinggal kami.

Anda mungkin juga menyukai