Laporan Ekstraksi Dengan Metode Refluks
Laporan Ekstraksi Dengan Metode Refluks
OLEH :
Dosen Pengampuh
FAKULTAS TEKNIK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun terakhir ini penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional mengalami
peningkatan yang sangat menggembirakan, hal ini terbukti dengan makin banyaknya obat
tradisional yang beredar dipasaran, untuk itu perlu langkah yang tepat dalam usaha
dapat mengandung beribu-ribu kandungan kimia, maka dari itu diperlukan metode
Dalam dunia farmasi banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya cara membuat
obat sintesis saja namun juga mengenali dan memanfaatkan hewan dan tanaman yang
Sebagai seorang farmasis kita harus mengetahui dahulu kandungan apa yang
ada di dalam tanaman tersebut sebelum dipasarkan. Salah satu caranya adalah memalui
identifikasi.
Untuk itu pada praktikum ini dilakukan percobaan ekstraksi dengan metode
ekstraksi refluks dan cairan penyari yang sesuai untuk mendapatkan ekstrak dari
sampel.
2
1. Maksud percobaan
2. Tujuan Percobaan
a. Menentukan cara ekstraksi daging kelapa (Cocos Caro) dengan metode refluks.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
kimia dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu. Dimana ekstraksi ini
bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia atau sampel.
Ekstraksi dapat kita lakukan pada sampel yang berasal dari tumbuhan atau tanaman,
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Depkes RI, 1995).
Ekstraksi merupakan proses suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda
dari komponen-komponen tersebut. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat
kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavonoid atau saponin, meskipun struktur kimia
sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui (Mandiri, 2013).
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke
dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
Ada beberapa metode ektraksi yaitu ekstraksi dengan pelarut cara dingin dan cara
1. Maserasi
2. Perkolasi
4
1. Refluks
2. Sokletasi
3. Digesti
4. Infuse
5. Dekok
B. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan
balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap
pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang
tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam
wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan
aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk terutama pada
senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya reaktif (Sudjadi,
1986).
dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap cairan
penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang
akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada
pada labu alas bulat. Demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat
5
C. Keuntungan dan kerugian metode Refluks
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah
Cooling
Kondensor
Heating
6
Metode refluks adalah suatu teknik laboratorium yang digunakan untuk
dalam pelarut yang sesuai. Prinsip kerja metode refluks melibatkan penggunaan
pemanasan berulang dan kondensasi uap, dan sering digunakan dalam kimia organik
untuk ekstraksi, sintesis, dan pemurnian senyawa kimia. Berikut adalah empat rangkaian
1. Pemanasan (Heating):
senyawa yang ingin diproses ditempatkan dalam labu refluks bersama dengan pelarut
yang sesuai. Labu refluks ditutup dengan kondensor, yang merupakan tabung panjang
dengan pendingin yang mengarahkan uap kembali ke dalam labu. Kemudian, campuran
dipanaskan dengan pemanas, yang memungkinkan senyawa dalam campuran untuk larut
menguap dan berubah menjadi uap. Uap ini akan naik melalui labu refluks dan masuk ke
dalam kondensor. Di dalam kondensor, uap didinginkan kembali menjadi cairan oleh
pendingin yang mengalirkan air dingin. Ini disebut kondensasi, dan cairan yang
dihasilkan mengalir kembali ke dalam labu refluks. Proses ini memungkinkan senyawa
yang terdapat dalam uap kembali ke dalam campuran, yang memungkinkan reaksi atau
ekstraksi berlanjut.
Selama proses refluks, campuran atau reaksi kimia dapat berlanjut karena
senyawa yang ada dalam pelarut atau reaktan yang ada dalam campuran berinteraksi. Jika
7
tujuannya adalah ekstraksi, senyawa yang diinginkan akan larut dalam pelarut dan
dipisahkan dari senyawa lain yang kurang larut. Jika tujuannya adalah reaksi kimia, reaksi
berlangsung dengan suhu yang cukup tinggi untuk memungkinkan reaksi yang diinginkan
terjadi.
Setelah proses refluks selesai, cairan dalam labu refluks mungkin mengandung
senyawa yang diinginkan, senyawa sampingan, atau produk reaksi. Langkah terakhir
adalah memisahkan senyawa yang diinginkan dari campuran ini. Hal ini dapat dilakukan
tujuan eksperimen.
Metode refluks adalah alat penting dalam kimia organik karena memungkinkan
pemurnian senyawa, ekstraksi senyawa, dan reaksi kimia berlangsung dalam kondisi
tertutup yang mengurangi kerugian bahan kimia dan menghasilkan hasil yang lebih
murni.
8
BAB III
METODE KERJA
a. Batu didih
b. Stirrer
c. Thermometer
d. Beaker glass
e. Cawan
f. Gelas ukur
g. Hot Plate
h. Kondensor refluks
j. Timbangan
k. Saringan
a. Aquades
b. Etanol
B. Cara Kerja
9
2. Ditimbang sampel sebanyak 100 g
8. Ditambahkan cairan campuran etanol dan aquades sebanyak 100 ml kedalam labu
alas bulat
11. Sampel disaring menggunakan saringan dan ditampung dalam beaker glass
10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
17
Etanol
23
1 Daging Kelapa (percobaan 1) & 21.898
39
Aquades
60
8
Etanol
14
2 Daging Kelapa (percobaan 2) & 13.596
22
Aquades
38
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, kami melakukan percobaan ekstraksi daging kelapa dengan
11
Dalam hal ini, fokus utamanya adalah pada metode refluks. Selain itu, praktikum ini
juga bertujuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar dari teknik refluks dalam konteks
Dalam praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa metode refluks berhasil digunakan
untuk mengekstrak senyawa-senyawa tertentu dari daging kelapa. Hasil analisis dan
karakterisasi memberikan pemahaman lebih dalam tentang komposisi kimia daging kelapa
serta potensi nutrisi atau sifat lain yang mungkin relevan. Hasil praktikum ini dapat menjadi
dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang daging kelapa dan aplikasinya dalam berbagai
konteks.
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau
bahannyadimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang magnet
stirer setelahkondensor pendingin air terpasang campuran diaduk dan direfluks selama waktu
tertentu sesuaidengan reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau
pasir sesuai dengankebutuhan reaksi. Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus akan
menguap sebagai senyawamurni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke
sampai penyaringan sempurna. Gas N2 dimasukkan pada salah satu leher dari labu bundar.
akan mengembung kembali kemudian masuk ke dalam campuran simplisia kembali, dan
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada hasil identifikasi ekstrak Metanol Batang Sirsak terdapat 10 senyawa bersifat
polar
2. Pada hasil identifikasi ekstrak Dietil Eter Batang Sirsak terdapat 7 senyawa bersifat non
polar
3. Pada hasil identifikasi ekstrak n-Butanol Batang Sirsak terdapat 6 senyawa bersifat non
polar
B. Saran
Pengawas/dosen pengampuh laboratorium lebih menjelaskan secara detail untuk
menambah pemahaman mahasiswa dalam praktikum.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/download/17959/11707/
Leslie T. Technical Data Report for GRAVIOLA (Annona muricata), Sage Press, Inc.,
Austin, 2005,h 3-54.
Padma, P. P. N. T. S. a. K. R., 1998. Effect of the extract of Annona muricata and Petunia
nyctaginiflora on Herpes simplex virus.. J. Ethnopharmacol, 61(: 81- 83.)
14
LAMPIRAN
15
16
17