Anda di halaman 1dari 34

POLA KERJA PETANI CABAI (Capsicum Annum L.

) PADA
KELOMPOK TANI NGUDI RAHAYU DI DESA BATUMIRAH
KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

USULAN SKRIPSI

Oleh :

ABDILAH AWALUDIN
1804010053

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO 2022
HALAMAN PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI

POLA KERJA PETANI CABAI (Capsicum annum L) DI DESA


BATUMIRAH KECAMATAN BUMIJAWA KABUBATEN
TEGAL

Oleh:

ABDILLAH AWALUDIN

1804010053

Diperiksa dan disetujui


Pada tanggal: .............................................

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyani Budiningsih, S.P,.M.P Dr. Pujiharto, S.P,.M.P


NIK. 2160120 NIK. 2160126

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan

Sulistyani Budiningsih.
S.P.M.P. NIK. 2160120
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya

bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat penting baik

perekonomian maupun dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Pembangunan

pertanian di Indonesia memiliki peran dalam perekonomian nasional. Dalam

perkembangan ekonomi nasional, sektor pertanian memiliki peran yang

penting di bidang agribisnis dimana kegiatanya meliputi produksi,

pengolahan, pemasaran yang saling berkaitan hingga mendukung ekonomi

nasional (Soekartawi, 2010).

Pertanian merupakan kegiatan seseorang yang berhubungan dengan

proses produksi yang bertujuan untuk menghasilkan bahan-bahan yang

dibutuhkan olehmanusia yang berasal dari tumbuhan meupun hewan yang

didalamnya ada sebuah usaha untuk memperbaharui, memperbanyak dan

mempertimbangkan faktor ekonomis. Sehingga ilmu yang mempelajari

kegiatan manusia dalam melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani.

(Suratiyah, 2015)

Dalam Ilmu usahatani merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang

bagaimana menggunakan sumberdaya yang efektif dan efisien sehingga


pendapatan yang diperoleh oleh petani yang berkemampuan lebih tinggi.

(Wanda, 2015), Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat adalah jenis

usaha tani yang sudah menjadi turun temurun dari zaman dahulu. Dalam

usaha pertanian petani tidak hanya memproduksi satu macam komoditas saja.

Komoditas yang di produksi petani di kecamatan Bumi Jawa salah satunya

adalah tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura dalam produksinya

bergantung pada iklim dan cuaca. Iklim dan cuaca yang mendukung akan

memperpesat produksi dari tanaman hortikultura sehingga terdapat hubungan

erat antara hubungan iklim dengan produksi pertanian (Winarto et al. 2013).

Petani merupakan orang yang melakukan bercocok tanam dari lahan

pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh

kehidupan dari kegiatan itu (Anwas, 1992). Namun petani juga identik dengan

masyarakat pedesaan, pertanian yang berada di pedesaan memiliki jenis usaha

tani yang dilakukan seperti menanam bahan makanan pokok dan dan berbagai

macam sayuran seperti cabe, kubis, wortel, daun bawang. kentang, tomat, dan

lain-lain.

Kabupaten Tegal merupakan Kabupaten yang memiliki daerah tanaman

sayur dengan luas lahan pertanian 64. 475 Ha. Salah satunya ada di

Kecamatan Bumijawa yang merupakan daerah penghasil sayuran di

Kabupaten Tegal. Kecamatan Bumi Jawa merupakan salah satu wilayah

kecamatan di Kabupaten Tegal yang terletak di daerah pegunungan, tepatnya

di lereng Gunung Slamet. Luas Kecamatan Bumi Jawa adalah 8.854,70 hektar

dengan jenis sayuran yang sangat beragam seperti tersaji dalam Tabel

berikut :
Tabel 1. Jenis dan Jumlah Produksi Sayuran di Bumijawa Tahun 2021

No Nama Sayur Produksi/tahun (ton) Persentase (%)


1. Bawang Merah 2.621 1.52
2. Cabai Besar 12,098 7.04
3. Cabai Rawit 20.292 11.80
4. Kentang 44,270 25.74
5. Kubis 41.266 24.00
6. Tomat 47.234 27.47
7. Bawang Putih 340 0.20
8. Sawi / Petsai 3841 2.23
Jumlah 171962 100
Sumber: BPS Kabupaten Tegal 2021

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa Bumijawa merupakan daerah sayur

yang cukup besar yang berada di Kabupaten Tegal. Salah satu penghasil sayuran

berada di Desa Batumirah. Luas lahan yang digarap petani akan menentukan

besar kecilnya pendapatan yang petani akan peroleh. Secara garis besar terdapat3

jenis petani yang berada di Desa Batumirah yaitu petani pemilik lahan, petani

penggarap, dan buruh tani. Desa Batumirah merupakan Desa penghasil sayuran

yang ada di Kecamatan Bumijawa. Mayoritas penduduk di Desa Batumirah

bekerja sebagai seorang petani. Petani yang ada di Desa Batumirah mengelola

lahan pertanian tidak hanya ditanami oleh sayur mayur namun mereka juga

mengelola kebun kopi milik perhutani yang dibantu oleh kelompok tani yang ada

di Desa Batumirah. Jumlah kelompok tani yang ada di Desa Batumirah sebanyak

5 kelompok tani yang dapat di lihat pada Tabel 2 sebagai berikut :


Tabel 2. Jumlah Kelompok Tani di Desa Batumirah
No Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota
1. Gemah Ripah 172
2. Ngudi Rahayu 177
3. Subur Makmur 28
4. Serbaguna Alami 180
5. Barokah lestari 37
Sumber : Data Primer Diolah 2022

Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa jumlah anggota kelompok tani yang

yang memiliki anggota paling banyak anggotanya yaitu Serbaguna Alami

sebanyak

180 anggota dan anggota kelompok tani paling sedikit yaitu Subur Makmur

sebanyak 28 anggota. Petani di Desa Batumirah yang memiliki lahan pertanian

untuk memanfaatkan lahan guna untuk memenuhi sumber kehidupan rumah

tangga. Namun tidak semua petani di Desa Batumirah memiliki lahan untuk di

lakukan penanaman, sehingga petani ini menggantungkan hidup dengan bekerja

sebagai petani sayuran di lahan milik orang lain sebagai buruh tani untuh

mendapatkan upah hasil kerja dengan sistim bagi hasil.

Dari kelima Kelompok Tani di Desa Batumirah yang menanam cabai,

Kelompok Tani yang memiliki anggota paling aktif adalah Kelompok Tani

Ngudi Rahayu. Anggota Kelompok Tani Ngudi Rahayu yang aktif berjumlah 50

anggota. Tanaman Cabai merupakan komodits utama yang di tanam oleh

Keompok Tani Ngudi Rahayu.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yaitu yang berjudul Pola Kerja Petani Cabai (Capsicum annum L)

Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana profil petani cabai Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa

Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal?

2. Bagaimana pola kerja petani cabai Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa

Batumirah Kecamatan BumijawaKabupaten Tegal?

3. Hambatan dan solusi apa saja dalam pola kerja petani cabai Kelompok

Tani Ngudi Rahayu di Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Tegal?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan penelitian yang dilakukan yaitu diantaranya

sebagai berikut:

1. Mengetahui profil petani cabai Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa

Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal

2. Mengetahui pola kerja petani cabai Kelompok Tani Ngudi Rahayu di

Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal

3. Mengetahui hambatan dan solusi yang terjadi saat pola kerja petani cabai

Kelompok Tani Ngudi Rahayu di Desa Batumirah Kecamatan Tegal

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk


mendapatkan gelar Sarjana Pertanian dan untuk mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Universitas

MuhammadiyahPurwokerto.

2. Bagi tempat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani cabai di

Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal sebagai bahan

kajian sekaligus dapat mengembangkan pola kerja petani cabai

3. Bagi pembaca

Dapat memberikan ilmu pengetahuan dan menjadi sumber informasi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat menambah referensi

bagi masyarakat pada umumnya.

E. Pembatasan Masalah dan Asumsi

1. Penelitian ini dilakukan di Desa Batumirah Kecamatan

Bumijawa KabupatenTegal.

2. Responden pada penelitian ini adalah petani pemilik lahan,

petani penggaraplahan, buruh tani.

3. Responden pola kerja pada petani dapat memberikan gambaran

pola kerjayang terjadi.

4. Responden dapat memberikan hubungan petani dengan proses

kerja yangterjadi.

5. Penelitian dilakukan pada bulan September 2022 samapi dengan

Febuary 2023.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Cabai

Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat tumbuh subur

diberbagai ketinggian tempat mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi

tergantung varietasnya. Sebagian besar sentra produsen cabai berada didataran

tinggi dengan ketinggian 1.000-1.500 meter diatas permukaan laut. Walaupun

didataran rendah yang panas kadang-kadang dapat juga diperoleh hasil yang

memuaskan, namun didaerah pegunungan buahnya sangat besar. Rata-rata suhu

yang baik adalah antara 21-28 C. Suhu udara yang lebih tinggi menyebabkan buah

sedikit Menurut (Pitojo, 2003) secara taksonomi cabai merah (Capsicum

annuum L.) termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:

Devisi : Speromatophyta

Subdevisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Metachlamidae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum L

Secara umum cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat ditanam di lahan
basah (sawah) dan lahan kering (tegalan). Cabai merah (Capsicum annuum

L.) dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian

sampai 900m dari permukaan laut, tanah kaya akan bahan organik dengan pH

6-7 dan tekstur tanah remah (Sudiono, 2006).

Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya mencapai 1,5–2m dan

lebar tajuk tanaman dapat mencapai 1,2 m. Daun cabai pada umumnya

berwarna hijau cerah pada saat masih muda dan akan berubah menjadi hijau

gelap bila daun sudah tua. Daun cabai merah (Capsicum annuum L.) ditopang

oleh tangkai daun yang mempunyai tulang menyirip. Bentuk daun umumnya

bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing. Bunga cabai berbentuk

terompet atau campanulate, sama dengan bentuk bunga keluarga

Solonaceae lainnya. Bunga cabai merupakan bunga sempurna dan berwarna

putih bersih, bentuk buahnya berbeda-beda menurut jenis dan varietasnya

(Prabowo, 2011). Buah cabai merah (Capsicum annuum L.) bulat sampai

bulat panjang, mempunyai 2-3 ruang yang berbiji banyak. Buah yang

telah tua (matang) umumnya berwarna kuning sampai merah dengan aroma

yang berbeda sesuai dengan varietasnya. Bijinya kecil, bulat pipih seperti

ginjal dan berwarna

kuning kecoklatan (Sunaryono,2003).

B. Usahatani

Usaha tani merupakan sumber penghasilan bagi petani untuk

meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dimana seorang petani bisa

memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara efektif dan efesien untuk

memperoleh hasil produksi yang meng-untungkan bagi petani itu


sendiri.
(Reijatjes at el 2011).

Sebuah usaha tani adalah bagian dari permukaan bumi dimana seorang

petani melakukan usahanya yang bercocok tanam dan memelihara ternak

untuk memperoleh pendapatannya dari hasil produksiIlmu usahatani

dikaitkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana individu dapat

memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara efektif dan efisien dengan

tujuan memperoleh keuntungan yang maksimal. Apabila petani atau

produsen dapat memanfaatkan sumberdaya yang mereka miliki dengan baik,

maka dapat di katakan efektif. Lalu, dapat dikatakan efisien adalah

pemanfatan sumberdaya oleh usahatani tersebut menghasilkan output yang

melebihi input ( soekartawi, 2002 ).

Menurut Rustam 2014. Secara umum peningkatan produksi merupakan

indikator keberhasilan usahatani sehingga menjadi tolok ukur kesejahteraan

petani, namun tidak menjamin pendapatan yangakan diperoleh oleh petani,

pendapatan dipengaruhi harga yang diterima petani dan juga biaya input

usahatani.

Salah satu faktor yang mempengaruhi usaha tani adalah faktor alam.

Faktor alam yang mempengaruhi kegiatan usaha tani ada 2 yaitu faktor

tanah dan faktor iklim. Dalam kegiatan usahatani, tanah merupakan faktor

yang sanngat penting mengingat tanah adalah tempat tumbuh dan

berkembangnya tanaman. Tanah adalah faktor yang mutlak karena tanah

tidak bisa di perbanyak dan berubah tempat. Lalu, faktor iklim juga sangat

berpengaruh
pada komoditas usahatani. Dengan iklim yang sesuang dengan komoditas

usahatani , maka komoditas tersebut dapat memperoleh produktifitas yang

maksimal. Penggunaan teknologi dalam kegiatan usahatani juga di

pengaruhi oleh faktor iklim ( Suratiyah, 2015 ).

C. Profil Petani

Profil merupakan suatu gambaran nyata tentang keadaan fisik maupun

nonfisik dari suatu objek. Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur

segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Sehingga dapat dikatakan kualitas dan kuantitas hasil pertanian dipengaruhi

oleh pemikiran pelaku usahatani tersebut, yaitu petani. Pada proses

usahatani, petani menggunakan pengalaman, wawasan, dan ketrampilan

yang dikuasainya.kemampuan ini dapat diukur dari profil petani yaitu umur,

tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani. Menurut (Wanda dkk, 2015)

mengemukakan bahwa sejumlah faktor termasuk umur, tingkat pendidikan,

dan tanggungan keluarga berdampak pada tenaga kerja

1. Tingkat Pendidikan Petani cabai

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membuka

wawasan seseorang akan hal yang baru, menentukan strategi, dan

keterbukaan, tidak terkecuali dalam berusahatani sayuran. Pentingnya

pendidikan seorang petani dapat meningkatkan kualitas petani. Pendidikan

sangat penting dalam pembangunan pertanian sehingga semua lapisan

masyarakat sangat dituntut untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin.


Dengan pendidikan yang baik masyarakat sudah mempunyai keterampilan

yang diperoleh guna untuk mempersiapkan sebagi tenaga kerja dan warga

negara yang baik (Siswoyo, 2011)

2. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga merupakan indikasi dalam

menentukan miskin atau tidaknya suatu rumah tangga. Semakin besar

jumlah anggota rumah tangga berarti semakin besar jumlah tanggungan

dan akan semakin besar pendapatan yang dikeluarkan untuk biaya hidup.

Jumlah tanggungan dalam rumah tangga (baik anak-anak, anggota usia

produktif yang tidak bekerja dan lansia) kemungkinan akan menurunkan

kesejahteraan dalam rumah tangga dan pada akhirnya terjadi kemiskinan

rumah tanggaTanggungan keluarga merupakan faktor seorang petani

bekerja lebih giat untuk memenihi kebutuhan yang mereka tanggung.

Semakin banyak tanggungan yang mereka bebani semakin keras juga

seorang petani bekerja. Yang termasuk jumlah anggota keluarga adalah

seluruh jumlah anggotakeluarga rumah tangga yang tinggal dan makan

dari satu dapur dengankelompok penduduk yang sudah termasuk dalam

kelompok tenaga kerja ( Bagus, 2003).

3. Luas Lahan

Menurut Rahman, (2018) merupakan suatu bidang lahan yang

dimanfaatkan oleh petani untuk bercocok tanam dalam usaha pertanianya.

Lahan juga dikategorikan suatu unsur usahatani yang mempunyai

kedudukanyang paling penting dalam usahatani. Kedudukan penting dari


lahan yaitu sebagai faktor produksi yang berkaitan dengan kepemilikan

dan pemanfaatan suatu lahan sebagai tempat dimana proses produksi

berlangsung Luas lahan pertanian dapat mempengaruhi efisien atau tidak

efisiennya suatu usaha pertanian. Luas penguasaan terhadap lahan

pertanian merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam proses

produksi maupun usaha pertanian. Dalamsuatu perkebunan, penggunaan

masukan akan semakin efisien bila lahan yangdigunakan semakin luas

dan dapat meningkatkan pendapatan petani. Sebaliknya semakin sempit

lahan yang digunakan petani, maka semakin tidakefisien juga usaha tani

yang dilakukan dan juga akan mempengaruhi pendapatan ( Daniel, 2002)

4. Modal Petani

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah

modal, sebab didalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan

yang sangatkuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah

didirikan. Modal secara harfiah mempunyai arti yaitu segala sesuatu hasil

karya pemikiran manusia baik secara fisik dan non fisik yang digunakan

untuk kegiatan ekonomi atau produksi agar mencapai tujuan yang lebih

baik (efektif dan efisien). Sedangkan modal juga mempunyai arti yaitu

hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi selanjutnya

(Silvina, 2012)

Modal merupakan faktor terpenting dalam usaha tani yang

mempunyaipengaruh kuat dalam mendapatkan produktivitas atau output,

secara makro modal merupakan faktor pendorong besar untuk


meningkatkan investasi baiksecara langsung pada proses produksi

maupun dalam prasarana produksi, sehingga mampu mendorong

kenaikan produktivitas dan output ( Umar, 2000). Modal sangat

diperlukan oleh seorang petani untuk menciptakan, memelihara,

memperluas dan meningkatkan efisiensi usaha tani. Perlunya mengetahui

seberapa besar modal yang harus digunakan dan bagaimana penggunaan

modal yang terbatas diantara berbagai penggunaan potensialnya(

Haryanto, 2009).

5. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan dalam

mencapaitujuan perusahaan (Stanton, 2013)

Pemasaran pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual

produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan

mengkonsumsikomoditas tersebut. Pemasaran pertanian dapat mencakup

perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada

konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu sendiri.

6. Pendapatan Petani

Pendapatan merupakan salah satu faktor ekonomi yang

dikategorikan mempunyai peranan penting bagi para petani.Tingkat

pendapatan seorang petani adalah modal bagi para petani tersebut dalam

melakukan usaha tani. Tingkat pendapatan petani tersebut dapat


menunjukkan kemampuan bagi parapetani dalam mengelola usaha

taninya ( Mankiw, 2006).

Pendapatan merupakan salah satu faktor untuk mengukur tingkat

kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat

ini mengambarkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Sedangkan

pendapatan individu adalah pendapatan yang diterima dalam

perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi

yang dimilikinya dan dari sumber lain (Sukirno, 2000).

Menurut Sukirno (2006) pendapatan merupakan penghasilan yang

diterima oleh seseorang atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu,

baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Jadi pendapatan

seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan dibidang jasa atau

produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan, tingkat pendapatan

perjam yang diterima.

D. Pola Kerja Tani

1. Jenis Kerja

Masyarakat pedesaan pada umumnya yang bekerja di sektor

pertanianterbagi dalam beberapa macam yaitu petani pemilik, petani

penggarap, dan buruh tani. Masyarakat pedesaan ditentukan oleh

kondisi fisik dan sosialnya, seperti adanya petani individu, pemilik

tanah, buruh tani, pemaro,penyewadan (Soelaeman. 2006).


a. Pemilik lahan

Petani pemilik lahan merupakan petani yang memiliki

suatulahn pertanianya sendiri, petani pemilik lahan bebas

menentukan apakah lahanya akan digarap sendiri atau memberikan

lahan pertanianya di garap oleh orang lain.

b. Petani penggarap

Petani penggarap merupakan petani yang menggarap

lahan pertanian orang lain dan saat musim panen antara petani

penggarap danpetani pemilik lahan mereka membagi hasil dari

lahanya. Sistem bagi hasil merupakan hubungan ekonomi sosial

dimana si pemilik tanah mempercayakan tanahnya untuk digarap

orang lain dengan persyaratanyang disetujui kedua belah bihak

tanpa memberatkan satu pihak saja (Raharjo, 2004).

c. Buruh tani

Buruh merupakan seseorang yang mempunyai pekerjaan

dalam bidang pertanian. Tetapi tidak ikut dalam menanggung

resiko terhadap hasil panen. Buruh bekerja hanya memberikan jasa

pada saat proses produksi mulai dari awal hingga masa panen

dengan tujuan mendapatkan imbalan terhadap jasa kerjanya

(Raharjo, 2007). Buruh tani dalam prosesnya hanya menjual jasa

yang dimiliki kepada pemilik lahan untuk menggarap lahanya

mulai dari penanaman bibit, perawatan,hingga pada masa panen

tiba.

2. Sistem Upah Petani Cabai


Upah merupakan imbalan dari seseorang atas tenaga yang telah

dikeluarkan. Menurut KBBI upah merupakan uang dan sebagainya yang

akan dibayarkan sebagai balas jasa atau bayaran atas tenaga yang telah

dikeluarkan untuk suatu pekerjaan. Sistem pembayaran upah dapat

ditentukan besar kecilnya dan waktu penerimaanya dalam minggu,

bulan atau tahunan oleh pemilik usaha kepada buruh sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Mardani. 2012)

E. Hubungan Petani Dengan Proses Kerja Sama Dan Interaksinya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri namunselalu membutuhkan bantuan orang lain dalam kehidupan

sehari- hari. Berdasarkan keaadaan ini hubungan sosial bisa dilihat

sebagai sesuatu yang merupakan sebuah jalur yang dapat

menghubungkan antara satu orang dengan orang lain dimana melalui

melalui jalur atau saluran tersebut bisa berupa barangatau jasa (Rudi

2007). Seperti hubungan sosial yang dilakukan petani dengan

tengkulak. Petani mendapatkan atau membeli bibit, pembasmi hama,

dan alat pertanian dari tengkulak. Tengkulak memperoleh untung dari

jual beli dengan petani. Tengkulak dan petani memiliki pola hubungan

yang saling bergantung karena petani tidak memiliki watu dan sebuah

armada transportasi yang baik untuk membeli ke kota dan tengkulakpun

tidak mampu menjual barangnya jika petani mampu membeli

kebutuhanya sendiri ke kota.

Menurut Soekanto, (2015) menyatakan teori sosiologi, bentuk kerjasama

dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:


1. Kerjasama spontan merupakan kerjasama yang dilakukan

tanpa adanyaperencanaan

2. Kerjasama langsung merupakan perintah yang dilakukan atasan

atau seorangpenguasa untuk melaksanakan tugas dan kewajiban

kepada bawahanya

3. Kerjasama tradisional merupakan bentuk kerjasama yang

sudah berlangsungdalam lingkungan masyarakat

F. Hambatan Dalam Proses Kerja Petani Cabai

Sektor pertanian saat ini berperan besar dalam laju pertumbuhan

ekonomi nasional (Hidayat, 1991). Petani umumnya tumbuh dan

berkembang dalam menjalankan usaha taninya belajar dari orang

tuanya. Sebagaimana yang kita ketahui petani sayur biasanya dijalani

baik sebagai profesi warisan, atau pilihanteharir karena sempitnya

peluang kerja. Keterbatasan sumber daya yang dikuasainya tergambar

jelas dengan keterbatasan

1. Penguasaan lahan. Pada umumnya petani sayur di wilayah pedesaan

hamnyamiliki hak sewa tanah yang berukuran sempit.

2. Keterbatasan modal, bagi petani modal menjadi identik dengan

pembiayaan yang sulit untuk di tanggulangi khusunya dalam

mengembangkan usaha taninya.

3. Penguasaan teknologi yang sangat minim sehingga permasalahan

tersebut menyebabkan sektor pertanian selalu tertinggal dan


masyarakat pedesaan sangat rentan dengan berbagi permasalahan

pertanian yang merugikan(Kharisma, 2017).

G. Penelitian Terdahulu
No Nama dan Judul Hasil Penelitian
1 Norma Yunika Kartika, Dalam penlitian ini pola kerja petani
2021. Dampak pandemic sangat dibutuhkan untuk menambah
terhadap pola kerja petani di pekerjaan sampingan dari bekerja
Desa Andama Kecamatan anjir subsector pertanian kemudian stelah
pasir Kalimantan selatan. adannya pandemic bekerj pada
subsector pertanian.
2 Ending Purwanti, 2012. Dalam penlitian ini terdapat
Pengaruh jumlah tanggungan pengaruh tanggungan jumlah
keluarga pendapatan terhadap tanggungan keluarga terhadap
partisipasi kerja tenaga kerja partisipasi tenaga kerja wanita pada
wanita pada industry krupuk industry kecil krupuk. Penelitian ini
kedelai di tuntang kabupaten meneliti variable selain factor
semarang. tanggungan keluarga, selain factor
tanggungan keluarga dan
pendapatan tenaga kerja
wanita.
3 Ratna Daena, 2020. Pengaruh dalam penlitian ini membahas
modal dan luas lahan terhadap bagaiman pengaruh modal dan luas
pendapatan petani kopi di Desa lahan terhadap pendapatan petani.
Lewajadi Kecamatan Bandar Modal sangat berpengaruh positif
Kabupaten Bandarmeriah dan signifikan terhadap pendapatan
petani kopi.
4 Dhwi Indah Sari, 2021. Analisis Dalam penelitian ini membahas
interaksi sosial dalam bentuk tentang pola hubungan kerja sama
kerja sama pada kelompok tani mengenai interaksi sosial pada
sido mulyo desa rasau jayadua. kelompok tani sido mulyo desa
risau jaya dua, yang membahas
interaksi sosial dalam bentuk kerja
sama yang berjalan di kelompok
tani tersebut sudah berjalan
baik,berjalan secara alamiah, saling
bermusyawarah merupakan
tanggung jawab bersama.

5 Fitriana, 2012. Transformasi pola dalam penelitian ini membahas


hubungan kerja petani padasector system bagi hasil yang terjadi antara
pertanian di Desa engreco petani pemlik, petani penggarap,
kecamatan selorejo kabupaten buruh tani. Munculnya system bagi
blitar hasil juga membuat pola hubungan
kerja yang terjadi menjadi berubah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelompok tani Ngudi Rahayu Desa

Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Pemilihan lokasi

penelitian dilakukan secara purpossive dengan pertimbangan bahwa Desa

Batumirah merupakan Desa penghasil sayur yang ada di Kecamatan

Bumijawa. Penelitian akan dilakukan pada bulan November sampai

Desember 2022.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode studi

kasus yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode Studi kasus adalah salah satu

bentuk penelitian kualitatif yang berbasis pada pemahaman dan perilaku

manusia berdasarkan pada opini manusia (Polit & Beck, 2004). Analisis

deskriptif kualitatif merupakan salah satu metode dengan cara menganalisis,

menggambarkan, dan merangkum berbagai situasi dan kondisi dari berbagai

data yang dikumpulkan yaitu berupa hasil wawancara atau pengamatan

mengenai masalah yang akan diteliti di suatu lapangan (Winarta , 2006)

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

skunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiono, (2008) merupakan sumber data penelitian yang

dilakukan secara langsung dengan cara memberikan data kepada


pengumpuldata akan tetapi tidak melalui media perantara. Data primer

diperoleh langsung dari petani cabai dengan melakukan wawancara

secara langsung oleh peneliti kepada petani cabai . Adapun data yang

diambil yaitu profil petani cabai di Desa Batumirah dan pola kerja

petani cabai disana.

2. Data Sekunder

Menurut Sekaran ( 2011 ) menjelaskan data sekunder adalah data

yangmengacu pada informasi yang di kumpulkan dari sumber yang

telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi

perusahaan, publikasipemerintah, internet. Data sekunder adalah data

yang di peroleh dari instansi terkait yaitu di antaranya profil Kelompok

Tani Ngudi Rahayu, profil Desa Batumirah, Badan penyuluh pertanian

dan studi pustaka atau literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan

penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu proses pengamatan menyeluruh serta mencermati

prilaku pada suatu kondisi tertentu. Observasi bertujuan untuk

mendeskripsikan aktivitas, individu serta makna yang terjadi (Tersina,

2018). Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek

yang akan diteliti serta untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

kondisiyang sebenarnya dilapangan.


2. Wawancara

Wawancara menurut Riyanto, (2010) merupakan salah satu

metodepengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi secara

langsung antara peneliti dengan subyek atau responden. Metode ini

dilakukan untukmengumpul data penelitian

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

tidak langsung ditunjukan pada subjek penelitian, namun melalui

dokumen (Agung, 2012). Dokumentasi yang dilakukan peneliti yaitu

dengan bentuk foto saat kegiatan penelitian di Desa Batumirah

Kecamatan BumijawaKabupaten Tegal.

4. Kuesioner

Menurut Sugiono, (2014) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau

pernyataan yang tertulis untuk dijawab responden. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan pembagian kuesioner secara langsung kepada petani

cabai.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengambilan

sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2019). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel yang di ambil dari

populasi menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu.


Jumlah populasi petani di Kelompok Tani Nudi Rahayu sebanyak 177

0rang anggota . anggota tersebut merupakan warga di Desa Batumirah

Kecamatan Bumi Jawa. Sehingga kriteria data atau informasi akan lebih

lengkap dan terperinci dalam pengambilan sampel, untuk menentukan

sampel pada penelitian ini di gunakan teknik purposive sampling dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Petani yang membudidayakan cabai.

2. Merupakan anggota Kelompok Tani Ngudi Rahayu.

3. Petani cabai merupakan anggota Kelompok Tani Ngudi Rahayu yang

merupakan penduduk asli Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal.

Kriteria diatas merupakan dasar dari penentuan sampel dari penelitian ini

sehingga terdapat 41 petani yang masuk kedalam kriteria. Petani yang akan

dijadikan sampel merupakan petani yang masuk kriteria tersebut dan

diambil sampel yakni sebesar 41 petani cabai.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang di dimiliki petani.

2. Jumlah tanggungan merupakan faktor seorang petani bekerja lebih

giat untukmemenihi kebutuhan yang mereka tanggung.

3. Luas lahan suatu bidang lahan yang dimanfaatkan oleh petani untuk

bercocoktanam dalam usaha pertanianya.


4. Modal merupakan sesuatu yang digunakan seseorang atau

perusahaan sebagaibekal untuk bekerja, berjuang, dan sebagainya.

5. Umur adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang

dimiliki seseorang.

6. Pengalaman bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja

itu bekerja di suatu tempat.

7. Pola kerja petani yang terdiri dari jenis pekerjaan, penghasilan dan pola

hubungan antar petani pemilik lahan, penggarap dan buruh tani.

G. Analisis Data

Analis data yang digunakan pada penelitian Desa Batumirah Kecamatan

Bumijawa Kabupaten Tegal yaitu menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif. Analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi beberapa

rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui rumusan masalah yang pertama yaitu profil petani di

Kelompok Tani Ngudi Rahayu Desa Batumirah Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

mengetahui profil petani yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan, luas lahan, modal petani, produksi, pemasaran, dan

pendapatan petani.

2. Untuk mengetahui rumusan masalah yang ke dua yaitu pola kerja petani

yang ada di Kelompok Tani Ngudi Rahayu Desa Batumirah Kecamatan

Bumi Jawa Kabupaten Tegal. Analisis deskriptif kualitatif digunakan

untuk mengetahui jenis pola kerja dan sistem upah petani,


Untuk rumusan masalah ke tiga yaitu mengetahui hambatan dan solusi

yang terjadi pada petani di Kelompok Tani Ngudi RahayuDesa

Batumirah Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Analisis deskriptif

kualitatif digunakan dalam pengumpulan data dan menganalisis data yang

diperoleh sebagai gambaran mengenai fakta-fakta dan sifat dengan

hubungan antara masalah yang diteliti.


DAFTAR PUSTAKA

Agung Putu. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas Brawijaya


Pres (UBPress). Malang

Agusyanto, Rudy. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi
Pertanian. Jakarta: PT Bumi

Aksara Gregoy, Mankiw N., 2006. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Haryanto, Tri. Dkk. 2009. Ekonomi Pertanian. Bandung: Erlangga University


Press

Hidayat, Hamid. 1999. Masalah Struktur Agraria dan Kedudukan


Sosial Ekonomi Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan

Ken ,Suratiyah . 2015. Ilmu Usahatani (Edisi Revisi). Penebar


Swadaya Grup. JakartaKharisma, Bayu. 2017. Pekerja Anak
dan Goncangan Pertanian di Indonesia.

Mardani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana Masyarakat di


Desa Pujon Kidul (Wilayah Daerah Aliran Sungai Kunto,
Kabupaten Malang), Tesis. Program Pasca. Sarjana IPB

Maulidah, Silvana. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang:


UB Press. 2012

Pertiwi. 2013. Dasar Usaha Tani. http;//wordpers.com Panduan


Penelitian Eksperimen Beserta Analisis Statistik dengan SPSS.
Yogyakarta Payadnya, I Putu Ade Andre dan I Gusti Agung
Ngurah Trusna Jayantika, 2018

Pitojo,setijo, 2003 Benih Cabai, kanisius,Yogyakarta.

Polit, D. & Beck, C. (2004). Nursing research:Principle and methods. (7th edition).
Philadelphia:J.B. Lippincott Company

Rahardjo Mudjia. (2007). Sosiologi pedesaan "studi perubahan sosial.


Malang : UINMalang Press

Rahardjo. 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.Yogyakarta:


Gadjah MadaUniversity – Press.

Rahman, Syamsul. 2018. Membangun Pertanian dan Pangan Untuk


MewujudkanKedaulatan Pangan. Yogyakarta: DeePublish

Rustam, Wafda. (2014). “Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani


Padi Sawah di Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu
Kabupaten Mamuju Utara.” E-Jurnal Agrotekbis 2(6):634–38.

Reijatjes, Coen. At el. 2011. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk


Pertanian Berkelanjutan Dengan Input yang Rendah. Raja Grafindo
Persada.
Jakarta

Sekaran Uma. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4


Salemba Empat. Jakarta

Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT


Rajawali Pers

Soekartiwi, 2022. Analisis usahatani . UI-Press: Jakarta

Soekartawi. 2010. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada.

Soelaeman, M. 2006. Ilmu Sosial Dasar “Teori dan Konsep Ilmu Sosial”. Bandung:
Refika Aditama

Sudiono, S., 2006 Pengaruh Fungisida dan Waktu


AplikasiTerhadap PenyakitAntraknosa Buah Cabai.
LAPTUNILAPP.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung Sunaryono, Hendro H 2003. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru

Algensindo.

Sukirno, 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Penerbit 1.PT


Raja Grafindo, Jakarta

Sukirno, 2006. Ekonomi Pembangunan. Proses, Masalah dan


kebijakan, Kencana PrenadaMedia group

Sukirno, Sadono. 2000. Mikro Ekonomi Modern: Perkembangan


Pemikiran dari klasiksampai Keynesian Baru, Edisi 1. PT Raja
Grafindo, Jakarta
Suratiyah,K.2015 Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Penebar swadaya: Surakarta

Tersiana, Andra. 2018. Metode Penelitian. Yogyakarta : Penerbit Yogyakarta.


Theory,Method and Research. Los Angeles: SAGE Publication

Wanda, F. F. E. 2015. Analisis pendapatan uasaha tani jeruk siam


(Studi Kasus Di DesaPadang Pangrapat Kecamatan Tanah
Grogot Kabupaten Pasar). Ejournal Ilmu Administrasi Bisnis

Anda mungkin juga menyukai