Anda di halaman 1dari 3

lOMoARcPSD|20809013

Design Thinking
Koneksi Antar Materi Topik 1

Nama : Asmawati

NIM : 2205037187

Keterkaitan antara Design Thinking, Social-Emotional Learning (SEL) serta


Pemahaman Murid dan Pembelajarannya.

Design Thinking dalam proses pembelajaran merupakan pola pikir dan


pendekatan untuk pembelajaran, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Dalam praktiknya, proses desain adalah kerangka kerja terstruktur untuk
mengidentifikasi tantangan, mengumpulkan informasi, menghasilkan solusi
potensial, menyempurnakan ide, dan menguji solusi. Design Thinking dapat
diterapkan secara fleksibel kepada peserta didik dan semua mata pelajaran melalui
pembuatan sebuah proyek pembelajaran yang dapat didesain oleh guru sehingga
akan melahirkan proses pembelajaran yang inovatif. Pendidik memiliki tantangan
unik untuk mengajar dan membimbing generasi pengganti dimasa yang akan
datang, dimana mereka akan menjalani profesi-profesi baru yang saat ini belum
ada, namun proses design thinking akan membantu pendidik dalam
mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan profesi dimasa mereka.
lOMoARcPSD|20809013

Pembelajaran emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan


dalam relasi sosial manusia. Casel.org menjelaskan bahwa pembelajaran sosial-
emosional adalah proses untuk membantu individu (anak dan dewasa)
mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini
individu tidak hanya fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan,
kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan.

Elias, dkk (1997, 2006) mendefinisikan bahwa proses belajar sosial-


emosional (Social-emotional Learning) adalah proses belajar mengenali dan
mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi sosial yang
baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab.

Pemahaman peserta didik dan pembelajarannya merupakan pembelajaran


yang menunjukkan teori perkembangan belajar (kognitif, psikosisial, emosional,
sosial-konteks), kesiapan belajar, tingkat capaian belajar, minat, dan profil belajar
peserta didik melalui pola pikir bertumbuh sehingga mampu merancang RPP,
asesmen, evaluasi, dan refleksi pembelajaran yang dapat mengakomodasi
kebutuhan belajar peserta didik. Pendidik perlu memahami karakteristik peserta
didik baik dari segi kebutuhan belajar, tingkat capaian, dan tahap perkembangan
peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat menghantarkan peserta didik
belajar sepanjang hayat dan mengembangkan potensi dirinya serta mewujudkan
cita-citanya di masa depan. Pemahaman peserta didik dan pembelajarannya
membantu pendidik dalam membentuk karakteristik dan pola pikir bertumbuh
pada peserta didik sehingga mereka memiliki kecakapan sosial emosional yang
baik.

Dalam bidang pendidikan, menurut Loescher (2019) merangkum fitur-fitur


khas tersebut dalam lima karakteristik Design Thinking, yaitu:
(1) Fokus mendefinisikan kebutuhan pengguna sebelum mencari solusi
(2) Terbuka terhadap hasil akhir yang tidak terduga
(3) Menerima ambiguitas atau ketidakpastian
(4) Berpusat pada manusia (humanis)
lOMoARcPSD|20809013

(5) Proses reflektif untuk meningkatkan pemahaman kontekstual, dengan empati


sebagai dasar pemahaman

Design thinking dapat membantu pendidik merencanakan strategi model


pembelajaran inovatif melalui tahapan empathize, define, ideate, prototype, and
test. Strategi pembelajaran berorientasi pada peserta didik tersebut yang diperoleh
melalui proses empati dengan menggali informasi terkait kebutuhan belajar
peserta.

Anda mungkin juga menyukai