Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361136766

MOTIVASI DALAM ORGANISASI

Preprint · June 2022

CITATIONS READS

0 21,860

2 authors:

Windhy Aprillia Arum Sentot Imam Wahjono


Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Muhammadiyah Surabaya, Indonesia
10 PUBLICATIONS 0 CITATIONS 1,961 PUBLICATIONS 12,744 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Windhy Aprillia Arum on 07 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MAKALAH PERILAKU ORGANISASI 5

MOTIVASI DALAM ORGANISASI

WINDHY APRILLIA ARUM

Dosen Pengampu : Dr. Drs.Ec. Sentot Imam Wahjono, M.Si

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


APRIL 2022
TUJUAN

Tujuan motivasi yaitu guna menggerakkan ataupun menggugah individu supaya


muncul kemauan serta keinginannya guna melaksanakan suatu hal sampai bisa
mendapatkan hasil ataupun mewujudkan suatu tujuan. Terdapat tujuan motivasi yaitu
mendorong semangat kerja dalam organisasi, meningkatkan moral dan keputusan kerja
dalam organisasi. Hal ini juga menciptakan dimana orang bekerja dengan rasa tanggung
jawab, loyalitas, disiplin, dan dengan bangga dan percaya diri sehingga tujuan organisasi
tercapai secara efektif.

LITERATUR

Motivasi terbentuk dari adanya interaksi antara individu dengan situasi yang
dihadapi. Motivasi bukanlah sebuah sifat pribadi namun lebih ke dorongan seseorang
untuk bekerja atau mencapai suatu tujuan. Di dalam suatu organisasi, seorang atasan
dituntut untuk mampu memberikan motivasi bagi bawahannya agar bekerja sesuai
dengan tanggung jawabnya. Motivasi erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
individu, dimana semakin terpenuhi kebutuhan seseorang dalam organisasi, maka
semakin termotivasi seseorang untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari kehidupan


berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang
cenderung hidup dan terlibat didalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam
kehidupan tampak begitu beragam baik didalam kehidupan kehidupan rumah tangga
hingga tingkat organisasi yang lebih kompleks yaitu organisasi di dalam dunia kerja.

Organisasi merupakan sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk


mencapai tujuan bersama. Dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di
dalamnya. Manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur organisasi, karena
hanya manusia yang memiliki sifat kedinamisan. Oleh karena itu, untuk mencapai
tujuan organisasi dengan baik, maka diperlukan sumber daya untuk mencapainya

Di Organisasi juga berlaku demikian. Mungkin seseorang yang bergabung dalam


sebuah organisasi akan mengorbankan waktunya, tenaganya, pikirannya, materinya
yang dimilikinya, bahkan ada yang mengorbankan nyawanya untuk sebuah organisasi.
Mengapa demikian? Karena ada yang dituju dan hasil yang diharapkan.
Terlibat aktif dalam organisasi akan mengembangkan kemampuan dan
kapasitas pribadi seseorang. Telah terbukti baik secara ilmiah maupun secara realita
dikehidupan sehari-hari, orang-orang yang matang dalam organisasi lebih unggul
dibandingkan mereka yang diam saja.

MOTIVASI DALAM ORGANISASI

A. Pentingnya Motivasi Dalam Organisasi


Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan
termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya. Pendapat ini sejalan dengan Robin yang
mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.
Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan
dorongan dalam diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama
manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada
pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun
personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan anggota
menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi pengarahan ini secara
sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan
dan harus mereka lakukan.
Motivasi sudah jelas sangat dibutuhkan dalam diri setiap orang, selain untuk
menghilangkan kejenuhan juga untuk bisa meraih segala sesuatu yang dicita-
citakannya. Secara individual upaya motivasi bisa dilakukan melalui upaya-upaya
mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri, namun adakalanya kesadaran untuk
memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang karena itu diperlukan motivasi
eksternal yang bisa berasal dari keluarga, teman, guru dan lainnya.

B. Penerapan Motivasi Dalam Organisasi


a. Motivasi Prestasi (achievement motivation)
adalah dorongan dalam diri individu untuk mengatasi segala tantangan dan
hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Sejumlah karakteristik menunjukan para
pegawai yang berorientasi prestasi. Mereka bekerja keras apabila mereka
memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya
mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka mendapat
balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.
b. Motivasi Afiliasi (affiliation motivation)
adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial.
Perbandingan antara pegawai yang bermotivasi karena berprestasi dengan
pegawai yang bermotivasi karena afiliasi menggambarkan bagaimana kedua pola
itu mempengaruhi perilaku. Orang-orang yang bermotivasi prestasi bekerja lebih
keras apabila penyelia mereka menyediakan penilaian rinci tentang perilaku kerja
mereka, sedangkan orang-orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila
mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
c. Motivasi Kompetensi (competence motivation)
adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan
keterlampilan pemecahan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Orang-
orang yang bermotivasi kompetensi juga mengharapkan adanya hasil yang
berkualitas tinggi dari rekan mereka dan mungkin terasa tidak sabar apabila orang-
prang yang bekerja dengan mereka tidak melakukan pekerjaan dengan hasil yang
baik.
d. Motivasi Kekuasaan (power motivation)
adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang, mengubah situasi dan
cenderung bertingkah laku otoriter. Orang-orang yang bermotivasi kekuasaan
merupakan manajer yang istimewa apabila dorongan itu lebih tertuju pada
kekuasaan pribadi. Kekuasaan lembaga adalah kebutuhan untuk mempengaruhi
perilaku orang-orang demi kebaikan organisasi secara keseluruhan.

