KLMPLLAN BIBIRAPA STATLTA KILSKLPAN SLIRAGAN BOGOR
!enyunting: Y. Driyanto
Dicetak oleh !ercetakan GraIika Mardi Yuana, Bogor
DAFTAR ISI
Dewan Imam Dan Kolegium Konsultor .................... 1 Dewan !astoral Keuskupan ...................................... 19 Dewan Keuangan Keuskupan ................................... Dewan !astoral !aroki .............................................. 51 Dewan Keuangan !aroki .......................................... 9
PENGANTAR UMUM
Dari tahun 1998 Keuskupan SuIragan Bogor mulai menunjukkan dengan jelas keinginannya untuk memiliki panduan yang jelas mengenai hidup menggereja. Waktu itu, panduan yang dimaksud biasa disebut dengan istilah pedoman. Isinya adalah aturan atau norma yang memungkinkan setiap umat beriman perlahan-lahan menyadari kedudukan dan tanggung-jawabnya dalam Gereja serta mengambil bagian dalam kehidupan, kesucian, dan misinya. Wujud nyata dari keinginan itu adalah disusunnya Pedoman Pengelolaan Keuangan & Harta Benda Gerefawi Keuskupan liogor yang disahkan pada bulan terakhir tahun itu (tepatnya 9 Desember 1998). Lebih dari itu, keuskupan juga menghendaki untuk menyatukan berbagai aturan atau norma yang berhasil disusun dalam satu buku. Tujuannya adalah menciptakan kemudahan bagi siapa saja khususnya yang terlibat langsung dalam dewan pastoral atau kepengurusan gerejawi lain untuk melakukan setiap kegiatan gerejawinya dengan cukup kepercayaan diri. Maka, pada bulan Mei 2000 bersama dengan Pedoman Dewan Pastoral Paroki, Statuta Dewan Imam Dan Kolegium Konsultor, serta Statuta Mafelis Pendidikan Katolik, Pedoman Pengelolaan Keuangan & Harta Benda Gerefawi dimuat dalam satu buku dengan judul: Kumpulan Pedoman Keuskupan Bogor. Sejak itu telah 8 tahun berlalu. Telah terjadi sekurang-kurangnya dua peristiwa cukup besar di keuskupan, yakni: Sinode 2002 dan Temu !astoral 200. Melalui peristiwa-peristiwa itu semakin tampak nyata intensitas partisipasi umat beriman. Semakin dalam dan luas mereka melibatkan diri. Semakin serius mereka berpartisipasi dalam munus Kristus sebagai Raja yang memerintah atau memimpin, sebagai Nabi yang berwarta atau mengajar, dan sebagai Imam yang menguduskan. 5
Kenyataan itu membuat aturan atau norma yang telah ada tidak lagi memadai. Kekuatan inIormatiI, konIirmatiI, dan perIormatiInya terhadap kedudukan atau bentuk hidup (forma vivendi) serta kekhasan umat beriman dinilai tidak lagi mencukupi. Untuk mengatasinya dan sekaligus menghindari ketidakjelasan atau kerancuan lebih lanjut, disusunlah aturan atau norma yang baru. Aturan atau norma yang baru meliputi: Statuta Dewan Imam Dan Kolegium Konsultor, Statuta Dewan !astoral Keuskupan, Statuta Dewan Keuangan Keuskupan, Statuta Dewan !astoral !aroki, dan Statuta Dewan Keuangan !aroki. Semuanya dimuat dalam satu buku saku: Kumpulan Beberapa Statuta Keuskupan Sufragan Bogor. Yang pasti, aturan atau norma tidak pernah bertujuan untuk, menggantikan iman, rahmat, karisma, atau cinta-kasih umat beriman dalam kehidupan mengge- reja. Aturan dan norma bertujuan menciptakan keteraturan dan ketertiban sehingga setiap umat beriman semakin mampu menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya (bentuk hidup), tugas, dan keadaannya yang konkrit. Dengan demikian semua umat beriman sungguh- sungguh semakin menfadi Gereja yang dikehendaki Tuhan.
Bogor, 15 September 2008
R.D. Y. Driyanto 'ikaris Yudisial
dewun Imun dun koIegIum konsuILor
!NGANTAR
'isi dan model Gereja Kristus yang satu dan sama sebagai communio tampak dalam kolegialitas kepemimpinan Gereja Universal dan terwujud dalam Gereja !artikular, yakni keuskupan dan kesatuan umat beriman kristiani lain yang kedudukannya disamakan dengan keuskupan (LG 2 kan. 8). klesiologi Konsili 'atikan II mengilhami pengembangan visi communio dan parti- cipatio ini pada tingkat keuskupan dalam bentuk Dewan Imam dan Kolegium Kon- sultor. Dewan Imam adalah lembaga resmi yang merupakan wujud kelembagaan communio antara uskup dan para imamnya. Berdasarkan Sakramen Tahbisan, para imam bersama uskup membentuk satu presbyte- rium dengan tanggung-jawab dan wewenang yang berbeda (bdk. LG 28 ! ). Kesatuan imamat ministerial dan perutusan pastoral ini mendasari terciptanya participatio para imam dalam kepemimpinan keuskupan kepemimpinan partisipatiI. Konsili 'atikan II menegaskan agar di- bentuk Dewan Imam yang merepresentasikan presbyterium dan Kolegium Konsultor dalam setiap Gereja !artikular sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (CD 2 ! ). Agar visi dan model kepemimpinan partisipatiI yang demikian terwujud dengan sebaik-baiknya, Gereja !artikular Keuskupan Bogor
menetapkan berbagai ketentuan berikut sebagai pegangan pengaturan dan pelaksanaannya.
!asal 1 Tanggung-jawab Dewan Imam
1. Secara umum Dewan Imam adalah Senat Uskup yang mewakili presbyterium (! S I, 15, 1 kan. 95 1) dan pembantu Uskup dalam memimpin keuskupan demi kelangsungan dan perkembangan Umat Allah yang dipercayakan kepadanya. 2. Secara khusus Dewan Imam mempunyai tugas-tugas dalam perkara-perkara yang cukup penting (kan. 500, 2) sebagai berikut: a. Memberi saran dan usul kepada Uskup dalam hal hidup dan karya para imam, panggilan, dan pendidikan para calon imam. b. Memberi saran dan usul kepada Uskup dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian karya pastoral. c. Menyampaikan masalah-masalah pastoral kepada Uskup untuk dibahas dan membahas masalah-masalah pastoral yang diajukan oleh uskup. d. Mewakili presbyterium dalam Dewan !astoral Keuskupan. e. Membahas dan memberikan tanggapan terhadap pendapat Dewan !astoral Keuskupan dan Dewan Keuangan Keuskupan.
!asal 2 Wewenang Dewan Imam
1. Dewan Imam hanya mempunyai suara yang siIatnya konsultatiI, kecuali dalam hal tertentu yang oleh hukum ditentukan bahwa Uskup membutuhkan persetujuannya (bdk. kan. 500, 2). 8
2. Dewan Imam berwewenang memberikan suara yang hendaknya didengarkan oleh Uskup dalam perkara-perkara yang agak penting (bdk. kan. 500 2), seperti: a. !engambilan keputusan untuk mengadakan Sinode Keuskupan (kan. 1 1). b. !enetapan ketentuan tentang persembahan dan remunerasi (kan. 51). c. !emberian ijin pendirian rumah baru (komunitas) suatu Tarekat Religius dalam keuskupan (bdk. kan. 11). d. !endirian Tarekat Hidup Bakti berhukum Keuskupan (kan. 59). e. !embentukan Dewan !astoral !a- roki (kan. 5 1). I. !endirian, peniadaan, dan pengubahan paroki (kan. 515 2). g. !emberian ijin pendirian gereja bagi kebagikan umat dan hal terpenuhinya sarana yang perlu untuk pembangunan dan peribadatan (kan. 1215 2). h. !erubahan Iungsi gereja sebagai tempat ibadat menjadi tempat yang digunakan untuk tujuan proIan (kan. 1222 2). i. !engambilan kebijakan yang mewajibkan umat beriman dan Badan Hukum bawahannya untuk memberikan sumbangan bagi kepentingan keuskupan (kan. 12). j. !emberhentian pastor paroki yang pelayanannya merugikan atau tidak eIektiI (kan. 10). k. !emindahan secara berkala para imam, khususnya !astor-!aroki yang berkeberatan untuk dipindah (bdk. kan. 18). . Dewan Imam tidak memiliki wewenang untuk membahas hal-hal yang pada hakekatnya (per se) menuntut adanya penanganan secara rahasia, seperti masalah personalia untuk jabatan-jabatan tertentu (bdk. Sacra Congregatio !ro Clericis, lit. circ. Presbyteri Sacra, 11 Apr.190, n. 8). 9
!asal Tanggung-jawab Kolegium Konsultor
1. Kolegium Konsultor adalah penasihat Uskup. 2. Apabila Tahta Keuskupan lowong (sede vacante), a. Kolegium Konsultor mengambil-alih Iungsi dan tugas Dewan Imam (kan. 501 2). b. Kalau tidak ditentukan lain oleh Tahta Suci, Kolegium Konsultor mengambil-alih kepemimpinan keuskupan (kan. 19). c. Kolegium Konsultor melaporkan kematian Uskup kepada Tahta Suci (kan. 22). d. Kolegium Konsultor memilih Administrator Diosesan dalam waktu delapan hari setelah meninggalnya Uskup Diosesan (kan. 21 1). . Apabila Tahta Keuskupan terhalang, (sede impedita), Kolegium Konsultor memilih seorang imam untuk melaksanakan tugas Uskup sesuai dengan norma yang berlaku (kan. 1 2).
!asal Wewenang Kolegium Konsultor
1. Kolegium Konsultor berwewenang memberikan persetujuannya bagi: a. Tindakan-tindakan Administrator Diosesan yang berhubungan dengan ekskardinasi dan inkardinasi (kan. 22). b. Tindakan Administrator Diosesan untuk memberhentikan kanselir atau notarius (kan. 85). c. !emberian surat dimisoria oleh Administrator Diosesan (kan.1018 1). d. Tindakan administratiI Uskup Diosesan dalam pengelolaan luar biasa penting harta-benda keuskupan (kan. 12). 10
e. !engalih-milikan harta-benda keuskupan dengan nilai tertentu oleh Uskup Diosesan (kan. 1292 1, ). 2. !endapat Kolegium Konsultor harus didengar oleh Uskup dalam mengangkat konom Keuskupan (kan. 9). . !eranan lain Kolegium Konsultor: a. Menerima surat apostolik pengangkatan Uskup Diosesan yang harus ditunjukkan kepadanya ketika peng- ambilan-alihan jabatan (possessio canonica) (kan. 82 ). b. Menerima surat apostolik pengangkatan Uskup Koajutor yang harus ditunjukkan kepadanya ketika pengambilalihan jabatan (possessio canonica) (kan. 0 1). c. Menerima surat apostolik pengangkatan Uskup Koajutor dan Uskup Auksilier ketika pengambilalihan jabatan, apabila Uskup Diosesan terhalang (0, ). d. Menerima surat asli pengunduran- diri Administrator Diosesan (kan. 0, 2). e. Menyaksikan pengucapan pengakuan iman Administrator Diosesan (kan. 8,n. ).
!asal 5 Representasi
1. Hendaknya diusahakan agar susunan Dewan Imam - betapapun kecil jumlahnya - para anggotanya cukup mewakili, artinya: mencerminkan keragaman tempat, kategori pelayanan, dan generasi para imam (kan. 99). 2. Dewan Imam Keuskupan Bogor beranggotakan 12 imam. 11
!asal Anggota yang dipilih oleh para imam
Separuh dari jumlah anggota Dewan Imam, yakni: orang, dipilih oleh para imam sendiri (bdk. kan. 9 1).
!asal Anggota yang ditunjuk oleh Uskup
Dua (2) anggota Dewan Imam dipilih dengan bebas oleh Uskup (bdk. kan. 9, n. ).
!asal 8 Anggota berdasarkan jabatan (ex officio)
Imam yang karena jabatannya otomatis menjadi anggota Dewan Imam: 'icarius Generalis, 'icarius Iudicialis, Sekretaris Keuskupan, konom Keuskupan.
!asal 9 !eran Uskup
1. Uskup adalah ketua Dewan Imam 2. Tanpa Uskup Dewan Imam tidak dapat bertindak dan menjalankan Iungsinya (kan. 500 ).
!asal 10 !emilihan anggota Dewan Imam
1. Imam Diosesan Bogor dan imam lain yang berdomisili serta menjalankan karya pastoral di Keuskupan Bogor memiliki suara 12
aktiI dan pasiI dapat memilih dan dipilih menjadi anggota Dewan Imam (bdk. kan. 98 1-2). 2. !emilihan diadakan dalam pertemuan para imam sekeuskupan Bogor atau dalam kesempatan lain yang ditetapkan oleh Uskup. . !emilihan dilakukan dengan pemungutan suara berdasarkan jumlah suara mayoritas mutlak dari yang hadir (bdk. kan. 119 n.i). . Masa bakti anggota Dewan Imam adalah 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali. 5. Lowongnya anggota ex officio diisi oleh penggantinya secara otomatis lowongnya anggota yang ditunjuk oleh Uskup diisi oleh orang baru yang ditunjuk oleh uskup lowongnya anggota yang dipilih oleh para imam diisi oleh orang yang terpilih dalam pemilihan yang baru. . Apabila terjadi Tahta Keuskupan lowong (sede vacante), keberadaan dan kegiatan Dewan Imam terhenti secara otomatis (kan. 501 2).
!asal 11 !emilihan anggota Kolegium Konsultor
1. Anggota Kolegium Konsultor dipilih oleh Uskup dengan bebas dari para anggota Dewan Imam. 2. Jumlah anggota Kolegium Konsultor tidak kurang dari dan tidak lebih dari 8 orang. . Kolegium Konsultor diketuai oleh Uskup Diosesan oleh imam penggantinya apabila Tahta Lowong oleh anggota Kolegium Konsultor tertua dalam tahbisan apabila imam pengganti sementara belum ada (kan. 502, 2). . Masa bakti anggota Kolegium Kon- sultor adalah 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali. 1
!asal 12 Cara kerja Dewan Imam
1. Dewan Imam mengadakan rapat: a. Sekurang-kurangnya dua kali setahun secara berkala. b. Atas permintaan Uskup c. Atas permintaan 2/ dari jumlah anggotanya 2. Berhubungan dengan rapat, Uskup dapat memberikan delegasi kepada Jica- rius Generalis atau Sekretaris untuk: a. Mengundang anggota Dewan Imam untuk mengadakan rapat. b. Menerima usul tentang materi yang akan dibicarakan dari Dewan Imam dan mengagendakannya dalam rapat. c. Mengetuai dan memimpin rapat. . Undangan beserta acara rapat hendaknya disampaikan selambat- lam- batnya seminggu sebelum hari ditetapkannya rapat, kecuali ada hal yang dinilai mendesak dan telah disetujui oleh Uskup. . Sekretaris Keuskupan atau orang lain yang ditunjuk oleh Uskup membuat notulen rapat yang harus disahkan pada awal rapat berikutnya.
!asal 1 Cara kerja Kolegium Konsultor
Cara kerja Kolegium Konsultor seperti cara kerja Dewan Imam, tetapi boleh dalam bentuk dan cara yang lebih Ileksibel dan inIormal.
!asal 1 !engambilan keputusan Dewan Iman
1. !ada dasarnya keputusan diambil melalui musyawarah. 1
2. Apabila dianggap perlu oleh sebagian besar jumlah anggota, keputusan dapat diambil melalui pemungutan suara mayoritas mutlak dari jumlah anggota yang hadir. . Keputusan Dewan Imam berkekuatan mengikat hanya jika disetujui oleh Uskup.
!asal 15 !engambilan keputusan Kolegium Konsultor
1. Dalam keadaan biasa keputusan diambil melalui musyawarah- muIakat. 2. Apabila terjadi Tahta Keuskupan Lowong (sede vacante), a. Sebisa mungkin keputusan diambil juga melalui musyawarah- muIakat b. Keputusan yang menyangkut personalia, khususnya pemilihan Administrator Diosesan, diambil melalui pemungutan suara secara rahasia.
!asal 1 Hal-hal yang belum diatur
Hal-hal yang belum diatur dalam Statuta ini dapat diputuskan oleh Uskup sendiri atau olehnya diserahkan kepada Dewan Imam atau Kolegium Konsultor sesuai dengan hakikat halnya masing- masing.
Pasal 17 Perubahan
!erubahan Statuta ini dapat dilakukan oleh Uskup, sebaiknya setelah bermusyawarah dengan Dewan Imam dan Kolegium Konsultor dan harus tetap mengindahkan ketentuan-ketentuan Kitab Hukum Kanonik. 15
!NUTU!
Dewan Imam dan Kolegium Konsultor berperan penting dalam proses penetapan kebijakan kepemimpinan Uskup. Agar tujuan tercapai keduanya diharapkan bertindak dan melaksanakan Iungsinya dengan sebaik-baiknya. Terlaksananya hal ini tergantung pada keseriusan para imam, khususnya para anggota Dewan Imam dan Kolegium Konsultor, serta Uskup sendiri dalam memIungsikan sarana yang dite- tapkan ini.
Statuta ini disahkan di Bogor !ada !esta !askah, 2 April 2000
Dekret Konsili 'atikan II tentang Tugas !astoral para Uskup (CD 2) menyatakan bahwa di setiap keuskupan hendaknya dibentuk dewan-dewan dan komisi pastoral yang khusus, diketuai oleh Uskup Diosesan sendiri, dan di dalamnya berperan-serta para Imam, Religius, serta Awam yang dipilih dengan pertimbangan tertentu. Salah satu tugasnya adalah menyelidiki dan menilai berbagai hal yang berkenaan dengan karya pastoral secara umum, serta menarik kesimpulan-kesimpulan praktis mengenainya. Siapa pun yang terlibat di dalamnya hendaknya menyadari bahwa ia mengambil bagian dalam pelayanan pastoral Uskup. Kitab Hukum Kanonik 198 menegaskan ajaran Konsili itu dengan penekanan tertentu pada hal pastoral demikian, "Di setiap keuskupan, sejauh keadaan pastoral menganjurkan, hendaknya dibentuk dewan pastoral, yang di bawah otoritas uskup bertugas menyelidiki dan menilai hal-hal mengenai karya pastoral di keuskupan, serta menyampaikan kesimpulan-kesimpulan praktis tentang hal-hal tersebut" (kan. 511). Untuk pembentukan dewan itu hendaknya dipilih umat beriman kristiani yang memiliki kesatuan penuh dengan Gereja Katolik: Klerikus, anggota Hidup Bakti, dan terutama Awam (kan. 512 1). Sinode Keuskupan Bogor tahun 2002 menghasilkan perumusan visi dan misi serta sekaligus memunculkan berbagai permasa-lahan 18
yang menuntut penanganan pastoral secara lebih baik. Dalam sinode itu juga secara bersama telah ditetapkan beberapa pokok kebijakan pastoral untuk dijalankan. Untuk semua itu sangat perlu adanya perangkat pastoral yang bertugas secara khusus menindak-lanjutinya. Upaya tindak-lan-jut yang dimaksud meliputi sosialisasi dan implementasi hasil sinode, evaluasi tentang upaya yang telah ditempuh, serta pengambilan keputusan pastoral lain mengenai berbagai hal yang mungkin dan akan dijalankan. Temu !astoral 200 adalah satu bentuk dari tindak-lanjut sinode itu. !embahasan berbagai hal di dalamnya menunjukkan bahwa perangkat keuskupan dan eIektivitas kerjanya masih harus ditingkatkan. Khususnya Dewan !astoral Keuskupan hendaknya semakin ditegaskan mengenai hakikat dan tugasnya. Hanya dengan demikian, cita-cita yang semakin jelas dirumuskan dan berbagai permasalahan pastoral yang semakin baik dipahami melalui Temu !astoral itu mendapatkan perhatian dan penanganan yang memadai.
!asal 1 Dewan !astoral Keuskupan
1. Dewan !astoral Keuskupan adalah suatu badan yang dibentuk berdasarkan keputusan Uskup Diosesan dan di dalamnya berperan- serta para Klerikus, anggota Lembaga Hidup Bakti, dan terutama Umat Beriman Awam yang dipilih berdasarkan ketentuan yang ditetapkannya. Bersama dan dibawah otoritas Uskup Diosesan mereka mengambil bagian sesuai dengan norma universal dan partikular dalam tugas dan tanggung-jawab penggembalaan Umat Beriman di seluruh keuskupan, khususnya yang berkenaan dengan kegiatan pastoral (bdk. kan. 9). 2. Dewan !astoral Keuskupan berIungsi konsultatiI dan hanya Uskup Diosesan berhak mengumumkan hal-hal yang dibahas dalam dewan (kan. 51 1). Walaupun demikian, Uskup Diosesan 19
hendaknya melibatkannya secara aktiI dan penuh serta sungguh- sungguh memperhatikan pendapatnya dalam pengambilan dan pelaksanaan kepu- tusan pastoral. Hanya bila menurut penilaiannya yang ariI-bijaksana ada kebutuhan tertentu yang berat dan mendesak berkenaan dengan iman, moral, dan karya kerasulan pada umumnya, ia dapat memutuskan lain.
!asal 2 Susunan kepengurusan dan keanggotaan
1. !engurus Dewan !astoral Keuskupan terdiri dari: a. Ketua b. Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II c. Sekretaris I dan Sekretaris II d. Bendahara 2. Anggota Dewan !astoral Keuskupan terdiri dari: a. !ara 'ikaris b. Sekretaris Keuskupan c. konom Keuskupan d. Wakil presbiter atau Imam e. Wakil Lembaga Hidup Bakti I. Wakil Umat Beriman Awam g. Ahli.
!asal Tujuan, ungsi, Wewenang, dan Tugas
1. Dewan !astoral Keuskupan bertujuan mewujudkan panggilan Umat Allah untuk bersama-sama secara sadar, aktiI, dan sepenuhnya membangun Tubuh Kristus sesuai dengan bentuk hidup, peran, dan keadaan masing-masing di keuskupan (kan. 208). 20
2. Dewan !astoral Keuskupan berIungsi sebagai pembantu Uskup Diosesan dan wakil Umat Beriman dalam karya pastoral keuskupan. . Dewan !astoral Keuskupan berwenang mengambil keputusan yang berupa kebijakan-kebijakan pastoral dan menetapkan norma yang berekenaan dengan pelaksanaannya. . Dewan !astoral Keuskupan bertugas: a. Secara umum: melakukan kajian atas kegiatan-kegiatan pastoral keuskupan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan, mengusulkan yang baru, serta mengembangkan yang telah ada demi kebaikan Umat Beriman kristiani keuskupan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. b. Secara khusus: mengupayakan pelaksanaan kebijakan pastoral tertentu yang telah dihasilkan melalui sinode atau pertemuan lain yang disahkan oleh Uskup Diosesan.
!asal Kelompok Kerja dan Kelompok Bidang
1. Agar upaya pencapaian tujuan dan pelaksanaan Iungsi, wewenang, serta tugas semakin eIektiI, eIisien, dan bermanIaat bagi semakin banyak orang, Dewan !astoral Keuskupan dibagi dalam Kelompok Kerja !leno, Kelompok Kerja Harian, dan Kelompok Bidang. 2. Selain bertanggungawab atas tugas- tugas yang umum, setiap kelompok berkewajiban melaksanakan tugas-tugas khusus yang ditentukan baginya.
!asal 5 rang-orang dan Tugas Kelompok
1. Kelompok Kerja !leno terdiri dari semua !engurus dan Anggota Dewan !astoral Keuskupan dengan tugas: 21
a. Membantu Uskup Diosesan dalam menggariskan arah dan kebijakan pastoral keuskupan setiap tahun. b. Menilai kegiatan pastoral keuskupan berdasarkan visi, misi, dan kebijakan yang telah ditetapkan. c. Meninjau kembali rumusan visi dan misi keuskupan setiap tiga tahun. d. Mengusulkan atau merekomendasikan kegiatan pastoral dalam urutan prioritas. e. Menyampaikan kepada paroki-paro- ki dan komunitas gerejawi lain, organisasi atau kelompok gerejawi, dan Umat Beriman pada umumnya kebijakan-kebijakan dan pedoman pelaksanaan pastoral yang disahkan oleh Uskup Diosesan.
2. Kelompok Kerja Harian terdiri dari !engurus dan beberapa Anggota Dewan !astoral !aroki yang dipilih oleh Uskup Diosesan dengan tugas: a. Mewakili Dewan !astoral Keuskupan dalam menjalin hubungan dengan Badan-Badan Keuskupan lain, !aroki-!aroki, atau Instansi-instansi Sipil dan Gerejawi lain. b. Melaksanakan administrasi dan kesekretariatan yang berkaitan dengan kegiatan pastoral keuskupan secara konkrit. c. Menyiapkan berbagai hal yang perlu berkenaan dengan rapat- rapat Dewan !astoral Keuskupan dan pertemuan-pertemuan lain yang dinilai perlu demi kemajuan dan perkembangan karya pastoral keuskupan. d. Menginventarisasi dan menilai karya-karya pastoral keuskupan setiap saat dibutuhkan. e. Menyusun draIt atau rencana kebijakan pastoral untuk pembahasan dalam rapat dan merumuskannya setelah disetujui oleh Uskup Diosesan agar kemudian dapat disahkannya.
22
. Kelompok Bidang terdiri dari beberapa Anggota Dewan !astoral Keuskupan dengan tugas khusus dalam bidang: a. Koinonia: yakni pembentukan dan pengembangan persekutuan- persekutuan. b. Kerygma: yakni pendalaman, pewartaan, dan pengajaran iman. c. Liturgia: yakni pendalaman dan pelaksanaan peribadatan. d. Diakonia: yakni pendalaman tentang Ajaran Sosial Gereja dan pelayanan sosial kemasyarakatan. e. Martyria: yakni pendalaman tentang bentuk-bentuk dan pelaksanaan kesaksian nilai-nilai iman dan moral.
!asal !engangkatan !engurus dan Anggota
1. !engurus dan Anggota Dewan !astoral Keuskupan hendaknya diangkat dengan mempertimbangkan perbedaan daerah dalam keuskupan, keragaman keadaan sosial dan proIesi, macam-macam karya kerasulan, serta organisasi-organisasi atau kelompok- kelompok dalam kehidupan Umat Beriman (bdk. kan. 512 2). 2. Ketua adalah Uskup Diosesan (bdk. kan. 511) . Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara adalah Umat Beriman Awam yang diusulkan dan disetujui Uskup Diosesan. . Secara otomatis menjadi anggota (ex officio) adalah !ara 'ikaris, Sekretaris Keuskupan, konom Keuskupan, !astor- !aroki Katedral, dan !ara Deken. 5. Sebagian besar anggota diusulkan sesuai dengan kekhususan Umat Beriman yang diwakilinya dan disetujui oleh Uskup Diosesan. . Beberapa anggota ditunjuk secara bebas oleh Uskup Diosesan. . Mengingat bahwa !engurus dan Anggota Dewan !astoral Keuskupan ber- peran-serta dalam jabatan kanonik, pengangkatan 2
mereka hendaknya dilakukan melalui Surat !engangkatan dan !elantikan untuk menandai keres- miannya.
!asal KualiIikasi
Umat Beriman Kristiani yang dapat diangkat menjadi !engurus atau Anggota Dewan !astoral Keuskupan adalah yang: a. Memiliki kesatuan penuh dengan Gereja Katolik ((kan. 512 1), b. Memiliki integritas iman, moral, dan pribadi (bdk. kan. 512 ), c. Berkemampuan, aktiI, dan berinisiatiI, d. Berwawasan keuskupan, e. Bersedia menjalankan tugas dengan bertanggung-jawab.
!asal 8 Semangat, Cara, dan Rapat
1. Dalam melaksanakan Iungsi, wewenang, dan tugas hendaknya semua yang terlibat mendasarkan diri pada semangat kolegialitas, kejujuran, dan keterbukaan dengan memusatkan perhatian pada perkembangan hidup, kesucian, dan misi Gereja keuskupan. 2. Setiap pengurus dan anggota berkewajiban untuk menghadiri setiap rapat yang diadakan dengan menyiapkan diri dan bahan yang akan dibicarakan sebagaimana mestinya. . Sebelum rapat resmi diadakan, Kelompok Kerja dan Kelompok Bidang dapat melakukan pembahasan sendiri-sendiri sesuai dengan tugas masing-masing. . Rapat Kelompok Kerja !leno Dewan !astoral Keuskupan diadakan: a. Sekurang-kurangnya 2 kali setahun. b. Apabila ada kebutuhan penting dan mendesak serta disetujui Uskup Diosesan. 2
5. Rapat Kelompok Kerja Harian Dewan !astoral Keuskupan diadakan: a. Sekurang-kurangnya kali setahun. b. Apabila ada kebutuhan penting dan mendesak serta disetujui Uskup Diosesan. . Rapat Kelompok Bidang Dewan !astoral Keuskupan diadakan: a. Sekurang-kurangnya kali setahun. b. Tiap kali dinilai perlu.
!asal 9 Hasil Rapat
1. Hendaknya diupayakan agar semua keputusan diambil dengan musyawarah- muIakat. 2. Hasil rapat hendaknya dituangkan dalam tulisan dan setelah dikoreksi disahkan oleh Uskup Diosesan. . Hasil rapat dapat diumumkan hanya setelah disetujui dan disahkan oleh Uskup Diosesan.
!asal 10 Masa Bakti dan Berhentinya Jabatan
1. Masa-bakti Ketua Dewan !astoral Keuskupan berlangsung selama memangku jabatan sebagai Uskup Diosesan. 2. Masa Bakti !engurus lain dan Anggota Dewan !astoral Keuskupan adalah tahun dan dapat diangkat kembali. . !engajuan untuk mengundurkan diri dari jabatan pengurus atau keanggotaan Dewan !astoral Keuskupan dilakukan secara tertulis dan hanya berlaku apabila diterima oleh Uskup Diosesan dengan jawaban yang tertulis juga. 25
. Ketika Tahta Keuskupan lowong (sede vacante), Dewan !astoral Keuskupan terhenti secara otomatis (kan. 51 ). !asal 11 !eralihan
1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Statuta ini akan diatur melalui Keputusan Uskup Diosesan secara langsung. Keputusan langsung itu akan disusulkan pada Statuta ini dan menjadi bagiannya yang tidak terpisahkan. 2. Hal-hal dari Statuta ini yang memerlukan penjelasan atau pengaturan lebih lanjut akan diatur dalam ketentuan lain yang disahkan oleh Uskup Diosesan.
!asal 12 !erubahan dan Berlakunya
1. Hanya Uskup Diosesan berwenang untuk mengubah, menambah, atau mengurangi ketentuan Statuta ini. 2. Statuta ini berlaku pada waktu disahkan oleh Uskup Diosesan dan sewaktu- waktu dapat ditinjau kembali seturut kehendaknya.
Disahkan di Bogor, 18 Maret 2008
Ttd
Mgr. Michael Angkur, M Uskup Keuskupan Bogor
dewun 61
keuungun keuskupun
!NGANTAR
Keuskupan sebagai Gereja !artikular mempunyai hak untuk memperoleh (acqui- rere), memiliki (reimere), mengelola (admi- nistrare), dan mengalih-milikkan (alienare) harta-benda (bdk. kan. 1255). Tujuan dari hak itu adalah: penyelenggaraan ibadat ilahi, penghidupan klerus dan para pelayan gerejawi lain, pelaksanaan karya kerasulan, serta pelaksanaan karya amal-kasih terutama kepada orang miskin (bdk. kan. 125 2). Khususnya berkenaan dengan per- sembahan umat beriman yang diterimanya, pengurus berkewajiban untuk memper- tanggung-jawabkannya sesuai dengan norma partikular yang berlaku (kan. 128 2). Karena itu, di setiap keuskupan hendaknya dibentuk suatu badan tersendiri yang diketuai oleh Uskup Diosesan sendiri atau Delegatusnya, dan di dalamnya ber- peran-serta sekurang-kurangnya tiga umat beriman yang dipilihnya secara khusus (kan. 9 1). Mereka yang dipilih itu hendaknya sungguh-sungguh ahli dalam ekonomi dan hukum sipil serta memiliki integritas pribadi, iman, dan moral. ungsi dan tugasnya adalah mengiventarisasikan kekayaan gerejawi keuskupan, menanganinya, menyiapkan rencana anggaran keuskupan, dan memastikan besarnya pemasukan dan pengeluaran setiap tahun (bdk. kan. 92 dan 9). Sinode Keuskupan Bogor tahun 2002 menghasilkan perumusan visi dan misi serta sekaligus memunculkan berbagai permasalahan yang menuntut penanganan pastoral secara lebih baik. Dalam sinode itu juga secara bersama telah ditetapkan beberapa pokok kebijakan 62
pastoral untuk dijalankan. Untuk mewujudkan semua itu sudah semes- tinya diupayakan juga pembenahan yang lebih baik mengenai management harta- benda gerejawi sebagai salah satu sarananya. Dalam pelaksanaannya hendaknya sungguh-sungguh dipegang teguh berbagai prinsip yang khas gerejawi walaupun tidak harus mengurangi legalitas dan legitimitas sipil. !engurus yang diangkat untuk itu - terutama dalam hal pengelolaan (admz- nistrare) - hendaknya bertindak sebagai seorang ayah yang bijaksana dalam ke- uarga (kan. 128 1). Sekaligus prinsip akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi hendaknya menjadi pegangannya dan diterapkan secara bertanggung-jawab.
!asal 1 Hakikat Dewan Keuangan Keuskupan
1. Dewan Keuangan Keuskupan adalah suatu badan yuridis gerejawi yang dibentuk berdasarkan keputusan Uskup Diosesan yang di dalamnya berperan- serta seorang Ketua atau Delegatus dan sekurang-kurangnya orang Umat Beriman lain yang dipilih berdasarkan ketentuan yang ditetapkannya. Bersama atau dibawah otoritas Uskup Diosesan, mereka mengambil bagian dalam Iungsi, tugas, dan tanggung-jawab atas har- ta-benda gerejawi keuskupan secara umum (bdk. kan. 9) dan atas pengelolaannya secara khusus (kan. 1280). 2. Dewan Keuangan Keuskupan memiliki suara yang harus didengarkan oleh Uskup dalam membuat keputusan mengenai hal- hal berikut: pengangkatan dan pemberhentian konom Keuskupan (kan. 9), penetapan besarnya sumbangan (tributum) yang diminta kepada lembaga atau Umat Beriman (kan. 12). tindakan administratiI atau pengelolaan luar biasa (kan. 12). 63
!engalih-milikan harta-benda gerejawi yang memilki nilai atau harga diluar batas yang ditetapkan sesuai dengan norma yang berlaku (kan. 1292). penempatan dan penjagaan atas uang atau benda bergerak berkenaan dengan Karya Kesalehan (Pia Jo- luntas) atau undasi Karya Kesalehan (Pia Fundatio) (kan. 105) dan penghapusan atau pengurangan beban yang menyertainya (kan. 110 2). '
!asal 2 Susunan Kepengurusan dan Keanggotaan
1. Dewan Keuangan Keuskupan terdiri dari: a. Ketua b. Delegatus c. Sekretaris d. Bendahara e. Anggota 2. Ketua adalah wakil badan yurisdis gerejawi dan penanggung-jawab secara keseluruhan. . Sesuai dengan ketentuan Uskup Dio- sesan, Delegatus adalah pengganti Ketua atau Wakil Ketua. . Anggota adalah pembantu Ketua atau Wakil Ketua.
!asal Tujuan, ungsi, Wewenang, dan Tugas 1. Dewan Keuangan Keuskupan bertujuan mewujudkan kepengurusan atas harta- benda gerejawi keuskupan secara ber- tanggung-jawab sehingga bermanIaat secara optimal bagi hidup, kesucian, dan misi Gereja. 64
2. Dewan Keuangan Keuskupan berIungsi sebagai pembantu Uskup Diosesan dalam memperoleh, memiliki, mengelola, dan mengalih- milikkan harta-benda gerejawi keuskupan. . Dewan Keuangan Keuskupan berwenang mengambil keputusan yang berupa kebijakan-kebijakan dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan berkenaan dengan harta-benda gerejawi keuskupan. . Dewan Keuangan Keuskupan bertugas: a. menginventarisasi harta-benda gerejawi keuskupan dan menjaganya dengan berbagai tindakan atau hal yang perlu berkenaan dengan hukum sipil. b. menetapkan besarnya uang solidaritas paroki atau lembaga lain dibawah yurisdiksi keuskupan. c. membuat perencanaan anggaran pemasukan dan pengeluaran setiap tahun. d. menetapkan bentuk, cara, dan waktu pembukuan dan pelaporan keuangan bagi orang atau badan hukum yang berada dibawah yurisdiksi keuskupan. e. mengawasi penggunaan harta-benda yang dilakukan oleh konom Keuskupan. I. memeriksa pembukuan orang atau badan hukum yang berada di bawah yurisdiksi keuskupan. g. menetapkan besarnya tariI, sumbangan, persembahan, dan batas pengelolaan biasa. h. mengawasi penghidupan para pelayan gerejawi (klerus) dan penggajian atau pengupahan para pegawai keuskupan.
!asal !engangkatan Ketua, Delegatus, dan Anggota 1. Ketua adalah Uskup Diosesan yang diangkat secara legitim (kan. 92). 2. Delegatus adalah seorang !resbiter atau Imam yang diangkat secara bebas oleh Uskup Diosesan. 65
. Anggota adalah Umat Beriman lain yang diangkat oleh Uskup Diosesan sesuai dengan norma yang ditetapkannya. . Mengingat bahwa Delegatus dan Anggota Dewan Keuangan Keuskupan ber- peran-serta dalam jabatan kanonik yang penting, mereka harus mengucapkan Janji Kesetiaan dalam pelaksanaan pe- ran, tugas, dan tanggung-jawabnya, diangkat melalui Surat Keputusan, dan dilantik dalam upacara liturgis.
!asal 5 KualiIikasi Umat Beriman Kristiani yang dapat diangkat menjadi Delegatus atau Anggota Dewan Keuangan Keuskupan adalah yang: a. Memiliki kesatuan penuh dengan Gereja Katolik ((kan. 512 1), b. Memiliki integritas iman, moral, dan pribadi, yang terwujud terutama dalam kejujuran, ketelitian, dan kebijaksanaan (bdk. kan. 512 ), c. Ahli atau berpengalaman dalam hal hukum sipil dan ekonomi (bdk. kan. 92 1), d. Tidak memiliki hubungan darah atau kesemendaan dengan Uskup Diose- san sampai tingkat . e. Bersedia untuk mengerti ketentuan Kitab Hukum Kanonik, Buku ', mengenai Harta-benda Gereja, dan menaatinya (bdk. kan. 9), I. Bersedia menyatakan sumpah untuk menjalankan tugas dengan setia menurut iman katolik. !asal Semangat, Cara, dan Rapat 1. Dalam melaksanakan Iungsi, wewenang, dan tugas hendaknya semua yang terlibat mendasarkan diri pada semangat kolegialitas, kejujuran, dan keterbukaan dengan memusatkan perhatian pada perkembangan hidup, kesucian, dan misi Gereja keuskupan. 66
2. Mereka berkewajiban untuk menghadiri setiap rapat yang diadakan, mengambil bagian secara sadar, aktiI, dan penuh, serta menjaga kerahasiaan setiap pembicaraan dan hasilnya hingga menurut peni- laian Uskup Diosesan menyarankan lain. . Rapat Dewan Keuangan Keuskupan diadakan: a. Sekurang-kurangnya kali setahun. b. Setiap kali ada kebutuhan penting dan mendesak serta disetujui Uskup Diosesan.
!asal Hasil Rapat 1. Hendaknya diupayakan agar semua keputusan diambil dengan musya- warah-muIakat. 2. Hasil rapat hendaknya dituangkan dalam tulisan dan disahkan oleh Uskup Diosesan. . Hanya bila disetujui oleh Uskup Diosesan, hasil rapat yang berupa kebijakan atau keputusan lain dapat diumumkan atau ditindak- lanjuti.
!asal 8 Masa Bakti dan Berhentinya Jabatan 1. Masa-bakti Ketua Dewan Keuangan Keuskupan berlangsung selama memangku jabatan sebagai Uskup Diosesan. 2. Masa Bakti Delegatus dan Anggota Dewan Keuangan Keuskupan adalah tahun dan dapat diangkat kembali (bdk. kan. 92 2). . !engajuan untuk mengundurkan diri dari jabatan Delegatus atau keanggotaan Dewan Keuangan Keuskupan dilakukan secara tertulis dan hanya berlaku apabila diterima oleh Uskup Diosesan dengan jawaban yang tertulis juga. . Ketika Tahta Keuskupan lowong (sede vacante), Dewan Keuangan tetap menjalankan tugasnya hingga Uskup Diosesan yang baru menentukan lain. 67
!asal 9 !eralihan 1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Statuta ini akan diatur melalui Keputusan Uskup Diosesan secara langsung. Keputusan langsung itu akan disusulkan pada !edoman ini dan menjadi bagiannya yang tidak terpisahkan. 2. Hal-hal dari Statuta ini yang memerlukan penjelasan atau pengaturan lebih lanjut akan diatur dalam ketentuan lain yang disahkan oleh Uskup Diosesan.
!asal 10 !erubahan dan Berlakunya Hanya uskup Diosesan berwenang untuk mengubah, menambah, atau mengurangi ketentuan Statuta ini setelah membicarakannya dengan Dewan Imam. Statuta ini berlaku pada waktu disahkan oleh Uskup Diosesan dan sewaktu- waktu dapat ditinjau kembali seturut kehendaknya.
Disahkan di Bogor, 18 Maret 2008
Ttd
Mgr. Michael Cosmas Angkur, M Uskup Keuskupan Bogor
IWAN PASTORAL PAROKI 68
Pengantar
!aroki adalah komunitas atau persekutuan orang beriman kristiani dalam Gereja !artikular, yang reksa pastoralnya dipercayakan kepada !astor !aroki sebagai gembalanya sendiri, dibawah kuasa Uskup Diosesan (kan. 515 1). !enentuan batas teritorial (atau juga personal) paroki dilakukan melalui surat keputusan Uskup dengan memperhatikan batas-batas geograIis pemerintahan sipil (bdk. kan. 518). Bersama dengan paroki dan persekutuan lain dalam -.euskupan, umat beriman kristiani paroki mewujudkan kehadiran dan karya Gereja Kristus yang satu, kudus, katolik, dan apostolik (bdk. kan. 9). Agar hal itu terwujud dengan semes- :nya, !astor !aroki hendaknya sungguh- jngguh memahami umat beriman yang :ipercayakan kepadanya terutama dalam menjalankan tugas penggembalannnya, ikni: mengajar, memimpin, dan mengulaskan (bdk. CD 0). Lebih dari itu, !astor ? roki hendaknya sungguh- sungguh mema- ami hak dan kewajiban umat beriman dan mengupayakan terlaksananya atau terpenuhinya hak dan kewajiban tersebut sesuai dengan norma yang berlaku (bdk. LG ) kan. 529 2). Konkritnya, !astor !aroki mengupayakan kesempatan sehingga mereka sungguh dapat terlibat dan berperan- serta secara aktiI dalam kehidupan dan kegiatan pastoral paroki secara umum. Berkenaan dengan hal itu, Kitab Hukum Kanonik 198 menegaskan bahwa: "Apabila Uskup Diosesan menilai baik, setelah mendengarkan pendapat Dewan Imam, hendaknya di setiap paroki dibentuk Dewan !astoral yang diketuai !astor !aroki, yang di dalamnya umat beriman bersama mereka yang mengambil bagian 69
dalam reksa pastoral paroki karena jabatan mereka, memberikan bantuan dalam mengembangkan kegiatan pastoral" (kan. 5 1). Karena paroki merupakan bagian dari keuskupan, visi dan misi, pedoman, dan berbagai perumusan permasalahan keuskupan hendaknya menjadi acuan dan perhatian utama Dewan !astoral !aroki. Agar semakin tercipta adanya kesatuan, eIektivitas, eIisiensi, dan luasnya jangkauan karya pastoral secara umum, hendaknya dibangun kerja-sama yang baik dengan Imam dan Diakon yang juga menjalankan pelayanan pastoral di tempat yang sama atau berdekatan, khususnya !astor Deken dalam dekenatnya (bdk. CD 0 n. 1 kan. 55-555)- Juga, karena keuskupan umumnya menetapkan beberapa pokok kebijakan pastoral, Dewan !astoral !aroki hendaknya mengupayakan pemahamannya secara baik dan perwujudannya secara konkrit dalam kehidupan umat beriman paroki. Dalam pelaksanaan tugas, Iungsi, dan tanggung- jawabnya, Dewan !astoral !aroki hendaknya memperhatikan sungguh-sungguh keadaan dan kebutuhan nyata paroki bersangkutan.
!asal 1 Hakikat Dewan !astoral !aroki
1. Dewan !astoral !aroki adalah suatu badan gerejawi yang dibentuk berdasarkan keputusan Uskup, yang di dalamnya para wakil umat dan para gembala secara bersama-sama mengambil bagian sesuai dengan bentuk hidup (forma vivendi), tugas, dan keadaannya masing-masing dalam memikirkan, memutuskan, dan melaksa- nakan kegiatan yang perlu dan bermanIaat untuk mewartakan Sabda Tuhan, mengembangkan rahmat Allah, membimbing umat agar dapat menghayati, mengungkapkan, dan mengamalkan imannya (bdk. kan. 5 1). 70
2. Dewan !astoral !aroki memiliki suara konsultiI (kan. 5 2). Walaupun demikian, !astor !aroki harus sungguh- sungguh melibatkannya secara aktiI dan sungguh-sungguh memperhatikan pendapatnya dalam pengambilan dan pelaksanaan keputusan pastoral serta pertanggung-jawabannya (bdk. LG kan. 212 ). . !astor !aroki dapat mengambil keputusan yang berbeda dari keputusan dewan itu hanya bila ada alasan yang berat dan mendesak berkaitan dengan iman, moral, atau berbagai hal yang bertentangan dengan ketentuan Uskup Diosean.
!asal 2 S u s u n a n
1. Susunan Dewan !astoral !aroki terdiri dari: a. Ketua, yakni !astor !aroki ex officio b. Sekretaris c. Bendahara d. Anggota, yakni !astor !embantu, Diakon, Ketua Stasi dan Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, Ketua Seksi, Wakil rganisasi Katolik, Wakil !erkumpulan Katolik, Wakil Komunitas Hidup Bakti, Wakil Karya Kerasulan, dan Ahli. 2. Apabila keadaan membutuhkan dan yang berwenang menilai perlu, dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Ketua, seorang Sekretaris II, dan seorang Bendahara II.
!asal Tujuan, ungsi, Wewenang, dan Tugas
1. Dewan !astoral !aroki bertujuan mewujudkan panggilan Umat Allah dalam hidup, kesucian, dan misi Gereja Universal di paroki dibawah koordinasi Gereja !artikular atau Keuskupan. 71
2. Dewan !astoral !aroki berIungsi membantu !astor !aroki sebagai Gembala jiwa-jiwa (bdk. CD 0 kan. 519) dan mewakili umat beriman dalam karya pastoral paroki. . Dewan !astoral paroki berwenang mengambil keputusan mengenai kegiatan pastoral di paroki dan mem- pertanggung-jawabkannya kepada Uskup Diosesan. . Dewan !astoral !aroki bertugas: a. Memikirkan, mengembangkan, merencanakan, memutuskan, mengusahakan pelaksanaan, mengevaluasi, dan mempertanggung-jawabkan kegiatan pastoral yang perlu dan bermanIaat bagi kehidupan paroki. Kegiatan pastoral yang dimaksud meliputi pengajaran (munus docen- di), pengudusan (munus sanctifi- candi), dan pemerintahan atau kepemimpinan (munus regendi). b. Mengusahakan peningkatan persekutuan hidup kristiani (koinonia), pewartaan Sabda (kerygma), perayaan liturgi/sakramen (liturgia), pelayanan kepada yang membutuh-. kan terutama orang miskin (dia- konia), dan perwujudan kesaksian iman (martyria) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. c. Mengupayakan bentuk serta cara sosialisasi dan implementasi kebijakan pastoral keuskupan dalam paroki.
!asal Koordinasi
Agar pelaksanaan pelayanan semakin eIektiI, eIisien, dan menjangkau lebih banyak orang, Iungsi, tugas, dan tanggung- jawab Dewan !astoral !aroki dikoordinasikan dalam Dewan !astoral !aroki !leno, Dewan !astoral !aroki Inti, dan Dewan !astoral !aroki Harian.
Pasal 5 72
Dewan !astoral !aroki !leno
1. Dewan !astoral !aroki !leno adalah Rapat yang semua pengurus dan anggotanya diundang. Dalam rapat itu dapat diundang orang- orang lain yang dinilai perlu oleh !astor !aroki. 2. Tugas Dewan !astoral !aroki !leno adalah: a. Menetapkan dan mengesahkan arah dan kebijakan pastoral paroki b. Menilai,melengkapi, memperbaiki, dan mengesahkan rencana kerja yang disampaikan oleh Dewan !astoral !aroki Inti. c. Menerima dan menanggapi laporan kegiatan Dewan !astoral Inti. d. Mengusulkan nama-nama calon pengurus dan anggota Dewan !astoral !aroki untuk periode berikutnya.
!asal Dewan !astoral !aroki Inti
1. Dewan !astoral !aroki Inti adalah Wadah KoordinatiI yang terdiri dari !engurus Dewan !astoral !aroki, !astor !embantu, Diakon, Ketua Stasi, Ketua Wilayah, dan Ketua Seksi. 2. Tugas Dewan !astoral Inti. a. Menyusun kebijakan dan program kerja jangka pendek serta jangka panjang kegiatan pastoral paroki. b. Mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan pastoral di paroki, stasi, wilayah, dan para seksi. c. Melaksanakan program yang telah disahkan Dewan !astoral !aroki !leno dan mempertanggung-jawab- kan pelaksanaan program kerjanya. d. Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada Dewan !astoral !aroki !leno. 73
Pasal 7 Dewan !astoral !aroki Harian
1. Dewan !astoral !aroki Harian adalah Badan !engurus yang bertugas menyelenggarakan karya pastoral paroki se- hari-hari. 2. Dewan !astoral !aroki Harian terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Dewan !astoral !aroki, !astor !embantu, dan beberapa Anggota yang dipilih dari Dewan !astoral !aroki. . Tugas Dewan !astoral !aroki Harian: a. Mewakili Dewan !astoral !aroki dalam menjalin hubungan dengan keuskupan, paroki lain, atau instansi- instansi resmi yang lain. b. Melaksanakan kegiatan pelayanan pastoral dan hal-hal keparokian yang berhubungan dengan administrasi dan kesekretariatan secara konkrit. c. Menyelenggarakan rapat-rapat Dewan !astoral !aroki serta pertemuan-pertemuan lain yang dinilai perlu demi kemajuan dan perkembangan karya pastoral paroki. d. Menginventarisasi karya-karya pastoral di paroki terutama mengenai tempat, bentuk, dan kegiatannya. e. Menyampaikan laporan tahunan kepada Uskup diosesan.
!asal 8 Stasi
1. Susunan !engurus Stasi disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Anggota. 2. !engurus Stasi dipilih oleh umat beriman stasi setempat dan dilantik oleh !astor !aroki dalam !erayaan karisti di Gereja Stasi. 74
. Ketua Stasi mewakili stasinya dalam Dewan !astoral !aroki Inti. . !engurus Stasi betugas: a. Bersama !astor Stasi mengkoor- dinasikan pelayanan dan kegiatan pastoral di stasi. b. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan pastoral di stasinya kepada Dewan !astoral !aroki melalui ketuanya. c. Menyampaikan hasil rapat Dewan !astoral !aroki kepada pengurus- pengurus lingkungan dalam stasinya.
!asal 9 Wilayah
1. Susunan !engurus Wilayah disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Anggota. !engurus Wilayah hendaknya tidak merangkap sebagai !engurus Lingkungan, kecuali keadaan menuntutnya. 2. !engurus Wilayah dipilih oleh umat beriman setempat dan diusulkan kepada !astor !aroki. . Ketua Wilayah mewakili wilayahnya dalam Dewan !astoral !aroki Inti. . Tugas !engurus Wilayah: a. Bersama !astor Wilayah mengkoor- dinasikan kegiatan-kegiatan pastoral dalam lingkungan-lingkungan di wilayahnya agar dapat terlaksana dengan baik. b. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan kegiatan-kegiatan pastoral di lingkungan-lingkungan wilayahnya kepada Dewan !astoral !aroki melalui ketuanya. c. Menyampaikan hasil rapat Dewan !astoral !aroki dan pertemuan-per- temuan lain yang berhubungan dengan kemajuan dan perkembangan karya pastoral !aroki pada umum- nya kepada pengurus lingkungan- lingkungan di wilayahnya. 75
!asal 10 Lingkungan
1. !engurus Lingkungan dipilih dan diangkat oleh umat di lingkungan yang bersangkutan. 2. Susunan !engurus Lingkungan disesuaikan dengan kebutuhan setempat dan sebaiknya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Anggota. . !engurus Lingkungan bertugas: a. Melaksanakan keputusan rapat Dewan !astoral !aroki dan rapat !engurus Wilayah. b. Mengusahakan keakrababan dan kerja-sama umat dalam lingkungannya. c. Melakukan pendataan, pencatatan, dan tertib administrasi umat di lingkungannya. d. Menampung permasalahan lingkungan dan menyampaikan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh lingkungan sendiri kepada Ketua Wilayah, Dewan !astoral !aroki, atau !astor-!aroki. e. Memperhatikan keluarga-keluarga umat lingkungan, terutama yang berkekurangan, agar mendapatkan pelayanan oleh seksi yang bersangkutan. I. Memperhatikan dan mengupayakan perkembangan iman anak, remaja, dan umat di lingkungannya.
!asal 11 Seksi
1. Jenis dan jumlah seksi dibentuk sesuai dengan keadaan dan kebutuhan paroki serta sedapat mungkin mengacu pada komisi- komisi yang ada di keuskupan, yakni: Komisi Kataketik, Kitab 76
Suci, Komunikasi Sosial, Karya Misioner, Liturgi, Keluarga, !engembangan Sosial konomi, Kepemudaan, Kerasulan Awam, !endidikan, Seminari atau !anggilan, Kemahasiswaan, Gender, Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan, serta Keadilan Dan !erdamaian. 2. Ketua Seksi dipilih dan diangkat oleh Dewan !astoral !aroki. !engurus yang lain dan Anggota Seksi diangkat oleh Ketua Seksi bersangkutan setelah berkonsultasi dengan Dewan !astoral !aroki. . Susunan dan jumlah !engurus dan Anggota Seksi disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan setempat. . Dalam melaksanakan suatu kegiatan Seksi dapat dan sebaiknya bekerja-sama dengan Seksi lain yang terkait. 5. Tugas Seksi adalah sebagai berikut: 5.1. Seksi Katekese Mengupayakan pewartaan dan pengajaran agar iman dan moral kristiani dikenal, dihayati, dan dikembangkan dengan melaksanakan pembinaan calon baptis, calon Jcomuni pertama, calon penguatan, dan pengajaran agama di sekolah-sekolah katolik, serta pengajaran agama katolik di sekolah- sekolah non-katolik di wilayah paroki. 5.2. Seksi Kitab Suci Membimbing umat untuk lebih mengenal dan mencintai Sabda Tuhan dengan mendalami Kitab Suci melalui pembentukan kelompok-kelompok pendalaman Kitab Suci dan mempromosikan kegiatan-kegiatan lain untuk tujuan itu. 5.. Seksi Liturgi Membantu penyelenggaraan !erayaan karisti, Ibadat- Ibadat, dan Devosi agar dapat berjalan dengan baik dengan mengkoordinasikan dan membimbing umat untuk mengambil bagian secara sadar, aktiI, dan penuh di 77
dalamnya, sehingga semakin memahami maknanya dalam kehidupan. Selain itu. memprakarsai kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan liturgi untuk mengembangkan dan memperdalam iman. 5.. Seksi Komunikasi Sosial Mengusahakan dengan semangat kristiani penggunaan media cetak dan elektronik sebagai sarana komunikasi, sehingga iman umat berkembang dan pewartaan dapat di- laksanakan dengan sebaik-baiknya. 5.5. Seksi Kerasulan Keluarga Mempersiapkan, membina, dan mendampingi keluarga- keluarga secara katolik dengan menyelenggarakan !ersiapan !erkawinan dan pembinaan keluarga-keluarga muda memprakarsai kegiatan-kegiatan yang dapat membantu umat untuk memahami arti dan tujuan per- kawinan katolik menyelenggarakan konsultasi mengenai kehidupan rumah-tangga. 5.. Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi Melayani kegiatan karitatiI dan pemberdayaan membantu umat dalam pengaturan ekonomi rumah- tangga membantu meningkatkan penghasilan keluarga menyadarkan dan mendorong umat untuk memperhatikan sesama yang miskin atau berkekurangan meng- koordinasikan kegiatan Aksi !uasa !embangunan dan Aksi Adven !embangunan. 5.. Seksi Pendidikan Mendorong seluruh umat untuk memberikan perhatian bagi pendidikan di paroki. Membantu anak- anak agar memperoleh pendidikan yang layak baik Iormal maupun non-Iormal, dengan berbagai kemudahan atau dengan biaya sesuai dengan kemampuan umat paroki. 5.8. Seksi Kepemudaan 78
Membina kaum muda melalui dorongan dan pendampingan untuk mengambil bagian secara aktiI dalam kegiatan- kegiatan gerejawi dan kemasyarakatan, sehingga mereka berkembang dan siap menjadi generasi penerus Gereja, bangsa, dan negara yang dapat diandalkan dan penuh semangat. 5.9. Seksi Kerasulan Awam Mendorong kaum awam untuk secara aktiI mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sebagai anggota Gereja sekaligus warga negara, khususnya dalam bidang-bidang yang khas bagi mereka, yaitu: pengaturan dan pengembangan tata duniawi dengan semangat katolik serta politik praktis. 5.10. Seksi Seminari/Panggilan Menyadarkan seluruh umat akan tanggung-jawabnya untuk menumbuhkan panggilan menjadi pastor dan lembaga hidup bakti, serta mendorong mereka untuk berpe- ran-serta dalam pendidikan bagi mereka yang dipanggil untuk menjalani kehidupan itu. 5.11. Seksi Kemahasiswaan Bekerja sama dengan !astor Rapelan Mahasiswa melengkapi pembinaan mahasiswa khususnya yang berkuliah di !erguruan Tinggi Negeri berkenaan dengan pengembangan diri dan penghayatan iman mereka. 5.12. Seksi Gender Menyadarkan dan mewujudkan persamaan hak dan kewajiban serta peran-serta perempuan dalam kehidupan masyarakat umum dan menggereja khususnya. 5.1. Seksi Karya Misioner Menyadarkan seluruh umat bahwa Gereja tidak tertutup bagi dirinya sendiri. Secara konkrit mendorong seluruh 79
umat untuk memberi perhatian pada penanaman dan pengembangan iman pada diri anak-anak dan remaja serta mengajarkan kepada mereka semangat untuk mewartakan Kristus beserta nilai-nilai kristiani yang diimaninya kepada teman sebaya mereka dan yang belum mengenalnya. 5.1. Seksi Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan Mengupayakan terbentuknya dan terbinanya hubungan dan kerukunan dengan saudara-saudara yang beragama dan berkepercayaan lain dalam kehidupan sehari-hari melalui dialog kehidupan dan kerja-sama. 5.15. Seksi Keadilan Dan Perdamaian Menyadarkan umat beriman akan hak dan kewajibannya sebagai warga-negara dan mendorongnya untuk memperjuangkannya dalarh kehidupan sehari-hari.
!asal 12 rganisasi Katolik
1. Susunan pengurus rganisasi Katolik ditentukan berdasarkan statuta masing- masing dan hendaknya !astor !aroki mengangkat seorang moderator atau pembimbing rohani. 2. Tugas rganisasi Katolik adalah membantu dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pastoral paroki sesuai dengan Anggaran Dasar organisasi. Bantuan dan peran-sertanya dalam kegiatan- kegiatan pastoral disesuaikan dengan kebijakan paroki dan dalam pelaksa- naannya berkoordinasi dengan Dewan !astoral !aroki.
!asal 1 !erkumpulan Katolik
1. Susunan dan pengurus !erkumpulan Katolik ditentukan berdasarkan peraturan perkumpulan masing-masing (bdk. kan. 95 80
1-2) dan hendaknya di setiap paroki diangkat seorang moderator atau pembimbing rohani. 2. Tugas !erkumpulan Katolik adalah membantu dan melaksanakan kegiatan- kegiatan pastoral paroki sesuai dengan tujuan perkumpulan yang bersangkutan. Bentuk bantuan dan peran- sertanya dalam kegiatan-kegiatan pastoral disesuaikan dengan kebijakan paroki dan dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dewan !astoral !aroki. !asal 1 Ahli/Cendekiawan 1. Tugas Ahli/Cendekiawan adalah membantu !astor-!aroki dan Dewan !astoral !aroki sesuai dengan pengetahuan atau ketrampilannya yang khusus (bdk. kan. 228 2). Sedapat mungkin mereka lebih memusatkan perhatian pada penelitian dan pengembangan paroki secara umum. 2. Bantuan dan peran-sertanya dapat disampaikan dalam rapat maupun di luar rapat, secara perseorangan atau secara kelompok.
!asal 15 Tugas Dan Tanggung-jawab !astor !aroki 1. !astor-!aroki adalah Imam yang kepadanya dipercayakan reksa pastoral suatu paroki sebagai gembalanya sendiri oleh Uskup Diosesan. Sebagai !elayan Kristus dan dibawah otoritas Uskup, ia mengambil bagian dalam karya pengajaran, penyucian, dan penggembalaan dalam kerja-sama dengan klerikus (Imam atau Diakon) yang diperbantukan kepadanya dan dengan bantuan umat beriman kristiani paroki, sesuai dengan hukum yang berlaku (kan. 519). 2. !astor-!aroki bertugas membina kerja- sama yang sebaik-baiknya dengan Uskup, rekan Imam dan Diakon yang berkarya di paroki bersangkutan dan sekeuskupan, pemeluk hidup bakti, dan umat beriman kristiani Awam (! 8 kan. 529 2). 81
. !astor-!aroki harus dengan bijaksana mengakui dan mengembangkan peranan khas kaum kristiani Awam dalam hidup dan perutusan Gereja pada umumnya dan mengupayakan terbina- nya kesatuan kaum beriman dalam lingkup paroki. . !astor-!aroki hendaknya dengan sungguh-sungguh memberdayakan Dewan !astoral !aroki agar tugas pelayanannya dapat terlaksana dengan sebaik- baiknya. 5. !astor-!aroki yang akan meninggalkan parokinya lebih dari dua (2) minggu berturut-turut atas izin Uskup berkewajiban memberitahukannya kepada !engurus Dewan !astoral !aroki yang lain.
!asal 1 Tugas Dan Tanggung-jawab !astor !embantu 1. !astor !embantu adalah Imam yang ditunjuk oleh Uskup untuk membantu !astor-!aroki dalam pelaksanaan tugas- tugas penggembalaan di paroki (CD 0 kan. 55 2). 2. Dalam menjalankan tugasnya !astor !embantu terikat kewajiban: a. Menggerakkan, mengilhami, dan menggalang kerukunan dan kesatuan umat beriman. b. Mengembangkan persaudaraan, rasa saling menghormati, cinta- kasih, dan saling membantu dengan nasihat dan perbuatan (bdk. ! 1). c. Mengutamakan tugas keparokian daripada kegiatan lain, kecuali tugas khusus yang dipercayakan kepadanya oleh Uskup. . !astor !embantu dapat ditunjuk oleh Uskup sebagai Administrator !aroki apabila !astor-!aroki berhalangan untuk menjalankan Iungsinya (kan. 59).
82
!asal 1 Tugas dan Tanggung-jawab Diakon 1. Diakon memiliki tugas membantu !as- tor-!aroki dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan pastoral tertentu sesuai dengan norma yang berlaku dalam rangka menyiapkan diri untuk menjadi Imam atau Diakon !ermanen. 2. Diakon memiliki tugas: a. Mengenal dan mempelajari arti dan pelaksanaan reksa pastoral paroki pada umumnya serta mengambil bagian di dalamnya sesuai dengan petunjuk !astor !aroki. b. Mengenal dan mempelajari Dewan !astoral !aroki dan Dewan Keuangan !aroki susunan, kepengurusan, tata-keija, dan Iungsinya.
!asal 18 Tugas Dan Tanggung-jawab!astor Lain Yang Berkarya Di !aroki 1. !astor lain yang berkarya dalam suatu paroki adalah Imam yang karena tugasnya yang khusus membantu paroki itu atau karena alasan lain bertempat- tinggal di paroki itu tetapi tidak diba- wah yurisdiksi !astor-!aroki setempat. 2. Dalam melaksanakan tugasnya yang khusus bagi suatu paroki atau ber- tempat-tinggal di suatu paroki, Imam itu terikat kewajiban: a. Mengilhami dan memelopori kesatuan umat beriman. b. Mewujudkan persaudaraan dan ker- ja-sama dengan !astor- !aroki, !astor !embantu, dan Diakon di paroki itu dalam pelayanan, pewartaan, dan penggembalaan. c. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pelayanan atau kegiatannya yang khusus sebaik-baiknya sehingga tidak merugikan umat beriman kristiani di paroki itu. 83
!asal 19 Tugas Dan Tanggung-jawab Hidup Bakti 1. !emeluk hidup bakti memiliki tugas yang tak terpisahkan dari hidup, kesucian, dan karya misioner Gereja di paroki, tempat mereka tinggal, melalui kesaksian hidup. 2. Mereka hendaknya membantu paroki dalam mewujudkan karya kerasulan menurut cita-cita dan ciri khas Tarekat masing-masing (indole). . Mereka dipanggil untuk mendukung kehidupan paroki dengan doa, laku- tapa, karya amal-kasih, dan kegiatan pastoral sesuai dengan ciri khas mereka. !asal 20 Umat Beriman Awam 1. Umat beriman kristiani Awam, karena Sakramen !embaptisan dan !enguatan, bertugas merasul dan mengusahakan agar warta keselamatan ilahi dikenal dan diterima oleh orang di seluruh dunia, terutama yang hanya oleh mereka warta itu dapat disampaikan (kan. 225 1). Mereka juga terikat pada kewajiban khas Awam untuk meresapi dan menyempurnakan tata-duniawi dengan semangat Injil (LG 1 CL 9 kan. 225). 2. Umat beriman kristiani Awam berkewajiban mengambil bagian dalam usaha mewujudkan Kerajaan Allah sesuai dengan proIesi dan keahlian masing- masing di paroki (bdk. kan. 225 2). . Umat beriman kristiani Awam sudah semestinya memegang peran utama dalam tugas mengenali, menganalisis, serta menangani pelbagai masalah kemasyarakatan yang dihadapi Gereja karena pengalaman mereka yang lebih luas dan nyata dalam hidup berma- syarakat pada umumnya (bdk. kan. 228 1-2). . Umat beriman kristiani Awam berkewajiban menciptakan suasana kehidupan serta melakukan upaya-upaya agar panggilan menjadi pastor dan pemeluk hidup bakti dapat tumbuh dan berkembang 84
dalam diri anak-anak, remaja, dan kaum muda pada umumnya (!C 2 ! 11). 5. Umat beriman kristiani Awam dapat diminta untuk menjadi rekan- kerja dalam pelaksanaan kuasa yurisdiksi (kan. 129 2) sesuai dengan hukum dalam pengudusan, pengajaran, dan pemerintahan gerejawi di paroki. !asal 21 KualiIikasi Anggota Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan !astoral !aroki adalah: 1. Umat beriman kristiani yang sekurang- kurangnya sudah dua tahun dibaptis. 2. Memiliki integritas iman, moral, dan pribadi serta diterima umat. . Memiliki kepedulian dan semangat pelayanan. . Memiliki waktu dan bersedia melayani. 5. Memiliki kemampuan dan dapat be- keija-sama dengan baik. . Bersedia mengucapkan janji setia untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan menyelesaikan segala permasalahan yang muncul hanya dalam Iorum gerejawi (tidak dalam Iorum sipil).
!asal 22 Cara !emilihan Cara pemilihan anggota Dewan !astoral !aroki diatur dan ditentukan dalam !edoman !elaksanaan atau Anggaran Rumah Tangga !aroki.
!asal 2 !engesahan Dan !elantikan Dewan !astoral !aroki disahkan dan dilantik oleh Uskup atau orang yang mewakilinya dalam perayaan liturgi bersama umat. 85
!asal 2 Masa Bakti 1. Masa Bakti pengurus (selain !astor- !aroki) dan anggota (selain !astor !embantu, dan Diakon) Dewan !astoral !aroki adalah (tiga) tahun. 2. Setelah masa bakti selesai, pengurus (selain !astor-!aroki) dan anggota (selain !astor !embantu dan Diakon) Dewan !astoral !aroki dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa bakti berikutnya, kecuali dengan alasan tertentu ditentukan lain oleh !astor- !aroki dan disetujui Uskup Diosesan.
!asal 25 Akhir Masa Bakti Kepengurusan dan keanggotaan dalam Dewan !astoral !aroki berakhir, apabila: 1. Mengundurkan diri dan diterima oleh Dewan !astoral !aroki Harian. 2. Diberhentikan oleh !astor-!aroki setelah mendapat persetujuan dari Dewan !astoral !aroki Harian. . Berpindah domisili atau kuasi-domisili ke paroki lain. . Terkena hukuman gerejawi ekskomunikasi atau interdik (kan. 11-12). 5. Meninggal.
!asal 2 Suasana Kerja 1. Suasana kerja Dewan !astoral !aroki dikembangkan dalam semangat kekeluargaan dan saling meneguhkan iman dalam semangat persaudaraan kristiani, sehingga terwujud kepemimpinan kolegial-partisipatiI. 2. !eraturan-peraturan Dewan !astoral !aroki bertujuan memupuk semangat ketertiban dan keteraturan sehingga pelayanan kepada 86
umat dapat dilaksanakan secara eIektiI, eIisien, dan menjangkau lebih banyak orang. !asal 2 Rapat 1. Rapat Dewan !astoral !aroki !leno diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan atau sewaktu-waktu apabila dianggap perlu oleh !astor- !aroki rapat Dewan !astoral !aroki Inti sekurang-kurangnya sekali dalam dua bulan rapat Dewan !astoral !aroki Harian sedapat mungkin sekali dalam sebulan. 2. Rapat dipimpin oleh Ketua. Ketua dapat menunjuk Wakil Ketua atau orang lain untuk mewakilinya. . Keputusan rapat sedapat mungkin diambil melalui musyawarah untuk muIakat. . Hasil rapat dicatat dalam notulen rapat dan diarsipkan di paroki.
!asal 28 !ertanggung-jawaban !ada tiap akhir tahun, Dewan !astoral !aroki berkewajiban membuat laporan pertanggung-jawaban kepada keuskupan mengenai kegiatan, keadaan, dan perkembangan pastoral paroki secara umum.
!asal 29 Administrasi Dan Arsip !aroki 1. Dewan !astoral !aroki bertanggung- jawab atas administrasi dan arsip yang lengkap, aktual, rapi, dan juga penyediaan ruang khusus/tempat untuk menyimpan dengan aman dokumen- dokumen, buku-buku, dan surat-surat resmi lainnya. 2. Data administratiI yang harus ada dan menjadi tanggung-jawab Dewan !astoral !aroki adalah: Buku Baptis, Buku !enguatan, Buku !erkawinan, Buku Intensi Misa, dan Status Animarum (Kartu Keluarga). Selain itu hendaknya !aroki memiliki Buku Komuni !ertama, Kematian, Kronik !aroki, !erkawinan Tertentu, dan Arsip (kan. 55 1-5). 87
. Sekretaris Dewan !astoral !aroki ber- tanggung-jawab atas administrasi dan arsip paroki tersebut. Setiap waktu Uskup atau orang yang ditugasi olehnya dapat memeriksa buku-buku, arsip, dan dokumen-dokumen itu (kan. 55 ).
!asal 0 Karyawan !aroki 1. Apabila dinilai perlu dan keadaan membutuhkan, Dewan !astoral !aroki dapat mempekerjakan karyawan full- timer (penuh waktu) atau part-timer (paruh waktu) untuk melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan. 2. !ersyaratan kerja, pengangkatan, penggajian, dan jaminan kesejahteraan pekerja hendaknya mengacu pada ketentuan yang berlaku di wilayah kerja Keuskupan Bogor dan dengan persetujuan Dewan Keuangan !aroki.
!asal 1 Ketentuan !eralihan 1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Statuta ini akan disusulkan kemudian dengan Keputusan Uskup atau bentuk lain dan akan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Statuta ini. 2. Hal-hal tertentu dari Statuta ini yang memerlukan pengaturan lebih lanjut diatur dalam Aturan atau !edoman !elaksanaan.
!asal 2 !enutup 1. Statuta ini mulai berlaku sejak disahkan. 2. Dengan berlakunya Statuta Dewan !astoral !aroki Keuskupan Bogor yang baru ini, !edoman Dewan !astoral !aroki Keuskupan Bogor 2 April 2000 dinyatakan tidak berlaku.
Disahkan di Bogor, 18 Maret 2008
88
Ttd
Mgr. Michael Angkur, M Uskup Keuskupan Bogor
Dokumen Gereja :
AA : Apostolicam Auctositatem (Dekrit tentang Kerasulan Awam, 18-11-195) AG : Ad Gentes (Dekret tentang Kegiatan Misioner Gereja, -12- 195) CD : ristus Dominus (Dekret tentang Tugas !astoral !ara Uskup dalam Gereja, 28-10-195) KHK : Kitab Hukum Kanonik, yang di- promulgasikan atau diundangkan 25-1-198. 89
CL : ristifideles Laici (Adhortasi Apostolik tentang Kaum Beriman Awam, 0-12-1998) LG : Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, 21-11- 19) ! : Presbyterorum Ordinis (Dekret tentang !elayanan dan Kehidupan para Imam, -12-195) !C : Perfeetae aritatis (Dekret tentang !embaruan Hidup Religius, 28-10-195) SC : Sacrosanctum oncilium (Konstitusi tentang Liturgi Suci, - 12-19) UR : Unitatis Redintegratio (Dekret tentang kumenisme, 21-11- 19)
dewun keuungun purokI
Pengantar 108
!aroki adalah badan hukum (kan. 515 ) yang dalam urusan yuridisnya diwakili oleh !astor-!aroki (kan. 52). Dengan demikian !aroki mempunyai hak untuk memperoleh (acquirere), memiliki (reti- ere), mengelola (administrare), dan mengalih-milikkan (alienare) harta-benda (kan. 125 1 dan 1255). Tujuan dari hak itu adalah: penyelenggaraan ibadat ilahi, penghidupan klerus (pelayan yang ditahbiskan) dan para pelayan gerejawi lain, pelaksanaan karya kerasulan suci, serta pelaksanaan karya amal-kasih terutama kepada orang miskin (kan. 125 2). Mengingat harta-benda itu berkaitan erat dengan kehidupan, kesucian, dan misi Gereja secara umum, semua tindakan atau bentuk penanganan atasnya haruslah diupayakan sebaik mungkin sesuai dengan norma universal dan norma yang ditetapkan oleh Uskup Diosesan (kan. 5). Dalam hal ini !astor-!aroki bertanggung-jawab atas pelaksanaannya secara konkrit. Termasuk dalam tanggung- jawabnya itu adalah pengelolaan persembahan umat beriman yang diterimanya sesuai dengan norma partikular yang berlaku (kan. 128 2). Untuk membantu pelaksanaan tanggung- jawab !astor-!aroki itu, hendaknya di- bentuk suatu dewan yang di dalamnya berpartisipasi beberapa umat beriman terpilih (kan. 5). Mengenai pembentukan dewan itu, Sinode Keuskupan Bogor tahun 2002 menyarankannya untuk segera dilakukan. Alasannya, perumusan visi dan misi yang telah dihasilkan, berbagai permasalahan pastoral yang dibahas, dan beberapa pokok kebijakan pastoral yang ditetapkan, tidak akan mungkin dapat dijalankan dengan semestinya tanpa pembenahan yang lebih baik dalam management harta-benda gerejawi itu. Hal yang sama ditegaskan oleh Kebijakan !astoral yang dirumuskan dalam Temu !astoral 200. Dalam pembentukan dan pelaksanaan dewan itu hendaknya sungguh-sungguh dipegang teguh berbagai prinsip yang khas gerejawi 109
walaupun tidak harus mengurangi legalitas dan legitimitas sipil. !engurus yang diangkat untuk itu hendaknya bertindak sebagai seorang ayah yang bijaksana dalam keluarga (kan. 128 1). Sekaligus prinsip akuntabilitas, credibilitas, dan transparansi hendaknya menjadi pegangannya dan diterapkan secara bertanggung- jawab.
!asal 1 Hakikat Dewan Keuangan !aroki 1. Dewan Keuangan !aroki adalah suatu badan yuridis gerejawi yang pembentukan, tujuan, susunan kepengurusan, dan kegiatannya didasarkan pada hukum universal dan norma yang ditetapkan oleh Uskup Diosesan (bdk. kan. 5 dan 1280). 2. Dalam dewan itu berperan-serta beberapa Umat Beriman yang dipilih berdasarkan norma yang ditetapkan oleh Uskup Diosesan (kan. 5). . Dewan itu mempunyai suara deliberatiI (menentukan) atau konsultiI (menasihatkan) dalam hal-hal yang telah ditetapkan oleh Hukum Gereja Universal dan ketentuan Uskup Diosesan.
!asal 2 Tujuan, ungsi, Wewenang, dan Tugas 1. Dewan Keuangan !aroki bertujuan mewujudkan kepengurusan atas harta- benda gerejawi paroki secara bertang- gung-jawab sehingga bermanIaat secara optimal bagi hidup, kesucian, dan misi Gereja di paroki. 2. Dewan Keuangan !aroki berIungsi sebagai pembantu !astor-!aroki dalam memperoleh, memiliki, mengelola, dan mengalih-milikkan harta-benda gerejawi paroki. . Dewan Keuangan !aroki berwenang menetapkan aturan pelaksanaan, pengurusan, dan pengawasan harta- benda gerejawi paroki berdasarkan kebijakan keuskupan. 110
. Dewan Keuangan !aroki bertugas: a. Menginventarisasi harta-benda gerejawi paroki dan mengamankannya dengan berbagai tindakan atau hal yang perlu terutama berkenaan dengan hukum sipil (kan. 128 2 n. 2). b. Mengembangkan keuangan paroki dengan cara-cara yang legitim. c. Membuat perencanaan anggaran pemasukan dan pengeluaran setiap tahun. d. Melakukan pembukuan dan penyusunan laporan pertanggung- jawaban setiap tahun kepada keuskupan. e. Menetapkan besarnya uang untuk pelaksanaan kegiatan dewan, organisasi, dan kelompok dalam paroki. I. Menetapkan bentuk, cara, dan waktu pembukuan dan pelaporan keuangan bagi dewan, organisasi, dan kelompok dalam paroki. g. Menetapkan peraturan mengenai pemanIaatan atau penggunaan harta- benda paroki. h. Menetapkan peraturan mengenai tariI, sumbangan, persembahan, dan dana sosial karitatiI yang tidak bertentangan dengan norma gerejawi umum dan ketentuan keuskupan. i. Mengawasi penggunaan harta-benda gerejawi paroki secara umum. j. Memeriksa pembukuan dewan, organisasi, dan kelompok dalam paroki. k. Mengawasi penghidupan para pelayan gerejawi biasa (Imam, Diakon, dan rater), balas-jasa pelayan luar biasa (kalau ada), dan penggajian atau pengupahan para pegawai atau karyawan paroki.
!asal Kepengurusan dan Keanggotaan Dewan Keuangan !aroki terdiri dari: a. Seorang Ketua 111
b. Seorang Bendahara c. Seorang Sekretaris d. Tiga orang Anggota
!asal !engangkatan !engurus dan Anggota 1. Ketua adalah !astor-!aroki ex officio. 2. Sekretaris, Bendahara, dan Anggota adalah Umat Beriman yang diusulkan oleh !astor !aroki, disetujui, dan diangkat oleh Uskup Diosesan. . Mengingat !engurus dan Anggota Dewan Keuangan !aroki berperan-serta dalam jabatan kanonik yang penting, mereka diangkat melalui Surat Keputusan dan dilantik dalam perayaan liturgi bersama umat. !asal 5 KualiIikasi Umat Beriman Kristiani yang dapat diangkat menjadi !engurus atau Anggota Dewan Keuangan !aroki adalah yang: a. Memiliki kesatuan penuh dengan Gereja Katolik ((kan. 512 1), b. Memiliki integritas iman, moral, dan pribadi, yang terwujud terutama dalam kejujuran, ketelitian, dan kebijaksanaan (bdk. kan. 512 ), c. Ahli atau berpengalaman dalam hal hukum sipil dan ekonomi (bdk. kan. 92 1), d. Tidak memiliki hubungan darah atau kesemendaan dengan !astor- !aroki sampai tingkat keempat. e. Bersedia untuk memahami ketentuan Kitab Hukum Kanonik, Buku ', mengenai Harta-benda Gereja, dan menaatinya (bdk. kan. 9), I. Bersedia menyatakan sumpah untuk menjalankan tugas dengan setia menurut iman katolik (kan. 128 n. 1). 112
g. Menyelesaikan permasalahan yang muncul hanya dalam Iorum gerejawi (tidak dalam Iorum sipil), kecuali diputuskan lain oleh Uskup Diosesan (bdk. kan. 1288).
!asal Semangat, Cara, dan Rapat 1. Dalam melaksanakan Iungsi, wewenang, dan tugas hendaknya semua yang terlibat mendasarkan diri pada semangat kolegialitas, kejujuran, dan keterbukaan dengan memusatkan perhatian pada perkembangan hidup, kesucian, dan misi Gereja universal, keuskupan, dan terutama paroki (bdk. kan. 1282). 2. Mereka berkewajiban untuk menghadiri setiap rapat yang diadakan, mengambil bagian secara sadar, aktiI, dan penuh, serta menjaga kerahasiaan setiap pembicaraan dan hasilnya kecuali menurut hakikatnya atau penilaian !astor-!aroki menyarankan lain. . Rapat Dewan keuangan !aroki diadakan: a. Sebulan sekali. b. Setiap kali ada kebutuhan penting dan mendesak serta disetujui !astor- !aroki. !asal Hasil Rapat 1. Hendaknya diupayakan agar semua keputusan diambil dengan musyawa- rah-muIakat. 2. Hasil rapat hendaknya dituangkan dalam tulisan dan disahkan oleh !astor-!aroki. . Hanya bila disetujui oleh !astor-!aroki, hasil rapat yang berupa kebijakan atau keputusan lain dapat diumumkan atau ditindak- lanjuti.
!asal 8 Masa Bakti 1. Masa-bakti Ketua Dewan Keuangan !aroki berlangsung selama memangku jabatan sebagai !astor-!aroki. 113
2. Masa-bakti Sekretaris, Bendahara, dan Anggota Dewan Keuangan !aroki adalah (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali dua kali masa bakti berikutnya secara berturut-turut (bdk. kan. 92 2).
!asal 9 Berhentinya Jabatan 1. !engajuan untuk mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris, Bendahara, dan Anggota Dewan Keuangan !aroki dilakukan secara tertulis dan hanya berlakyi apabila diterima dengan jawaban yar/g tertulis juga dan disahkan oleh Uskup. 2. Masa-bakti otomatis terhenti apabila terkena hukuman gerejawi ekskomunikasi atau interdik (kan. 11-12). . Diberhentikan oleh Uskup Diosesan dengan surat tertulis karena alasan yang penting dan mendesak menurut penilaian Uskup Diosesan itu. . Melakukan tindak pidana yang menyebabkannya dipidana menurut Hukum Sipil. 5. Meninggal dunia. . Berpindah tempat tinggal ke paroki lain.
!asal 10 Jabatan !astor-!aroki Lowong Ketika jabatan !astor !aroki lowong, Dewan Keuangan tetap menjalankan tugasnya dipimpin oleh !astor yang menjabat !astor !aroki, kecuali dengan jelas ditentukan lain oleh Uskup.
!asal 11 Buku dan Karyawan !aroki 1. Agar pencatatan administratiI, penyimpanan dokumen, pengarsipan, dan terutama pembukuan harta-benda sehari- hari dapat dilakukan dengan baik, sebaiknya diangkat karyawan full- timer (penuh waktu) atau part-timer (paruh waktu) yang bekerja dibawah otoritas Dewan Keuangan !aroki. 114
2. Buku-buku yang harus ada dan dalam tanggung-jawab Dewan Keuangan !aroki: Buku Inventaris, Buku Kas !aroki, Buku Intensi Misa, dan yang menurut !aroki perlu. . !ersyaratan kerja, pengangkatan, penggajian, dan jaminan kesejahteraannya hendaknya mengacu pada undang- undang sipil dan prinsip-prinsip yang ditetapkan Gereja (kan. 128 n. 1-2).
!asal 12 !eralihan 1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Statuta ini akan diatur melalui Keputusan Uskup Diosesan secara langsung. Keputusan langsung itu akan disusulkan pada Statuta ini dan menjadi bagiannya yang tidak terpisahkan. 2. Hal-hal dari Statuta ini yang memerlukan penjelasan atau pengaturan lebih lanjut diatur dalam ketentuan lain yang disahkan oleh Uskup Diosesan. !asal 1 !erubahan dan Berlakunya 1. Hanya Uskup Diosesan berwenang untuk mengubah, menambah, atau mengurangi ketentuan Statuta ini setelah membicarakannya dengan Dewan Imam. 2. !edoman ini berlaku pada waktu disahkan oleh Uskup Diosesan dan sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali seturut kehendaknya.