Anda di halaman 1dari 2

Analisis Karakter Belajar Behavioristik, Kognitif, dan Humanistik Perspektif Islam

1. Teori Belajar Behavioristik


Teori ini menkankan pada pembentukan moral atau tingkah laku yang berdasarkan
hubungan antara stimulus dengan respon yang bisa diamati dan tidak berhubungan
dengan kesadaran ataupun konstruksi mental. Model-model pada teori belajar ini ialah:
Connectionisme, Classical Conditioning, Operant Conditioning (pembiasaan perilaku
respon), Contiguos Conditioning (Pembiasaan Asosiasi Dekat), Stimulis and response
Bond Theory, dan Social Learning Theory (Rufaedah 2017).

Dalam pandangan islam, ada yang disebut dengan teori belajar akhlak yang berdasarkan
al-Qur’an dan Sunnah juga khazanah pemikiran para intelektual muslim. Pandangan ini
serupa dengan teori belajar behavioristik yang sama-sama membentuk tingkah laku.
Pembentukan akhlak yang mulia merupakan adalah salah satu misi yang diemban oleh
Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam. Teori belajar akhlak sendiri adalah teori
yang focus utamanya ialah pembentukan tingkah laku individu muslim yang harapannya
setelah belajar dapat mempunyai tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan islam. Dan
terdapat tiga model dalam teori belajar ini, yaitu taqlid (meniru), tajribah wal khata’
(Trial dan error) dan ta’wid (Pembiasaan) (Rufaedah 2017).
2. Teori Belajar Kognitif
Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar adalah proses mental yang tidak diamati
secara kasat mata. Teori belajar kognitif menekankan bahwa bagian-bagian dari situasi
yang saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Ahli-ahli dalam teori
ini juga berpendapat bahwa belajar merupakan hasil dari upaya kita untuk mengerti
dunia. Pandangan teori ini melihat belajar sebagai suatu hal yang aktif, karena mereka
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan
masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang sudah diketahui (Sarnoto
2015).

Dalam pandangan islam, teori belajar kognitif merupakan hal yang bagus karena
melibatkan pemikiran kritis, refleksi, dan pemahaman yang mendalam. Islam juga
memandang penekanan pada ilmu, pemikiran, dan pengetahuan sangat kuat, mengingat
pentingnya mencari ilmu dan menggunakan akal untuk memahami dunia yang menjadi
salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan kita mempelajari dunia,
memperhatikan alam, hewan, dan semesta karena lingkungan dapat menjadi faktor
terpenting dalam pembelajaran kognitif. Hal ini serupa dengan pandangan islam agar
memperhatikan lingkungan pertemanan, karena hal itu sangat memengaruhi kegiatan
dalam belajar (Manasikana 2021).
3. Teori Belajar Humanistik
Berbeda dengan keduanya, teori ini sebagai penengah. Teori ini memusatkan manusia
pada proses pembelajaran atau yang berarti siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Pada
tori ini, tujuan belajar ialah memanusiakan manusia. Proses pembelajaran dikatakan
berhasil jika seorang pelajar paham akan lingkungan dan dirinya sendiri (Muhtadi 2019).

Dalam pandangan islam pun, teori ini serupa dengan salah satu hadits nabi Muhammad
SAW yang berbunyi:
“Kami para Nabi diperintahkan untuk menempatkan manusia sesuai dengan kedudukan
mereka dan berbicara terhadap mereka sesuai dengan tingkat pemikiran mereka” (H.R
Abu Dawud). Yang berarti sama-sama memanusiakan manusia sesuai dengan bagaimana
teori belajar humanistik ini. Berdasarkan hadits tersebut, umat islam dalam mengajarkan
atau mendidik haru sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan (Amirudin 2017).

Anda mungkin juga menyukai