Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Pra konsepsi Dan Peraencanaan kehamilan sehat


Sub pokok bahasan : Mempersiapkan Kehamilan yang sehat (konseling
Prakehamilan)

Tempat : UPT Puskesmas

Waktu : Pukul 10.00 s.d selesai

Hari / Tanggal : Rabu, 15 Mei 2024

Sasaran : Pasangan Usia Subur/Prakonsepsi

Penyuluh : Deviyanti

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengerti


dan memahami tentang Perencanaan kehamilan sehat

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan PUS akan dapat:

1. Mengetahui pengertian Perencanaan kehamilan sehat

2. Memahami faktor-faktor yg mempengaruhi perencanaan kehamilan sehat

3. Mengetahui pengertian,patofisiologi,kelebihan dan kekurangan serta efek


samping suntik KB 3 bulan.

C. Metode : 1. Penyuluhan

2. Tanya Jawab diskusi

D. Media :1. SAP

2.Leaflet
E. Materi : Terlampir

F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 2 menit Pembukaan: Menjawab salam


a) Memberi salam Melakukan kontrak waktu
Mendengarkan dan
b) Melakukan kontrak waktu memperhatikan
c) Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan
d) Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 15 menit Pelaksanaan: Menyimak, memahami dan


Menjelaskan materi berurutan dan
memperhatikan
teratur.
Materi:
1. Pengertian Perencanaan
kehamilan sehat
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perencanaan
kehamilan sehar
3. Pengertian, patofisiologi,
kelebihan dan kekurangan
serta efek samping suntik KB
3 bulan.

3 5 menit Evaluasi Merespon dan bertanya

1. Memberi kesempatan kepada


peserta untuk bertanya
4 3 menit Penutup Menyimpulkan
bersama- sama
Mengakhiri penyuluhan
Menjawab salam
Kesimpulan
Mengingatkan materi penyuluhan
selanjutnya
Mengucapkan terima kasih
Salam
LAMPIRAN MATERI
PRA KONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT

A. Pra Konsepsi

a. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma

sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi

pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.

Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu

tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum

dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan yang

diberikan pada perempuan sebelum terjadi konsepsi.

b. Tujuan Asuhan Prakonsepsi


Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan
pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang
optimal saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan
serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan
dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi
beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan
yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari
asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang
terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang
dapat membahayakan kehamilan.
c. Manfaat Asuhan Prakonsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik
dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui
asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang
dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan
pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya
proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang
maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu asuhan pra
konsepsi juga bermanfaat untuk
1) Identifikasi keadaan penyakit
2) Penilaian keadaan psikologis
3) Kesiapsiagaan keuangan dan tujuan hidup
4) Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di
hadapinya.
d. Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi
1) Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga
kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan
mengidentifikasi faktor resikonya.
2) Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya
bahwa pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil
antara lain : pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus
Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO.
3) Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
4) Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan
penyebab banyak masalah dalam kehamilan.
5) Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan,
persalinan, nifas maupun kecacatan )
6) Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi
( olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat
terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa )
7) Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan
penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
8) Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang,
dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan
toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
9) Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.
Michael C. LU, MD, MPH, David Geffen dalam Recommendations for
Preconception Care tahun 2007 menyatakan beberapa model asuhan
prakonsepsi telah dikembangkan. The American Academy of Pediatrics
dan American College of Obstetricians dan Gynecologists
mengklasifikasikan komponen utama asuhan prakonsepsi menjadi empat
kategori: penilaian fisik, skrining risiko, vaksinasi, dan konseling.

Table 1. Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi


Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi

Identifikasi risiko

Reproduksi rencana hidup Minta pasien jika ia berencana


untuk memiliki anak (atau anak-
anak tambahan jika dia sudah
menjadi ibu) dan berapa lama ia
berencana untuk menunggu sampai
ia menjadi hamil; membantunya
mengembangkan rencana,
berdasarkan nilai-nilai dan sumber
daya, untuk mencapai tujuan
tersebut

Riwayat reproduksi Tinjau sebelumnya hasil kehamilan


yang merugikan (misalnya,
kematian bayi, kematian janin, cacat
lahir, berat badan lahir rendah,
kelahiran prematur) dan menilai
risiko biobehavioral berkelanjutan
yang dapat menyebabkan
kekambuhan pada kehamilan
berikutnya

Riwayat kesehatan Tanyakan apakah pasien memiliki


riwayat kondisi yang dapat
mempengaruhi kehamilan
berikutnya (misalnya, penyakit
jantung rematik, tromboemboli,
penyakit autoimun); layar untuk
kondisi kronis yang sedang
berlangsung seperti hipertensi dan
diabetes

Obat digunakan Meninjau penggunaan saat pasien


obat; menghindari FDA kehamilan
kategori X obat dan sebagian obat
kategori D kecuali potensi manfaat
lebih besar daripada risiko janin ibu;
meninjau penggunaan obat tanpa
resep, jamu, dan suplemen

Infeksi dan imunisasi Skrining untuk periodontal,


urogenital, dan infeksi menular
seksual seperti yang ditunjukkan;
memperbarui imunisasi hepatitis B,
rubella, varicella, Tdap, human
papillomavirus, dan vaksin
influenza yang diperlukan; nasihat
pasien tentang mencegah infeksi
TORCH

Skrining genetik dan riwayat Menilai risiko pasien dari kelainan


keluarga kromosom atau genetik berdasarkan
riwayat keluarga, etnis latar
belakang, dan usia; menawarkan
cystic fibrosis dan skrining operator
lain seperti yang ditunjukkan;
mendiskusikan pengelolaan
kelainan genetik yang dikenal
(misalnya, fenilketonuria,
trombofilia) sebelum dan selama
kehamilan
Penilaian gizi Menilai ABCDs gizi: faktor
antropometri (misalnya, BMI),
faktor biokimia (misalnya, anemia),
faktor klinis, dan risiko diet

Penyalahgunaan zat Tanyakan pada pasien tentang


tembakau, alkohol, dan penggunaan
narkoba; menggunakan CAGE atau
T-ACE kuesioner untuk layar untuk
alkohol dan penyalahgunaan zat

Racun dan agen teratogenik Menasihati pasien tentang


kemungkinan racun dan paparan
agen teratogenik di rumah, di
lingkungan, dan di tempat kerja
(misalnya, logam berat, pelarut,
pestisida, endokrin, alergen);
meninjau Material Safety Data
Sheets dan berkonsultasi dengan
spesialis informasi teratologi lokal
yang diperlukan

Kekhawatiran psikososial Skrining untuk depresi, kecemasan,


kekerasan dalam rumah tangga, dan
stressor psikososial utama

Pemeriksaan fisik Fokus pada periodontal, tiroid,


jantung, payudara, dan pemeriksaan
panggul

Pengujian laboratorium Pengujian harus mencakup jumlah


darah lengkap; urinalisis; skrining
golongan darah; dan, jika
diperlukan, skrining untuk rubella,
sifilis, hepatitis B, virus human
immunodeficiency, gonore,
klamidia, dan diabetes dan sitologi
serviks; mempertimbangkan
pengukuran tiroid merangsang
kadar hormone

Promosi Kesehatan

Rencana keluarga Mempromosikan keluarga


berencana berdasarkan rencana
hidup reproduksi pasien; bagi
wanita yang tidak berencana untuk
hamil, mempromosikan penggunaan
kontrasepsi yang efektif dan
mendiskusikan kontrasepsi darurat

Berat badan yang sehat dan Mempromosikan berat badan


gizi sebelum hamil yang sehat (ideal
BMI adalah 19,8-26,0 kg per m2)
melalui latihan dan mendiskusikan
nutrisi; makro dan mikro, termasuk
mendapatkan "lima sehari" (yaitu,
dua porsi buah dan tiga porsi
sayuran) dan mengonsumsi
multivitamin harian yang
mengandung asam folat

Perilaku sehat Mempromosikan perilaku sehat


seperti nutrisi, olahraga, seks yang
aman, penggunaan kontrasepsi yang
efektif, flossing gigi, dan
penggunaan pelayanan kesehatan
preventif; mencegah perilaku
berisiko seperti douching, tidak
mengenakan sabuk pengaman,
merokok (misalnya, menggunakan
lima A [Ask, Advise, Assess,
Assist, Arrange] untuk berhenti
merokok), dan alkohol dan
penyalahgunaan zat

Ketahanan stress Promosikan nutrisi, olahraga, tidur


yang cukup, dan teknik relaksasi;
mengatasi stres yang sedang
berlangsung (misalnya, kekerasan
dalam rumah tangga);
mengidentifikasi sumber daya untuk
membantu pasien mengembangkan
pemecahan masalah dan resolusi
konflik keterampilan, kesehatan
mental yang positif, dan hubungan
yang kuat

Lingkungan yang sehat Diskusikan rumah tangga,


lingkungan, dan paparan pekerjaan
untuk logam berat, pelarut organik,
pestisida, endokrin, dan alergen;
memberikan tips praktis seperti
bagaimana untuk menghindari
paparan

Asuhan Interconception Mempromosikan menyusui,


menempatkan bayi di punggung
mereka untuk tidur untuk
mengurangi risiko sindrom
kematian bayi mendadak, perilaku
pengasuhan yang positif, dan
pengurangan risiko biobehavioral
berkelanjutan
Identifikasi risiko, Intervensi medis dan psikososial

Intervensi harus mengatasi risiko medis dan psikososial diidentifikasi;


contoh termasuk suplemen asam folat, pengujian untuk rubella
seronegativity dan vaksinasi jika diindikasikan, kontrol ketat diabetes
pragestasional, manajemen hati-hati hipotiroidisme, dan menghindari
agen teratogenik (Misalnya, isotretinoin [Accutane], warfarin
[Coumadin], beberapa obat anti kejang, alkohol, tembakau)

FDA = U.S. Food and Drug Administration; Tdap = tetanus toxoid,


reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis; TORCH
=Toxoplasmosis, Other viruses, Rubella, Cytomegaloviruses, Herpes
(simplex) viruses; BMI = body mass index; CAGE = Cut down on
drinking, Annoyance with criticisms about drinking, Guilt about
drinking, and using alcohol as an Eye opener; T-ACE = Tolerance,
Annoyance, Cut down, Eye-opener

B. Perencanaan Kehamilan Sehat

1. Pengertian

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu

dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan

psikologi keluarga (Mirza, 2020).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan

setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan

finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).

Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk


mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang

sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh

keluarga (Nurul, 2020).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan

Menurut Mirza (2020) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam

merencanakan kehamilan, antara lain:

a. Kesiapan aspek psikologis

Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani

konseling prakonsepsi. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran,

seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum

dan kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling

prakonsepsi ini akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan

untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-

hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada

penyakit yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus,

hipertensi, dan sebagainya. Konseling prakonsepsi dilakukan untuk

mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar

zat berbahaya.

b. Kesiapan fisik

Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa

ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan

bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak

prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang

harus dilakukan, antara lain:


1) Mulai menata pola hidup Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan

lingkungan juga memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi,

bila persiapan fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan

menjelang konsepsi.

2) Mencapai berat badan ideal Berat badan sangat besar pengaruhnya

pada kesuburan. Karena berat badan kurang atau berlebihan,

keseimbangan homon dalam tubuh akan ikut-ikutan terganggu.

Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat badan yang jauh dari ideal

juga memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan.

3) Menjaga pola makan Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa

alasan. Karena, zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ

reproduksi, mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta

mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.

Caranya sebagai berikut:

a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam menu

makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah yang pas,

sesuai kebutuhan.

b) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan, karena

dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.

c) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama

diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak hilang.

d) Olahraga secara teratur

Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran

darah. Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ


tubuhpun jadi efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi,

kondisi seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel

telur yang baik.

Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena

meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat

dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan,

serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih

mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki,

berenang, bersepeda dan senam.

e) Menghilangkan kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman

beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman 12

bersoda), sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung

didalamnya bisa memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang

terjadinya pembuahan makin kecil. Sering stress juga bukan

kebiasaan yang baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.

f) Bebas dari penyakit

Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes,

campak jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya

periksakan diri ke dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa

membahayakan diri dan janin.

g) Stop pakai kontrasepsi

Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan

kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus


memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB

mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.

h) Meminimalkan bahaya lingkungan

Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak

buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau

gagguan pada pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat

mikroorganisme (jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun

(timah hitam 13 dan pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet,

monitor komputer, dan lainnya), dan banyak lagi.

c. Kesiapan Finansial

Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan

merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana

kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan

yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung

sampai persalinan (Kurniasih, 2021).

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,

diantaranya:

1) Sumber keuangan Memiliki anak memang tidak murah. Makanya,

perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari

atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup

besar.

2) Dana yang wajib ada Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan

sebagai calon orang tua, yaitu:


a) Saat hamil Yaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan

penunjang (laboratorium, USG, dan sebagainya), serta mengatasi

penyakit (bila ada).

b) Saat bersalin Meliputi biaya melahirkan (secara normal atau

operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obatobatan,

serta biaya penolong persalinan.

c) Setelah bayi lahir Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan

perlu memperhitungkan masa depan anak.

d. Persiapan Pengetahuan

Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap

pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam

perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya:

1) Masa subur Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang

siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan

siklus menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu

yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik

jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.

2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak Setiap pasangan yang

menikah pastilah mendambakan anak di tengah kehidupan

keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak berjenis kelamin

tertentu, pastilah menginginkan anak dengan jenis kelamin yang

belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan perempuan

(Nurul, 2020).

e. Kesiapan aspek usia


Pada usia dibawah 20 atau diatas 35 tahun merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia

tersebut apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami

tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada

ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai