Anda di halaman 1dari 31

RANCANGAN INOVASI

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM

KONTEKS CONTINUITY OF CARE

“CEMILAN PIRINGKU”
CEGAH IBU HAMIL ANEMIA DENGAN ISI PIRINGKU

Disusun oleh:

Mailan Fardilla
NIM.PO.62.24.2.23.920

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN

1. Nama Inovasi : CEMILAN PIRINGKU


2. Bidan Pengabdian : Kesehatan Ibu/Anak
3. Tim Penyusun
a. Pembimbing Institusi : Dr. Legawati, S.SiT., MPH
b. Pembimbing Lahan : Emillia SST
c. Mahasiswa : Mailan Fardilla
4. Lokasi Kegiatan
a. Lokasi Kegiatan : UPT. Puskesmas Bukit Hindu
b. Kabupaten/Kota : Palangka Raya
c. Provinsi : Kalimantan Tengah
5. Jangka Waktu Pelaksanaan : April-Mei 2024

Palangka Raya,07 Mei 2024


Pembimbing Institusi Mahasiswa

Dr. Legawati, S.SiT., MPH


Mailan Fardilla
NIP. 19800301 200212 2 003 PO.62.24.2.23.920

Koordinator MK
Praktik Kebidanan Komunitas dalam Konteks Continuity Of Care

Erina Eka Hatini, SST., MPH


NIP. 19800608 200112 2 001
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN (INDIVIDU)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Mailan Fardilla
NIM : PO.62.24.2.23.920
NIK :
Alamat lengkap sesuai KTP : Jl. Jl.Rajawali No.47
Prodi : Pendidikan Profesi Bidan / Angkatan V
Nama Produk/ karya inovasi : CEMILAN PIRINGKU
(CEGAH IBU HAMIL ANEMIA
DENGAN ISI PIRINGKU)

Menyatakan Kesediaan bahwa Hasil Inovasi yang merupakan target kompetensi


pada Mata Kuliah Praktik Kebidanan Komunitas dalam konteks Continuity Of Care dapat
dipergunakan untuk didaftarkan HAKI/ Paten atau untuk kepentingan Institusi Prodi
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya .
Demikian Surat Pernyataan Kesediaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Palangka Raya, 06 Mei 2024


Yang Membuat Pernyataan,

(Mailan Fardilla)
NIM.PO.62.24.2.23.920
RANCANGAN INOVASI
“CEMILAN PIRINGKU”
CEGAH IBU HAMIL ANEMIA DENGAN ISI PIRINGKU
A. PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan suatu masa transisi antara kehidupan sebelum


memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti
setelah anak tersebut lahir (Sari, 2020). Masa kehamilan umumnya
berlangsung selama 280 hari atau 40 minggu dimana dalam masa kehamilan
ini dibagi menjadi 3 trimester yang akan membantu pengelompokan tahap
perkembangan ibu dan janin. Kehamilan trimester I yaitu antara minggu 0-
12 dimana mulainya pembentukan zigot sampai kemudian terbentuknya
janin (Sari, 2020).

Menurut data World Health Organization (WHO) tentang Worldwide


Prevalence of Anemia, Angka prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh
dunia adalah 43,9%. Prevelensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia
sebesar 49,4%, Afrika 59,1%, Amerika 28,2% dan Eropa 26,1%. Di negara-
negara berkembang ada sekitar 40% kematian ibu dengan anemia dalam
kehamilan Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling
umum dan berpotensi serius di dunia.

Anemia merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian khusus.


Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut
telah menunjukkan penurunan yang signifikan meskipun prevalensinya
masih relatif tinggi. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul akibat
berkurangnya penyediaan besi untuk proses pembentukan sel darah merah,
karena cadangan zat besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin
berkurang.

Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain defisiensi zat
besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, penyakit infeksi, faktor
bawaan dan perdarahan. Di negara sedang berkembang 40% anemia
disebabkan karena defisiensi zat besi yang dikenal dengan istilah anemia
gizi besi. Pola makan yang miskin zat gizi besi, tingginya prevalensi
kecacingan, dan tingginya prevalensi malaria di daerah endemis merupakan
faktor-faktor yang sering dikaitkan dengan tingginya defisiensi besi di
negara berkembang.

Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor yaitu ibu hamil
yang kurang energy kronis (LILA kurang dari 23,5 cm), persalinan jarak
dekat, tingkat sosial ekonomi yang rendah, kepatuhan mengonsumsi tablet
Fe, keragaman konsumsi pangan dan pantangan makanan (Dewi, 2021).

Selain itu, kurangnya pengetahuan merupakan salah satu faktor yang


sangat mempengaruhi perkembangan anemia. Pengetahuan tentang
kesehatan ibu hamil khususnya anemia sangat mempengaruhi perilaku ibu
hamil dalam melaksanakan program pencegahan anemia. Ibu hamil dengan
pengetahuan anemia dan perilaku pencegahan anemia yang baik dapat
memanfaatkannya untuk mencegah anemia dan menghindari dampak anemia
selama kehamilan (Sintarini et al., 2020).

Anemia selama kehamilan dapat dicegah dengan meningkatkan asupan


zat besi, makan makanan hewani yang cukup dan mengurangi asupan
makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi, seperti: fitat, fosfat,
tanin. Suplemen makanan berupa tablet besi harus dikonsumsi dengan tepat,
diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil.
Hal ini dapat dilakukan jika ibu hamil memiliki pengetahuan yang kuat
tentang pencegahan anemia.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat- zat gizi dapat dibedakan antara gizi buruk, kurang baik dan
lebih. (Almatsier. 2020). Selama hamil di programkan penatalakasanaan gizi
ibu hamil yang bertujuan untuk mencapai status gizi ibu yang optimal
sehingga ibu menjalani kehamilan yang aman, melahirkan bayi dengan
potensi fisik dan mental yang baik. Salah satu zat gizi yang dibutuhkan
selama kehamilan adalah tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral
yang sangat diperlukan.

Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus
dikonsumsi selama masa kehamilan. Saat hamil, disamping kebutuhan ibu
hamil itu sendiri, kebutuhan zat gizi janin juga harus diperhatikan.
Kebutuhan gizi pada saat kehamilan mengalami peningkatan hingga 68%
dibandingkan dengan sebelum hamil. Pada dasarnya, semua zat gizi
mengalami peningkatan kebutuhan namun yang seringkali kekurangan
adalah energi, protein dan berbagai mineral contohnya zat besi. Pemenuhan
kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting, maka jika kebutuhannya tidak
terpenuhi akan menghambat pertumbuhan ibu dan janin sekaligus
menyebabkan berbagai masalah gizi. Masalah yang sering terjadi pada ibu
hamil yaitu KEK dan anemia (Proverawati, 2020).

Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2022 menunjukkan bahwa 78% ibu


hamil mengalami anemia, naik dari 48,9% pada tahun 2021 (Kemenkes RI,
2021).
Didapatkan pada data KIA UPT. Puskesmas Bukit Hindu Tahun 2023
bulan Januari-Desember dari total 346 ibu hamil terdapat 50 orang ibu hamil
(Trimester I, II dan II) yang mengalami anemia dengan persentase 30%,
yang terbagi menjadi 25 orang ibu hamil trimester III, 20 orang ibu hamil
trimester II dan 5 orang ibu hamil trimester I (Profil Puskesmas Bukit Hindu,
2023).

B. RUMUSAN MASALAH

“Anemia ibu hamil yang ada di wilayah kerja UPT. Puskesmas Bukit Hindu ?”
C. TUJUAN KEGIATAN

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan koordinasi antara bidan Posyandu dan kelas ibu hamil
yang ada di wilayah kerja dan ibu hamil anemia, meningkatkan pengetahuan
ibu hamil anemia tentang pentingnya penanganan anemia salah satunya
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang.
b. Tujuan Khusus

Meningkatkan penanganan anemia pada ibu hamil yang dapat berdampak


menghambat pertumbuhan ibu dan janin sekaligus menyebabkan berbagai
masalah gizi, mensukseskan bidan dan kader dalam melaksanakan kelas
ibu hamil untuk keberhasilan monitoring dan penangan anemia pada
kehamilan.
C. MANFAAT KEGIATAN

1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil anemia tentang penanganan


anemia dalam kehamilan dengan mengkonsumsi gizi seimbang
2. Meningkatkan perilaku positif dan cara pandang ibu dan terhadap
anemia
D. SASARAN KEGIATAN
Sasaran pada kegiatan ini adalah posyandu/kelas ibu hamil yang ada diwilayah
kerja dan ibu hamil anemia yang ada di wilayah kerja UPT. Puskesmas Bukit
Hindu
E. MATERI HASIL PENELITIAN / EVIDENCE BASED MIDWIFERY
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, Trimester pertama kehamilan berlangsung
dari konsepsi hingga 12 minggu, trimester kedua berlangsung dari 12 hingga 28
minggu, dan trimester ketiga berlangsung dari 28 hingga 42 minggu (Saifuddin,
2014). Proses hamil setiap wanita pasti banyak mempengaruhi secara fisik, ibu
hamil merasa lelah, lemas, lesu dll, sehingga ibu hamil hidup sesuai dengan orang-
orang disekitarnya. Pada masa ini, ibu hamil merasa cemas terhadap kehamilannya
(Hidayati Agustiani, 2021).
b. Kondisi Ibu Hamil
Kehamilan adalah masa dimana seseorang membutuhkan berbagai macam unsur
gizi, lebih banyak dari kebutuhan di luar kehamilan, karena selama kehamilan
pertukaran energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
meningkat, ukuran organ rahim meningkat, terjadi perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu, dal am hal inibeberapa zat gizi hilang sehingga dapat
menyebabkan perkembangan janin yang tidak sempurna
Kondisi umum yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Anemia disebabkan
oleh rendahnya kadar hemoglobin dalam tubuh selama kehamilan atau jumlah sel
darah merah yang lebih rendah dari normal dengan konsentrasi hemoglobin kurang
dari 11 g% (Hidayati Agustiani, 2021). Selama kehamilan, volume darah total
meningkat, dengan sebagian besar peningkatan terjadi pada volume plasma,
sedangkan volume darah tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma. Hal
ini menyebabkan terjadinya hemodilusi atau peningkatan pengenceran darah yang
menyebabkan konsentrasi hemoglobin menurun (Larasajeng Permata Sari, 2020).
Penyebab anemia banyak, yaitu usia berisiko < 20 atau > 35 tahun, dengan risiko
memiliki > 3 anak. Kelompok usia yang berisiko adalah di bawah 20 tahun karena
masih terlalu muda dan emosinya belum optimal, juga belum stabil sehingga
kurang memperhatikan pentingnya konsumsi zat besi (Nasution and Nikanti,
2024). Berusia di atas 35 tahun dapat menyebabkan banyak risiko atau komplikasi
bagi ibu dan janin. Begitu pula jumlah kelahiran juga mempengaruhi terjadinya
anemia pada ibu hamil, jika semakin sering melahirkan maka semakin tinggi pula
risiko anemia. Ibu hamil yang telah melahirkan lebih dari 3 kali memiliki resiko
tinggi karena kehamilan dan persalinan dapat menguras zat besi dalam tubuh ibu
(Nasution and Nikanti, 2024).
Upaya pencegahan anemia antara lain dengan konsumsi rutin minimal 90 tablet
besi. Fungsi tablet Fe adalah untuk meningkatkan kadar hemoglobin ibu dan janin,
karena ibu hamil membutuhkan zat besi lebih banyak dari sebelumnya. Untuk
memenuhi kebutuhan zat besi tubuh dapat juga melalui konsumsi makanan yang
mengandung zat besi seperti sayuran hijau, hati ayam, kacang-kacangan (Misriani
M, 2022).
2. Anemia Pada Ibu Hamil
a. Pengertian Anemia Pada Kehamilan
Anemia pada masa kehamilan terjadi bila Ketika kadar hemoglobin ibu kurang
dari 11 g% pada trimester pertama dan ketiga, atau jika kurang dari 10,5 g%
pada trimester kedua. Anemia defisiensi besi pada wanita merupakan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh semua wanita di seluruh dunia, terutama pada
negara berkembang (Agustin, 2020).
b. Penyebab Anemia pada Kehamilan
Menurut Sonia Noptriani (2021) pada umumnya, penyebab anemia pada
kehamilan adalah:
1) Kurang zat besi
Dalam kondisi kehamilan, penting untuk memastikan pasokan nutrisi yang
cukup, termasuk zat besi. Zat besi adalah nutrisi penting yang diperlukan
untuk pembentukan sel darah merah dan menjaga kesehatan ibu dan janin.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil memang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang yang tidak hamil. Pada trimester kedua dan ketiga kehamilan,
kebutuhan zat besi meningkat karena volume darah ibu juga meningkat dan
untuk mendukung perkembangan janin yang semakin besar. Meskipun
demikian, banyak wanita hamil dapat memenuhi kebutuhan zat besi mereka
melalui konsumsi makanan yang tepat. Beberapa sumber makanan kaya zat
besi meliputi daging merah, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian,
sayuran berdaun hijau, dan makanan yang diperkaya zat besi seperti sereal
yang diperkaya. Mengombinasikan makanan yang kaya zat besi dengan
makanan yang mengandung vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi
yang lebih baik dalam tubuh.
2) Ibu yang mempunyai penyakit kronis
Ibu penderita peradangan jangka panjang dan penyakit kronis yang dapat
mengganggu perkembangan sel darah merah yang sehat. Karena peradangan
dan infeksi akut, ibu hamil dengan kondisi kronis lebih mungkin mengalami
anemia.
3) Kehilangan banyak darah saat persalinan
Anemia paling sering disebabkan oleh perdarahan hebat dan tak terduga,
seperti perdarahan setelah melahirkan. Agar darah di pembuluh darah tidak
tumpah dalam jumlah banyak, tubuh segera mengeluarkan cairan dari
jaringan luar pembuluh darah. Kehilangan banyak darah saat melahirkan
mengakibatkan anemia. Tubuh ibu membutuhkan waktu untuk pulih dan
mengisi kembali simpanan zat besinya (Dewi Fadhilah Sari, 2020).
4) Jarak kehamilan
Menurut , mayoritas kematian ibu terjadi pada wanita yang memiliki antara
satu dan tiga anak, dan ketika waktu antar kehamilan diperhitungkan, jarak
kurang dari dua tahun dikaitkan dengan angka kematian ibu yang lebih
besar. Kehamilan yang jaraknya terlalu jauh satu sama lain dapat
memberikan sedikit kesempatan bagi ibu untuk memulihkan kesehatan
rahimnya.
Anemia pada kehamilan memang bisa menjadi masalah umum, terutama jika
ibu hamil memiliki jarak kehamilan yang terlalu dekat atau tidak cukup
waktu untuk memulihkan kondisi fisiologisnya. Anemia terjadi ketika kadar
hemoglobin dalam darah rendah, yang bisa disebabkan oleh kurangnya zat
besi atau nutrisi lain yang diperlukan untuk produksi sel darah merah.
Penting untuk diingat bahwa tubuh manusia mampu menyesuaikan diri
dengan kehamilan dan perubahan fisiologis yang terjadi. Beberapa
perubahan pada tubuh ibu hamil, termasuk perubahan pada metabolisme zat
besi, dirancang untuk mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin.
Simpanan zat besi memang dapat berkurang selama kehamilan karena
sebagian besar zat besi digunakan untuk pembentukan sel darah merah
tambahan yang diperlukan. Setelah melahirkan, tubuh biasanya akan
memulihkan simpanan zat besi secara bertahap melalui makanan yang
seimbang dan, dalam beberapa kasus, dengan bantuan suplemen zat besi jika
diperlukan. Dalam situasi normal, simpanan zat besi dalam tubuh ibu hamil
seharusnya bisa pulih dalam beberapa bulan setelah melahirkan, bukan
dalam waktu dua tahun
5) Paritas
Jumlah kelahiran atau paritas faktor penting yang menyebabkan angka dalam
kejadian anemia pada ibu hamil. Ibu hamil dengan jumlah kelahiran banyak
memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki
kelahiran sedikit. Terdapat adanya kecenderungan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi pula angka kejadian
anemia.
c. Tanda dan Gejala anemia
Karena jumlah sel darah merah yang rendah mengurangi oksigen ke seluruh
jaringan tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Tanda
dan gejala anemia adalah:
1. Anemia ringan seperti mengalami kelelahan, energy rendah, kelemahan,
sesak napas, ringan, jantung berdebar, tampak pucat
2. Anemia sedang seperti lemah, wajah pucat, lidah bibir dan kuku pucat,
mudah mengantuk, kelelahan dan pusing.
Gejala anemia berat antara lain seperti perubahan warna pada tinja, denyut nadi
cepat, tekanan darah, dan pernapasan, kulit pucat dan dingin, rasa tidak
nyaman di dada, pingsan, pusing atau kepala terasa ringan, kesulitan nafas,
sulit berkonsentrasi, pingsan.
d. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia defisiensi besi di Indonesia difokuskan dengan
pemberian tablet besi (tablet Fe). Pada ibu hamil yang kekurangan Fe dapat
terjadi anemia defisiensi besi, tetapi kekurangan besi juga dapat menyebabkan
kelelahan, sehingga dilakukan pemberian tablet Fe yang dimanaitu adalah salah
satu pelayanan yang diberikan selama antenatal care. Untuk mengatasi masalah
anemia pada masa kehamilan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
(Depkes) RI telah melaksanakan program pendistribusian tablet besi kepada ibu
hamil. 16 Menurut peraturan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 88
Tahun 2014, Fe adalah satu tablet yang salah satunya diberikan kepada ibu
hamil satu tablet per hari selama kehamilan atau minimal berjumlah 90 tablet.
Selain pemberian zat besi, ibu hamil dapat meningkatkan asupan zat besinya
melalui pola makan, daging dan makanan hewani yang kaya akan zat besi
(Dina, 2023).
3. Tablet Tambah Darah

a. Pengertian Tablet Tambah Darah

Tablet Tambah Darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi
adalah mineral penting untuk tubuh manusia karena berperan dalam
pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbon
dioksida dari seluruh tubuh kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan. Sel darah
merah yang sehat dan cukup hemoglobin penting bagi kesehatan umum karena
membantu memastikan pasokan oksigen yang cukup ke semua bagian tubuh.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana tubuh
memiliki jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang rendah, yang dapat
mengakibatkan gejala seperti kelelahan, lemas, pusing, dan penurunan daya tahan
tubuh.

Suplemen zat besi seperti Tablet Tambah Darah sering direkomendasikan oleh
tenaga medis jika seseorang memiliki kekurangan zat besi atau risiko anemia.
Namun, penggunaan suplemen zat besi sebaiknya diarahkan oleh dokter atau ahli
gizi. Konsumsi zat besi dalam bentuk suplemen perlu diperhatikan dengan
cermat, karena terlalu banyak zat besi dapat memiliki efek samping dan risiko
tertentu, terutama jika tidak sesuai dengan kebutuhan individu pada (Dina, 2023).

b. Anjuran Konsumsi Tablet Tambah Darah

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil dengan janin tunggal adalah antara
1000mg selama hamil atau sekitar 200-300%.Banyak ibu hamil yang minum
tablet besi tetapi masih mengalami anemia, karna berbagai sebab, termasuk ibu
yang tidak mengerti cara mengkonsumsi tablet besi. Fe sebaiknya diminum
setelah makan, tidak boleh diminum bersamaan dengan minum suplemen
kalsium atau minum susu, kopi, teh karena akan mengganggu penyerapan zat
besi karena dapat mengikat Fe dan mengurangi penyerapan (Agustin, 2020).

Ibu membutuhkan lebih banyak zat besi selama kehamilan dari biasanya. Untuk
janin tunggal, asupan zat besi harian yang direkomendasikan selama kehamilan
adalah 200– 600 mg untuk memenuhi pertumbuhan massa sel darah merah, 200–
370 mg tergantung berat lahir, 150–200 mg untuk kehilangan eksternal, 30– 170
mg untuk tali pusat, dan 90-130 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat
persalinan. Dengan demikian, jumlah total zat besi yang dibutuhkan selama
kehamilan adalah 800 mg, dengan 300 mg dibutuhkan untuk janin dan plasenta
dan 500 mg dibutuhkan untuk eritropoiesis (Misriani M, 2022).

Wanita hamil membutuhkan rata- rata 3,5 hingga 4 mg zat besi per hari.
Kebutuhan zat besi untuk setiap trimester adalah sebagai berikut:

1. Trimester pertama, mebutuhan zat besi 1 mg setiap hari dan ditambah 30-
40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

2. Trimester kedua, mebutuhan zat besi 5 mg setiap hari dan ditambah 300 mg
untuk sel darah merah dan 115 mg untuk konsepsi.

3. Trimester ketiga, mebutuhan zat besi kurang lebih 5 mg setiap harinya dan
ditambah 150 mg untuk sel darah merah dan 223 mg untuk konsepsi

c. Manfaat Tablet Tambah Darah


Salah satu cara untuk meningkatkan penyerapan zat besi adalah dengan
mengonsumsi suplemen fe (Septi Kurniawati, 2023). Zat besi (Fe) berperan dalam
pembentukan mioglobin, yaitu protein membawa oksigen ke otot, sehingga
terjadinya pembentukan enzim dan kolagen. Selain itu, zat besi juga menciptakan
ketahanan bagi tubuh. Karena mereka memberi janin lebih banyak nutrisi,
mencegah anemia defisiensi besi, mengurangi hematuria selama persalinan, dan
menurunkan risiko kematian ibu akibat perdarahan setelah melahirkan, pil besi
(Fe) sangat penting untuk wanita hamil. Manfaat lainnya dari dari makanan zat
besi yang dikunsumsi adalah terpenuhinya vitamin A, karena makanan tersebut
bisanya merupakan makanan yang mengandung vitamin A Selain itu, manfaat Fe
lainnya selama kehamilan adalah untuk mendukung sintesis sel darah merah
sehingga dapat mencegah kelelahan (Salulinggi, Asmin and Titaley, 2021).

d. Sumber Fe

Zat besi tidak hanya terdapat pada tablet Fe saja, tetapi juga terdapat pada
makanan (CN, 2013). Nilai besi dalam makanan (mg/100 gram):

Tabel 2.1 Nilai Fe dalam makanan

Bahan makanan Nilai Fe Bahan makan Nilai Fe


Tempe dan kacang 100 Biskuit 2,7
kedelai murni
Kacang kedelai kering 8,0 Telur ayam 2,7

Udang segar 8,0 Kangkung 2,5


Kacang hijau 6,7 Jangung kuning 2,4
Hati sapi 6,6 Ikan segar 2,0
Daun kacang panjang 6,2 Kelapa tua 2,0
Kacang merah 5,0 Daun singkong 2,0
Bayam 3,9 Roti putih 1,5
Sawi 2,9 Ayam 1,5
Daging sapi 2,8 Keju 1,5
Telur bebek 2,8 Beras setengah 1,2
giling
Gula kelapa 2,8 Kentang 0,7
Daun katuk 2,7 Pisang ambon 0,5

e. Efek Samping Tablet Tambah Darah

Suplemen zat besi oral dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal seperti
sakit perut, mual, muntah, dan diare pada beberapa orang. Suplemen zat besi dapat
menyebabkan sembelit pada beberapa wanita. Mual saat hamil merupakan
fenomena fisiologis yang disebabkan oleh aksi hormon. Selain itu, wanita hamil
mungkin mengalami mual sebagai efek samping dari mengonsumsi suplemen zat
besi. Mual pada ibu hamil cenderung lebih sering mengalami mual dibandingkan
dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami mual sebelumnya. Walaupun
tablet besi diminum oleh ibu hamil, masih belum pasti apakah ibu hamil
mengkonsumsi tablet besi sehingga menyebabkan ketidakpatuhan minum tablet
besi (Rahmat Bakhtiara, 2021).

Mengenai keluhan efek samping tablet Fe, ada beberapa pendekatan yang
direkomendasikan :

1. Alangkah baiknya tablet Fe di minum pada saat sebelum tidur atau malam
hari karena dapat mengurangi rasa mual.

2. Meskipun meminum tablet Fe saat atau tepat setelah makan juga dapat
membantu mengatasi sensasi mual, akan tetapi hal itu dapat menyebabkan
lebih sedikit zat besi yang diserap.

3. Jika dalam mengkonsumsi table Fe ibu hamil mengalami sembelit, Ibu


dianjurkan untuk makan buah atau makanan lain yang mengandung serat
dan minum minimal delapan gelas per hari.

4. Pedoman Gizi Seimbang

a. Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang
keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur.
Empat Pilar tersebut adalah:
1) Mengonsumsi anekaragam pangan
2) Membiasakan perilaku hidup bersih
3) Melakukan aktivitas fisik
4) Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat
badan normal
b. Pengertian Isi Piringku
Isi piringku sejak tahun 2014 Kementerian Kesehatan memperkenalkan Piring
Makanku,Contoh Sajian Sekali Makan (Permenkes Nomor 41 tahun 2014
tentang Pedoman Gizi Seimbang). Visualisasi Piring Makanku selanjutnya
disempurnakan menjadi Isi Piringku yang merupakan penjelasan lebih lanjut
dari Pedoman Gizi Seimbang, menggambarkan mengenai 20 bagaimana
menerjemahkan pembagian kelompok makanan ke dalam piring makanku
untuk setiap kali makan (Persagi, 2020). Isi Piringku dibuat untuk
memudahkan setiap orang dalam mempraktikkan gizi seimbang dalam setiap
kali makan. Isi Piringku dimaksudkan sebagai panduan yang menunjukkan
proporsi makanan dari setiap kelompok makanan dalam satu piring. Piring
makan sebaiknya diisi dengan makanan sumber karbohidrat protein vitamin
dan mineral. Hal ini dikarenakan tidak ada satupun jenis makanan yang
mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjadi sehat.
Visual isi piringku mengajarkan istilah separuh (50%) dari piring dengan
sayur dan buah dan separuh (50%) lagi dengan makanan pokok dan lauk pauk
(Persagi, 2020).
c. Anjuran Isi Piringku Sebagai panduan makanan seimbang dan sehat
1) Setengah porsi piring makan terdiri dari sayur dan buah. 2/3 sayur-
sayuran dan 1/3 buah-buahan.
2) Setengah porsi piring makan terdiri makanan pokok (karbohidrat) dan
lauk pauk (protein). Porsi dari karbohidrat dan biji-bijian 2/3 serta protein
hewani dan nabati 1/3 (Kemenkes RI, 2014).
d. Makanan Pokok
Makanan pokok adalah pangan yang mengandung karbohidrat yang sering
dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik di
Indonesia sejak lama. Makanan pokok beragam, sesuai dengan keadaan
tempat dan budaya serta kearifan lokal, contoh beras, jagung, singkong, ubi,
talas, sagu dan produk olahannya seperti roti, pasta, mie dan lain sebagainya.
Contoh porsi isi piringku untuk makanan pokok sekali makan (2/3 dari 1/2
piring):
 Makanan pokok: nasi dan penukarnya 150 gram nasi = 3 centong nasi 21
3 buah sedang kentang (300 gram) 1 ½ gelas mie kering (75 gram) Syarat
makanan dijadikan makanan pokok adalah
e. Lauk Pauk
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan nabati.
 Lauk hewani : daging (sapi, kambing, dan lain-lain), unggas (ayam,
bebek, dan lain-lain), ikan termasuk hasil laut, telur, susu dan hasil
olahannya. 1) Lauk hewani, 75 g Ikan kembung = 2 potong sedang ayam
tanpa kulit (80g) = 1 butir ayam ukuran besar (55 g) = 2 potong daging
sapi sedang (70 g)
 lauk nabati berupa tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang tolo, kacang
merah, kacang tanah, kacang hijau, dan lain-lain).Lauk nabati, 100 g tahu
= 2 potong sedang tempe (50 g)
Sumber pangan protein hewani dan nabati masing-masing mempunyai
beberapa kelebihan dan kekurangan. Lauk hewani mempunyai asam
amino yang lebih lengkap dan mudah diserap tubuh. Kekurangannya,
jumlah kolesterol dan lemaknya lebih tinggi serta harganya relatif mahal.
Biasanya kandungan kolesterol dan lemah jenuh yang tinggi sering
ditemui pada daging dan sedikit pada ikan.
f. Sayur - Sayuran
Merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Sebagian vitamin dan mineral
yang terkandung dalam sayuran berperan sebagai anti oksidan. Beberapa
sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, sementara
yang lainnya dapat dimasak dengan cara dikukus, direbus dan ditumis.
Contoh isi piringku untuk makan sayur sekali makan (1/3 dari 1/2 piring) :
 Sayuran 150 gram sama dengan 1 mangkuk sedang.
g. Buah - Buahan
h. Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (vitamin A, B, B1, B6, C),
mineral dan serat pangan dan berperan sebagai anti oksidan.
Contoh isi piringku untuk makan buah sekali makan (1/3 dari 1/2 piring) :
 150 gram pepaya sama dengan 2 potong sedang - 150 gram jeruk sama
dengan 2 buah jeruk sedang - Sama dengan 1 buah kecil pisang ambon.
i. Aktifitas Fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka
dan meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Dapat dilakukan di rumah,
di tempat kerja, di tempat umum, termasuk aktivitas fisik lain yang dilakukan
untuk mengisi waktu senggang sehari-hari. Dilakukan minimal 30 menit setiap
hari.
Jenis aktivitas fisik :
 Aktivitas fisik ringan Contoh : berjalan santai, bekerja dengan komputer,
membaca, menulis, menyetir, melakukan pekerjaan rumah tangga
(mencuci piring, menyetrika, memasak).
 Aktivitas fisik sedang Contoh : berjalan cepat, melakukan pekerjaan
rumah (mengepel lantai, membersihkan rumah, memindahkan perabot).
j. Minum Air 8 Gelas Sehari
Kandungan air dalam tubuh manusia sekitar 2/3 atau sekitar 60% - 70% dari
berat tubuh. Kekurangan konsumsi air dapat membuat dehidrasi atau
kekurangan cairan tubuh. Air putih merupakan minuman yang paling sehat
dan tidak berbahaya karena dibutuhkan oleh tubuh kita untuk menjaga
kesehatan. Syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbaha ya dan tidak
mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Manfaat minum air 8 gelas sehari
dapat memelihara fungsi ginjal, menghindari dehidrasi, mengurangi risiko
kanker kandung kemih, memperlancar pencernaan, perawatan kulit dan dapat
mengontrol kalori.

5. Media Penyuluhan
a. Media Penyuluhan
1) Pengertian Media Penyuluhan
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium
yang berarti perantara atau pengantar. Jadi, media adalah alat yang digunakan
pendidik untuk menyampaikan materi atau bahan pendidikan. Media
penyuluhan merupakan alat peraga yang digunakan dalam proses pendidikan
kesehatan untuk memperjelas pesan atau informasi kesehatan.
Edgar Dale membagi alat peraga menjadi 11 macam dan sekaligus
menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut ke dalam sebuah
kerucut seperti berikut
 Kata-kata
 Tulisan
 Rekaman/Radio
 Film
 Televisi
 Pameran
 Fieldtrip
 Demonstrasi
 Sandiwara
 BendaTiruan
 BendaAsli
2) Tujuan Penggunaan
Media Tujuan penggunaan media dalam penyuluhan adalah sebagai alat bantu
dalam penyuluhan, menimbulkan perhatian, mengingatkan sampel tentang
pesan atau informasi kesehatan dan untuk menjelaskan fakta. Media atau alat
peraga digunakan berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan manusia ditangkap
melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk
menerima sesuatu pesan atau informasi kesehatan maka akan semakin jelas
dan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Sehingga dapat dikatakan
bahwa media digunakan bertujuan untuk merangsang indra agar dapat
menerima pesan atau informasi kesehatan lebih banyak dan akan
mempermudah pemahaman sasaran.

3) Manfaat Media, manfaat penggunaan media adalah:


 Menimbulkan minat sampel dalam menerima pesan atau informasi
yang disampaikan dalampenyuluhan
 Membantu dalam mengatasi permasalahan dalampemahaman
 Memberikan rangsangan kepada sampel untuk meneruskan pesan yang
diterima kepada orang lain
 Mempermudah dalam penyampaian pesan atau informasi kesehatan
2. Evidence Based Midwifery
a. Pengaruh Pemberian Booklet ‘Piring Untuk Bumil’ Tentang Gizi
Seimbang Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil

Rendahnya status gizi ibu hamil dapat disebabkan beberapa faktor,


antara lain yaitu rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi,
pendapatan keluarga di bawah rata-rata, dan tidak teraturnya pola
makan.

Pengaruh anemia dalam kehamilan yaitu dapat terjadi abortus,


persalinan premature, hambatan tubuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6g %) mola
hidatidosa, hyperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini (KPD). Bahaya dalam persalinan pada anemia bias terjadi
persalinan lama dan partus terlantar karena his (kekuatan mengejan)
yang kurang.

Booklet sebagai media pendidikan kesehatan dapat meningkatkan


pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Menurutnya penyampaian
informasi melalui booklet terbukti efektif dalam meningkatkan
pengetahuan.Pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan dengan
media booklet pada ibu hamil dapat membantu pembentukan sikap ibu
hamil tentang gizi seimbang.
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian booklet ‘Piring
Untuk Bumil’ tentang gizi seimbang terhadap pengetahuan dan sikap
ibu hamil

b. Pengaruh Edukasi Media Booklet Gizi Seimbang Terhadap


Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan


kesejahteraan bayi adalah status gizi ibu hamil. Status gizi ibu sebelum
kehamilan (prakonsepsi) dan selama masa kehamilan (konsepsi)
menentukan kualitas bayi yang dilahirkan (Azizah, et al, 2017). Status
gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia,
kondisi kesehatan, aktifitas/pekerjaan, keadaan ekonomi, dan
pengetahuan tentang gizi selama kehamilan.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Oleh


karena itu, kebutuhan energi zat gizi lainnya meningkat selama
kehamilan. Peningkatan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, serta perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.
Kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu, antara lain anemia,
perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan
terkena penyakit infeksi.

Nutrisi pada ibu hamil sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan janin. Jika seorang ibu hamil mendapatkan asupan
nutrisi yang cukup dan seimbang, maka janin yang dikandungnya juga
akan sehat. Namun apabila seorang ibu mempunyai permasalahan
dalam pemenuhan nutrisi pada saat kehamilannya, maka akan
bedampak tidak baik atau menyebabkan kelainan pada janin yang ada
dalam kandungannya. Jika seorang ibu hamil mengalami anemia akibat
kekurangan FE dan berlangsung lama, akan berpengaruh pada
penurunan jumlah darah untuk membawa oksigen, akibatnya janin
tidak bisa mendapatkan cukup oksigen yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan normal, khususnya pada otak. Akibat lain yang terjadi
karena anemia adalah resiko persalinan preterm meningkat. Saat
persalinan, jumlah perdarahan yang lebih dari normal (>500 ml)
memungkinkan ibu mengalami infeksi setelah melahirkan.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh edukasi media


booklet gizi seimbang terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil.

c. Penguatan Kader Kesehatan Melalui Edukasi Gizi Dalam


Mengatasi Anemia Pada Ibu Hamil

Pola konsumsi individu merupakan salah satu faktor penyebab


langsung terhadap keadaan status gizi dan status kesehatan pada wanita
usia subur. Jika jumlah pola konsumsi makanan selama satu hari tidak
sesuai dengan pola gizi seimbang dan tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi individu, maka pola konsumsi tersebut terukur dalam kategori
kurang baik. Gizi seimbang merupakan suatu susunan makanan sehari–
hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh dan terpenuhi, dengan memerhatikan prinsip
variasi makanan atau keanekaragaman, kebersihan, aktivitas fisik, dan
berat badan ideal. Untuk mencegah anemia maka kebutuhan zat gizi
selama kehamilan harus terpenuhi.

Seorang kader kesehatan merupakan tenaga sukarelawan ini berasal


dari masyarakat yang peduli terhadap kesehatan warga sekitarnya.
Sampai saat ini kader kesehatan terkadang menjadi sumber rujukan
bagi penanganan berbagai masalah kesehatan.

Asupan Fe yang kurang 1,3 Kali lebih berisiko di bandingkan asupan


Fe yang cukup. Berkembangnya volume darah selama kehamilan dan
tuntutan dari janin yang sedang berkembang memposisikan ibu hamil
pada risiko lebih tinggi untuk kekurangan zat besi atau anemia.
Sehingga Asupan Fe ibu hamil dari makanan harus bertambah dan jika
asupan Fe ibu hamil kurang maka akan meningkatkan risiko kejadian
anemia pada ibu hamil.
Pengetahuan tentang gizi dapat mencegah seseorang dari konsumsi
makanan yang salah, maka dengan tingkat pengetahuan yang baik ibu
hamil dapat mengetahui bahan pangan yang seimbang yang tidak
membahayakan kehamilan.

Ibu hamil memerlukan asupan zat gizi yang seimbang. Gizi seimbang
adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik,
perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teraturdalam
rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah
gizi.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi anemia pada


ibu hamil diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya asupan gizi yang cukup untuk perkembangan bayi.
Namun, pada kenyataannya masih banyak ibu hamil yang tidak dapat
melakukan hal tersebut karena berbagai keterbatasan, sehingga
dibutuhkan pendampingan oleh petugas kesehatan. Di sisi lain,
terbatasnya jumlah petugas kesehatan juga menjadi masalah yang tidak
pernah teratasi sehingga peran serta masyarakat dalam hal ini kader
kesehatan sebagai kepanjangan tangan dari petugas kesehatan sangat
dibutuhkan.

Hasil penelitian menunjukkan pelatihan kader dapat meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan kader dalam penanggulangan anemia
gizi ibu hamil.

d. Pengaruh Edukasi Pencegahan dan Penanganan Anemia


Terhadap Pengeahuan dan Sikap Ibu Hamil

Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah


satu satunya penyebab anemia.Penyebab anemia bermacam-macam
diantaranya adalah anemia zat besi. Anemia merupakan kondisi
kesehatan yang sering ditemukan pada masyarakat dengan ekonomi
rendah. Anemia yang sering ditemukan adalah anemia defisiensi zat
besi.

Wanita hamil sangat sulit untuk mendapatkan cukup zat besi walaupun
telah mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi setiap hari.
Penyebab hal tersebut karena zat besi adalah salah satu nutrient yang
tidak dapat diperoleh dalam jumlah adekuat dari makanan yang
dikonsumsi selama hamil. Faktor faktor yang berkontribusi untuk
terjadinya anemia pada ibu hamil diantaranya umur, paritas, tingkat
pendidikan, status sosial ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe.

Salah satu upaya pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil
diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap
menjadi positif melalui edukasi tentang kebutuhan gizi selama
kehamilan, periksa kehamilan minimal 6 kali selama hamil, pemberian
zat besi 90 tablet, cek Hb semester I dan III, segera memeriksakan diri
jika ada keluahan yang tidak biasa, penyediaan makanan yang sesuai
kebutuhan ibu hamil, meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu
hamil maupun keluarga dalam memilih, mengolah dan menyajikan
makanan serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan gizi.

Ada pengaruh edukasi tentang pencegahan dan penanganan anemia


pada ibu hamil dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil. Diharapkan
petugas kesehatan secara intensif dapat memberikan edukasi kepada
ibu hamil dalam upaya pencegahan dan penanganan anemia pada ibu
hamil.

e. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap


Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Kehamilan

Guna mencegah dan menanggulangi anemia dapat dimulai dengan


berbagai program. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah
pengembangan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).
Program KIE bertujuan untuk mendapatkan perubahan perilaku
masyarakat yang diharapkan dapat mengubah pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat agar mau mengonsumsi tablet besi sesuai dengan
anjuran. KIE dapat berbentuk penyuluhan yang dilakukan
menggunakan alat bantu media, seperti media booklet dan leaflet.
Booklet adalah salah satu contoh media cetak yang merupakan alat
bantu untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk gambar
maupun tulisan.

Booklet merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kesehatan


dalam bentuk yang di lipat. Booklet dan media leaflet anemia
diharapkan efektif untuk mengubah pengetahuan mengenai anemia dan
sikap dalam mengonsumsi tablet besi bagi ibu hamil.

Pendidikan gizi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk


mengubah perilaku masyarakat agar mempunyai kebiasaan makan
yang baik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya perbaikan gizi untuk masyarakat ditujukan untuk meningkatkan
mutu gizi individu maupun mutu gizi masyarakat. Tujuan dari di
adakannya pendidikan gizi adalah adanya perubahan perilaku yang
mencakup pengetahuan, sikap dan praktik.

Media penyuluhan merupakan semua alat yang digunakan untuk


menyampaikan sebuah pesan. Media penyuluhan bertujuan untuk
mempermudah saat penyampaian informasi sehingga tidak ada
kesalahan persepsi dan mudah dipahami oleh sasaran penyuluhan.
Booklet merupakan media cetak yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa gambar
maupun tulisan atau kombinasi antara keduanya. Kelebihan yang
dimiliki media booklet yaitu informasi atau pesan yang dituangkan
lebih lengkap, lebih terperinci dan jelas serta bersifat edukatif. Edukasi
gizi menggunakan booklet dapat meningkatkan nilai pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan booklet lebih efektif


dibandingkan leaflet atau ceramah.
f. Pengaruh Edukasi Menggunakan Booklet Anemia Terhadap
Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet
Fe
Faktor resiko terjadinya anemia dalam kehamilan adalah rendahnya
asupan zat besi, absorpsi zat besi rendah, yang dapat disebabkan dari
konsumsi makanan yang mengandung fitat dan fenol serta rendahnya
konsumsi tablet zat besi. Pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya
penanggulangan anemia, di antaranya dengan memberikan Tablet
Tambah Darah (TTD) sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan pada
wanita hamil. Pendistribusian TTD juga telah dilakukan melalui
Puskesmas dan Posyandu.
Rendahnya pemahaman pasien mengenai informasi kesehatan, juga
menyebabkan ketidakpatuhan terhadap terapi obat dan instruksi-
intruksi kesehatan. Mengenai informasi obat, fakta menunjukkan
bahwa pasien dapat lupa dari semua informasi oral yang diberikan
tenaga kesehatan. Oleh karena itu pemberian bahan tertulis yang efektif
menyampaikan informasi obat dengan tepat menjadi hal penting. Bagi
pasien dengan tingkat pendidikan rendah (low literacy), kombinasi
bahan edukasi secara tertulis yang mudah dibaca dan dipahami dengan
instruksi oral dan gambar-gambar yang sesuai dengan budayanya dapat
meningkatkan kepatuhan terhadap terapi.
Pemberian booklet anemia ini diharapkan dapat membantu tenaga
kesehatan lainnya terkait pemberian informasi tentang TTD yang
efisien kepada setiap ibu hamil dan keluarga ibu hamil. Karena tidak
terikat oleh waktu kerja, poin-poin informasi yang ingin diberikan
dapat tersampaikan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
praktek pelayanan kesehatan secara luas. Akan tetapi, pengaruh metode
edukasi ini terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien perlu
dibuktikan.
Terdapat pengaruh edukasi menggunakan booklet anemia terhadap
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet FE pada ibu hamil
3. Bentuk Inovasi yang Diajukan
Berdasarkan masalah yang ada tingginya kejadian anemia maka
dibuat program inovasi CEMILAN PIRINGKU ( CEGAH IBU HAMIL
ANEMIA DENGAN ISI PIRINGKU) yaitu kerjasama dengan UPT.
Puskesmas Bukit Hindu untuk memberikan edukasi dan penyuluhan
secara langsung tentang pentingnya Konsumsi makanan gizi seimbang.
Salah satu kegiatan yang akan dilakukan dengan kelas ibu hamil,
membuat Kelas Ibu hamil, pemberian edukasi materi tentang
pentingnya kunjungan Konsumsi makanan gizi seimbang dengan
mengikuti pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan untuk
mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi
seimbang yaitu ISI PIRINGKU.
Maka perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan
masalah yang ada yaitu banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia
di wilayah kerja UPT. Puskesmas Bukit Hindu.

Tabel 1.1 Rencana Penyelesaian Masalah


Penyelesaian Masalah
Tindak
Masalah Pelaksanaan Pencapaian
Sasaran Lanjut
Kegiatan /Evaluasi
anemia ibu - Melakukan Ibu hamil Kegiatan RTL akan
hamil yang
koordinasi dengan anemia belum diberikan
ada di UPT.
Puskesmas pihak puskesmas, yang berada terlaksana kembali
Bukit Hindu
kolaborasi untuk di wilayah kepada
mendata ibu hamil kerja UPTD pihak UPT.
anemia yang Puskesmas Puskesmas
berada di wilayah bukit Bukit Hindu
kerja hindu
puskesmas bukit
hindu
- Melakukan
koordinasi dengan
Bidan Koordinator
untuk mengadakan
penyuluhan melalui
kelas ibu hamil
- Mempersiapkan ibu
hamil untuk
kontrak waktu agar
dapat mengikuti
kelas kelas ibu
hamil.
- Mempersiapkan
undangan untuk
Kapus, Kasubag
TU, Bikor, Pj.
Program, CI dan
CT
- Mempersiapkan
tempat pelaksanaan
kegiatan di
Posyandu UPT
Puskesmas Bukit
Hindu
- Mempersiapkan
booklet ,materi (video
eduksi), absensi,

- LCD,laptop,
undangan

- Konsumsi

F. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Studi Pustaka
Meliputi pengumpulan data dan informasi terkait permasalahan yang
terjadi Banyaknya ibu hamil anemia di UPT. Puskesmas Bukit Hindu,
pencarian literature karya ilmiah, jurnal, hasil penelitian dan data-data
dukung terkait inovasi yang bisa di laksanakan dalam pemecahan
masalah dan penanganan anemia pada ibu hamil.
2. Survei lapangan dan perijinan
Melakukan pendekatan pada sasaran dan proses perijinan dengan
instansi terkait tempat pelaksanaan kegiatan
3. Menyiapkan media KIE, alat dan bahan yang diperlukan
Menyediakan media KIE yang digunakan untuk pelaksanaan edukasi
yaitu Booklet dan memutar video edukasi
4. Pemberian edukasi secara tatap muka
Melakukan kelas ibu hamil yang akan dilakukan secara terjadwal dan akan
melakukan penyuluhan edukasi penanganan anemia pada ibu hamil dengan Isi
Piringku

5. Monitoring dan evaluasi


Melakukan evaluasi mengenai pengetahuan ibu tentang materi yaitu
penanganan anemia pada ibu hamil dengan Isi Piringku, dengan
melakukan review materi, melakukan tanya jawab dan sesi diskusi pada
saat kelas ibu Hamil, serta meminta ibu untuk menjelaskan kembali
penanganan anemia ibu Hamil dan cara pembagian Isi Piringku.

G. RANCANGAN EVALUASI
1. Melakukan evaluasi mengenai pengetahuan ibu tentang materi yaitu
penanganan anemia pada ibu hamil dengan Isi Piringku, dengan melakukan
review materi, melakukan tanya jawab dan sesi diskusi pada saat kelas ibu
hamil, serta meminta ibu untuk menjelaskan kembali penanganan anemia ibu
Hamil cara pembagian Isi Piringku yang telah diberikan.
2. Rencana tindak lanjut akan di berikan Kembali ke pihak UPT. Puskesmas Bukit
Hindu

H. JADWAL PELAKSANAAN

Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No Hari Kegiatan
Pengkajian data PWS KIA tingkat puskesmas & Analisa
1 18 April s/d 07 Mei
Data, Penyusunan Program Inovasi
2024
Presentasi Hasil Analisa data PWS KIA dan pembuatan
2 01 Mei 2024
perencanaan, penyampaian Program Inovasi
3 08 Mei 2024 Pelaksanaan Kegiatan
Presentasi hasil individu/ kelompok meliputi Evaluasi
4 10 Mei 2024
pelaksanaan, Penilaian , Rekomendasi serta Pelaporan
I. RENCANA ANGGARAN BELANJA

Booklet 20 x Rp.29.000
Rp.580.000
Konsumsi/Snack 20 orang x Rp. 20.000
Rp. 400.000
Doorprize 3 orang x Rp.50.000
Rp. 150.000

Total Rp. 1.130.000


DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, D. and Gusrizal, S.Y. (2022) ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Booklet Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Protokol Kesehatan’, Maternal Child Health Care, 4(1), p. 644.
Available at: https://doi.org/10.32883/mchc.v4i1.2264.
Agustin, N. (2020) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM
MENGKONSUMSI TABLET FE DI WILAYAH PUSKESMAS.
Departemen Kesehatan RI (no date) ‘POSTER-C_1010.pdf’.
Dewi Fadhilah Sari (2020) ‘ANALISIS KEPATUHAN IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET
TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE’, Journal Balance, 7, p. 56.
Dina, L.A. (2023) ‘KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) PADA IBU
HAMIL BERDASARKAN REGION’, Jurnal Bidan Pintar, 4, p. 32.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas (2022) Profil Kesehatan Gunung Mas, Profil kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (2023) Profil kesehatan provinsi Kalimantan Tengah
2023.
eva trisnawati andi (2023) ‘Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Ibu Hamil’, Jurnal Bidan
Cerdas, 5, p. 36.
Hidayati Agustiani (2021) ‘KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGONSUMSI TABLET
TAMBAH DARAH DI PUSKESMAS MUMBULSARI’, Jurnal Bidan Cerdas, 1(23), p. 130.
Kementerian Kesehatan RI (2017) ‘KONSEP ISI PIRINGKU’, p. 30. Available at:
www.kesmas.kemkes.go.id.
Kumalasari, R. (2021) ‘Penguatan Kader Kesehatan Melalui Edukasi Gizi Dalam Mengatasi Anemia
Pada Ibu Hamil’, Pengembangan Dan Pengorganisasian Masyarakat, (70200119026), pp. 2013–
2015.
Larasajeng Permata Sari (2020) ‘Kepatuhan konsumsi tablet fe pada ibu hamil’, journal midwife,
14(47), pp. 113–118. Available at: https://doi.org/10.36082/qjk.v14i2.103.
MAHARANI, E.A. and APRILINA, H.D. (2020) ‘Pengaruh Pemberian Booklet “Piring Untuk Bumil”
Tentang Gizi Seimbang Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester I’, Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(1), p. 103. Available at:
https://doi.org/10.26753/jikk.v16i1.434.
Malla Avila, D.E. (2022) ‘PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA, KEPATUHAN KONSUMSI
TABLET FE, DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL’,
Journal of Healthcare Technology and Medicine, (8.5.2017), pp. 2003–2005.
58
Misriani M (2022) ‘HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN
KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI PUSKESMAS HAMPARAN PERAK
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN’, Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7, p. 69.
Nasution, N.I. and Nikanti, I.P. (2024) ‘Peningkatan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Pada Ibu Hamil
Melalui Peran Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Asahan’, Jurnal
sevaka, 2(1), p. 7.
Purnamasari, F., Nurjanah, S. and Rahajeng, P. (2020) ‘Pengaruh Edukasi Menggunakan Booklet
Anemia Terhadap Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Fe Di
Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota Surakarta’, pp. 6–10. Available at:
https://www.mendeley.com/catalogue/3c398126-e2cb-3369-a126-469b04311a45/?
utm_source=desktop&utm_medium=1.19.5&utm_campaign=open_catalog&userDocumentId=
%7Bbde74937-324c-39e1-a0b6-1abf1aa97ec4%7D.
Rahmat Bakhtiara (2021) ‘HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL
ANEMIA DALAM MENGKONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS’, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan (JPKMK), 8(May 2019), pp.
78–88.
Salulinggi, A., Asmin, E. and Titaley, C.R. (2021) ‘Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil
Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Di Kecamatan Leitimur Selatan Dan
Teluk Ambon’, Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat, 6(1), pp. 229–236.
Septi Kurniawati (2023) ‘PENGARUH KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH
DAN POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER II
DI WILAYAH KERJA’, Jurnal of comrehensive sceience, 2(1), pp. 368–376.
Sonia Noptriani (2021) ‘FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KONSUMSI
TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL’, Jurnal Bidan Cerdas, 2(13), p. 127.
Sukmawati, Mamuroh, L. and Nurhakim, F. (2020) ‘Pengaruh Edukasi Pencegahan dan Penanganan
Anemia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil’, Jurnal Keperawatan BSI, VII(1), pp. 42–
47.
Wahidmurni (2020) ‘PENGARUH EDUKASI MEDIA BOOKLET GIZI SEIMBANG TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL’, Jurnal Bidan Mandiri, 05, pp. 2588–2593.

58

Anda mungkin juga menyukai