Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISLAM ABAD KE XIX


Mata Kuliah: SEJARAH PERADABAN ISLAM
Dosen Pengampu: Sulys Setyorini, SE, ME

Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Amelia Dwi Cahyani. (2322000662)
2. Rina Sofiana. (2322000671)

INSTITUT ISLAM MA'ARIF JAMBI


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

0
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT, yang atas rahmat-nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktunya. Adapun tema yang kami bawa dari makalah ini adalah “ ISLAM
ABDA KE XIX “
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang turut dalam prmbuatan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini ditulis berdasarkan jurnal ,penulisan menyadarin
bahwa makala kami ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Dan saya akhiri terima kasih.

Jambi 5 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Dunia Islam abad XIX ............................................................................. 2
B. Upaya Perlawanan Umat Islam Terhadap Kolonialisme .......................... 5
C. Munculnya Semangat Nasionalisme dan Lahirnya Negara-negara
Nasional dalam Dunia Islam ..................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang terbuka untuk dipahami melalui berbagai macam
pemahaman watak dasar terbuka yang akan melahirkan kepribadian muslim
yang kosmopolit, yakni kepribadian yang mampu mengembangkan semangat
toleransi yang tinggi terhadap perbedaan. Sebagai bukti nya, tercatat sejarah
Islam dalam beberapa aliran pemikiran pada kajian fiqih, teologi dan filsafat
Islam. Watak Islam yang menerima penafsiran-penafsiran tersebut berfungsi
sebagai basis dari fleksibelitas Islam sekaligus menjadi petunjuk bagi pentingnya
pluralisme dalam tradisi Islam.
Tuntutan untuk dilakukannya pembaharuan muncul dalam sejarah Islam
yang dilatar belakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
antara lain dalam bentuk terjadinya stagnasi pemikiran di kalangan masyarakat
Muslim yang menginginkan perubahan, sedangkan secara faktor eksternal
pembaharuan dalam Islam terjadi karena pergeseran dari fase pramodern ke fase
modern.pada abad ke 20, pembaharuan terjadi sebagai evaluasi masyarakat
Muslim terhadap realitas bahwa dunia Barat telah menghegemoni pikiran dan
tindakan masyarakat Muslim di berbagai dunia Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Faktor apakah yang melatar belakangi bangkitnya kembali dunia Islam abad
XIX-XX?
2. Bagaimanakah upaya perlawanan umat Islam terhadap kolonialisme?
3. Bagaimana pengaruh semangat nasionalisme bisa melahirkan negara-negara
nasional dalam dunia Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui Latar belakang bangkitnya kembali dunia Islam abad
XIX-XX
2. Agar mengetahui upaya perlawanan umat Islam terhadap kolonialisme
3. Agar mengetahui munculnya semangat nasionalisme dan lahirnya negara-
negara nasional dalam dunia Islam.

1
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Bangkitnya Islam Abad XIX


Abad ke-19 M merupakan periode terpenting dalam perjalanan sejarah
dunia yang membawa perubahan mendasar dalam peradaban timur khususnya
dunia Islam dan barat khususnya di Eropa. Periode ini merupakan titik balik
bagi kedua kawasan yang menyediakan sejumlah perubahan mendasar dalam
kehidupan sosial. Dunia Islam menghadapi tentangan utama selama abad ini,
perkembangan ekonomi negara-negara Barat memainkan peran yang sangat
penting dan menentukan dalam skala gobal di dunia Islam.
Kesadaran akan melemah dan menurunya dunia Islam ini, maka banyak
wilayah-wilayah dunia Islam seperti di benua Afrika, Timur Tengah dan India
bermunculan gerakan-gerakan pembaharuan atau mungkin lebih tepatnya
dikatakan usaha pemurnian kembali ajaran Islam. Dengan pengertian dasar
dan sasaran yang tidak selalu sama antara satu gerakan dengan gerakan yang
lain.
1. Pembaharuan di Jazirah Arab.
Di jazirah Arabia muncul garakan pemurnian kembali ajaran Islam
yang dipelopori oleh Syeh Mohammad bin Abdul Wahab (1703-1792
M).[8] Gerakan ini mengajak umat Islam untuk meninggalkan banyak
kepercayaan dan praktek keagamaan yang sudah sejak lama dianut dan
dilakukan secara luas, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang
murni dan bahkan merupakan kepercayaan dan praktek zaman Jahiliyah,
dan yang telah diberantas oleh Nabi.Gerakan ini kemudian lebih dikenal
dengan gerakan Wahabi.
2. Pembaharuan di Turki
Pada tahun 1720 M, Celebi Mehmed diutus ke Paris dan
diinstruksikan untuk mendatangi pabrik-pabrik, benteng-benteng
pertahanan dan institusi-institusi lainnya.Pada tahun 1717 M, seorang
perwira Prancis, De Rocefort, datang ke Istambul dalam rangka

1
Ali, A. Mukti, Sejarah Islam Pra Modern, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995

2
3

membentuk Korp Altileri dan melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu


kemiliteran modern. Pada tahun 1729 M, datang lagi Comte De Bonneval,
yang juga dari Prancis untuk memberi latihan penggunaan meriam
modern. Ia dibantu oleh Mc. Carty dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia,
dan Mornai dari Prancis. Pada tahun 1734 M, untuk pertama kalinya
Sekolah Teknik Militer dibuka.Pada pertengahan kedua abad ke-XIX,
muncul suatu gerakan yang tidak puas dengan pembaharuan zaman
Tanzimat. Gerakan 2 ini dikenal dengan nama Usmani Muda. Mereka
menginginkan pembatasan yang lebih tegas terhadap kekuasaan Sultan
dengan mengadakan konstitusi. Salah satu ahli fikir Usmani Muda adalah
Namik Kemal (1865-1871 M).
3. Pembaharuan di India.
Syah Waliyullah (1702-1762 M), adalah salah satu tokoh
pembaharuan Islam di India. Syah Waliyullah tidak serta merta
memberantas ajaran Sufi sebagai mana yang dilakukan oleh Mohammad
bin Abdul Wahab di jazirah Arabiah. Beliau hanya mengadakan koreksi
dan perubahan terhadap kepercayaan dan praktek keagamaan yang telah
menyimpang dari ajaran Islam, tetapi melakukan repormasi ajaran Sufi
yang ada.Syah Waliyullah berkeyakinan, bahwa dengan mengadakan
perbaikan terhadap kepercayaan dan praktek keagamaan, umat Islam
akan menemukan kembali vitalitas mereka.Pada perkembangan
selanjutnya, gerakan Waliyullah berubah dari gerakan pemurnian ajaran
agama semata-mata menjadi gerakan politik.
4. Pembaharuan di Indonesia.
Menurut Prof Dr. Musyrifah Sunanto, perkembangan pemikiran
Islam di Indonesia dapat dilihat dari tiga periode yaitu; periode ketika
kepemimpinan Ulama sangat dominan di masyarakat muslim, periode
ketika peran ulama digantikan oleh pemimpin-pemimpin Islam yang
bergerak di bidang organisasi atau kepartaian dalam perpolitikan, dan
periode kebangkitan kaum intelektual Muslim.

2
Amin, M. Mansyur, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Indonesia Spirit Foundation, 2004.
4

a. Periode ketika kepemimpinan Ulama sangat dominan di masyarakat


Muslim. Periode ini berlangsung sejak datang dan berkembangnya
Islam di Indonesia (sekitar abad ke-VII M) hingga berlangsungnya
masa penjajahan. Pada periode ini, Ulama merupakan satu-satunya
sumber rujukan bertindak dan informasi mengenai wacana dan
faham ke Islaman, mereka menjadi sumber rujukan ketaatan baik
dalam perilaku sosial maupun politik.
b. Periode ketika peran Ulama digantikan oleh pemimpin-pemimpin
Islam yang bergerak di bidang organisasi atau kepartaian dalam
perpolitikan. Ini diawali oleh peran pemimpin organisasi sosial
seperti Haji Abdul Karim Amrullah, Zaenuddin Labai al-Yunusi, dan
pemimpin-pemimpin orgnisasi Sumatra Thawalib di Sumatra, Syeh
Ahmad Surkati dari al-Irsyad, Haji Abdul Halim dari persyarikatan
Ulama Majalengka, KH. Ahmad Dahlan dari Muhammadiah, Ahmad
Hasan dari Persis, dan organisasi politik SI dengan tokoh-tokohnya.
c. Periode kebangkitan kaum intelektual Muslim. Periode ini dimulai
tahun 1970, ditandai dengan munculnya beberapa literatur yang
mencoba mencermati secara sistematis perkembangan dunia
intelektual Muslim Indonesia. Pada tahun 1980-an dan 3 1990-an
marak penerbitan buku-buku yang bertema keagamaan serta
merebaknya buku-buku keIslaman “intelektual dan berbasis
pemikiran” yang berdampak pada perkembangan dunia intelektual
Muslim. Namun pada masa berikutnya, zaman kebangkitan
intelektual ini mempunyai berbagai macam corak pemikiran. Mereka
itu adalah:
1) Neo modernism, yaitu pemikiran keIslaman yang
menggabungkan dua aliran modernisme, tokohnya adalah
Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, dan Ahmad Wahib.
2) Sosialisme demokrat, yaitu gerakan Islam yang melihat
keadilan sosial dan demokrasi sebagai unsur pokok Islam.
Tokoh-tokohnya adalah Dawam Rahardjo, Adi Sasono, dan

3
Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
5

Kuntowijoyo.
3) Universalisme, yaitu gerakan pemikiran Islam yang
memandang Islam sebagai ajaran yang universal dengan obsesi
Islam sebagai perangkat nilai alternative dari kemerosotan nilai-
nilai Barat. Tokoh-tokohnya adalah Amin Rais, Jalaluddin
Rahmat dan AM. Saefuddin.
4) Neo revivalis, sering diartikan sebagai Ikhwanul Muslimin di
Mesir. Di Indonesia hariannya muncul dari beberapa organisasi
seperti, Hamas, Hizbut Tahrir, FPI, dan Majelis Mujahidin.

B. Upaya Perlawanan Umat Islam Terhadap Kolonialisme


Penguasaan Eropa atas negara-negara Islam, baik langsung maupun
tidak langsung, menciptakan ketergantungan dunia Islam atas Eropa dihampir
semua bidang kehidupan. Eropa sebagai negara penjajah tentu saja
mendapatkan reaksi yang amat kuat dari umat Islam, demi mempertahankan
martabat dan harga dirinya. Dengan demikian, muncullah reaksi dengan
semangat berjihad dari umat Islam guna mempertahankan negerinya, sampai
mereka memperoleh kemerdekaan. Hal ini dapat di lihat dari umat Islam di
India, mereka mengusir Inggris (1857 M), pemberontakan Uraby Pasha di
Mesir (1882 M), revolusi Persi (1891 M), perang Padri dan perang
Diponegoro di Indonesia (1821-1837 M).
Reaksi yang ditimbulkan oleh umat Islam ini, bagi negara Imperial
tentu telah menyiapkan diri guna menghadapi gelombang perlawanan dari
kaum Islam sebagai negara yang di jajahnya. Tetapi seiring dengan
perlawanan balasan yang dilakukan bangsa Eropa, menimbulkan semangat
dan kesadaran Pan-Islamisme di kalangan kaum Muslimin. Cita-cita Pan-
Islamisme abad XIX dan XX adalah menegakkan persatuan seluruh dunia
Islam di bawah satu kekuasaan pemerintah Islam yang dikepalai seorang
Khalifah, dan berkuasa sepenuhnya.[22] Cita-cita Pan-Islamisme ini berhasil
(walaupun tidak secara maksimal), hal ini di tandai dengan adanya gerakan-
6

gerakan kebangsaan 4 dari kalangan umat Islam dalam melawan kekuasaan


bangsa Barat diseluruh dunia Islam ketika itu. Seperti :
1. Pecahnya pemberontakan al-Kabil di Aljazair melawan Prancis pada
tahun 1871 M.
2. Gerakan di Mesir Muda yang bermuara pada pemberontakan Uraby
Pasha terhadap inggris di Mesir tahun 1882 M, dan pergolakan di
Afganistan melawan Inggris tahun 1911 M.
3. Pemberontakan umat Islam Tiongkok di daerah Turkistan dan Yunani
tahun 1907 M.
4. Pemberontakan al-Mahdi di Sudan melawan Inggris sampai akhir abad
XIX dan Permulaan abad XX M.
5. Pembrontakan Iran terhadap Inggris pada tahun 1920 M.
6. Di negeri Asia tenggara, misalnya Malaysia 1897, dan perang Aceh di
Indonesia tahun 1873-1912 M.

C. Munculnya Semangat Nasionalisme Dan Lahirnya Negara-Negara


Nasional Dalam Dunia Islam
Di Mesir benih-benih semangat nasionalisme tumbuh sejak masa al-
Tahtawi (1801-1873 M), dan Jamaluddin al-Afgani. Tokoh pergerakan
terkenal yang memperjuangkan gagasan ini di Mesir adalah Ahmad Uraby
Pasha. Dibagian negeri Arab, lahir gagasan nasionalisme Arab yang
mendapat sambutan hangat. Gagasan ini terbentuk atas dasar kesamaan
bahasa.
Di India, sebagaimana Turki dan Mesir, gagasan Pan-Islamisme yang
dikenal dengan gerakan khilafat juga mendapat pengikut. Syed Amir Ali
(1848-1928 M) adalah salah seorang pelopornya. Gagasan nasionalisme
kemudian berganti menjadi Islamisme yang dikenal dalam istilah masyarakat
India Komunalisme. Hasil dari tuntutan untuk menyatukan Islam di wilayah
ini yang di pimpin oleh Muhammad Ali Jinnah adalah berdirinya Negara
Pakistan (timur dan barat) pada tahun 1367 H/1947 M
Di Timur Tengah, Mesir secara resmi memperoleh kemerdekaan pada

4
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
7

tahun 1922 dari Inggris, tetapi dalam pemerintahan raja Faruk pengaruh
Inggris sangat besar. Baru pada masa pemerintahan Jamal Abd al-Naser yang
menggulingkan raja Faruk pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir menganggap
dirinya benar-benar merdeka. Sama dengan Mesir, Irak merdeka secara
formal tahun 1932, tapi rakyatnya baru merasakan benar-benar merdeka
tahun 1958. Sebelum itu, Negara-ngara disekitar Irak telah mengumumkan
kemerdekaannya seperti Syria, Jordania, dan Libanon pada tahun 1946.
Di Afrika, Libiya merdeka tahun 1951, Sudan dan Maroko tahun 1956,
Al-Jazair tahun 1962. Di Asia Tenggara, Malaysia yang waktu itu termasuk
Singapura, mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, dan Brunai
Darussalam tahun 1984 M.Demikianlah satu-persatu negeri-negeri Islam
memerdekakan diri dari penjajahan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor yang melatar belakangi bangkitnya kembali dunia Islam abad
XIX adalah munculnya kesadaran di kalangan kaum Muslimin tentang
kemunduran dan kerapuhan dunia Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor
internal, sehingga munculnya gerakan-gerakan pemurnian dan pembaharuan
dalam Islam. Terlepas dari bentuk dan usaha perlawanan yang telah dilakukan
oleh umat Islam terhadap bangsa-bangsa penjajah, semangat rasa cinta dan
kesetiaan terhadap bangsa (nasionalisme), merupakan unsur penting yang
menjadi motor penggerak dalam jiwa kum muslimin. Semangat nasionalisme
inilah, yang kemudian memberikan motivasi untuk berjuang melakukan
perlawanan terhadap bangsa penjajah, sehingga kaum muslimin dapat
memproklamirkan kemerdekaan negaranya.

B. Saran
Demikianlah tugas makalah yang telah kami susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah tafhsir akham. Harapan kami semoga dengan adanya
makalah yang telah kami susun ini kita bisa mengmbil banyak pelajaran
berharga didalamnya. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para
pembaca serta wabil Khusus dari dosen pembimbing kita. Apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan- kesalahan, kami tim penyusun
mohon maaf, kesalahan semata-mata terletak pada kami dan kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. Mukti, Sejarah Islam Pra Modern, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995

Amin, M. Mansyur, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Indonesia Spirit


Foundation, 2004.

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2007

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008.

Anda mungkin juga menyukai