Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

SEMESTER GENAP 2023/2024

Mata Kuliah : Pend.Kewarganegaraan Waktu : 100 MENIT


Dosen : Dr. Hafidzul Muhsin, S.PdI M.PdI M.Pd M.HI Sifat Ujian : OPEN / CLOSE
Kelas : VA235 Program Studi : Sistem Komputer
Petunjuk Pengerjaan :

● Tuliskan kolom isian data anda pada lembar jawaban yang sudah tersedia!
● Kerjakan soal-soal yang mudah terlebih dahulu pada lembar jawaban yang tersedia!
● Tidak menggunakan telephon seluler selama ujian berlangsung .
● Jika sudah selesai, periksalah kembali lembar jawaban anda dan kumpulkan berkas ujian kepada pengawas
dengan tertib !

Soal :

1. Apa dasar hukum diberikannya mata kuliah pendidikan kewarganegaraan pada perkulyahan anda?

jelaskan !

2. Apa yang dinyatakan dalam paham konstitusionalisme ? dan mengapa muncul paham konsitusionalisme?

3. Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara dinamakan

konvensi. Sebutkan sifat-sifat dari konvensi tersebut dan berikan contohnya !

4. Salah satu fungsi konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah dalam negara, Pembatasan tersebut

mencakup apa saja, Jelaskan !

5. Jelaskan hak dan kewajiban WNI dalam hal :

a. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul

b. Kemerdekaan memeluk agama

------Selamat Bekerja -------


Nama: Luh Putu Novia Sumayani
NIM: 230050264
Kelas: VA235
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan

1. Dasar hukum diberikannya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan pada


perkuliahan saya yaitu:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)

● Pasal 27 ayat (3): "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara."
● Pasal 30 ayat (1): "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha mencapai dan memelihara ketertiban umum."
● Pasal 31 ayat (1): "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan."

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

● Pasal 37 ayat (1): "Pendidikan kewarganegaraan diberikan kepada peserta didik


pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi."
● Pasal 37 ayat (2): "Pendidikan kewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan
kemampuan peserta didik menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab."

c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

● Pasal 35 ayat (1): "Perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan yang bermutu


untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kecerdasan, kepribadian, dan
keterampilan yang diperlukan oleh bangsa dan negara."
● Pasal 35 ayat (2): "Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi."

d. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun


2015 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi

● Lampiran Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor


44 Tahun 2015 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi memuat mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah wajib pada semua program
studi di perguruan tinggi.

Dasar hukum di atas menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan


mata kuliah penting yang wajib diberikan kepada semua mahasiswa di Indonesia. Hal ini
bertujuan untuk menghasilkan generasi muda yang memiliki wawasan kebangsaan,
cinta tanah air, dan berkarakter Pancasila.
Selain dasar hukum di atas, terdapat beberapa alasan lain mengapa mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan penting diberikan di perkuliahan, yaitu:

● Untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang aktif dan


partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
● Untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
● Untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan pluralisme dalam
diri mahasiswa.
● Untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, diharapkan mahasiswa dapat


menjadi agen perubahan yang positif dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa
Indonesia.

2. Paham Konstitusionalisme: Pembatasan Kekuasaan dan Perlindungan Hak


Asasi Manusia

Apa yang dinyatakan dalam paham konstitusionalisme?

Paham konstitusionalisme menekankan pada beberapa prinsip fundamental, yaitu:

● Supremasi Konstitusi: Konstitusi menjadi hukum tertinggi di negara, dan semua


hukum dan peraturan harus tunduk pada konstitusi.
● Pembatasan Kekuasaan: Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
● Perlindungan Hak Asasi Manusia: Konstitusi menjamin dan melindungi hak
asasi manusia bagi semua warga negara.
● Pemerintahan Berdasarkan Hukum: Semua tindakan pemerintah harus
berdasarkan hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
● Pemisahan Kekuasaan: Kekuasaan negara dibagi menjadi tiga cabang, yaitu
legislatif (membuat undang-undang), eksekutif (melaksanakan undang-undang),
dan yudikatif (menegakkan hukum).
● Demokrasi: Rakyat memiliki kedaulatan dan berhak untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan politik.

Mengapa muncul paham konstitusionalisme?

Paham konstitusionalisme muncul sebagai respons terhadap berbagai peristiwa sejarah,


seperti:

● Kekejaman dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para raja absolut.


● Perjuangan rakyat untuk mendapatkan hak dan kebebasan.
● Perkembangan pemikiran politik dan hukum modern.
Pada dasarnya, konstitusionalisme bertujuan untuk menciptakan sistem pemerintahan
yang adil, akuntabel, dan melindungi hak-hak rakyat. Konstitusi menjadi landasan bagi
terciptanya negara yang demokratis dan berlandaskan hukum.

Manfaat penerapan konstitusionalisme:

● Melindungi hak asasi manusia dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.


● Menciptakan pemerintahan yang adil dan akuntabel.
● Meningkatkan stabilitas politik dan sosial.
● Mendorong pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Contoh negara yang menerapkan konstitusionalisme:

● Amerika Serikat
● Inggris
● Australia
● India
● Indonesia

Penerapan konstitusionalisme di setiap negara memiliki keunikan dan ciri khasnya


masing-masing, namun prinsip-prinsip fundamentalnya tetap sama. Paham
konstitusionalisme merupakan konsep penting dalam membangun negara yang
demokratis dan berlandaskan hukum. Konstitusi menjadi alat untuk membatasi
kekuasaan pemerintah, melindungi hak asasi manusia, dan menciptakan pemerintahan
yang adil dan akuntabel. Penerapan konstitusionalisme membawa banyak manfaat bagi
rakyat dan negara.

3. Sifat-Sifat Konvensi dan Contohnya

Konvensi, sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara, memiliki beberapa sifat penting, yaitu:

1. Tidak Tertulis

Konvensi tidak diatur dalam bentuk dokumen tertulis resmi, seperti undang-undang atau
konstitusi. Aturan-aturan ini terbentuk dan berkembang melalui kebiasaan yang berulang
kali dilakukan dalam praktik penyelenggaraan negara.

2. Berjalan Sejajar dengan Undang-Undang Dasar

Konvensi harus selaras dengan konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengannya.
Konvensi berfungsi untuk melengkapi dan memperjelas konstitusi dalam praktiknya.

3. Diterima oleh Seluruh Rakyat


Konvensi harus diterima dan dipatuhi oleh seluruh rakyat, termasuk oleh penyelenggara
negara. Penerimaan ini menunjukkan bahwa konvensi memiliki legitimasi dan kekuatan
untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.

4. Fleksibel dan Dinamis

Konvensi dapat berubah dan berkembang seiring dengan perubahan zaman dan
kebutuhan masyarakat. Hal ini karena konvensi tidak terikat pada teks yang kaku,
melainkan beradaptasi dengan realitas yang ada.

5. Sulit Dibuktikan

Karena tidak tertulis, konvensi terkadang sulit untuk dibuktikan keberadaannya. Hal ini
dapat menjadi celah bagi pelanggaran terhadap konvensi.

Contoh Konvensi:

● Pidato kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan DPR.


● Presiden menghadiri sidang tahunan MPR.
● Menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) duduk berjajar
berdasarkan urutan kepangkatan, bukan berdasarkan urutan kementerian.

Penting untuk dicatat bahwa konvensi tidak memiliki kekuatan hukum yang sama
dengan undang-undang atau konstitusi. Konvensi hanya memiliki kekuatan moral dan
politik. Namun demikian, konvensi tetap memiliki peran penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

4. Pembatasan Kekuasaan Pemerintah dalam Konstitusi

Konstitusi, sebagai hukum dasar negara, memiliki fungsi penting untuk membatasi
kekuasaan pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan
oleh pemerintah dan melindungi hak-hak rakyat. Pembatasan kekuasaan pemerintah
dalam konstitusi mencakup beberapa aspek, yaitu:

1. Pembagian Kekuasaan (Separation of Powers)

Kekuasaan negara dibagi menjadi tiga cabang, yaitu legislatif (membuat


undang-undang), eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan yudikatif (menegakkan
hukum). Pembagian kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah konsentrasi kekuasaan
pada satu pihak dan memastikan checks and balances antar cabang kekuasaan.

2. Hak Asasi Manusia (HAM)

Konstitusi menjamin dan melindungi hak asasi manusia (HAM) bagi seluruh warga
negara. Pemerintah tidak boleh melanggar HAM dalam menjalankan tugasnya. HAM
menjadi batasan bagi pemerintah dalam bertindak dan memastikan bahwa rakyat
memiliki hak dan kebebasan yang fundamental.
3. Supremasi Hukum

Konstitusi menegaskan supremasi hukum, yang berarti bahwa semua pihak, termasuk
pemerintah, harus tunduk pada hukum. Pemerintah tidak boleh bertindak
sewenang-wenang dan harus selalu berdasarkan hukum.

4. Kontrol Rakyat

Rakyat memiliki hak untuk mengontrol dan mengawasi kinerja pemerintah. Hal ini
dilakukan melalui berbagai mekanisme, seperti pemilu, demokrasi perwakilan, dan
partisipasi masyarakat. Rakyat berhak untuk memilih pemimpinnya dan meminta
pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah.

5. Mekanisme Peninjauan Ulang Konstitusi

Konstitusi memuat mekanisme untuk melakukan peninjauan ulang terhadap


undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa undang-undang dan peraturan tersebut sesuai dengan konstitusi
dan tidak melanggar hak-hak rakyat.

Contoh Pembatasan Kekuasaan Pemerintah:

● Presiden tidak boleh menjabat lebih dari dua periode.


● DPR memiliki hak untuk mengajukan hak angket dan hak interpelasi kepada
pemerintah.
● Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk membatalkan
undang-undang yang tidak sesuai dengan konstitusi.
● Rakyat berhak untuk mengajukan gugatan terhadap pemerintah ke
pengadilan.

Pembatasan kekuasaan pemerintah dalam konstitusi merupakan elemen penting dalam


membangun negara demokratis dan berlandaskan hukum. Konstitusi menjadi alat untuk
melindungi hak-hak rakyat dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah.

5. Hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) dalam hal kemerdekaan
berserikat dan berkumpul adalah:

Hak: WNI memiliki hak untuk berserikat dan berkumpul secara damai tanpa melanggar
hukum. Hal ini dijamin oleh Pasal 28E ayat (3) dan Pasal 28F Undang-Undang Dasar
1945.

Kewajiban: WNI memiliki kewajiban untuk menjaga ketertiban dalam melakukan hak
tersebut, serta tidak menggunakan hak tersebut untuk melanggar hak-hak orang lain
atau merugikan kepentingan umum.
Sementara untuk kemerdekaan memeluk agama, hak dan kewajiban WNI adalah:

Hak: WNI memiliki hak untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan keyakinan
masing-masing, sebagaimana dijamin oleh Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945.

Kewajiban: WNI memiliki kewajiban untuk menghormati hak-hak agama dan kebebasan
beragama dari orang lain, serta tidak melakukan diskriminasi terhadap agama-agama
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai