Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI

Acara : VIII (Petrografi Batuan Sedimen) Nama : Elsi Endera


Hari/tgl: Senin, 30 Mei 2022 NIM : F 121 20 013

No. Sampel 01
Kode Sampel BT/20/PSR
Jenis Batuan Batuan Sedimen
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Abu-abu, Hitam
Mikroskopis Warna : Kuning, Coklat
Interferensi
Tekstur :
- Bentuk Butir : Subrounded
- Sortasi : Moderutly sorted
- Kemas : Terbuka
- Bentuk Mineral : Subhedral
Struktur : Berlapis
Ukuran Mineral : 0,975 – 1,125 mm
Komposisi : Kuarsa (30%), Hornblende (15%),
Mineral
Biotit(25%),Piroksen(20%),Plago
klas
(Bytownite) (10%)

Nikol // Nikol X
Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorbs kuning muda, bentuk Euhuedral,
belahan 1 arah, pecahan rata, pleokroisme tidak
30% ada, relief tinggi, intensitas rendah, ukuran
Kuarsa
mineral 0,9 mm, warna interferensi coklat, bias
rangkap 0,015 (orde 2), sudut gelapan 45°, jenis
gelapan simetris, kembaran tidak ada.
Warna absorbsi coklat, bentuk euhedral, belahan
1 arah, pecahan tidak rata, pleokroisme
dwikroik, relief rendah, intensitas rendah,
Hornblende 15% ukuran mineral 2 mm. Warna interfrensi putih,
coklat kehitaman, bias rangkap 0,0015 (Orde II),
sudut gelapan 300, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada
Warna absorbsi dari mineral ini abu-abu, bentuk
sub-hedral hingga anhedral, belahan tidak ada,
pecahan tidak ada, pleokriosme momokroik,
relief rendah, intensitas tinggi, ukuran dari
Plagioklas 10% mineral ini 0,975 mm, warna interferensi dari
mineral ini putih dengan bias rangkap, agak
lemah 0.0035 (orde I), dan sudut gelapannya 44º
(miring), kembaran albit, nama mineral
plagioklas Bytownite.
Warna absorbsi coklat, bentuk Subhedral,
belahan tidak ada, pecahan tidak rata,
pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
Biotit 25% sedang, ukuran mineral 0,5 mm, warna
interferensi coklat, bias rangkap 0,015 (orde II),
sudut gelapa 89°, jenis gelapan paralel,
kembaran tidak ada
Warna absorbsi hitam,abu-abu, bentuk Euhedral,
belahan tidak ada, pecahan tidak rata,
pleokroisme monokroik, relief sedang, intensitas
20% sedang, ukuran mineral 1,05 mm, warna
Piroksen
interferensi hijau tua, bias rangkap 0,040 (orde
3), sudut gelapan 45° jenis gelapan simetris,
kembaran tidak ada.

Nama Batuan Batupasir (Wentworth 1922)


Keterangan :
a. Warna absorbsi adalah warna yang dilihat dan nampak pada mineral dan
merupakan warna yang paling cerah.
b. Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang
diteruskan melalui analisator kepada mata pengamat, warna interferensi
terjadi pada mineral anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias
sinar ordiner dan sinar ekstraordiner.
c. Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya.
- Pengamatan tekstur batuan sedimen meliputi bentuk butir
merupakan keselurhan kenampakan partikel secara tiga dimensi
yang berkaitan dengan perbandingan antar ukuran panjang,
menengah dan pendek. Untuk melihan bentuk butir dapat
dilakukan dengan bantuan loupe. Dan tentukan pula kisarannya.
Bentuk butir ini mencerminkan tingkat transportasi butiran, dalam
artian jika ia memiliki bentuk butir yang membundar maka ia
cenderung telah tertranspor jauh dari batuan asalnya.
- Sortasi adalah derajat kesamaan atau kesergaman antar butir, yang
berarti semakin seragam ukuran dan besar butirnya, maka
sortasinya semakin baik begitupila sebaliknya. Sortasi dapat dibagi
menjadi sortasi baik, bila ukuran butir pada batuan sedimen
tersebut seragam. Hal ini bias terjadi pada batuan sedimen dengan
kemas tertutup. Sortasi sedang, yaitu bila ukuran butir pada batuan
sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam.
Sortasi buruk yaitu bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat
beragam, dari halus hingga kasar dan biasa terjadi pada batuan
sedimen dengan kemas terbuka.
- Kemas (fabric/grain packing) adalah derajat keterkaitan antar
butiran penyusun batuan atau hubungan antar butir, dan ini dapat
mencerminkan viskositas (kekentalan) medianya. Bila butirannya
saling bersentuhan maka diyatakan dengan kemas tertutup, yang
berarti dia diendapkan oleh media yang cair/encer sehingga
kemungkinan mengandung semen-matrik. Bila butirannya tidak
saling bersentuhan, maka dinyatakan dengan kemas terbuka yang
berarti dia diendapkan oleh media yang pekat.
- Bentuk mineral, merupakan sifat kristal dalam batuan. Bentuk
kristal ini dapat dibedakan secara dua dimensi dan tiga dimensi.
Secara dua dimensi dikenal tiga bentuk Kristal, yaitu:
 Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
 Subhedral, bila kristal dibatasi hanya sebagian bidang
kristalnya sendiri.
 Anhedral, bila kristal sama sekali tidak dibatasi oleh
bidang-bidang kristalnya sendiri.
d. Ukuran mineral adalah besaran mineral yang diamati pada saat
pengamatan pada mikroskop polarisasi.
Rumus ukuran mineral :
BS = 1/(LOK ×LOB)
BS : bilangan skala
LOK : perbesaran lensa okuler
LOB : perbesaran lensa objektif
DMP = BS x Z
DMP : diameter medan pandang
BS : bilangan skala
Z : jumlah skala yang tampak dalam medan pandang
e. Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang
lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan
sedimen dan diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan
maupun setelah proses pengendapan Komposisi mineral adalah
sekumpulan mineral-mineral yang terdapat pada batuan.
f. Komposisi mineral merupakan susunan mineral-mineral penyusun batuan.

Praktikum acara 8 Petrografi batuan sedimen dilaksanakan pada hari Senin, 30


Mei 2022, dilaksanakan pada jam 09.00-10.30 WITA, bertempat di Laboratorium
Petrologi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Teknik Geologi.
Adapun pengamatan petrografi batuan sedimen yng didapat yaitu warna absorbs
abu-abu, warna interferensi kuning, bentuk butir subrounded, sortasi moderutly
sorted, kemas terbuka, bentuk mineral subhedral, struktur berlapis, ukuran mineral
0,975 (Plagioklas) – 1,125 mm (Kuarsa), komposisi mineral Plagioklas (10%),
Kuarsa (30%), Hornblende (15%), Piroksen (20%), Biotit (25%)

Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral
berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang
mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel
matriks lanau maupun lempung yang menempati ruang antar butiran pasir. batuan
ini terbentuk ketika suatu perlapisan terakumulasi karena proses sedimentasi oleh
geologi seperti air, angin atau es. Proses sedimentasi terjadi ketika material pasir
terlepas dari suspensi sehingga akan tertransportasi ke suatu cekungan yang jauh,
karena material-materialnya yang kurang resisten sehingga batuan ini memiliki
ukuran butir yang cukup halus. Kemudian material sedimen tersebut akan
terendapat pada cekungan pengendapan dihilir sungai dan akibat dari adanya
tekanan yang cukup tinggi maka akan terkompaksi sehingga membentuk
batupasir.

Batupasir digunakan dalam industri konstruksi, dan juga sebagai material


di dalam pembuatan gelas/kaca.

Praktikan Asisten

Elsi Alfionita Endera Bey Nida’ul Hasanah


F 121 20 013 F 121 18 010
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
Acara : VIII (Petrografi Batuan Sedimen) Nama : Elsi Endera
Hari/tgl: Senin, 30 Mei 2022 NIM : F 121 20 013

No. Sampel 02
Kode Sampel ST.58/MTKS/SEMEN
Jenis Batuan Baruan Sedimen Klastik
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning, cokelat
Mikroskopis Warna Interferensi : Kuning, biru, ungu, abu-abu
Tekstur
- Bentuk Butir : Sub-rounded
- Sortasi : Baik
- Kemas : Terbuka
- Bentuk Mineral : Subhedral
Struktur : Masif
Ukuran Mineral : 0.025 (Piroksen) –1mm (Biotit)
Komposisi Mineral :Kuarsa (25%) , Biotit (25%),
Piroksin (30%)

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorbs kuning mudah, bentuk
Euhuedral, belahan 1 arah, pecahan rata,
Kuarsa pleokroisme tidak ada, relief tinggi, intensitas
rendah, ukuran mineral 0,9 mm, warna
interferensi coklat, bias rangkap 0,015 (orde 2),
sudut gelapan 45° jenis gelapan simetris,
kembaran tidak ada.
Warna absorbsi coklat, bentuk Subhedral,
belahan tidak ada, pecahan tidak rata,
pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
Biotit sedang, ukuran mineral 0,025 mm, warna
interferensi coklat, bias rangkap 0,015 (orde 2),
sudut gelapan 90° jenis gelapan paralel,
kembaran tidak ada
Warna absorbsi hitam, bentuk Euhedral,
belahan tidak ada, pecahan tidak rata,
pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
sedang, ukuran mineral 1 mm, warna
Piroksen
interferensi hijau tua, bias rangkap 0,040 (orde
3), sudut gelapan 45°, jenis gelapan simetris,
kembaran tidak ada.

Nama Batuan Konglomerat (Matriks semen)

Keterangan :
a. Warna absorbsi adalah warna yang dilihat dan nampak pada mineral dan
merupakan warna yang paling cerah.
b. Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang
diteruskan melalui analisator kepada mata pengamat, warna interferensi
terjadi pada mineral anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias
sinar ordiner dan sinar ekstraordiner.
c. Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya.
- Pengamatan tekstur batuan sedimen meliputi bentuk butir
merupakan keselurhan kenampakan partikel secara tiga dimensi
yang berkaitan dengan perbandingan antar ukuran panjang,
menengah dan pendek. Untuk melihan bentuk butir dapat
dilakukan dengan bantuan loupe. Dan tentukan pula kisarannya.
Bentuk butir ini mencerminkan tingkat transportasi butiran, dalam
artian jika ia memiliki bentuk butir yang membundar maka ia
cenderung telah tertranspor jauh dari batuan asalnya.
- Sortasi adalah derajat kesamaan atau kesergaman antar butir, yang
berarti semakin seragam ukuran dan besar butirnya, maka
sortasinya semakin baik begitupila sebaliknya. Sortasi dapat dibagi
menjadi sortasi baik, bila ukuran butir pada batuan sedimen
tersebut seragam. Hal ini bias terjadi pada batuan sedimen dengan
kemas tertutup. Sortasi sedang, yaitu bila ukuran butir pada batuan
sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam.
Sortasi buruk yaitu bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat
beragam, dari halus hingga kasar dan biasa terjadi pada batuan
sedimen dengan kemas terbuka.
- Kemas (fabric/grain packing) adalah derajat keterkaitan antar
butiran penyusun batuan atau hubungan antar butir, dan ini dapat
mencerminkan viskositas (kekentalan) medianya. Bila butirannya
saling bersentuhan maka diyatakan dengan kemas tertutup, yang
berarti dia diendapkan oleh media yang cair/encer sehingga
kemungkinan mengandung semen-matrik. Bila butirannya tidak
saling bersentuhan, maka dinyatakan dengan kemas terbuka yang
berarti dia diendapkan oleh media yang pekat.
- Bentuk mineral, merupakan sifat kristal dalam batuan. Bentuk
kristal ini dapat dibedakan secara dua dimensi dan tiga dimensi.
Secara dua dimensi dikenal tiga bentuk Kristal, yaitu:
 Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
 Subhedral, bila kristal dibatasi hanya sebagian bidang
kristalnya sendiri.
 Anhedral, bila kristal sama sekali tidak dibatasi oleh
bidang-bidang kristalnya sendiri.
d. Ukuran mineral adalah besaran mineral yang diamati pada saat
pengamatan pada mikroskop polarisasi.
Rumus ukuran mineral :
BS = 1/(LOK ×LOB)
BS : bilangan skala
LOK : perbesaran lensa okuler
LOB : perbesaran lensa objektif
DMP = BS x Z
DMP : diameter medan pandang
BS : bilangan skala
Z : jumlah skala yang tampak dalam medan pandang
e. Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang
lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan
sedimen dan diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan
maupun setelah proses pengendapan Komposisi mineral adalah
sekumpulan mineral-mineral yang terdapat pada batuan.
f. Komposisi mineral merupakan susunan mineral-mineral penyusun batuan.

Praktikum acara 8 Petrografi batuan sedimen dilaksanakan pada hari


Senin, 30 Mei 2022, dilaksanakan pada jam 09.00-10.30 WITA, bertempat di
Laboratorium Petrologi, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Program Studi
Teknik Geologi.. Adapun pengamatan petrografi batuan sedimen yng didapat
yaitu warna absorbsi kuning dan coklat, warna interferensi kuning, iru, ungu dan
abu-abu, bentuk butir sub-rounded, sortasi baik, kemas terbuka, bentuk mineral
subhedral, struktu masif, ukuran mineral 0,025(Piroksen) – 1mm (Biotit), dengan
komposisi mineral Kuarsa (25%), Biotit (25%), Piroksen (50%)
Batu konglomerat adalah salah satu dari jenis batuan sedimen klastik.
Proses pembentukan batu konglomerat, memanfaatkan tenaga yang menciptakan
terjadinya proses sedimentasi. Hanya saja, batu konglomerat, mempunyai ukuran
yang besar, diakibatkan partikel yang menyusunnya pun berukuran besar.
Sehingga tenaga untuk mencapai proses ini, memerlukan tenaga yang kuat.
Tenaga yang dapat membentuk batuan konglomerat adalah air yang deras atau
ombak yang besar. Oleh sebab itu, batu konglomerat gampang ditemukan di
sepanjang sungai yang mempunyai air yang deras, dan di sepanjang pantai yang
mempunyai ombak yang kuat. Bentuk dari batu konglomerat ini, tergantung dari
kekuatan air yang membawa material sedimen. Semakin kuat dan deras airnya,
maka batu konglomerat akan berbentuk semakin bulat. Pada proses penciptaan
batu konglomerat, dimulai oleh proses sedimentasi yang di kerjakan oleh air atau
ombak. Tenaga sedimen ini membawa pasir dan kerikil kemudian menumpuknya
pada suatu cekungan, dan terendapkan. Lalu pasir dan tanah liat yang ada di dekat
endapan tersebut, masuk dan memenuhi ruangan yang terdapat di sekitar endapan,
kemudian akan terjadi proses litifikasi dan membentuk sedimen konglomerat.
Konglomerat bertekstur kasar dan berukuran besar, ukuran batuan ini lebih dari 2
mm.

Konglomerat , sebagai bahan bangunan. Biasanya batuan tersebut menjadi


batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan
induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rock).

Praktikan Asisten

Elsi Alfionita Endera Bey Nida’ul Hasanah


F 121 20 013 F 121 18 010

Anda mungkin juga menyukai