Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN LAYANAN FASILITAS PEJALAN KAKI

SEBAGAI PENUNJANG SISTEM TRANSPORTASI


BERKELANJUTAN DI PUSAT KOTA SURABAYA
Diajukan sebagai salah satu pemenuhan tugas pencapaian nilai di mata kuliah Kapita Selekta
Dosen pengampu : Ibu Tri Susila Hidayati,S.Pd.,M.Si.

Disusun oleh :
ANASYA MUSDALIFAH SYARIFUDDIN
21011001
RSTJ A

REKAYASA SISTEM TRANSPORTASI JALAN


KELAS A SEMESTER VI
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
2024
PENINGKATAN LAYANAN FASILITAS PEJALAN
KAKI SEBAGAI PENUNJANG SISTEM TRANSPORTASI
BERKELANJUTAN DI PUSAT KOTA SURABAYA
1.1 LATAR BELAKANG

Surabaya adalah kota metropolitan terbesar kedua dengan luas wilayah

±52.087 Ha. Luas wilayah dengan 33.048 Ha merupakan daratan dan selebihnya

19.039 Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya

(Kurniawan, Holisin, and Kristanti 2017). Dari hasil sensus penduduk

(Dispendukcapil) Surabaya dalam kurun waktu 3 tahun mencapai angka lebih dari 3

juta.Dengan luas Surabaya yang hanya sebesar itu, maka tingkat kepadatan penduduk

di Surabaya akan semakin meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan penduduknya

yang terus meningkat. Jumlah penduduk yang banyak membuat Kota Surabaya

memiliki tingkat kepadatan aktivitas masyarkat sehari-hari yang juga tinggi

(Handayani 2021).

Kendaraan sebagai suatu alat transportasi yang mendukung pergerakan

masyarakat sehari-hari dapat mendatangkan sisi negatif jika berada pada kota dengan

aktivitas masyarkat nya yang ramai (M. H. M. Hasibuan, H. Batubara, and M. Lubis

2019). Semakin banyak aktivitas perpindahan masyarakat yang terjadi maka

meningkat pula jumlah penggunaan kendaraan di suatu wilayah (Tamin 2007). Jika

dibiarkan tumbuh dan bertambabah banyak, maka akan menyebabkan perisitiwa

penumpukan kendaraan yang beralih menjadi kemacetan lalu lintas (Budiharjo, Sahri,

and Purwanto 2021).

Kemacetan lalu lintas telah menjadi pokok permasalahan lalu lintas sejak lama

yang mendatangkan banyak efek negatif bagi banyak pihak yang terlibat (Adji and
Suhenda 2023). Seiring dengan perisitiwa kemacetan lalu lintas akibat pertumbuhan

masyarakat yang tinggi, maka pemerintah setempat berusaha mengambil langkah

yang besar untuk dapat menangani pertumbuhan padat penduduk dan transportasi di

Kota Surabaya (Artiningsih 2011). Salah satu nya adalah dengan cara menerapkan

sistem transportasi berkelanjutan.

Transportasi berkelanjutan adalah sistem transportasi dalam sebuah wilayah yang

menitikberatkan pada tiga aspek yakni ramah lingkungan, ramah ekonomi, dan ramah

terhadap hak-hak setiap pengguna transportasi (Kibthiah, Chamida, and Khotimah

2023). Sistem ini menjadi sebuah bentuk usaha untuk pemenuhan kebutuhan aktivitas

transportasi di jaman sekarang yang tidak mengurangi sedikit pun kemampuan di

jaman mendatang dalam pemenuhan kebutuhan transportasi nya. Dalam 50 tahun

terakhir transportasi berkelanjutan sudah dikembangkan untuk terus berusaha

melakukan penerapan agar dapat memperbaiki berbagai permasalahan di dunia

transportasi (Gusnita 2010). Organization Of Economic Transportation Dan National

Round Table OnThe Environment And The Economy (OECD,1996 dan NRTEE,

1996) mendefinisikan transportasi berkelanjutan dalam tiga aspek,yaitu:

a. Lingkungan, transportasi yang tidak membahayakan kesehatan publik dan

ekosistem serta menyediakan sarana mobilitas dengan memanfaatkan sumber

daya yang dapat diperbaharui atau dengan kata lain transportasi yang tidak

menimbulkan polusi air, udara, dan tanah serta menghindari penggunaan sumber

daya yang berlebihan;

b. Ekonomi, transportasi yang dapat menjamin pemenuhan biaya transportasi

melalui pembebanan ongkos yang layak bagi masyarakat pengguna sarana

transportasi dan dapat mewujudkan keadilan dalam sistem transportasi; dan


b. Sosial, transportasi yang dapat meminimalisasi tingkat kebisingan, kecelakaan,

waktu tempuh kerugian akibat kemacetan, dan dapat meningkatkan.

Demikian transportasi berkelanjutan merupakah sebuah sistem transportasi yang

ramah lingkungan dengan mengusahakan pemanfaatan teknologi yang ramah

lingkungan. Dalam konsep sebuah perkotaan, maka salah satu item transportasi yang

ramah lingkungan adalah fasilitas pejalan kaki. Upaya untuk meningkatkan minat

masyarakat terhadap aktivitas jalan kaki tentunya dengan peningkatan fasilitas pejalan

kaki (Oktaviastuti, Wijaya, and Narwadan 2017).

Permasalahan secara umum fasilitas pejalan kaki yang terjadi di negara

berkembang seperti di Indonesia adalah aktivitas pejalan kaki sebagai pengguna

utama belum diwadahi secara maksimal (Mayona, Moravian, and Azhari 2013).

Kenyamanan, keselamatan, dan keamanan pejalan kaki saat berjalan kaki masih

diabaikan dengan banyaknya kondisi fasilitas pejalan kaki yang tidak memadai.

Fenomena yang banyak terjadi adalah penyalahgunaan fungsi fasilitas pejalan kaki

oleh pedagang kaki lima dan kegiatan lain seperti pengemis (Rohmawati and Natalia

2018). Sederet permasalahan tersebut dapat mengurangi minat masyarakat untuk

melakukan aktivitas pejalan kaki, yang berhubung dengan pengurangan kinerja sistem

transportasi berkerlanjutan di sebuah kota. Maka, solusi yang tepat dari hal tersebut

tentunya dengan peningkatan fasilitas pejalan kaki untuk dapat memperbaiki minat

masyarakat dalam menjalani penerapan transportasi berkelanjutan (Sari, Sari, and

Wibawani 2020).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah penitian yakni :


1. Bagaimana kondisi fasilitas pejalan kaki di pusat Kota Surabaya?

2. Bagaimana ketersediaan elemen-elemen fasilitas pejalan kaki di pusat Kota

Surabaya?

3. Bagaimana kinerja fasilitas pejalan kaki di pusat Kota Surabaya?

4. Bagaimana peningkatan fasilitas pejalan kaki di pusat Kota Surabaya yang

dapat menambah kinerja sistem transportasi berkelanjutan ?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan fasilitas pejalan kaki

di pusat Kota Surabaya sebagai item yang mendukung berjalannya transportasi

berkelanjutan di Kota Surabaya.

Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan bahan referensi bagi para

pihak pemerintah Kota Surabaya yang bertanggung jawab dalam bidang ahli tata

kota dan transportasi untuk menjadikan fasilitas pejalan kaki lebih aman, selamat

dan nyaman saat digunakan oleh masyarakat. Sehingga diharapkan nantinya

minat masyarakat Kota Surabaya pejalan kaki dapat meningkat dan memajukan

Kota Surabaya menjadi kota berkelanjutan dan ramah lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Adji, Bayu Martanto, and Rayhandara Putra Suhenda. 2023. “Analisis Konflik Lalu

Lintas Pada Simpang Tak Bersinyal, Studi Kasus Simpang Empat Ganting

Padang.” Jurnal Bangunan: Konstruksi & Desain 1(1): 21–31.

Artiningsih. 2011. “Transpotasi Berwawasan Lingkungan.” Jurnal Tata Loka 13(01):

27–41. Biro Penerbit Planologi UNDIP.

Budiharjo, Anton, Agus Sahri, and Edi Purwanto. 2021. “Kajian Manajemen Lalu

Lintas Kawasan Central Business District (CBD) Di Kota Tegal.” Jurnal

Keselamatan Transportasi Jalan (Indonesian Journal of Road Safety) 8(1): 38–

52.

Gusnita, Dessy. 2010. “Green Transport: Transportasi Ramah Lingkungan Dan

Kontribusinya Dalam Mengurangi Polusi Udara.” Berita Dirgantara 11(2): 66–

71.

Handayani, Suci Lestari. 2021. “Hubungan Kesesakan Dan Kontrol Diri Dengan

Kecenderungan Agresi Masyarakat Dikawasan Padat Penduduk Kota Surabaya.”

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora 4(2): 126–32.

Kibthiah, Mariatul, Risa Nur Chamida, and Khusnul Khotimah. 2023. “Suroboyo Bus

Sebagai Sistem Transportasi Berkelanjutan Di Kota Surabaya.” Jurnal

Transportasi 23(1): 11–18.

Kurniawan, Arief, Iis Holisin, and Febriana Kristanti. 2017. “Aplikasi Persamaan

Diferensial Biasa Model Eksponensial Dan Logistik Pada Pertumbuhan

Penduduk Kota Surabaya.” MUST: Journal of Mathematics Education, Science

and Technology 2(1): 129.


M. H. M. Hasibuan, H. Batubara, and M. Lubis. 2019. “Kajian Terhadap Alat

Transportasi Yang Ekonomis.” Jurnal Teknik 2(4): 237–45.

Mayona, Enni Lindia, Ari Moravian, and Rizky Azhari. 2013. “Identifikasi

Kebutuhan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kota Pontianak.” Reka Loka xx(x): 1–9.

Oktaviastuti, Blima, Handika Setya Wijaya, and Yoseph B. Narwadan. 2017.

“Analisis Tingkat Fasilitas Pedestrian Di Kawasan Pusat Perbelanjaan Kota

Surabaya.” Jurnal Rekayasa Teknik Sipil 2(2): 1–8.

Rohmawati, Tatik, and Tri Widianti Natalia. 2018. “Tingkat Kepuasan Pejalan Kaki

Terhadap Trotoar Di Kota Bandung.” Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi 8(2).

Sari, Ayu Maya, Diana Fera Sari, and Sri Wibawani. 2020. “Penerapan Konsep

Walkability Dalam Mendukung Kota Surabaya Sebagai Kota Metropolitan Yang

Produktif Dan Berkelanjutan.” Public Administration Journal of Research 2(3).

Tamin, Ofyar Z. 2007. “Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan Di

Kota-Kota Besar Di Indonesia.” Jurnal Transportasi 7(2): 87–104.

Anda mungkin juga menyukai