C. Teknik Membangun Motivasi


Teknik memotivasi harus dapat memastikan bahwa lingkungan di mana mereka
bekerja memenuhi sejumlah kebutuhan manusia yang penting. Beberapa cara perlu
dilakukan untuk dapat memotivasi.
a. Menilai sikap
Adalah penting bagi manajer untuk memahami sikap mereka terhadap
bawahannya. Pikiran mereka dipengaruhi oleh pengalaman mereka dan akan
membentuk cara bagaimana berperilaku terhadap semua orang yang dijumpai.
Kekuatan yang mendorong manajer secara kuat memengaruhi perilaku
motivasional. Karena itu penting untuk memahami asumsi dan prioritas, memberi
perhatian terutama pada ambisi pribadi dan organisasi, sehingga dapat memotivasi
orang lain dengan efektif. Apabila kita mengutamakan pekerjaan, maka kita akan
sangat termotivasi dan karier kita akan mendapat keuntungan dan keberhasilan.
Tetapi keberhasilan bukan hanya sekedar mencapai sasaran tugas, tetapi juga
tentang membangun tim yang kreatif dan efisien yang akan berhasil, bahkan
meskipun kita tidak berada di tempat. Untuk itu, gaya „share and collaborate‟
mungkin lebih efektif daripada metode „command and control‟ yang lebih bersifat
otoriter.
b. Menjadi Manajer yang Baik
Manajer sering mengikuti kursus-kursus mempelajari kepemimpinana, tepati
good leaders (Pemimpin yang baik), tidak perlu menjadi good managers ( manajer
yang baik). Kepemimpinan hanya satu bahagia untuk menjadi manajer, dan
manajer sukses memerlukan keterampilan kepemimpinan, sedangkan kemampuan
lainnya sama pentingnya (Heller, 1998:18).
Seorang manajer yang baik mempunyai karakteristik (a) mempunyai
komitmen untuk bekerja, (b) melakukan kolaborasi dengan bawahan, (c)
mempercaya orang, (d) loyal pada teman sekerja, dan (e) menghindari „„politik
kantor‟‟.
c. Memperbaiki Komunikasi
Komunikasi antar manajer dengan bawahan dilakukan dengan menyediakan
informasi secara akurat dan detail secepat mungkin. Informasi menyangkut apa
yang ingin diberitahukan manajer maupun apa yang ingin mereka ketahui.
Beberapa alat komunikasi dapat di pergunakan seperti elektronik, pertemuan,
jurnalisme internal, internal marketing, papan pengumuman, dan telepon.
Sistem manajemen terbuka memfasilitasi pertukaran informasi dan
pandangan di antara tim, memungkinkan manajer dan bawahan bekerja bersama
secara efektif. Bawahan perlu dijaga agar selalu mendapat informasi, karena tanpa
informasi dirasakan sebagai ketidakpastian yang pada gilirannya membuat
demotifasi.
Manajemen yang motivasional mendorong dan membina diskusi tentang
keterlibatan dan kontribusi bawahan lebih lanjut. Diskusi dapat dilakukan secara
formal maupun informal. Perlu dibuka kesempatan untuk menyampaikan pendapat
berbeda yang sering menghasilkan konsensus.
Apabilah manajer tidak sependapat perlu dijelaskan alasannya.
Berkomunikasi dan berpikir sangat penting untuk manajemen motivasional. Manajer
harus dapat menyediakan waktu untuk melakukan komunikasi dengan menegur
bawahan. Untuk memotivasi, manajer perlu terlihat oleh bawahan, dapat dihubungi
dan terkesan tidak terburu-buru.
d. Menciptakan budaya tidak menyalahkan
Setiap orang yang mempunyai tanggung jawab harus dapat menerima
kegagalan. Tetapi untuk memotivasi secara efektif diperlukan „budaya tidak
menyalahkan‟. Kesalahan harus di kenal, dan kemudian menggunakan untuk
memperbaiki kesempatan keberhasilan dimasa yang akan datang.
Pelajaran dari kegagalan adalah sangat berharga, tidak hanya bagi individu
yang terlibat tetapi juga bagi organisasi. Mengambil sikap konstruktif dan simpatik
pada kegagalan akan memotivsi dan mendorong bawahan. Menghukum kegagalan
atau memotivasi berdasar ketakutan, tidak akan menciptakan keberhasilan jangka
panjang.
e. Memenangkan kerja sama
Komponen dasar dari lingkungan motivasional adalah kerja sama, yang harus
diberikan manajer kepada bawahan dan sebaliknya diharapkan dari mereka.
Adalah penting mengawasi dan mendukung bawahan, namun perlu dipastikan tidak
merusak motivasi di tempat pekerjaan.
Apabila bawahan meyakini bahwa manajer menghalangi jalur kariernya,
maka akan cepat menjadi demotivasi. Sebagai pekerjaan manajer adalah
memperkuat karier mereka sehingga harus menekankan pentingnya menjaga yang
sangat baik. Dalam memberikan dukungan perlu diingat bahwa kita tidak boleh
memberikan janji yang tidak mungkin kita berikan.
Memberikan insentif yang murah atau mudah adalah cara yang sederhana
dan penting untuk memenangkan dan memelihara kerja sama. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara menyampaikan pengakuan di depan publik, memberi
penghargaan tertulis, dan melalui pertemuan yang meningkatkan moral.
f. Mendorong inisiatif
Tanda yang pasti untuk motivasi tinggi adalah banyaknya inisiatif.
Kemampuan mengambil inisiatif tergantung pada pemberdayaan dan lingkungan
yang mengenal kontribusi. Semakin banyak kita mengharapkan orang, semakin
banyak mereka memberi, selama kita mendukungnya.
Untuk itu orang perlu diberi kesempatan menggunakan inisiatifnya sendiri.
Apabila mungkin. Semua bawahan perlu diberi dorongan untuk mencapainya
dengan menetapkan target tinggi tetapi realistik.
KESIMPULAN DAN SARAN

Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia


pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi
unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas, bersifat
terus-menerus dan adanya tujuan.
Dalam suatu penerapan perilaku organisasi, pembahasan tentang motivasi
dalam organisasi memang sangat penting dalam kajian perilaku organisasi. Karena
setiap personil atau pegawai pasti memerlukan suatu motivasi baik dari dalam diri
maupun dari orang lain, untuk itu apabila seseorang sudah terdorong atau termotivasi
maka kinerja seseorang itu akan meningkat sehingga akan mempercepat proses
penyelesaian tugasnya dalam bekerja.
Berdasarkan tujuan yang ingin di capai, manusia akan termotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, hal ini sejalan dengan Robins yang
mengemukankan bahwa “motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual”.
Beberapa cara perlu dilakukan untuk dapat memotivasi.
a. Menilai sikap
b. Menjadi Manajer yang Baik
c. Memperbaiki Komunikasi
d. Menciptakan budaya tidak menyalahkan
e. Memenangkan kerja sama
f. Mendorong inisiatif
Jadi, Setelah mempelajari pembahasan motivasi pada bab sebelumnya, maka ada
dua saran yang saya petik dalam makalah ini diantaranya adalah yang pertama
bagi pihak atasan dalam suatu organisasi sebaiknya dapat memberikan apa yang
seharusnya bawahan dapatkan, baik itu informasi yang akurat, cepat dan tidak
bertele-tele sehingga semangat kerja bawahan tetap terjaga. Kedua, adalah bagi
pihak bawahan sebaiknya lebih memaksimalkan tugas pokok dan fungsi kerjanya
masing-masing supaya kinerja tersebut bisa mendapatkan predikat memuaskan
bagi para atasan.
DAFTAR PUSTAKA

Colquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior.


McGrawHill. New York.

Griffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston: Houghtton
Muhlin Company.

Harahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jones, Gareth R. George, Jennifer M.. 2014. Contemporary Management. Global Edition.

McGrall
Hill.

Lipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty: A Naturalistic Decision Making
Analysis,
Journal of Organization Behavior and Human Decision Process (69).2.p.149-164.

Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. Singapore.

Mohr, Lawrence B. 2012. Explaining Organiztion Behavior. San Fransisco: Jossey – Bass

Publishers Palazzeschi, Letizia. Bucci, Ornella, and Di Fabio, Annamaria. 2018. Re-thinking

Innovation in
Organizations in the Industry 4.0 Scenario: New Challenges in a Primary Prevention
Perspective. Frontiers in Psychology Journal. January. doi: 10.3389/fpsyg.2018.00030

Radel, Juergen. 2017. Organizational Change and industry 4.0 (id4). A perspective on
possible
future challenges for Human Resources Management. Industrie von Morgen. November.

Robbins, Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson: Boston.

Anis Rahmawati Ningrum, Sentot Imam Wahjono*, Andi Wardhana, Noer Choidah 2021.
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT.
Siantar Top, Tbk di Sidoarjo. Isoquant: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. DOI
(PDF): http://dx.doi.org/10.24269/iso.v5i2.791.g548. Journal homepage:
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/isoquant/article/view/791/548 e-ISSN:
2599-0578. ISSN: 2599-7496. Vol. 5, No.2, Oktober 2021, Pp.255-264. Publisher:
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rahim, Abdul Rahman. Rasulong, Ismail. Indrayani,

TriIrfa.
2020. Perilaku Organisasi, di era revolusi industri 4.0. Penerbit RajaGrafindo
Perkasa,
Depok, Jakarta, Indonesia. http://www.rajagrafindo.co.id/produk/perilaku-organisasi-
dierarevolusi-industry-4-0-sentot-wahono-dkk/

Wahjono, Sentot Imam. 2009. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu Publisher, Yogyakarta, ISBN
No. 978-979-
756-594-7, pp: 321+ xvii. Link: https://www.grahailmu.com/ perilaku-organisasi-sentot-
imamwahjono

Wahjono, Sentot Imam. 2022. Motivasi, Bahan Ajar Perilaku Organisasi 5. Penerbit:
ResearchGate
https://www.researchgate.net/publication/359999153_MOTIVASI

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai