Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU TAUHID

TENTANG

HUBUNGAN ANTARA IMAN,ISLAM DAN IHSAN

OLEH:

KELOMPOK 5

Hanifa Fadila (Nim:960823012)

Sisra Erianti (Nim : 960823009)

DOSEN PENGAMPU:

PROF. DR. SALMADANIs, M.A.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM YAYASAN TARBIYAH

ISLAMIYAH

PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur adalah milik Allah SWT., yang telah menjadikan
manusia sebagai makhluk yang sempurna. Di antara salah satu kesempurnaan
manusia tersebut adalah kurnia fikiran dan kecerdasan, shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan keluarga serta sahabat Baginda.
Karena Baginda adalah sosok yang telah berjasa memberi bimbingan terhadap
aktualisasi pikiran dan kecerdasan kepada manusia yang sesuai dengan kehendak
Allah SWT.
Sesungguhnya di dalam menyelesaikan penulisan ilmiah yang berbentuk
Makalah ini menghadapi ujian dan rintangan akibat dari beratnya topik
perbahasan yang diteliti, Alhamdulillah penulis akhirnya memperoleh inspirasi
dan berhasil menyiapkan Makalah.
Akhir kata penulis sudahi dengan ucapan Terima Kasih Semua, semoga
karya tulis ini memberi manfaat bagi kita semua. Penulis mohon maaf dan
menyadari atas segala kekurangan yang ada serta mohon saran dan masukan dari
semua pihak demi kesempurnaan Makalah ini.

Padang, Mei 2024

Penulis

i
Daftar isi

Kata Pengantar ..................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman ........................................................................ 2
B. Pengertian Islam ....................................................................... 4
C. Pengertian ihsan ........................................................................ 6
D. Hubungan Iman, Islam, Dan Ihsan ......................................... 6
E. Perbedaan Antara Iman, Islam, dan Ihsan ............................ 7
F. Keutamaan Iman, Islam, Dan Ihsan Bagi Manusia ............... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali
dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap
makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia
berada di antara dua gerakan,yaitu gerakan yang menarik kepada perkara yang
berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang yang
menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya. Agama Islam ada tiga
tingkatan,yaitu Iman,Islam dan ihsan.Dan setiap tingkatanya mempunyai Rukun-
rukun tertentu.
1.2.Rumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan?
2. Bagaimana Hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
3. Apa Perbedaan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
4. Apa Keutamaan Iman, Islam, dan Ihsan bagi manusia?

1.3.Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Iman, Islam dan Ihsan
b. Mengetahui hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
c. Mengetahui perbedaan antara Iman, Islam dan Ihsan
d. Mengetahui keutamaan Iman, Islam dan Ihsan bagi Manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata kerja
(fi’il). 45463‫ ا‬- /023 -/0‫ ا‬yang mengandung beberapa arti yaitu percaya, tunduk,
tentram dan tenang.
Imam al-Ghazali mengartikannya dengan 7389:;‫ا‬ yaitu “pembenaran”.
Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi :
<=>; 4? 7389:;‫@ ا‬AB ‫ن‬463D‫ا‬
“Iman ialah pembenaran dengan hati”.
Menurut Imam Ab Hanifah:
7389:;‫ار و ا‬IJD‫ن ھ@ ا‬463D‫ا‬
“Iman ialah mengikrarkan (dengan lidah ) dan membenarkan (dengan hati)”.
Menurut Hasbi As-Shiddiqy ;
‫ن‬4M‫ر‬D‫ا‬4? N6O;‫ن وا‬4PQ;4? 73 89:;‫ن وا‬4R=;4? ‫ا;>@ل‬
“Iman ialah mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota tubuh”.
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dgn:
TPR;4? UR6V ‫ و‬TW5 ‫ و‬N6X ‫@ل و‬J
“Ucapan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dgn berpegang teguh kepada
Sunnah”.
Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah
Membenarkan segala sesuatu baik berupa perkataan,hati,maupun perbuatan.
Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada enam
rukun iman yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan
menjadi seorang hamba Allah yang ihsan nantinya.
Iman adalah kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh
keyakinan, tidak bercampur ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup,
tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari (Yusuf Qardlawi, 1977:25).
Iman adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang, maka perlu
diketahui kriteria bertambahnya Iman hingga sempurnanya Iman, yaitu:

2
1) Diyakini dalam hati
2) Diucapkan dengan lisan
3) Diamalkan dengan anggota tubuh1
Iman itu terdiri atas tiga tingkatan :
1. Tingkatan mengenal. Pada tingkatan pertama ini seseorang baru
mengenalssuatu yang diimani
2. Tingkat kesadaran. Pada tingkat kedua ini iman seseorang sudah lebih
tinggi, karena sesuatu yang diimani disadari oeh alasan-alasan tertentu
3. Tingkat haqqul yaqin. Tingkat ini adalah tingkatan iman yang tertinggi.
Sseorang mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui dengan alasan-
alasan tertentu, tetapi dibarengi dengan ketaatan dan berserah diri kepada
Allah2
Keenam Rukun Iman tersebut adalah:
a. Beriman kepada Allah Sw
Yakni beriman kepada Rububiyyah Allah Swt, Uluhiyyah Allah
Swt, dan beriman kepada Asma wa shifat Allah SWT yang sempurna serta
agung sesuai yang ada dalam Al-quran dan Sunnah Rasul-Nya.
b. Beriman kepada Malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang mulia, mereka diciptakan oleh
Allah untuk beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya,
Allah telah membebankan kepada mereka berbagai tugas.Jadi kita dituntut
untuk beriman dan mempercayai adanya Malaikat Allah SWT.
c. Beriman kepada Kitab-kitab
Allah yang Maha Agung dan Mulia telah menurunkan kepada para
Rasul-Nya kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Diantaranya:
kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil diturunkan kepada Nabi
Isa, Zabur diturunkan kepada Nabi Daud, Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi
Musa, Al-quran diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw.
d. Beriman kepada para Rasu
1
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang,
1976, hlm.257
2
Ibid, hl. 259

3
Allah telah mengutus kepada maakhluk-Nya para rasul, rasul
pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad Saw, dan semua
itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat ketuhanan,
mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan kerasulan.
Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at dengan syari’at yang diajarkan
oleh Nabi Muhammad Saw,yang diutus untuk seluruh manusia , maka
tidak ada nabi sesudahnya.3
e. Beriman kepada Hari Akhirat
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, ketika Allah
membangkitkan manusia dalam keadaan hidup untuk kekal ditempat yang
penuh kenikmatan atau ditempat siksaan yang amat pedih. Beriman
kepada hari akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi
setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.
f. Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
Taqdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan
semua yang ada dan menciptakan seluruh mahluk sesuai dengan ilmu-Nya
yang terdahalu, dan menurut kebijaksanaan-Nya, Maka segala sesuatu
telah diketahui oleh Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah
yang telah menghendaki dan menciptakannya.4
B. Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja
40ig‫ ا‬- f=R3 – f=g‫ ا‬Yang secara etimologi mengandung makna: Sejahtera, tidak
cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung arti: kedamaian,
kepatuhan, dan penyerahan diri. Dari kata-kata ini, dibentuk kata salam sebagai
istilah dengan pengertian : Sejahtera, tidak tercela, selamat, damai, patuh dan
berserah diri. Dari uraian kata-kata itu pengertian islam dapat dirumuskan taat
atau patuh dan berserah diri kepada Allah. 5
Nabi Muhammad saw bersabda :

3
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang,
1976, hlm.257
4
Ibid, hlm.125
5
Ibid, hlm. 126

4
“Islam itu ialah engkau menyembah Allah (menghambakan diri kepada-
Nya, Dia sendiri saja), tiada engkau persekutukan Dia dengan suatu yang lain,
engkau dirikan sembahyang, engkau keluarkan zakat yang difardukan, engkau
berpuasa dibulan Ramadhan, dan engkau tunaikan ibadah haji jika engkau
sanggup pergi ke Baitullah.” (H.R. Bukhari)
Ajaran islam memang harus diyakini kebenaranya. Allah swt. telah menjamin
kebenaran tersebut sebagaimana firman-Nya :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam……” (Q.S. Ali
Imran : 19)
Secara istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :
a. Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :
I‫ھ‬4m;‫د ا‬4W>5D‫م وا‬iR:gD‫م وھ@ ا‬igD‫ا‬
“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.
b. Ab A’la al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai. Maksudnya
seseorang akan memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti
sesungguhnya, hanya melalui patuh dan taat kepada Allah.
c. Menurut Hammudah Abdalati Islam adalah menyerahkan diri kepada
Allah SWT.Maksudnya patuh kepada kemauan Tuhan dan taat kepada
Hukum-Nya. 6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam itu ialah
tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya
Islam di bangun diatas lima rukun,sebagaimana dijelaskan dalam Hadits:
‫ ﷲ‬pq‫ ر‬I6X /?‫ ا‬/X 8;4r /? T0IsX /X ‫ن‬4Wtg p?‫ أ‬/? T=mPv 45Iwr‫ل ا‬4J xg@0 /? ‫ ﷲ‬8WwX 4PV8v
‫ا‬86{0 ‫ ﷲ وأن‬D‫ إ‬y;‫ إ‬D ‫دة أن‬4A~ •6r x=X ‫م‬ig€‫ ا‬pP? ) f=g ‫ و‬yW=X ‫ ﷲ‬x=z ‫@ل ﷲ‬g‫ل ر‬4J :‫ل‬4J 46APX
( ‫ن‬4•0‫@م ر‬z‫ة وا;{‚ و‬4Mƒ;‫ء ا‬4:3‫ة وإ‬i9;‫م ا‬4J‫@ل ﷲ وإ‬g‫ر‬
“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ; handlolah bin abi
sufyan telah memberi kabar kepada kita d ari ikrimah bin kholid dari abi umar
ra. Berkata : rasul saw. Bersabda : islam dibangun atas lima perkara :
persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi

6
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang,
1976, hlm.257

5
Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat, memberikan zakat, hajji dan
puasa ramadlan”.
Jadi,Rukun Islam itu ada Lima,yaitu:
1) Syahadat
2) Shalat
3) Zakat
4) Puasa
5) Haji
C. Pengertian ihsan
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) yaitu :
45 4Rv‫ – ا‬/R{3 – /Rv‫ ا‬artinya : /R{;‫ ا‬NOB (Perbuatan baik).
Menurut istilah ada beberapa pendapat para ulama,yaitu:
a. Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh
Allah dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam
sehingga seluruh ibadah seorang hamba benar-benar ikhlas karena Allah.
b. Menurut Imam Nawawi Ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan seorang
hamba merasa selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk
dan sebagainya.7
D. Hubungan Iman, Islam, Dan Ihsan
Iman, Islam dan Ihsan satu sama lainya memiliki hubungan karena merupakan
unsur-unsur agama (Ad-Din). Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi
dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan
kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara
Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan diantara
ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan
erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling
mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan
antara iman, islam dan ihsan.

7
Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84

6
Didalam al-qur’an juga disebutkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan memiliki
keterkaitan,yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3 dan QS Ali-Imron ayat 19 yang
berbunyi QS Al-Maidah ayat 3 :
4P3‫ م د‬igD‫ ا‬fs; †wq‫ و ر‬p:6O5 fsW=X †66‡‫ و ا‬fsP3‫ د‬fs; †=6M‫@م ا‬W;‫ا‬
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah
menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah
agama yang benar bagi kalian”.

QS Ali-Imron ayat 19 :
ٰ €‫ا‬
fُ =g ‫ ﱠ‬8َ PXِ َ/38ّ ;‫إِ ﱠن ا‬
ِ ِ‫ﷲ‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan selalu diikuti dengan kata
addin yang artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan
Ihsan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang
membuat seseorang ber-Islam dan menyerahkan sepenuh hati kepada Allah
dengan menjalankan syareatnya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh
syariat Islam.8
E. Perbedaan Antara Iman, Islam, dan Ihsan
Disamping adanya hubungan diantara ketiganya, juga terdapat perbedaan
diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih
menekankan pada segi keyakinan dalam hati. Islam merupakan sikap untuk
berbuat dan beramal.Sedangkan Ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk
tindakan nyata. Dengan ihsan, seseorang bisa diukur tipis atau tebal iman dan
islamnya.
Iman dan islam bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud
dengan Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima,
dan pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman
yang enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya
adalah makna dan hukum keduanya.

8
Ibid, hl, 245

7
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum
daripada Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung
makna iman. Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali
apabila ia telah merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya;
karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah
mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin. adalah mukmin.9
F. Keutamaan Iman, Islam, Dan Ihsan Bagi Manusia
Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam (Al-
Islam) tidak sah tanpa iman (Al-Iman), dan iman tidak sempurna tanpa ihsan
(Al-Ihsan). Sebaliknya, ihsan adalah mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak
mungkin tanpa Islam.
Ali Bin Abi Thalib mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan
Ikhsan sebagai berikut:
‫ وإن‬y=M <=>;‫ ا‬ŽWw3 x:v ‫ادت‬ƒB †65 ‫ت‬4{;49;‫ ا‬8wO;‫ ا‬N6X ‫‘ذا‬B ‫ء‬4•W? TO6; ‫و‬8wW; ‫ن‬463€‫ إن ا‬: p=X ‫ل‬4J
y=M <=>;‫@د ا‬R3 x:v ‫† وزادت‬65 ‫ت‬40I{;‫ ا‬UA:5‫‘ذا ا‬B ‫@داء‬g T:s5 ‫و‬8wW; ‫ق‬4tP;‫ا‬
“Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang putih,
apabila seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut akan tumbuh
dan bertambah sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan terlihat
seperti titik hitam, maka bila seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka
titik hitam itu akan tumbuh dan bertambah hingga hitamlah (warna) hati”.
Jadi Iman, Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar
dalam pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga
oleh Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits.

9
Imam Ab Hanifah, Al-Fiqh al-Akbar, Hedrabad : Dairah al-Ma’arif al-‘Usman³yah, 1979,
hlm.6.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Iman adalah ucapan yg disertai dgn perbuatan diiringi dgn ketulusan niat dan
dilandasi dengan Sunnah.Islam adalah inisial seseorang masuk ke
dalam lingkaran ajaran Ilahi.Sedangkan Ihsan adalah adalah cara bagaimana
seharusnya kita beribadah kepada Allah.
b. Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah.
Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun
Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan,
sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
c. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati.Islam adalah sikap
aktif untuk berbuat atau beramal.Sedangkan Ihsan merupakan perwujudan dari
iman dan islam yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam
itu sendiri.
d. Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam
pandangan islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh
Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-
Qur’an dan Al-Hadits.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan


Bintang, 1976, hlm.257
Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84
Imam Ab Hanifah, Al-Fiqh al-Akbar, Hedrabad : Dairah al-Ma’arif al-
‘Usman³yah, 1979, hlm.6.

10

Anda mungkin juga menyukai