Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : RACHMAT ALMU ARRIF

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048197197

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4565/Manajemen Perubahan

Kode/Nama UT Daerah : UT MAKASSAR

Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
A. Saya setuju dengan pernyataan bahwa tidak ada model manajemen
perubahan yang satu pun yang cocok untuk semua situasi. Setiap
organisasi memiliki kebutuhan, budaya, dan tantangan yang unik,
sehingga diperlukan pendekatan yang disesuaikan dengan konteksnya.
Ada beberapa alasan mengapa kecocokan dengan situasi organisasi
sangat penting dalam penerapan model manajemen perubahan:
a) Kebutuhan yang Berbeda: Setiap organisasi memiliki kebutuhan
yang berbeda-beda dalam menghadapi perubahan. Misalnya,
sebuah organisasi besar dengan struktur hierarkis yang kompleks
mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda dengan organisasi
startup yang lebih fleksibel.
b) Budaya Organisasi: Budaya organisasi memainkan peran kunci
dalam keberhasilan perubahan. Model manajemen perubahan
harus sesuai dengan nilai, norma, dan keyakinan yang ada dalam
budaya organisasi untuk dapat diterima dan diadopsi dengan baik.
c) Tingkat Keterlibatan: Tingkat keterlibatan karyawan dan pemangku
kepentingan lainnya juga mempengaruhi pilihan model manajemen
perubahan yang sesuai. Beberapa model lebih menekankan pada
partisipasi dan keterlibatan karyawan, sementara yang lain lebih
bersifat top-down.
d) Fleksibilitas: Organisasi yang menghadapi lingkungan yang berubah
dengan cepat memerlukan model manajemen perubahan yang
fleksibel dan responsif. Model yang terlalu kaku atau formal
mungkin tidak cocok dalam situasi seperti ini.
B. Menurut pendapat Burke (2002), model manajemen perubahan yang
efektif haruslah memperhatikan beberapa prinsip dasar:
a) Pengakuan akan Kompleksitas, Burke menekankan bahwa
perubahan organisasi adalah proses yang kompleks dan
multidimensional. Model perubahan haruslah mengakui dan
mengelola kompleksitas ini dengan baik.
b) Komunikasi yang Efektif, Komunikasi yang jelas, terbuka, dan
konsisten sangat penting dalam mengelola perubahan. Organisasi
harus mampu menjelaskan mengapa perubahan diperlukan, apa
yang akan berubah, dan bagaimana hal tersebut akan
mempengaruhi individu dan organisasi secara keseluruhan.
c) Keterlibatan Karyawan, Burke menekankan pentingnya keterlibatan
karyawan dalam proses perubahan. Karyawan harus merasa
didengar, terlibat, dan memiliki peran aktif dalam mengelola
perubahan.
d) Fleksibilitas dan Adaptabilitas, Model perubahan yang efektif
haruslah fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan dan kebutuhan organisasi.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip ini, organisasi dapat menerapkan
model manajemen perubahan dengan baik dan meningkatkan
kemungkinan keberhasilan dalam menghadapi perubahan.

2. Saya tidak sepenuhnya setuju bahwa maksud dari model perubahan


organisasi adalah untuk penyederhanaan kompleksitas sebuah organisasi.
Sebaliknya, model perubahan organisasi lebih berfungsi sebagai kerangka
atau panduan untuk memahami, merencanakan, dan melaksanakan
perubahan dengan cara yang terstruktur dan terukur. Perubahan
organisasi seringkali melibatkan berbagai faktor kompleks seperti budaya
organisasi, struktur organisasi, kebijakan, proses bisnis, dan faktor
manusia lainnya. Model perubahan membantu organisasi untuk
mengidentifikasi area-area yang perlu diubah, mengembangkan strategi
untuk melakukan perubahan tersebut, dan mengevaluasi dampak dari
perubahan tersebut.
Pendekatan manajemen perubahan merupakan cara atau metode yang
digunakan oleh organisasi untuk mengelola dan memfasilitasi proses
perubahan. Pendekatan ini mencakup langkah-langkah, teknik, dan
prinsip-prinsip yang digunakan untuk merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi perubahan organisasi.
B. Palmer et al. (2006) mengemukakan pendekatan proses perubahan
yang dikenal dengan nama "The Appreciative Inquiry (AI) Approach".
Pendekatan ini menekankan pada pemanfaatan kekuatan dan potensi
positif yang ada dalam organisasi sebagai fondasi untuk perubahan
yang sukses. Beberapa poin penting dari pendekatan AI ini adalah:
1. Pemahaman yang Mendasar: Pendekatan AI memandang organisasi
sebagai sistem yang hidup dan kompleks yang memiliki potensi untuk
berkembang dan berubah secara positif.
2. Fokus pada Hal Positif: AI menekankan pada identifikasi dan penguatan
hal-hal yang sudah berhasil dalam organisasi (kekuatan, nilai-nilai
positif, pencapaian, dll.) sebagai dasar untuk membangun perubahan
yang diinginkan.
3. Partisipasi dan Keterlibatan: Pendekatan AI mendorong partisipasi aktif
dari berbagai pemangku kepentingan dalam organisasi, termasuk
karyawan, manajer, dan pemimpin, dalam proses identifikasi masalah
dan pencarian solusi.
4. Pembelajaran dan Pertumbuhan Berkelanjutan: AI menganggap
perubahan sebagai proses yang berkelanjutan dan menekankan
pentingnya pembelajaran organisasi dan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Dengan demikian, pendekatan AI menekankan pada pemanfaatan aset
positif yang ada dalam organisasi untuk menciptakan perubahan yang
bermakna dan berkelanjutan.
3. Katz dan Khan mengemukakan empat alasan mengapa kepemimpinan
diperlukan dalam organisasi
a) Pengaruh, Kepemimpinan memungkinkan individu atau kelompok
untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan bersama
atau visi organisasi.
b) Motivasi, Kepemimpinan membantu menginspirasi, mendorong,
dan memotivasi anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dan
mencapai hasil yang diinginkan.
c) Pengaturan, Kepemimpinan menyediakan struktur, arah, dan
koordinasi untuk aktivitas organisasi, membantu dalam mengatur
sumber daya dan mengarahkan usaha menuju tujuan yang
ditetapkan.
d) Pemecahan Masalah, Kepemimpinan memfasilitasi proses
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam organisasi,
membantu mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul dalam
mencapai tujuan.
4. Menurut Bass (1990), kepemimpinan transformasional memiliki tiga
faktor perilaku yang merupakan pendorong perubahan-perubahan
organisasi. Faktor-faktor perilaku tersebut adalah:
a) Inspirasi (Inspirational Motivation), Kepemimpinan transformasional
mampu menginspirasi dan memotivasi para pengikutnya dengan visi
yang menarik dan membangkitkan semangat. Pemimpin
transformasional mampu mengkomunikasikan visi yang jelas,
menantang, dan memotivasi orang-orang untuk bekerja menuju tujuan
bersama.
Contoh penerapan:
Misalnya, seorang CEO yang memimpin perusahaan teknologi
mengkomunikasikan visi yang kuat tentang menciptakan produk
revolusioner yang akan mengubah cara orang berinteraksi dengan
teknologi. Dia secara terus-menerus menginspirasi karyawan dengan visi
tersebut, membangkitkan semangat mereka untuk berinovasi dan
menciptakan solusi yang mengubah paradigma.
b) Pemberian Dukungan Individual (Individualized Consideration),
Kepemimpinan transformasional memperhatikan kebutuhan dan
perkembangan individu, serta memberikan dukungan yang personal
kepada para pengikutnya. Pemimpin transformasional memahami dan
mengakui keunikan setiap anggota tim, serta berusaha untuk
membantu mereka mencapai potensi terbaik mereka.
Contoh penerapan:
Seorang manajer yang menerapkan kepemimpinan transformasional
secara rutin berinteraksi dengan anggota timnya untuk memahami
kebutuhan dan aspirasi mereka. Dia memberikan dukungan personal
dalam bentuk bimbingan, pelatihan, dan pengembangan karier yang
sesuai dengan tujuan individu masing-masing.
c) Pengaruh Intelektual (Intellectual Stimulation), Kepemimpinan
transformasional mendorong pengikutnya untuk berpikir secara kreatif,
menggugah pola pikir mereka, dan mendorong inovasi. Pemimpin
transformasional mendorong anggota timnya untuk mengajukan
pertanyaan, menantang status quo, dan mencari solusi baru untuk
masalah yang kompleks.
Contoh penerapan:
Seorang pemimpin transformasional dalam sebuah tim riset ilmiah
mendorong anggota timnya untuk terus mencari cara baru untuk
menyelesaikan tantangan penelitian. Dia memberikan ruang bagi
anggota tim untuk bereksperimen dengan ide-ide baru dan memberikan
umpan balik yang konstruktif untuk merangsang pemikiran kreatif.
Dengan menerapkan faktor-faktor perilaku kepemimpinan transformasional
ini, organisasi dapat memotivasi dan membimbing para anggotanya untuk
berpartisipasi aktif dalam perubahan organisasi dan mencapai hasil yang lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai