Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN ETIKA DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun guna untuk memenuhi tugas Matakuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu : Sitti Nur Annisa Amalia S.HI, ME

Oleh :

Kelompok 11

Seftiana 2021050102140

Rami 2021050102070

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI

2024
Kata Pengantar

Dalam konteks bisnis yang terus berubah dan berkembang, etika tidak hanya menjadi sebuah nilai
tambah, melainkan landasan esensial yang membentuk wajah perusahaan modern. Di era di mana
transparansi dan tanggung jawab sosial perusahaan semakin diperhatikan, pemahaman dan penerapan
etika bisnis menjadi lebih penting dari sebelumnya. Etika bukan hanya tentang kepatuhan pada hukum
atau kewajiban moral, tetapi juga tentang menciptakan budaya perusahaan yang menghargai integritas,
kejujuran, dan tanggung jawab sosial.

Dalam setiap langkahnya, etika membimbing perilaku dan pengambilan keputusan di dalam
lingkungan korporat. Hal ini mencakup bagaimana perusahaan berinteraksi dengan karyawan, pelanggan,
mitra bisnis, dan masyarakat secara luas. Perusahaan yang mempraktikkan etika bisnis yang kuat
cenderung membangun reputasi yang baik, memenangkan kepercayaan konsumen, dan menjaga
hubungan yang berkelanjutan dengan stakeholder.

Tidak hanya itu, dalam proses evaluasi bisnis, studi kelayakan menjadi instrumen penting untuk
memahami dampak yang mungkin dihasilkan oleh suatu proyek. Di samping pertimbangan keuangan dan
teknis, aspek sosial, lingkungan, dan etis menjadi semakin relevan. Dengan memasukkan evaluasi etis
dalam studi kelayakan, perusahaan dapat memastikan bahwa keputusan investasi mereka tidak hanya
menguntungkan secara finansial, tetapi juga berkelanjutan dari segi sosial dan lingkungan.

Oleh karena itu, dalam pengantar ini, kami akan menjelajahi pentingnya etika bisnis sebagai
fondasi yang mendukung perilaku yang bertanggung jawab di dalam dunia korporat. Selain itu, kami juga
akan mengeksplorasi peran yang dimainkan oleh etika dalam studi kelayakan bisnis, menyoroti
bagaimana evaluasi etis dapat membantu memastikan bahwa proyek bisnis tidak hanya menghasilkan
keuntungan finansial, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan
lingkungan.
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................................3

Kata Pengantar..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

Latar Belakang..................................................................................................................................5

Rumusan Masalah............................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................7

Etika Bisnis.......................................................................................................................................8

Etika dalam Studi Kelayakkan Bisnis..............................................................................................9

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................12

Kesimpulan.......................................................................................................................................13

Daftar Pustaka..................................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi yang terus berkembang, prinsip-prinsip etika dalam bisnis tidak hanya
menjadi landasan, tetapi juga menjadi suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan. Perubahan dinamis
dalam lanskap bisnis global menempatkan penekanan yang semakin besar pada perlunya kesadaran moral
dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan bisnis. Etika bisnis mencakup pertimbangan-
pertimbangan moral yang mendalam, yang tidak hanya memengaruhi bagaimana perusahaan beroperasi,
tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Interaksi dengan stakeholder, karyawan, konsumen, dan masyarakat secara umum tidak lagi
hanya diukur dari sudut pandang keuntungan finansial semata, tetapi juga dari perspektif moral dan
sosial. Perusahaan yang berhasil mempraktikkan etika bisnis yang kuat memperhitungkan dampak dari
setiap keputusan yang mereka buat terhadap berbagai pihak terkait, serta memastikan bahwa kepentingan
mereka tidak hanya diutamakan, tetapi juga dijalankan secara adil dan bertanggung jawab.

Tidak hanya itu, etika dalam studi kelayakan bisnis menjadi langkah awal yang krusial dalam
memastikan bahwa proyek bisnis tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga
memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. Evaluasi kelayakan bisnis
yang etis mencakup pertimbangan-pertimbangan mendalam terhadap keberlanjutan proyek, dampak
sosialnya, dan implikasi lingkungan yang mungkin timbul. Sebelum melangkah ke tahap pelaksanaan,
memperhitungkan aspek-aspek etis ini menjadi kunci dalam meminimalkan risiko dan memastikan bahwa
proyek bisnis tersebut memberikan kontribusi positif yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan tanggung
jawab sosial yang dijunjung tinggi.

Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya etika dalam bisnis, baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam proses evaluasi proyek bisnis, menjadi semakin krusial dalam mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan dan berdaya guna bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip-prinsip etika dalam bisnis memengaruhi pengambilan keputusan perusahaan


dalam interaksi dengan stakeholder, karyawan, konsumen, dan masyarakat pada umumnya?
2. Apa saja tantangan utama yang dihadapi perusahaan dalam menerapkan etika bisnis dalam
lingkungan bisnis global yang kompetitif?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis

1. Definisi Etika Bisnis

Etika bisnis adalah fondasi moral yang membentuk landasan perilaku individu dan
organisasi dalam lingkup aktivitas bisnis. Ini tidak sekadar mencakup aspek hukum yang diatur
oleh peraturan, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih dalam seperti kejujuran,
integritas, tanggung jawab sosial, dan transparansi dalam setiap operasi bisnis. Kejujuran menjadi
inti dari etika bisnis karena menjamin bahwa informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada
semua pihak terkait adalah benar dan tidak menyesatkan. Integritas memastikan bahwa
perusahaan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh, bahkan
dalam situasi yang sulit sekalipun.

Tanggung jawab sosial adalah konsep yang menekankan bahwa perusahaan memiliki
kewajiban moral untuk bertindak demi kepentingan masyarakat luas, bukan hanya untuk mencari
keuntungan finansial semata. Ini termasuk memperhatikan dampak dari keputusan bisnis terhadap
lingkungan, komunitas lokal, dan masyarakat secara keseluruhan. Perusahaan yang beroperasi
dengan tanggung jawab sosial yang tinggi akan memperhitungkan efek jangka panjang dari
kegiatan mereka terhadap lingkungan hidup dan kesejahteraan sosial.

Selain itu, transparansi menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dengan


stakeholder. Dengan mengungkapkan informasi secara jujur dan terbuka tentang praktik bisnis
mereka, perusahaan dapat memperoleh kepercayaan dari konsumen, investor, dan masyarakat
secara umum. Ini menciptakan lingkungan di mana hubungan bisnis dapat dibangun berdasarkan
kepercayaan dan integritas, yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan jangka panjang dan
keberlanjutan perusahaan.1

Secara keseluruhan, etika bisnis mencerminkan komitmen perusahaan untuk bertindak


dengan integritas, kejujuran, tanggung jawab sosial, dan transparansi dalam semua aspek
operasional mereka. Dengan menerapkan nilai-nilai ini secara konsisten, perusahaan dapat
membangun reputasi yang kuat dan memperoleh dukungan dari stakeholder yang beragam, yang
pada akhirnya akan mendukung keberhasilan jangka panjang mereka.

1
Mulyadi,S.2003.Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perpektif Pembangunan . Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
2. Implikasi Etika dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

Keputusan bisnis yang diambil oleh sebuah perusahaan tidak hanya memengaruhi
profitabilitas dan pertumbuhan, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas terhadap berbagai
pemangku kepentingan atau stakeholder. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk
mempertimbangkan implikasi etis dari setiap keputusan yang mereka buat. Salah satu kelompok
penting yang terpengaruh adalah karyawan. Keputusan bisnis yang memengaruhi karyawan,
seperti kebijakan penggajian, keamanan kerja, dan kesempatan pengembangan karir, harus
memperhatikan nilai-nilai etis seperti keadilan dan keseimbangan antara kebutuhan perusahaan
dan kesejahteraan karyawan.

Selain itu, konsumen juga merupakan pemangku kepentingan yang penting dalam
konteks keputusan bisnis. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak produk atau layanan
mereka terhadap kepuasan konsumen, kesehatan, dan keselamatan mereka. Etika konsumen juga
mencakup transparansi dalam iklan dan penjualan, serta kualitas produk yang diberikan kepada
pelanggan.

Investor juga memiliki kepentingan dalam keputusan bisnis perusahaan. Mereka ingin
memastikan bahwa perusahaan di mana mereka berinvestasi bertindak secara etis dan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana mereka. Keterbukaan dalam pelaporan keuangan
dan pengungkapan informasi yang relevan juga merupakan aspek penting dari etika bisnis
terhadap investor.

Terakhir, perusahaan juga harus memperhatikan implikasi etis dari keputusan bisnis
terhadap lingkungan. Ini mencakup pertimbangan terhadap dampak lingkungan dari proses
produksi, penggunaan sumber daya alam, dan kebijakan yang mendukung keberlanjutan
lingkungan. Perusahaan yang peduli terhadap dampak lingkungan mereka sering kali dihargai
oleh masyarakat dan dapat memperoleh keuntungan kompetitif dalam jangka panjang. 2

3. Tantangan dalam Menerapkan Etika Bisnis

Menerapkan etika bisnis dalam lingkungan bisnis modern tidaklah mudah dan sering kali
dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Salah satu tantangan utama adalah tekanan
untuk mencapai target keuangan yang sering kali menjadi fokus utama perusahaan. Dalam upaya
untuk memenuhi ekspektasi investor dan mempertahankan pertumbuhan yang stabil, perusahaan
mungkin cenderung mengorbankan prinsip-prinsip etika demi keuntungan finansial yang lebih
2
Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Edisi Empat, Terjemahan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
besar. Misalnya, mereka mungkin tergoda untuk memotong sudut dalam hal kualitas produk atau
layanan, mengabaikan hak-hak pekerja, atau bahkan terlibat dalam praktik bisnis yang tidak etis
untuk mencapai tujuan keuangan mereka.

Selain itu, persaingan yang ketat di pasar global juga menjadi tantangan besar dalam
menerapkan etika bisnis. Di tengah persaingan yang sengit, perusahaan sering kali merasa
terdorong untuk mengejar strategi bisnis yang agresif dan kadang-kadang tidak etis untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif. Ini dapat termasuk praktik-praktik seperti harga diskon
yang tidak adil, kampanye pemasaran yang menyesatkan, atau bahkan sabotase terhadap pesaing.

Tantangan lainnya adalah kebutuhan untuk mempertimbangkan kepentingan jangka


panjang perusahaan. Seringkali, keputusan bisnis yang menguntungkan dalam jangka pendek
mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan jangka panjang perusahaan atau masyarakat
secara keseluruhan. Misalnya, memotong biaya produksi secara drastis untuk meningkatkan laba
dalam jangka pendek dapat berdampak negatif pada reputasi perusahaan dalam jangka panjang,
atau bahkan dapat menyebabkan masalah hukum atau lingkungan.

Meskipun berbagai tantangan ini mungkin mengintimidasi, perusahaan yang berhasil


menerapkan etika bisnis dengan baik akan mampu mengatasinya dengan menciptakan budaya
organisasi yang memprioritaskan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Ini melibatkan
komitmen dari semua tingkatan organisasi untuk beroperasi sesuai dengan nilai-nilai etis, bahkan
ketika dihadapkan dengan tekanan eksternal atau godaan untuk melanggar prinsip-prinsip
tersebut. Dengan demikian, menerapkan etika bisnis bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi
juga tentang memperjuangkan kebaikan yang lebih besar bagi semua pihak yang terlibat.

4. Pentingnya Budaya Organisasi yang Etis

Budaya organisasi yang kuat dalam hal etika bisnis menjadi fondasi yang krusial dalam
memastikan bahwa nilai-nilai etis tidak hanya dipegang teguh, tetapi juga terintegrasi dalam
setiap aspek operasional perusahaan. Budaya tersebut menciptakan lingkungan di mana perilaku
yang bertanggung jawab dan integritas dijunjung tinggi, dan di mana setiap anggota organisasi
merasa terdorong untuk bertindak sesuai dengan standar etika yang tinggi.3

Salah satu cara di mana budaya organisasi yang kuat dalam hal etika bisnis berkontribusi
adalah dengan memberikan contoh yang kuat dari pimpinan dan manajemen perusahaan.

3
Mooney,D, James. 1996. Konsep Pengenbangan Organisasi Publik. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Pemimpin yang menunjukkan komitmen yang konsisten terhadap prinsip-prinsip etis memperkuat
budaya etis dalam organisasi dan memberikan panduan yang jelas bagi anggota tim lainnya.
Mereka menjadi teladan dalam perilaku yang diharapkan dan menginspirasi orang lain untuk
mengikuti jejak mereka.

Selain itu, budaya organisasi yang kuat dalam hal etika bisnis juga memfasilitasi
komunikasi terbuka dan transparan di dalam perusahaan. Ini menciptakan lingkungan di mana
karyawan merasa nyaman untuk melaporkan masalah atau kekhawatiran terkait dengan praktik
bisnis yang tidak etis tanpa takut akan pembalasan. Dengan adanya saluran komunikasi yang
terbuka, perusahaan dapat dengan cepat mengidentifikasi dan menangani pelanggaran etika
sebelum mereka berkembang menjadi masalah yang lebih besar.

Selain itu, budaya organisasi yang kuat dalam hal etika bisnis juga menciptakan sistem
penghargaan dan pengakuan yang menghargai perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai etis. Ini
memberikan insentif positif bagi karyawan untuk berperilaku dengan integritas dan bertindak
sesuai dengan standar etika yang diharapkan. Dengan demikian, perilaku etis tidak hanya
dihargai, tetapi juga diperkuat dan diberdayakan dalam organisasi.

B. Etika dalam Studi Kelayakkan Bisnis

1. Definisi Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam siklus hidup
suatu proyek bisnis. Proses ini menuntut analisis menyeluruh terhadap semua aspek yang
mempengaruhi potensi keberhasilan suatu proyek, sehingga dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang risiko, peluang, dan dampak proyek tersebut.

Salah satu aspek utama yang dievaluasi dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek
keuangan. Evaluasi keuangan mencakup analisis terhadap proyeksi pendapatan dan biaya,
perhitungan kembali modal (ROI), estimasi arus kas, dan penilaian terhadap kemungkinan
keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari proyek tersebut. Ini membantu para
pemangku kepentingan, seperti investor dan manajemen perusahaan, untuk membuat keputusan
investasi yang informasional dan berbasis fakta.4

Selain itu, aspek teknis juga menjadi fokus dalam studi kelayakan bisnis. Ini melibatkan
penilaian terhadap kemampuan teknis dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
4
Mooney,D, James. 1996. Konsep Pengenbangan Organisasi Publik. Bandung: Sinar Baru Algesindo
proyek, termasuk teknologi yang akan digunakan, infrastruktur yang diperlukan, dan ketersediaan
sumber daya manusia yang memadai. Evaluasi teknis ini membantu memastikan bahwa proyek
dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif.

Aspek operasional juga menjadi perhatian dalam studi kelayakan bisnis. Ini mencakup
analisis terhadap proses operasional yang diperlukan untuk menjalankan proyek, termasuk
manajemen risiko, kebutuhan perizinan, dan perencanaan sumber daya manusia. Penilaian
terhadap aspek operasional membantu memastikan bahwa proyek dapat dijalankan dengan lancar
dan meminimalkan risiko yang terkait dengan pelaksanaannya.

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, adalah aspek sosial dalam studi kelayakan
bisnis. Ini melibatkan penilaian terhadap dampak sosial yang mungkin dihasilkan oleh proyek
tersebut terhadap masyarakat lokal, lingkungan, dan stakeholders lainnya. Evaluasi ini membantu
memastikan bahwa proyek tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga
memberikan manfaat yang berkelanjutan dan bertanggung jawab bagi masyarakat dan
lingkungan.

Dengan demikian, studi kelayakan bisnis merupakan suatu proses holistik yang
melibatkan analisis mendalam terhadap aspek-aspek keuangan, teknis, operasional, dan sosial
dari suatu proyek bisnis. Ini membantu para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan
yang lebih baik dan informasional tentang apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan
apa implikasi serta dampaknya dalam jangka panjang.5

2. Pertimbangan Etis dalam Studi Kelayakan

Dalam melakukan studi kelayakan proyek, perlu adanya pengakuan terhadap dampak
sosial dan lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh proyek tersebut. Penting untuk tidak hanya
mempertimbangkan keuntungan ekonomi, tetapi juga dampak yang lebih luas terhadap
masyarakat dan lingkungan tempat proyek tersebut akan dilaksanakan. Dalam hal ini,
mempertimbangkan aspek-aspek seperti kepentingan masyarakat lokal, hak asasi manusia, dan
keberlanjutan lingkungan menjadi krusial.

Salah satu hal yang penting adalah memperhitungkan kepentingan masyarakat lokal yang
akan terpengaruh langsung oleh proyek tersebut. Hal ini melibatkan dialog terbuka dan
berkelanjutan dengan masyarakat setempat untuk memahami kebutuhan, kekhawatiran, dan

5
Mubyarto. 1987. Ekonomi Pancasila: Gagasan dan kemungkinan. Jakarta: LP3ES
harapan mereka terhadap proyek tersebut. Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam proses
pengambilan keputusan, dapat memastikan bahwa proyek tersebut dijalankan dengan
memperhatikan kebutuhan mereka serta meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.

Selain itu, studi kelayakan bisnis juga harus mempertimbangkan hak asasi manusia dalam
setiap tahapan proyek. Ini termasuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak melanggar hak-hak
dasar individu, seperti hak atas tanah, hak atas pekerjaan yang layak, dan hak atas akses terhadap
sumber daya alam. Langkah-langkah perlindungan dan pemulihan juga harus dipertimbangkan
untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak berdampak negatif pada komunitas yang rentan.

Keberlanjutan lingkungan juga merupakan aspek penting dalam studi kelayakan bisnis.
Ini melibatkan penilaian terhadap dampak proyek terhadap lingkungan, termasuk perubahan
iklim, kerusakan habitat, dan degradasi sumber daya alam. Evaluasi keberlanjutan juga harus
mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif, mengadopsi praktik-
praktik yang ramah lingkungan, dan mempromosikan penggunaan sumber daya yang
berkelanjutan.

Dengan memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan secara adil dan berkelanjutan,
studi kelayakan bisnis dapat menjadi alat yang kuat untuk memastikan bahwa proyek bisnis tidak
hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan manfaat positif yang
berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. Ini memungkinkan para pengambil keputusan
untuk membuat keputusan yang lebih berinformasi dan bertanggung jawab, serta mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif dalam jangka panjang.

3. Transparansi dan Keterlibatan Stakeholder

Studi kelayakan bisnis yang dilakukan dengan pendekatan etis tidak hanya
memperhitungkan keuntungan finansial semata, tetapi juga mengutamakan pertimbangan
terhadap dampak sosial dan lingkungan proyek tersebut. Dalam konteks ini, transparansi dalam
metodologi penilaian dan keterlibatan stakeholder menjadi kunci dalam memastikan bahwa
evaluasi kelayakan dilakukan dengan benar dan memberikan gambaran yang komprehensif
tentang potensi dampak proyek.

Pertama-tama, transparansi dalam metodologi penilaian menjadi penting agar semua


pihak terkait, termasuk investor, manajemen perusahaan, dan masyarakat luas, memahami
bagaimana penilaian dilakukan. Ini melibatkan penyediaan informasi yang jelas tentang kriteria
yang digunakan, sumber data yang digunakan, dan metode analisis yang diterapkan. Dengan
demikian, transparansi tersebut memberikan kepercayaan kepada semua pihak terkait bahwa
evaluasi kelayakan dilakukan dengan objektif dan adil.

Keterlibatan stakeholder yang tepat juga merupakan aspek penting dalam studi kelayakan
bisnis yang etis. Ini mencakup melibatkan semua pihak yang mungkin terkena dampak langsung
atau tidak langsung dari proyek tersebut, termasuk masyarakat lokal yang berada di sekitar lokasi
proyek. Dengan mendengarkan pandangan, kekhawatiran, dan harapan dari masyarakat lokal,
perusahaan dapat memahami dengan lebih baik dampak yang mungkin ditimbulkan oleh proyek
dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatif serta memaksimalkan
manfaat positifnya.

Selain itu, keterlibatan stakeholder juga menciptakan kesempatan bagi masyarakat lokal
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga memastikan bahwa
kepentingan mereka dihargai dan dipertimbangkan dengan serius. Ini bukan hanya tentang
memberikan suara kepada mereka yang terpengaruh, tetapi juga tentang memberdayakan mereka
untuk menjadi mitra dalam pembangunan yang berkelanjutan.

4. Peran Regulasi dan Standar Internasional

Regulasi dan standar internasional, seperti Pedoman Peluang Bisnis dan Hak Asasi
Manusia (UNGPs), memberikan kerangka kerja yang penting dalam memastikan bahwa studi
kelayakan bisnis mencakup aspek-aspek etis yang diperlukan. Pedoman ini tidak hanya
memberikan arahan, tetapi juga menegaskan tanggung jawab perusahaan untuk memperhitungkan
dampak sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia dalam kegiatan bisnis mereka.

Pedoman Peluang Bisnis dan Hak Asasi Manusia (UNGPs) menyediakan kerangka kerja
yang komprehensif untuk mengidentifikasi, mencegah, dan memperbaiki dampak negatif
terhadap hak asasi manusia yang mungkin timbul dari operasi bisnis. Ini termasuk memastikan
bahwa studi kelayakan bisnis mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin ditimbulkan,
termasuk pada masyarakat lokal dan kelompok yang rentan, serta mengadopsi langkah-langkah
untuk mengurangi atau menghindari dampak negatif tersebut.6

Selain itu, regulasi dan standar internasional juga dapat memberikan panduan tentang
praktik terbaik dalam melibatkan stakeholder dalam proses studi kelayakan bisnis. Ini termasuk
memastikan bahwa masyarakat lokal memiliki akses ke informasi yang relevan tentang proyek,
6
Megginson, W.L., M.J. Byrd, and L.C. Megginson. 2000. Small Business Management: An Entrepreneur’s
Guidebook.Third Ed. Irwin McGraw-Hill. Boston
serta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian,
pedoman tersebut mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses evaluasi
kelayakan bisnis.

Selain Pedoman Peluang Bisnis dan Hak Asasi Manusia, berbagai regulasi dan standar
lainnya juga dapat memberikan arahan tentang aspek-aspek etis yang perlu dipertimbangkan
dalam studi kelayakan bisnis. Misalnya, Prinsip-Prinsip Panduan Organisasi Kerja yang Baik
(ILO) memberikan pedoman tentang hak-hak pekerja yang harus dihormati dalam operasi bisnis,
sementara Standar Pelaporan GRI (Global Reporting Initiative) mempromosikan transparansi
dalam pelaporan dampak sosial dan lingkungan perusahaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika bisnis dan etika dalam studi kelayakan bisnis merupakan fondasi yang saling terkait dalam
menjaga keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Keduanya memberikan landasan moral
yang diperlukan untuk memandu perilaku perusahaan dalam mengambil keputusan strategis dan
mengevaluasi potensi proyek bisnis.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip etis dalam pengambilan keputusan bisnis, perusahaan


dapat menjamin bahwa setiap langkah yang diambil tidak hanya bertujuan untuk mencapai keuntungan
finansial, tetapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap stakeholder yang beragam, termasuk
karyawan, konsumen, investor, dan masyarakat luas. Prinsip-prinsip seperti kejujuran, integritas,
tanggung jawab sosial, dan transparansi menjadi pedoman dalam memastikan bahwa perusahaan
bertindak dengan integritas dan memenuhi kewajiban moralnya terhadap masyarakat.

Di sisi lain, etika dalam studi kelayakan bisnis memastikan bahwa evaluasi terhadap potensi
proyek tidak hanya melihat dari sudut pandang keuangan dan teknis semata, tetapi juga memperhitungkan
dampak sosial, lingkungan, dan etisnya. Dengan memasukkan pertimbangan ini dalam proses evaluasi,
perusahaan dapat mengetahui secara menyeluruh tentang risiko, peluang, dan dampak proyek terhadap
semua pihak yang terlibat.

Kombinasi antara etika bisnis dan etika dalam studi kelayakan bisnis memungkinkan perusahaan
untuk menghasilkan dampak yang positif bagi semua pihak yang terlibat, sambil tetap memastikan
keberlanjutan jangka panjang. Hal ini tidak hanya menciptakan reputasi yang kuat dan kepercayaan dari
masyarakat, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan dalam pasar yang semakin terhubung dan
transparan. Dengan demikian, mengintegrasikan etika dalam setiap aspek operasional perusahaan tidak
hanya menjadi suatu kewajiban moral, tetapi juga merupakan strategi yang bijaksana untuk mencapai
keberhasilan jangka panjang.

Daftar Pustaka

Mulyadi,S.2003.Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perpektif Pembangunan .

Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Edisi Empat, Terjemahan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mooney,D, James. 1996. Konsep Pengenbangan Organisasi Publik. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Meredith, Geoffrey G. et. al. (1996) Kewirausahaan: Teori dan PraktIk. Seri Manajemen No. 17. Jakarta:
Pustaka Binaman Pressindo

Mubyarto. 1987. Ekonomi Pancasila: Gagasan dan kemungkinan. Jakarta: LP3ES

Megginson, W.L., M.J. Byrd, and L.C. Megginson. 2000. Small Business Management: An
Entrepreneur’s Guidebook.Third Ed. Irwin McGraw-Hill. Boston

Anda mungkin juga menyukai