ANASYA MUSDALIFAH SYARIFUDDIN - t2
ANASYA MUSDALIFAH SYARIFUDDIN - t2
Disusun oleh :
ANASYA MUSDALIFAH SYARIFUDDIN
21011001
RSTJ A
±52.087 Ha. Luas wilayah dengan 33.048 Ha merupakan daratan dan selebihnya
19.039 Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya
(Dispendukcapil) Surabaya dalam kurun waktu 3 tahun mencapai angka lebih dari 3
juta.Dengan luas Surabaya yang hanya sebesar itu, maka tingkat kepadatan penduduk
yang terus meningkat. Jumlah penduduk yang banyak membuat Kota Surabaya
(Handayani 2021).
masyarakat sehari-hari dapat mendatangkan sisi negatif jika berada pada kota dengan
aktivitas masyarkat nya yang ramai (M. H. M. Hasibuan, H. Batubara, and M. Lubis
meningkat pula jumlah penggunaan kendaraan di suatu wilayah (Tamin 2007). Jika
penumpukan kendaraan yang beralih menjadi kemacetan lalu lintas (Budiharjo, Sahri,
Kemacetan lalu lintas telah menjadi pokok permasalahan lalu lintas sejak lama
yang mendatangkan banyak efek negatif bagi banyak pihak yang terlibat (Adji and
Suhenda 2023). Seiring dengan perisitiwa kemacetan lalu lintas akibat pertumbuhan
yang besar untuk dapat menangani pertumbuhan padat penduduk dan transportasi di
Kota Surabaya (Artiningsih 2011). Salah satu nya adalah dengan cara menerapkan
menitikberatkan pada tiga aspek yakni ramah lingkungan, ramah ekonomi, dan ramah
2023). Sistem ini menjadi sebuah bentuk usaha untuk pemenuhan kebutuhan aktivitas
Round Table OnThe Environment And The Economy (OECD,1996 dan NRTEE,
daya yang dapat diperbaharui atau dengan kata lain transportasi yang tidak
menimbulkan polusi air, udara, dan tanah serta menghindari penggunaan sumber
lingkungan. Dalam konsep sebuah perkotaan, maka salah satu item transportasi yang
ramah lingkungan adalah fasilitas pejalan kaki. Upaya untuk meningkatkan minat
masyarakat terhadap aktivitas jalan kaki tentunya dengan peningkatan fasilitas pejalan
utama belum diwadahi secara maksimal (Mayona, Moravian, and Azhari 2013).
Kenyamanan, keselamatan, dan keamanan pejalan kaki saat berjalan kaki masih
diabaikan dengan banyaknya kondisi fasilitas pejalan kaki yang tidak memadai.
Fenomena yang banyak terjadi adalah penyalahgunaan fungsi fasilitas pejalan kaki
oleh pedagang kaki lima dan kegiatan lain seperti pengemis (Rohmawati and Natalia
melakukan aktivitas pejalan kaki, yang berhubung dengan pengurangan kinerja sistem
transportasi berkerlanjutan di sebuah kota. Maka, solusi yang tepat dari hal tersebut
tentunya dengan peningkatan fasilitas pejalan kaki untuk dapat memperbaiki minat
Wibawani 2020).
Surabaya?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan fasilitas pejalan kaki
Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan referensi bagi para
pihak pemerintah Kota Surabaya yang bertanggung jawab dalam bidang ahli tata
kota dan transportasi untuk menjadikan fasilitas pejalan kaki lebih aman, selamat
minat masyarakat Kota Surabaya pejalan kaki dapat meningkat dan memajukan
Adji, Bayu Martanto, and Rayhandara Putra Suhenda. 2023. “Analisis Konflik Lalu
Lintas Pada Simpang Tak Bersinyal, Studi Kasus Simpang Empat Ganting
Budiharjo, Anton, Agus Sahri, and Edi Purwanto. 2021. “Kajian Manajemen Lalu
52.
71.
Handayani, Suci Lestari. 2021. “Hubungan Kesesakan Dan Kontrol Diri Dengan
Kibthiah, Mariatul, Risa Nur Chamida, and Khusnul Khotimah. 2023. “Suroboyo Bus
Kurniawan, Arief, Iis Holisin, and Febriana Kristanti. 2017. “Aplikasi Persamaan
Mayona, Enni Lindia, Ari Moravian, and Rizky Azhari. 2013. “Identifikasi
Kebutuhan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kota Pontianak.” Reka Loka xx(x): 1–9.
Rohmawati, Tatik, and Tri Widianti Natalia. 2018. “Tingkat Kepuasan Pejalan Kaki
Terhadap Trotoar Di Kota Bandung.” Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi 8(2).
Sari, Ayu Maya, Diana Fera Sari, and Sri Wibawani. 2020. “Penerapan Konsep