Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA


ESKTRAKSI DAGING KELAPA DENGAN
METODE REFLUKS

OLEH :

MUHAMMAD AKBAR (2114040004)

Dosen Pengampuh

IDA HASMITA S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun terakhir ini penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional mengalami

peningkatan yang sangat menggembirakan, hal ini terbukti dengan makin banyaknya obat

tradisional yang beredar dipasaran, untuk itu perlu langkah yang tepat dalam usaha

pengembangannya dengan cara mengembangkan dan menggalakkan penelitian obat

tradisional, sehingga penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

bukan berdasarkan pada pengalaman saja.

Penggunaan tanaman sudah diketahui efeknya dan khasiatnya tetapi belum

diketahui komponen senyawa kimianya. Jika kita menyadari bahwa tumbuh-tumbuhan

dapat mengandung beribu-ribu kandungan kimia, maka dari itu diperlukan metode

pemisahan, pemurnian, identifikasi kandungan yang terdapat dalam tumbuhan yang

sifatnya berbedadan dalam jumlah yang banyak itu.

Dalam dunia farmasi banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya cara membuat

obat sintesis saja namun juga mengenali dan memanfaatkan hewan dan tanaman yang

berkhasiat obat untuk dijadikan obat herbal ataupun disintesis.

Sebagai seorang farmasis kita harus mengetahui dahulu kandungan apa yang

ada di dalam tanaman tersebut sebelum dipasarkan. Salah satu caranya adalah memalui

ekstraksi untuk mendapatkan ekstrak yang nantinya akan mempermudah proses

identifikasi.

Untuk itu pada praktikum ini dilakukan percobaan ekstraksi dengan metode

ekstraksi refluks dan cairan penyari yang sesuai untuk mendapatkan ekstrak dari

sampel.

B. Maksud dan Tujuan

2
1. Maksud percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah:

a. Mengetahui cara ekstraksi Kelapa (Cocos nucifera L) dengan metode refluks.

b. Mengidentifikasi senyawa kimia yang terkandung dalam Kelapa (Cocos nucifera

L) dengan metode refluks.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah:

a. Menentukan cara ekstraksi daging kelapa (Cocos Caro) dengan metode refluks.

b. Menentukan senyawa kimia yang terkandung dalam daging Kelapa (Cocos

Caro)dengan metode refluks.

c. Melakukan pernyaringan simplisia dengan metode refluks.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan atau penyarian komponen

kimia dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu. Dimana ekstraksi ini

bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia atau sampel.

Ekstraksi dapat kita lakukan pada sampel yang berasal dari tumbuhan atau tanaman,

hewan dan mineral atau pelican (Dirjen POM, 1979).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia

nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.

Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Depkes RI, 1995).

Ekstraksi merupakan proses suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan

dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda

dari komponen-komponen tersebut. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat

berdasarkan perbedaan kelarutan. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa

kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavonoid atau saponin, meskipun struktur kimia

sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui (Mandiri, 2013).

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat

dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke

dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian

berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harbone,J.B.1987).

Ada beberapa metode ektraksi yaitu ekstraksi dengan pelarut cara dingin dan cara

panas. Ekstraksi dengan pelarut cara dingin, yaitu :

1. Maserasi

2. Perkolasi

Ekstraksi dengan pelarut cara panas, yaitu :

4
1. Refluks

2. Sokletasi

3. Digesti

4. Infuse

5. Dekok

B. Refluks

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama

waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan

balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap

pemanasan (Sudjadi, 1986).

Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap

pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang

tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam

wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan

aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada

senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif (Sudjadi,

1986).

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke

dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap cairan

penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang

akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada

pada labu alas bulat. Demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai

penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat

yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Sudjadi, 1986).

5
C. Keuntungan dan kerugian metode Refluks

1. Keuntungan metode Refluks

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel

yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.

2. Kerugian metode Refluks

Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah

manipulasi dari operator.

D. Prosedur metode Refluks

Cooling

Kondensor

Labu alas bulat

Heating

Gambar. Alat Ekstraksi Refluks

6
Metode refluks adalah suatu teknik laboratorium yang digunakan untuk

memisahkan campuran cair atau padatan berdasarkan perbedaan dalam kelarutannya

dalam pelarut yang sesuai. Prinsip kerja metode refluks melibatkan penggunaan

pemanasan berulang dan kondensasi uap, dan sering digunakan dalam kimia organik

untuk ekstraksi, sintesis, dan pemurnian senyawa kimia. Berikut adalah empat rangkaian

prinsip kerja metode refluks:

1. Pemanasan (Heating):

Pemanasan adalah langkah pertama dalam metode refluks. Campuran atau

senyawa yang ingin diproses ditempatkan dalam labu refluks bersama dengan pelarut

yang sesuai. Labu refluks ditutup dengan kondensor, yang merupakan tabung panjang

dengan pendingin yang mengarahkan uap kembali ke dalam labu. Kemudian, campuran

dipanaskan dengan pemanas, yang memungkinkan senyawa dalam campuran untuk larut

dalam pelarut atau reaktan dalam campuran untuk bereaksi.

2. Penguapan dan Kondensasi:

Selama pemanasan, senyawa yang mudah menguap dalam campuran akan

menguap dan berubah menjadi uap. Uap ini akan naik melalui labu refluks dan masuk ke

dalam kondensor. Di dalam kondensor, uap didinginkan kembali menjadi cairan oleh

pendingin yang mengalirkan air dingin. Ini disebut kondensasi, dan cairan yang

dihasilkan mengalir kembali ke dalam labu refluks. Proses ini memungkinkan senyawa

yang terdapat dalam uap kembali ke dalam campuran, yang memungkinkan reaksi atau

ekstraksi berlanjut.

3. Ekstraksi atau Reaksi:

Selama proses refluks, campuran atau reaksi kimia dapat berlanjut karena

senyawa yang ada dalam pelarut atau reaktan yang ada dalam campuran berinteraksi. Jika

7
tujuannya adalah ekstraksi, senyawa yang diinginkan akan larut dalam pelarut dan

dipisahkan dari senyawa lain yang kurang larut. Jika tujuannya adalah reaksi kimia, reaksi

berlangsung dengan suhu yang cukup tinggi untuk memungkinkan reaksi yang diinginkan

terjadi.

4. Penyaringan atau Pemurnian:

Setelah proses refluks selesai, cairan dalam labu refluks mungkin mengandung

senyawa yang diinginkan, senyawa sampingan, atau produk reaksi. Langkah terakhir

adalah memisahkan senyawa yang diinginkan dari campuran ini. Hal ini dapat dilakukan

melalui penyaringan, penyulingan, atau metode pemurnian lainnya, tergantung pada

tujuan eksperimen.

Metode refluks adalah alat penting dalam kimia organik karena memungkinkan

pemurnian senyawa, ekstraksi senyawa, dan reaksi kimia berlangsung dalam kondisi

tertutup yang mengurangi kerugian bahan kimia dan menghasilkan hasil yang lebih

murni.

8
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan :

a. Batu didih

b. Stirrer

c. Thermometer

d. Beaker glass

e. Cawan

f. Gelas ukur

g. Hot Plate

h. Kondensor refluks

i. Labu alas bulat

j. Timbangan

k. Saringan

2. Bahan yang digunakan :

a. Aquades

b. Etanol

c. Daging Kelapa (Cocos Caro)

B. Cara Kerja

1. Metode Ekstraksi Refluks

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

9
2. Ditimbang sampel sebanyak 100 g

3. Diukur etanol sebanyak 150 ml dengan menggunakan gelas ukur

4. Diukur aquades sebanyak 150 ml dengan menggunakan gelas ukur

5. Campur etanol dan aquades

6. Dimasukkan sampel kedalam labu alas bulat

7. Dimasukkan batu didih sebanyak 20 butir kedalam labu alas bulat

8. Ditambahkan cairan campuran etanol dan aquades sebanyak 100 ml kedalam labu

alas bulat

9. Diletakkan diatas hot plate dan alat refluks dirangkaikan

10. Dilakukan penyaringan dengan menggunakan metode refluks selama 1 jam

11. Sampel disaring menggunakan saringan dan ditampung dalam beaker glass

12. Diletakkan diatas hot plate

13. Dimasukkan stirrer dan dihidupkan

14. Tunggu sampai bahan terlihat hasil ekstrak nya

15. Ekstrak yang diperoleh ditimbang dan dicatat hasil nya.

10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

No. Eksperimen Pelarut Menit Refluks Nilai Refluks

17
Etanol
23
1 Daging Kelapa (percobaan 1) & 21.898
39
Aquades
60

8
Etanol
14
2 Daging Kelapa (percobaan 2) & 13.596
22
Aquades
38

B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan ekstraksi daging kelapa dengan

menggunakan metode refluks. Hasil praktikum menggunakan metode refluks dengan

menggunakan bahan daging kelapa memiliki tujuan untuk mengekstrak senyawa-senyawa

tertentu dari daging kelapa, mengkarakterisasi senyawa-senyawa tersebut, serta memahami

prinsip-prinsip dasar dari teknik refluks.

11
Dalam hal ini, fokus utamanya adalah pada metode refluks. Selain itu, praktikum ini

juga bertujuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar dari teknik refluks dalam konteks

ekstraksi senyawa kimia.

Dalam praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa metode refluks berhasil digunakan

untuk mengekstrak senyawa-senyawa tertentu dari daging kelapa. Hasil analisis dan

karakterisasi memberikan pemahaman lebih dalam tentang komposisi kimia daging kelapa

serta potensi nutrisi atau sifat lain yang mungkin relevan. Hasil praktikum ini dapat menjadi

dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang daging kelapa dan aplikasinya dalam berbagai

konteks.

Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau

bahannyadimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet

stirer setelahkondensor pendingin air terpasang campuran diaduk dan direfluks selama waktu

tertentu sesuaidengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau

pasir sesuai dengankebutuhan reaksi. Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus akan

menguap sebagai senyawamurni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke

wadah, pengekstraksi lagi. Demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan

sampai penyaringan sempurna. Gas N2 dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.

Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam simplisia dengan

pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhutertentu. Pelarut yang menguap sebagian

akan mengembung kembali kemudian masuk ke dalam campuran simplisia kembali, dan

sebagian ada yang menguap (Mandiri, 2013)

12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada hasil identifikasi ekstrak Metanol Batang Sirsak terdapat 10 senyawa bersifat
polar
2. Pada hasil identifikasi ekstrak Dietil Eter Batang Sirsak terdapat 7 senyawa bersifat non
polar
3. Pada hasil identifikasi ekstrak n-Butanol Batang Sirsak terdapat 6 senyawa bersifat non
polar

B. Saran
Pengawas/dosen pengampuh laboratorium lebih menjelaskan secara detail untuk
menambah pemahaman mahasiswa dalam praktikum.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/download/17959/11707/

Ana V, Efigenia M, Elhadi M, Eva N, Annona muricata: A Comprehensive Review on Its


Traditional Medicinal Uses, Phytochemicals, Pharmacological Activities, Mechanisms
of Action and Toxicity. Arabian Journal of Chemistry. King Saudi University,2016,h 1-
30.

Leslie T. Technical Data Report for GRAVIOLA (Annona muricata), Sage Press, Inc.,
Austin, 2005,h 3-54.

Padma, P. P. N. T. S. a. K. R., 1998. Effect of the extract of Annona muricata and Petunia
nyctaginiflora on Herpes simplex virus.. J. Ethnopharmacol, 61(: 81- 83.)

14
LAMPIRAN

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai